2017
PASIEN DIARE
Oleh:
K1A1 11 009
Pembimbing:
Mengetahui:
Pembimbing,
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Subdit Diare, Departemen Kesehatan dari tahun 2000 s/d 2010 terlihat
Pada tahun 2012 Diare terus menjadi salah satu pembunuh utama
kematian Balita di seluruh dunia dan secara kolektif menewaskan lebih dari
Penyakit bersumber data KLB (STP KLB) tahun 2010, diare menempati
Keracunan makanan, Difteri dan Campak. Keadaan ini tidak berbeda jauh
dengan tahun 2009, menurut data STP KLB 2009 , KLB diare penyakit ke 7
tinja (menjadi cair), dengantanpa darah danatau lendir. Diare Akut adalah
3
diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat, dalam beberapa jam
atau hari dan berlangsung dalam waktu kurang dari 2 minggu, dan disebut
memberikan ASI secara ekslusif sejak lahir, menggunakan botol susu yang
tidak higienis, anak tidak diberikan imunisasi), (2) faktor pejamu (kurang
gizi dan imunodefisiensi), (3) faktor lingkungan (sarana air bersih dan
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
4
2. Tujuan Khusus
keluarganya
C. Manfaat
1. Bagi Penulis
kedokteran keluarga.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Diare akut adalah buang air besar dengan frekuensi yang meningkat
dari biasanya atau lebih dari tiga kali sehari dengan konsistensi tinja lebih
lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnya serta berlangsung dalam
Pada bayi yang minum ASI sering frekuensi buang air besarnya
lebih dari 3-4 kali per hari, keadaan ini tidak dapat disebut diare, tetapi
masih bersifat fisiologis atau normal. Selama berat badan bayi meningkat
B. Epidemiologi
menurunkan dua per tiga kematian anak dalam periode 1990-2015. Diare
menduduki urutan kedua penyebab kematian pada anak 5, dan sebagai salah
6
Di Indonesia berdasarkan data laporan Surveilan Terpadu Penyakit
(STP) Puskesmas dan Rumah Sakit (RS) secara keseluruhan angka insidens
Diare selama kurun waktu lima tahun dari tahun 2002 sampai tahun 2006
cenderung berfluktuasi dari 6,7 per 1000 pada tahun 2002 menjadi 9,6 per
1000 pada tahun 2006 ( angka insiden bervariasi antara 4,5- 25,7 per
penyakit diare menduduki urutan ke dua dari penyakit infeksi dengan angka
insiden diare tertinggi adalah Aceh (10,2%), Papua (9,6%), DKI Jakarta
C. Etiologi
7
b) Infeksi virus: Enteroovirus, (Virus ECHO, Coxsackie,
yang pedas, dan makanan basi), gangguan saraf, hawa dingin, dan
alergi.
(overgrowth).
a) Malabsorbsi makanan
8
D. Cara Penularan dan Faktor Risiko
tercemar tinja atau tidak langsung melalui lalat. ( melalui 4 F = finger, flier,
fluid, field).5
1) Faktor perilaku
antara lain:6,9
lebih besar dari pada bayi yang diberi ASI secara eksklusif dan
susu.
membuang tinja anak pada saat memberi ASI atau makan anak.
9
d) Menyimpan makanan di tempat yang tidak higienis seperti
berumur 9 bulan.
buruk.
patogen.
3) Faktor lingkungan9
10
Penyakit Diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis 2
faktor lingkungan yang dominan, yaitu sarana air bersih dan tempat
pembuangan tinja.
4) Faktor Sosiodemografi9
pendapatan.
E. Patofisiologi
osmotik.
menyebabkan diare.
menyebabkan infeksi dan kerusakan villi usus halus. Enterosit yang rusak
11
diganti dengan yang baru yang fungsinya belum matang, villi mengalami
atropi dan tidak dapat mengabsorpsi cairan dan makanan dengan baik, akan
shigella, E coli agak berbeda dengan patogenesis diare oleh virus, tetapi
prinsipnya hampir sama. Bedanya bekteri ini dapat menembus (invasi) sel
F. Manifestasi Klinis
pada Diare.
12
c) Terjadi penimbunan asam laktat karena adanya anoksia jaringan
intraseluler.
terjadi, lebih sering terjadi pada anak yang sebelumnya sudah menderita
muncul jika kadar glukosa darah menurun sampai 40 mg% pada bayi
13
c) Makanan yang diberikan sering tidak dicerna dan di absorbsi
G. Diagnosis
1. Anamnesis
biasa, berkurang, jarang atau tidak kencing dalam 6-8 jam terakhir.
atau penyakit lain yang menyertai seperti batuk, pilek, otitis media,
2. Pemeriksaan Fisik
14
ubun-ubun besar cekung atau tidak, mata : cekung atau tidak, ada atau
tidaknya air mata, bibir, mukosa mulut dan lidah kering atau basah.7
metabolic. Bising usus yang lemah atau tidak ada bila terdapat
WHO, Skor Maurice King, kriteria MMWR dan lain-lain dapat dilihat
15
Segera kembali Kembali <2 detik Kembali >2 detik
Cubitan kulit
Normal Memanjang Memanjang,
Capillary refil minimal
Hangat Dingin Dingin, mottled,
Ekstremitas sianotik
Normal Berkurang Minimal
Kencing
Dikutip dari kepustakaan 5.
Penilaian A B C
Lihat :
Keadaan Umum Baik, sadar *Gelisah, Rewel *Lesu, lunglai atau tidak
Mata Normal Cekung sadar
Air Mata Ada Tidak ada Sangat Cekung
Mulut dan lidah Basah Kering Kering
Rasa haus Minum biasa *Haus ingin Sangat kering
tidak haus minum banyak *Malas minum atau tidak
mau minum
Turgor kulit Kembali *Kembali *Kembali sangat lambat
cepat lambat
Hasil Pemeriksaan Tanpa Dehidrasi Dehidrasi berat
Dehidrasi Ringan/sedang Bila ada 1 tanda *
bila asa 1 tanda ditambah 1 atau lebih
* ditambah 1 tanda lain.
atau lebih tanda
lain
Dikutip dari kepustakaan 5.
3. Laboratorium
a) Pemeriksaan tinja
(2) pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet
16
b) Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah,
memunginkan)
ginjal.
kejang).
H. Terapi
Laksana Pengobatan Diare pada balita yang baru didukung oleh Ikatan
semua kasus diare yang diderita anak balita baik yang dirawat dirumah
lama dikembangkan dari kejadian luar biasa diare di Asia Selatan yang
17
terutama disebabkan karena disentri, yang menyebabkan berkurangnya
paling banyak terjadi akhir-akhir ini dengan tingkat sanitasi yang lebih
baik adalah disebabkan oleh karena virus. Diare karena virus tersebut
itu, para ahli diare mengembangkan formula baru oralit dengan tingkat
hipernatremia.5
Keamanan oralit ini sama dengan oralit yang selama ini digunakan,
hingga 20% serta mengurangi kejadian muntah hingga 30%. Selain itu,
oralit baru ini juga telah direkomendasikan oleh WHO dan INUCEF
formula baru :
3) Berikan larutan oralit pada anak setiap kali buang air besar, dengan
18
- Untuk anak < 2 tahun : berikan 50-100 ml tiap kali BAB
Soenarto 2007). Berdasarkan bukti ini semua anak diare harus diberi
19
Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah berhenti.
Larutkan tablet dalam 1 sendok makan air matang atau ASI, sesudah
gizi pada penderita terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta
harus lebih sering di beri ASI. Anak yang minum susu formula juga
diberikan lebih sering dari biasanya. Anak uis 6 bulan atau lebih
makanan yang mudah dicerna dan diberikan sedikit lebih sedikit dan
4. Antibiotik selektif
20
berikut : inaktivasi obat melalui degradasi enzimatik oleh bakteri,
dan obat di rumah dan kapa harus membawa kembali bali ke petugas
pemberian makanan, sedangkan terapi non spesifik dengan anti diare tidak
dehidrasi berat.5,11
tangga untuk mencegah dehidrasi, seperti : air tajin, larutan gula garam,
10 ml/kgBB atau untuk anak usia <1 tahun adalah 50-100 ml, 1-5 tahun
21
adalah 100-200 ml, 5-12 tahun adalah 200-300 ml dan dewasa adalah
Pemberian dengan botol tidak boleh dilakukan. Anak yang lebih besar
dapat minum langsung dari cangkir atau gelas dengan tegukan yang
cairan rumah tangga ASI dan makanan yang biasa dimakan tetap harus
22
perkiraan kekurangan cairan dapat ditentukan dengan menggunakan
umur penderita, yaitu : untuk umur < 1 tahun adalah 300 ml, 1-5 tahun
adalah 600 ml, >5 tahun adalah 1200 ml dan dewasa adalah 2400 ml.
Bila penderita masih haus dan masih ingin minum harus diberi
minum air putih atau air tawar. Bila udema kelopak mata sudah hilang
23
Penderita diare dehidrasi berat harus dirawat di Puskesmas atau
Rumah Sakit. Pasien yang masih dapat minum meskipun hanya sedikit
harus diberi oralit sampai cairan infuse terpasang. Disamping itu, semua
jam (untuk bayi) atau 1-2 jam (untuk anak yang lebih besar). Pemberian
dengan dosis 100 ml/kgBB. Cara pemberiannya untuk < 1 tahun 1 jam
cc/kgBB.5
tetesan IV dapat dipercepat. Setelah 6 jam pada bayi atau 3 jam pada
d) Terapi medikamentosa
24
sistemik dan sebagian besar tidak direkomendasikan untuk anak umur
Antibiotik
diare akut oleh karena sebagian besar diare infeksi adalah rotavirus
antibiotika.5
Obat Antidiare
25
I. Komplikasi
1) Dehidrasi.
2) Renjatan hipovolemik.
4) Hipoglikemi.
J. Pencegahan
1. Perilaku Sehat
a. Pemberian ASI
dicerna dan diserap secara optimal oleh bayi. ASI saja sudah cukup
susu formula atau cairan lain yang disiapkan dengan air atau bahan-
saja, tanpa cairan atau makanan lain dan tanpa menggunakan botol,
26
menghindarkan anak dari bahaya bakteri dan organisme lain yang
menyapih).1
susu botol. Flora normal usus bayi yang disusui mencegah tumbuhnya
diberikan.1
27
1) Perkenalkan makanan lunak, ketika anak berumur 6 bulan dan
2) Tambahkan minyak, lemak dan gula ke dalam nasi /bubur dan biji-
ke dalam makanannya.
anak.1
28
Masyarakat yang terjangkau oleh penyediaan air yang benar-
di rumah.1
2) Simpan air dalam tempat yang bersih dan tertutup serta gunakan
3) Jaga sumber air dari pencemaran oleh binatang dan untuk mandi
anak-anak
5) Cuci semua peralatan masak dan peralatan makan dengan air yang
d. Mencuci Tangan
29
dampak dalam kejadian diare ( Menurunkan angka kejadian diare
sebesar 47%).1
e. Menggunakan Jamban
jamban harus membuat jamban dan keluarga harus buang air besar di
jamban.
berbahaya. Hal ini tidak benar karena tinja bayi dapat pula menularkan
penyakit pada anak-anak dan orang tuanya. Tinja bayi harus dibuang
secara benar.
2) Bantu anak buang air besar di tempat yang bersih dan mudah di
jangkau olehnya.
30
3) Bila tidak ada jamban, pilih tempat untuk membuang tinja seperti
4) Bersihkan dengan benar setelah buang air besar dan cuci tangan
dengan sabun.1
mencegah agar bayi tidak terkena penyakit campak. Anak yang sakit
juga dapat mencegah diare. Oleh karena itu berilah imunisasi campak
K. Prognosis
31
BAB III
KUNJUNGAN RUMAH
A. Tinjauan kasus
Umur : 7 Tahun
Pendidikan : SD
32
Diagram 1. Genogram keluarga
Keterangan : : laki-laki
: Perempuan
: Pasien
C. ANAMNESIS
namun tidak disertai darah. demam (+) sejak 2 hari sebelum dibawa ke
puskesmas, Kejang (-) Menggigil (-) Mual (-), Muntah (+) sebanyak 2
kali, nafsu makan menurun sejak sakit. Pasien juga masih mau minum.
BAK pasien normal seperti biasanya. Keluhan lain seperti batuk (-),
33
3. Riwayat penyakit terdahulu
lalu.
D. PEMERIKSAAN FISIK
Tanda Vital
Suhu : 36,6oC
Berat badan : 21 Kg
Gizi : baik
34
Tonsil : T1-T1 hiperemis (-)
Thorax :
Pulmo
Cor
Perkusi : Pekak
Abdomen
Perkusi : Timpani
Ekstremitas :
35
Cap refill : Normal
36
sayuran dan buah-buahan untuk menu makan anak.
F Pasien ini perlu dirujuk
Pasien ini perlu dirujuk bila keluhan pasein semakin memberat misalnya
terjadi penurunan kesadaran, pasien gelisah, bibir atau kulit sianosis,
muntah hebat, tidak mau minum, frekuensi BAB semakin bertambah.
G Penjelasan yang diberi pada pasien dan keluarganya tentang
penyakit yang di derita
Adapun penjelasan yang diberikan kepada pasein dan keluarganya tentang
penyakit yang diderita yaitu menjelaskan tentang diare, penyebab dan
faktor pencetusnya, komplikasi dan penatalaksanaannya. Diare adalah
suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi
lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih
sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari. Penyebab diare dapat
dikelompokkan menjadi 6 golongan besar yaitu infeksi (disebabkan oleh
bakteri, virus atau paasit), malabsorbsi, alergi, keracunan, imunodefisiensi
(penurunan sistem kekebalan tubuh), dan sebab-sebab lainnya. Penyebab
yang sering ditemukan adalah diare yang disebabkan infeksi dan
keracunan. Diare dapat menyebabkan dehidrasi baik ringan, sedang,
maupun berat yang apabila tidak segera ditangani akan menimbulkan
komplikasi hingga kematian. Cara mencegah dehidrasi sebelum anak
dibawa ke sarana kesehatan dengan cara memberikan oralit, bila tidak
tersedia berikan cairan rumah tangga kuah sayur, sari buah, air teh, air
matang. Karena penularan diare menyebar melalui jalur fekal-oral,
penularannya dapat dicegah dengan menjaga higiene pribadi yang baik.
H Penjelasan yang disampaikan tentang peranan pasien dan
keluarganya dalam proses penyembuhan penyakit yang diderita
- Peran keluarga sangat penting untuk selalu menjaga kesehatan
anaknya dan segera ke pusat pelayanan kesehatan jika didapatkan
keluhan, menjelaskan kepada keluarga untuk menjaga kebersihan diri
dan anak, membiasakan diri mencuci tangan sebelum makan, setelah
37
buang air, dan sebelum mengelola makanan, serta menjaga kebersihan
makanan, konsumsi makanan yang terjamin kebersihannya agar anak
tidak mudah terserang diare.
I Upaya pencegahan yang disampaikan pada keluarganya (pencegahan
primer, pencegahan sekunder dan pencegahan tertier)
1. Pencegahan primer
- Health promotion: penyuluhan tentang penyakit diare, penyuluhan
tentang perilaku hidup bersih dan sehat, penyuluhan gizi seimbang
pada ibu dan anak, penyuluhan kesehatan lingkungan rumah.
- Specific protection: menghindari faktor-faktor risiko diare dengan
menerapkan pola hidup sehat misalnya membiasakan diri mencuci
tangan, menjaga kebersihan diri, menjaga kebersihan rumah,
mengkonsumsi makanan yang terjamin keberihannya.
2. Pencegahan sekunder
- Early diagnosis dan prompt treatment: Upaya penanggulangan
diare dilakukan dengan upaya pengobatan sedini mungkin
sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi dan menganjurkan
kepada semua anggota keluarga jika mengalami suatu keluhan agar
segera ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pengobatan
3. Pencegahan tersier
- Disability limitation: menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta
penanganan pertama yang perlu dilakukan sehingga mencegah
terjadinya komplikasi maupun kematian.
- Rehabilitation: Menyampaikan kepada keluarga agar memastikan
anak yang sakit mendapat istirahat yang cukup. Usahakan untuk
memberi ruangan yang aman dan nyaman untuknya beristirahat.
Jika sudah timbul komplikasi dari penyakit pasien maka
dianjurkan untuk segera ditangani di rumah sakit sehingga
komplikasi yang dialami dapat dicegah perburukannya.
38
KEGIATAN YANG DILAKUKAN SAAT KUNJUNGAN RUMAH
namun tidak disertai darah. demam (+) sejak 2 hari sebelum dibawa ke
puskesmas, Kejang (-) Menggigil (-) Mual (-), Muntah (+) 2 kali, nafsu
makan menurun sejak sakit. Pasien juga masih mau minum. BAK pasien
normal seperti biasanya. Keluhan lain seperti batuk (-), pilek (-),Riwayat
Diagnosis Holistik
A Aspek personal
Ibu pasien membawa anaknya berobat ke Puskesmas dengan harapan
anaknya cepat sembuh.
B Aspek risiko internal
Faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien yaitu:
Anak tersebut sering makan makanan yang dibeli diwarung dan pasien
sering makan tidak mencuci tangan.
39
C Aspek psikososial keluarga
- Hubungan antar anggota keluarga baik. Semua masalah yang ada
selalu dibicarakan dengan baik-baik dan keputusan diambil
berdasarkan hasil musyawarah atau kesepakatan bersama dan
pasienpun tidak rewel.
- Faktor eksternal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien yaitu
ibu pasien kurang memperhatikan pasien karena kesibukan sehingga
pasien sering beli makanan diluar dan sering makan tanpa mencuci
tangan.
40
Data sarana pelayanan kesehatan dan lingkungan kehidupan keluarga
Kesimpulan tentang
Faktor Keterangan faktor pelayanan
kesehatan
Sarana pelayanan Puskesmas Memuaskan
kesehatan yang
digunakan oleh keluarga
Cara mencapai sarana Memakai kendaraan
pelayanan kesehatan tsb pribadi
Tarif pelayanan (sangat mahal,mahal, Gratis karena dengan
kesehatan yang dirasakan terjangkau, murah, gratis) menggunakan BPJS
Kualitas pelayanan (sangat baik, baik, biasa, Baik
kesehatan yang dirasakan kurang baik, buruk)
41
INTERVENSI PADA KELUARGA
42
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
pasien ini maka dapat didiangnosis dengan diare akut tanpa dehidrasi. Faktor
risiko diare yang ada pada pasien ini yaitu riwayat sering mengkonsumsi
makanan siap saji yang dibeli di warung dan pasien sering makan tanpa
B. Saran
43
LAMPIRAN
44
Lampiran 2. Halaman Rumah Pasien
Lampiran 3. Dapur
45
Lampiran 4. WC
46
DAFTAR PUSTAKA
47