Anda di halaman 1dari 12

konsep diri dan dukungan sosial secara bersama-sama berperan dan

mempengaruhi terjadinya depresi seperti pendapat yang dikemukakan oleh Lubis


(2009) bahwa depresi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu faktor
psikologis yang meliputi kepribadian seperti adanya konsep diri yang rendah (negatif),
sikap pesimis, tipe kepribadian dan adanya pengaruh yang berasal dari lingkungan
keluarga seperti ada atau tidaknya dukungan, dorongan maupun bantuan dari pihak
keluarga.

Secara khusus dapat dilihat dari masing-masing variabel, dari hasil analisis
analisis menunjukkan bahwa konsep diri memberikan peranan yang negatif terhadap
depresi. Hasil analisis menunjukkan nilai t sebesar -2,957 dengan p = 0,005 (p < 0,01).
Nilai t bertanda negatif, ini menunjukkan bahwa variabel konsep diri mempunyai
hubungan atau peranan yang berlawanan arah dengan depresi. Jadi dapat
disimpulkan bahwa konsep diri memiliki peranan negatif yang sangat signifikan
terhadap depresi. Semakin tinggi konsep diri maka akan semakin rendah terjadinya
depresi dan sebaliknya, semakin rendah konsep diri maka akan semakin tinggi
terjadinya depresi pada penderita gagal ginjal yang menjalani terapi hemodialisis.

Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa hipotesis kedua yang diajukan


penulis diterima yang artinya terdapat peran yang negatif antara konsep diri terhadap
depresi, seperti pendapat yang dikemukakan oleh Lubis (2009) konsep diri yang positif
merupakan salah satu faktor yang cukup penting yang dapat berperan mengubah dan
mengurangi terjadinya depresi.
Menurut Rogers (Ritandiyono & Retnaningsih, 1996) individu yang memiliki konsep
diri yang positif akan memiliki penerimaan diri dan harga diri yang positif pula. Mereka
akan menganggap dirinya berharga dan cenderung menerima diri sendiri
sebagaimana adanya, sedangkan individu yang memiliki konsep diri yang negatif akan
cenderung merendahkan harga dirinya sehingga menyebabkan individu tidak mampu
menerima keadaan dirinya yang menyebabkan menjadi frustasi hingga depresi.
Sangat penting bagi penderita gagal ginjal yang menjalani terapi hemodialisis memiliki
konsep diri yang positif karena dapat membuat individu memiliki penerimaan diri dan
harga diri yang positif sehingga individu yang bersangkutan akan menganggap dirinya
berharga dan dapat menerima diri sendiri sebagaimana adanya, akan membuat
individu tidak mudah merasa putus asa, sedih yang berkepanjangan serta bersikap
pesimis dengan keadaan yang dialaminya serta akan menjauhkan individu dari
gangguan depresi.

Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Sukmawati dan
Rosita (2008) yang menunjukkan bahwa individu dengan konsep diri yang positif
memiliki tingkat depresi yang lebih rendah bila dibandingkan dengan individu dengan
konsep diri yang negatif disebabkan karena konsep diri yang dimiliki akan
mempengaruhi individu dalam proses berpikir, bersikap dan bertingkah laku.
Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa dukungan sosial memberikan peranan
negatif yang sangat signifikan terhadap depresi. Hasil analisis menunjukan nilai t
sebesar -3,820 dengan probabilitas 0,000 (p < 0,01). Nilai t bertanda negatif, ini
menunjukkan bahwa dukungan sosial mempunyai hubungan atau peranan yang
berlawanan arah dengan depresi. Jadi dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial
memiliki peranan negatif yang sangat signifikan terhadap depresi. Semakin tinggi
dukungan sosial maka semakin rendah terjadinya depresi dan sebaliknya, semakin
rendah dukungan sosial maka akan semakin tinggi terjadinya depresi pada penderita
gagal ginjal yang menjalani terapi hemodialisis.
Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa hipotesis ketiga yang diajukan penulis
diterima yaitu adanya peranan negatif yang sangat signifikan antara dukungan sosial
dengan depresi pada penderita gagal ginjal, yang artinya dukungan sosial merupakan
salah satu faktor yang penting dalam menurunkan tejadinya depresi pada pasien
gagal ginjal yang menjalani terapi hemodialisis. Smet (1994) menyatakan dukungan
sosial akan membuat individu menjadi lebih siap dan optimis dalam menyikapi
persoalan sehinga akan lebih mudah menghadapi masalah dan akan lebih kecil
kemungkinan mengalami stres dan depresi. Terbentuknya hubungan yang erat
melalui dukungan sosial dengan orang-orang terdekat membuat seseorang tidak
merasa kesepian atau merasa memiliki cobaan yang begitu berat. Bantuan-bantuan
yang diberikan melalui dukungan sosial akan sangat membantu seseorang melewati
masa-masa sulit penuh tekanan khususnya dalam hal ini pada penderita gagal ginjal
yang menjalani terapi hemodialisis yang secara tidak langsung mengalami
perubahan-perubahan dalam menjalani kehidupannya setelah divonis menderita
gagal ginjal. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian Hartati (2002) yang
menunjukkan bahwa individu yang memperoleh dukungan sosial, tingkat depresinya
lebih rendah bila dibandingkan dengan yang tidak memperoleh dukungan sosial.
Individu yang mendapatkan dukungan sosial secara berulang merasakan
berkurangnya kelelahan emosional dan menjadi bersikap positif. Emosi akan
terlampiaskan sehingga ketegangan-ketegangan yang ada menjadi mengendur dan
tidak mengganggu kehidupan seseorang.
Dalam penelitian ini juga diketahui bahwa konsep diri dan dukungan sosial secara
bersama-sama memberikan sumbangan (R Squared) sebesar 0,379 atau 37,9 %
terhadap depresi. Artinya konsep diri dan dukungan sosial secara bersama-sama bisa
memprediksikan terjadinya depresi pada penderita gagal ginjal yang menjalani terapi
hemodialisis sebesat 37,9%, sedangkan presentase sisanya sebesar 62,1%
dipengaruh faktor atau variabel lain di luar variabel konsep diri dan dukungan sosial.
Beberapa faktor lain menurut pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli (Lubis,
2009) yang diduga berpengaruh terhadap terjadinya depresi antara lain yaitu faktor
fisik yang meliputi genetika, susunan kimia otak dan tubuh, usia, gender, gaya hidup,
penyakit fisik, obatobatan, serta kurangnya cahaya matahari dan faktor psikologis
yang meliputi kepribadian, kehilangan atau kekecewaan, harga diri, stres, serta efek
yang diakibatkan oleh penyakit jangka panjang. Sumbangan efektif untuk masing-
masing variabel adalah (a) konsep diri terhadap depresi sebesar 15,4% dan (b)
sumbangan efektif dukungan sosial terhadap depresi sebesar 22,5%. Hal ini dapat
diprediksi bahwa dukungan sosial memberikan sumbangan yang lebih besar
kemungkinannya untuk mengubah dan menurunkan terjadinya depresi dibandingkan
dengan konsep diri.

Kategorisasi variabel depresi dari 60 subjek penelitian diperoleh sebanyak 5


subjek (8,33%) berada pada kategori tinggi, sebanyak 10 subjek (16,67%) berada
pada kategori sedang, sebanyak 31 subjek (51,67%) berada pada kategori ringan dan
terdapat 14 subjek (23,33%) yang berada pada kategori normal. Hal ini menunjukkan
bahwa subjek mengalami depresi yang ringan dikarenakan subjek telah mendapatkan
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya depresi seperti adanya konsep
diri yang cukup tinggi serta adanya dukungan ataupun dorongan khususnya dari
keluarga yang cukup baik sehingga individu merasa nyaman, diterima, dipahami,
dibantu serta dihargai sehingga membawa kekuatan baru yang berguna untuk
membentengi diri dari keadaan yang terus menekan yang dapat menyebabkan
terjadinya depresi.
Kategorisasi variabel konsep diri dari 60 subjek penelitian diperoleh sebanyak
12 subjek (20%) berada pada kategori tinggi, sebanyak 47 subjek (78,33%) berada
pada kategori sedang dan sebanyak 1 subjek (1,67%) berada pada kategori rendah.
Hal ini menunjukkan bahwa subjek cukup menyadari betapa pentingnya memiliki
konsep diri yang tinggi atau positif yang dapat sangat bermanfaat bagi individu
sehingga individu mampu menerima keadaan dirinya, mampu memandang diri,
lingkungan serta masa depannya cukup baik.
Kategorisasi variabel dukungan sosial dari 60 subjek penelitian diperoleh sebanyak
15 subjek (25%) berada pada kategori tinggi, sebanyak 42 subjek (70%) berada pada
kategori sedang dan sebanyak 3 subjek (5%) berada pada kategori rendah. Hal ini
menunjukkan bahwa subjek cukup mendapatkan atau menerima dukungan sosial dari
keluarga yang dapat sangat bermanfaat bagi subjek karena dapat membuat subjek
mampu mengatasi tekanan yang dialaminya, menghayati pengalaman hidupnya yang
positif, memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan lebih memandang kehidupannya
secara optimis selama menjadi pasien gagal ginjal yang harus menjalani terapi
hemodialisis secara rutin.

METODE PENELITIAN

Analisa regresi dapat digunakan untuk menggambarkan hubungan linear


antara dua variabel numerik. Tujuan analisis regresi adalah untuk membuat perkiraan
atau memprediksi nilai suatu variabel (variabel dependen) melalui variabel yang lain
(variabel independen).

Regresi linear berganda merupakan perluasan dari regresi linear sederhana.


Pada regresi linear sederhana hanya ada satu variabel independen/variabel bebas
dihubungkan dengan satu variabel dependen/variabel terikat. Sedangkan pada
regresi linear berganda merupakan analisis hubungan antara bebarapa variabel
independen dengan satu variabel dependen.

Dalam regresi linear ganda variabel dependennya bersifat kontinyu sedangkan


variabel independennya bersifat kontinyu dan atau kategorik. Proses regresi linear
ganda dilakukan dengan cara menghubungkan beberapa variabel independen
dengan satu variabel dependen secara simultan atau pada waktu yang bersamaan.
Digunakan untuk memprediksi satu variabel dependen menggunakan lebih dari satu
prediktor.

STRESSOR

KONSEP DUKUNGAN SOSIAL


DIRI

DEPRESI

1. Konsep diri tinggi = depresi rendah


2. Dukungan sosial tinggi = depresi rendah
3. Konsep diri dan dukungan sosial berperan terhadap depresi

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa konsep diri dan dukungan
sosial merupakan faktor-faktor yang diasumsikan berperan terhadap terjadinya
depresi pada penderita gagal ginjal yang menjalani terapi hemodialisis, akan tetapi
dugaan tersebut masih bersifat teori dan memerlukan bukti secara nyata.

Hipotesisnya one tail (satu sisi) karena hipotesis alternatif atau Ha menyatakan
adanya perbedaan dan ada pernyataan yang mengatakan hal yang satu lebih
tinggi/rendah dari yang lain

POINT HASIL DAN PEMBAHASAN

F = fungsi distribusi populasi yang diwakili oleh sampel

P = probabilitas atau nilai sig (signifikansi), untuk mengambilan keputusan


Jika P < 0,05 distribusi data tidak normal

Jika P > 0,05 distribusi data normal

t = menguji perbedaan rata 2 kelompok data yang berhubungan.

ALAT UKUR BDI

ALAT UKUR DEPRESI

Depresi merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang berhubungan dengan
alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pola-pola tidur dan
nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya,
serta bunuh diri (Kaplan,2010)
Maslim berpendapat bahwa depresi adalah suatu kondisi yang dapat disebabkan oleh
defisiensi relatif salah satu atau beberapa aminergik neurotransmitter (noradrenalin, serotonin,
dan dopamine) pada sinaps neuron di sistem saraf pusat (terutama pada sistem limbik)
(Maslim,2002)
Menurut Kaplan, depresi merupakan salah satu gangguan mood yang ditandai oleh
hilangnya perasaan kendali dan pengalaman subjektif adanya penderitaan berat. Mood adalah
perasaan emosional internal yang meresap dari seseorang dan bukan afek, yaitu ekspresi dari
isi emosional saat itu (Kaplan,2010).
Untuk membantu mengungkapkan tingkat depresi seseorang dapat menggunakan skala
depresi beck yang disebut BDI (The Beck Depression Inventory). Skala BDI (The Beck
Depression Inventory), terdiri dari 21 kelompok item yang menggambarkan 21 kategori sikap
dan gejala depresi, yaitu : sedih, pesimis, merasa gagal, merasa tidak puas, merasa bersalah,
merasa dihukum, perasaan benci pada diri sendiri, menyalahkan diri sendiri, kecenderungan
bunuh diri, menangis, mudah tersinggung, manarik diri dari hubungan sosial, tidak mampu
mengambil keputusan, merasa dirinya tidak menarik secara fisik, tidak mampu melaksanakan
aktivitas, gangguan tidur, merasa lelah, kehilangan selera makan, penurunan berat badan,
preokupasi somatic dan kehilangan libido sex (dalam Lestari, 2003). Masing-masing kelompok
item terdiri dari 4-6 pernyataan yang menggambarkan dari tidak adanya gejala sampai adanya
gejala yang paling berat.
Berikut ini contoh soal yang dapat mengukur tingkat depresi seseorang:

Nama : Kelas :
Pekerjaan : No identitas :

( Pilihlah salah satu penyataan yang anda anggap sesuai dengan diri anda saat ini, dengan
memberi tanda silang (x) pada huruf di depan penyataan yang anda pilih )

1. 0. Saya tidak merasa sedih

1. Saya merasa sedih


2. Saya merasa sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat menghilangkannya
3. Saya begitu sedih sehingga saya merasa tidak tahan lagi

2. 0. Saya tidak merasa berkecil hati terhadap masa depan


1. Saya merasa berkecil hati terhadap masa depan
2. Saya merasa tidak ada sesuatu yang saya nantikan
3. Saya merasa bahwa tidak ada harapan di masa depan dan segala sesuatunya tidak dapat diperbaiki

3. 0. Saya tidak merasa gagal


1. Saya merasa lebih banyak mengalami kegagalan daripada rata rata orang
2. Kalau saya meninjau kembali hidup saya, yang dapat saya lihat hanyalah banyak kegagalan
3. Saya merasa sebagai seorang pribadi yang gagal total

4. 0. Saya memperoleh kepuasan atas segala sesuatu seperti biasanya


1. Saya tidak dapat menikmati segala sesuatu seperti biasanya
2. Saya tidak lagi memperoleh kepuasan yang nyata dari segala sesuatu
3. Saya merasa tidak puas atau bosan terhadap apa saja
5. 0. Saya tidak merasa bersalah
1. Saya cukup sering merasa bersalah
2. Saya sering merasa sangat bersalah
3. Saya merasa bersalah sepanjang waktu

6. 0. Saya tidak merasa bahwa saya sedang dihukum


1. Saya merasa bahwa saya mungkin dihukum
2. Saya mengharapkan agar dihukum
3. Saya merasa bahwa saya sedang dihukum

7. 0. Saya tidak merasa kecewa terhadap diri saya sendiri


1. Saya merasa kecewa terhadap diri saya sendiri
2. Saya merasa jijik terhadap diri saya sendiri
3. Saya membenci diri saya sendiri

8. 0. Saya tidak merasa bahwa saya lebih buruk daripada orang lain
1. Saya selalu mencela diri saya sendiri karena kelemahan atau kekeliruan saya
2. Saya menyalahkan diri saya sendiri sepanjang waktu atas kesalahan kesalahan saya
3. Saya menyalahkan diri saya sendiri atas semua hal buruk yang terjadi

9. 0. Saya tidak mempunyai pikiran untuk bunuh diri


1. Saya mempunyai pikiran pikiran untuk bunuh diri, tetapi saya tidak akan melaksanakannya
2. Saya ingin bunuh diri
3. Saya akan bunuh diri kalau ada kesempatan

10. 0. Saya tidak menangis lebih dari biasanya


1. Sekarang saya lebih banyak menangis daripada biasanya
2. Sekarang saya menangis sepanjang waktu
3. Saya biasanya dapat menangis, tetapi sekarang saya tidak dapat menangis meskipun saya ingin
menangis
11. 0. Sekarang saya tidak merasa lebih jengkel daripada sebelumnya
1. Saya lebih mudah jengkel atau marah daripada biasanya
2. Saya sekarang merasa jengkel sepanjang waktu
3. Saya tidak dibuat jengkel oleh hal hal yang biasanya menjengkelkan saya

12. 0. Saya masih tetap senang bergaul dengan orang lain


1. Saya kurang berminat pada orang lain dibandingkan dengan biasanya
2. Saya tak kehilangan sebagian besar minat saya terhadap orang lain
3. Saya telah kehilangan seluruh minat saya terhadap orang lain

13. 0. Saya mengambil keputusan keputusan sama baiknya dengan sebelumnya


1. Saya lebih banyak menunda keputusan daripada biasanya
2. Saya mempunyai kesulitan yang lebih besar dalam mengambil keputusan daripada sebelumnya
3. Saya sama sekali tidak dapat mengambil keputusan apa pun

14. 0. Saya tidak merasa bahwa saya kelihatan lebih jelek daripada sebelumnya
1. Saya merasa cemas jangan jangan saya tua atau tidak menarik
2. Saya merasa bahwa ada perubahan perubahan tetap pada penampilan saya yang membuat
saya kelihatan tidak menarik
3. Saya yakin bahwa saya kelihatan jelek

15. 0. Saya dapat bekerja dengan baik seperti sebelumnya


1. Saya membutuhkan usaha istimewa untuk mulai mengerjakan sesuatu
2. Saya harus memaksa diri saya untuk mengerjakan sesuatu
3. Saya sama sekali tidak dapat mengerjakan apa apa

16. 0. Saya dapat tidur nyenyak seperti biasanya


1. Saya tidak dapat tidur nyenyak seperti biasanya
2. Saya bangun 2-3 jam lebih awal dari biasanya dan sukar tidur kembali
3. Saya bangun beberapa jam lebih awal daripada biasanya dan tidak dapat tidur kembali
17. 0. Saya tidak lebih lelah dari biasanya
1. Saya lebih mudah lelah dari biasanya
2. Saya hampir selalu merasa lelah dalam mengerjakan segala sesuatu
3. Saya merasa terlalu lelah untuk mengerjakan apa saja

18. 0. Nafsu makan saya masih seperti biasanya


1. Nafsu makan saya tidak sebesar biasanya
2. Sekarang nafsu makan saya jauh lebih berkurang
3. Saya tidak mempunyai nafsu makan sama sekali

19. 0. Saya tidak banyak kehilangan berat badan akhir - akhir ini
1. Saya telah kehilangan berat badan 2,5 kg lebih
2. Saya telah kehilangan berat badan 5 kg lebih
3. Saya telah kehilangan berat badan 7,5 kg lebih. Saya sengaja berusaha mengurangi berat badan
dengan makan lebih sedikit :- ya tidak

20. 0. Saya tidak mencemaskan kesehatan saya melebihi biasanya


1. Saya cemas akan masalah kesehatan fisik saya, seperti sakit dan rasa nyeri; sakit perut; ataupun
sembelit
2. Saya sangat cemas akan masalah kesehatan fisik saya dan sulit memikirkan hal hal lainnya
3. Saya begitu cemas akan kesehatan fisik saya sehingga saya tidak dapat berpikir mengenai hal
hal lainnya

21. 0. Saya tidak merasa ada perubahan dalam minat saya terhadap seks pada akhir akhir ini
1. Saya kurang berminat terhadap seks kalau dibandingkan dengan biasanya
2. Sekarang saya sangat kurang berminat terhadap seks
3. Saya sama sekali kehilangan minat terhadap seks

TOTAL :
KRITERIA:
LEMBAR JAWABAN BECK DEPRESSION INVENTORY
NAMA :
Jenis kelamin : P/L
Tanggal lahir :
Tanggal tes :

NO 0 1 2 3 NILAI
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
JUMLAH TOTAL

NORMA BECK DEPRESSION INVENTORY


NILAI TOTAL TINGKATAN DEPRESI
1-10 Naik turunnya perasaan ini tergolong wajar
11-16 Gangguan mood atau perasaan murung yang ringan
17-20 Garis batas depresi klinis
21-30 Depresi sedang
31-40 Depresi parah
40 Ke atas Depresi ekstrim

Anda mungkin juga menyukai