Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tani
Alamat : Desa Bilo
Hub.dengan klien: Anak
1. 2. Riwayat Keperawatan
2. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama : Nyeri pada daerah perut bagian bawah
2) Riwayar keluhan utama
Klien masuk rumah sakit pada tanggal 27 juli 2011 pukul 16.00 dengan keluhan
nyeri pada daerah perut bawah. Dirasakan seperti tertusuk-tusuk jarum, susah untuk
BAK. Klien mengatakan bahwa klien sebelum di bawah ke Rumah Sakit, klien di
rawat di Puskesmas Bilo selama satu minggu, oleh karena tidak ada perubahan
sehingga klien di rujuk ke Rumah Sakit keluhan ini dirasakan sejak 2 hari yang lalu
sebelum klien di rawat di Puskesmas Bilo. Klien juga mengatakan bahwa klien
pernah mminum obat yang dijual di warung dan apotik, namun setelah minum obat
tersebut klien merasakan tidak ada perubahan sehingga keluarga klien membawah
klien ke Puskesmas Bilo.
1 Nutrisi
-Pola makan Nasi,sayur, ikan Bubur,sayur, ikan
-frekuensi 3 x 1 sehari 2 x 1 sehari
-nafsu makan Baik Baik
-makanan kesukaan Nasi putih Nasi putih
-makanan pantangan Tidak ada Tidak ada
2 Cairan ( minum )
Frekuensi Setiap haus Setiap haus
volume 7 8 gelas/ hari 5 6 gelas/hari
minuman yang disukai Air putih Air putih
3 Eliminasi
1. BAB
Frekuensi 2 x sehari
Konsisten Lunak
Warna Kuning
bau Khas makanan
1. BAK
Frekuensi 3 4 x sehari Sedikit tapi sering dan
nyeri pada saat BAK
Kuning campur darah
Warna Kuning Pesing
Bau Pesing
Hanya dilap
4 Personal hygiene Tidak perna
Mandi 2 x sehari Tidak perna
Cuci rambut 1 minggu 3x Kusut. Tidak rapi
Memotong kuku 1 kali seminggu
Penampilan Cukup bersih
11.00 -12.00
5 Pola istrahat tidur 21.0 -24.00
Tidur siang 13.00 15.00
Tidur malam 21.00 05.00
1. Abdomen
Inspeksi Bentuk permukaan abdomen datar,tidak ada lesi
Palpasi Teraba nyeri tekan dengan skala 9, nyeri yang dirasakan seprti
tertusuk-tusuk jarum di daerah supra pubis tembus kebagian belakang, teraba
adanya cairan divesica urinaria, tidak ada lesi
Auskultasi Peristaltic usus terdengar 12x/mnt
1. Ekstermitas
Superior
Inspeksi Kulit kering, tangan kiri terpasang infuse RL 28tts/tpm,tidak ada lesi,
tangan kana memegang abdomen yang sakit
Palpasi Tidak ada nyeri tekan,kekuatan oto skala 5 yaitu dapat melakukan
gerakan kesegala arah
Inferior
Inspeksi Simetris kiri dan kanan,kulit kering,tidak ada lesi
Palpasi Kekuatan tonus otot skala 5,yaitu dapat melakukan gerakan
kesegala arah
1. 4. Pemeriksaan Diagnostik :
Table 3.2 :Pemeriksaan laboratorium Ny. A Di Ruang Teratai Interna RSUD
Mokopido Tolitoli Tanggal 28 Juli 2012
Jenis
Hasil Satuan Nilai normal
pemeriksaan
1. 5. Data pengobatan
Tanggal 26 28 Juli 2012
RL 28 tetes/menit
Cotrimokcacol 2 x 2
Asam Mefenamat 3 x 1
1. 6. Klasifikasi Data
1. Data Subjektif :
1) Klien mengatakan sakit di perut bagian bawah
2) Klien mengatakan nyerinya seperti tertusuk-tusuk dan tembus kebagian
belakang
3) Klien mengatakan skala nyeri 9
4) Klien mengatakan jika BAK terasa nyeri dirasakan sejak satu minggu yang lalu
5) Klien mengatakan 2 hari sebelum masuk RS pada saat klien BAK keluar darah
campur urin
6) Klien dan keluarga menanyakan penyakit yang diderita
7) Klien mengatakan sudah pernah berobat tetapi tidak ada perubahan
1. Data Objektif :
1) Klien meringis
2) Klien memegang bagian bawah perut yang sakit
3) Klien lemah
4) Klien gelisah
5) Klien tegang
6) Klien tegang : sulit tidur & melakukan aktivitas lainnya
7) Pada palpasi daerah abdomen : Teraba adanya akulumulasi cairan di bagian
vesica urinaria
8) Pemeriksaan laboratorium tanggal 26 Juli 2012 : HCT = 38,3%; MPV = 4,5 PL,
PLT = 2,2 103/ml, WBC=8,3 103/ml, RBC=3,95 106/ml, HGB=13,1 g/dl, HCT = 38,3,
MCV = 37,0 FI, MCH d/g, MCHC= 34,2 gr/dl, PLT=2,2 103/ml
9) Observasi vital sign :TD = 130 / 60 mmHg, ND = 88 x/mnt, RR = 20
x/mnt, S = 37oc
10) Hematuri (+)
1. 7. Analisa Data
1 2 3 4
2. Data Objektif
a.Klien meringis
b.Klien memegang bagian
bawah perut yang sakit
c.Klien lemah
d.Klien tegang : sulit tidur &
melakukan aktivitas lainnya
d.Pada palpasi daerah
abdomen : Teraba adanya
akulumulasi cairan di bagian
vesica urinaria
e.Pemeriksaan laboratorium
tanggal 26 Juli 2012 : HCT =
38,3%; MPV = 4,5 PL, PLT =
2,2 103/ml, HCT=
e. Observasi vital sign :
TD = 130 / 60 mmHg
ND = 88 x/mnt
RR = 20 x/mnt
SB = 37oc
26/07/2012 1. Data Subjektif : Peradangan Perubahan pola
09.10 a.Klien mengatakan jika BAK eliminasi urine
terasa nyeri dirasakan sejak disuria &
satu minggu yang lalu hematuria
b.Klien mengatakan 2 hari
sebelum masuk RS pada saat
klien BAK keluar darah campur
urin
2. Data Objektif :
a. Hematuri (+)
b.Pada palpasi daerah
abdomen : Teraba adanya
akulumulasi cairan di bagian
vesica urinaria
Setelah melakukan analisis terhadap data subjektif dan data objektif, dan dampak
masalah keperawatan klien terhadap kesehatan pasien, maka penulis melakukan
prioritas terhadap masalah actual dan mengancam kehidupan klien serta masalah
yang nanti akan mengancam kesehatan klien (resiko tinggi).
Adapun susunan diagnose prioritas tersebut adalah sebagai berikut :
1 Nyeri pada daerah uterus dan sekitarnya berhubungan dengan Inflamasi.
Perubahan pola eliminasi urine disuria & hematuria berhubungan dengan Inflamasi
2 Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan pengobatannya
berhubungan dengan kuranganya onformasi
3 Resiko tinggi terjadinya infeksi sekunder berhubungan dengan Penggunaan kateter
dalam waktu yang lama & keluarnya cairan terus menerus dari kemaluan
4
1. 9. Rencana Tindakan
Tabel 3.5 : Rencana Tindakan Pada Tn. H,Tanggal 26 Juli 2012 di Ruang Teratai
Interna RSU Mokopido Tolitoli
Diagnose
Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1 2 3 4
1. Melaksanakn program
terapi : Analgetik dan
antibiotic:
2. Asam mefenamat 3 x 1
b. Cotrimokcacol 2 x 3
1. Kosongkan kandung
kemih tiap 2-3 jam
1. Observasi sedini
mungkun tanda-tanda
gagal ginjal
2. Untuk mengetahui
masalah eliminasi dan
menentukan tindakan
yang tepat
3. Mengurangi
kecemasan klien
1. Review pengetahuan
pasien & keluarga
tentang penyakit ISK.
2. Kemampuan belajar
berkaitan dengan
keadaan emosi dan
kesiapan fisik,
keberhasilan
tergantung pada
kemampuan pasien.
1. 10. implementasi
Tabel 3.6 : Implementasi Keperawatan Tn.M tanggal 26 Juli 2012 di Ruang
Teratai Interna RSUD Mokopido Tolitoli
No Diagnose
Tgl/Jam Tindakan
Dx Keperawatan
1 2 3 4
No Diagnose
Tgl/Jam Evaluasi
Dx Keperawatan
1 2 3 4
3 Kurang 26/07/12 S:
pengetahuan 09.20 10.00 1. Klien dan keluarga menanyakan penyakit
tentang Wita yang diderita
penyakit, b. Klien mengatakan sudah pernah berobat
perawatan dan tetapi tidak ada perubahan
pengobatannya O:
berhubungan 1. Klien nampak gelisah
dengan 2. Klien menanyakan tentang penyakitnya
kuranganya 3. Klien tegang
onformasi A:
Kurang pengetahuan tentang penyakit,
perawatan dan pengobatannya
P:
1. Kaji kemampuan belajar pasien misalnya :
tingkat kecemasan, perhatian, kelelahan,
tingkat partisipasi, lingkungan belajar,
tingkat pengetahuan, media, orang yang
dipercaya.
2. Jelaskan penatalsanaan obat : dosis,
frekuensi, tindakan dan perlunya terapi
dalam jangka waktu lama.
3. Anjurkan keluarga untuk berpartisipasi aktif
dalam proses pemberian informasi yang
actual bagi kien
4. Review pengetahuan pasien & keluarga
tentang penyakit ISK.
1 2 3 4
3 Kurang 26/07/12 S:
pengetahuan 10,00 11.00 a. Klien dan keluarga menanyakan
tentang wita penyakit yang diderita
penyakit, 09.00 09.15 b. Klien mengatakan sudah pernah berobat
perawatan dan wita tetapi tidak ada perubahan
pengobatannya 09,15 09.17 O:
berhubungan wita 1. Klien nampak gelisah
dengan 09,17 10.00 2. Klien tegang
kuranganya wita A:
onformasi 10,00 11.00 Kurang pengetahuan tentang penyakit,
wita perawatan dan pengobatannya
P:
1. Kaji kemampuan belajar pasien misalnya :
tingkat kecemasan, perhatian, kelelahan,
tingkat partisipasi, lingkungan belajar,
tingkat pengetahuan, media, orang yang
dipercaya.
2. Jelaskan penatalsanaan obat : dosis,
frekuensi, tindakan dan perlunya terapi
dalam jangka waktu lama.
3. Anjurkan keluarga untuk berpartisipasi aktif
dalam proses pemberian informasi yang
actual bagi kien
4. Review pengetahuan pasien & keluarga
tentang penyakit ISK.
I:
1. Mengkaji kemampuan belajar pasien
misalnya : tingkat kecemasan : Kecemasan
ringan, perhatian : Klien perhatian terhadap
lingkungan & terhadap penyakitnya,
kelelahan (+), tingkat partisipasi : Klien &
keluarga bertnya kepada perawat tentang
penyakit yang di derita, lingkungan belajar :
tenang, tingkat pengetahuan : Cukup,
media : (-), orang yang dipercaya :
Keluarga/ anak & suami klien.
2. Menjelaskan penatalaksanaan obat :
dosis, frekuensi, tindakan dan perlunya
terapi dalam jangka waktu lama.
3. Menganjurkan keluarga untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pemberian
informasi yang actual bagi kien
4. Mereview pengetahuan pasien & keluarga
tentang penyakit ISK.
E:
Masalah belum teratasi
R:
1. Anjurkan keluarga untuk berpartisipasi aktif
dalam proses pemberian informasi yang
actual bagi kien
2. Review pengetahuan pasien & keluarga
tentang penyakit ISK
No Diagnose
Tgl/Jam Evaluasi
Dx Keperawatan
1 2 3 4
3 Kurang 26/07/12 S:
pengetahuan 10,00 11.00 1. Klien dan keluarga mengatakan mengerti
tentang wita tentang penyakit yang diderita anaknya
penyakit, 2. Klien mengatakan sudah menerima
perawatan dan 09.00 09.15 keadaanya
pengobatannya wita O:
berhubungan 1. Klien rileks
dengan 09,15 09.17 2. Klien dapat istirahat tidur
kuranganya wita A:
onformasi Kurang pengetahuan tentang penyakit,
perawatan dan pengobatannya
P:
1. Anjurkan keluarga untuk berpartisipasi aktif
dalam proses pemberian informasi yang
actual bagi kien
2. Review pengetahuan pasien & keluarga
tentang penyakit ISK.
I:
1. Menganjurkan keluarga untuk berpartisipasi
aktif dalam proses pemberian informasi
yang actual bagi kien
2. Mereview pengetahuan pasien & keluarga
tentang penyakit ISK.
E:
Masalah teratasi
R:
Tabel 3.8 : Catatan Perkembangan Tn.M Tanggal 28 Juli 2012 di Ruang Rawat
Teratai Interna RSUD Mokopido Tolitoli
No Diagnose
Tgl/Jam Evaluasi
Dx Keperawatan
1 2 3 4
2 Perubahan 28/07/12 S:
pola eliminasi 10,00 11.00 1. Klien mengatakan nyeri nerkurang jika BAK
urine disuria & wita 2. Klien mengatakan pada saat klien BAK darah
hematuria campur urin (-)
berhubungan 09.00 09.15 O:
dengan wita 1. Hematuri (-)
Inflamasi 09,15 09.17 2. Pada palpasi daerah abdomen : Tidak teraba
wita adanya akulumulasi cairan di bagian vesica
14.00 wita urinaria
A:
Perubahan pola eliminasi urine disuria &
hematuria
P:
1. Anjurkan pasien untuk minum cukup bila
tidak ada kontra indikasi
2. Kosongkan kandung kemih tiap 2-3 jam
3. Tampung urine 24 jam untuk pemeriksaan
dan kaji pengeluaran urine ( jmulah, waran,
bau)
I:
1. Menganjurkan pasien untuk minum cukup
bila tidak ada kontra indikasi
2. Mengosongkan kandung kemih tiap 2-3 jam
1. Menampung urine 24 jam untuk pemeriksaan
dan kaji pengeluaran urine ( jmulah, waran,
bau) : 250 cc urine tamping, warna
kemerahan, bau pesing
E:
Masalah sebahagian teratasi
R:
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bagian ini penulis akan menguraikan tentang kesenjangan antara tinjauan
kasus nyata pada Tn. H kasus Infeksi Saluran Kencing (ISK) yang dirawat diruang
Teratai Interna RSU Mokopido Tolitoli. Dibawah ini dijelaskan sesuai tahapan proses
keperawatan:
1. A. Pengkajian
Secara teori pengkajian dimulai dengan pengumpulan data, pengelompokan, atau
analisa data, dan perumusan diagnosa, pengkajian juga merupakan tahap pertama
dari proses keperawatan
Pada tahap pengkajian, penulis banyak menemukan hambatan dalam melakukan
pengkajian. Oleh karena untuk melakukan pengkajian nyeri dan pengkajian tentang
sistim perkemihan tidak terdapat dalam format pengkajian yang digunakan oleh
penulis pada saat melakukan pengkajian. Keadaan ini menyulitkan saya sebagai
penulis dalam menempatkan keluhan pasien maupun keluarga kedalam format
pengkajian.
Berdasarkan hasil pengumpulan data pada kasus Tn.H didapatkan data :
1. Gejala
2. klien mengatakan sakit di perut bagian bawah
3. Klien mengatakan nyerinya seperti tertusuk-tusuk dan tembus kebagian belakang
4. Klien mengatakan skala nyeri 9
5. Klien mengatakan jika BAK terasa nyeri dirasakan sejak satu minggu yang lalu
6. Klien mengatakan 2 hari sebelum masuk RS pada saat klien BAK keluar darah
campur urin
7. Klien dan keluarga menanyakan penyakit yang diderita
8. Klien mengatakan sudah pernah berobat tetapi tidak ada perubahan
1. Tanda :
2. Klien meringis
3. Klien memegang bagian bawah perut yang sakit
4. Klien lemah
5. Klien tegang : sulit tidur & melakukan aktivitas lainnya
6. Pada palpasi daerah abdomen : Teraba adanya akulumulasi cairan di bagian vesica
urinaria
7. Pemeriksaan laboratorium tanggal 26 Juli 2012 : HCT = 38,3%; MPV = 4,5 PL, PLT
= 2,2 103/ml, WBC=8,3 103/ml, RBC=3,95 106/ml, HGB=13,1 g/dl, HCT = 38,3, MCV
= 37,0 FI, MCH d/g, MCHC= 34,2 gr/dl, PLT=2,2 103/ml
8. Observasi vital sign :TD = 130 / 60 mmHg, ND = 88 x/mnt, RR = 20 x/mnt,
S = 37oc
9. Hematuri (+)
10. Klien nampak gelisah
11. Klien tegang
Dari data yang penulis dapatkan tidak ada kesenjangan melalui hasil pengkajian
dengan teori tentang gejala dan tanda pada klien dengan infeksi saluran kemih (ISK)
,
1. B. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan analisa data yang penulis lakukan pada kasus Tn.H didapatkan
diagnosa keperawatan :
1. Nyeri pada daerah uterus dan sekitarnya berhubungan dengan Inflamasi.
2. Perubahan pola eliminasi urine disuria & hematuria berhubungan dengan Inflamasi
3. Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan pengobatannya berhubungan
dengan kuranganya onformasi
4. Resiko tinggi terjadinya infeksi sekunder berhubungan dengan Penggunaan kateter
dalam waktu yang lama & keluarnya cairan terus menerus dari kemaluan
Secara teori diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada kasus infeksi saluran
kemih adalah :
1. Gangguan rasa nyama : nyeri pada daerah uterus dan sekitarnya, sehubungan
dengan akibat adanya peradangan.
2. Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan akibat adanya infeksi
3. Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan pengobatannya sehubungan
dengan kuranganya onformasi
4. Potensial terjadinya infeksi sekunder sehubungan dengan keluarnya cairan terus
menerus dari kemaluan
5. Gangguan pemenuhan kebutuhan sehari hari ( nutrisi, eliminasi, personal hygiene
) sehubungan dengan pasien harus tirah baring
6. Gangguan istrahat tidur sehubungan dengan nyeri yang hebat.
7. Perubahan pola eliminasi urine ; disuria, sehubungan dengan adanya akibat
peradangan .
Dari empat diagnosis keperawatan yang didapatkan peneliti setelah peneliti
melakukan analisa terhadap data objektif dan data subjektif yang didapatkan oleh
peneliti dari hasil pengkajian, ketiga diagnose tersebut sesuai dengan teori yang
telah dipaparkan oleh penulis di BAB II dari rangkaian Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang
penulis lakukan.
Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama bahwa infeksi saliran kemih (ISK)
adalah reaksi inflamasi sel sel urotelium melapisi saluran kemih (Purnomo B.
Basuki,2003) atau inflamasi kandung kemih yang dapat bersifat akut/kronis.
Keadaan ini paling sering disebabkan oleh infeksi E. Coli(Depkes, 2000) diman
dapat disebabkan oleh antara lain Factor predisposisi yang terdiri dari Infeksi saluran
kemih bagian atas disebabkan oleh : Obstruksi (hipertropi) prostat, katup (striktur
uretra) , Gangguan pengosongan kandung kemih (neuropatik, divertikula),
Kateterisasai /instrumentasi, Infeksi ginjal. Untuk Infeksi saluran kemih bagian
bawah disebabkan oleh : Fistula Vesikoureter, Obstruksi (misalnya, batu,
striktur) serta dapat disebabkan juga oleh mikrobiologis antara lain Mikroorganisme
penyebab E.Coli,Enterocoli, Proteus spp, Stafilokokus aureus, klebsiela spp,
koliform lainnya, Enterococcus faecalis, S. Saprophyciccus, S. Epidermidis,
Pseudumonas Aeruginosa,Mycobaterium tuberculosis (Nursalam,2006), (B.K.,
Mandal dkk,2011)
Pada laki laki infeksi saluran kemih disebabkan oleh :Neisseria gonorhoe, Uretritis
non-gonokokal (NGU), Clamiydia menyebabkan 30 50% kasus, Ureplasma
urealyticum, Mycoplasma gentilium, Trchomonas Vaginalis, HSV, Candida,
Neisseria meningtidis, striktur uretra, dan benda asing berperan pada sebagian kecil
kasus (Depkes,1995). Keadaan tersebut dapat menyebabkan terjadinya inflamasi
pada kandung kemih sehingga mengakibatkan pelepasan pirogen endogen seperti
bradikinin, serotonin, prostaglandin dan histamine. Akibat pelepasan zat-zat kimia
tersebut sehingga mengakibatkan terjadinya permiabilitas kapiler dan
mengakibatkan vasodilatasi dan vasokontriksi di daerah radang sehingga
mengakibatkan timbulnya nyeri.
Keadaan ini pula akan mengakibatkan keluhan nyeri pada saat BAK seperti disuria
den hematurian, dan yang paling membahayakan jika terjadi refluks (aliran balik) ke
ureter makan akan mengakibatkan gagal ginjal.
1. C. Perencanaan
Perencanaan tindakan keperawatan yang diberikan kepada Tn.H tidak jauh berbeda
dengan perencanaan tindakan menurut E. Doengoes, 1999, namun adapun
perencanaan disusun berdasarkan teori disesuaikan dengan kondisi klien dengan
fasilitas yang tersedia di RSU Mokopido Tolitoli.
Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Untuk rencana tindakan diagnosa keperawatan pertama(E. Doengoes, 1999)
rencana yang dilakukan peneliti adalah Beri penjelasan tentang penyebab rasa
nyeri,mengatur posisi tidur yang menyenangkan, mengajarkan cara mengurangi
rasa nyeri (relaksasi ) dan memberikan kegiatan positif. memberikan kompres
hangat pada daerah yang terasa nyeri dan menganjurkan untuk meminum air
hangat, massage daerah pinggang untuk mengurangi nyeri, ciptakan lingkungan
terapiutik yang nyaman ,melaksanakn program terapi : Analgetik dan antibiotic:Asam
Mefenamat 3 x 1 dan Antibiotik Kotril 22
2. Untuk rencana tindakan diagnosa keperawatan kedua yaitu penulis menyusun
intervensi : Kaji keluhan buang air kacil, Jelaskan penyebab perubahan pola
eliminasi, Anjurkan pasien untuk minum cukup bila tidak ada kontra indikasi,
Kosongkan kandung kemih tiap 2-3 jam, Tampung urine 24 jam untuk pemeriksaan
dan kaji pengeluaran urine ( jmulah, waran, bau), Observasi sedini mungkun tanda-
tanda gagal ginjal. Perencanaan ini sesuai dengan perencanaan yang ada di (E.
Doengoes, 1999) dan disesuaikan dengan kondisi pasien dan prosedur operasional
diruang Teratai Interna RSU Mokopido Tolitoli. Hanya saja intervensi terakhir yaitu
Observasi sedini mungkun tanda-tanda gagal ginjal, tidak dilakukan.
3. Untuk rencana tindakan diagnosa keperawatan ke tiga yaitu penulis menyusun
intervensi :Kaji kemampuan belajar pasien misalnya : tingkat kecemasan, perhatian,
kelelahan, tingkat partisipasi, lingkungan belajar, tingkat pengetahuan, media, orang
yang dipercaya, jelaskan penatalsanaan obat : dosis, frekuensi, tindakan dan
perlunya terapi dalam jangka waktu lama, anjurkan keluarga untuk berpartisipasi
aktif dalam proses pemberian informasi yang actual bagi kien dan review
pengetahuan pasien & keluarga tentang penyakit ISK. Dalam teori pada kasus sesui
dengan perencanaan di (E. Doengoes, 1999) sesuai dengan kondisi klien dengan
kasus Infeksi Saluran Kencing (ISK) diruang Teratai Interna RSU Mokopido Tolitoli.
4. Untuk rencana tindakan diagnosa keperawatan keempat : Kaji tanda tanda radang,
monitor suhu tubuh , beri penjelasan tentang kebersihan diri / genetalia , bekerjalah
dengan prinsip aseptic dan antiseptic, laksanakan program pengobatan Antibiotik
Kotrimokcacol 2 x 3. Dalam teori pada kasus sesui dengan perencanaan di (E.
Doengoes, 1999) sesuai dengan kondisi klien dengan kasus Infeksi Saluran Kencing
(ISK) diruang Teratai Interna RSU Mokopido Tolitoli.
5. D. Implementasi
Pelaksanaan rencana keperawatan mengacu pada rencana yang telah ditetapkan
dalam teori. Namun penulis tidak dapat melaksanakan semua rencana yang ada
dalam teori tapi dapat melaksanakan semua rencana sesuai dengan diagnosa
keperawatan pada Tn. H dengan kasus ISK diruang Teratai Interna RSU Mokopido
Tolitoli.
Pada tahap pelaksanaan ini dalam memberikan asuhan keperawatan penulis tidak
sepenuhnya berada diruangan selama 24 jam. Maka selama penulis tidak berada
diruangan perawatan dilanjutkan oleh perawat yang ada diruangan.
1. E. Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon klien
terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Dalam melaksanakan
evaluasi, penulis menggunakan evaluasi proses dan evaluasi hasil.
Evaluasi proses dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan. Sedangkan
evaluasi hasil dilakukan dengan membandingkan respon klien pada tujuan yang
telah ditentukan.
Evaluasi yang penulis lakukan pada asuhan keperawatan Tn.H dengan kasus ISK
dilakukan dengan pendekatan SOAP.
1. F. Catatan Perkembangan
Catatan perkembangan merupakan bagian dari evaluasi atau disebut dengan
evaluasi sumatif. Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah semua
aktivitas proses keperawatan selesai dilakukan. Evaluasi sumatif ini bertujuan
menilai dan memonitor kualitas asuhan keperawatan yang telah dilakukan.
Pada saat pendokumentasian catatan perkembangan dengan menggunakan
pendekatan SOAPIER. Dilakukan selama tiga hari yaitu mulai tanggal 26 Juli 2012
sampai dengan tanggal 28 Juli 2012, pada tanggal 27 Juli kurang pengetahuan
teratasi dan pada tanggal 28 Juli 2012 untuk diagnose nyeri sebahagian teratasi,
diagnose kedua belum tercapai dan untuk diagnose keempat masalah tidak terjadi.