Daun Kembang Bulan PDF
Daun Kembang Bulan PDF
Dewan Pengurus
Pemimpin Redaksi
B Paul Naiola
Anggota Redaksi
Andria Agusta, Dwi Astuti, Hari Sutrisno, Iwan Saskiawan
Kusumadewi Sri Yulita, Marlina Ardiyani, Tukirin Partomihardjo
Cover depan: Keanekaragaman hayati TamanNasionalKelimutudi Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, seperti
direpresentasikan oleh jenis/spesies tumbuhan dan jamur; juga burung endemiknya, dan Danau
Kelimutu dengan tiga warnanya, sesuai makalah di halaman 185194. (Foto: Koleksi LDPI-Balai
Taman Nasional Kelimutu, Dcpartemen Kehutanan RI H Wiriadinata, Sudaryanti, AH Wawo dan
G Soebiantoro).
Biologi
Jurnal llmiah Nasional
Diterbitkan oleh
Pusat Penelitian Biologi - LIPI
Berita Biologi 9 (2) - Agustus 2008
1. Karangan ilmiah asli, hasil penelitian dan belum pernah diterbitkan atau tidak sedang dikirim ke media lain.
2. Bahasa Indonesia. Bahasa Inggris dan asing lainnya, dipertimbangkan.
3. Masalah yang diliput, diharapkan aspek "baru" dalam bidang-bidang
Biologi dasar (pure biology), meliputi turunan-turunannya (mikrobiolgi, fisiologi, ekologi, genetika,
morfologi, sistematik dan sebagainya).
Ilmu serumpun dengan biologi: pertanian, kehutanan, petemakan, perikanan ait tawar dan biologi
kelautan, agrobiologi, limnologi, agro bioklimatologi, kesehatan, kimia, lingkungan, agroforestri.
Aspek/pendekatan biologi harus tampak jelas.
4. Deskripsi masalah: harus jelas adanya tantangan ilmiah (scientific challenge).
5. Metode pendekatan masalah: standar, sesuai bidang masing-masing.
6. Hasil: hasil temuan harus jelas dan terarah.
7. Kerangka karangan: standar.
Abstrak dalam bahasa Inggris, maksimum 200 kata, spasi tunggal, ditulis miring, isi singkat, padat yang
pada dasarnya menjelaskan masalah dan hasil temuan. Hasil dipisahkan dari Pembahasan.
8. Pola penyiapan makalah: spasi ganda (kecuali abstrak), pada kertas berukuran A4 (70 gram), maksimum IS
halaman termasuk gambar/foto; pencantuman Lampiran seperlunya.
Gambar dan foto: harus bermutu tinggi, gambar pada kertas kalkir (bila manual) dengan tinta cina,
berukuran kartu pos; foto berwarna, sebutkan programnya bila dibuat dengan komputer.
9. Kirimkan 2 (dua) eksemplar makalah ke Redaksi (alamat pada cover depan-dalam) yang ditulis dengan
program Microsoft Word 2000 ke atas. Satu eksemplar tanpa nama dan alamat penulis (-penulis)nya.
Sertakan juga copy file dalam CD (bukan disket), untuk kebutuhan Referee secara elektronik. Jika
memungkinkan, kirim juga filenya melalui alamat elektronik (E-mail) Berita Biologi: herbogor@indo.net.id
dan ksama p2biologi@vahoo.com
10. Cara penulisan sumber pustaka: tuliskan nama jurnal, buku, prosiding atau sumber lainnya secara lengkap,
jangan disingkat. Nama inisial pengarang tidak perlu diberi tanda titik pemisah.
a. Jurnal
Premachandra GS, H Saneko, K Fujita and S Ogata. 1992. Leaf Water Relations, Osmotic
Adjustment, Cell Membrane Stability, Epicutilar Wax Load and Growth as Affected by Increasing
Water Deficits in Sorghum. Journal of Experimental Botany 43,1559-1576.
b. Buku
Kramer PJ. 1983. Plant Water Relationship, 76. Academic, New York.
c. Prosiding atau hasil Simposium/Seminar/Lokakarya dan sebagainya
Hamzah MS dan SA Yusuf. 1995. Pengamatan Beberapa Aspek Biologi Sotong Buluh (Sepioteuthis
lessoniana) di Sekitar Perairan Pantai Wokam Bagian Barat, Kepulauan Aru, Maluku Tenggara.
Prosiding Seminar Nasional Biologi XI, Ujung Pandang 20-21 Juli 1993. M Hasan, A Mattimu, JG
Nelwan dan M Littay (Penyunting), 769-777. Perhimpunan Biologi Indonesia.
d. Makalah sebagai bagian dari buku
Leegood RC and DA Walker. 1993. Chloroplast and Protoplast. Dalam: Photosynthesis and
Production in a Changing Environment. DO Hall, JMO Scurlock, HR Bohlar Nordenkampf, RC
Leegood and SP Long (Eds), 268-282. Champman and Hall. London.
11. Kirimkan makalah serta copy file dalam CD (lihat butir 9) ke Redaksi. Sertakan alamat Penulis yang
jelas, juga meliputi nomor telepon (termasuk HP) yang mudah dan cepat dihubungi dan alamat
elektroniknya.
Berila Biologi 9 (2) - Agustus 2008
11
Berita Biologi 9 (2) - Agustus 2008
iii
Berita Biologi 9(2) - Agustus 2008
DAFTAR ISI
KAJIAN FEKUNDITAS DAN DAYA TETAS TELUR IKAN BETUTU (Oxyeleotris marmorata)
PADA WADAH PEMIJAHAN YANG BERBEDA
[The Assessment of Fecundity and Hatching Rate of Sand Goby (Oxyeleotris marmorata) Eggs
on Different Spawning Ground]
Sri Karyaningsih 163
PERKECAMBAHAN DAN VIGOR SEMAI Plcrasma javantca Blume PADA BERBAGAI SUHU
[Germination and Seedling Vigour of Plcrasma javantca Blume at Various Temperatures]
Hadi Sutarno dan Ning Wikan Utami. 213
VI
Berita Biologi 9(2) - Agustus 200S
ABSTRACT
Isolation and identification of chemical compounds and antibacterial compounds of the essential oil of Kembang bulan or Japanese
sunflower {Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray} leaves showed that the essential oil contain 29 components. The main
components were caryophyllene (27.76%), nerolidol (21.81%), caryophyllene oxide (7.06%), copaene (6.41%) and
bicylogermacrene (4.90%). The oil was screened for their antibacterial activity through bioautography method. Two antibacterial
spots which had Rf 0.49 and Rf 0.61were obtained. The spot with Rf 0.49 was a mixture of 21 compounds with main compounds
were heneicosane, nonacosane and tetratetracontane, while the spot with Rf 0.61 consisted of 22 compounds, which the main
compound was nerolidol.
Kata kunci: Aktivitas antibakteri, minyak atsiri, kembang bulan, Japanese sunflower, Tithonia diversifolia
l
Diterima: 10 Juni 2008 - Disetujui: 30 Juli 2008
155
Hartati Sutjipto, Dewi dan Prayitno - Senyawa Antibakteri Minyak Atsiri Kembang Bulan
terhadap komponen kimia yang terkandung dalam menambahkan drying agent, kemudian disaring dan
minyak atsiri daun kembang bulan yang bertanggung dihitung rendemennya.
jawab terhadap sifat antibakteri. Penelitian ini bertujuan Rendemen minyak atsiri ditentukan dengan
untuk mengisolasi senyawa antibakteri minyak atsiri perhitungan sbb.:
daun kembang bulan (T. diversifoIia) dan menentukan
komponen kimianya melalui uji bioautografi langsung massa minyak vang diperoleh
massa sampel yang digunakan
dan Kromatografi Gas - Spektroskopi Massa (KG-SM).
156
Berila Biologi 9(2) - Agustus 2008
Kromatogrqfi Gas-Spektroskopi Massa (KGSM) fase diam silika gel 60 F254 dengan alas kaca yang telah
Identifikasi komponen kimia minyak atsiri daun diaktifkan dalam oven dengan suhu 105 C selama 10
dilakukan dengan menggunakan alat kromatografi gas menit dan fase gerak toluen : etil asetat = 93 : 7. Hasil
- spektroskopi massa (SHIMADZU QP2010S) di pengerokan spot senyawa antibakteri dilarutkan dalam
Laboratorium Kimia Organik, Fakultas MIPA-Univer- pelarut yang sama secukupnya tetapi sesedikit
sitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Jenis kolom yang mungkin, kemudian disaring dan dipekatkan dengan
digunakan adalah Rtx-5MS, panjang 30 meter dan ID dialiri gas Nitrogen. Selanjutnya hasil pemekatan
sebesar 0,25 mm. Kondisi pengoperasian alat disimpan dalam botol sampel siap untuk dianalisa lebih
menggunakan suhu pemanasan kolom: 80 C selama S lanjut dengan menggunakan kromatografi gas-
menit, suhu injeksi: 280 C selama 34 menit, mode injeksi spektroskopi massa (KG-SM).
dengan split ratio sebesar 33:1 dan gas pembawa
berupa helium dengan tekanan 13,7 KPa, total aliran: HASIL
19,2 ml/menit, aliran kolom: 0,48 ml/menit serta kelajuan Distilasi Minyak Atsiri Daun
linier: 25,4 cm/detik. Sedangkan untuk SM dengan Distilasi uap dengan alat clavenger terhadap
kondisi sbb: waktu awal (start time) 3 menit kemudian daun segar T. diversifolia dengan purata kadar air
berlangsung sampai 40 menit (end time), interval 0,50 86,10% menghasilkan minyak atsiri dengan purata
detik dengan scan speed1250, awal m/v sebesar 33,00, rendemen sebesar 0,054 %.
dan berakhir m/v 600. Penentuan jenis komponen Identifikasi Komponen Kimia Minyak Atsiri Daun
senyawa dilakukan dengan bantuan komputer Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
menggunakan perangkat data base Willey 7, NIST12 Hasil pemisahan KLT dengan larutan pengembang
dan N1ST 62 Library. toluen: etil asetat = 93 :7, dan reagen visualisasi H2SO4
Uji antibakteri dengan metode Bioautografi 50% menghasilkan 7 buah spot masing-masing dengan
Langsung (Hamburger dan Cordell, 1987) nilaiRfO,16,0,28,0,41,0,51,0,67,0,76dan0,95.
Metode bioautografi langsung menggunakan Kromatografi Gas - Spektroskopi Massa (KGSM)
lempeng KLT yang dielusikan dalam pelarut toluen: Hasil analisa minyak atsiri T. diversifolia dengan
etil asetat (93 :7). Selanjutnya lempeng KLT disemprot KG-SM menunjukkan adanya 26 puncak yang muncul
dengan suspensi bakteri dalam nutrient broth (NB) pada kromatogram (Gambar 2).
cair dan diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam dalam Sedangkan analisa data hasil spektroskopi massa
bejana kaca. Untuk visualisasi digunakan reagen dilakukan dengan membandingan spektra senyawa
pewama iodonitrotetrazolium 5 mg/ml. sampel minyak atsiri daun dengan data base Wiley
Isolasi senyawa antibakteri minyak atsiri daun dan NIST, yang diperlihatkan pada Gambar 3.
Isolasi komponen senyawa antibakteri Spektrum a, (sampel) merupakan spektrum dari
penyusun minyak atsiri daun dilakukan dengan puncak bernomor 4 (Gambar 2), dan memiliki
menggunakan metode kromatografi preparatif dengan fragmentasi yang serupa dengan spektrum a2(Wiley),
157
Hartati Sutjipto, Dewi dan Prayitno - Senyawa Antibakteri Minyak Atsiri Kembang Bulan
yang teridentifikasi sebagai senyawa kariofilen, senyawa androstan-3-ol (nomor puncak 13) sebesar
sehingga dapat disimpulkan bahwa puncak bernomor 2,46% di mana senyawa ini termasuk dalam golongan
4 (Gambar 2), merupakan puncak dari senyawa diterpenoid. Selain ke 26 puncak di atas (97,51 % yang
karyofilene. Dengan cara yang sama spektra dari berhasil teridentifikasi) masih terdapat sekitar 2,49 %
puncak bernomor 14 (Gambar 2) jugamemiliki spektra komponen yang tidak terdeteksi.
yang serupa dengan b2 (Wiley) (Gambar 4), yang Isolasi Senyawa Antibakteri Minyak Atsiri Daun
teridentifikasi sebagai senyawa nerolidol, sehingga Diperoleh dua fraksi senyawa antibakteri
dapat disimpulkan bahwa puncak bernomor 14 (Gambar masing-masing dengan kisaranRf 0,3 7-0,49 (fraksi 1)
2) adalah senyawa nerolidol. dan 0,55-0,61 (fraksi 2). Selanjutnya, masing-masing
Dengan cara yang sama pula dilakukan senyawa antibakteri tersebut diuji kembali aktivitasnya
pengidentifikasian terhadap tiap-tiap puncak dari dengan menggunakan metode yang sama (bioautografi
komponen penyusun minyak atsiri daun (Gambar 2). langsung). Hasil pengujian ulang menunjukan bahwa
Komponen penyusun minyak atsiri daun yang telah kedua spot fraksi tersebut masing-masing merupakan
teridentifikasi disajikan pada Tabel 1. spot tunggal dan betul-betul bersifat antibakteri.
Tabel 1 menunjukkan adanya 11 komponen Identifikasi Fraksi Antibakteri Minyak Atsiri Daun
dengan kadar lebih besar dari 2%. Jika ditinjau dari dengan KG-SM
rumus molekulnya, 10 komponen yang ada termasuk Hasil analisa KGSM fraksi 1 (Rf 0,37 - 0,49) dan
dalam golongan seskuiterpenoid, yaitu kariofilen fraksi 2 (Rf0,55- 0,6 l)ditampilkan pada Gambar 6
(nomor puncak 4) sebesar 27,76%, nerolidol (nomor dan 7.
puncak 14) sebesar 21,81%, kariofilen oksida (nomor Hasil analisa menunjukkan bahwa fraksi 1
puncak 17) sebesar 7,06%, kopaen (nomor puncak 1) dengan Rf (0,37-0,49) tersusun dari 21 komponen kimia
sebesar 6,41%, bisiklogermakren (nomor puncak 10) dengan 5 senyawa dominan didalamnya yang memiliki
sebesar 4,90%, juniper kamfor (nomor puncak 21) kadar diatas 7% yang ditunjukkan oleh masing- masing
sebesar 3,30%, aromadendren (nomor puncak 20) puncak bernomor 1,2,3,4 dan 5 (Gambar 6, Tabel 2).
sebesar 2,36%, a-humulen (nomor puncak 5) sebesar Bila dibandingkan dengan komponen penyusun
2,34%, spatulenol (nomor puncak 16) sebesar 2,27% minyak atsiri yang berhasil teridentifikasi pada Tabel
dan P-maalien (nomor puncak 2) sebesar 2,25%. 1, terlihat bahwa komponen penyusun senyawa
Sedangkan satu komponen yang lain tidak antibakteri pada Tabel 2 tidak terdapat pada Tabel 1.
termasuk dalam golongan sesquiterpenoid, yaitu Hal ini diduga terkait dengan jumlahnya yang sangat
158
Berita Biologi 9(2) Aguslus 2008
100-
No Indeks Kandungan
Komponen kimia Rumus molekul BM
puncak retensi (%)
1 15,253 kopaene C 15 H 24 204 6,57
2 15,415 (3-maalien C15H24 204 230
3 15,869 azulen C15H24 204 0,67
4 16,018 kariofilen C I5 H 2 4 204 28,47
5 16,493 a-humulen C.JHM 204 2,40
6 16,654 1-heksadesena C16H32 224 1,46
7 16,756 farnesen C 15 H 2 4 204 1.15
8 16,869 germakren D Q5H24 204 2.01
9 16,966 |3-selinen C15H24 204 0,63
10 17,095 bisiklogermakren Q5H24 204 5.03
11 17,236 benzenasetaldehida C,,H M O 162 0,67
12 17,368 A-kadinen C15H24 204 1,61
13 17,580 androstan-3-ol C22H36O2 332 2,52
14 17,779 nerolidol CsH^O 222 22,37
15 17,914 4,8,12-tetradekatriena 1 CnHaO 248 0,60
16 18,257 spatulenol C15H24O 220 233
17 18,361 kariofilen oksida C I5 H 2 4O 220 7,24
18 18,689 naftalena CioH 18 138 0,90
19 18,828 neoklovenoksida alkohol Q5H24O 220 0,51
20 18,999 aromadendren C15H24 204 2,42
21 19,254 juniper kamfor C.5H26O 222 3,38
22 19,454 trisiclo 7.3.0.0(2,6)-8-dodesen-3-ol C I2 H 18 O 178 0,70
23 19,579 tetradekanal C 14 H28O 212 1,17
24 21,066 2-pentadekanon C18H36O 268 0,44
25 21,543 oksasikloheksadekan - 2 - o n C16H30O2 254 0,88
26 23.897 fitol C20H40O 296 1.54
Total teridentifikasi 99,97
159
Hartati Sutjipto, Dewi dan Prayitno - Senyawa Antibakteri Minyak Atsiri ICembang Bulan
Gambar 5. Profil bioautografi fraksi antibakteri minyak Gambar 6. Kromatogram fraksi 1 (Rf 0,37 - 0,49)
atsiri daun T. diversifolia terhadap bakteri
E. coli. A. fraksi 1, B. fraksi 2
160
Berita Biologi 9(2) - Agustus 2008
kecil sehingga tidak terdeteksi (termasuk dalam 2,49% dan tetratetrakontana yang muncul pula dengan dua
yang tidak terdeteksi). Dugaan ini didukung pula oleh indeks retensi yang berbeda, yaitu 31,166 dan 34,081
kromatogram fraksi 1 (Gambar 6) yang menunjukan dengan kadar 9,40% dan 4,69%. Munculnya lebih dari
garis dasar (base line) yang diperlebar. satu puncak untuk satu senyawa yang sama
Fraksi 2 Rf 0,55-0,61 juga merupakan campuran dimungkinkan karena terjadinya proses isomerisasi
dari 22 komponen penyusun, dengan komponen (Ristanti et al., 2006).
utamanya adalah nerolidol (Gambar 7, Tabel 3). Data pada Tabel 3 menunjukkan bahwa
Dari tujuh komponen yang dapat diidentifikasi senyawa antibakteri kedua yang berhasil diisolasi
dalam fraksi 2, terlihat bahwa kadar senyawa nerolidol didominasi oleh nerolidol. Nerolidol merupakan
sangat dominan, yaitu sebesar 20,32%, sedangkan seskuiterpen yang sering dijumpai pada minyak atsiri
senyawa yang lain hanya memiliki kadar dibawah 3%. tumbuhan. Lee et al. (2007) melaporkan bahwa nerolidol
Senyawa dengan nomer puncak 4 (delta-neokloven), 5 positif memiliki efek antijamur. Senyawa nerolidol selain
(1-naftalenamin) dan 6 (1-naftalenol) tidak terdeteksi sering dimanfaatkan sebagai flavouring agent, juga
dalam Tabel 1, dengan alasan yang sama, hal ini diduga memiliki kemampuan sebagai antileishmania (Arruda
karena kadarnya yang terlalu kecil. et al., 2005); bahkan Shaheen et al. (1998), melaporkan
bahwa senyawa nerolidol sangat efektif digunakan
PEMBAHASAN sebagai agen antibakteri. Selain itu, Erindyah dan
Bila dibandingkan dengan penelitian Moronkola Maryati (2002) juga melaporkan bahwa senyawa
et al. (2007), terdapat perbedaan susunan komponen kariofilen juga memiliki aktivitas sebagai senyawa
kimia penyusun minyak atsiri daun T. diversifolia. Hasil antibakteri. Meskipun ditemukan dalam jumlah yang
penelitiannya dilaporkan, bahwa komponen utama relatif kecil, diduga senyawa kariofilen masih memiliki
minyak atsiri daun T. diversifolia terdiri dari senyawa andil dalam menentukan efek antibakteri dari fraksi 2.
a-pinen (32,9%), p-kariofilen (20,8 %), germakren D
(12,6%), |3-pinene (10,9%) dan 1,8-sineol (9,1%). KESMPULAN
Sedangkan pada penelitian ini minyak atsiri daun T. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
diversifolia didominasi oleh p-kariofilen sebesar terhadap minyak atsiri daun Tithonia diversifolia maka
27,76% dan nerolidol 21,81%. Menurut Guenther (1987), dapat disimpulkan bahwa minyak atsiri daun terdiri dari
komposisi minyak atsiri suatu spesies tanaman yang 29 komponen kimia; lima di antaranya adalah kariofilen
sama, jika tumbuh di tempat berbeda dimungkinkan yang merupakan komponen utama sebesar 27,76%,
memiliki susunan yang berbeda pula. Karena faktor nerolidol 21,81%, kariofilen oksida 7,06%, kopaen 6,41 %,
lingkungan tempat tanaman tersebut tumbuh seperti bisiklogermakren 4,90%.
kondisi tanah dan iklim sangat menentukan komposisi Dua fraksi antibakteri yang berhasil dipisahkan,
minyak atsiri yang dihasilkan. Meskipun demikian, masing-masingmemiliki Rf antara 0,37-0,49 dan 0,55-
antara Moronkola et al. (2007) dan penelitian ini tetap 0,61, dimana fraksi 1 dengan Rf 0,37-0,49 didominasi
terdapat persamaan pada beberapa komponen oleh senyawa heneikosana nonakosana dan
penyusunnya, yaitu sama-sama mengandung senyawa tetratetrakontana, sedangkan fraksi 2 dengan Rf 0,61
P-kariofilen dan germakrene D. didominasi oleh nerolidol.
Data pada Tabel 2, memperlihatkan bahwa fraksi
1 didominasi oleh sebuah komponen yang sama, yang DAFTAR PUSTAKA
muncul pada 3 puncak yang berbeda yaitu senyawa Arruda DC, FL D'Alexandri, AM Katzin and SRB
Uliana. 2005. Antileishmanial Activity of the Ter-
heneikosana, di mana senyawa ini muncul pada puncak
pcne Nerolidol. Antimicrobial Agents and Chemo-
no. 1,2 dan 3 dengan indeks retensi 25,054,26,776 dan therapy 49(5), 1679-1687.
28,765 serta kadar masing-masing puncak sebesar Burt S. 2004. Essential oils : their antibacterial proper-
7,62%, 15,69% dan 23,01%. Sedangkan senyawa ties and potential applications in foods-a review.
International Journal of Food Microbiology 94,
dominan yang lain adalah nonakosana sebesar 16,27% 223-253.
161
Hartati Sutjipto, Dewi dan Prayitno - Senyawa Antibakteri Minyak Atsiri Kembang Bulan
Dzulkarnain B dan DCA Sundari. 1996. Tanaman Obat nia diversifolia (Hemsl.) Gray. Journal of Natural
Bersifat Antibakteri di Indonesia. Dalam: A Ajizah. Medicines 61(1), 63-66. Springer, Japan.
2004. Sensitivitas Salmonella typimurium terhadap Pramono E. 2002. Prospek dan potensi pengembangan
ekstrak daun Psidium guajava L. Bioscientiae 1(1), komoditas agromedicine di Indonesia. Prosiding
31-38. Simposium Nasional II Tumbuhan Obat dan
Erindyah RW dan Maryati. 2002. Uji aktivitas antibakteri Aromatik APINMAP, Bogor 8-10 Agustus 2001
minyak atsiri pinus (Pinus merkusii Jung de Vr.) (I), 31 - 37. BP Naiola et al. (Editor). Pusat Penelitian
terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia Biologi-LIPI, Bogor.
coli.Jurnal Ppenelitian Sains & Teknologi 3(2), 130- Ristanti FW, H Soetjipto dan KH Timotius. 2006.
139. Identifikasi citral dan aktivitas antibakteri minyak
Guenther E. 1987. Minyak Atsiri. Jilid 1, Universitas In- atsiri daun kemangi (Ocimum basilicum Linn.).
donesia, Jakarta. Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan
Hamburger MO and GA Cordell. 1987. A direct bioauto- Kimia, Semarang 11 November 2006,239 -246. WST
graphic TLC assay for compounds possesing Anti- Astuti et al. (Editor). Jurusan Kimia, Fakultas
bacterial Activity. Journal of Natural Products 50, MIPA-Universitas Negeri Semarang.
19-22. Shahecn EA, Ikawa JY and Blum RL. 1998. US Patent
Lee Sook-Jin, Han Je-Ik, Lee Geun-Shik, Park Mi-Jin, 6361787, Enhanced antimicrobial composition,
Choi Ing-Gyu, Na Ki-Jeong and Jeung Eui-Bae. March 26, 2002.
2007. Antifungal effect of eugenol and nerolidol Susilowati IT. 2004. Pengujian aktivitas antibakteri ekstrak
against Microsporum gypseum in a guinea pig model kasar daun, bunga dan akar tumbuhan kembang bulan
(medicinal chemistry). Biological and Pharmaceuti- [Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray] dalam
cal Bulletin 30(1), 184-188. berbagai fraksi pelarut. Fakultas Sains dan
Lestari R, H Soetjipto and AI Kristijanto. 2003. Larvi- Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana,
cidal effect of Japanese sunflower (Tithonia Salatiga.(belumdi dipublikasi).
diversifolia (Hemsley) A. Gray) extract against Yuharmen, Y Eryanti dan Nurbalatif 2002. Uji aktivitas
mosquitoes larvae Aedes aegypti Linnaeus. Asian antimikroba minyak atsiri dan ekstrak metanol
Symposium on Medicinal Plants, Spices and Other lengkuas (Alpinia galanga). Jurnal Natur Indonesia
Natural Products XI. Kunming, China, October 26- 4(2).
30,2003. http://www.unri.ac.id/iurnal/iurnal natur/vol4(2)/
Moronkola DO, IA Ogunwande, TM Walker, Setzer WN vuharmen.pdf
and Oyewole IO. 2007. Identification of the main
volatile compounds in the leaf and flower of Titho-
162