Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN

RHEUMATOID ARTHRITIS

Tugas mata kuliah sistem Sistem Muskuloskeletal

OLEH :

Kelompok 2 Kelas E Semseter 4

1. Erta Agustin Suhardini (201501180)


2. Neni Arista Adiningsih (201501182)
3. Dian Putri Amelia (201501184)
4. Agustina Tri Wahyuni (201501186)
5. Rizza Nur Anggraeni (201501187)
6. Silvi Ambarwati (201501190)
7. Nandi Febrianti W (201501208)
8. M. Izni Zoga P (201501211)
9. Irfan Arif (201501212)
10. Yuyun Dwi Minarni (201401129)

STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya

sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah sistem persepsi sensori ini tepat pada

waktunya yang berjudul Asuhan Keperawatan Rheumatoid Arthritis

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem

Persepsi Sensori. Makalah ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak,

untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Ika selaku dosen pembimbing mata kuliah Sistem Muskuloskeletal


2. Rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu memberikan dorongan moril dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak

demi kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya. Penulis berharap semoga makalah ini

dapat memberikan kontribusi yang positif bagi perkembangan pendidikan khususnya

keperawatan. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita, Amin.

01 Juni 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................................. i


Kata Pengantar ................................................................................................................ ii
Daftar Isi ........................................................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2

1.3 Tujuan ............................................................................................................... 3

BAB 2 ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Trigercase .......................................................................................................... 4

2.2 Pengkajian ......................................................................................................... 4

2.3 Diagnosa ......................................................................................................... 14

2.4 Rencana Tindakan Keperawatan..................................................................... 15

BAB 3 PENUTUP

3.1 KESIMPULAN ............................................................................................... 19

3.2 SARAN ........................................................................................................... 20

Daftar Pustaka ............................................................................................................... iv

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Menguntip pendapat Sjamsuhidajat (2002), artritis reumatoid merupakan


penyakit autoimun dari jaringan ikat terutama sinovial dan kausanya multifaktor.
Penyakit ini ditemukan pada semua sendi dan sarung sendi tendon, tetapi paling sering
di tangan. Selain menyerang sendi tangan, dapat pula menyerang sendi siku, kaki,
pergelangan kaki dan lutut. Artritis kronik yang terjadi pada anak yang menyerang satu
sendi atau lebih, dikenal dengan artitis reumatoid juvenil.
Biasanya reumatoid artritis timbul secara sistemik. Gejala yang timbul berupa
nodul subkutan yang terlihat pada 30% penderita. Nodul sering terdapat di ekstremitas
atas dan tampak sebagai vaskulitis reumatoid, yang merupakan manisfestasi
ekstraartikuler. Bila penyakit ini terjadi bukan pada sendi, seperti bursa, sarung tendon,
dan lokasi lainnya dinamakan reumatoid ektraarikuler. Reumatik bukan merupakan
suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom dan golongan penyakit yang
menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup banyak, namun semuanya
menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut kesepakatan para ahli di bidang
rematologi, reumatik dapat terungkap sebagai keluhan atau tanda.

Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada sistem


muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan dan kelemahan, serta adanya tiga tanda utama
yaitu: pembengkakan sendi, kelemahan otot, dan gangguan gerak. (Soenarto, 2000).
Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak kanak sampai usia lanjut, atau
sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Pucak dari reumatoid artritis terjadi pada umur
dekade keempat, dan penyakit ini terdapat pada wanita 3 kali lebih sering dari pada laki-
laki.

1
Pengetahuan tentang asuhan keperawatan muskuloskeletal mengenai reumatoid
artritis sangat dibutuhkan mahasiswa keperawatan ataupun seorang perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan secara kompherensif. Oleh Karena itu kami akan
membahas lebih lanjut tentang asuhan keperawatan reumatoid artritis.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Rheumatoid Arthritis?


2. Bagaimana etiologi dari Rheumatoid Arthritis?
3. Apa saja klasifikasi dari Rheumatoid Arthritis?
4. Bagaimana patofisiologi dari Rheumatoid Arthritis?
5. Bagaimana manifestasi klinis pada klien Rheumatoid Arthritis?
6. Bagaimana penatalaksanaan dari Rheumatoid Arthritis
7. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari Rheumatoid Arthritis?
8. Komplikasi apa saja yang bisa terjadi pada Rheumatoid Arthritis?
9. Apa saja terapi pada klien Rheumatoid Arthritis?

2
1.3 Tujuan

1. Untuk menjelaskan pengertian dari Rheumatoid Arthritis.


2. Untuk mengetahui etiologi dari Rheumatoid Arthritis
3. Untuk mengetahui klasifikasi dari Rheumatoid Arthritis.
4. Untuk mengetahui patofisiologi dari Rheumatoid Arthritis.
5. Untuk menjelaskan manifestasi klinis Rheumatoid Arthritis.
6. Untuk menjelaskan penatalaksanaan dari Rheumatoid Arthritis.
7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari Rheumatoid Arthritis.
8. Untuk mengetahui terapi yang bias terjadi pada Rheumatoid Arthritis.
9. Untuk mengetahui terapi pada Rheumatoid Arthritis.

3
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN
RHEUMATOID ARTHRITIS

2.1 Trigercase

Tn. A usia 55 datang ke RS tanggal 01 Juni 2017 dengan keluhan nyeri dan kaku di bagian

sendi kedua jari jari tangan dan pergelangan tangan terlihat bengkak. Nyeri dirasakan sejak

14 hari yang lalu. Kekuatan untuk bergerak menurun pada pagi hari ini sampai sulit bergerak,

nafsu makan berkurang disertai mual, kekakuan berlangsung lebih dari 30 menit, pasien sering

minum obat obatan reumatik tanpa resep dokter untuk mengatasi nyeri dan kekauan yang

dialaminya. Pada anamnese dan pemeriksaan selanjutnya, sendi yang nyeri dan bengkak terlihat

kemerahan, teraba hangat pada kedua tangan metacarpophalangeal. Pasien sedang minum obat-

obatan TBC dalam 6 bulan ini. TD : 100/80 mmHg, S : 37oC, RR: 24 x/ menit, Nadi : 110 x/

menit. Hb : 11 g/dl, hasil pemeriksaan Sinar X menunjukkan pembengkakan pada jaringan

lunak. Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan panas.

2.2 Pengkajian

1. Identitas
a. Identitas pasien
Nama : Tn. A
Jenis Kelamin : Laki - laki
Umur : 55 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Kuli bangunan
Suku Bangsa : Jawa Indonesia
Alamat : Jogodayoh RT.11 RW.03 Jabon Mojoanyar
4
No Registrasi : 0035491
Tanggal MRS : 01-06-2017
Tanggal Pengkajian : 01-06-2017
Diagnosa Medis : Rheumatoid Arthritis

Identitas penanggungjawab
Nama : Ny. D
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 45 tahun
Agama : Islam
Hubungan dengan pasien : Istri pasien
Alamat : Jogodayoh RT.11 RW.03 Jabon Mojoanyar

2. Keluhan Utama

Nyeri sendi kedua jari jari tangan dan pergelangan tangan

3. Riwayat Penyakit

a. Riwayat penyakit sekarang

Tn. A datang ke RS tanggal 01 Juni 2017 dengan keluhan nyeri sendi kedua

jari jari tangan dan pergelangan tangan dan mengalami kekakuan yang

dirasakan pada setiap pagi

5
O : Nyeri sudah dirasakan 14 hari lamanya

P : Nyeri timbul karena adanya peradangan pada synovial

Q : Nyeri seperti tertusuk - tusuk

R : Nyeri pada sendi kedua jari jari tangan dan pergelangan tangan

S : skala 6

T : Nyeri lebih dirasakan saat pagi hari dan berlangsung selama > 30 menit
b. Rriwayat Kesehatan Masa lalu

Pasien mengatakan mengalami penyakit TBC

c. Riwayat kesehatan keluarga

Keluarga pasien mempunyai riwayat penyakit yang sama seperti di derita

pasien saat ini

d. Riwayat Kebiasaan

Pasien mengatakan dahulu sering merokok dan mengkonsumsi obat TBC

dalam 6 bulan ini serta obat reumatik untuk mengatasi kekauan dan nyeri

tanpa resep dokter.

4. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum
Kesadaran : Composmentis (E4 V5 M6)
Tanda-tanda vital :
1. Suhu : 37C
2. Nadi : 100 x/menit
3. TD : 100/80 mmHg

6
4. RR : 18 x/menit

b. Pemeriksaan B1 B6
1. B1 (breathing)
Inspeksi : bentuk dada normal, tidak ada kelainan, tidak adanya retraksi,
RR : 18 x/ menit
Palpasi : tidak ada benjolan, dan tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Sonor
Auskultasi : tidak ada nafas tambahan (nafas reguler)
2. B2 (blood)
Inspeksi : konjungtiva anemis, denyut apeks terlihat
Palpasi : akral hangat, S : 37o C, N : 100 x/ menit
Perkusi : pekak
Auskultasi : TD : 100/ 80 mmHg
3. B3 (brain)
Kesdaran Composmentis (GCS : E4 V5 M6), bentuk wajah simetris,

ekspresi wajah tampak meringis atau kesakitan karena menahan nyeri, sklera

tidak ikterik

4. B4 (bladder)
Pasien tidak memiliki gangguan eliminasi urin

5. B5 (bowel)
Inspeksi : bentuk abdomen rounded, tidak ada lesi dan benjolan pada
abdomen, BB
Auskultasi : BU 4 x/ menit

7
Perkusi : Timpani
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada abdomen
6. B6 (bone)
Terjadi kelemahan otot, kekauan otot, kekuatan otot kedua jari jari dan

pergelanga tangan 5 455 4

5 5 5 5

5. Pemeriksaan penunjang

Laboratorium

Tes serologi (diagnostik imunologi)


1. ESR : Meningkat
2. FR : >1:80 Positif (80%)
3. JDL : Anemia sedang
4. LED : 85 mm/h
Sinar x dari sendi yang sakit: Menunjukkan pembengkakkan pada jaringan lunak

Biopsi membran synovial : Menunjukkan perubahan inflamasi


danperkembangan panas.

8
7. Patoflow

Autoimun Dissease

Faktor Predisposisi Usia Kebiasaan


Menginfeksi Sendi merokok
Genetik
Secara Antigenik

Reaksi Autoimun
dalam jaringan
sinovial

Inflamasi

Infeksi

RHEUMATOID ARTHTRITIS Sinovitis

Individu yang mengidap RA membentuk antibodi IgM inflamasi

Pelepasan faktor Rheumatoid Nyeri dan bengkak

Inflamasi pada tendon, ligamen juga terjadi destruksi jaringan Mk : Nyeri


Akut

Akumulasi sel Fagositosis Pembentukan


darah putih Ektensif jaringan parut

9
Akumulasi sel Fagositosis Pembentukan
darah putih Ektensif jaringan parut

Terbentuk nodul nodul Pemecahan Kekakuan Sendi


rhematoid kolagen

Rentang gerak
Kerusakan Edema, poliferasi berkurang
sendi progresif membrane sinovial

Atrofi otot
Deformitas sendi Membrane
sinovial menebal
& hipertropi Mk : gangguan
Mk : Kerusakan citra tubuh
Mobilitas Fisik
Panus
Hambatan aliran
Terbentuk Mk : Gangguan darah
panus citra tubuh Kartilago rusak

Menginvasi Nekrosis sel


jaringan
kolagen dan Erosi sendi & tulang
proteoglikan

Menghilangnya
Memecah permukaan sendi
tulang sendi

Penurunan elastisitas
Gangguan dan kontraksi otot
stabilitas sendi

Mk : Defisit
Kelemahan perawatan diri

Mk : intoleransi
antivitas
10
8. Analisa data

Data Etiologi Problem


DS : Faktor pencetus Gangguan rasa nyaman nyeri
Pasien mengatakan nyeri akut
dan kaku pada kedua
pergelangan tangan dan Sinovitis
jari-jari tangan
Pasien mengatakan nyeri
seperti tertusuk-tusuk Inflamasi kronis pada
Pasien mengatakan tidak tendon, ligament juga
nyaman dan sering terjadi deruksi jaringan
terbangun pada saat malam
hari
Pasien mengatakan nyeri Nyeri dan bengkak

semakin terasa pada saat


pagi hari >30 Menit
DO : Nyeri Akut

Pasien terlihat meringis


(menyeringai) kesakitan
KU : Composmentis/Gcs :
4-5-6
Nyeri tekan sendi (+)
Nyeri muncul semenjak 14
hari yang lalu
Sekala nyeri 6 dan terasa
pada bagian kedua
pergelangan dan jari-jari
tangan

11
Terdapat Swollen/Swelling
pada daerah kedua
pergelangan dan jari-jari
tangan
Pada daerah kedua
pergelangan dan jari-jari
tangan sebelah kiri tampak
merah dan teraba hangat
TTV :
TD : 100/80 mmHg
Suhu : 37C
Nadi : 110 x/menit
RR : 24 x/menit
Pemeriksaan penunjang :
Hasil sinar X : adanya
pembengkakan pada
jaringan lunak
Hasil Pemeriksaan
Biopsi membran synovial :
adanya perubahan inflamasi
dan perkembangan panas
DS : Faktor pencetus Gangguan mobilitas fisik
Pasien mengatakan tidak
nyaman
Pasien mengatakan susah Inflamasi kronis pada
bergerak dalam melakukan tendon, ligament juga
kegiatan sehari-hari terjadi deruksi jaringan
DO :
Pasien terlihat gelisah dan
membatasi ruang geraknya

12
TTV : Akumulasi sel darah
N : 100x/ menit putih
TD : 100/ 80 mmHg
RR : 18 x/menit
Adanya edema pada sendi Terbentuknya nodul-
Penurunan fungsi sendi dan nodul rhematoid
aktivitas terutama pada ekstrasinovium
pergelangan dan jari tangan
sebelah kiri.
Pemeriksaan diagnostik : Kerusakan sendi
ESR : Meningkat progresif

FR : >1:80 Positif
(80%)
Deformitas sendi
JDL : Anemia sedang

LED : 85 mm/h
Gangguan mobilitas
fisik
DS : Faktor pencetus Gangguan citraan tubuh
Pasien mengatakan kedua
pergelangan dan jari-jari
tangan kaku dan susah di Inflamasi pada tendon,
gerakkan ligament juga terjadi
Pasien mengatakan deruksi jaringan
kebutuhan sehari-hari dan
aktivitas memerlukan
bantuan orang lain Pembentukan jaringan
Pasien mengeluh parut
mengalami ketidak

13
nyamanan dalam Kekakuan sendi
kehidupan sehari-hari
DO :
Pasien menjadi Rentang gerak
ketergantungan dengan berkurang
orang lain
Adanya atrofi otot dan
bentuk otot yang Atrofi otot
memendek di tangan
sebelah kiri, adanya edema
Pasien tidak dapat Gangguan citraan
memenuhi KDM nya tubuh
secara mandiri
Deformitas tulang dan
sendi

2.3 Diagnosa

1. Nyeri Akut berhubungan dengan proses inflamasi dan destruksi sendi (penyempitan

rongga sendi)

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal.

3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan dan kemampuan

untuk melakukan tugas umum

14
2.4 Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa Tujuan dan Kriteria


Intervensi
Keperawatan Hasil

Nyeri Akut NOC : NIC

Batasan Karakteristik Pain level Pain management

Perubahan (TD Pain control Lakukan pengkajian

100 mmHg) Comfort level nyeri secara

Perubahan Kriteria Hasil : komprehensif.

frekuensi jantung Mampu mengontrol Observasi reakso non

(N 100 x/menit) nyeri (tahu penyebab verbal dari

Perubahan nyeri, mampu ketidaknyamanan.

frekuensi menggunakan non Gunakan teknik

pernafasan (RR 18 farmokologi untuk komunikasi terapieutik

x/menit) mengurangi nyeri, dan untuk menegetahui

Mengekspresikan mencari bantuan) pengalaman nyeri

perilaku ( wajah Melaporkan bahwa pasien.

pasien tampak nyeri berkurang Bantu pasien dan

meringis dengan management keluarga untuk

kesakitan) nyeri. mencari dan

Melaporkan nyeri Mampu mengenali menemukan dukungan.

secara verbal nyeri (skala, Kontrol lingkungan

yang dapat

15
Faktor yang intensitas, frekuensi memepengaruhi nyeri

berhubungan dan tanda nyeri) seperti suhu ruangan,

Penyempitan rongga Menyetakan rasa pencahayaan, dan

sendi nyaman setelah nyeri kebisingan.

berkurang. Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologi, non

farmakologi, dan

interpersonal)

Kolaborasi dengan

dokter jika ada keluhan

dan tindakan nyeri

tidak berhasil.

Ganggian mobilitas NOC : NIC :


fisik
Joint movement : Exercise Therapy :
Batasan karakteristik
Active Ambulation
Postur tubuh yang
tidak stabil Mobility level Monitoring vital
melakukan kegiatan
Self care : ADLs sign sebelum dan
rutin harian
Keterbatasan Transfer sesudah latihan dan

kemampuan untuk performance lihat respon pasien


melakukan saat latihan
Kriteria Hasil :

16
keterampilan Aktivitas fisik klien Konsultasikan
motorik halus
meningkat dengan terapi fisik
Keterbatasan
Mengerti tujuan tentang rencana
kemampuan untuk
melakukan dari peningkatan ambulasi sesuai
keterampilan
mobilitas dnegan kebutuhan
motorik kasar
Memverbalisasikan Ajarkan pasien
Tremor yang
diindikasi oleh perasaan dalam tentang tekhnik
pergerakan
meningkatkan ambulasi
Melambatnya
kekuatan dan Observasi
pergerakan
Gerakan tidak kemampuan kemampuan pasien
teratur atau tidak berpindah dan dalam mobilisasi
terkontrol
bergerak Ajarkan pasien

bagaimana merubah

posisi dan berikan


Faktor yang
bantuan jika perlu
berhubungan
terapi pembatasan
gerak
Gangguan Citra Tubuh NOC NIC

Batasan Karakteristik Body Image Body image enhancement

Perilaku Self esteem Kaji verbal dan non

memantau tubuh Kriteria Hasil verbal respon klien

individu Body image positif terhadap tubuhnya

17
Respon nonverbal Mampu Monitor frekuensi

terhadap mengidentifikasi mengkritik dirinya

perubahan aktual kekauatan personal Jelaskan tentang

pada tubuh Mendiskripsikan pengobatan, perawatan,

(misalnya secara faktual kemajuan dan

penampilan, perubahan fungsi prognosis penyakit

struktur, fungsi) tubuh Dorong klien

Mengungkapkan Memepertahankan mengungkapkan

perasaan yang interaksi sosial perasaannya

mencerminkan Fasilitasi kontak

perubahan individu dengan

pandangan tentang individu lain dalam

tubuh individu kelompok kecil

Faktor yang

berhubungan

Biofisik (Deformitas

Sendi)

18
BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun sistemik kronis yang tidak diketahui

penyebabnya dikarakteristikan dengan reaksi inflamasidalam membrane sinovial yang mengarah

pada destruksi kartilago sendi dan deformitas lebih lanjut.(Susan Martin Tucker.1998)

Pasien artritis reumatoid akan mengalami prognosis yang lebih buruk. Umumnya

mereka memiliki keadaan umum yang buruk, lebih dari 30 buahsendi yang mengalami

peradangan, dengan manifestasi ekstraartikuler, dantingkat pendidikan yang rendah.

Golongan ini memerlukan terapi secaraagresif dan dini karena kerusakan tulang yang luas

dapat terjadi dalam 2tahun pertama.

Selain dengan menggunakan obat-obatan, untuk mengurangi nyeri juga bisa dilakukan

tanpa obat , misalnya dengan menggunakan kompres es.Kompres es bias menurunkan

ambang nyeri dan menggurangi fungsi enzim.Kemudian banyak jenis sayuran yang dapat

di konsumsi oleh penderitarematik, misalnya jus seledri, kubis dan wortel yang dapat

mengurangigejala rematik. Beberapa jenis herbal juga dapat melawan nyeri

rematik,misalnya jahe, kunyit, biji seledri, daun lidah buaya atau minyak

juniperyang bisa menghilangkan bengkak pada sendi.

Menjaga berat badan ideal juga perlu. Kelebihan berat badan dapatmembebani sendi di

bagian ekstermitas bawah. Selain itu bobot tubuhberlebih dapat memperbesar resiko

terkena penyakit rematik. Olahragaringan seperti jalan kaki bermanfaat bagi penderita

rematik. Ini karena Jalankaki dapat membakar kalori, memperkuat otot, dan membangun

tulangyang kuat tanpa menggangu persendian yang sakit.

19
3.2 SARAN

Diharapkan mahasiswa dapat memahami materi yang telah di berikan, dan dapat

menginterpretasikan di dalam melakukan tindakan keperawatan dalam praktik, khususnya

pada klien yang menagalami gangguan sistem muskuloskeletal, Rheumatoid Arthritis, dan

mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan Rheumatoid Arthritis.

20
DAFTAR PUSTAKA

Dongoes, E. M. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan ; Pedoman Untuk Perencanaan dan

Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.

Smeltzer C, S. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Muttaqin, A. (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Ganguan Sistem Muskuloskeletal .

Jakarta : EGC.

iv

Anda mungkin juga menyukai