Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK 6

KEDOKTERAN KOMUNITAS
BLOK XVIII

Tutor: dr. Maya, Sp,PD

Priselia Febrina RP G1A110043


Septiawan PM G1A110044
Rukiyah Mayastira G1A110045
Yuli Setyaningsih G1A110047
Kurniadi Indra G1A110048
Rozadila Esriana G1A110049
Riri Sandra G1A110050
Wiwik Selviana G1A110052
Silviana Maya Sari G1A110053
Erwin Kamarudin SA G1A108045

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS JAMBI
2012/2013
SKENARIO 1
Dr.Lala adalah dokter umum yang akan melaksanakan tugas PTT disebuah daerah terpencil
di Kabupaten Muaro Jambi. Walau dokter baru, akibat keterbatasan tenaga kesehatan, ia
ditempatkan sebagai kepala puskesmas. Sebelum dikirim menempati puskesmas didaerah
tersebut, agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sebagai Kapuskes, dr.Lala
mendapat pembekalan di Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi tentang kedokteran
komunitas dan puskesmas seperti visi, misi puskesmas, tujuan, upaya pokok, Abas
penyelanggaraan dan fungsi puskesmas serta upaya promkes dan upaya preventif yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang ada diwilayah kerja
puskesmas. dr.Lala mendapat gambaran bahwa wilayah kerja puskesmasnya nanti adalah
daerah yang penduduknya masih rendah tingkat pendidikannya, dan daerah tersebut angka
kejadian penyakit yang berbasis lingkungan seperti diare masih cukup tinggi akibat
masyarakatnya yang sulit merubah perilaku sehari-hari seperti menggunakan sungai sebagai
sumber air minum sekaligus MCK mereka. dr.Lala merasa tertantang untuk menerapkan
pengetahuannya tentang teori perilaku Lawrence Green yang telah didapatnya selama
pembekalan untuk mewujudkan perilaku sehat pada masyarakat didaerahnya. Dengan
mempelajari segala sesuatu hal tentang puskesmas dan mengusahakan mengubah perilaku
masyarakat yang tidak sehat, aspek apa dari 7 pilar kesehatan masyarakat yang dikerjakan
oleh dr.Lala?

KLASIFIKASI ISILAH

1. Puskesmas
Unit teknis dinas kesehatan yang bertanggung jawab melakukan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya
2. Kedokteran komunitas
Ilmu dan seni untuk mencegah penyakit , memperpanjang hidup dan meningkatkan
kesehatan fisik dan mental melalui pengorganisasian masyarakat
3. Promosi kesehatan
Proses penyadaran masyarakat atau peningkatan pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan dan upaya-upaya memfasilitasi perubahan-perubahan
4. Preventif
Upaya kesehatan yang berfokus pada upaya pencegahan penyakit
5. Perilaku sehat
Semua aktivitas atau kegiatan yang dilakukan seseorang yang berkaitan dengan
mencegah/melindungi diri dari penyakit/masalah kesehatan, peningkatan kesehatan
dan mencari penyembuhan bila sakit atau terkena masalah kesehatan

DEFINISI MASALAH

1. Apa tujuan dokter puskesmas?


2. Apa ruang lingkup dari kedokteran komunitas?
3. Apa visi misi, tujuan,upaya pokok, azas penyelenggaraan dan fungsi puskesmas?
4. Apa upaya preventif yang dapa dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang ada diwilayah puskesmas?
5. Apa tujuan, visi misi, ruang lingkup dan bagian-bagian promkes?
6. Apa strategi dari promkes?
7. Apa sasaran dari promkes?
8. Apa saja konsep dasar dari kedokteran kominitas dan perbedaannya dengan
kedokteran klinik?
9. Apa metode promkes yang tepat digunakan untuk pendidikan perilaku kesehatan di
tempat dr.Lala PTT?
10. Apa yang harus dilakukan dr.Lala untuk mengatasi masalah MCK?
11. Apasaja etiologi deri penyakit berbasis lingkungan?
12. Bagaimana teori perilaku Lawrence green dan apa saja teori perilaku yang lainnya?
13. Apa saja 7 pilar kesehatan masyarakat?
14. Apa pengertian dari perilaku hidup sehat?
15. Aspek apa dari 7 pilar kesehatan masyarakat yang dikerjakan oleh dr.Lala?
16. Apa saja teori perubahan perilaku?

ANALISIS MASALAH

1. Apa tugas dokter puskesmas?


a. Melakukan pemeriksaan dan pengobatan penderita
b. Melaksanakan pelayanan kesehatan di Puskesmas secara kolaborasi sesuai
dengan kondisi pasien
c. Melakukan tindakan medis
d. Memberikan pelayanan rujukan
e. Menerima konsultasi tentang pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh pasien
dan keluarga pasien
f. Memberikan pelayanan surat-surat yang berhubungandengan hasil pemeriksaan
kesehatan
g. Menghadiri pertemuan atau rapat terkait denganpelayanan kesehatan
h. Melaksanakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) diposyandu balita, lansia dan
kelompok masyarakat

2. Apa ruang lingkup dari kedokteran komunitas?


a. Individu dalam Ekosistem
Bagian yang tak terpisahkan dari lingkungan &komunitasnya
Pemahaman manusia seutuhnya(Bio-Psiko-Sosial & Spiritual)
b. Host- Agent-Environment
Manusia = Host = Penjamu
Penyebab spesifik = Agent
Lingkungan = Environment
c. Tingkat Upaya Kesehatan
Promotif
Preventif
Protektif
Kuratif
Rehabilitatif
d. Komponen Administrasi/Manajemen
Pengorganisasian
Penggerakan/Pelaksanaan
Evaluasi
e. Ilmu pendukung
Statistik
Epidemiologi
Ilmu-ilmu Perilaku (Behavioral Sciences)

3. Apa visi, misi, tujuan, upaya pokok, azas penyelenggaraan dan fungsi puskesmas?
Visi
Tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya indonesia sehat
Indikator kecamatan sehat
1. Lingkungan sehat
2. Perilaku sehat.
3. Cakupan pelayanan yang bermutu
4. Derajat kesehatan penduduk kecamatan

Misi

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.


2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masrakat di wilayah
kerjanya.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu , pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan Puskesmas.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
serta lingkungannya.
Tujuan Puskesmas
Tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yaitu, meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang gar terwujud
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Upaya Pokok
1. Upaya Kesehatan Wajib
a. Upaya Promosi Kesehatan
b. Upaya Kesehatan Lingkungan
c. Upaya Kesehatan Ibu, Anak KB
d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
e. Upaya Pencegahan, Pemberantasan Penyakit Menular
f. Upaya Pengobatan.
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
a. Upaya Kesehatan Sekolah
b. Upaya Kesehatan Olahraga
c. Upaya Kesehatan Kerja
d. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
f. Upaya Kesehatan Jiwa
g. Upaya Kesehatan Mata
h. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
i. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

Azas Penyelenggaraan

a. Azas Pertanggungjawaban Wilayah


Azas penyelenggaraan puskesmas yang pertama adalah penanggungjawab
wilayah. Dalam arti puskesmas bertanggungjawab meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini
puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut :
Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga
berwawasan kesehatan.
Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan
masyarakat diwilayah kerjanya.
Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata
dan terjangkau di wilayah kerjanya.
b. Azas Pemberdayaan Masyarakat
Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka
pemberdayaan masyarakat antara lain :
Upaya Kesehatan ibu dan anak :
- Posyandu
- Polindes
- Bina keluarga balita (BKB)
Upaya pengobatan :
- Posyandu
- Pos Obat Desa (POD)
Upaya Perbaikan gizi :
- Posyandu
- Panti pemulihan gizi
- Keluarga sadar gizi (kadarzi)
Upaya kesehatan sekolah :
- Dokter kecil
- Penyertaan guru dan orangtua/wali murid, Saka Bakti Husada (SBH)
- Pos kesehatan pesantren (poskestren)
Upaya kesehatan lingkungan Kelompok Pemakai Air (Pokmair), desa
percontohan kesehatan lingkungan (DPKL)
Upaya kesehatan Usia Lanjut :
- Posyandu Usila
- Panti wreda
Upaya kesehatan jiwa :
- Posyandu
- Tim pelaksana kesehatan jiwa masyarakat (TPKJM)
Upaya pembinaan pengobatan tradisional :
- Taman obat keluarga (TOGA),
- Pembinaan pengobatan tradisional (battra).
Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan (inovatif)
- Dana sehat
- Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin)
- Mobilisasi dan keagamaan
c. Azas Rujukan
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas kasus penyakit
atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara
vertikal dalam arti satu strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secar
horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama. Sesuai
dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas ada dua
macam rujukan yang dikenal yakni :
Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus penyakit.
Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam :
- Rujukan kasus keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan medik (misal
operasi) dan lain-lain.
- Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lengkap.
- Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih
kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan ataupun
menyelenggarakan pelayanan medik di puskesmas.
Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah kesehatan
masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan dan
bencana. Rujukan upaya kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :
- Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging,
peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman, alat audio visual,
bantuan obat, vaksin, bahan-bahan habis pakai dan bahan makanan.
- Rujukan tenaga, antara lain dukungan tenaga ahli untuk penyidikan
kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan,
penanggulangan gangguan kesehatan karena bencana alam.
- Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan
tanggungjawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau
penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat (antara lain Usaha
Kesehatan sekolah, Usaha kesehatan Kerja, Usaha kesehatan Jiwa,
pemeriksaan contoh air bersih) kepada Dinas Kesehatan kabupaten/kota.
Rujukan operasional diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu.
Menurut rujukan upaya kesehatan, rujukan dibagi menjadi:
Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan
Cakupannya adalah kasus penyakit.Apabila suatu Puskesmas tidak
mampu menanggulangi satu kasus tertentu maka wajib merujuk ke yang
lebih mampu.
Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat
Cakupannya adalah masalah kesehatan masyarakat yang terdiri dari
KLB (Kejadian Luar Biasa), pencemaran lingkungan, dan bencana.

Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari:

Rujukan Internal
Rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalam institusi
tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu) ke
puskesmas induk
Rujukan Eksternal
Rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan kesehatan,
baik horizontal (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat inap)
maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah).
Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari ::

Rujukan Medik
Rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya penyembuhan
(kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Misalnya: merujuk pasien
puskesmas dengan penyakit kronis (jantung koroner, hipertensi,
diabetes mellitus) ke rumah sakit umum daerah.
Rujukan Kesehatan
Rujukan pelayanan yang umumnya berkaitan dengan upaya peningkatan
promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif). Contohnya:
merujuk pasien dengan masalah gizi ke klinik konsultasi gizi (pojok gizi
puskesmas), atau pasien dengan masalah kesehatan kerja ke klinik
sanitasi puskesmas (pos Unit Kesehatan Kerja).

Skema sistem perujukan pelayanan kesehatan:

Tata cara perujukan kesehatan perorangan ::


a) Rujukan diaksanakan secara berjenjang dan terstruktur dengan prinsip
portabilitas
b) Pelaksanaan rujukan harus didasarkan pada indikasi medis
c) Membawa surat rujukan
d) Menunjukkan kartu Jamkesmas
e) Kartu Jamkesmas dan surat rujukan dibawa keloket pusat pelayanan
administrasi RS
f) Mendapatkan YanKes sesuai dengan kebijakan operasional yang telah
ditetapkan.
Syarat rujukan upaya kesehatan perorangan :
Harus sesuai dengan Indikasi medis.
Surat rujukan berasal dari dokter/PKM yang bersangkutan.
Bagi peserta JAMKESMAS harus menunjukkan kartu JAMKESMAS.
Untuk peserta yang tidak dapat menunjukkan SKTM diberikan waktu 2x24 jam
unuk menunjukkan kartu tersebut. Apabila tidak mampu menunjukkan SKTM
tersebut maka kepala RS/PKM dapat menentukan status miskin/tidak kepada
yang bersangkutan.

Fungsi Puskesmas
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat .
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama .( meliputi upaya kedehatan
perorangan / ukp dan upaya kesehatan masyarakat /ukm

4. Apa upaya preventif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang ada di puskesmas?
Upaya-upaya yang dilakukan dengan menjalankan usaha-usaha kesehatan yang ada
seperti:
1. Posyandu.
2. Polindes.
3. Pos Obat desa.
4. Pos UKK.
5. Dana sehat.

5. Apa tujuan, visi, misi, ruang lingkup dan bagian-bagian promkes?


Tujuan promosi kesehatan
Perubahan perilaku individu, organisasi masyarakat
Perubahan sikap,Praktek kesehatan.
Memperbaiki lingkungan
Visi
Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat baik, fisik, mental dan social sehingga produktif secara
ekonomi dan social.

Misi

1. Advokat (Advocate)
Melakukan kegiatan advokasi terhadap para pengambil keputusan di berbagai
program dan sektor yang terkait dengan kesehatan. Melakukan upaya-upaya agar
para pembuat keputusan atau penentu kebijakan tersebut mempercayai dan
meyakini bahwa program kesehatan yang perlu didukung melalui kebijakan-
kebijakan atau keputusan-keputusan politik.
2. Menjembatani (Mediate)
Menjadi jembatan dan menjalani kemitraan dengan berbagai program dan sektor
yang terkait dengan kesehatan. Dalam melaksanakan program-program
kesehatan perlu kerja sama dengan program lain dilingkungan kesehatan,
maupun disektor lain yang terkait. Oleh sebab itu dalam mewujudkan kerja sama
atau kemitraan ini, peran pendidikan/promosi kesehatn kesehatan diperlukan.
3. Memampukan (enable)
Memberikan kemampuan atau keterampilan kepada masyarakat agar mereka
mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri secara mandiri.
Hal ini berarti masyarakat diberikan kemampuan-kemampuan atau keterampilan
agar mereka mandiri dibidang kesehatan termasuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka. Misalnya; pendidikan dan pelatihan dalam
rangka meningkatkan keterampilan cara-cara bertani, beternak, bertanam obat-
obatan tradisional, koperasi, dan sebagainya dalam rangka meningkatkan
pendapatan keluarga (income generating). Selanjutnya dengan ekonomi keluarga
yang meningkat, maka kemampuan dalam pemeliharaan dan peningkatan
kesehata keluarga juga meningkat.

Ruang Lingkup
1. Aspek promotif pada orang sehat seperti :
Promosi kesehatan pada aspek promotif adalah sekelompok orang sehat. Selama
ini kelompok orang sehat kurang memperoleh perhatian dalam upaya kesehatan
masyarakat. Padahal kelompok otang yang sehat disuatu komun itas berkisar
antara 80-85% dari populasi. Apabila jumlah ini tidak bisa dibina kesehatannya
maka jumlah ini akan meningkat. Oleh sebab itu pendidikan kesehatan pada
kelompok ini perlu ditingkatkan atau dibina agar tetap sehat, atau lebih menigkat
lagi. Derajat kesehatan adalah dinamis, oleh sebab itu meskipun seseorang telah
dalam kondisi sehat tetapi perlu ditingkatkan dan dibina lagi kesehatannya.

2. Aspek pencegahan/penyembuhan :
a. Pencegahan tingkat pertama (primary prevention)
Sasaran promosi kesehatan aspek ini adalh kelompok masyarakat yang
berisoko tinggi (high risk), misalnya: kelompok ibu hamil dan menyusui, para
perokok, obesitas (orang-orang yang kegemukan), para pekerja seks (wanita
atau pria), dan sebagainya. Tujuan upaya promosi kesehatan pada kelompok
ini adalah agar mereka tidak jatuh sakit atau terkena penyakit.
b. Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention)
Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah para penderita penyakit
kronis, misalnya: asma, diabetes melitus, tuberkulosis, rematik, tekanan darah
tinggi, dan sebagainya. Tujuannya upaya promosi kesehatan pada kelompok
ini adalah agar penderita mampu mencegah penyakitnya menjadi lebih parah.
c. Pencegahan tingkat tiga (tertiary prevention)
Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah kelompok pasien yang baru
sembuh (recovery) dari suatu penyakit. Tujuannya adalah agar mereka segera
pulih kembali kesehatannya. Dengan perkataan lain menolong para penderita
yang baru sembuh dari penyakit ini agar tidak menjadi cacat atau mengurangi
kecacatan seminimal mungkin (rehabilitasi).

Bentuk Promosi Kesehatan


1. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
2. Dinamika kelompok
3. Pengorganisasian masyarakat
4. Pengembangan kesehatan masyarakat desa (PKMD)
5. Pendidikan / pelatihan

6. Apa strategi dari promkes?


b. Strategi gelobal (Promosi kesehatan menurutWHO1984)
Advokasi (Advocacy)
Kegiatan yang ditujukan kepada pembuat keputusan (decission makers) atau
penentu kebijakan (policy makers) baik dibidang kesehatan maupun sektor
lain diluar kesehatan, yang mempunyai pengaruh terhadap publik. Tujuannya
dalah agar para pembuat keputusan ini mengeluarkan kebijakan-kebijakan,
antara lain dalam bentuk: peraturan, undang-undang, instruksi, dan
sebagainya yang menguntungkan kesehatan publik. Bentuk kegiatan advokasi
ini antara lain: lobying, pendekatan atau pembicaraan-pembicaraan formal
atau informal terhadap para pembuat keputusan, penyaji isu-isu atau masalah-
masalah kesehatan atau yang mempengaruhi kesehatan masyarakat setempat,
seminar-seminar masalah kesehatan, dan sebagainya. Output kegiatan
advokasi adalah undang-undang, peraturan-peraturan daerah, instruksi-
instruksi yang mengikat masyarakat dan instansi-instansi yang terkait dengan
masalah kesehatan. Oleh sebab itu sasaran advokasi ini adalah para pejabat
eksekutif dan legislatif, para pemimpin dan pengusaha, serta organisasi politik
dan organisasi masyarakat, baik tingkat pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan
maupun desa atau kelurahan.
Dukungan sosial (Social support)
Kegiatan yang ditujukan kepada para tokoh masyarakat, baik formal (guru,
lurah, camat, petugas kesehatan, dan sebagainya) maupun informal (tokoh
agama, dan sebagainya) yang mempunyai pengaruh dimasyarakat. Tujuan
kegiatan ini adalah agar kegiatan atau programkesehatan tersebut memperoleh
dukungan dari para tokoh masyarakat (toma) dan tokoh agama (toga).
Selanjutnya toma dan toga ini dapat menjembatani antara [ppengelola
program kesehatan dengan masyarakat. Pada masyarakat yang masih
paternalistik seperti di Indonesia ini toma dan toga merupakan panutan
perilaku masyarakat yang sangat signifikan. Oleh sebab itu apabila toma dan
toga sudah mempunyai perilaku sehat, akan mudah ditiru oleh anggota
masyarakat yang lain. Bentuk kegiatan mencari dukungan sosial ini antara
lain: pelatihan-pelatihan para toma dan toga, seminar, lokakarya, penyuluhan
dan sebagainy.
Pemberdayaan masyarakat (Empowerment)
Pemberdayaan ini ditujukan kepada masyarakat langsung, sebagai sasaran
primer atau utama promosi kesehatan. Tujuannya adalah agar masyarakat
memiliki kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan merka
sendiri. Pemberdayaan masyarakat ini dapat diwujudkan dengan berbagai
kegiatan antara lain: penyuluhan kesehatan, pengorganisasian, dan
pembangunan masyarakat (PPM) dalam bentuk misalnya koperasi dan
pelatihan keterampilan dalam rangka peningkatan pendapatan keluarga
(latihan menjahit, pertukangan, peternakan, dan sebagainya). Melalui
kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan masyarakat memiliki kemampuan
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (self relince in
health). Oleh karena itu bentuk kegiatan pemberdayaan masyarakat ini lebih
pada kegiatan penggerakan masyarakat untuk kesehatan, misalnya, adanya
dana sehat, adanya pos obat desa, adanya gotong royong kesehatan, dan
sebagainya, maka kegiatan ini disebut gerakan masyarakat untuk kesehatan.
Meskipun demikian tidak semua pemberdayaan masyarakat itu berupa
kegiatan gerakan masyarakat.
c. Strategi Berdasarkan Piagam Ottawa(Ottawa Charter)
Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa-Canada tahun 1986
menghasilkan kegiatan Ottawa (Ottawa Charter), dan salah satunya rumusan
strategi promosi kesehatan yang dikelompkokkan menjadi 5 (lima) butir.
Kebijakan berwawasan kesehatan (Healthy public policy)
Kegiatan yang ditujukan kepada para pembuat keputusan atau penentu
kebijakan. Sehingga dikeluarkan atau dikembangkannya kebijakan-kebijakan
pembangunan yang berwawasan kesehatan. Hal iniberarti bahwa setiap
kebijakan pembangunan dibidang apa saja harus mempertimbangkan dampak
kesehatannya bagi masyarakt. Misalnya apabila ada orang akan mendirikan
pabrik atau industri, maka sebelumnya harus dilakukan analisis dampak
linghkungan, sejauh mana lingkungan akan tercemar oleh limbah pabrik
tersebut, yang akhirnya berdampak terhadap kesehatan masyarakat sekitar.

Lingkungan yang mendukung (supportive environment)


Kegiatan untuk mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang
mendukung. Kegiatan ini ditujukan kepada para pemimpin organisasi
masyarakat serta pengelolaan tempat-tempat umum (public places). Kegiatan
mereka diharapkan memperhatikan dampaknya terhadap lingkungannya, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan non-fisik yang mendukung atau
kondusif terhadap kesehatan masyarakat.
Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health service)
Kesehatan masyarakat masyarakat bukan hanyalah masalah pihak pemberian
pelayanan (privider), baik pemerintah maupun swasta saja, melainkan juga
masalah masyarakat sendiri (konsumer). Oleh sebab itu penyelenggaraan
pelayanan kesehatan juga merupakan tenggung jawab bersama antara pihak
pemberi pelayanan (privider) dan pihak penerima pelayanan (konsumer).
Dewasa ini titik berat pelayanan kesehatan masih berada pada
pihakpemerintah dan swasta, dan kurang melibatkan masyarakat sebagai
penerima pelayanan. Melibatkan masyarakat dalam pelayanan kesehatan
berarti memberdayakan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya sendiri. Bentuk pemberdayaan masyarakat dalam pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan mereka ini bervariasi, mulai dari terbentuknya
lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang peduli terhadap kesehatan, baik
dalam bentuk pelayanan maupun bantuan-bantuan teknis (pelatihan-
pelatihan), sampai dengan upaya-upaya swadaya masyarakat sendiri.
Keterampilan individu (personal skill)
Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat, yang terdiri dari kelompok,
keluarga, dan individu. Oleh sebab itu kesehatan masyarakat terwujud apabila
kesehatan kelompok, kesehatan masing-masing keluarga, dan kesehatn
individu terwujud. oleh Sebab itu meningkatkan keterampilan setiap anggota
masyarakat agar mampu memelihara dan menigkatkan kesehatan mereka
sendiri (personal skill) adalah sangat penting. Hal ini berarti bahwa masing-
masing individu di dalam masyarakat seyogyanya mempunyai pengetahuan
dan kemampuan yang baik terhadap cara-cara memelihara kesehatannya,
mengenal penyakit-penyakit dan penyebanya, mampu mencegah penyakit,
mampu meningkatkan kesehatannya, dan mapu mencari pengubatan yang
layak bila mana mereka atau anat-anak mereka sakit.
Gerakan masyarakat (community action)
Telah disebutkan diatas bahwa kesehatan masyarakat adalah perwujudan
kesehatan kelompok, keluarga, dan individu. Oleh sebab itu mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat dan efektif apabila unsur-unsur yang ada di
masyarakat tersebut bergerak bersama-sama. Dengan perkataan lain
meningkatkan kegiatan-kegiatan masyarakat dalam mengupayakan
peningkatan kesehatan mereka sendiri adalah wujud dari gerakan masyarakat
(community action).

7. Apa sasaran dari promkes?


a. Sasaran Primer (Primary target)
Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya pendidikan
atau promosi kesehatan. Sesuai dengan permasalahan kesehatan, maka sasaran
ini dikelompokkan menjadi, kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum,
ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA (kesehatan ibu dan anak), anak
sekolah untuk kesehatan remaja, dan sebagainya. Upaya promosi yang dilakukan
terhadap sasaran primer ini sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat
(empowerment).
b. Sasaran sekunder (Secondary Target)
Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan sebagainya. Disebut
sasaran sekundr, karena dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada
kelompok ini diharapkan untuj selanjutnya kelompok ini akan memberikan
pendidikan kesehatan kepada masyarakat disekitarnya. Di sampng itu dengan
perilaku sehat para tokoh masyarakat sebagai hasil pendidikan kesehatn yang
diterima, maka para tokoh kesehatan masyarakat ini akan memberikan contoh
atau acuan perilaku sehat bagi masyarakat sekitarnya. Upaya promosi kesehatan
yang ditunjukkan kepada sasaran sekunder ini adalah sejalan dengan strategi
dukungan sosial (social support).
c. Sasaran Tersier (Tertiary Target)
Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik ditingkat pusat, maupun
daerah adalah sasaran tersier pendidikan kesehatan dengan kebijakan-kebijakan
atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok ini akan mempunyai dampak
terhadap perilaku para tokoh masyarakat (sasaran sekunder).Dan juga kepada
masyarakat umum (sasaran primer). Upaya promosi kesehatan yang ditujukan
kepada sasaran tersier ini sejalan dengan strategi advokasi (advicacy).

8. Apa saja konsep dasar dari kedokteran kominitas dan perbedaannya dengan
kedokteran klinik?
1. Penyakit sbg proses dengan penyebab ganda
Ked. Klinik: konsep satu penyakit denganpenyebab tunggal
Ked. Komunitas: konsep penyakit Merupakan proses yang dimulai dari
lingkungan
2. Keaneka Ragaman Biologik
Tidak ada dua orang yang identik
Diantara penduduk berbeda dalam, tinggi, bb, besar jantung, jumlah eritrosit,
IQ.
Ked. Kom. Memandang sehat & sakit dalam konteks komunitas/populasi
dengan keanekaragaman biologiknya
3. Lima Tingkat Pencegahan ( Five Level Prevention)
4. Peran serta Masyarakat
Upaya Kesehatan Adalah :
Upaya Dari Oleh Untuk Masy.yang terorganisir (Awam, Profesional,
LSM, dan Pihak Swasta )
5. Prioritas
Banyak Masalah Kes >< Sumber Daya Terbatas
- Prioritas
- Efisiensi
- Efektifitas

9. Apa metode promkes yang tepat digunakan untuk pendidikan perilaku kesehatan di
tempat dr.Lala PTT?
Macam-macam metode Promkes
Metode P.Individual
Dalam pendidikan kesehatan, metode pendidikn yang bersifat individual ini
digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina seseoran yang mulai tertarik
kepada suatu perubahan parilaku atau inovasi. Misalnya membina seorang ibu hamil
yang baru saja menjadi akseptor atau seorang ibu ham,il yang sedang tertarik
terhadap imunisai TT karena baru saja memperoleh/mendengar penyuluhan
kesehatan. Pendekatan yang digunakan agar ibu tersebut menjadi akseptor lestari atau
ibu hamil tersebut segera minta imunisasi, adalah dengan pendekatan secara
perorangan. Perorangan disini tidak hanya berarti harus hanya kepada ibu-ibu yang
bersangkutan, tetapi juga kepada suami atau keluarga ibu tersebut.
Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai
masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku
baru tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat serta dapat
membantunya maka perlu menggunakan metode (cara) ini. Bentuk pendekatan ini
adalah:
- Bimbingan dan penyuluhan (guidance and couceling)
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap
masalah yang dihadapi oleh klien dapat diteliti dan dibantu penyelesaiannya.
Akhirnya klien tersebut dengan sukarela, berdasarkan kesadaran, dan penuh
pengertian akan menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku)
- Interview (wawancara)
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.
Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi
mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, apakah ia tertarik atau
tidak terhadap perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau
yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat.
Apabila ia belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.
Metode Pendidikan Kelompok
Dalam memilih metode pendidikan kelompok harus diingat besarnya kelompok
sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Untuk kelompok yang besar,
metodenya akan lain dengan kelompok yang kecil. Efektifitas suatu metode akan
tergantung pula pada besarnya sasaran pendidikan.

- Kelompok Besar
Yang dimaksud dengan kelompok besar disini adalah apabila pserta penyuluhan
itu lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini, antara lain
ceramah dan seminar.
a. Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.
b. Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengn pendidikan
menengah keatas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari suatu ahli
atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya
dianggap hangat dimasyarakat.
- Kelompok Kecil
Apabila perserta kegiatan kurang dari 15 orang itu biasanya kita sebut kelompok
kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok ini antara lain
a. Diskusi kelompok
b. Curah pendapat (Brain Storming)
c. Bola salju (snow balling)
d. Kelompok-kelompok keci; (buzz group)
e. Memainkan peran (role play)
f. Permainan simulasi (simulation game)

Metode Pendidikan Massa


Metode pendidikan (pendekatan) massa cocok untuk mengomunikasikan pesan-pesan
kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat. Oleh karen sasaran pendidikan ini
bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin,
pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan, dan sebagainya, maka pesan-
pesan kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga
dapat ditangkap oleh massa tersebut. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk
menggugah awareness atau kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi, dan belum
begitu diharapkan untuk sampai pada perubahan perilaku. Namun demikian bila
kemudian dapat berpengaruh terhadap perubahan perilaku juga merupakan hal yang
wajar. Pada umumnya bentuk pendekatan (cara) massa ini tidak langsung. Biasanya
dengan menggunakan atau melalui media massa. Berikut ini beberapa contoh metode
yang cocok untuk pendekatan massa.

a. Ceramah umum (public speaking)


b. Pidato/diskusi umum
c. Simulasi/dialog
d. Tulisan-tulisan dimajalh atau koran
e. Billboard

10. Apa yang harus dilakukan dr.Lala untuk mengatasi masalah MCK?
- Memberikan pengetahuan tentang pentingnya menjaga kebersihan MCK
- Meminta masyarakat membuat MCK sesuai standar kebersihan.
- Memberikan contoh terhadap masyarakat sekitar.
11. Apasaja etiologi dari penyakit berbasis lingkungan?
Buruknya kondisi sanitasi dasar (terutama air bersih dan jamban)
Meningkat pencemaran
Kurang higienisnya cara pengolahan makanan
Rendahnya prilaku hidup bersih dan sehat/ PHBS masyarakat
Buruknya penatalaksanaan bahan kimia dan pestisida di rumah tangga/ kurang
memperhatikan keselamatan kerja

12. Bagaimana teori perilaku Lawrence green dan apa saja teori perilaku yang lainnya?

Lowrence Green (1980)


Perilaku dipengaruhi 3 faktor utama sebagai berikut:

1. Faktor Predisposisi (predisposing factor)


Mencakup : Pengetahun; sikap;Kepercayaan, tingkat pendidikan, tingkat social,
Ekonomi.
2. Faktor pemungkin (Enabling factor)
Mencakup,tersedianya sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi
masyarakatmisalnya:Air bersih,tempat pembuangan sampah , tempatpembuangan
tinja. Polindes , pos obat desa,dokter atau bidan.
3. Faktor penguat (Reinforcing factor)
Meliputi faktor sikap dan perilaku tokohMasyarakat,tokoh agama dan petugas
kesehatanUndang undang, peraturan-peraturan.
Teori Snehandu B.Kar
Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan dengan bertitik tolak bahwa perilaku
itu merupakan fungsi dari:
a. Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan perawatan
kesehatannya (behavior intention)
b. Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (Social Support)
c. Ada atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan
(accessebility of information)
d. Otonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal ini mengambil tindakan atau
keputusan (personal autonomy)
e. Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau todak bertindak (acton
situation)

Teori WHO
Tim kerja dari WHO menganalisi bahwa yang menyebabkan seseorang itu berperilaku
tertentu adalah karena adanya 4 alasan pokok.
Pemikiran dan perasaan (thoughts and feeling), yakni dalam bentuk pengetahuan,
persepsi, sikap kepercayaan-kepercayaan, dan penilaian-penilaian seseorang terhadap
objek (dalam hal ini adalah objek kesehatan).

a. Pengetahuan
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.
Seorang anak memperoleh pengetahuan bahwa apa itu panas adalah setelah
memperoleh pengalaman tangan atau kakinya kena pai atau terasa panas. Seorang
ibu akan mengiminisasikan anaknya setelah anak tetangganya kena penyakit polio
sehingga cacat, karena anak tersebut belum pernah memperoleh imunisasi polio.
b. Kepercayaan
Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek atau nenek. Seseorang
menerima kepercaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian
terlebih dahulu. Misalnya wanita hamil tidak boleh makan telur agar tidak
kesulitan waktu melahirkan.
c. Sikap
Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap
sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain yang paling dekat.
Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain.
Sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu
tindakan nyata. Hal ini desebabkan oleh beberapa alasan. Antara lain:
- Sikap akan terwujud didalam suatu tindakan tergantung dari situasi saat itu.
- Sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan yang mengacu kepada
pengalaman orang lain.
- Sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasarkan kepada banyak
atau sedikitnya pengalamn seseorang.
- Nilai (value)
d. Orang penting sebagai referensi
Perilaku orang, lebih-lebih perilaku anak kecil, lebih banyak dipengaruhi oleh
orang-orang yang dianggap penting. Apabila seseorang itu penting untuknya,
maka apa yang akan ia katakan atau perbuat cenderung untuk dicontoh.
e. Sumber-sumber daya (resouces)
Sumber daya ini mencakup fasilitas-fasilitas, uang, waktu, tenaga, dan sebagainya.
Semua itu berpengaruh terhadap perilaku seseorang atau kelompok masyarakat.
Pengaruh sumber-sumber daya terhadap perilaku dapat bersifat positif maupun
negatif.
f. Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai, dan penggunaan sumber-sumber di dalam
suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup (way of life) yang pada
umumnya disebut kebudayaan. Kebudayaan ini terbentuk dalam waktu yang lama
sebagai akibat dari kehidupan suatu masyarakat bersama. Kebudayaan selalu
berubah, baik lambat ataupun cepat, sesuai dengan peradaban umat manusia.
Kebudayaan atau pola hidup masyarakat disini merupakan kombinasi dari semua
yang telah yang telah disebutkan diatas. Perilaku yang normal adalah salah satu
aspek dari kebudayaan, dan selanjutnya kebudayaan mempunyai pengaruh yang
dalam terhadap perilaku ini.

13. Apa saja 7 pilar kesehatan masyarakat?

7 pilar kesehatan masyarakat yakni :

1. Manajemen Kesehatan.
Banyak ahli yang mebuat batasan tentang manajemen antara lin :
a. Manajemen adalah pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan dengan
menggunakan orang lain. (Robert D.Terry)
b. Manajemen adalah suatu proses dimana pelaksanaan dari suatu tujuan
diselenggarakan dan diawasi.(Encylopedia of social sciences)
c. Manajemen adalah membuat tujuan tercapai melalui kegiatan-kegiatan orang
laindan fungsi-fungsinyadapat dipecah sekurang-kurangnya du tanggung
jawab utama, yakni perencanaan dan pengawasan.
d. Manajemen adalah suatu proses yang dilakukan oleh satu orang yang lebih
untuk mengoordinasikan kegiatan-kegiatn orang lain guna mencapai hasil
tujuan yang tidak dapat dicaapai oleh hanya satu orang saja.(Evancevich,
1989)

Fungsi-fungsi manajemen menurut garis besarnya yaitu :

a. Perencanaan.
Perencanaan merupakan proses dimulai dari identifikasi masalah, penentuan
prioritas masalah, perencanaan pemecahan masalah, implementasi
(pelaksanaan pemecahan masalah) dan evaluasi.
a. Pengorganisasian.
Pengorganisasian adalah mengatur personel atau staf yanga ada dalam suatu
institusi agar semua kegiatan yang telah ditetapkan dalam rencana dapat
berjalan dnegan baik, yang akhirnya semua tujuan dapat dicapai.
b. Penyusunan personalia.
c. Penggordinasian.
d. Penyusunan anggaran.

2. Biostatistik/Statistik Kesehatan.
Secara umum arti statistik dibagi menjadi dua bagian besar yaitu :
a. Arti sempit:
Merupakam data ringkasan berbentuk angka, misalnya:Jumlah karyawan
BKKBN, jumlah akseptor KB, jumlah peserta KB yang aktif
didesa/kelurahan, dan lain-lain.
b. Arti luas:
Merupakan ilmu yang mempelajari cara pengumpulan, pengolahan,
penyajian dan analisa sata termasuk cara pengambilan kesimpulan dengan
memperhitungkan unsur ketidakpastian berdasarkan konsep probabilitas.

Statistik menurut definisi dibagi menjadi dua bagian atau sub kategori yakni :

a. Descriptive Statistic.
Adalah penggunaan statistik untuk tujuan menggambarkan sesuatu yang
spesifik saja dan tidak memikirkan mengimplikasi atau kesimpulan yang
mewakili sesuatu yang besar dan umum.Cara penyajiannya dapat
berbentuk grafik dan tabel-tabel.
b. Inferencial Statistic.
Adalah suatu cara penggambaran suatu kesimpulan dari suatu set data
yang sedang diteliti dan hasilnya dapat dibuat suatu generalisasi.

Peran statistik adalah :

Statistik sebagai bahan perencanaan.


Statistik sebagai bahan monitoring.
Statistik seabagi bahan evaluasi.

3. Epidemiologi
Pada mulanya epidemiologi diartikan sebagain studi tentang epidemi yang
mencakup tentang penyakit menular,penyakit-penyakit non infeksi,
penyebaran penyakit pada manusia dalam konteks lingkungannya, dan pola-
pola penyakit serta pencarian determina-determinan penyakit tersebut.
Dalam batasan epidemiologi sekurang-kurangnya mencakup tiga elemen
yakni:
a. Mencakup semua penyakit.
b. Populasi.
c. Pendekatan ekologis.
Didalam epidemiologi biasanya timbul pertanyaan yang perlu direnungkan
yakni :
a. Siapa (who).Siapakah yang menjadi sasaran penyebaran penyakit atau
orang yang terkena penyakit.
b. Dimana (where).Dimana penyebaran atau terjadinya penyakit.
c. Kapan (when).Kapan penyebaran atau terjadinya penyakit tersebut.

Kegunaan epidemiologi , khususnya dalam konteks kesehatan dan keluarga


berencana adalah sebagai tool (alat) dan sebagai metode pendekatan.Kegunaan
lain, khusunya dalam program kesehatan adalah ukuran-ukuran epidemiologi
seperti prevalensi, point of prevalence dan sebagainya dapat digunakan
perhitungan-perhitungan; prevalensi, kasus baru case quality rate dan
sebagainya.
Di dalam epidemiologi terdapat dua tipe pokok pendekatan yaitu :

a. Epidemiologi deksriptif.
Di dalam epidemiologi deskriptif dipelajari, bagaimana frekuensi penyakit
berubah menurut perubahan variabel-variabel epidemiologi yang terdiri
dari orang (person), tempat(place), dan waktu (time).
b. Epidemiologi analitik.
Pendekatan pada studi ini dipergunakan untuk menguji data dan
informasi-informasi yang diperoleh studi epidemiologi deskriptif.
Ada dua studi epidemiologi ini yaitu :
Studi riwayat kasus.
Studi kohort.
c. Epidemiologi eksperimen.
Studi ini dilakukan dengan mengaakan eksperimen (percobaan) kepada
kelompok subjek, kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol
(yang tidak dikenakan percobaan).Contoh : untuk menguji keampuhan
suatu vaksin, dapat diambil kelompok anak kemudian diberikan vaksin
tersebut.Sementara diambil pula sebagai kontrol yang hanya diberikan
placebo.

Pengukuran dalam epidemiologi adalah :

a. Incidence rate.
yakni jumlah kasus baru yang terjadi di kalangan penduduk selama periode
waktu tertentu.Rumusnya :


1.000

b. Attack rate.

Attack rate 1.000

c. Prevalence rate.
Yakni mengukur jumlah orang di kalangan penduduk tertentu yang
menderita suatu penyakit pada satu titik tertentu.Rumusnya :

1.000

d. Period prevalence.
Terbentuk dari prevalence pada suau titik waktu ditambah kasus-kasus baru
(incidence), dan kasus-kasus yang kambuh selam periode observasi.
Rumusnya :

1.000
( )

e. Crude Death Rate (CDR).


Rumusnya:


CDR ( 1.000

f. Age Specific Death Rate (Angka Kematian pada Umur Tertentu)


....

Rumusnya : ... 1.000

g. Cause Disease Spesific Death Rate


Rumusnya :

1.000
( )

Dalam menentukan timbulnya suatu pemyakit, maka dibuatlah suatu model-


model yang akan menjadi dasar timbunya suatu penyakit.Tiga model epidemiologi
yang sering dipakai yakni :

a. Segitiga epidemiologi.
b. Jaring-jaring sebab-akibat.
c. Roda.
4. Kesehatan Kerja.
Kesehatan kerja adalah aplikasi kesehatan masyarakat dalam suatu tempat kerja
(perusahaan,pabrik,kantor dan sebagainya) dan yang menjadi pasien dalam kesehatan
kerja adaalah masyarakt pekerjaan dan masyarakat di sekitar perusahaan
tersebut.Upaya pokok dari kesehatan kerja adalah pencegahan kecelakaan akibat
kerja.
Tujuan utama kesehatan kerja adalah :
a. Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan-kecelakaan
akibat kerja.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja.
c. Perawatan dan mempertinggi efisiensi dan produktivitas tenaga kerja.
d. Pemberantassan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan serta kenikmatan
bekerja.
e. Perlindungan bagi masyarakat sekitar perusahaan agar terhindar dari bahya-
bahaya pencemaran yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut.
f. Perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh
produk-produk perusahaan.

Perbandingan Kesehatan Kerja dan Kesehatan Massyarakt.


Kesehatan kerja Kesehatan masyarakat
Sasaran utama : masyarakat kerja Sasaran utama : masyarakat umum

Pendekatan : pada golongankaryawan Pendekatan : masyarakat yang kurang


yang mudah didekati mudah dicapai.

Pemeriksaan kesehatan : sebelum Pemeriksaan kesehatan : sulit secara


bekerja dan periodik periodik.

Yang dihadapi adalah lingkungan kerja. Yang dihadapi lingkungan umum.

Tujuan utama peningkatan Tujuan utama kesehatan dan


produktivitas. kesejahteraan masyarakat.

Biaya : oleh perusahaan dan tenaga Biaya : pemerintah, dan partisipasi


kerja. masyarakat.

Determinan kesehatan kerja mecakup tiga faktor utama yakni :


a. Beban kerja.
b. Beban tambahan akibat dari lingkungan kerja.
c. Kemampuan kerja.
5. Kesehatan lingkungan.
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang
optimum sehingga pengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang
optimal pula.Ruang lingkup kesehatan lingkupan tersebut adalah : perumahan,
pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan
sampah, pembuangan air kotor (limbah), rumah hewan ternak (kandang) dan
sebagainya.
6. Gizi masyarkat.
Berkaitan dengan gangguan gizi pada masyarakat oleh sebab itu sifat dari gizi
masyarakat lebih ditekankan pada pencegahan dan peningkatan.
Penyakit-penyakit yang sering menjadi masalah dalam masyarakat yakni :
a. Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP)
b. Penyakit Kegemukan (Obesitas)
c. Anemia (Penyakit Kurang Darah)
d. Zerophthalmia (Defisiensi Vitamin A)
e. Penyakit Gondok Endemik

Kelompok rentan gizi adalah suatu kelompok dalam masyarakat yang


palingmudah menderita gangguan kesehatan atau rentan kekurangan
gizi.Kelompok-kelompok rentan gizi itu terdiri dari :

a. Kelompok bayi, umur 0-1 tahun.


b. Kelompok di bawah lima tahun (balita) 1-5 tahun.
c. Kelompok anak sekolah, umur 6-12 tahun.
d. Kelompok remaja, umur 13-20 tahun.
e. Kelompok ibu hamil dan menyusui.
f. Kelompok usia lanjut dan lansia.

Mengacu pada standar Harvard, pengukuran gizi masyarakat dibagi sebagai


berikut :

a. Berat badan per umur.


b. Tinggi badan menurut umur.
c. Berat badan menurut tinggi.
d. Lingkar lengan atas menurut umur.
e. Indeks Massa Tubuh (IMT)
7. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.
Lawrence green menyatakan ada tiga faktor pokok yang mempengaruhi perilaku
yakni faktor presdiposisi, faktor yang mendukung dan faktor yang memperkuat
Oleh sebab itu, pendidikan ksehatan sebagai upaya intervensi perilaku yang harus
dairahkan pada ketiga faktor tersebut.Pendidikan kesehatan adalah penerapan
konsep pendidikan dalam bidang kesehtana.
Pada dasa warsa 1980-an terjadi pergeseran terminologi pendidikan kesehatn ke
promosi kesehatan.Perbedaan pendidikan kesehatn dan promosi kesehatna itu
hanya pada penekanan saja.Jika pendidikan kesehatan dengan faktor presdiposisi
perilaku dengan pemberian informasi, peningkatan pengethuan dan
sikap.Sementara promosi kesehatan tidak hanya pada faktor presdiposisi saja
tetapi juga terhadap faktor pemungkin (enabling) dan penguat (reinforcing).
Dari dimensi sasarannya pendidikan kesehatan dibagi menjadi tiga kelompok
besar yakni :
a. Pendidikan kesehatan individual, dengan sasaran individu.
b. Pendidikan kesehatan kelompok, dengan sasaran kelompok.
c. Pendidikan kesehatan masyarakat, dengan sasaran masyarakat luas.

Mata ajaran-ajaran dari pendidikan kesehatan yakni :

1. Komunikasi.
2. Dinamika kelompok.
3. Pengembangan dan pengorganisasian masyarakat (PPM)
4. Pengembangan kesehatan masyarakat desa (PKMD)
5. Pemasaran sosial (social marketing)
6. Pengebangan organisasi.
7. Pendidikan dan pelatihan (diklat)
8. Pengembangan media (teknologi pendidikan kesehatan)
9. Perencanaan dan evaluasi pendidikan kesehatn.
10. Antropologi kesehatan.
11. Sosiologi kesehatan.
12. Psikologi.
13. Perilaku kesehatn.

Perilaku kesehatan adalah respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan


dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta
lingkungan.
Perilaku kesehatan itu mencakup :

a. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit yaitu bagaiamana


seseorang merespons, baik secara pasif (mengetahui, bersikap, dan
mempersepsi rasa sakit pada dirinya maupun aktif/tindakan) yang
dilakukan sehubungan dengan penyakit dan sakit tersebut.
b. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan yaknirespon seseorang
terhadap pelayanan kesehatan baik atau modern maupun tradisional.
c. Perilaku kesehatan dengan makanan adalah respon seseorang terhadap
makanan sebagi kebutuhan vital bagi kehidupan.
d. Perilaku kesehatan terhadap lingkungan.respon seseorang terhadap
lingkungan sebagai determinan kesehatan.
Referensi : Notoadmodjo, S. Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Seni.
Jakarta: Rineka Cipta.2007.

14. Apa pengertian dari perilaku hidup sehat?


Semua aktivitas atau kegiatan yang dilakukan seseorang yang berkaitan dengan
mencegah/melindungi diri dari penyakit/masalah kesehatan, peningkatan kesehatan
dan mencari penyembuhan bila sakit atau terkena masalah kesehatan

15. Aspek apa dari 7 pilar kesehatan masyarakat yang dikerjakan oleh dr.Lala?
Kesehatan ligkungan
Gizi masyarakat
Promosi kesehatn dan ilmu perilaku

16. Apa saja teori perubahan perilaku?


Teori Perubahan Perilaku
a. Teori Stimulus organisme (S-O-R)
Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku
tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan
ornisme. Artinya, kualitas dari sumber komunikasi (sources), misalnya
kredibilitas, kepemimpinan, gaya berbicara, sangat menentukan keberhasilan
perubahan perilaku seseorang, kelompok, atau masyarakat.
Hosland, et al (1953) mengatakan bahwa prubahan perilaku pada hakikatnya
adalah sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut
menggambarkan proses belajar pada individu dan stimulus tersebut efektif.
a. Stimulus (rangsang) yang diberikan kepada organisme dapat diterima atau
ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus
itu tidak efektif dalam mempengaruhi perhatian individu, dan berhenti disini.
Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari
individu dan stimulus tersebut efektif.
b. Apabila stimulus telah mendapatkan perhatian dari organisme (diterima)
maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya.
c. Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan
untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap).
d. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka
stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut (perubahan
perilaku).

Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila
stimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula.
Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan
harus dapat meyakinkan organisme. Dalam meyakinkan organisme ini faktor
reinforcement memegang peranan penting.

b. Teori Dissonance : Festinger


Perilaku seseorang pada saat tertentu karena adanya keseimbangan antara
sebab atau alasan dan akibat atau keputusan yang diambil.
Apabila terjadi stimulus dari luar yang lebih kuat, maka dalam diri orang
tersebut akan terjadi ketidakseimbangan (dissonance).
Kalau akhirnya stilmulus tersebut direspons positif (menerimanya dan
melakukannya) maka berarti terjadi perilaku baru, dan akhirnya kembali
terjadi keseimbangan.

c. Teori Fungsi: Katz


Perubahan perilaku terjadi karena adanya kebutuhan. Oleh sebab itu,
stimulus atau obyek perilaku harus sesuai dengan kebutuhan orang (subyek).
Prinsip teori fungsi:
1) Perilaku merupakan fungsi instrumental (memenuhi kebutuhan
subyek)
2) Perilaku merupakan pertahanan diri dalam menghadapi lingkungan
3) Perilaku sebagai penerima obyek dan pemberi arti obyek (respons
terhadap gejala sosial)
4) Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dalam menjawab situasi
(marah, senang).
d. Teori Driving forces: Kurt Lewin
Perilaku merupakan keseimbangan antara kekuatan pendorong (driving
forces)dan kekuatan penahan (restraining forces).
Perubahan perilaku terjadi apabila ada ketidakseimbangan antara kedua
kekuatan tersebut.
Kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan perilaku:
1) Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan tetap.
2) Kekuatan pendorong tetap, kekuatan penahan menurun.
3) Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun.
HIPOTESIS
dr. Lala mengerjakan tugas aspek Administrasi Pelayanan Kesehatan serta aspek Promosi
Kesehatan dan Perilaku-Perilaku Kesehatan dalam Kedokteran Komunitas.

KERANGKA KONSEP

Dr.Lala (dokter PTT)

Puskesmas: Kedokteran Komunitas:


Visi dan misi Strategi
Tujuan dan fungsi Ruang lingkup
Azas dan upaya Sasaran
Ruang lingkup Konsep dasar
Perilaku Kesehatan:
Manajemen Prinsip pencegahan
Model/ bentuk penyakit
Faktor yang
mempengaruhi
Strategi perubahan

Promosi Kesehatan:
Tujuan dan strategi
Visi dan misi
Sasaran dan ruang
lingkup
Bentuk dan tempat

Tingkatan preventif
DAFTAR PUSTAKA

1. Yuniar, Tanti. 2004. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Agung Media
Mulia.
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2007. Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat.
3. Notoadmodjo, Soekijo. 2003.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
4. Notoadmodjo, S. 2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:Rineka Cipta.
5. Muninjaya. A. 2008.Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai