Anda di halaman 1dari 4

DRAMA JAKA TARUB

N : Narator
JT : Jaka Tarub
IJT : Ibu Jaka Tarub
IR : Ibunda Ratu
B1-7 : Bidadari 1-7
P : Pemuda

N : Dahulu kala di kampung pemandangan, tinggallah ibu dan seorang anaknya yang bernama Jaka
Tarub. Ayah Jaka Tarub telah meninggal ketika ia msih kecil. Melihat putranya yang sudah dewasa
namun belum mempunyai pendamping hidup, Ibu Jaka Tarub mulai mengkhawatirkan keadaan
anaknya.

IJT : Jaka Tarub anakku, kamu kan sudah dewasa, apakah kamu belum berpikir untuk memiliki pendamping
hidup?

JT : Ibu tidak perlu khawatir, dengan ketampanan wajahku, aku yakin pasti aku akan dapat memikat hati seorang
bidadari sekalipun dengan sangat mudah.

IJT : Lalu kenapa kamu selalu menolak pinangan para gadis desa? Bukankah paras mereka pun cantik bak bidadari
dari khayangan?

JT : Ibu, wajah mereka lah yang cantik, tapi hati mereka tidak secantik wajahnya. Mereka hanya mau berlomba
mendapatkanku yang berwajah tampan ini. Tapi hatiku tidak mencintai salah satu dari mereka. Aku akan
mempersunting bidadari yang tidak hanya cantik parasnya namun juga cantik hatinya.

IJT : Bidadari? Bidadari dari surge atau bidadari dari hongkong? Sudahlah anakku. Bangun lah dari mimpimu.
Ambilah istri dari salah satu gadis desa itu. Jangan terlalu menghayal, tidak baik untuk kesehatan mentalmu.
Ibu sudah semakin tua. Siapa yang akan mengurusmu kalau ibu sudah tidak ada nantinya?

JT : Sekarang kan ada layanan Go Food dan Go jek, klo mau nyuci kan tinggal di londri bu, ibu tidak usah
menghawatirkan aku. Sekarang kita pikirkan saja kesehatan ibu.

IJT : Sak karepmu lah le. Ibu cuma bisa mendoakan agar kamu cepat bertemu jodoh dan kelak ada yang
mengurusmu.
(Masuk ke dalam sambil menggandeng ibunya)

N : Hari berganti hari, kesehatan ibu Jaka Tarub semakin memburuk dan akhirnya meninggal dunia.
Sekarang Jaka Tarub hidup sebatang kara. Dia begitu sedih sepeninggal ibunya karena merasa
kesepian. Akhirnya dia berburu ke hutan untuk menghilangkan rasa sepi di hatinya.
(Adegan berburu)

N : Sementara itu di negri khayanggan tinggalah seorang Ibunda Ratus bersama dengan 7 putrinya,
bidadari yang cantik rupawan.

B5 : Kakak, lihat deh, putri duyung berenang dan foto di tempat yang instagramable.

B3 : Coba lihat, eeee iya lohyuk kita coba ke situ

B2 : Itu kan di danau di bumiairnya pasti dingin, menusuk kulit halus mulusku ini
B4 : Kakak ini aneh. Tertusuk itu bukan krn air, tp krn pisau. Sakitnya tu di sini di sini di sini

B1 : Sudah sudah jangan ribut, coba kalian cari di google map, dimana danau itu persisnya berada biar kita
tidak tersesat.

B6 : Sudah ketemu kak, ayo kita capcusSudah lama kita tidak berenang syantik

B1 : Ayo kita minta ijin ibunda ratu terlebih dahulumana Nawang Wulan? Kita ajak dia serta

(Nawang Wulan bersama dengan Ibunda Ratu)

IR : Kalian mau kemana koq datang berbondong bondong begitu

B1 : Kami hendak memohon ijin turun ke bumi ibunda ratu. Kami hendak berenang di salah satu danau di bumi.

IR : Baiklah, tapi ingat, jangan pakai baju yang terlalu seksi. Ajak pula adikmu Nawang Wulan bersama kalian.
Jaga dia baik-baik. Kalian harus segera pulang saat terompet kerjaan berbunyi.

B1-7 : Baik ibunda ratu

IR : Berhati-hatilah kalian bidadari-bidadari kesayangan ibu.


N : Setelah mendapat restu dari Ibunda Ratu, maka ke 7 bidadari rupawan itupun turun ke bumi menuju
danau yang dimaksud
(Bidadari menari, melepaskan selendang lalu mandi sambil bersendau gurau)

N : Sementara itu, Jaka Tarub yang dari pagi berburu belum mendapatkan satu pun hewan buruannya.
Ia pun haus dan menuju danau hendak mengambil air minum

JT : Herannnkemana perginya binatang-binatang di hutan seluas ini. Tak satu pun yang terlihat dari pagi tadi.
Haus sekali akulebih baik aku mengambil air di danau sambil beristirahat

N : Jaka Tarub menuju danau, sayup-sayup ia mendengar suara wanita yang sedang bersendau gurau.

JT : Sepertinya aku mendengar suara-suara wanita tertawa.jangan-jangannnnnhiii bulu kudukku berdiri. (sambil
terus mengendap-endap) Wahhhhh wahhhh (sambil mengucek mata) Apa aku sedang bermimpi (menampar
pipi kiri kanan) Cantik-cantik sekali wanita-wanita itu. Mereka bak bidadari dari khayangan. Semoga salah
satu dari mereka adalah jodohku.

N : Jaka Tarub semakin mendekat. Ia pun menemukan selendang para bidadari yang sedang mandi itu
dan dia pun melakukan hal yang tidak terduga
(pilih-pilih selendang, yang tidak cocok bersin, setelah ketemu yang cocok diambil dan disembunyikan kemudian dia
sendiri bersembunyi).

(Terdengar suara terompet para bidadari pun bergegas keluar dari danau dan bersiap mengambil selendang untuk
kembali pulang ke khayangan)

B1 : Cepat adik-adikku, suara terompet telah terdengar. Saatnya kita kembali ke khayangan

B7 : Tapi kak, dimana selendangkuhilangBagaimana aku bisa pulang ke khayangan kalau selendangku tidak
ada?

B2 : Ayo cepat kita bantu Nawang Wulan mencari selendangnya


(Semua bidadari mencari selendang Nawang Wulan)

B4 : Tidak ada, dimana-mana tidak ada

B3 : Dimana tadi kau meletakkannya Nawang Wulan?

B7 : Disini kak, kenapa hny selendangku yang hilang?

B5 : Jangan-jangan tadi ada monyet yang mendekat dan mencurinya

B7 : Bagaimana ini kak (sambil mulai menangis)

B6 : Hari sudah semakin gelap, kita harus segera pulang ke khayangan atau kita semua akan terjebak di bumi ini.

B1 : Nawang Wulan, kau terpaksa harus kami tinggalkan. Kami akan segera kembali setelah mendapat bantuan
dari ibunda ratu. Berhati-hatilah di bumi ini adikku sayang.
(Para bidadari terbang kembali ke khayangan)

B7 : Kakak.bagaimana denganku (menangis)

N : Nawang Wulan menangis di tepi danau. Dia takut dan bingung harus bagai mana. Jaka Tarub pun
keluar dari persembunyiannya dan mendekati Nawang Wulan

JT : Mengapa engkau menangis wahai gadis cantik?

B7 : Selendangku hilang, aku tidak bisa pulang ke khayangan

JT : Khayangan? Apakah kau seorang bidadari?

B7 : (Hanya terisak)

JT : Tidak usah takut, aku tidak akan menyakiti atau bahkan menggigitmu. Pulang lah ke rumah bersamaku. Tidak
baik seorang gadis cantik seorang diri ditengah hutan belantara ini. Kau bisa tinggal di rumahku untuk
sementara waktu.

B7 : Benarkah?

JT : Iya, pakailah ini (memberikan selendangnya)

B7 : Terimakasih

JT : Siapkah namamu gadis cantik?


B7 : Namaku Nawang Wulan

JT : Nama yang cantik, secantik orangnya. Namaku Jaka Tarub. Mari kita pulang sebelum hari semakin gelap.
(Mereka pulang bersama kembali ke kampung)

N : Dalam perjalanan mereka kembali ke kampong pemandangan, mereka dihadang oleh seorang pemuda
yang sedang mabuk

P : Serahkan harta benda kalian

B7 : Dia mau apa Jaka Tarub

P : Aku mau kamu gadis cantik

JT : Jangan ngawur, siapa kamu, (mencium bau minuman keras), kamu mabok ya?

P : Akukamu tidak tau siapa aku? Aku adalah saudara Wong Fei Hung yang terkenal dari Cina, perkenalkan
namaku Wong Gen Deng

JT : Dasar pemabuk, memalukan generasi penerus bangsa

P : Sudah diam, tidak usah berceramah. Serahkan gadis itu padaku

JT : Tidak bisa, aku akan melindunginya dari pemuda tidak berguna seperti kamu

(Menyanyikan lagu mirasantika)

P : Mirasantika

JT & B7 : No wayyy
(pemuda mabuk itu jatuh tidak sadarkan diri)

JT : Ayo kita pergi, kita tinggalkan saja dia di sini

N : Sementara itu setiba ke 6 bidadari dikhayangan, mereka menemui Ibunda Ratu dengan hati yang
dipenuhi rasa ketakutan.

IR : Kalian sudah pulang? Kenapa kalian hanya ber6? Dimana adik kalian? Nawang Wulan?

B1 : Ampun ibunda ratu. Tadi kami terlalu asyik mandi di danau, ketika hendak pulang ternyata selendang
Nawang Wulan hilang.

IR : Apa!!!! Dimana sekarang adik bungsumu?

B2 : Nawang Wulan tertinggal di bumi ibunda

IR : Apasaja pekerjaan kalian. Mengurus 1 orang adik saja kalian tidak becus. Bagaimana dengan ibunda yang
harus mengurus kalian ber7?

B1-6 : Maafkan kami ibunda ratu

IR : Kita tidak bisa kembali ke bumi sampai purnama depan. Berharap saja adik kalian baik-baik saja.

N : Hari demi hari pun berlalu. Akhirnya tumbuh benih-benih cinta antara Jakat Tarub dan Nawang
Wulan. Mereka akhirnya menikah dan mempunyai seorang putri yang cantik jelita.

B7 : Kanda sudah pulang dari ladang? Tolong jagakan api ini, aku sedang memasak nasi, aku hendak mencuci baju
di sungai

JT : Baiklah Nawang Wulan, kanda akan menjaga api ini agar tidak padam

B7 : Tapi ingat kanda, jangan sekali kali membuka tutup kukusan ini. Kalau kanda buka tutup kukusan ini aku
akan menghilang dari hadapan kanda

JT : Iyakanda berjanji. Pergilah dan cepatlah kembali serta berhati-hatilah istriku

N : Nawang Wulan pun pergi ke sungai untuk mencuci pakaian. Namun selama ini Jaka Tarub bertanya-
tanya dalam hatinya. Berapa banyakpun nasi yang mereka makan, Beras di dalam lumbung tidak
pernah habis. Karena rasa penasarannya ia pun membuka tutup kukusan mengingkari janjinya pada
Nawang Wulan.
JT : Kenapa bisa persediaan beras di lumbung tidak pernah habis, sebenarnya berapa banyak beras yang Nawang
Wulan masak setiap hari (sambil membuka kukusan dan terperanjat)

N : Jaka Tarub kaget melihat isi dalam kukusan itu, hanya sebutir beras, dia tidak habis piker kenapa
bisa Nawang Wulan memasak sebutir beras menjadi nasi yang cukup untuk mereka makan sekeluarga
setiap harinya. Bersamaan dengan dibukanya kukusan oleh Jaka Tarub, terdengarlah suara petir yang
menggelegar di sungai, Nawang Wulan pun segera pulang.

B7 : Apa yang kanda lakukan?

JT : Aku.aku hanya.

B7 : Bukankah kanda sudah berjanji tidak akan membuka tutup kukusan itu? Dasar laki-laki yang tidak menepati
janji. Ingatlah, mulai hari ini kamu akan bekerja lebih berat dari hari-hari sebelumnya.

N : Akibat perbuatan Jaka Tarub, Nawang Wulan kehilangan kesaktiannya. Ia harus memasak beras
dalam jumlah lebih banyak untuk memberi makan keluarganya. Hingga akhirnya persediaan beras di
lumbung pun semakin menipis dan ia menemukan sesuatu yang tidak asing.

B7 : Bukankah ini selendangku yang hilang dulu? Kenapa ada di sini? Jangan-jangan Jaka Tarub lah yang selama
ini menyembunyikannya.

B7 : Kanda, apakah kau tau apa ini?

JT : Itu selendang

B7 : Taukah kau asal mula selendang ini bisa ada di lumbung beras rumah kita?

JT : Akuaku

B7 : Jadi benar kau yang mencuri dan menyembunyikan selendangku selama ini?

JT : Maafkan aku Nawang Wulan, aku lah yang mencuri dan menyembunyikan selendang ini, karena aku sudah
jatuh cinta pada mu sejak pertama kali melihatmu.

B7 : Gombal.selama ini kau sudah menipu ku. Sekarang aku sudah menemukan kembali selendangku. Kini
saatnya aku kembali ke khayangan. Aku tidak mau lagi hidup dengan orang yang tidak mau menepati janjinya
dan seorang penipu

JT : Bagaimana dengan anak-anak kita?

B7 : Aku akan mengawasi kalian dari khayangan

JT : Bagaimana kalau kami merindukanmu Nawang Wulan? Tolong jangan pergi. Maafkanlah aku, aku berjanji
tidak akan mengulangi kesalahanku lagi.

B7 : Dari awal di sini bukanlah tempatku. Kalau kalian merindukanku, pandanglah bulan di langit, maka aku akan
menghibur kalian dari atas sana

(Nawang Wulan terbang ke khayangan untuk selamanya)

N : Nawang Wulan pun kembali ke kahyangan, meninggalkan Jaka Tarub dan kedua anaknya.
Sejak saat itu Jaka Tarub dan kedua anaknya selalu menatap rembulan di malam hari untuk
mengenang Nawang Wulan.

Anda mungkin juga menyukai