Anda di halaman 1dari 7

Animalia

1. Porifera
a. Ciri-ciri
Bentuk tubuhnya menyerupai vas atau jambangan
Tubuhnya terdiri dari 2 lapis
Di antara lapisan luar dan dalam terdapat sel-sel amoebosit dan spikula
Sel amoeboid dan koanosit berfungsi untuk menangkap makanan
Habitatnya di perairan
Memiliki ringga tubuh yang disebut spongocoel
Memiliki lubang masuk air yang disebut ostium dan saluran keluar air yang disebut
oskulum
Perkembangbiakan berlangsung secara kawin dan dengan pembentukan tunas.
b. Struktur tubuh

c. Klasifikasi
Porifera terdiri dari 3 kelas, yaitu Calcarea, Hexactinellida dan Demospongiae.
Calcarea
Spikula terbentuk dari zat kapur.
Hidup di laut.
Contoh spesies: Sycon, Schyra dan Grantia.
Hexactinellida
Spikula terbentuk dari zat kersik/silikat, yaitu zat yang sama dengan
pembentuk kaca. Jadi spikula hewan ini seperti kaca.
Contoh spesies: Aspergillum, Hyalonema, Regadella.
Demospongiae
Spikula hanya berupa serabut-serabut spongin. Karena itu, Demospongiae
sering dimanfaatkan sebagai spons.
Hidup di air tawar.
Merupakan kelas terbesar Porifera (90%)
Contoh spesies: Cliona, Hippospongia dan Halicondria.
d. Reproduksi
Aseksual
Reproduksi aseksual porifera dengan cara pembentukan tunas (budding).
Tunas tersebut yang dihasilkan kemudian memisahkan diri dari induknya serta
hidup sebagai individu baru, atau juga tetap menempel pada induknya sehingga
akan menambah jumlah bagian-bagian dari kelompok Porifera tersebut
Seksual
Reproduksi seksual tersebut berlangsung dengan persatuan antara sel telur
serta juga spermatozoid, yang akan menghasilkan yang namanya zigot,
selanjutnya akan berkembang menjadi larva yang berflagel. Larva itu bisa
berenang serta keluar dengan melalui oskulum. Jika menemukan tempat yang
seksual, larva tersebut maka akan menempel kemudian tumbuh menjadi
porifera.yang baru.
e. Peranan
Beberapa jenis porifera seperti spongia dan hippospongia dapat digunakan
sebagai spons mandi dan alat gosok.Namun, spons mandi yang banyak digunakan
umumnya adalah spons buatan, bukan berasal dari kerangka porifera.Zat kimia
yang dikeluarkannya memiliki potensi obat penyakit kanker dan penyakit lainnya.
2. Cnidaria / Coelentarata
a. Ciri-ciri
Merupakan hewan yang memiliki rongga. Rangka dari zat kapur/zat
tanduk
Radial simetris dengan bentuk berupa medusa dan polip. Bersifat
hermaprodit.
Tubuh mempunyai dua lapisan sel (diploblastik), yaitu ektoderm/epidermis
dan endoderm/gastroderm
Bersifat heterotrof dengan memakan plankton dan hewan kecil di air
Habitat di air laut maupun di air tawar.
Lubang mulut dikelilingi oleh tentakel, pada permukaan tentakel terdapat
knidoblas (sel beracun) yang mengandung nematosita (sel penyengat).
Pencernaan oleh rongga gastrovaskuler, sisa pencernaan dikeluarkan
melalui mulut.
b. Struktur tubuh

c. Klasifikasi
1. Hydrozoa
Sebagai kelas yang paling primitif dari Coelenterata, Hydrozoa dianggap oleh
beberapa ahli evolusi telah melahirkan kedua kelas lain. Mereka menunjukkan
berikut fitur karakteristik:

Mereka terutama makhluk laut, tetapi beberapa adalah spesies air tawar
Banyak spesies memiliki kedua polip dan medusa
Contoh:

Hydra, Obelia dan Physalia

Hydrozoa (Yunani, hydro = air, zoon = hewan) sebagian besar hidup di laut,
hanya sebagian spesies yang hidup di air tawar. Hydrozoa hidup sebagai polip,
medusa, atau keduanya. Gastrodermis Hydrozoa tidak mengandung nematosista.

Polip hidup secara soliter atau berkoloni. Pada saat polip soliter Hydra
membentuk tunas, tunas yang telah memiliki mulut dan tentakel akan lepas dari
induknya. Namun pada polip koloni seperti Obelia, tunas-tunas tetap menempel
pada induknya dan saling berhubungan, disebut koloni hidroid. Koloni hidroid
menetap di suatu tempat dengan hidroriza, yaitu percabangan horisontal (mirip
akar) yang tertanam di dalam substrat.

Hydrozoa memiliki dua macam alat indra, yaitu oseli sebagai pengindra cahaya
dan statosista sebagai alat keseimbangan. Beberapa medusa menunjukkan gerak
fototaksis negatif (menjauhi sinar), namun ada pula yang fototaksis positif
(mendekati sinar). Contoh Hydrozoa, antara lain Physalia, Obelia, dan Hydra.

2. Scyphozoa
Sebagian besar hewan kelas ini biasanya disebut ubur-ubur.
Mereka semitransparan dan berbagai warna.
Sebagian besar dari habitat laut.
Contoh:

Aurelia dan cyanea (terbesar Jelly Fish).

Scyphozoa (Yunani, skyphos = mangkuk, zoon hewan) hidup di laut dan


merupakan ubur-ubur sejati, karena medusa merupakan bentuk dominan dalam
siklus hidupnya. Pada umumnya medusa berenang bebas, berbentuk seperti
payung dengan diameter 2 40 cm, bahkan ada yang mencapai 2 m. Medusa
berwarna menarik, seperti jingga, kesumba, atau kecoklatan. Ordo Stauromedusae
(Lucernariida) memiliki medusa yang bertangkai pada bagian aboral dan sesil atau
menempel pada ganggang dan benda lainnya. Ada Scyphozoa yang tidak memiliki
bentuk polip, misalnya Pelagia dan Atolla. Namun ada pula yang memiliki bentuk
polip, tetapi berukuran kecil berupa skifistoma, contohnya Aurelia. Scyphozoa
pada umumnya diesis dan gonad terdapat di gastrodermis. Sel telur atau sperma
masuk ke dalam rongga gastrovaskuler dan dikeluarkan melalui mulut. Fertilisasi
dapat terjadi secara eksternal di air atau di koral. Contoh Schyphozoa, antara lain
Perphylla Chrysaora, Aurelia, Cyanea, dan Rhizostoma.

3. Anthozoa
Hewan ini sebagian besar makhluk laut.
Bentuk polip soliter atau kolonial yang hadir.
tahap Medusa tidak ada.
Rongga gastrovaskular dibagi menjadi ruang, peningkatan luas untuk pencernaan.
Contoh:
Anemon laut dan karang, dll.

Anthozoa (Yunani, anthos = bunga, zoon = hewan) merupakan hewan laut yang
memiliki bentuk mirip bunga. Anthozoa hidup sebagai polip soliter atau berkoloni
dan tidak memiliki bentuk medusa. Ada Anthozoa yang membentuk rangka dalam
atau rangka luar dari zat kapur, namun ada pula yang tidak membentuk rangka.
Rongga gastrovaskuler pada Anthozoa bersekat-sekat dan mengandung
nematosista. Gonad terdapat di gastrodermis. Terdapat sekitar 6.100 spesies
Anthozoa antara lain sebagai berikut.

1) Metridium dan Edwardsia, dapat merayap dengan pedal semacam kaki.

2) Acropora, Fungia, Astrangia, memiliki rangka luar dari zat kapur yang
disebut karang batu.

3) Antipathes, koral hitam, rangka tersusun dari zat tanduk, dan berbentuk
seperti ranting tumbuhan yang bercabang-cabang berwarna hitam.

4) Cerianthus, polip berbentuk seperti anemon panjang, bertentakel banyak,


dan terbungkus selubung dari lendir dan pasir yang mengeras.

Corallium (red coral), digunakan untuk perhiasan.

4. Cubozoa
Cubozoa dahulu dimasukkan dalam golongan Scyphozoa, setelah ditemukan
perbedaan yang mendasar dengan kelompok Scyphozoa, kemudian dijadikan
kelas tersendiri. Perbedaan tersebut adalah Cubozoa mengalami metamorfosis
lengkap dari polip hingga medusa payung (tubuh) berbentuk kotak, dan memiliki
lensa mata yang kompleks. Cubozoa merupakan ubur-ubur sejati. Medusa
berbentuk lonceng dengan empat sisi datar, sehingga berbentuk mirip kubus.
Tinggi lonceng mencapai 17 cm, jumlah tentakel empat buah atau empat rumpun
dengan panjang mencapai 2 m. Cubozoa mampu berenang cepat secara horisontal,
dengan bagian aboral sebagai anteriornya. Cubozoa hidup di laut tropis dan
subtropis dengan makanan utama ikan. Beberapa jenis Cubozoa membahayakan
para perenang karena sengatan nematosistanya dapat menyebabkan luka yang sulit
disembuhkan, bahkan ada yang dapat menyebabkan kematian dalam waktu 3 20
menit. Contohnya Chironex fleckeri (sea wasps) di perairan Indo-Pasifik.
d. Reproduksi
Aseksual (vegetatif) dengan membentuk tunas (kuncup) yang berbentuk
polip
Seksual (generatif) dengan penyatuan spermatozoa dan sel telur pada
bagian medusa. Jika sperma membuahi ovum akan terbentuk zigot. Zigot
akan tumbuh menjadi larva bersilia (planula), yang dapat berenang bebas
meninggalkan induknya. Pada suatu dasar perairan yang cocok, larva akan
tumbuh menjadi individu baru.
e. Peranan
Coelenterata dari kelas Anthozoa merupakan pembentuk ekosistem terumbu
karang yang menjadi habitat ikan dan hewan laut lainnya.
Beberapa jenis ubur-ubur (jellyfish) yang tidak beracun dapat dikonsumsi dan
diperdagangkan sebagai ubur-ubur asin.
Kerangka luar beberapa jenis Coelenterata dapat digunakan sebagai hiasan
akuarium, misalnya Corallium rubrum (koral merah), Fungia actiniformis (karang
piring), Paramuricea (akar bahar), dan Favia speciosa (karang otak).
3. Ctenophora
a. Ciri-ciri
Tubuh Ctenophora berbentuk simetri radial, berdiameter sekitar 1 10 cm,
sebagian besar berbentuk bulat atau oval, namun ada yang berbentuk
memanjang seperti pita hingga mencapai 1 m.

Ctenophora tidak memiliki alat sengat nematosista, sehingga menangkap


mangsanya dengan menggunakan tentakel yang dilengkapi dengan struktur
sel-sel perekat koloblas (colloblast atau sel lasso).

Tentakel Ctenophora berjumlah sepasang, berukuran panjang, dan dapat


ditarik kembali. Ctenophora memiliki satu mulut untuk memasukkan
makanan, dan dua lubang pengeluaran untuk mengeluarkan air dan sisa zat
padat. Ketika mangsa (berupa plankton kecil) tentakel, maka koloblas akan
membuka secara mendadak, selanjutnya benang lengket yang dibebaskan oleh
masing-masing koloblas akan menangkap makanan, kemudian makanan
disapu oleh tentakel untuk dimasukkan ke dalam mulut.

Ctenophora merupakan hewan terbesar yang menggunakan silia untuk


lokomosi (pergerakan). Kemiripan Ctenophora dengan Cnidaria diduga
merupakan hasil evolusi konvergen akibat hidup di lingkungan yang sama.
Filum Ctenophora dibagi menjadi dua kelas, yaitu Tentaculata (contohnya
Mertensia ovum) dan Nuda (contohnya Neis cordigera). Terdapat hanya
sekitar 100 spesies ubur-ubur sisir.
Ctenophora memiliki bentuk tubuh yang bulat, lonjong, lunak dan simetris
radial. Salah satu keunikan Ctenophora adalah mampu mengeluarkan cahaya
dari tubuhnya sendiri.. Bagian permukaan luar Ctenophora mempunyai
delapan baris sisir yang disebut dengan cilia yang dapat digunakan sebagai
alat gerak. Oleh karena itu, hewan ini dikenal sebagai ubur-ubur sisir karena
secara vertikal tubuhnya terbagi oleh 8 helai cilia yang tampak seperti deretan
sisir. Ctenophora memiliki mulut untuk masuknya makanan serta dua lubang
anus untuk mengeluarkan air dan kotoran di ujung yang lain.

Ctenophora adalah hewan diplobastik yaitu hanya mempunyai dua lapisan


badan yang terdiri dari dua lapisan sel transparan yang hanya menyusun kulit
terluarnya (ektoderm) dan kulit bagian dalam (gastroderm). Dinding tubuh
Ctenophora dapat dibedakan menjadi mesoderma dan endoderma.
b. Struktur tubuh

c. Klasifikasi

Subkelas Tentaculata (punya tentakel). Terdiri atas beberapa ordo, antara lain
:
Cydippida, memiliki tubuh bulat/oval, terdapat semacam tanduk. Contoh :
Mertensia
Cobata, memiliki tubuh memadat dilengkapi dengan dua cuping oval, contoh :
Mnemopsis, Bolinopsis dan Leucothea.
Cestida, memiliki tubuh seperti pita, contoh : Cestum dan Velamen.
Platyctenida, memiliki tubuh pipih, contoh : Ctenoplana dan Coeloplana

Subkelas muda (tak punya tentakel), terdiri atas satu ordo, berupa ordo
Beroida, memiliki tubuh kerucut atau silinder. Contoh : Beroe.
d. Reproduksi
Hampir semua spesies Ctenophora adalah hermafrodit atau memiliki alat
kelamin ganda. Reproduksi Ctenophora dilakukan secara seksual. Meskipun
ada beberapa spesies yang melakukan reproduksi secara aseksual dengan cara
fragmentasi.
Alat reproduksi Ctenophora terletak di bawah cilia. Sel ovum dan sperma
dilepaskan melalui pori pori yang ada di epidermis. Sebagian besar spesies
Cnetophoa melakukan pembuahan secara eksternal atau diluar tubuh
Cnetophora, meskipun ada beberapa spesies yang melakukannya secara
internal.
e. Peranan
Ctenophora mempunyai peranan diantaranya adalah ikut menjaga keseimbangan
ekosistem di laut. Hal karena Ctenophora suka memakanfitoplankton (plankton
tumbuhan).Ciri-ciri Ctenophora
Selain itu juga Ctenophora juga sebagi sumber makanan bagi hewan laut seperti:
Salmon, penyu, dan ubur ubur.

Namun Ctenophora juga memiliki kerugian bagi peternakan tiram karena hewan-
hewan ini memakan larva-larva tiram sehingga merugikan petani tiram. Selain itu,
bila terjadi ledakan populasi, maka dapat membuat ekosistem tidak seimbang. Hal ini
pernah terjadi di tahun 1989 di Laut Hitam saat Ctenophora memkan larva ikan
Pelgis. Dan tahun 1999 di Laut Kaspia. Hasilnya adalah bahwa 75% dari zooplankton
sudah habis, sehingga mempengaruhi seluruh rantai makanan danau.

Anda mungkin juga menyukai