Anda di halaman 1dari 6

Tugas Ekologi Perairan

Ringkasan Ekosistem Padang Lamun

NURFITRI RAHIM
L012171005

PROGRAM MAGISTER ILMU PERIKANAN


FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
Tantangan Bagi Manajemen Lamun di Indonesia

Padang lamun merupakan bagian dari ekosistem laut yang paling produktif dan penting setelah
ekosistem mangrove dan ekosistem terumbu karang karena keanekaragaman hayati dan pruktivitas
primer mereka yang relative tinggi. Meski begitu, laamun jarang diberi perhatian atau perlindungan
yang layak seeperti penurunan dan berkurangnya ekosistem lamun diberbagai negara termasuk
Indonesia. Sehinnga perlu adanya perlindungan keanekaragaman hayati dan pemanfaatn berkelanjutan
dari ekositem lamun dan manajemen lamun harus menjadi bagian sebuah praktik terpadu pengelolaan
pesisisr (ICM) yang memungkinkan semua pemangku kepentingan untuk berpartisipasi dan
mendapatkan manfaat. Secara global hanya ada 60 spesies lamun yang tersebar di seluruh dunia, dan 13
diantaranya ditemukan di perairan pantai Indonesia dan produktivitas primer lamun ditemukan di indo-
pasiifik dimana yang termasuk perairan Indonesia. Data dari UMCES (2009) menunjukkan bahwa 58%
dari padang lamun dunia saat ini menurun, termasuk Indonesia yang kehilangan sekitar 30-40%
ekosistem padang lamunnya seperti di daetah teluk banten di Indonesia kehilangan sekitar 26% padang
lamun akibat reklamsi untuk pelabuhan dan kawasan industry . Penyebab menurunnya ekositem padang
lamun di Indonesia disebabkan aktivitas nelayan seperti penjangkaran dan irisan baling-baling serta
eksploitasi kerang-kerangan dan aktivitas menjaring nelayan apabila ini terus terjadi maka akan
berdampak pada kerugian berkelanjutan dan meluasnya daerah yang terjadi penurunan lamun termasuk
di perairan danngkal maupun laut dalam serta tergganggunya ekosistem yang lain seperti ekosistem
mangrove dan terumbu karang. Oleh karena itu ini mejadi tantangan yang harus dihadapi tentang
bagaimana meningkatkan pengetahuan dan kesadaran orang-orang mengenai pentingnya ekosistem
lamun dan untuk kesediaan masyarakat terlibat dalam pengelolaan ekosistem padang lamun.
Penggunaan Indeks Residensi Lamun Untuk Mengalokasikan Nilai Perikanan Tangkap
Komersial Dan Perikanan Terhadap Jasa Habitat Lamun

Pantai mediterania merupakan pantai yang diodominsai padang lamun yang diperkirakan
memiliki luas padang lamun 2,5 -5,5 juta ha. Padang lamun dianggap memiliki peran mendasar dalam
menjaga populasi spesies yang dieksploitasi. Dengan demikian, padang lamun mediterania mendapat
perlindungan, namun tidak ada upaya untuk menentukan kontribusi daerah-daerah ini terhadap
pendaratan perikanan komersil dan pengeluaran perikanan yang telah dilakukan. Sebagai bukti bahwa
luasan lamun terus menurun, namun hanya sedikit yang mengetahui tentang potensi dampak
penurunan ini. Dengan menggunakan indeks residensi padang lamun, yaitu sifat dan basis bukti, untuk
memperkirakan proporsi nilai pendaratan perikanan komersial di pulau Mediterania dan total
pengeluaran perikanan wisata yang dapat dikaitkan dengan ekositem padang lamun. Indeks dihitung
sebagai jumlah tertimbang rata-rata perkiraan waktu tinggal di padang lamun (dibandingkan dengan
habitat lainnya) pada setiap tahap kehidupan spesies perikanan yang ditemukan di padang lamun.
Spesies lamun dikaitkan dengan kontribusi 30% -40% terhadap nilai pendaratan perikanan komersial dan
sekitar 29% untuk pengeluaran perikanan wisata. Hal ini disebabkan spesies ini menggunakan lamun
untuk bertahan hidup pada tahap usia anakan dan remaja. Dasar perairan yang didominasi padang
lamun memiliki perkiraan kontribusi tahunan langsung selama residensi sebesar 4% dari nilai arahan
komersial dan 6% dari pengeluaran wisata untuk perikanan komersial dan wisata, meskipun mencakup
<2% dari daerah. Hasil ini menunjukkan adanya penurunan biaya degradasi padang lamun yang jelas
terkait dengan pengelolaan padang lamun yang tidak efektif dan bahwa kebijakan untuk mengelola
perikanan dan padang lamun harus mempertimbangkan implikasi social ekonomi lamun terhadap
perikanan wisata dan komersial.
Pengaruh Budidaya Di Daerah Tropis Terhadap Struktur Dan Fungsi Ekositem Lamun

Banyaknya bentuk budidaya yang tidak efisien dan merusak lingkungan. Sehinnga perlu
pengembangan bentuk akuakultur yang lebih hemat dan ramah lingkungan. Budidaya rumput yaitu
budidaya, yang sering dianggap sebagai bentuk budidaya yang paling ramah lingkungan, tetapi budidaya
rumput laut dapat mengancam ekosistem lamun kedepannya karena budidaya rumput laut yang di
temapatkan di subtrack padang lamun akan merusak ekosistem padang lamun. Selain itu lamun dan
rumput laut akan bersaing untuk mendaptkan cahaya dan nutrisi sehingga tingkat pertumbuhan padang
lamun akan menurun. Penilitian ini bertujuan untuk memvalidasi pengamatan dari penelitian
sebelumnya, menjelaskan mekanisme pengaruh dan menyumbang pemahaman yang lebih luas tentang
budidaya berkelanjutan. Penelitian ini dilakukan di Chwaka Boy (zonzibar Tanzania) selama 11 hari
dengan plot 2,5 X1,5 dengan 3 perlakuan yaitu budidaya control stick and line control treatment.
Parameter yang diamati pertumbuhan alga, lamun, akumulasi sampah daun lamun, kandungan sedimen
organic dan penutupan alga. Penelitian ini menggunakan analisa data 1-way dan 2-way anova dan
asumsi priori dari homogenitas varians diuji dengan cochrans C-test. Hasil dari penilitian menunjukkkan
bahwa pertumbuhan algae terjadi penurunan biomassa hal ini disebakan oleh pengaruh nyata dari
budidaya. Sedangkan untuk hasil kelimpahan dan keanekaragaman epifauna dan tutupan epifit dari
ketiga perlakuan, tidak terlau bebrbeda nyata tetapi untuk perlakuan control lebih menunjukkan hasil
yang lebih tinggi disbanding perlakuan F dan CSL. Sedangkan untuk hasil sampah daun lebih banyak
dihasilkan oleh perlakuan F. hal ini disebabkan karena budidaya rumput laut dapat menpengaruhi
biomassa dan produksi padang lamun secarara negative karena hasil budidaya algae berpotensi beracun
terhadap lamun dan menyebbkan daun lamun menjadi rapuh serta menyebabkan daun lamun terputus
putus karena terjerat dalam budidaya rumput laut. Oleh karena itu dibutuhkan manjemen budidaya
rumput laut yang adaptif dan menyeluruh dan perlunya mempertimbangkan aspek tropical seascape
(social manusia dan penggunaan sumber daya alam).
Pengaruh Pengayaan Nutrisi Pada Dinamika Populasi Lamun

Perubahan kondisi lingkungan seperti ketersediaan hara dapat mengubah mekanisme


kompetitif seperti mempengaruhi biomassa dan hubungan kepadatan populasi. Nutrisi mempengaruhi
struktur dan dinamika populasi lamun terutama melalui perubahan bentuk tanaman dan morfologi.
Oleh karena itu, perlu ada penambahan eksperimental nutrisi organic pada sedimen untuk merangsang
pertumbuhan lamun, akan tetapi kandungan nutrisi yang terlalu tinggi juga mengakibatkan built-up dari
bahan organic, yang mengakibatkan kondisi yang tidak menguntungkan untuk lamun, seprti anoksia
sedimen atau toksifitas sulfide. Tujuan peneliatian ini untuk menganlisis bagaimana biomassa dan
hubungan kepadatan padang lamun untuk merespon unsur hara dan pengayaan. Penelitian dilakukan
langsung pada kondisi dialam, bukan dilakukan di laboratorium karena tidak dianggap mewakili keadaan
yang sebanarnya. Data tentang efek pengayaan nutrisi padang lamun dikumpulkan dari berbagai
literatur dari sumber data yang dipublikasiskan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pengayaan
nutrisi pada padang lamun mengungkapkan bahwa penambahan eksperimental nutrisi anorganik untuk
sedimen umumnya merangsang pertumbuhan lamun dan biomassa lamun serta variabilitas kepadatan
yang juga relevan pada respon spesies untuk gangguan nutrisi. Tetapi, Secara umum, variabilitas
biomassa dan kepadatan menurun dengan adanya pengayaan nutrisi.
Penginjakan Kumpulan Lamun, Efek Langusng, Respon Fauna Terkait, Dan Peran
Karakteristik Substrat

Padang lamun tumbuh di substract jenuh, yang dapat membuat mereka lebih rentan terhadap
kerusakan akibat injakan dibandingkan tumbuhan darat yang tumbuh di tanah yang kering dan lebih
padat. Komposisi sedimen dan substract berpotensi sebagai penetralisasi gangguan injakan pada lamun.
Penilitian ini berlangsung di puerte rico dengan 3 perlakuan pertama adalah control, kedua 20 injakan
bolak balik perbulan dan ketiga 50 injakan bolak balik perbulan. Pengamatan dilihat dari 4 aspek yaitu
lamun, fauna, komposisi sedimen dan penetrasi substract. Hasil pengamata untuk lamun yaitu biomassa
lamun menurun seiring bertambahnya intensitas dan waktu penginjakan. Panjang lebar dan jumlah
tegakan menurun pada jalur penginjakan , sedangkan panjang daun LAI menurun secra signifikan pada
jalur penginjakan ringan. Aktivitas penginjakan menyebabkan peningkatan sedimentasi pada lamun dan
persentase tututpan lamun menurun seiring meningkatnya intensitas injakan. Biomassa rhizoma
menurun pada intensitas injakan tinggi sehingga lokasi sampling kehilangan 72 % biomassa rhizome dan
81% pada tegakan lamun. Hal ini menyebabkan kelimpahan udang menurun pada masing-masing
intensitas injakan namun tidak ada pengaruh musiman dalam respons injakan. Sedangkan hasil untuk
kelimpahan ikan tidak berubah setelah perlakuan penginjakan . untuk hasil karakteristik substract jalur
yang memiliki substrat lebih lembut memiliki kerusakan yang lebih besar dalam biomassa rimpang
sebagai akibat dari aktivitas injakan. Disamping itu kedalaman perairan juga berpengaruh pada
kerusakan substact. Efek menginjak-injak langsung padang lamun menyebabkan berkurangnya
kelimpahan invertebrate yang hidup dipadang lamun. Oleh karena itu, perlu diadakannya aturan terkait
pemanfaatan lamun terutama yang berhubungan dengan kegiatan wisata.

Anda mungkin juga menyukai