Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN JAGA

STROKE NON-HAEMORAGIK

Pembimbing :
dr. Esti Haryati

Disusun Oleh:
Prakosa Jati P G4A014111

STASE KOMPREHENSIF
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO

2016

1
HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui laporan jaga dengan judul :

STROKE NON-HAEMORAGIK

Diajukan untuk memenuhi salah satu ujian


kepanitraan klinik dokter muda stase komprehensif

Disusun Oleh:
Prakosa Jati P G4A014111

Purwokerto, Desember 2016

Mengetahui,
Dokter Pembimbing,

dr. Esti Haryati


NIP 19730301.200701.2.010

2
I. PENDAHULUAN

Stroke merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian


khusus dan dapat menyerang siapa saja dan kapan saja, tanpa memandang ras,
jenis kelamin, atau usia . Stroke merupakan penyebab kematian utama di
Indonesia. Prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan
sebesar 7,0 per mil dan yang berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan atau gejala
sebesar 12,1 per mil. Jadi, sebanyak 57,9 persen penyakit stroke telah terdiagnosis
oleh nakes. Definisi stroke menurut World Health Organization (WHO) adalah
tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau
global), dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih, dapat 2
menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain selain vaskuler (Israr, 2008).
Prevalensi Stroke berdasarkan diagnosis nakes dan gejala tertinggi terdapat di
Sulawesi Selatan (17,9%), DI Yogyakarta (16,9%), Sulawesi Tengah (16,6%),
diikuti Jawa Timur sebesar 16 per mil.
Organisasi Stroke Dunia mencatat hampir 85% orang yang mempunyai
faktor resiko dapat terhindar dari stroke bila menyadari dan 3 mengatasi faktor
resiko tersebut sejak dini. Badan kesehatan dunia memprediksi bahwa kematian
akibat stroke akan meningkat seiring dengan kematian akibat penyakit jantung
dan kanker kurang lebih 6 juta pada tahun 2010 menjadi 8 juta di tahun 2030
(Yastroki, 2012). Stroke secara luas diklasifikasikan ke dalam stroke iskemik dan
hemoragik. Faktor risiko stroke di antaranya adalah merokok, hipertensi,
hiperlipidemia, fibrilasi atrium, penyakit jantung iskemik, penyakit katup jantung,
dan diabetes (Goldszmith, 2013)
Puskesmas sebagai pusat pelayanan primer merupakan ujung tombak baik
dalam meningkatkan kesehatan perorangan ataupun upaya kesehatan masyarakat.
Untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut, puskesmas memiliki program-
program sebagai pusat pelayanan primer yang berfungsi sebagai pencegahan dan
penanganan pertama. Salah satu program dari puskesmas untuk meningkatkan
upaya kesehatan masyarakat yaitu upaya promosi dan pencegahan penyakit tidak
menular menular. Termasuk didalamnya salah satunya adalah penyakit
cardiovaskuler

3
II. LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien
Nama : Tn.Syamsudin
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 67 tahun
Alamat : Petani
Agama : Islam
Status : Menikah
Tanggal Pemeriksaan : 13 Desember 2016

B. Keluhan Utama
Kelemahan anggota gerak kanan
C. Anamnesa
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan kelemahan anggota gerak kanan sejak 8 jam
sebelummasuk IGD Puskesmas Jatilawang. Dikatakan keluhan terjadi
setelah pasien melakukan sholat subuh, tiba-tiba tangan dan kaki kanan
terasa berat, awalnya masih dapat digerakan seperti biasa tetapi lama
kelamaan keluhan bertambah berat, sehingga pasien tidak dapat berjalan
ataupun berdiri. Pasien juga mengeluhkan sulit bicara, wajah yang merot,
nyeri kepala, tengkuk terasa berat. Pasien menyangkal keluhan
mual,muntah, nyeri kepala hebat, penurunan kesadaran, serta demam.

Riwayat Penyakit Dahulu dan Pengobatan


Pasien tidak sedang mengkonsumsi obat sebelumnya. Pasien tidak pernah
dirawat dirumah sakit. Pasien mengatakan dirinya tidak memiliki riwayat
alergi terhadap obat-obatan dan makanan tertentu. Pasien mengakui
menderita hipertensi sejak lama namun tidak rutin mengonsumsi obat
antihipertensi.

4
Riwayat Keluarga
Tidak ada yang mengalami keluhan yang sama di keluarga pasien. Pasien
mengakui saudara pasien dan ayah pasien memiliki riwayat darah tinggi

Riwayat Sosial
Pasien merupakan seorang petani, sehari-hari bekerja di sawah miliknnya.
Pasien mengatakan biasa mengonsumsi gorengan hampir setiap hari, jarang
meminum obat darah tinggi, jarang berolahraga, merokok, dan gemar
makan-makanan bersantan serta asin.

D. Pemeriksaan Fisik
Status Present
KU : Sedang
Kesadaran : Compos mentis (GCS : E4V5M6)
Tekanan darah : 190/100 mmHg
Nadi : 92 kali/menit, reguler, isi cukup
Respirasi : 22 kali/menit
Temp. Axilla : 36,7oC
Status General
Mata : Anemis -/-, Ikterus -/-, Oedema palpebra -/-, Refleks
pupil (+/+) Isokor, Mata cowong (-)
THT
Telinga : Bentuk normal, discharge (-)
Hidung : Bentuk normal, discharge (-)
Tenggorokan : Mulut kering (-), tonsil T1/T1 hiperemis (-), faring
hiperemis (-)
Leher : JVP 5 cmH2O; Limfonodi tidak ada pembesaran
Thoraks : Bentuk dada normal, simetris, tidak terlihat pembuluh
kolateral, tidak ada bekas luka ataupun jaringan parut.
Cor
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba

5
Perkusi : Batas kanan atas : SIC II LPSD
Batas kanan bawah : SIC IV LPSD
Batas kiri atas : SIC II LPSS
Batas kiri bawah : SIC IV 2 jari bawah LMCS
Auskultasi : S1>S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo
Inspeksi : Gerakan napas simetris.
Palpasi : Vokal fremitus N/N
Perkusi : Sonor/Sonor
Auskultasi : Ves +/+, Rhonki -/-, Wh -/-
Abdomen : Turgor kulit normal, Distensi (-), BU (+) meningkat,
Nyeri tekan (+) epigastrium, H/L tidak teraba.
Ekstremitas : Akral hangat +/+, edema-/- kelemahan +/-
+/+ -/- +/-
Status neorologis

Sikap tubuh : lurus dan simetris

Gerakan abnormal : tidak ada

Kepala : mesocephal, ukuran normal

Leher : kaku kuduk (-), tanda meningeal (-)

Nervi kraniales Kanan Kiri

N.I Daya penghiduan + +

Daya penglihatan + +

Penglihatan warna + +

N.II Lapang pandang + +

Ptosis

Gerakan mata ke medial + +

Gerakan mata ke atas + +

N.III Gerakan mata ke bawah + +

6
Ukuran pupil 3 mm 3 mm

Bentuk pupil + +

Reflek cahaya langsung + +

Reflek cahaya konsensuil + +

Strabismus divergen

Gerakan mata ke lateral bawah + +

N.IV Strabismus konvergen

Menggigit + +

Membuka mulut + +

Sensibilitas muka Menurun +


Reflek kornea + +

N.V Trismus

Gerakan mata ke lateral

Strabismus konvergen

N.VI Diplopia

Kedipan mata + +

Lipatan nasolabial Menurun +

Sudut mulut deviasi ke kiri

Mengerutkan dahi + +

Mengerutkan alis + +

Menutup mata + +

Meringis asimetris ( deviasi ke kiri)

Mengembungkan pipi + +

N.VII Daya kecap lidah 2/3 depan + +

Mendengar suara berbisik + +

Tes Rinne tidak dilakukan

N. VIII Tes Webber tidak dilakukan

7
Tes Schwabach tidak dilakukan

Arkus faring Simetris

Daya kecap lidah 1/3 belakang + +

Reflek muntah +

Sengau + +

N.IX Tersedak

Denyut nadi 69x/menit

Arkus faring Simetris

Bersuara Tidak jelas / pelo

N.X Menelan +

Memalingkan kepala + +

Sikap bahu Simetris

Mengangkat bahu + +

N.IX Trofi otot bahu Eutrofi

Sikap lidah deviasi ke kanan

Artikulasi Disartria

Tremor lidah

Menjulurkan lidah deviasi ke kanan

Trofi otot lidah

N.XII Fasikulasi lidah


Leher : Kaku kuduk (-), meningeal sign (-)

Ekstremitas : Kelemahan dan baal anggota gerak bagian kanan

Gerak Kekuatan

kanan Kiri kanan kiri

8
Tangan L B 3 5

L B 3 5

Kaki L B 3 5

L B 3 5

Refleks Patologis: babinsky group +

Refleks fisiologis: meningkat

Sensibilitas : Tangan kanan : menurun; Tangan kiri: dbn


Kaki Kanan : menurun; Kaki kiri: dbn
E. Resume
Pasien laki-laki usia 67 tahun datang dengan keluhan kelemahan
anggota gerak kanan sejak 8 jam sebelummasuk IGD Puskesmas Jatilawang.
Dikatakan keluhan terjadi setelah pasien melakukan sholat subuh, tiba-tiba
tangan dan kaki kanan terasa berat, awalnya masih dapat digerakan seperti
biasa tetapi lama kelamaan keluhan bertambah berat, sehingga pasien tidak
dapat berjalan ataupun berdiri. Pasien juga mengeluhkan sulit bicara, wajah
yang merot, nyeri kepala, tengkuk terasa berat. Pasien menyangkal keluhan
mual,muntah, nyeri kepala hebat, penurunan kesadaran, serta demam.
Pasien tidak sedang mengkonsumsi obat sebelumnya. Pasien tidak
pernah dirawat dirumah sakit. Pasien mengatakan dirinya tidak memiliki
riwayat alergi terhadap obat-obatan dan makanan tertentu. Pasien mengakui
menderita hipertensi sejak lama namun tidak rutin mengonsumsi obat
antihipertensi.
Pasien merupakan seorang petani, sehari-hari bekerja di sawah miliknnya.
Pasien mengatakan biasa mengonsumsi gorengan hampir setiap hari, jarang
meminum obat darah tinggi, jarang berolahraga, merokok, dan gemar
makan-makanan bersantan serta asin.
Pemeriksaan fisik umum didapatkan keadaan umum sadar penuh,
ditemukan tanda-tanda kelemahan anggota gerak kanan dengan skor 3,
Refleks fisiologis meningkat serta Rifleks patologis (+) pada anggota gerak

9
kanan. Pada pemeriksaan sensiblitas terdapat penurunan [ada anggota gerak
kanan. Pada pemeriksaan neurologis terdapat gangguan pada nervus fasialis
sentral dekstra, nervus hipoglosus sentral dekstra.

F. Diagnosis
1. Diagnosis klinik : hemiparese dekstra, sefalgia, mulut perot, disartria
2. Diagnosis topik : Hemisphere sinistra
3. Diagnosis etiologik : Stroke non hemoragik

G. Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
a. Injeksi Citicolin 1x1 ampul (125mg/ml)
b. Po. Nifedipin tablet 1x 20 mg (sublingual)
c. Po. Clopdogrel tablet 1x75 mg
2. Nonmedikamentosa
a. Bedrest posisi semifowler
b. Infus RL 15 tpm
c. Monitoring keluhan, tanda vital
d. Rujuk Sp.S
3. Edukasi
a. Edukasi mengenai Stroke, penyebab, rencana pengobatan, dan
pencegahannya.
b. Edukasi mengenai faktor risiko.
c. Edukasi mengenai pengobatan hipertensi.

H. Usulan Pemeriksaan Penunjuang


1. Pemeriksaan Darah Lengkap : HB, HT, Trombosit, Leukosit, elektrolit
2. Pemeriksaan Radiologi : CT-Scan
3. Pemerksaan EKG
4. Pemeriksaan Glukosa

10
I. Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fungsional : dubia ad malam
Ad Sanationam : dubia ad malam

11

Anda mungkin juga menyukai