Sarah PDF
Sarah PDF
Diajukan Oleh :
Puji syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat
peneliti sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan baik.
Adapun tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk
memenuhi salah satu syarat kelulusan menjadi Ahli Madya kebidanan dengan
tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Dr. I. Nyoman E.L, M.Kes, selaku Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Prima
Indonesia Medan yang telah menyediakan sarana dan prasarana bagi peneliti
Medan.
2. Prof. Dr. Djakobus Tarigan, AAI, DAAK, selaku Rektor Universitas Prima
Indonesia Medan yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama masa
ii
motivasi kepada peneliti selama menjalani dan menyelesaikan program studi
D-III Kebidanan.
4. Subang Aini Nasution SKM, M.Kes, Selaku Ketua Jurusan Program Studi
5. Ns. Mareli Napitu S.Pd, SST, S.Kep, selaku dosen pembimbing I yang telah
Tulis Ilmiah.
6. Ns. Juwita Verawati Siahaan, S.Kep, selaku Penguji II yang telah meluangkan
waktunya untuk memberi bimbingan, arahan dan saran kepada peneliti untuk
7. Chrismis Novalinda Ginting, SSiT, M.Kes, selaku Penguji III yang telah
Ilmiah ini.
iii
9. Riswan Sihombing, selaku Bapak Kepala Kelurahan Tanjung Gusta Helvetia
10. Ayahanda tersayang Jonni Victor Sitorus dan Ibunda tercinta Rimbun Melina
Br. Silaban yang telah memberikan kasih sayang dan dukungan moral serta
Peneliti menyadari bahwa isi dari Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak
mempunyai kekurangan. Kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun
akan sangat bermanfaat dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. Peneliti
mengharapkan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Peneliti
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .. .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
v
D. Metode pengumpulan data.................................................................... 31
E. Defenisi operasional ............................................................................. 31
F. Aspek pengukuran data ........................................................................ 32
G. Pengolahan dan analisa data ................................................................. 32
1. Pengolahan data.............................................................................. 32
2. Analisa data .................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN KUESIONER
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(Nuranna, 2010).
kanker serviks sebanyak 367 orang. Menurut umur yang paling banyak
3-5 anak (56,1%). Keluhan utama yang paling banyak dialami penderita
Kanker ini cenderung terjadi pada wanita paro baya. Sebesar 50 % kasus
ditemukan pada wanita usia 35-55 tahun; 50% nya lagi ditemukan pada
wanita dibawah usia 35 tahun. Akan tetapi, menginjak usia yang lebih tua,
resiko terserang kanker serviks tetap ada. Sayangnya banyak wanita tidak
tahu bahwa ketika menjadi tua, mereka masih beresiko terkena kanker
2
Maka sosialisasi yang lebih gencar terkait masalah ini sangat dibutuhkan
(Soebachman,2011).
dini kanker ginekologik yang sudah mantap adalah pada kanker serviks,
lama, ada tehnik pemeriksaan yang sensitif dan spesifik serta ada cara
pengobatan yang efektif (Ramli dkk, 2005). Oleh karena itu semakin dini
sitologis leher rahim. Pemeriksaan sitologis saat ini popular dengan nama
pap smear test (Tilong, 2012). Di Negara maju, kasus kanker serviks
sekunder dan deteksi dini kanker serviks (Setiati, 2009). Namun, ada juga
berbagai metode lainnya untuk deteksi dini terhadap infeksi HPV dan
3
usia subur di dapatkan 2 orang wanita usia subur yang mengetahui
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
2013.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Responden
4
Sebagai masukan untuk meningkatkan pengetahuan kepada wanita
2. Bagi Peneliti
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Defenisi Pengetahuan
what misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya
(Notoatmodjo, 2010)
adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu
tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai.
2. Jenis Pengetahuan
6
dengan good sense, karena seseorang memiliki sesuatu di mana ia
karena memang itu merah, benda itu panas karena memag dirasakan
tentang sesuatu yang bersifat reflekstis dan kritis, sehingga ilmu yang
vertikal dan cara berhubungan dengan sesama manusia, yang sering juga
7
3. Tingkat pengetahuan
tingkat yaitu :
ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh
sebenarnya.
tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada
8
4. Sumber pengetahuan
a. Empirisme
pengalamannya.
b. Rasionalisme
c. Intuisi
d. Wahyu
9
5. Cara Memperoleh Pengetahuan
berikutnya.
10
kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan
pikirannya.
sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah,
pengetahuan adalah :
a. Pendidikan
orang lain agar dapat memahami suatu hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa
11
tersebut terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru
diperkenalkan.
b. Pekerjaan
langsung.
c. Umur
hilangnya ciri-ciri lama, dan timbulnya cirri-ciri baru. Perubahan ini terjadi
d. Minat
lebih mendalam.
e. Pengalaman
12
kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaan
kehidupannya.
g. Informasi
7. Fungsi Pengetahuan
13
8. Cara mengukur pengetahuan
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
baik lebih dari 75%, pengetahuan cukup berkisar antara 60-75%, dan
Wanita usia subur (WUS) berkisar usia 15-45 tahun (Romauli dan
(Mansur, 2009).
mulut rahim. Masa ini merupakan masa terpenting bagi wanita dan
Pada masa ini terjadi ovulasi kurang lebih 450 kali. Kondisi yang perlu
deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim, serta infeksi menular
14
C. Deteksi Dini Kanker Serviks
mengenali penyakit atau kelainan yang secara klinis belum jelas, dengan
yang lebih awal atau dengan kata lain menemukan adanya kelainan sejak
sejak dini adalah suatu hal yang sangat perlu untuk mengantisipasi,
15
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah
yang cukup tinggi dalam menyebabkan kanker serviks, yaitu sekitar 99,7
% (Tilong, 2012).
Terdapat 200 tipe HPV yang sudah teridentifikasi dan terdapat 100
menyebabkan kanker (onkogenik) yaitu tipe 16, 18, 31, 33, 45, 52, dan 58.
16
Sebanyak 70% dari kanker serviks disebabkan oleh HPV 16 dan 18. HPV
resiko tipe rendah yaitu tipe 6, 11, 32, 42, 43, dan 44 hanya menyebabkan
panggul, punggung atau tungkai. Ketiga, dari vagina keluar air kemih atau
17
4. Faktor Resiko Kanker serviks
serviks meningkat lebih dari 10 kali bila berhubungan dengan enam atau
lebih mitra seks, atau bila berhubungan seks pertama di bawah umur 15
tahun.
18
disirkumsisi. Hal ini karena pada prianonsirkumsisi, hygiene penis tidak
nikotin dan zat lainnya yang terdapat di dalam rokok. Zat-zat tersebut
kanker serviks.
bahwa defisiensi asam folat dan pada wanita yang rendah konsumsi beta
kanker serviks.
(Soebachman, 2011).
19
Skrining pemeriksaan kanker serviks yang dapat dilakukan dapat
dilakukan yakni : tes Pap smear, IVA, kolposkopi, servikografi, tes HPV
(Nuranna,2010).
Kedua, pengujian harus dilakukan setiap tahun jika tes Pap Smear
biasa digunakan, atau setiap 2 tahun jika tes Pap Smear berbasis cairan
digunakan.
menjalani tes Pap Smear setiap 3 tahun sekali plus tes HPV DNA.
HIV atau punya imunitas lemah) harus mendapatkan tes pap smear setiap
tahun.
HIV atau punya imunitas lemah) harus mendpatkan tes Pap Smear setiap
tahun.
20
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk skrining atau
Pap smear test atau papanicolaou smear diambil dari nama dokter
sekitar 50 tahun yang lalu. Pap smear test merupakan pemeriksaan leher
(Tilong, 2012).
Pap smear test cenderung murah, cepat dan bisa dilakukan di unit
sakit, klinik, praktik dokter, dan lain sebagainya. Pap smear test bisa
dilakukan kapan saja, kecuali sedang haid, atau sesuai petunjuk dokter.
Pap smear test, sebaiknya dilakukan 1 x setahun oleh setiap wanita yang
serviks sehingga ada bagian yang bisa saja tidak terdeteksi. Selain itu,
2012).
21
Beberapa wanita yakin bahwa mereka boleh berhenti melakukan
a. Normal
paling luar)
IVA singkatan dari Inspeksi Visual dengan Asam Asetat, yaitu suatu
Andhyantoro, 2012).
Bila terdapat lesi kanker, maka akan terjadi perubahan warna agak
keputihan pada leher rahim yang diperiksa (Tilong, 2012). Daerah yang
22
batas yang tegas, dan mengindikasikan bahwa serviks mungkin memiliki
lesi prakanker. Jika tidak ada perubahan warna, maka dapat dianggap
IVA dilakukan hanya untuk deteksi dini. Jika terlihat tanda yang
dengan pap smear test yang selama ini lebih popular (Tilong, 2012).
daripada pap smear test (sekitar 75 %), meskipun dari segi kepastian
akuransinya sama dengan tes-tes yang lain. Ketiga, dapat dipelajari dan
23
sakit, puskesmas, pustu, polindes, dan klinik dokter spesialis, dokter
umum, dan bidan). Kelima, langsung ada hasilnya sehingga dapat segera
untuk pelayanan mudah didapat. Ketujuh, tidak bersifat invasif dan dapat
Andhyantoro, 2012).
Menurut Tilong (2012), dalam hal ini beberapa kategori yang dapat
yakni :
kanker serviks dengan metode IVA karena temuan ini mengarah pada
24
penurunan kematian akibat kanker serviks, yakni ditemukan pada
Metode thin prep lebih akurat dibandingkan dengan pap smear test.
Jika pap smear test hanya mengambil sebagian dari sel-sel di serviks atau
leher rahim, maka thin prep akan memeriksa seluruh bagian serviks atau
leher rahim yang tentu hasilnya pun akan jauh lebih akurat dan tepat
(Tilong, 2012).
visualisasi sama halnya seperti pap smear. Thin prep juga berfungsi
seperti getah pada leher rahim, lalu dijadikan sampel, dan dimasukkan ke
sebaiknya juga dilakukan secara rutin. Apabila ada gejala infeksi HPV,
thin prep tergolong baru sehingga belum tersedia secara luas (Tilong,
2012).
25
yang lebih baik. Kedua, lebih akurat mendeteksi kelainan dengan
abnormal. Keempat, diagnosis dari hasil pemeriksaan akan lebih tepat dan
d. Tes Schiller
e. Kolposkopi
pembesar untuk mengamati bagian yang terinfeksi. Hal ini bertujuan untuk
26
Kolposkopi bisa digunakan untuk screening primer secara rutin.
smear, IVA, Thin Prep, Tes Schiler ataupun Kolposkopi, maka dapat
mencegah kanker serviks dengan baik. Selain itu, ada juga beberapa
kanker payudara.
27
3. Pemeriksaan HPV, tujuan pemeriksaan HPV adalah untuk mendeteksi
adanya infeksi virus HPV yang bisa menjadi sel prakanker yang
Lebih dari itu, pola makan sehat dan gaya hidup sehat wajib diterapkan
D. Kerangka Konsep
berikut :
Variabel Tunggal
serviks
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penilitian
Gusta Kecamatan Medan Helvetia Medan Tahun 2013 dengan alat bantu
kuesioner.
1. Lokasi Penelitian
banyaknya wanita usia subur yang belum atau kurang memahami tentang
2. Waktu Penelitian
29
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah wanita usia subur yang berada di
Medan Helvetia Medan pada bulan April Tahun 2013 sebanyak 131 orang
2. Sampel
Arikunto (2006) yaitu apabila jumlah populasi kurang dari 100 orang maka
100 orang maka diambil antara 10-15% atau 20-25%. Rumus Arikunto
100
= 25 x 131 orang
100
= 32 orang
30
D. Metode Pengumpulan Data
primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diambil langsung
sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung, yaitu data yang
F. Aspek Pengukuran
31
Aspek pengukuran dilakukan terhadap tingkat pengetahuan
menjawab dengan benar diberi nilai 1 (satu) dan bila salah diberi nilai 0
(nol).
kategorikan :
1. Pengolahan Data
langkah yang penting. Hal ini disebabkan kerana data yang diperoleh
apa, dan belum siap disajikan. Untuk memperoleh penyajian data sebagai
hasil yag berarti dan kesimpulan yang baik, diperlukan pengolahan data.
a. Editing
32
Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan
masih ada data atau informasi yang tidak lengkap, dan tidak mungkin
out).
b. Coding
untuk merekam data secara manual. Lembaran atau kartu kode berisi
c. Tabulating
2. Analisa Data
yang ada dan dari sini akan dapat diambil suatu kesimpulan.
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Tanjung Gusta Kecamatan Medan Helvetia Medan Tahun 2013 telah dilakukan
setelah dilakukan pengumpulan data dan pengolahan maka diperoleh data sebagai
berikut :
1. Baik 4 12.5
2. Cukup 13 40.6
3. Kurang 15 46.8
Total 32 100
orang (46.8%) dan minoritas responden dengan pengetahuan baik yaitu sebanyak
4 orang (12.5%).
34
BAB V
PEMBAHASAN
pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu. Drs.
diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil
kesehatan, media cetak atau elktronik dan ada juga yang menjawab asal
menjawab pertanyaan what, misalnya apa air, apa manusia, apa alam,
35
dan sebagainya. Menurut asumsi peneliti, hal ini terjadi karena responden
jawaban temannya.
objek dengan kata lain menyusun gambaran tentang fakta yang ada diluar
serviks baik dari tenaga kesehatan, media cetak atau elektronik, dan juga
oleh responden.
36
lebih tentang deteksi dini kanker serviks untuk responden dari para tenaga
kesehatan, media cetak atau elektronik, dan dari sumber informasi lainnya
37
BAB VI
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Bagi Responden
tentang deteksi dini kanker serviks dengan cara bertanya kepada petugas
media cetak atau elektronik, serta ikut dalam kegiatan penyuluhan tentang
38
Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa
kanker serviks.
4. Bagi Peneliti
39
DAFTAR PUSTAKA
Ramli, H. Muchlis., Umbas, Rainy., Panigoro, Sonar S., 2005. Deteksi Dini
Kanker, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
40
Setiati, Eni., 2009. Waspadai 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita, CV Andi
Offset, Cetakan Pertama, Yogyakarta.
Tilong, Adi, D., 2012. Bebas dari Ancaman Kanker Serviks, Flashbook.
Cetakan Pertama, Yogyakarta.
41