Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Definisi
Operasi peledakan merupakan salah satu kegiatan pada penambangan bijih
untuk melepaskan batuan dari massa batuan induknya. Demikian pula halnya dengan
tambang batubara. Peledakan di tambang batubara umumnya diterapkan pada lapisan
penutup (overburden), namun demikian dapat pula diterapkan pada lapisan
batubaranya. Pada saat ini peledakan terhadap lapisan batubara sudah jarang
dilakukan terutama pada tambang batubara bawah tanah, karena dari pengalaman
dibeberapa tempat banyak mengundang bahaya yang tidak saja memusnahkan
peralatan produksi, bahkan juga terhadap tenaga kerjanya. Kebakaran tambang
batubara akibat peledakan memang relatif mudah terjadi, khususnya pada tambang
batubara bawah tanah, karena batubara terbentuk dari kayu-kayu purba yang secara
fisik mudah terbakar.
Perencanaan peledakan merupakan suatu tahapan pemberaian bahan galian
dan dibuat agar diperoleh suatu teknik peledakan yang ekonomis, efisien dan ramah
lingkungan. Oleh sebab itu sasaran utama dari perencanaan peledakan adalah
mempersiapkan sejumlah bahan peledak dan asesorisnya agar diperoleh ukuran
fragmentasi yang sesuai dengan proses selanjutnya dan memenuhi target produksi.
Disamping itu harus pula dipersiapkan cadangan bahan peledak dalam gudang yang
setiap enam bulan sekali yang harus habis dan diisi ulang dengan bahan peledak baru.
1.2 Tujuan Peledakan
Dalam penulisan makalah ini adalah bertujuan sebagai berikut:
Mengetahui istila-istilah dalam dunia pertambangan
Mengenal bahan peledak dan pengklasifikasian bahan peledak
Mengetahui sejarah peledakan dan sistem pemboran.
Mengenal dasa-dasar peledakan tanbang bawah tanah
Mengenal bagaimana Large Hole Cut
Mengenal Stoping dan hal-hal lain dalam stoping
Mengenal kontur dari terowongan
Mengetahui bagaimana pola penembakan
Mengetahui bagaiman V CUT
Teknik peledakan yang di pakai tergantung tujuan peledakan dan pekerjaan atau
proses lanjutan setelah peledakan. Supaya pekerjaan peledakaan berhasil dengan
baik sesuai dengan rencana perlu diperhatikan factor-faktor sebagai berikut :
a. Karakteristik atau sifat batuan yang diledakan, termasuk data geoteknik.
b. Sifat-sifat bahan peledak.
c. Teknik/metoda peledakan yang dipakai.
Suatu peledakan biasanya dilakukan dengan cara membuat lubang tembak
yang diisi sejumlah bahan peledak. Dengan pengetahuan teknik/metoda
peledakan dapat dibuat rencana geometri peledakan dan jumlah bahan peledak
yang sesuai untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.
1.3 Manfaat Peledakan
1.4 Manfaat dari peledakan pada usaha pertambangan adalah sebagai
berikut :
1. Membantu memecahkan material
2. Membantu meningkatkan produksi
3. Mempercepat kegiatan penambangan.
Peledakan di laksanakan apabila material yang akan di gali terlalu keras,
menggunakan alat mekanis jauga tidak bisa, maka peledakan adalah metoda yang
tepat untuk memberaikan batuan. Karena apabila peledakan juga di pakai pada
material lunak, maka akan menghabiskan biaya sangat mahal. 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dasar Teori
Peledakan adalah merupakan kegiatan pemecahan suatu material (batuan)
dengan menggunakan bahan peledak atau Prosesterjadinya ledakan. Suatu operasi
peledakan batuan akan mencapai hasil optimal apabila perlengkapan dan peralatan
yang dipakai sesuai dengan metode peledakan yang diterapkan.Dalam
membicarakan perlengkapan dan peralatan peledakan perlu hendaknya terlebih
dahulu dibedakan pengertian antara kedua hal tersebut. Peralatan
peledakan(Blasting equipment) adalah alat-alat yang dapat digunakan berulang
kali, misalnya blasting machine, crimper dan sebagainya. Sedangkan
perlengkapan peledakan hanya dipergunakan dalam satu kali proses peledakan
atau tidak bisa digunakan berulang kali.Untuk setiap metode peledakan, perlu
perlengkapan dan peralatan yang diperlukan berbeda - beda. Oleh karena itu agar
tidak terjadi kerancuan dalam pengertian, maka dibuat sistematika berdasarkan
tiap -tiap metode peledakan dalam arti bahwa perlengkapan dan peralatan akan
dikelompokan berdasarkan metodenya.
Pekerjaan peledakan adalah pekerjaan yang penuh bahaya. Oleh karena
itu, harus dilakukan dengan penuh perhitungan dan hati hati, agar tidak terjadi
kegagalan atau bahkan kecelakaan. Untuk itu operator yang melakukan pekerjaan
peledakan harus mengerti benar tentang cara kerja, sifat dan fungsi dari peralatan
yang digunakan. Karena persiapan peledakan yang kurang baik akan
menghasilkan bisa menyebabkan hasil yang tidak sempurna serta mengandung
resiko bahaya terhadap keselamatan pekerja maupun peralatan . Dalam hal ini
pemilihan metode peledakan, pemilihan serta penggunaan peralatan dan
perlengkapan juga berpengaruh terhadap hasil yang dicapai.
Peledakan bawah tanah juga mempunyai beberapa tujuan. Yaitu:
Meledakan batuan dengan tujuan menghasilkan ruangan, untuk: gudang,jalan,
saluran, terowongan pipan dan lain sebangainya.
Meledakkan batuan dengan tujuan mengambil material: operasi penambangan.
Dari kedua jenis kegiatan diatas terowongan adalah merupakan bagian
yang terpenting dari keseluruhan kegiatan. Terowongan umumnya dibuat dengan
arah mendatar, miring dan vertikal kebawah maupin keatas.
Daur waktu kerja pembuatan terowongan adalah:
Pemboron
Pemuatan
Peledakan
Pembersihan asap (ventilasi)
scaling (gruanting apabila diperlukan)
Pemuatan-pemuatan pengangkutan
Mempersiakan pemboran dan lain-lain selanjutnya
Dari jenis-jenis pekerjaan diatas yang perlu diperhatiakn khusus adalah
pekerjaan pemboran. Lubang ledak harus dibor tepat tempat yang telah ditentukan
dan dengan kemiringan yang benar atau dengan perkatan lain: pemboran lubang
ledak harus sempurna.
Salah satu metode pemberaian pada batuan adalah metode pemboran dan
peledakan. Metode pemboran dan peledakan bertujuan untuk menghancurkan, melepas
ataupun membongkar batuan dari batuan induknya, untuk memenuhi target produksi dan
memindahkan batuan yang telah hancur menjadi tumpukan material (muckpile) yang
siap untuk dimuat ke dalam alat angkut. Salah satu indikator untuk menentukan
keberhasilan suatu kegiatan pemboran dan peledakan adalah tingkat fragmentasi batuan
yang dihasilkan dari kegiatan pemboran dan peledakan tersebut. Diharapkan ukuran
fragmentasi batuan yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan pada kegiatan penambangan
selanjutnya. Fragmentasi batuan yang memerlukan pemecahan ulang dinyatakan sebagai
bongkah, sehingga diperlukan upaya pemecahan ulang agar batuan tersebut bisa
digunakan. Untuk dapat mencapai tujuan di atas, diperlukan kontrol dan pengawasan
terhadap faktor yang dapat mempengaruhi suatu operasi peledakan
2.2 Konsep Dasar Peledakan
Kegiatan peledakan pada massa batuan mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
a. Membongkar atau melepaskan batuan (bahan galian) dari batuan induknya.
b. Memecah dan memindahkan batuan
c. Membuat rekahan
Bahan peledak merupakan sarana yang efektif sebagai alat pembongkar
batuan dalam industri pertambangan. Oleh karena itu perlu dimanfaatkan sebagai
barang yang berguna, disamping juga merupakan barang yang berbahaya. Untuk
itu dalam pelaksanaan pekerjaan peledakan harus hati-hati sesuai dengan
peraturan dan teknik-teknik yang diterapkan, sehingga pemanfaatannya lebih
efisien dan aman.

Teknik peledakan yang dipakai tergantung dari tujuan peledakan dan


pekerjaan atau proses lanjutan setelah peledakan. Untuk mencapai pekerjaan
peledakan yang optimum sesuai dengan rencana, perlu diperhatikan faktor-faktor
sebagai berikut :
a. Karakteristik batuan yang diledakan
b. Karakteristik bahan peledak yang digunak
c. Teknik atau metode peledakan yang diterapkan.
Suatu proses peledakan biasanya dilakukan dengan cara membuat lubang
tembak yang diisi dengan sejumlah bahan peledak; dengan penerapan metode
peledakan, geometri peledakan dan jumlah bahan peledak yang sesuai untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan.

2.3 Bahan Peledak


Bahan peledak (handak) adalah suatu bahan kimia yang berupa senyawa
tinggi atau campurannya yang berbentuk padat atau cair, yang apabila dikenai
suatu aksi panas, benturan, gesekan atau ledakan awal dapat bereaksi dngan
kecepatan tinggi dan akan berubah menjadi bahan-bahan yang lebih stabil yang
sebagian atau seluruhnya berbentuk gas dan disertai dengan panas dan tekanan
yang sangat tinggi.
Bahan peledak diklasifikasikan berdasarkan sumber energinya menjadi:
1. Bahan peledak mekanis (mechanical explosives)
yaitu senyawa dengan bahan peledak mekanis yang akan segera bereaksi
dan berubah menjadi gas akibat suatu elemen panas yang dimasukkan ke
dalam bahan peledak tersebut.
2. Bahan peledak kimia (chemical explosives)
Berdasarkan kecepatan reaksinya, bahan peledak ini dibagi dua yaitu :
a) Bahan peledak kuat, bahan peledak ini memilki kecepatan reaksi sangat
tinggi, yaitu 5000-24.000 fps (1-6 milperdetik). Tekanan yang dihasilkan
juga sangat tinggi 50.000-4.000.000 psi. Sifat reaksinya adalah detonasi
yaitu penyebran gelombang pejut (shock wave) bahan peledak kuat ini
dibagi macam yaitu :
- primary explosives, yaitu bahan peledak yang mudah meledak bila
terkena api, benturan atau gesekan misalnya PbN6, Hg(ONC)2, yaitu
untuk bahan isi detonator
- secondary explosives, yaitu bahan peledak yang hanya akan meledak
apabila ada ledakan yang mendahuluinya, misalnya ledakan dari sebuah
detonator atau primer. Contohnya adalah TNT (Tri Nitro Toluene) dan
PETN.
b) Bahan peledak lemah, bahan peledak ini memiliki reaksi rendah <50.000
psi. Umumnya dipakai di tambang batubara.
3. bahan peledak nuklir (nuclear explosives)
Umumnya trbuat dari plutonium, uranium 235,atau bahan-bahan sejenis yang
mempunyai sifat atom aktif. Karena pemakaian bahan peledak kimia lebih luas
dibandingkandengan sumber energi lainnya, maka pengklasifikasian bahan
peledak kimia lebih intensif diperkenankan. Pertimbangan pemakaiannya antara
lain, harga relatif murah, penanganan teknislebih mudah, lebih banyak variasi
waktu tunda (delay time) dan dibandingkan dengan nuklir bahayanya lebih
rendah.Klasifikasi bahan peledak yaitu :
1. Bahan peledak kuat contohnya TNT, Dinamite, Gelatine
2. Agen peledakan contohnya ANFO, Slurries, Emulsi, Hybrid ANFO, Slurry
mixtures.
3. Bahan peledak khusus contohnya Seismik, Trimming, Permisible, shaped
Charges,Binary, LOX, Liquid
4. Pengganti bahan peledak contohnya Compressed air/gas, Expansion agents,
mechanicalmethods, waterjets, jet piercing.
Sifat-sifat fisik bahan peledak adalah suatu kenampakan nyata dari sifat
bahan peledak ketikamenghadapi perubahan kondisi lingkungan sekitarnya, yaitu
antara lain :
1. Densitas yaitu angka yang menyatakan perbandingan berat per volume
2. Sensitifitas adalah sifat yang menunjukan kemudahan inisiasi bahan peledak
atau ukuranminimal booster yang diperlukan
3. Ketahanan terhadap air (water resistence)
4. Kestabilan kimia (chemical stability)
5. Karekteristik gas ( fumes characteristic)
2.4 Teknik Peledakan
Perkembangan teknik peledakan saat ini berjalan dengan sangat cepat,
perkembangan bahwa peledak mulai dari black powder,
nitrogiseria, ammonium nitrat, yang dicampur dengan fuel oilsampai kepada
wather gel explosive. Sistem inisiasi penyelaan yang tradisional yaitu metode
capand face telah banyak diganti dengan system yang lebih aman dan fleksibel
dari system elektrikdan non elektrik yang memakai sitem tunda. Sedangkan
pemilihan didalam proses peledakan adadua unsur utama yaitu batuan dan bahan
peledak. Dari unsur utama tersebut akan terlihat juga unsur-unsur penunjang
seperti manusia, metode, pelengkap, dan peralatan peledakan serta biaya.
1. Batuan
1.1 Macam-macam batuanDalam peledakan terlihat dari 2 unsur utama yang
memegang peranan penting yaitu :
- Batuan atau material yang akan diledakkan
- Bahan peledak dan peralatan yang akan digunakan disamping unsur
manusiakhususnya, sehingga untuk memilih metode peledakan yang tepat
diperlukan.
Pengetahuan yang baik terutama kedua unsur tersebut berdasarkan mineral
pembentuknya batuan secara konvensional dapat dibagi menjadi : batuan beku, ba
tuan sedimen, dan batuan metamorf. Sedangkan yang titik tolak dari suatu
pengertian teknik, batuan dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Intract rock
Bagian atau possibly goodies dari suatu batuan yang relatif uniform dari suatu
tipe petronik yang mengalami suatu pengerusan mekanis berat dari keadaan ge
ologisemula seperti patahan atau join.
2. Insitu rock
Massa batuan dari suatu ukuran tertentu yang mengandung contoh
represan tatik yangsudah mengalami kerusakan-kerusakan berat massa batuan
dapat lebih dari satu tipe.Karakteristik dari intec rock berhubungan dengan
proses seperti pemboran, pemecahan,grinding atau operasi- operasi mechanic
lainnya dimana persentase terbesar
dari permukaan batuan adalah feash, sedangkn karakteristik dari insitu rock be
rhubungandengan persoalan- persoalan dalam desaing terhadap stabilitas
lereng ataupun bukaan- bukaan.
a. Sifat batuan/bahan galian yang mempengaruhi hasil peledakan
- Kebanyakan batuan atau bahan galian mempunyai sifat tidak merata dan
homogen. Sifat-sifat batuan/bahan galian yang tidak mempengaruhi hasil
peledakan
- Struktur seperti patahan, rekahan, perlapisan atau perlipatan yang
akanmemepengaruhi perencaan pemboran untuk keperluan lubang
tembak. Apabila hal inikurang mendapat perhatian maka dapat terjadi
hasil yang tidak diharapkan
seperti boulder, back break, dan sebagainya. Dip dan strike dari batuan
yang mempunyaistruktur berlapis-lapis (bedde D dr stractified rock). Bila
peledakan searah dengan diphal-hal yang diharapkan terjadi :
Lebih banyak bad break.
Lantai pit (pit floor) yang lebih rata atau halus
Penggunaan energy bahan peledak yang lebih baik karena strata/berlapis
terletaksejajar ke lubang bor persoalan akan lebih sedikit
Pergerakan batuan dari space lebih banyak sehingga dihasilkan profil yang
lebihrendah dan lebih menguntungkan didalam operasi terutama untuk alat
pemuatanmisalnya dari shovel ke frount looder.
Bila peledakan berlawanan arah dengan dip maka diharapkan terjadi :
Block break lebih sedikit karena strata (pelapisan) miring kearah dinding
wall
Persoalan-persoalan akan lebih banyak muncul
Kondisi lantai pit akan lebih kasar
Pergerakan batuan dari face lebih kurang sehingga menghasilkan muck
yang lebihtinggi
Bila peledakan berlawanan dengan strike diharapkan terjadi sebagai
berikut :
Saw-tooth floor formation, sebagai akibat dari berbagai reaksi peledakan
oleh berbagai macam jenis batuan yang terletak berselang seling pada
lantai jenjang
Kondisi back break tidak menentu bisa baik, bisa juga buruk
Orientasi working face (peremukan kerja) tidak menguntungkan
sehinggadiperlukan suatus seri peledakan kembali untuk mendapatkan
kondisi yang baik.Baik kedalam pemboran maupun face mempunyai
pengaruh langsung terhadapfloor atau elevasi dasar.
b. Resistance
Adalah sifat batuan yang untuk mempertahankan diri menahan kejutan
agar keadaannyatetap seperti semula. Sifat ini penting diketahui untuk dapat
menentukan jumlah dan jenis bahan
c. Straight
Sifat ini biasanya dihubungkan dengan tarikan (tension) batuan sangat
lemah terhadaptarikan dan lebih tahan terhadap tekanan (compersion) pada
prinsipnya compersiv straigt
jauh lebih besar dari pada tensile straigt (limostone :batu gamping mempunyai
kompersive straight antara 3500-25000 psi akan tetapi tensile straigt antara
500-2500 psi.Karakteristik ini erat hubungannya dengan peledakan.
d. Density
Batuan atau bahan galian yang lebih erat memerlukan lebih banyak energi
untuk pecahdan pindah tempat, sehingga diperlukan bahan peledak dengan
kekuatan atau jumlahmuatan yang lebih besar.
e. Velocity of energy prepagation
Percepatan merambatkan energy dalam batuan adalah sawah atau lebih
kecil darikecepatan reaksi untuk bahan peledak dan akan bertambah besar
dengan bertambahnyadensity kecepatan rambat gelombang pada batuan selalu
dicirikan sebagai kecepatanlongingtudinal.
2.4 Pola pemboran dan Peledakan
a) Pola Pemboran
Pola pemboranmerupakan suatu pola dalam pemboran untuk
menempatkan lubang lubang ledak secara sistematis. Pola pemboran ada
2macam, yaitu : Pola pemboran sejajar ( parallel pattern) dan Pola pemboran
selang seling (staggered pattern)Pola pemboran sejajar adalah pola pemboran
dengan penempatan lubang ledak dengan baris ( row ) yang berurutan dan sejajar
dengan burden.Sedangkan pola pemboran selang seling merupakan pola
pemboran yangpenempatan lubang lubang ledaknya selang seling setiap
kolomnya Pola pemboran tambang terbuka umumnya dapat digolongkan atas dua
bagian besar yaitu :
Rectangular
Pada pola rectangular, lobang ditata sedemikian rupa sehingga setiap
lobang berada tepat berada dibelakang lobang pada row sebelumnya.
Staggered
Pada pola Staggered, setiap lobang ditempatkan diantara dua lobang pada
row sebelumnya.Pola ini merupakan pola yang sangat baik dalam hal
distribusi bahan peledak.
b) Pola Peledakan
Pola peledakan merupakan urutan waktu peledakan antara lubang lubang
ledak dalam satu baris dengan lubang ledak pada garis berikutnyaataupun antar
lubang ledak satu dengan lainnya. Pola peledakan ditentukanberdasarkan urutan
waktu peledakan serta arah runtuhan material yangdiharapkan.Berdasarkan arah
runtuhan batuan , pola peledakandiklasifikasikan sebagai berikut:
Box Cut , yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya ke depan dan
membentuk kotak.
V Cut , yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya ke depan.
Corner Cut , yaitu pola peledakkan yang arah runtuhan batuannya kesalahsatu
sudut dari bidang bebasnya.
Berdasarkan urutan waktu peledakan, pola peledakan diklasifikasikan sebagai
berikut :
Pola peledakkan serentak, adalah suatu pola peledakan yang terjadi
secaraserentak untuk semua lubang ledak.
Pola peledakkan beruntun, adalah suatu pola yang menerapkan
peledakandengan waktu tunda antara baris yang satu dengan baris lainnya.
Terdapat perbedaan antara teknik peledakan pada sistem penambangan
terbuka dengan sistem penambangan bawah tanah, perbedaan itu disebabkan oleh
beberapa faktor seperti luas area, volume hasil ledakan, suplai udara segar, dan
keselamatan kerja.
2.3 Pola Peledakan pada Tambang Terbuka
Pola peledakan merupakan urutan waktu peledakan antara lubang-lubang bor
dalam satu baris dengan lubang bor pada baris berikutnya, ataupun antara lubang bor
yang satu dengan lubang bor yang lainnya. Pola peledakan ini ditentukan berdasarkan
urutan waktu peledakan serta arah runtuhan material yang diharapkan.
a) Berdasarkan arah runtuhan batuan, pola peledakan diklasifikasikan sebagai
berikut : Box Cut, yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya ke depan
dan membentuk kotak.
b) Corner cut, yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya ke salah satu
sudut dari bidang bebasnya.
c) V cut, yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya kedepan dan
membentuk huruf V.
Berdasarkan urutan waktu peledakan, pola peledakan diklasifikasikan sebagai
berikut:
1. Pola peledakan serentak, yaitu suatu pola yang menerapkan peledakan secara
serentak untuk semua lubang ledak.

2. Pola peledakan beruntun, yaitu suatu pola yang menerapkan peledakan dengan
watu tunda antara baris yang satu dengan baris lainnya.

Setiap lubang ledak yang akan diledakkan harus memiliki ruang yang cukup
kearah bidang bebas terdekat agar energi terkonsentrasi secara maksimal sehingga
lubang tembak akan terdesak, mengembang, dan pecah.
4. Mekanisme Pecahnya Batuan Akibat Peledakan
Pada prinsipnya, pecahnya batuan akibat energi peledakan dapat dibagi dalam
tiga tahap, yaitu : dynamic loading, quasi-static loading, dan release of loading.).
1. Proses pemecahan batuan tingkat I (dynamic loading)
Pada saat bahan peledak diledakkan di dalam lubang ledak, maka terbentuk
Temperatur dan tekanan yang tinggi. Hal ini mengakibatkan hancurnya batuan di
sekitar lubang ledak serta timbulnya gelombang kejut (shock wave) yang merambat
menjauhi lubang ledak dengan kecepatan antara 3000-5000 m/detik, sehingga
menimbulkan tegangan tangensial yang mengakibatkan adanya rekahan menjari
mengarah keluar di sekitar lubang ledak.
2. Proses pemecahan batuan tingkat II (quasi-static loading)
Tekanan yang meninggalkan lubang ledak pada proses pemecahan tingkat II
adalah positif. Apabila shock wave mencapai bidang bebas (free face) akan
dipantulkan kemudian berubah menjadi negatif sehingga menimbulkan gelombang
tarik (tensile wave). Karena gelombang tarik ini lebih besar dari kekuatan tarik
batuan, maka batuan akan pecah dan terlepas dari batuan induknya (spalling) yang
dimulai dari tepi bidang bebasnya.
3. Proses pemecahan batuan tingkat III (release of loading)
Karena pengaruh tekanan dan temperatur gas yang tinggi maka retakan
menjari yang terjadi pada proses awal akan meluas secara cepat yang diakibatkan
oleh kekuatan gelombang tarik dan retakan menjari. Massa batuan yang ada di depan
lubang ledak akan terdorong oleh terlepasnya kekuatan gelombang tekan yang tinggi
dari dalam lubang ledak, sehingga pemecahan batuan yang sebenarnya akan terjadi.
Umumnya batuan akan pecah secara alamiah mengikuti bidang-bidang yang lemah,
seperti kekar dan bidang perlapisan.
5. Geometri Peledakan
Kondisi batuan dari suatu tempat ketempat yang lain akan berbeda walaupun
mungkin jenisnya sama. Hal ini disebabkan oleh proses genesa batuan yang akan
mempengaruhi karakteristik massa batuan secara fisik maupun mekanik. Perlu
Diamati kenampakan struktur geologi, misalnya retakan atau rekahan, sisipan 7
(fissure) dari lempung, bidang diskontinuitas dan sebagainya. Kondisi geologi
semacam itu akan mempengaruhi kemampu-ledakan (blastability). Tentunya pada
batuan yang relatif kompak dan tanpa didominasi struktur geologi seperti tersebut di
atas, jumlah bahan peledak yang diperlukan akan lebih banyak untuk jumlah
produksi tertentu dibanding batuan yang sudah ada rekahannya. Jumlah bahan
peledak tersebut dinamakan specific charge atau Powder Factor (PF) yaitu jumlah
bahan peledak yang dipakai per m3 atau ton produksi batuan (kg/m3 atau kg/ton).
Dengan demikian makin keras suatu batuan pada daerah tertentu memerlukan PF
yang tinggi agar tegangan batuan terlampaui oleh kekuatan (strength) bahan peledak.
6. Geometri Peledakan Jenjang
Terdapat beberapa cara untuk menghitung geometri peledakan yang telah
diperkenalkan oleh para akhli, antara lain: Anderson (1952), Pearse (1955), R.L. Ash
(1963), Langefors (1978), Konya (1972), Foldesi (1980), Olofsson (1990), Rustan
(1990) dan lainnya. Cara-cara tersebut menyajikan batasan konstanta untuk
menentukan dan menghitung geometri peledakan, terutama menentukan ukuran
burden berdasarkan diameter lubang tembak, kondisi batuan setempat dan jenis bahan
peledak. Disamping itu produsen bahan peledak memberikan cara coba-coba (rule of
thumb) untuk menentukan geometri peledakan, diantaranya ICI Explosive, Atlas
Powder Company, Sasol SMX Explosives Engineers Field Guide dan lain-lain.
Gambar di bawah ini memperlihatkan geometri peledakan dan cara menghitung
dimensi geometri peledakan tersebut diperlihatkan di bawah ini dan dapat digunakan
sebagai acuan.
2. Rancangan Menurut R.L. ASH
Burden dihitung berdasarkan diameter lubang ledak dengan
mempertimbangkan konstanta KB yang tergantung pada jenis atau grup batuan dan
bahan peledak.

Anda mungkin juga menyukai