Anda di halaman 1dari 3

Bersimpuh..

Duhai Robbiy,

Kelak, ketika aku bertemu dengan~Mu


Tak kumiliki bekal sedikit pun juga
Kecuali permohonan dan harapan akan Rahmat~Mu
Semua harapanku terhimpun pada kehadiran~Mu
Rugilah bila harapanku hampa..
Jika hanya orang baik yang diperkenankan memohon di pintu~Mu
kepada siapakah para pendosa harus mengetuk pintu permohonan?

Duhai Robbiy,

Jika di hari kiamat aku menghadap~Mu dengan rasa malu


Mungkinkah Engkau tak berkenan menyelamatkanku dari api neraka? *

Berprasangka Baik lah..

Kejatuhan itu bukan berarti henti


Dia Tak lain sebagai ujian untuk menguatkan diri
dan tuk menyadari betapa lemah dan bergantungnya makhluk terhadap diri-Nya

lapangkan jiwamu dengan keridhoan atas ketentuan-Nya


Lihatlah kesalahan sebagai sarana bercermin untuk berbuat lebih baik
Karena saat kau tersadar melakukan khilaf
Kembali kepada-Nya adalah sebuah obat mujarab

Berprasangka baik lah !

Semoga Allah memperbaiki lahir dan bathinmu mulai kini..


Rasa Yang Tak Terangkul Kata
Seharusnya engkau tahu
Dua rasa tak akan menyatu
Dalam hati yang dimabuk rindu

Tak bisakah engkau berlalu


Sembari ku nikmati rasa itu?

Rasa yang tak ingin ku padu


Dengan rasa apapun selain rindu

Ketika rindu tlah membuncah


Selainnya tiada indah
Yang melintas hanyalah dirinya
Dalam balutan eloknya jiwa

Karena rasa tak terangkul kata


Dan yang ada hanyalah asa
Dalam dekapan rindu tak terkira
Hingga sanggup membenam kata

Kalau lah Bukan Karena Seorang Guru..

Duhai guru..

Betapa kemauanmu yang kuat, kesungguhanmu berbuat, dan kerinduanmu akan


keridhoan Allah SWT dan Sang Nabi SAW telah menafikan segala rasa sakit yang
engkau rasakan. Semua penyakit seolah terobati dengan kecintaanmu yang begitu
membara untuk terus dan seolah tiada henti menyampaikan kelembutan ajaran cinta Sang
Nabi SAW kepada umat.

Bagaimana kasih-Nya Allah SWT kepadamu dan umat, hingga dalam keadaan susah
secara fisik pun, engkau masih bisa terus berkhidmat kepada umat. Engkau hampir tidak
memperdulikan dirimu sendiri demi sebuah cita agar terus membaiknya keadaan umat
dari waktu ke waktu. Cita akan umat yang lebih mencintai Allah SWT dan Rasul-Nya.
Cita akan umat yang begitu merindukan Allah SWT dan Rasul-Nya sebagai kerinduan
dan teladan yang utama.
(lagi)
Betapa Kesempatan Itu Masih DIA Beri

Pagi ini kita kembali terjaga. Kembali menghirup segarnya udara kehidupan. Dia masih
memberikan kita kesempatan untuk kembali berjumpa dengan orang-orang yang kita
cintai. Berjumpa dengan manisnya senyuman si kecil, dan segala hal yang selalu
membuat degupan jantung kerinduan kita berdetak begitu kencangnya.

Dengan Rahmat~Nya, Dia masih memberi kita kesempatan. Kesempatan untuk melihat
sejenak ke belakang. Untuk melihat hal apa saja yang dirasa kurang dan senantiasa
perlu untuk terus dibenahi.

Mungkin kemarin mata ini tak terjaga. Tidak pula lidah, pikiran dan juga hati. Banyak
gerak yang ternyata masih jauh dari nilai yang berarti. Meski begitu, kini Dia masih
menganugerahkan kita hari baru untuk kembali.
(lagi)

Duhai Diri, Ingatlah Saat-Saat Itu..

Ingatlah..

Ketika tangan tangan para kekasih menurunkan tubuh kita ke dalam lahad dengan airmata
kesedihan. Setelah itu kita sendirian di sana. Dalam kesempitan dan kegelapan. Lalu
tubuh kita di hadapkan ke kiblat. Lalu kafan penutup wajah kita dibuka, dan muka kita
diciumkan ketanah dinding kubur. Lalu tanah ditumpukkan pada tubuh kita. Lalu kita
dipendam, lalu batu nisan bertuliskan nama kita ditancapkan di kubur kita..

lalu kita ditinggalkan.

Sendiri..

Bukan sebulan atau dua bulan. Tapi bisa ratusan tahun atau ribuan tahun sendiri..

Tak bisa curhat tak bisa berhubungan dengan siapapun tak bisa bergerak kemana
mana, tak ada pemandangan, tak ada warna, yang ada hanya kegelapan dan
kegelapan.., menunggu dan menunggu.. ribuan tahun.. sendiri..

(lagi)

Anda mungkin juga menyukai