Anda di halaman 1dari 8

Be a Special Class

~ Better Than a Friends ~

Narator : Kenal Special Class? Kamu yang bersekolah di Harmony Lab School pasti
mengenal kelas ini. Salah satu kelas khusus angkatan 2 SMA, yang hanya ada di sekolah ini.
Singkatnya, Special Class adalah kelas spesial beranggotakan 8 siswa dengan bakat istimewa.
Kelas yang menjadi tampungan prestasi bagi Harmony Lab School. Sekaligus kelas idaman dan
dambaan para siswa.
Tahun ini, Special Class memiliki anggota baru yang telah masuk dan belajar di Special
Class. Anggotanya adalah Sinta, Wakil Ketua Special Class. Memiliki bakat alami, mengetahui
kata hati orang dan dapat mengetahui orang yang berbohong. Mario, siswa baru yang ada di
Harmony Lab School. Dia pindah semester terakhir di angkatan 1. Mario adalah laki laki dingin
dan egois.
Bella, gadis pendiam dan terkadang bisa heboh sendiri saat sedang senang. Sama seperti
Sinta, Bella memiliki kelebihan alami, yaitu membaca pikiran lawan bicaranya. Monnica,
sahabat Sinta. Gadis pintar dan pandai menulis. Regina, anak Kepala Sekolah Harmony Lab
School. Dia memiliki kelebihan alami dan paling mencolok diantara teman temannya, yaitu
kemampuan mengendalikan benda.
Joe dan Raka. Dua sahabat yang sulit dipisahkan. Joe, adalah anak yang nakal dan sulit diatur
di Special Class. Sedangkan Raka, masih lebih baik dibanding Joe, walau sama sulit diatur.
Orangtua Raka memiliki sebuah panti asuhan yang selama ini menjadi sumber kehidupan
keluarga Raka. Yang terakhir, Nicole. Anak yang baik dan penurut. Nicole adalah Ketua Kelas
Special Class, dan sangat berguna bagi orang orang yang ada di Special Class. Dan dia memiliki
kebiasaan yang luar biasa menyebalkan, kalian tahu apa? Selalu datang terlambat.
Selain Special Class, ada lagi kelas khusus di Harmony Lab School. Yaitu kelas khusus
angkatan 2, yang diisi oleh siswa siswi dengan nilai tertinggi Ujian Kenaikan Kelas. Yaitu Star
Class.
Namun, Special Class tahun ini berbeda dengan Special Class tahun dulu apa itu?
( Suasana kelas awalnya tenang karena sedang mengikuti ulangan. Namun, tiba tiba pulpen
Mario terlempar sendiri.)
( Mario menggebrak meja pelan, yang membuat semuanya memperhatikannya)
Mario : Eh, Gin! Apa maksud loe?
Regina : Aku? Kok aku? Memangnya kamu kenapa?
Mario : Pulpen gue terbang sendiri! Enggak ada orang lain yang bisa kaya gitu selain loe di
kelas ini!
Regina : Tangan kamu licin kali. Atau pulpen kamu enggak suka sama kamu.
Mario : Jangan cari masalah loe, Gin.
Regina : Ya, kamu yang duluan.
( Sementara Regina dan Mario berdebat, Sinta yang duduk di depan Mario mengambil kertas
ulangannya lalu dirobek. Baru saja, Sinta senang, tapi dia sadar, kertas ulangannya juga hilang.
Sejurus kemudian dia menyadari, Joe yang mengambil kertas ulangannya.)
Sinta : Kertas ulanganku mana, Joe?!
Joe : Mana ku tahu! Ditiup angin kali.
Sinta : Kamu, ya!
Narator : Tanpa mereka sadar seseorang gadis memandang heran kearah Special Class yang
nampak ribut.
Sang gadis (dalam hati) : Loh, kok Special Class kayak gini?
( Mario yang sudah terlanjur kesal, duduk dengan menghempaskan dirinya kesal dibangku.
Namun, dia kembali menghela nafas, karena kertas ulangannya tidak ada.)
Mario : Sin, mana kertas ulanganku?
( Dengan cuek, Sinta melempar kertas ulangan Mario yang telah ia sobek menjadi dua.)
Mario : Sin..!
Sinta : Apa??
Mario : Sin, please, deh. Jangan sok enggak peduli.
Sinta : Serius, Yo. Aku enggak tahu.
Mario : Loe yang ngerobek kertas ulangan gue, dan.. loe bilang enggak tahu?!
Sinta : Ya, kertas ulangan loe kan yang ke robek??
(Mario bediri kasar.)
Mario : Eh, Nona Pembawa Masalah, berhenti mengganggu hidup gue, dong!
Sinta : Apa kamu bilang? Nona Pembawa Masalah?!
(Nicole tiba tiba datang.)
Nicole : Sinta, Mario. Waktu mengerjakan sudah habis.
Mario : Nik, kertas ulangan gue sobek. Dan wakil loe yang keras kepala plus tukang ganggu
ini yang buat masalah!
Sinta : Yo, bisa enggak kamu enggak menghina orang kaya gitu.?? Kamu keterlaluan!
(Sinta keluar kelas, dengan kesal.)
Nicole : Kamu remedi aja.
(Seorang gadis mengetuk kelas.)
Gadis : Ketua Special Class?
Nicole : Yaa??
Gadis : Di panggil kepala sekolah ke kantor.
Nicole : Oh, ya.. baiklah..
(Sang gadis mengangguk lalu keluar.)
Nicole : Yo, kumpulin kertas ulangannya!
Mario : Gue?? Wakil loe kan Sinta. Ya, suruh dia lah.
Nicole : Kalau kamu berani negur dia sekarang..
(Nicole keluar kelas dengan santai.)
Baiklah. Bisa disingkat kalau Special Class, sangat-sangat berbeda dari konsepnya. Hanya
untuk tahun ini. Konsep Special Class adalah, bersatu untuk menjadi spesial. Namun, hal yang
sebaliknya terjadi. Untuk tahun ini, Special Class secara langsung terbagi menjadi dua kubu.
Yaitu, Kubu Putra dan Kubu Putri. Berperang untuk merebut yang terbaik. Namun, sama-sama
kalah di medan perang.
(Mario jalan ke ruang guru dengan kesal sambil menggumam sesuatu yang tak jelas. Tiba-
tiba, Sinta datang dan menabraknya dengan sengaja. Kertas ulangan Special Class terjatuh.)
Sinta : Ups, sorry, Mario.
Mario : Apaan sih loe, Sin?
(Mario memungut kertas yang jatuh, begitu juga Sinta. Namun, lagi lagi dengan sengaja dia
menumpahkan minumannya diatas kertas ulangan SC.)
Mario : SINTA! Loe sengaja?!
Sinta : Maaf banget, aku enggak sengaja.
Mario : Alasan!
(Mario pergi dengan marah.)
(Sinta tersenyum kemenangan, kemudian membuang kertas ulangan SC. Kemudian
melanjutkan langkahnya.)
(Nicole lari tergopoh gopoh ke Special Class.)
Nicole : Monnic! Gina! Kalian, kalian harus dengar ini!
Monnica : Nicole, Nicole, hei. Tenang.. tarik nafas, hembuskan
(Nicole mengikuti apa yang dikatakan Monnic.)
Regina : Ada berita apaan, Cole?
Nicole : Papamu, mau membubarin kita!

R&M : Apa??!
Regina : Serius?
Monnica : Bagaimana bisa?
Regina : Itu enggak adil!
Monnica : Papa kamu jahat, Gin!
Regina : Loh, kok jadi Papa aku?
Nicole : Monnic, Gina! DIAM!
(Regina dan Monnica diam seketika.)
Regina : Aku harus bicara sama Papa.
(Regina keluar dari kelas.)
Raka : Heboh banget, SC mau dibubarin. Padahal, itu ulah kalian semua.
Monnica : Permisi. Ulah kami? Bukannya kalian??
Raka : Maaf, Monnica.. siapa yang memulai adu mulut? Kalian kan yang duluan?
Monnica : Itu gara gara ulah kalian.
Nicole : Halllloooo, teman teman. Jangan mulai lagi.
Monnica : Pokoknya, apapun kekacauan yang terjadi, itu kalian yang mulai!
Raka : Itu masalah kecil, kalian yang memperbesar.
Joe : Raka.. tenang.
Monnica : Kalian yang salah!
Raka : Kalian itu yang salah!
Monnica : Kalian!
Raka : Enggak bisa, itu salah kalian!
Nicole : Hei!!
(Monnica gemas, dan melempar tas Mario, namun, Raka bisa menghindar. Namun alhasil,
tas Mario mendarat tepat di kaki sang pemilik.)
Kepala Sekolah : Special Class. Menghadap ke kantor kepala sekolah. Sekarang.!
Masalah. Entah itu ulah siapa dan kenapa. Namun, apapun itu, Special Class yang
melakukannya. Dan Special Class juga yang harus menanggungnya. Namun, kali ini, masalah
sama dan selalu berulang itu tak bisa ditoleransi lagi.
Kepala Sekolah : Sudah tiga bulan, kalian dibentuk. Dalam peraturan, seharusnya paling
tidak satu prestasi yang kalian peroleh. Apa kalian memperolehnya?
(Special Class menggeleng serempak.)
Kepala Sekolah : Kalian tahu, peraturannya?
(Special Class mengangguk serempak.)
Kepala Sekolah : Setelah tiga bulan kalian dibentuk, Special Class harus memperoleh
minimal 1 prestasi, kalau tidak. Special Class dibubarkan.
Kepala Sekolah : Jadi, keputusan saya, adalah membubarkan kalian! Hari ini, Special Class
dibu..
(Sinta memotong.)
Sinta : Berikan kami satu kesempatan lagi!
Kepala Sekolah : Kesempatan?? Untuk apa?
Sinta : Tentu saja mempertahankan Special Class.
Kepala Sekolah : Untuk apa kalian mempertahankan Special Class? Selama ini, kalian
hanya membuat ribut dan merusak imej Special Class.
Bella : Tapi, siswa lain tak tahu kan, Pak?
Kepala Sekolah : Memang.. tapi, tetap saja,
Bella : Kalau begitu, Anda bisa memberikan kami kesempatan.
Kepala Sekolah : Untuk apa?? kalian tak pernah menggunakan kesempatan dengan baik.
Bella : Tapi, kalau kali ini kami berhasil, apa yang akan Anda berikan pada kami, Pak??
Kepala Sekolah : Bella.. tak sopan kamu berbicara seperti itu pada Bapak!
Bella : Bapak tidak menjawab pertanyaan saya. Berarti, Bapak memberikan kami
kesempatan.
(Bella keluar dari ruangan Kepala Sekolah.)
Kepala Sekolah : Hei! Kembali!
Sinta : Kami akan sengat berterima kasih, kalau Bapak memberikan kami satu kesempatan
lagi.
(Secara beriringan, siswa Special Class keluar dari ruang Kepala Sekolah.)
Regina : Papa, kami mohon.. berikan kami satu kesempatan lagi. Kami enggak akan
membuat Papa kecewa!
Kepala Sekolah : Apa alasannya, kalian enggak mau Special Class dibubarkan?
Regina : Aku enggak bisa kasih alasan terbaik untuk Papa, tapi.. kami akan menemukan
alasannya.
Kepala Sekolah : Biarkan Papa berpikir, Gin. Kembali ke kelasmu.
(Regina keluar dari ruang Kepala Sekolah.)
Peraturan yang sudah ditetapkan sejak awal pembentukkan Special Class. Jika dalam waktu
3 bulan setelah dibentuk, Special Class tidak memperoleh minimal 1 prestasi, maka untuk tahun
itu, Special Class ditiadakan.. Dan yang pasti, hanya Kepala Sekolah, siswa Special Class dan
Guru tertentu yang tahu syarat dan peraturan ini.
(Dalam kelas Special Class.)
Sinta : Enggak!! Special Class enggak boleh dibubarin!
Monnica : Kita harus cari jalan. Kita sudah berusaha keras untuk masuk kelas ini. Kita
enggak boleh membuat ini sia sia.!
Raka : Padahal, kalian yang menyia nyia, kannya.
(Monnica ingin membalas perkataan Raka, namun ditahan oleh Nicole.)
Sinta : Aa! Aku bisa malu kalau Special Class dibubarin. Dimana harga diri, ku?!
Monnica : Disaat kayak gini kamu mikirin harga diri??
Sinta : Terus apa lagi? Selama ini kamu ada di Special Class. Dipuji banyak orang, dan tiba
tiba.. dibubarin.
Monnica : Kamu selalu memikirkan harga diri.
(Tiba tiba, Regina datang.)
Regina : Teman teman, maafkan aku.
Nicole : Ada.. masalah?
Regina : Aku, tak bisa membujuk Papa.
Raka : Untuk apa juga memikirkan masalah itu? bukannya kalian enggak suka ada di
Special Class. Karena ada aku, Joe, dan Mario. Seharusnya kalian senang mau dibubarin.
Regina : Diam, Raka! Seharusnya kamu berpikir positif, bukannya menyalahkan temanmu.
Raka : Aku cuma mengatakan fakta, bukan opini.
Nicole : Raka, cobalah untuk membantu kami
Raka : Pikirkan saja, sendiri. Ayo, Joe! Kita pergi.
Joe : Maafkan aku, Cole, Gin, Nik. Aku hanya mengikuti apa yang dikatakan Raka dan
Rio.
(Nicole mengangguk mengerti. Lalu, Joe pergi meninggalkan kelas.)
Regina : Kita sudah tamat.
Monnica : Belum! Kita belum berakhir!
Regina : Apa, maksudmu belum?
Monnica : Pasti ada cara untuk menghentikan pembubaran kita.
Nicole : Aku tahu, bagaimana caranya.
(Regina dan Monnica saling bertukar pandang, lalu menatap Nicole.)
SKIP
(Sinta dan Bella masuk beriringan ke kelas, mengambil beberapa buku.)
Sinta : Aku, merasa ini terakhir kalinya kita belajar di Special Class.
(Bella tak menjawab karena menemukan secarik kertas di lacinya.)
Sinta : Padahal rasanya baru kemarin, kita di bentuk.
Bella : Kalau kau merasa menyesal sekarang, mengapa kau tidak menjaga Special Class
sejak dulu?
Sinta : Aku bukan menyesal, Bella. Aku hanya malu. Dimana harga diri ku, yang awalnya
siswa Special Class tiba tiba menjadi siswa biasa.
Bella : Harga diri?? Apa pentingnya harga diri, jika akhirnya kau sendiri??
Sinta : Apa.. maksudmu?
Bella : Apa gunanya, jika kau mempertahankan harga dirimu di Special Class, tapi akhirnya
kau sendiri disana.
Sinta : Jadi.., kau setuju Special Class dibubarkan?
Bella : Kita, akan dengar jawabannya, nanti.
(Bella memberikan kertas yang didapatnya tadi, lalu keluar kelas.)
(Sinta membaca kertas itu, lalu menyerngit sedikit. Sinta melipat kertas itu dan memasukinya
ke dalam kantung. Lalu keluar.)
(Mario, Joe, dan Raka masuk ke dalam kelas. Tanpa sengaja, Mario mendapatkan sebuah
kertas di lacinya.)
Joe : Apa itu, surat cinta?
Raka : Dari siapa??
Mario : Loe berdua sok tahu. Ini surat biasa.
Joe : Isinya apa?
(Mario diam membaca suratnya. Sedangkan Raka membongkar isi tasnya. Dia juga
mendapatkan selembar kertas.)
Raka : Aku juga dapat!
Joe : Isinya apa??
(Joe dan Raka membaca surat yang ditemukan oleh Raka. Lalu keduanya terdiam.)
Teman teman, jam terakhir hari ini. Tolong kumpul di kelas. Ini penting.
Nicole.
(Joe, Raka dan Mario saling bertukar pandang.)
Semua anggota Special Class berkumpul. Ada Sinta, Bella, Mario, Joe dan Raka. Mereka
tahu, mereka ada disana karena menanti hal yang sama. Suasana tegang menyelimuti keadaan
kelas. Berbeda dengan Special Class yang biasanya ribut. Suasana tegang yang dialami Special
Class, membuat keadaan yang sangat canggung.
(Nicole masuk, dan tersenyum mendapati teman temannya sedang menunggunya.)
Nicole : Maaf membuat kalian menunggu.
Sinta : Tak masalah.. ada masalah apa ini?
Nicole : Sebenarnya bukan aku yang ingin bicara pada kalian..
(Semua siswa SC yang ada di kelas saling bertukar pandang.)
Nicole : Tapi, mereka.
(Regina dan

Anda mungkin juga menyukai