1
Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru, Cet.II, Bandung: Remaja Rosda Karya,2013 hal 25-26
dan madrasah melaksanakan supervisi. Kepala sekolah sebagai supervisor
dimaksudkan untuk meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap
pelaksanaan kurikulum dan proses pembelajaran. Kepala sekolah sebagai supervisor
bertugas mengatur seluruh aspek kurikulum yang berlaku di sekolah agar dapat
memberikan hasil yang sesuai dengan target yang telah ditentukan. Berikut fungsi
kurikulum bagi kepala sekolah antara lain adalah:
a. Sebagai pedoman dalam memperbaiki situasi belajar, sehingga lebih kondusif, dan
untuk menunjang situasi belajar ke arah yang lebih baik.
b. Sebagai pedoman dalam memberikan bantuan kepada pendidik (guru) dalam
memperbaiki situasi belajar.
c. Sebagai pedoman dalam mengembangkan kurikulum, serta dalam mengadakan
evaluasi kemajuan kegiatan pembeajaran.
d. Bagi kepala sekolah, kurikulum berfungsi untuk menyusun perencanaan dan
program sekolah. Dengan demikian, penyusunan kalender sekolah, pengajuan
sarana dan prasarana sekolah kepada komite sekoah dan madrasah, penyusunan
berbagai kegiatan sekolah dan madrasah baik yang menyangkut kegiatan
ekstrakulikuler dan kegiatan-kegiatan lainnya, harus didasarkan pada kurikulum.
e. Kurikulum merupakan pedoman atau alat bagi kepala sekolah dan madrasah untuk
mengukur keberhasilan program pendidikan di sekolah dan madrasah yang ia
pimpin.2
4. Fungsi kurikulum bagi orang tua murid
Bagi orang tua murid kurikulum berfungsi agar mereka turut serta membantu usaha
sekolah dalam memajukan putera-puterinya. Bantuan orang tua dalam memajukan
pendidikan dapat melalui konsultasi langsung dengan guru atau sekolah tentang
masalah yang menyangkut putera-puterinya.3
5. Fungsi bagi sekolah madrasah di atasnya
Kurikulum sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah berfungsi bagi penyusunan kurikulum
SMP/MTs, kurikulum SMP/MTs berfungsi bagi penyusunan kurikulum SMA/MA
dan seterusnya. Ada dua fungsi yang dapat ditinjau, yaitu:
a. Pemeliharaan keseimbangan
2
Ismawati Esti, Telaah Kurikulum, Yogyakarta: Ombk,2012 hal 7-8
3
Ismawati Esti, Telaah Kurikulum, Yogyakarta: Ombk,2012 hal 8
Dengan mengetahui kurikulum yang digunakan oleh suatu sekolah dan madrasah
tertentu, sekolah dan madrasah pada tingkat di atasnya dapat mengadakan
penyesuaian di dalam kurikulum sebagai berikut:
1. Bila sebagian kurikulum sekolah dan madrasah tersebuttelah dibelajarkan
pada sekolah serta madrasah yang berada dibawahnya, maka sekolah dan
madrasah dapat meninjau kembali perlu tidaknya bagian tersebut
dibelajarkan lagi.
2. Bila kecakapan-kecakapan tertentu yang dibutuhkan untuk mempelajari
kurikulum suatu sekolah dan madrasah yang berada dibawahnya, maka
sekolah serta madrasah dapat mempertimbangkan untuk suatu program
kecakapan itu kedalam kurikulumnya.4
b. Penyiapan tenaga guru
Bila sekolah/LPTK berfungsi menyiapkan tenaga guru bagi sekolah yang berada
dibawahnya, maka perlu sekali sekolah/LPTK itu mengetahui kurikulum sekolah
yang berada dibawahnya, menyangkut pengetahuan tentang isi,
susunan/organisasi, maupun cara pengajarannya. Hal ini akan membantu guru
dalam mengadakan perubahan dan penyesuaian kurikulum.5
6. Fungsi kurikulum bagi masyarakat dan pemakai lulusan
Dengan mengetahui kurikulum sekolah masyarakat pemakai lulusan dapat melakukan
sekurang-kurangnya dua hal:
a. Ikut memberikan bantuan guna memperlancar pelaksanaan program pendidikan
yang membutuhkan kerjasama dengan pihak orang tua atau masyarakat.
b. Ikut memberikan kritik atau saran yang membangun dalam rangka
penyempurnaan program pendidikan di sekolah agar lebih serasi (program link
and match) dengan kebutuhan masyarakat dan lapangan kerja.6
Teori kurikulum
Teori adalah alat suatu disiplin ilmu dengan menentukan orientasi atau arah ilmu itu,
menentukan data apa yang harus dikumpulkan, memberikan kerangka konseptual tentang
cara mensistematisasi, mengkategorisasi dan mengadakan interrelasi data, merangkumkan
fakta-fakta menjadi generalisasi empiris, dan sistem generalisasi serta meramalkan fakta-
4
Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru, Cet.II, Bandung: Remaja Rosda Karya,2013 hal 30
5
Ismawati Esti, Telaah Kurikulum, Yogyakarta: Ombk,2012 hal 9
6
Ibid
fakta, menunjukan kekurangan-kekurangan dalam pengetahuan kita tentang disiplin ilmu itu
(Goode and Hatt 1952, h. 8).
Demikian pula halnya dengan teori kurikulum yang merupakan syarat mutlak untuk
mengembangkan kurikulum sebagai disiplin ilmu. Berikut terdapat teori kurikulum yang
terutama berorientasi pada (1) pengetahuan (2) realitas (3) nilai-nilai.
1. Teori kurikulum berorientasi pada pengetahuan
Manusia mempunyai kemampuan simbolik yakni memahami dan menyampaikan ide-
ide dan konsep-konsep umum melalui lambang-lambang. Kurikulum didasarkan atas
struktur sistem simbolis yang dapat disampaikan dan dipelajari. Pengetahuan
direorganisasi secara konseptual dalam berbagai bidang pengetahuan untuk
memudahkan orang mempelajarinya.
2. Teori kurikulum berorientasi pada realitas
Teori ini mengutamakan masalah dunia kenyataan, masalah sosial, kultural, personal
seperti yang terjalin dalam rangka kehidupan dan eksistensi manusia yang serba
kompleks. Menurut John Dewey pakar pendidikan mengingatkan agar dalam
membicarakan masalah-masalah kehidupan jangan diabaikan disiplin ilmu.
3. Teori kurikulum berorientasi pada nilai-nilai
Teori ini menonjolkan bahwa kurikulum menyajikan pengalaman belajar seperti yang
dicita-citakan sesuai dengan nilai-nilai yang dianut. Nilai-nilai dianggap sangat asasi
dalam pengembangan kurikulum. Bahan pelajaran, apakah didasarkan atas
pengetahuan disiplin ilmu atau masalah-masalah sosial harus berkaitan dengan
terwujudnya nilai-nilai yang dijunjung tinggi. Apa yang dijadikan orientasi kurikulum
akan menentukan pengalaman dan lingkungan belajar siswa.7
7
Nasution S, Pengembangan Kurikulum, Bandung: Citra aditya bakti 2003 hal 181-182