Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Hubungan Dasar Negara Dengan Konstitusi

disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok


pada matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan

DISUNSUN OLEH :

1. MOCH IKBAL (177200053)

2. M. ADAM`MAKMUR (177200054)

3. M. RACHMAN R (177200023)

4. SAID NACHRUL (177200022)

5. DIKKY SETIAWAN (177200021)

FALKUSTAS TEKNIK INFORMATIKA


UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA
CIANJUR

2017

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulilah tepat waktunya yang berjudul HUBUNGAN ANTAR DASAR NEGARA
DENGAN KONSTITUSI

Makalah ini berisi tentang pengertian Dasar Negara dan Konstitusi, pembahasan
hubungan dasar Negara dengan konstitusi. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua. Kami menyadari bahwa, Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnana makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan
menyusun makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa merihdai
segara usaha kita, amin.

Cianjur, 11 Oktober 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................1
C. TUJUAN PENULISAN.............................................................................................................1
PETA KONSEP.....................................................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
A. Hubungan Dasar Negara Dengan Konstitusi..............................................................................3
B. Substanti Dasar Negara..............................................................................................................7
C. Kedudukan Pembukaan UUD 1945 NKRI................................................................................9
D. Sikap Positif Terhadap Konstitusi Negara................................................................................14
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................18
A. KESIMPULAN.......................................................................................................................18
B. SARAN...................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................1

3
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setiap bangsa dan Negara sangat membutuhkan dasar atau landasan filosofis,
karena inilah merupakan suatu landasan, dasar, arah, pedoman, pegangan, motivasi
untuk mencapai tujuan Bangsa dan Negara tersebut. Diibaratkan orang akan
mendirikan bangunan, maka memerlukan landasan atau fondasi bangunan tersebut,
apabila menginginkan bangunan tersebut menjadi kokoh.Bagi bangsa Indonesia
Pancasila merupakan Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa yang mengandung
nilai-nilai fundamental, nilai essensial, substansial, menyeluruh dan mendalam, yang
pada akhirnya menjadi Dasar, Tujuan, dan Cara untuk mewujudkan Tujuan Nasional
yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
Oleh karena itu sebagai bangsa yang ingin Maju dan Berdiri Kokoh harus
menaati dan melaksanakan Pancasila secara Konsekuen dan Konsisten. Dasar Negara
berhubungan erat dengan Konstitusi. Konstitusi berada dibawah Dasar Negara.
Konstitusi berlaku bersumber dan berdasarkan Dasar Negara, sebagai norma dasar
dan norma tertinggi yang menjadi sumber normatif bagi penyusunan konstitusi.
Konstitusi pada hakekatnya berisi aturan penyelenggaran bernegara sebagai
pencerminan norma dalam Dasar Negara.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud Dasar Negara
2. Apa yang dimaksud Konstitusi
3. Apa keterkaitan Pancasila dengan Undang-Undang 1945
4. Apa fungsi pokok Pancasila

C. TUJUAN PENULISAN
Maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

a. Memenuhi salah satu tugas yang telah diberikan oleh guru bidang mata pelajaran
Kewarganegaraan.
b. Menambah pengetahuan tentang hubungan Dasar Negara dengan Konstitusi.
c. Mengetahui pengertian Dasar Negara dan Konsitusi

1
PETA KONSEP
C
H
IT
M
S
P
K
lu
eiam
o
u
ab
p
d
srk
n
lsjb
u
n
teo
eisg
u
k
a
d
p
o
tr
fn
m
-d
u
aep
h
n
g
eia
u
p
S
k
r
K
n
k
eo
aB
P
g
ao
k
etn
isn
rao
d
k
lsaP
in
etD
laip
in
K
P
tm
k
aD
ts
o
eD
ib
au
k
a
lk
sn
u
D
K
N
sn
m
fik
ay
r
o
tisD
b
ran
P
ri
teau
o
l
tu
N
k
en
o
aK
sid
ar
esg
P
U
d
tln
tr
eg
iasrU
g
ru
a
lD
th
fm
rsN
n
b
ia
r
N
aiK
u
1
d
tm
O
N
U
k
9
a
eu
g
ad
4
rlsP
sg
n
U
e5
aip
h
sid
lg
D
n
m
ak
atrr
b
K
u
d
n
m
1
U
u
o
ak
ri
U
ak
p
t
K
9
aD
n
d
u
o
sa4
K
5
1
tn
P
o
sd
ei9
n
ain
N
4
srtU
in
5
U
tu
tg
K
D
u
ib
i
u
tasR
t
IsK
i1
h
u
n
u
io
sa9
4
in
s
n
5
si
K
o
t
n
sin
ts
i
tu
si
u
si
it
u
s
i

2
BAB 2 PEMBAHASAN

A. Hubungan Dasar Negara Dengan Konstitusi

1. Arti Dasar Negara dan Konstitusi

a. Arti dasar negara

Menurut Ensklopedia Indonesia, kata dasar diartikan sebagai falsafah, pokok,


induk atau asal yang pertama. Jadi, jika digabungkan dengan kata Negara maka
dasar Negara adalah kaidah fundamental yang berarti pedoman dalam mengatur
kehidupan penyenggaraan ketatanegaraan.

Secara umum dasar Negara dapat diartikan sebagai pondasi Negara. Negara
diumpamakan sebagai bangunan, jikaa bangunan itu ingin berdiri kokoh dan tegak
maka harus memilik pondasi (dasar bangunan) yang kokoh dan kuat pula.

Dasar Negara dari setiap Negara berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh latar
belakang dari setiap Negara yang berbeda-beda, yang sangat dipengaruhi oleh
nilai sosial budaya, sejarah, cita-cita, dan tujuan dari negeri itu sendiri.

b. Pengertian konstitusi

Instilah konstitusi berasal dari bahasa Yunani Constituere yang artinya


menetapkan atau membentuk.

Dalam padangan umum, istilah konstitusi sering diterjemahkan sebagai


undang-undang dasar. Walaupun sesungguhnya keduanya berbeda, perbedaan itu
dilihat dari ruang lingkup, di mana konstitusi meliputi kaidah-aidah, baiktertlis
maupun tidak tertulis, sedangan undan-undang dasar hanya meliputi kaidah yang
tertulis.

Piagam tertulis pertama dalam sejarah umat manusia yang dapat dibandingkan
dengan pengertian konstitusi dalam arti modern adalah piagam madinah. Piagam
ini dibuat atas persetujuan bersama antara Nabi Muhammad SAW. Dengan wakil-
wakil penduduk kota tak lama setelah beliau hijrah dari mekkah ke yasrib. Para
ahli menyebut piagam madinah dengan istilah yang bermacam-macam.
Montgomery Watt menyebutnya The Constitution of Madina, Nicholson

3
menyebutnya Charter, Masjid Khadduri menyebutnya Treaty, serta Philip K.Hitti
menyebutnya Agreement.

Pengunaan istilah konstitusi dalam teori dibedakan menjadi dua kategori,


yaitu:

1. Kontitusi dalam istilah politik : semata-mata merupakan sebuah dokumen


hukum yang berisi pasal-pasal yang mengandung norma-norma dasar dalam
penyelenggaraan Negara, hubungan antara rakyat dan Negara, atau antar-
lembaga Negara.

2. Kontitusi dalam istilah sosial : lebih luas daripada sekedar doumen hukum
karena mengandung cita-cita sosila bangasa, rumusan filosofi tentang Negara,
sistem social, ekonomi, serta sistem politik yang ingin dikembangkan oleh
bangsa itu.

Secara umum, sifat pokko konstitusi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Fleksibel (luwes), artinya itu memungkinkan adanya perubahan sewaktu-


waktu sesuai dengan pengembangan masyarakat.

b. Rigid (kaku), artinya itu sulit untuk diubah atau diadakan perubahan.
Contoh KOnstitusi Amerika, Kanada, Jerman

2. Tujuan dan Nilai Konstitusi

Tujuan dari konstitusi adalah :

a. Untuk memberikan batasan terhadap kesewenangan tindakan pemerintah

b. Untuk menjamin hak-hak dan kewajiban antara pemerintahna dan yang diperintah

c. Untuk merumuskan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan

Adapun nilai-nilai dari konstitusi sebagaimana dijelasakna dalam pengertian dasar


Negara dan konstitusi.

3. Keterkaitan Dasar Nagera dengan Konsstitusi

a. Hubungan dasar Negara dan konstitu di negera liberal

4
Konsep dasar Negara di Negara-negara liberal bersumber pada ajaran
individualism, yang mengutamakan pada pengakuan danpelindiungan terhadap
kepentingan dan kebebasan individu.

Mekanisme konstitusi dalam demokrasi di negeri liberal pada umumnya


menerapkan demokrasi parlementer yang menerima perhatian pada kebebasan
politik setiap individu dan mengabaikan kehidupan besama dalam bidang
ekonomi.

Dalam negeri liberal telah menciptakan sistem pemerintah parlemeter, dengan


ciri-ciri sebagai berikut:

1) Kepala Negara berkedudukan sebagai lambing dan tidak dapat diganggu


gugat.

2) Kekuasaan legislatif lebih kuat daripada eksekutif.

3) Menteri-menteri bertanggung jawab kepada parlemen.

4) Program kerja kabinet harus sesuai dengan kehendak parlemen.

5) Masa jabatan tidak ditentukan dengan pasti karena dapat berganti setiap
saat.

6) Kabinet dan parlemen dapat saling menjatuhkan.

Dari cirri-ciri tersebut di atas dan dari kenyataan yang terjadi di berbagai
Negara di dunia, kita dapat menyimpulkan bahwa penerapan demokrasi
parlementer, khususnya di negeri berkembang menyebabkan tidak stabilnya
pemerintahan. Selain itu, tidak stabilnya pemerintahan tersebut disebabkan tidak
adanya keseimbangan antara kepentingan individu dengan kepentingan bersama
dalam Negara.

b. Hubungan dasar Negara dengan konstitusi di negeri komunis

Konsep dasar Negara pada Negara-negara komunis bersumber pada ajaran


materialisme yang dikembangkan oleh Karl mark dan Fiedrick Engels.

Konstitusi Negara dibuat atau disusun atas ide-ide dasar, cita-cita dan tujuan
dari paha komunis, yakni berusaha untuk melindungi kepentingan bersama
masyarakt komusi dan berupaya untuk melenyapkan kepentingan individu atau
hak rakyat.

5
Demokrasi rakyat mengembangkan gagasan monisme (gagasan yang
menyatakan hanya ada satu realitas yang fundamental), yaitu adanya golongan-
golongan atau kelas-kelas dalam masyarakat yang memaksakan kehendak and
oposisi dalam Negara harus dilenyapkan.

Dari uraian diatas dapat kita simpulkan cita-cita umum Negara komunis yang
menerapkan demokrasi rakyat, yaitu:

1) Mengutamakan kepentingan bersama.

2) Mengabaikan dan menghapus hak-hak politik rakyat.

3) Kekerasan dijadikan alat atau cara sah dalam mencapai tujuan.

4) Agama dipandang sebagai penghalang dalam mencapai/terwujudnya


masyarakat komunis.

5) Oposisi tidak diperbolehkan, bahkan dihapuskan dalam kehidupan politik.

Kenyataan tersebut telah mencerminkan adanya ketidakseimbangan antar


kepentingan bersama(negara) dengan kepentingan atau hak-hak individu dilam
Negara.

c. Hubungan dasar Negara dengan konstitusi Negara kesatuan republik Indonesia

Pancasila sebagai dasar Negara menjadi landasan yang menjadi sumber dalam
mengatur Undang-undang dasar Negara republik Indonesia. Artinya, UUD 1945
sebagai konstitusi Negara didasarkan dan bersumber pada nilai-nilai dan ide-ide
dasar yang terkandung dalam pancasila.

Pemerintahan orde baru talah menarik benag merah bagi pewujudan


pelaksanaan mekanisme demokrasi pancasila yang semakin nyata dan jelas dalam
penyelenggaraan pemeritahan Negara.

Mekanisme konstitusi dalam demokrasi pancasila telah dijabarkan dalam


UUD 1945 yang memuat sistem pemerintah Negara atau 7 kunci pokok
pemerintahan, yaitu:

1) Indonesia adalah Negara yang berdasar hukum

2) Indonesia menggunakan sistem konstitusional

3) Kekuasaan Negara yang tertinggi ada ditangan MPR

6
4) Presiden ialah penyelenggara pemerintah Negara yang tertinggi dibawah
majelis

5) Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR

6) Menteri Negara alah pembantu presiden dan tidak bertanggung jawab


kepada DPR

7) Kekuasan kepala Negara tidak terbatas.

Hal yang paling utama dari adanya hubungan itu bagi masyarakat adalah
terciptanya keseimbangan dalam berbagai bidang kehidupan karena salah satu
prinsip yang mendasar dari demokrasi pancasila adalah adanya keseimbangan
antara hak dan kewajiban.

7
B. Substanti Dasar Negara

Konstitusi dapat berupa hukum dasar tertulis yang disebut undang-undang dasar dan
hukum dasar tidak tertulis.

1. Muatan sonstitusi

Muatan konstitusi sebagaimana terdapat dalam UUD 1945 antara lain:

1) Kekuasaan dan identitas Negara.

2) Kelembagaan dan hubungan antarlembaga.

3) Garis-garis besar, fungsi, tugas dan wewenag lembaga Negara.

4) Hubungan antara warga Negara dengan negar atas hak dan kewajibannya.

5) Cita-cita Negara.

6) Aturan tambahan dan aturan peralihan.

2. Klasifikasi konstitusi Negara

Konstitusi di setiap Negara adalah merupakan hukum dasar, artinya menjadi dasar
belakunya seluruh peraturan perundangan dalam Negara.

Konstitusi sebagi hukum dasar dapat diklasfikasikan sebagi berikut:

a. Hukum dasar tertulis,jika di Indonesia adalah UUD 1945.

UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis adalah merupakan:

- Hukum yang pokok, yaitu hukum yang tertinggi

- Sumber hukum, artinya semua peraturan yang berlaku harus bersumber pada
UUD 1945

- Pengaturan yang mengikat pemerintah, lembaga Negara, lembaga masyarakat

- Hukum yang memiliki kedudukan tertinggi dalam tata urutan perundangan

8
b. Hukum dasar tidak tertulis

Menurut rumusan yang ditemukan dalam penjelasan UUD 1945 adalah:

- aturan-aturan dasar yang timbul dan pelihara dalam praktik penyelenggaraan


Negara (konvensi), misalnya pidato kenegaran presiden yang dilakukan setiap
tanggal 16 agustus. Dalam konstitusi UUD 1945, secara tertulis, tidak ada
pasal yang mengatur tenatang hal ini.

- Merupakan pelengkap dari hukum dasar tertulis terhadap ketentuna yang tidak
diatur secara jelas

- Terjadi berulangkali namun diterima oleh masyarakat

- Hanya terjadi pada tingkat nasional, karena konvensi adalah aturan dasar yang
tidak tertulis

9
C. Kedudukan Pembukaan UUD 1945 NKRI

1. Pokok-pokok pikiran dan kedudukan pembukaan UUD 1945 NKRI

Didalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tercantum empat pokok pikiran,


antara lain.

a. Negara persatuan, yaitu Negara yang melindungi dan meliputi segenap bangsa
Indonesia seluruhnya.

b. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

c. Negara yang berkadaulatan rakyat berdasarkan atas kerakyatan dan


permasyarakatan perwakilan.

d. Negara berdasar atas ketuhanan yang maha esa menurut dasar kemanusia yang
adil dan beradab

Pokok-pokok pikiran diatas mencakup suasana kebatinan yang terkandung dalam


UUD. Pokok-pokok pikiran itu mencerminkan filsafah hidup(weltanshaung) dan
panganan dunia (world view) bangsa Indonesia serta cita-cita hukum (rechtsidee)
yang menguasai dan menjiwai hukum dasar, baik yang tertulis (UUD) maupun yang
tidak tertulis.

2. Sembilan prinsip penyelenggaraan Negara

Menurut ketua mahkamah konstitusi, Prof. DR. Jiimly Asshidiqie, S.H, dalam
bukunya konstitusi dan konstitusionalisme Indonesia, ada Sembilan prinsip
penyelenggaraan Negara Indonesia dalam rumusan undang-undang di masa depan,
yaitu:

a. Prinsip ketuhanan yang maha esa

Hal ini sesuai dengan sila pertama pancasil, yaitu setiap manusia Indonesia
merupakan insane beragama berdasarkan ketuhan yang maha esa. Jiwa
keberagamaan sudah tertanam di hati manusia Indonesia yang diwujudkan dalam
kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara.

b. Cita Negara hukum dan the rule of law

Dalam UUD ditegaskan bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum


(rechstaat), bukan Negara kekuasaan (machsstaat). Dari penegasan tersebut

10
terkandung pengertian adanya pengakuan terhadap prinsip supremasi hukum dan
konstitusi, dianutnya prinsip pemisahan dan pembatasan kekuasaan menurut
sistem konstitusional yang diatur dalam UUD, adanya jaminan hak asasi manusia
dalam UUD, adanya prinsip peradilan yang bebas dan tidak memilhak yang
menjamin persamaan setiap warga Negara dalam hukum, serta menjamin keadilan
bagi setiap orang termasuk terhadap penyalahgunaan wewenang oleh pihak yang
berkuasa.

c. Paham kedaulatan rakyat dan demokrasi

Pemegang kekuasaan tertinggi di Negara Indonesia adalah rakyat karena


disadari bahwa kekuasaan berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Karena itu prinsip kedaulatan rakyat dan kedaulatan hukum hendaklah
diselenggarakan secara beriringan seperti dua sisi berbeda dari mata uang yang
sama.

d. Demokrasi langsung dan demokrasi perwakilan

Hal ini menunjukan bahwa kedaulatan rakyat di Indonesia diselenggarakan


secara langsung dan melalui sisitem perwakilan. Kedaulatan rakyat secara
langsung dapat dibuktikan dengan dilakukannya pemilihan umum, sedangkan
melalui sistem perwakilan terlihat pada fungsi pengawasan yan dilakukan oleh
DPR dan DPRD.

e. Pemisahan kekuasaan dan prinsip check and balances

Dalam UUD dicantumkan bahwa kedaulatan rakyat itu ditentukan secara


horizontal dengan cara memisahkannya menjadi kekuasaan yang saling
mengendalikan berdasarkan prinsip checks and balances. Kekuasaan legislatif di
tangan DPR dan pengawasan di Badan Pemeriksa Keuangan. kekuasaan eksekutif
di tangan presiden dan wakil presiden. Kekuasaan yudikatif dipegang oleh
mahkamah agung dan mahkamah konstitusi.

f. Sistem pemerintahan presidential

Dalam sisitem ini, presiden dan wakil presinden merupakan satu institusi
penyelengara kekuasaan eksekutif Negara yang tertinggi dibawah Undang-undang
Dasar. Selain, presiden dan wakil presiden dipilih oleh rakyat secara langsung.

11
Presiden dan wakil presiden dapat dimintakan pertanggungan jawab secara hukum
apabila mereka melakukan pelanggaran hukum dan konstitusi

g. Persatuan dan keragaman

Prinsip persatuan sangat dibutuhkan dalam keanekaragaman Indonesia.


Keragaman itu merupakan kekayaan yang harus dipersatukan, tetapi tidak boleh
disatukan atau diseragamkan.

h. Paham demokrasi ekonomi dan demokrasi sosial

Kedaulatan rakyat tidak hanya demokrasi politik, tetapi juga demokrasi


ekonomi. Penggabungan kedua demokrasi tersebut dapatlah dikatakan sebagai
paham demokrasi sosial. Dengan demokrasi sosial maka Negara berfungsi sebagai
alat kesejahteraan.

i. Cita masyarakat madani

Pada era globalisasi saat ini, gelombang liberalism juga bergema ke berbagaii
Negara. Oleh karenaitu, penting sekali untuk meningkatkan pemberdayaan
masyarakat madani atau civil society dalam hubungan antarnegara, masyarakat,
dan pasar.

3. Kedudukan pembukaan UUD 1945

Pembukaan UUD 1945 adalah merupakan pokok atau kaidah yang fundamental,
karena Pembukaan UUD 1945 merupakan inti dari proklamasi kemerdekan.
Dikatakan fundamental karena:

a. Dari segi hukum, kedudukan pembukaan UUD 1945 bersifat tetap dan tidak
berubah karena mengubah klausul pembukaan UUD 1945 sama artinya mengubah
negara kesatuan RI.

b. Dalam tata urutan perundang-undangan nasional, pembukaan UUD 1945 melekat


dan memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari pasal-pasal UUD 1945.

Ditinjau dari segi substansi:

12
a. Pembukaan UUD 1945 memiliki hubungan yang bersifat causal organis, yaitu
pokok-pokok pikiran dalam pembukaan UUD 1945 harus menjadi acuan
pembuatan pasal-pasal UUD 1945

b. Pembukaan UUD 1945 memiliki hubungan hirarkis dengan proklamasi


kemerdekaan 17 agustus 1945. Oleh karean itu pembukaan UUD 1945 memiliki
kedudukan kuat dan tidak dapat diubah dengan suatu alasan apapun.

c. Pembukaan UUD 1945 memiliki kedudukan satu tingkat dengan UUD 1945
dalam tata urutan perundang-undangan Indonesia.

4. Makna setiap aline pembukaan UUD 1945

Pembukaan UUD 1945 yang terdiri dari 4 empat alinea mengandung makna sebagai
berikut:

a. Alinea pertama

- Keteguhan bangsa Indonesia dalam membela kemerdekaan dan engusir


penjajahan

- Pernyataan subjektif bangsa Indonesia untuk menentang dan menghapuskan


penjajahan di atas dunia.

- Pernyataan objektif bahwa penjajahan tidak sesuai dengan peri kemanusiaan


dan peri keadilan.

- Dukungan bangsa Indonesia bagi kemerdekaan setiap bangsa.

b. Alinea kedua

- Kemerdekaan yang dicapai melalui perjuangan melawan penjajahan.

- Adanya momentum untuk menyatakan kemerdekaan.

13
- Kemerdekaan bukan akhir dari perjuangan, melainkan harus diisi untuk
mewujudkan masyarakat adil dan makmur.

c. Alinea ketiga

- Motivasi spiritual, bahwa kemerdekan itu adalah berkat rahmat tuhan yang
maha esa.

- Keinginan yang didambakan agar tercipta kehidupan yang seimbang antara


material dan spiritual, dunia dan akhirat.

- Pengukuhan pernyataan proklanasi kemerdekaan.

d. Alinea keempat

- Memuat rumusan tentang fungsi dan tujuan Negara Indonesia.

- Kemerdekaan disusun dalam suatu undang-undang dasar.

- Memuat susuna dan bentuk Negara Indonesia.

- Memuat sistem pemerintahan Negara berdasar kedaulatan rakyat

- Rumusan dasar Negara pancasila

Dalam alinea keempat terkandung dasar Negara Indonesia, yaitu sebagai


penegasan bahwa Negara Indonesia diselenggarakan berdasarkan atas:

1. ketuhanan yang maha esa

2. kemanusia yang adil dan beradab

3. persatuan Indonesia

4. kerakyataan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


musyawaratan/perwakilan

14
5. keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia

15
D. Sikap Positif Terhadap Konstitusi Negara

1. Periode berlakunya kontitusi

Berikut adalah perkembangan/periodisasi konstitusi republik Indonesia dari tahun


1945 sampai sekarang:

No. Periode konstitusi Bentuk negara Bentuk Sistem pemerintahan


pemerintahan
1. 18 Agust 1945-27 Des 1949

- 18 Agust 14 Nov 1945 UUD 1945 Kesatuan Republik Presidensial

- 14 Nov 194527 Des 1949 UUD 1945 Kesatuan Republik Parlementer

2. 27 Des 1949-17 Agust 1950 UUD RIS 1949 Serikat/Federasi Uni Republik Parlementer
3. 17 agust 1950-5 Juli 1959 UUDS 1950 Kesatuan Republik Parlementer
4. 5 Juli 1959-sekarang

- Orde Lama (5 Juli 1959-11Maret 1966) UUD 1945 Kesatuan Republik Presidensial

- Orde baru (11 Maret-21 Mei 1998) (demokrasi terpimpin)

- Orde reformasi (21Mei 1998-sekarang) UUD 1945 Kesatuan Republik Presidensial

(demokrasi Pancasila )

UUD 1945 Kesatuan Republik Presidensial


(amandemen)
(demokrasi)

2. Fungsi dan tahapan perubahan UUD 1945

Namun demikian setelah maraknya tuntutan masyarakat serta pesatnya dinamika


politik, UUD 1945 mengalami perubahan, bahkan hingga 4 kali, yaitu:

a. Perubahan pertama, disahkan melalui sidang umum MPR tanggal 19 Oktober


1999

b. Perubahan kedua,disahkan melalui sidang umum MPR tanggal 18 Agustus 2000

c. Perubahan ketiga, disahkan melalui sidang umum MPR tanggal 10 November


2001

d. Perubahan keempat, disahkan melalui sidang umum MPR tanggal 10 Agustus


2002

16
Adapun tujuan dari perubahan ini dimaksudkan untuk memperkuat fungsi
konstitusi sebagai dasar hukum bagi penyelenggaraan Negara dan pemerintah.

Pokok-pokok materi dalam perubahan UUD 1945:

a. Bab 1 tentang kedaulatan, pasal 1ayat (1) dan (2)

b. Bab 2 tantang susunan keanggotaan MPR, pasal 2 ayat (1)

c. Bab 2 tentang wewenang MPR, pasal 3

d. Bab 3 :

- Tentang kekuasaan presiden, pasal 4 dan 5

- Tentang pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung oleh


rakyat, pasal 6a aya(1)

- Tentang masa jabatan presiden dan wakil presiden, pasal 7

- Tentang pemberhentian presiden dan wakil presiden dalam masa jabatan,


pasal 7a

- Tentang penggatian presiden dalam masa jabatan oleh wakil presiden,


pasal 8 ayat (1)

- Tentang pengisian kekosongan wakil presiden, pasal 8 ayat (2)

- Tentang pelaksanaan tugas presiden, pasal ayat 8 (3)

- Tentang sumpah jabatan presiden dan wakil presiden, pasal 9 ayat (1)

e. Bab 4(dihapus) digantikan pasal 16 tentang pembentukan dewan pertimbangan


presiden dan menghapus DPA

f. Bab 5 tentang kementerian Negara, pasal 17

g. Bab 6 tentang pemerintahan daerah, pasal 18a dan 18b

h. Bab 7 tentang DPR, pasal 19 sampai 22b

17
i. Bab 7a tentang DPD, pasal 22c dan 22d

j. Bab 7b tentang pemilu, pasal 22e

k. Bab 8 tentang keuangan, pasal 23-23d

l. Bab 8a tentang BPK, pasal 23e 23g

m. Bab 9:

- Tentang MA, pasal 24

- Tentang MK, pasal 24 (1) dan 24c

- Tentang KY,pasal 24a (3) dan 24b

n. Bab 9b tentang wilayah Negara, pasal 25a

o. Bab 10:

- Tentng warga Negara dan penduduk, pasal 26 dan 27

- Tentang HAM, pasal 28 dan bab 10a pasal 28a-28c

p. Bab 11 tentang agama, pasal 29

q. Bab 12 tentang hankam, pasal 30

r. Bab 13 tentang tentang pendidikan dan kebudayaan, pasal 31 dan 32

s. Bab 14 tentang perekonomian nasional dan kesra, pasal 33 dan34

t. Bab 15 tentang atribut Negara, pasal 35-36c

u. Bab 16 tentang perubahan UUD, pasal 36c

v. Tentang aturan peralihan, terdiri 3 pasal

w. Tentang aturan tambahan, terdiri 2 pasal

3. Kesepakatan dasar dalam melakukan perubahan

Kesepakatan dalam melakukan perubahan antara lain didasarkan pada pasal 37


UUD 1945, yaitu:

a. Sidang MPR harus dihadiri oleh 2/3 anggota

18
b. Perumusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah yang
hadir

Perubahan tersebut telah dilakukan sebanyak 4 kali, yaitu berhasil mengubah


struktur ketatanegaraan RI, diantaranya adalah:

a. tidak ada lagi lembaga tertinggi Negara, semua sama menjadi lembaga Negara

b. memperkuat kekuasaan kehakiman, dengan menambah lembaga Negara baru,


diantaranya

4. Contoh perilaku positif terhadap konstitusi Negara

Harus diakui bahwa konstitusi Negara adalah merupakan dasar hukum bagi kita
dalam menyelenggaraan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Konstitusi
memiliki makna penting dalam suatu Negara, karena:

1. Menentukan batanasan dan legitimasi terhadap kekuasaan pemerintah

2. Sebagai instrument dalam penyelenggaraan pemerintah

3. Sebagai kitab sucinya dari suatu civil religion (misalnya dalam pengendalina
dokumen, bahkan pembaruan dalam menuju masa depan bangsa).

oleh karena itu, kita wajib memberikan contoh keteladanan dalam berperilaku
sesuai dengan konstitusi kita, misalnya:

a. Ikut serta dalam penegakan pelaksanaan konstitusi

b. Menyampaikan kepada yang berwenang jika mengetahui terjadi pelanggaran


konstitusi

c. Ikut sosialisasi/penyebaran informasi pasal-pasal konstitusi dan pelaksanaanya

d. Membantu pemerintahan dalam perumusan peraturan di bawahnya, sebagainya.

19
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
a. Dasar Negara merupakan suatu norma dasar dalam penyelenggaraan bernegara.
Sebagai norma dasar-dasar Negara menjadi norma hukum tertinggi atau sumber
dari segala sumber hukum dalam suatu Negara.
b. Fungsi Dasar Negara adalah sebagai dasar berdiri dan tegaknya negara, dasar
kegiatan penyelenggaraan negara, dasar Partisipasi warga negara, dan sebagai
dasar pergaulan antarwarga negara.
c. Pengertian Konstitusi terdapat dua pengertian yaitu Konstitusi dalam arti sempit
dan Konstitusi dalan arti luas. Konstitusi dalam arti sempit yaitu sebagai hukum
dasar yang tertulis atau undang-undang Dasar. Sedangkan Konstitusi dalan arti
luas, yaitu sebagai hukum dasar yang tertulis atau undang-undang Dasar dan
hukum dasar yang tidak tertulis / Konvensi.
d. Tujuan konstitusi adalah untuk mengadakan tata tertib untuk keselamatan
masyarakat yang penuh dengan konflik antara berbagai kepentingan yang ada di
tengah masyarakat.
e. Kedudukan konstitusi adalah sebagai hukum dasar dan sebagai hukum tertinggi.
f. Sifat konstitusi dapat bersifat luwes/supel (flexible) dan juga dapat bersifat kaku
(rigid).
g. Fungsi pokok pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah sebagai
dasar negara, sebagai ideologi bangsa dan sebagai pandangan hidup bangsa.
h. Hubungan dasar negara dengan konstitusi sangat erat karena konstitusi lahir
merupakan usaha untuk melaksanakan dasar negara. Dasar negara memuat norma-
norma ideal, yang penjabarannya dirumuskan dalam pasal-pasal oleh UUD
(Konstitusi) Merupakan satu kesatuan utuh, dimana dalam Pembukaan UUD 45
tercantum dasar negara Pancasila, melaksanakan konstitusi pada dasarnya juga
melaksanakan dasar negara.

B. SARAN
1. Sebagai warga Negara yang baik, seharusnya kita mengetahui dasar negara kita sendiri.
2. Sebagai warga negara Indonesia yang baik, kita harus mampu mewujudkan, menaati,
menghormati peraturan dasar negara terutama pancasila.
3. Penghayatan dan pelaksanaan peraturan yang ada pada dasar negara harus ditingkatkan
kembali.
4. Pembelajaran tentang dasar negara dan segala bidang yang berkaitan dengan dasar negara
tersebut seharusnya ditingkatkan agar dapat menimbulkan keselarasan dalam pemahaman
kewarganegaraan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Syamsu, Drs, dkk. 2008, Kewarganegaran. Depok:Arya Duta

Kaelan. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Paradigma. Jogjakarta

Zaelani, Endang Sukaya.Pendidikan Kewarganegaraan.Paradigma.Jogjakarta

Herdiawanto, Hery.Pendidikan Kewarganegaraan.Erlangga.Jakarta

Azra,Azyumardi.Demokrasi Hak Asasi Manusia Masyarakat Madani.ICCE UIN.Jakarta

Asshiddiqie, Jimly. Demokrasi dan Hak Asasi Manusia. Jakarta: Mahkamah Konstitusi, 2005

Zakaria, Nooraihan. Konsep Hak Asasi Manusia. Jakarta: DBP, 2005

Lubis, Todung Mulya. Jalan Panjang Hak Asasi Manusia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2005

Ismail, Basuki. Negara Hukum Demokrasi. Jakarta: Rimihyo, 1993

Idjehar, Muhammad Budairi, HAM versus Kapitalisme, Yogyakarta: INSIST Press, 2003.

Ubaidillah Ahmad dkk, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani, Jakarta: ICCE UIN
Syarif Hidayatullah, 2000.

Anda mungkin juga menyukai