PENDAHULUAN
2.2 PENGERTIAN
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
Diabetes Mellitus ( DM ) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan
herediter, dengan tanda tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau
tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya insulin
efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang
biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein. ( Askandar, 2000 ).
Diabetes Melitus adalah merupakan penyakit metabolik kronik yang terjadi
akibat kurangnya produksi insulin dengan adanya kelainan metabolisme karbohidrat,
protein dan lemak. (Medical Surgical Nursing, Brunner and Suddarth, 1998).
Diabetes Melitus adalah sekumpulan penyakit genetik dan gangguan
heterogen yang secara klinis ditandai dengan ketidaknormalan dalam keseimbangan
kadar glukosa yaitu hiperglikemia (Lewis, 2000, hal. 1367).
2.5 PATOFISIOLOGI
Ibarat suatu mesin, tubuh memerlukan bahan untuk membentuk sel baru dan
mengganti sel yang rusak. Disamping itu tubuh juga memerlukan energi supaya sel
tubuh dapat berfungsi dengan baik. Energi yang dibutuhkan oleh tubuh berasal dari
bahan makanan yang kita makan setiap hari. Bahan makanan tersebut terdiri dari
unsur karbohidrat, lemak dan protein (Suyono,1999).
Pada keadaan normal kurang lebih 50% glukosa yang dimakan mengalami
metabolisme sempurna menjadi CO2 dan air, 10% menjadi glikogen dan 20% sampai
40% diubah menjadi lemak. Pada Diabetes Mellitus semua proses tersebut terganggu
karena terdapat defisiensi insulin. Penyerapan glukosa kedalam sel macet dan
metabolismenya terganggu. Keadaan ini menyebabkan sebagian besar glukosa tetap
berada dalam sirkulasi darah sehingga terjadi hiperglikemia.
Penyakit Diabetes Mellitus disebabkan oleh karena gagalnya hormon insulin.
Akibat kekurangan insulin maka glukosa tidak dapat diubah menjadi glikogen
sehingga kadar gula darah meningkat dan terjadi hiperglikemi. Ginjal tidak dapat
menahan hiperglikemi ini, karena ambang batas untuk gula darah adalah 180 mg%
sehingga apabila terjadi hiperglikemi maka ginjal tidak bisa menyaring dan
mengabsorbsi sejumlah glukosa dalam darah. Sehubungan dengan sifat gula yang
menyerap air maka semua kelebihan dikeluarkan bersama urine yang disebut
glukosuria. Bersamaan keadaan glukosuria maka sejumlah air hilang dalam urine
yang disebut poliuria. Poliuria mengakibatkan dehidrasi intra selluler, hal ini akan
merangsang pusat haus sehingga pasien akan merasakan haus terus menerus sehingga
pasien akan minum terus yang disebut polidipsi.
2. Latihan
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM, adalah:
a. Meningkatkan kepekaan insulin (glukosa uptake), apabila dikerjakan
setiap 1 jam sesudah makan, berarti pula mengurangi insulin
resisten pada penderita dengan kegemukan atau menambah jumlah
reseptor insulin dan meningkatkan sensitivitas insulin dengan
reseptornya.
b. Mencegah kegemukan apabila ditambah latihan pagi dan sore
c. Memperbaiki aliran perifer dan menambah supply oksigen
d. Meningkatkan kadar kolesterol-high density lipoprotein
e. Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan akan
dirangsang pembentukan glikogen baru
Indikasi penggunaan insulin
1) DM tipe I
2) DM tipe II yang pada saat tertentu tidak dapat dirawat dengan OAD
3) DM kehamilan
4) DM dan gangguan faal hati yang berat
5) DM dan infeksi akut (selulitis, gangren)
6) DM dan TBC paru akut
7) DM dan koma lain pada DM
8) DM operasi
9) DM patah tulang
10) DM dan underweight
11) DM dan penyakit Graves
2.9 KOMPLIKASI
Beberapa komplikasi dari Diabetes Mellitus (Mansjoer dkk, 1999) adalah
1. Akut
a. Hipoglikemia dan hiperglikemia
b. Penyakit makrovaskuler : mengenai pembuluh darah besar, penyakit jantung
koroner (cerebrovaskuler, penyakit pembuluh darah kapiler).
Penderita diabetes dapat mengakibatkan perubahan aterosklerosis pada arteri-
arteri besar. Penderita NIDDM mengalami perubahan makrovaskuler lebih sering
daripada penderita IDDM. Insulin memainkan peranan utama dalam metabolisme
lemak dan lipid. Selain itu, diabetes dianggap memberikan peranan sebagai faktor
dalam timbulnya hipertensi yang dapat mempercepat aterosklerosis. Pengecilan
lumen pembuluh darah besar membahayakan pengiriman oksigen ke jaringan-
jaringan dan dapat menyebabkan ischemia jaringan, dengan akibatnya timbul berupa
penyakit cerebro vascular, penyakit arteri koroner, stenosis arteri renalis dan
penyakit-penyakit vascular perifer.
c. Penyakit mikrovaskuler, mengenai pembuluh darah kecil, retinopati, nefropati.
Ditandai dengan penebalan dan kerusakan membran basal pembuluh kapiler, sering
terjadi pada penderita IDDM dan bertanggung jawab dalam terjadinya neuropati,
retinopati diabetik.
d. Neuropati saraf sensorik (berpengaruh pada ekstrimitas), saraf otonom berpengaruh
pada gastro intestinal, kardiovaskuler (Suddarth and Brunner, 2007).
2.10 PENEGAKKAN DIAGNOSTIK
Kriteria yang melandasi penegakan diagnosa DM adalah kadar glukosa
darah yang meningkat secara abnormal. Kadar gula darah plasma pada waktu puasa
yang besarnya di atas 140 mg/dl atau kadar glukosa darah sewaktu diatas 200 mg/dl
pada satu kali pemeriksaan atau lebih merupakan criteria diagnostik penyakit DM.
2.11Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas yang meliputi nama,alamat,umur,jenis kelamin,dannstatus
b. Keluhan Utama
keluhan yang paling di rasakan oleh pasien
c. Riwayat Penyakit Sekarang
keluhan yang di rasakan dari awal terjadinya hingga sampai masuk rumah
sakit
d. Riwayat Penyakit Dahulu
tanyakan kepada klien apakah dulu pernah menderita penyakit seperti ini
maupun penyakit yang berbeda tetapi sampai masuk rumah sakit.
f. Pemeriksaan Fisik
1) Kadaan umum ; Baik
2) Kesadaran ; compos metis (Sadar Penuh)
3) TTV:TD: 130/70 mmHg S: 36,5 N80xm, RR: 20xm
A. PENGKAJIAN FISIK
a. Sistem Pernafasan. Biasanya frekuensi nafas normal bila tidak terdapat
komplikasi, akan sedikit meningkat pada klien diabetes yang sudah lansia karena
menurunnya otot-otot pernafasan sehingga kemampuan pengembangan paru juga
menurun. Akan didapatkan pernafasan kussmaul jika penderita mengalami
ketoasidosis dan didapat pula nafas yang berbau aseton, dan bau halitosis atau bau
manis. Bisa juga didapatkan keluhan batuk dengan atau tanpa sputum purulen
(tergantung adanya infeksi atau tidak), dapat pula terjadi paraestesia atau paralysis
pada otot-otot pernafasan (jika kadar Kalium menurun cukup tajam).
b. Sistem Kardiovaskuler. Kaji adanya hipotensi ortostatik, akral dingin, nadi
perifer melemah terutama pada tibia posterior, dan dorsalis pedis, terjadinya
aterosklerosis yang dapat terbentuk baik pada pembuluh darah besar (makrovaskuler)
atau pembuluh darah kecil (mikrovaskuler). Kaji pula adanya hipertensi, edema
jaringan umum, disritmia jantung, nadi lemah halus, pucat, dan takikardia serta
palpitasi menunjukkan terjadinya hipoglikemik. Apabila telah terjadi neuropati pada
kelainan jantung maka akan diperoleh kelainan gambaran EKG lambat.
c. Sistem Pencernaan. Kaji adanya polidipsi, poliphagi, mual, muntah, konstipasi,
diare, perasaan penuh pada perut, obesitas ataupun penurunan berat badan yang
berlebihan pada periode beberapa hari/minggu dan adanya distensi abdomen.
d. Sistem Persarafan. Biasanya didapatkan data penurunan sensasi sensori, rasa
pusing, sakit kepala, kesemutan, kelemahan pada otot, bahkan sampai paraestesia,
gangguan penglihatan, didapat juga gangguan orientasi dengan data klien tampak
mengantuk, gelisah, letargi, stupor, bahkan sampai koma bila klien telah mengalami
komplikasi ketoasidosis, hipoglikemia dan adanya aktivitas kejang.
e. Sistem Endokrin. Biasanya pada klien diabetes didapatkan gejala trias P yaitu
Poliuria, Polidipsi dan Poliphagia. Kondisi klien akan lebih berat jika penderita
mempunyai penyakit penyerta lain terutama gangguan pada hormon lain. Oleh karena
itu perlu dikaji penyakit yang dapat ditimbulkan oleh kerja hormon-hormon tersebut
seperti adanya pembesaran kelenjar tiroid paratiroid, moonface, adanya tremor, dll.
Jika tidak ada gangguan pada hormon lain maka pengkajian difokuskan pada hal-hal
yang berhubungan dengan DM seperti trias P, penggunaan insulin, dan faktor
hipoglikemik.
f. Sistem Genitourinaria. Biasanya terjadi perubahan pola dan frekuensi berkemih
(poliuria) dan terkadang nokturia, rasa nyeri dan terbakar saat BAK, kesulitan
berkemih karena infeksi, bahkan bisa terjadi infeksi saluran kemih. Urine akan
tampak lebih encer, pucat, kuning, dan poliuria dapat berkembang menjadi
oliguria/anuria jika terjadi hipovolemia berat. Urine bisa tercium bau busuk jika
infeksi. Klien sering merasa haus sehingga intake cairan bertambah. Perlu dikaji juga
adanya masalah impotensi pada laki-laki dan masalah orgasme pada wanita serta
infeksi pada vagina.
g. Sistem Muskuloskeletal. Biasanya didapatkan rasa lemah, letih, dan penurunan
kekuatan otot, sehingga klien sulit bergerak/berjalan (beraktivitas), juga adanya
keluhan kram pada otot.h. Sistem Integumen. Biasanya ditemukan turgor kulit
menurun, apabila terdapat luka klien sering mengeluh luka sulit sembuh dan malah
membusuk. Akral teraba dingin, dan integritas kulit menurun (rusak). Kulit bisa
kering, gatal, bahkan terjadi ulkus. Demam dan diaporesis dapat terjadi jika klien
mengalami infeksi.
i. Pengkajian 11 Fungsional Gordon
1) Pola Persepsi dan Penanganan Kesehatan
Pengkajian Psikologis (yulia, 2013)
1. Apakah anda puas dengan kehidupan anda?
2. Apakah anda mengurangi banyak aktivitas dan hobi anda?
3. Apakah anda merasa kehidupan anda terasa hampa?
4. Apakah anda senantiasa bosan?
5. Apakah anda memiliki harapan pada masa depan?
6. Apakah anda terganggu dengan pikiran yang tidak dapat
dilupakan?
7. Apakah anda bersemangat setiap waktu?
8. Apakah anda takut tentang sesuatu yang buruk yang akan
menimpa anda?
9. Apakah anda merasa bahagia setiap waktu?
10. Apakah anda merasa tidak berdaya?
11. Apakah anda merasa gelisah dan gugup?
12. Apakah anda lebih memilih di dalam rumah daripada berjalan-
jalan keluar dan melakukan sesuatu yang baru?
13. Apakah anda selalu khawatir akan masa depan anda?
14. Apakah anda memiliki masalah pada ingatan?
15. Apakah anda berfikir bahwa luar biasa anda diberikan kehidupan
sampai sekarang?
16. Apakah anda selalu merasa kecewa dan sedih?
17. Apakah anda merasa tidak berguna?
18. Apakah anda mengkhawatirkan masa lalu anda?
19. Apakah anda menemukan kehidupan yang menyenangkan?
20. Apakah anda memiliki kesulitan untuk memulai hal yang baru?
21. Apakah anda memiliki energi maksimal?
22. Apakah anda merasa situasi anda saat ini tidak tertolong?
23. Apakah anda berfikir bahwa orang lain lebih baik dari anda?
24. Apakah anda selalu menangisi hal-hal kecil?
25. Apakah anda selalu merasa ingin menangis?
26. Apakah anda memiliki kesulitan dalam berkonsentrasi?
27. Apakah anda menikmati suasana bangun di pagi hari?
28. Apakah anda lebih memilih untuk menghindari perkumpulan
sosial?
29. Apakah anda mudah untuk membuat keputusan?
30. Apakah pikiran anda jernih?
Interpretasi Hasil
Nilai 0-9 : normal
Nilai 10-19 : depresi ringan
Nilai 20-30 : depresi berat
APGAR KELUARGA
NO FUNGSI URAIAN SKORE
1 Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat kembali pada 2
keluarga (teman-teman) saya untuk membantu
pada waktu sesuatu menyusahkan saya.
2 Hubungan Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) 2
saya membicarakan sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah dengan saya.
3 Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya 2
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan aktivitas atau arah baru.
4 Afeksi Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) 2
saya mengekspresikan afek dan berespon
terhadap emosi-emosi saya, seperti marah,
sedih atau mencintai.
5 Pemecahan Saya puas dengan cara teman-teman saya dan 1
saya menyediakan waktu bersama-sama.
Analisa hasil : 9
Skor : 8-10 : fungsi sosial normal
Skor : 5-7 : fungsi sosial cukup
Skor : 0-4 : fungsi sosial kurang/suka menyendiri
2) Pola Nutrisi dan Metabolik
Tanyakan kepada pasien bagaimana makannya baik sebelum sakit maupun
sesudah sakit
3) Pola Eliminasi
Tanyakan Sebelum sakit bagaimana pola eliminasinya apakah teratur atau tidak dan
Selama sakit bagaimana
Indeks Katz
Indeks Barthel ( IB )
Tahap 2
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1
kali dalam 1 bulan?
2 Ada masalah atau banyak pikiran?
3 Ada gangguan/masalah dengan keluarga
lain?
4 Menggunakan obat tidur/penenang atas
anjuran dokter?
5 Cenderung mengurung diri?
Apabila lebih dari atau sama dengan 1 jawaban Iya ialah masalah
emosional positif (+).
Kesimpulannya dari jawaban diatas bahwa klien mengalami
masalah emosional positif ( + ).
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh b.d Penurunan Insulin
2. Kekurangan Volume Cairan b.d Diuresis Osmotik
3. Intoleransi Aktivitas b.d Kelemahan
NO DIAGNOSA NOC NIC
1 Perubahan Nutrisi Kurang
Status Gizi : Asupan Monitor gizi
dari Kebutuhan Tubuh b.d Makanan Dan Cairan Aktivitas yang dilakukan :
Penurunan Insulin Klien diharapkan mampu untuk -: Amati kecenderungan
- Mempertahankan berat badan pengurangandan dan penambahan
- - Mempertahankan masa tubuh BB
dan berat badan dalam batas
- Monitor jenis dan jumlah
normal latihan yang dilaksanakan
- Memiliki nilai laboratorium
- Monitor respon emosional klien
dalam batas normal ketika ditempatka pada suatu
- Melaporkan tingkat energi keadaan yang ada makanan
yang adekuat - Monitor lingkungan tempat
makanan
- Monitor mual dan muntah
- Monitor tingkat energi, rasa
tidak enak badan,kelatihan dan
kelemahan
- Monitor masukan kalori dari
bahan makanan
Manajemen Nutrisi
Aktivitas yang dilakukan :
- Kaji apa klien ada alergi
makanan
- Kerja sama dengan ahli gizi
dalam menentukan jumlah kalori,
protein dan lemak secara tepat
sesuai dengan kebutuhan klien.
- Ajari klien tentang diet yang
bener sesuai kebutuhan tubuh
- Monitor catatan makanan yang
masuk atas kandungan gizi dan
jumlah kalori
- Timbang BB secara teratur
- Pasyikan bahwa diet
mengandung makanan yang
berserat tinggi untuk mencegah
sembelit
- Pastikan kemampuan klien
untuk memenuhi kebutuhan
Manajemen Hiperglikemi
Aktivitas yang dilakukan :
- Monitor guladarah
sesuaiindikasi
- Monitor tanda dan gejala
poliuri, polidipsi, polifagia.
Keletihan, pandangankabur
atausakit kepala
- Monitor TTV sesuai indikasi
- Batasi latihan ketika gula darah
besar dari 250mg/dl khusus nya
adanya keton dalam urin
- Monitor status cairan intake
output sesuai kebutuhan
2 Kekurangan
Volume Keseimbangan Elektrolit dan
Manajemen Asam-Basa
Cairan b.d Diuresis asam-Basa Aktivitas yang dilakukan :
Osmotik Klien diharapkan mampu untuk
- Monitor status hemodinamik
- menormalkan : termasuk CVP (tekanan vena
- Albumin serum sentral), MAP (tekanan arteri rata-
- - pH serum rata), PAP (tekanan arteri paru)
- Kreatinin serum - Dapatkan hasil labor untuk
- Bikarbonat serum menganalisa keseimbangna asam
- pH Urine basa seperti ABG, urin dan level
serum
Keseimbangan Cairan - Pantau ketidakseimbangan
Klien diharapkan mampu untuk elektrolit yang semakin buruk
menormalkan : dengan mengoreksi
- Tanda-tanda dehidrasi tidak ketidakseimbangan asam basa
ada - Dorong pasien dan keluarga
- Mukosa mulut dan bibir untuk aktif dalam pengobatan
lembab ketidakseimbangan asam basa
- Balan cairan seimbang
Pemantauan Cairan
Aktivitas yang dilakukan :
- Kaji tentang riwayat jumlah dan
tipe intake cairan dan pola
eliminasi
- Kaji kemungkinan factor resiko
terjadinya imbalan cairan (seperti :
hipertermia, gagal jantung,
diaforesis, diare, muntah, infeksi,
disfungsi hati)
- Monitor BB, intake dan output
- Monitor nilai elektrolit urin dan
serum
- Monitor osmolalitas urin dan
serum
- Monitor membrane mukosa,
turgor dan rasa haus
- Monitor warna dan kuantitas
urin
3
Intoleransi Aktivitas b.d Toleransi Aktivitas Terapi Aktivitas
Kelemahan Klien diharapkan mampu untuk Aktivitas yang dilakukan :
menyeimbangkan : - Monitor program aktivitas klien.
- - Denyut nadi saat beraktivitas.- Bantu klien untuk melalukan
- Jumlah pernafasan saat aktivitas yang biasanya ia lakukan.
beraktivitas. - Jadwalkan klien untuk latihan-
- Tekanan darah sistolik saat latihan fisik secara rutin.
beraktivitas. - Bantu klien dengan aktivitas-
- Tekanan darah diastolic saat aktivitas fisik.
beraktivitas. - Monitor respon fisik, sosial, dan
- Warna kulit. spiritual dari klien terhadap
- Kekuatan tubuh bagian atas. aktivitasnya.
- Kekuatan tubuh bagian
- Bantu klien untuk memonitor
bawah. kemajuan dari pencapaian tujuan.
D. IMPLEMENTASI
Implementasi di lakukan sesuai intervensi yang di tulis
E. EVALUASI.
BAB III
KESIMPULAN
4.1 KESIMPULAN
DM yaitu kelainan metabolik akibat dari kegagalan pankreas untuk
mensekresi insulin (hormon yang responsibel terhadap pemanfaatan glukosa) secara
adekuat. Akibat yang umum adalah terjadinya hiperglikemia.
DM merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kelainan
kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau
akibat kerja insulin yang tidak adekuat (Brunner & Suddart).
Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi, meningkat setelah makan dan
kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah yang normal pada pagi hari
setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah
biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum cairan
yang mengandung gula maupun karbohidrat lainnya.
4.2 SARAN
Bagi penderita diabetes mellitus diharapkan selalu menjaga gaya hidup karena
ini sangat berpengaruh terhadap keparahan dari penyakit itu sendiri maka dari itu
penderita penyakit diabetes mellitus haus selalu menjaga kandungan gula dalam
darah dengan tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung kadar glukosa yang
tinggi. Untuk dari itu penderita bisa menggantinya dengan gula jagung. Pederita juga
harus harus rajin dalam olahraga karena itu sangat penting bagi kesehatan anda.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito & Moyet (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC.
Johnson, M.,et all, 2008, Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition,
IOWA Intervention Project, Mosby.
Mc Closkey, C.J., Iet all, 2008, Nursing Interventions Classification (NIC) econd
Edition, IOWA Intervention Project, Mosby.
Sujono & Sukarmin (2008). Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan
Eksokrin & Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wilkinson, Judith M. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Nic Noc. Jakarta:
EGC.