Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Hipertiroid adalah suatu keadaan dimana kelenjar tiroid bekerja

melebihi kerja normal mensekresi hormon tiroid (TH) yang berlebih, dan

dapat membuat kualitas hidup penderitanya menurun, biasanya akan

didapatkan hasil laboratorium untuk hormon TSH yang menurun, Tiroksin

(T4) dan Triiodotironin (T3) yang meningkat, 80% penyebab Hipertiroid

adalah Graves Disease (Penyakit Graves) . Jumlah penderita hipertiroid

kini terus meningkat. Hipertiroid merupakan penyakit endokrin yang

menempati urutan kedua sesudah Diabetes Melitus.1


Jumlah penderita penyakit ini diseluruh dunia pada tahun 2000

diperkirakan 400 juta, dan lebih sering terjadi pada wanita dibanding laki-

laki dengan perbandingan (5:1). (WHO,2000). Di Amerika Serikat

diperkirakan 0,4% populasi menderita hipertiroid. Penyakit ini dapat terjadi

pada semua umur namun biasanya sering pada usia dibawah 40 tahun.2

Jumlah penderita Hipertiroid di Indonesia diperkirakan 25 juta.

Angka kejadian hipertiroid yang didapat dari beberapa klinik di Indonesia

berkisar antara 44,44% - 48,93% dan penderitanya lebih sering terjadi pada

wanita yang mempunyai aktifitas tinggi. Distribusi menurut umur yang

terbanyak pada usia 21-40 tahun.1 Didaerah pantai dan kota, insidensnya

lebih tinggi dibandingkan di daerah pegunungan atau dipedesaan.3

1
Di Polik dan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Jayapura -

Papua, belum ada data akurat mengenai perkembangan insiden mengenai

hipertiroid. Hal ini mendorong Rumah Sakit Umum Jayapura sebagai salah

satu fasilitas pelayanan kesehatan yang juga menjadi rumah sakit rujukan

untuk lebih meningkatkan perannya dalam memberikan promosi kesehatan

dan upaya preventif guna menanggulangi angka kejadian hipertiroid yang

terus meningkat setiap tahunnya.

Namun demikian belum diketahui secara pasti gambaran penderita

hipertiroid yang pernah dirawat di polik dan ruang rawat inap penyakit

dalam RSU Jayapura, apalagi ditinjau dari jenis kelamin, usia, kadar T3,

T4 ,TSH, serta pekerjaan pasien karena itulah maka penulis tertarik untuk

mengkaji melalui suatu penelitian tentang Gambaran Penderita

Hipertiroid yang berkunjung ke Poliklinik dan Ruang Rawat Inap

Penyakit Dalam RSU Jayapura - Papua Periode Januari Desember

2011.

1.2 Rumusan Masalah

2
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas,

dirumuskan sebuah masalah yakni, Bagaimana gambaran penderita

Hipertiroid yang berkunjung ke Poliklinik dan Ruang Rawat Inap Penyakit

Dalam RSU Jayapura periode Januari- Desember 2011?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran penderita Hipertiroid yang berkunjung ke

Poliklinik dan Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSU Jayapura

Periode Januari- Desember 2011.


1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran penderita Hipertiroid berdasarkan jenis

kelamin.
2. Mengetahui gambaran penderita Hipertiroid berdasarkan Usia.
3. Mengetahui gambaran penderita Hipertiroid berdasarkan

Pekerjaan.
4. Mengetahui gambaran penderita Hipertiroid berdasarkan Kadar T3

5. Mengetahui gambaran penderita Hipertiroid berdasarkan Kadar T4 .


5. Mengetahui gambaran penderita Hipertiroid berdasarkan kadar

TSH.
6. Mengetahui gambaran penderita Hipertiroid berdasarkan Suku/

Etnis.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Dapat dijadikan bahan informasi bagi masyarakat mengenai karakteristik

dari penderita hipertiroid.

2. Dapat dijadikan bahan masukan bagi pemerintah setempat terhadap

instansi-instansi kesehatan lainnya dalam mengambil kebijakan yang

terkait dengan pencegahan dan penanggulangan penyakit hipertiroid bagi

masyarakat umum.

3
3. Dapat dijadikan bahan masukan bagi RSUD Dok II Jayapura dalam

mengambil kebijakan khususnya menyangkut pelayanan kesehatan

kepada masyarakat umum dan penyediaan peralatan penunjang

pelayanan medis yang memadai.

4. Dapat digunakan untuk menambah referensi kepustakaan di Fakultas

Kedokteran Universitas Cenderawasih.

5. Sebagai sumber informasi bagi pihak lain yang ingin melakukan

penelitian atau hal lain yang ada kaitannya dengan penyakit Hipertiroid.

6. Dengan penelitian ini diharapkan peneliti mendapat kemampuan atau

kompetensi sebagai peneliti.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hipertiroid

2.1.1 Definisi Hipertiroid

Hipertiroid merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh

abnormalitas fungsi kelenjar tiroid dimana mensekresi hormon berlebihan


4
dimanifestasikan melalui peningkatan kecepatan metabolisme. Kondisi

klinis ini disebabkan oleh peningkatan kadar hormon tiroid bebas dalam

sirkulasi dan dapat membuat kualitas hidup dari penderitanya menurun.1

4
Hipertiroid dapat didefinisikan sebagai respon jaringan tubuh terhadap

pengaruh metabolik hormon tiroid yang berlebihan.5 Gangguan ini dapat

terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis atau hipotalamus.

Peningkatan TH yang disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid disertai

penurunan TSH dan Hormon pelepas tirotropin hipotalamus (TRH), akibat

umpan balik negatif pada pelepas keduanya oleh TH, hipertiroid yang

disebabkan oleh malfungsi hipofisis menyebabkan kadar TH dan TSH

yang tinggi, TRH rendah karena umpan balik negatif dari TH dan TSH.

Hipertiroid yang disebabkan oleh malfungsi hipotalamus menyebabkan

TH disertai TSH dan TH yang berlebihan.6

2.1.2 Epidemiologi

Menurut WHO jumlah penderita penyakit ini diseluruh dunia pada

tahun 2000 diperkirakan 400 juta jumlah ini meningkat 2 kali lipat dimana

pada tahun 1995 WHO memperkirakan 200 juta penderita hipertiroid

diseluruh dunia.

Insiden penderita hipertiroid berdasarkan jenis kelamin menyerang

wanita 5 kali lebih sering dibandingkan pria. Dengan demikian

perbandingan antara pria dan wanita (5:1) dimana yang terbanyak adalah

wanita yang mempunyai aktifitas yang tinggi dan sering terjadi pada usia

pertengahan.

Di Amerika Serikat diperkirakan 0,4% populasi menderita hipertiroid,

biasanya sering pada usia muda (< 40 tahun). Angka kejadian hipertiroid

pada praktek umum di Inggris adalah 25-30 dari 10.000 wanita, dan di

rumah sakit 3 kasus dari 10.000 wanita.2 Di Sudan diperkirakan 38,8%

5
menderita hipertiroid hasil ini merupakan penelitian Badan Kesehatan

Dunia (WHO) pada bulan Juni- November 2006 yang dilaksanakan di

sembilan wilayah yang berbeda di Sudan, Afrika dimana populasinya

adalah anak-anak sekolah yang berumur 6 sampai 12 tahun.7


Didaerah pantai dan kota, insidensnya lebih tinggi dibandingkan di

daerah pegunungan atau dipedesaan, seperti halnya di Hokaido, Jepang

kejadian hipertiroid meningkat akibat sangat menyukai ganggang laut yang

kaya yodium.3 Jumlah penderita Hipertiroid di Indonesia diperkirakan 25

juta. Angka kejadian hipertiroid yang didapat dari beberapa klinik di

Indonesia berkisar antara 44,44% - 48,93% dari seluruh penderita dengan

penyakit gondok. Perbandingan wanita dan laki-laki yang di dapat di RSUP

Palembang adalah 3,1 : 1, di RSCM Jakarta adalah 6 : 1, di RS Dr.Soetomo

8 :1 dan di RSHS Bandung 10 :1. Distribusi menurut umur di RSU

Palembang yang terbanyak pada usia muda (21-30 tahun), 41,73% dari

semua penderita hipertiroid.1

Pada penderita hipertiroid pada pemeriksaan laboratorium didapatkan

kadar hormon tiroid T3 dan T4 melebihi kadar normal dan terjadi penurunan

dari hormon TSH1.

2.1.3 Etiologi

Banyak faktor yang bertanggung jawab dalam menimbulkan sindrom

klinis ini. Tampak kelainan penyakit ini adalah perubahan mekanisme

homeostatik yang disebabkan oleh produksi TSH yang berlebihan atau

adanya perubahan autonomik kelenjar tiroid menjadi hiperfungsi dari

kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus.8 Penyebab Hipertiroid:

6
a. Penyakit Graves: 60-80% membentuk kasus hipertiroid. Penyakit

autoimun dimana dibentuk suatu antibodi yang sasarannya adalah

reseptor TSH. Penyakit ini bersifat menurun atau familial, dengan

perbandingan wanita dan laki-laki (5:1) dan dapat terjadi pada segala

usia dengan insiden puncak 20-40 tahun.


b. Toksik - Multinodular Goiter: : 15% dari semua kasus. Berhubungan

dengan autonomi tiroid itu sendiri. Paling sering ditemukan pada pasien

lanjut usia sebagai komplikasi goiter nodular toksik.


c. Toksik Adenoma (Stroma Nodular Tunggal) : 5% dari kasus, suatu

nodul yang hiperfungsi secara otonom yang menyebabkan kelebihan

hormon tiroid dan menekan sekresi TSH.


d. Tiroiditis pasca melahirkan : karena produksi hormon yang berlebihan

secara tiba-tiba,Biasanya sembuh dengan sendirinya.


e. Tiroiditis Hashimoto: autoimun (behubungan dengan antibodi

peroksidase tiroid) antibodi autoimun akhirnya menghancurkan tiroid,

tetapi selama tahap-tahap awal penyakit, peradangan kelenjar

menyebabkan sekresi hormone tiroid yang berlebihan dan dapat

menyebabkan hipertiroid.
f. Jarang Terjadi : Tiroiditis oleh virus (de Quervain), terapi pengganti T4

yang berlebihan, kelebihan iodin (effect Jod-Basedow). Penyakit

Hipofisis-Hipotalamus (Tumor yang mensekresi TSH atau Hipofisis

yang resisten terhadap hormon tiroid) atau hiperemesis Gravidarum

(stimulasi tiroid oleh Hormone Chorionic Gonadotropin [hCG]). 5,9,10,11


2.1.4 Patofisiologi

Penyakit Graves adalah penyakit autoimun yang terkait lebih dari 80%

penyebab Hipertiroid. Pada penyakit Graves ditemukan antibodi terhadap

reseptor pada sel folikuler tiroid mengakibatkan stimulasi pada reseptor,

7
dinamakan Thyroid Stimmulating Imunoglobulin (TSI) atau TSH receptor

antibody.12 TSI ini merangsang sekresi dan pertumbuhan tiroid dengan

cara yang sama dengan TSH hanya saja TSI ini tidak dipengaruhi oleh

inhibisi umpan-balik negatif oleh hormon tiroid yang mengakibatkan

sekresi dan pertumbuhan tiroid terus berlangsung.13

Kelenjar tiroid pada penyakit Graves membesar secara difus, lunak dan

hipervaskularisasi. Kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari

ukuran normalnya karena merangsang aktivasi cAMP dalam sel tersebut

dan disertai juga dengan hiperplasia dan lipatan sel-sel folikelnya sangat

meningkat yang mengakibatkan kecepatan sekresinya meningkat 5-15 kali

lebih besar daripada normal, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroid.8

Gambar A: Penderita Hipertiroid


Sumber: www.adams medical picture

2.1.5 Diagnosis
2.1.5.1 Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Diagnosis suatu penyakit hampir pasti diawali oleh kecurigaan klinis.

Untuk itu telah dikenal Indeks klinis Wayne yang didasarkan anamnesis

dan pemeriksaan fisik. 3

INDEKS WAYNE

8
NO Gejala yang baru timbul dan Atau Nilai
bertambah Berat
1. Sesak saat kerja +1
2. Berdebar +2
3. Kelelahan +2
4. Suka udara panas -5
5. Suka udara dingin +5
6. Keringat berlebihan +3
NO 7. TANDA Gugup +2
ADA TIDAK ADA
8. Nafsu makan naik +3
9. Nafsu makan turun -3
1. 10. Tyroid Teraba
Berat badan naik +3 -3-3
2. 11. Berat badan turun +2
Bising Tyroid -2+3
3. eksoftalmus +2 -
4. Kelopak Mata Tertinggal Gerak +1 -
Bola Mata
5. Hiperkinetik +4 -2
6. Tremor Jari +1 -
7. Tangan Panas +2 -2
8. Tangan Basah +1 -1
9. Fibrilasi Atrial +4 -
10. Nadi Teratur
<80x/1 - -3
80- 90x/1 - -
>90x/1 +3 -

HYPERTIROID JIKA INDEKS > ATAU SAMA DENGAN 20


Tabel I: Indeks Wayne
(Sumber : Http://pdf.Indeks Wayne.htm

Spesifik untuk penyakit graves ditambah pada mata (eksoftalmos).

Beberapa sistem skoring yang dugunakan untuk memungkinkan evaluasi/

mengukur perubahan pada mata karena penyakit Graves: Klasifikasi "NO

SPECS"

0 = No signs or symptoms (Tidak ada tanda ataupun gejala)

9
1 = Only signs (lid retraction or lag), no symptoms (Hanya ada tanda,

gejala tidak ada) tanda-tanda terbatas pada retraksi kelopak bagian atas,

membelalak,lambat menutup mata.

2 = Soft tissue involvement (Terkenanya jaringan lunak =gejala- gejala

dan tanda- tanda)

3 = Proptosis (>22 mm diukur dengan Eksoftalmometer Hertal)

4 = Extraocular muscle involvement = diplopia (Terkenanya otot-otot

ekstraokuler)

5 = Corneal involvement (Terkenanya kornea)

6 = Sight loss (Penglihatan menghilang karena terkenanya nervus

optikus) 11

Gambar B: Eksoftalmus
Sumber: http://Adams Medical picture)

Pada kelompok anak-anak terdapat pertumbuhan dan pematangan

tulang yang cepat dan pada kelompok diatas 60 tahun manifestasi

kardiovaskuler dan miopati sering lebih menonjol. Keluhan yang lebih

10
menonjol adalah palpitasi, dispnea pada latihan, tremor, gugup, dan

penurunan berat badan.3,14


2.1.5.2 Pemeriksaan penunjang15
Pemeriksaan Laboratorium
- Free Tyroxine (FT4), T3 dan T4 meningkat
- TSH <0,1
- Antirioid Antibodi
Pemeriksaan Khusus
- CT scanning atau ultrasonografi.

2.1.6 Penatalaksanaan Umum

Tiga metode untuk mengontrol hipertiroid adalah dengan terapi obat

antitiroid, bedah tiroidektomi, dan destruksi kelenjar dengan yodium

radioaktif.

a. Terapi dengan Obat Antitiriod :

Bermanfaat pada pasien muda dengan kelenjar yang kecil dan

penyakit ringan. Metimazol atau propiltiourasil diberikan sampai terjadi

remisi spontan, memerlukan waktu 1 sampai 15 tahun. Keduanya

menghambat organifikasi iodine, dan juga menghambat konversi T4

menjadi T3 sehingga hal ini menyebabkan tingkat kadar hormon tiroid

yang diaktifkan menurun lebih cepat dibandingkan metimazol.

Pemberian Levotiroksin dapat mencegah pembebasan TSH.16

b. Tiroidektomi

Tiroidektomi subtotal merupakan pengobatan terpilih untuk pasien

dengan pembesaran kelenjar tiroid atau goiter multinodular. Terlebih

dahulu diobati dengan obat-obat antitiroid (kira-kira 6 minggu).

Tambahan selama 2 minggu sebelum Pembedahan, pasien diberi larutan

jenuh kalium iodida, 2 kali sehari 5 tetes untuk mengurangi vaskularitas

kelenjar dan menyederhanakan pembedahan.16

11
Gambar C: Tiroidektomi
Sumber: http://Adams Medical picture)

c. Yodium Radioaktif

Terapi yodium Radioaktif (Radioiodin) yang menggunakan I131

merupakan pengobatan yang lebih baik pada kebanyakan pasien-

pasien berusia di atas 21 tahun.16 Terapi radioiodin sering sebagai

pengobatan lini pertama di amerika utara.11 -adrenergik reseptor

antagonis dapat di berikan untuk mengontrol gejala hipertiroid 2

sampai 3 bulan sebelum terapi radioiodin. Pemberian obat-obat

antitiroid dihentikan selam 5-7 hari sebelum di terapi. Hipertiroid

yang menetap dapat diterapi dengan dosis kedua, namun selalu harus

setelah 6 bulan dosis pertama.11 Komplikasi utamanya ialah hipotiroid,

12
yang ditemukan pada sekitar 80% dari pasien. Tingkat kadar FT4 dan

TSH serum harus dimonitor. Jika ditemukan hipotiroid, segera berikan

levotiroksin peroral 0,1-0,15 mg.hari sebagai terapi pengganti.16

d. Tambahan Terapi Antitiroid

Selama fase akut Tirotoksikosis, pemberian obat penghambat

adrenoseptor-beta sangat membantu. Propanolol per oral dengan dosis

20-40 mg setiap 6 jam akan dapat mengontrol takikardia, hipertensi,

dan fibrilasi atrium.16

2.2 Faktor- Faktor yang berhubungan dengan hipertiroid

2.2.1 Jenis kelamin

Terdapat perbedaan jumlah penderita hipertiroid antara perempuan dan

laki-laki dimana perbandingan angka kejadian hipertiroid adalah (5:1),

wanita usia 20an dan 30an lebih sering terkena penyakit ini karena

modulasi respons imun oleh estrogen,17 karena estrogen dapat

meningkatkan Hormon pelepas-tirotropin (TRH) yang disekresi oleh

hipotalamus, yang kemudian hormon ini akan merangsang hipofisis untuk

mensekresi Tyroid Stimmulating Hormone (TSH) yang selanjutnya akan


14
merangsang kelenjar tiroid untuk mensekresi hormon tiroid. Telah di

lakukan penelitian Pada wanita hamil merupakan faktor resiko dari

hipertiroid karena hormon hCG yang ada pada wanita hamil mempunyai

sifat seperti TSH yang dapat merangsang kelenjar tiroid untuk mensekresi

hormon tiroid.18

2.2.2 Usia

13
peningkatan kebutuhan hormon tiroid terjadi selama periode

pertumbuhan atau kebutuhan metabolik yang meningkat misalnya pubertas

atau kehamilan. Kejadian penderita hipertiroid dapat terjadi pada semua

umur namun sering pada umur muda (< 45 tahun) dimana penyebabnya

adalah penyakit Graves yang merupakan panyakit yang bersifat familial

atau menurun dimana dibentuk suatu antibodi yang sasarannya adalah

reseptor TSH dan puncak insidennya pada usia 20-40 tahun, 14 selain itu

juga hipertiroid sangat dipengaruhi oleh berat badan dan asupan yodium,

dan konsumsi yodium yang tinggi terdapat pada usia 20-40 tahun. Yodium

disebut berlebih apabila masukan melebihi jumlah yang diperlukan (dosis

besar) dan terus-terusan untuk sintesis hormon secara fisiologis.

WHO dan UNICEF menganjurkan kebutuhan yodium sehari sebagai

berikut :

90mg untuk anak prasekolah (0-59 bulan)

120mg untuk anak sekolah dasar (6 12 tahun)

150 mg untuk dewasa (diats 12 tahun), dan

200mg untuk wanita hamil dan wanita menyusui.3

2.2.3 Jenis Pekerjaan19

Data yang diperoleh pada penderita hipertiroid berdasarkan jenis

pekerjaan yang telah diuraikan pada latar belakang bahwa hipertiroid

banyak diderita oleh ibu rumah tangga, hal ini mungkin berhubungan

dengan jenis kelamin wanita yang lebih sering terkena hipertiroid,

sedangkan penyebab pastinya belum diketahui, hipertiroid mungkin dapat

dipengaruhi oleh faktor kelelahan karena aktifitas yang tinggi.

14
20
2.2.4 Kadar T3

Kelenjar tiroid mensekresi 7% T3 dan sisanya T4 namun didalam

jaringan hampir semua T4 di ubah menjadi T3, kerja dari T3 empat kali

lebih kuat dari T4 hanya saja keberadaanya didalam darah lebih singkat.

Pada penderita Hipertiroid terjadi peningkatan produksi T3 yang

berlebihan dan tidak terkendali hal ini disebabkan oleh thyroid Stimulating

immunoglobulin (TSI) yang menyerupai TSH sehingga dapat merangsang

sekresi dan pertumbuhan tiroid terus berlangsung sehinnga terjadi

hipertiroid.

2.2.5 Kadar T420

Pada keadaan Hipertiroid selain terjadi peningkatan produksi T3 sudah

pasti T4 meningkat. Kelenjar tiroid menghasilkan 93% hormon T4 akan

tetapi, hampir semua tiroksin ( T4) akan diubah menjadi T3 didalam

jaringan, secara fungsional T3 dan T4 sama, tapi T4 jumlahnya lebih

banyak dan lebih lama beredar didalam darah sehingga pada keadaan ini

pemeriksaan laboratorium menunjukkan free Tyroxine (FT4) dan T4

meningkat.

2.2.6 Kadar TSH20

Meningkatnya hormon tiroid didalam cairan tubuh akan menurunkan

sekresi TSH oleh hipofisis anterior. Bila kecepatan sekresi hormon tiroid

meningkat sampau kira-kira 1,75 kali dari kecepatan normalnya, maka

kecepatan sekresi turun sampai nol hal inilah yang menjadi dasar pada

penderita hipertiroid konsentrasi TSH menurun

15
Pada penyakit graves timbul thyroid Stimullating hormone (TSI)

memberikan efek perangsanganyang panjang kira-kira 12 jam pada

kelenjar tiroid sedangkan TSH hanya 1 jam sehingga tingginya sekresi

hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI akan menekan pembentukan TSH

oleh kelenjar hipofisis anterior.

2.2.7 Suku/ etnis

Dalam perjalanan 100 tahun iodin telah larut dari tanah dan terkuras

kedalam lautan, sehingga didaerah pegunungan dan pedalaman pasokan

iodin kemungkinan sangat terbatas, sementara unsur ini melimpah didaerah

pantai, sehingga etnis/ suku yang bermukim pada daerah pantai dan kota,

angka kejadiannya lebih tinggi dibandingkan etnis yang bermukim di daerah

pegunungan atau dipedesaan.14 Seperti contoh etnis yang bermukim di

daerah pantai di Hok-kaido jepang di dimana mereka sangat suka akan

ganggang laut yang kaya yodium yang kaya yodium (mengandung 1,45g

yodium/kg bahan kering) hal ini merupakan faktor resiko untuk kelenjar

tiroid menjadi hipertiroid. Dengan dosis besar yodium terjadi inhibisi

hormone- genesis khusus yodinisasi tironin dan proses couplingnya. Pada

pemberian secara kronik, dapat terjadi adaptasi terhadap hambatan tersebut.3

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian Deskriptif

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

16
Penelitian Akan dilaksanakan di Poliklinik dan Ruang Rawat Inap

Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Jayapura, pada Bulan Juni - Juli 2012.

3.3 Populasi dan sampel

Populasi penelitian ini yaitu Seluruh pasien hipertiroid yang pernah

berkunjung ke Poliklinik Penyakit Dalam dan Ruang Rawat Inap RSU

Jayapura yang sekaligus menjadi Sampel dalam penelitian ini berdasarkan

rekam medik selama periode Januari Desember 2011.

3.4 Variabel Penelitian.

a. Jenis Kelamin
b. Umur
c. Pekerjaan
d. Kadar T3,
e. Kadar T4
f. Kadar TSH
g. Etnis/ Suku

3.5. Definisi Operasional

Untuk memudahkan penulis dalam membahas tentang karakteristik

penderita hipertiroid tersebut, maka perlunya penulis mendefinisikan Variabel

secara operasional adalah sebagai berikut :

Tabel II. Definisi Operasional

NO VARIABEL DEFINISI VARIABEL INDIKATOR VARIABEL

1. Jenis Tanda atau ciri-ciri secara biologis Pria dan wanita


Kelamin yang dimiliki oleh penderita
hipertiroid yang tertera dalam status.

Tidak ada Pekerjaan


2. Pekerjaan Profesi/ aktifitas utama yang di

17
lakukan oleh penderita hipertiroid, Ibu Rumah Tangga( IRT)
sesuai dengan yang tertera dalam Nelayan
Petani
status.
Swasta
Pegawai Negeri Sipil
TNI/POLRI
Guru

3. umur penderita hipertiroid yang

Usia dihitung dari sejak lahir sampai


Muda : < 45 Tahun
masuk rumah sakit, sesuai dengan
Pertengahan : 45- 60 Tahun
yang tertera dalam status. Batasan
Lanjut usia : > 65Tahun
usia menurut WHO:

Hormon yang 7% disekresi kelenjar


4. Nilai Normal T3 : 60 120
Tiroid.
Kadar T3 nmol/dl
Hormon yang 93% disekresi kelenjar
5. Tiroid Nilai Normal T4 : 0.9 0,25
Kadar T4, nmol/dl
Hormon yang dihasilkan oleh
hipofisis Anterior untuk mengatur
6. Nilai Normal TSH : 0,25
kontrol fungsi kelenjar tiroid.
5,0 nmol/dl
Kadar TSH
7.
Etnis penderita Hipertiroid sesuai
dengan yang tertera dalam status. Papua dan Non Papua
Suku

3.5 Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik Pengumpulan data adalah dengan melihat Data Sekunder dari

rekam medik dan status yang lengkap dari pasien penderita hipertiroid

3.6 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan sistem Tabulasi, dan Analisis data

berdasarkan hasil presentasi.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Mengenal Hipertiroid (editorial). 2011; Available at: http://dokteronlin


e.com/ index.php/ article Access 17 mei 2012.

2. Majalah dokter kita (editorial), edisi 27,2009; Available at:


http://Budisutomo .multiply .coym/ journal /item/69 Access 17 mei 2012.

3. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Buku Ajar Ilmu


Penyakit Dalam, Edisi V: Jilid III. Jakarta: Interna Publishing, 2009. Hal:
2003-2006, 2009-2011.

4. Price A. Sylvia, Wilson M.Lorraine, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-


Proses penyakit, Edisi 6: Volume2. Jakarta: EGC, 2006. Hal: 1229-1230

5. Davey P, At a Glance Medicine, Jakarta :Erlangga, 2005. Hal: 274-275


6. Corwin J.Elizabeth, Buku Saku Patofisiologi, Edisi Revisi 3. Jakarta:
EGC,2009. Hal: 296- 297.

19
7. Bulletin of the Wolrld health Organizations. Endemic Goitre in the sudan
despite long-standing programmers for the control of iodine deficieny
disorders. 2010 Oct; Available at: http://www.who.int/ bulletin/ volumes/
89/ 2/09-075002/en Access 25 Mei 2012.

8. Musdalifahgoodnurse : makalah hipertiroidisme Available at: http://


musdalifahgoodnurse. blogspot.com/ 2011/11 Diakses 17 mei 2012.

9. Sherwood Lauralee. Fisiologi Manusia: Dari Sel Ke Sistem., Edisi 2.


Jakarta: EGC. 2001. Hal 649-650

10. Ganong.F.W. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.,Edisi 22. Jakarta: EGC,


2008. Hal :343-344

11. Kasper.LDennis,. Harrison's principle of Internal Medicine 17th.


(Bookfi.org).pdf :2008.

12. Bondy Dr Greg. Thyroid: physiology, Biochemistry and testing.ppt


available at: http://www.cellphys.ubc.ca Diakses 22 mei 2012.

13. Makalah Hipertiroid (editorial). Available at: Http:// www.Scribd.com//


mobile/ doc Access 17 mei 2012.

14. Anwar Ruswana, Fungsi dan kelainan kelenjar. Available at: Http://
www .Unpad Repostirory.ac.id. Access 24 mei 2012.

15. Mubin A.halim, Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam, Diagnosis dan
Terapi : Edisi 2. Jakarta: EGC, 2008. Hal 498-499

16. Katzung.G.Bertram,1998. Farmakologi Dasar dan klinik. Edisi VI. Jakarta:


EGC. Hal 611-612

17. Minanti dan hendromartono. Kapita Selekta Tiroidologi. Airlangga


university Press. Surabaya. 2006.

18. Oddie hanafi.2010. hipertiroid pada kehamilan. Available at: http://oddie


hanafi blogspot. com/2011/11 Access 24 mei 2012

19. Supadmi S. Hubungan Hipertiroid dengan Aktifitas Kerja pada Wanita.


Jakarta: Cahaya Ilmu, 2009.

20. Guyton & Hall, 2008. Buku Ajar Fisiologi Manusia. Edisi 11.EGC.
Jakarta.

20
21

Anda mungkin juga menyukai