Anda di halaman 1dari 2

Pengertian Demokrasi

Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu "Demos" yang berarti rakyat dan kratos yang
berarti kekuasaan. Secara bahasa Demokrasi adalah kekuasaan yang berada ditangan
rakyat(pemerintahan rakyat). Maksud dari pemerintahan rakyat adalah pemegang kekuasaan
tertinggi dipenggang oleh rakyat. Jadi demokrasi adalah sebuah bentuk sistem pemerintahan
dalam rangka mewujudkan kedaulatan rakyat yang dijalankan oleh pemerintah.
Demokrasi di Indonesia
Sepanjang masa kemerdekaannya, bangsa Indonesia telah mencoba menerapkan
bermacam-macam demokrasi. Hingga tahun 1959, dijalankan suatu praktik demokrasi yang
cenderung pada sistem Demokrasi Liberal, sebagaimana berlaku di negara-negara Barat yang
bersifat individualistik. Pada tahun 1959-1966 diterapkan Demokrasi Terpimpin, yang dalam
praktiknya cenderung otoriter. Mulai tahun 1966 hingga berakhirnya masa Orde Baru pada tahun
1998 diterapkan Demokrasi Pancasila. Model ini pun tidak mendorong tumbuhnya partisipasi
rakyat. Berbagai macam demokrasi yang diterapkan di Indonesia itu pada umumnya belum
sejalan dengan prinsip-prinsip demokrasi, karena tidak tersedianya ruang yang cukup untuk
mengekspresikan kebebasan warga negara. Berdasar pengalaman sejarah, tidak sedikit penguasa
yang cenderung bertindak otoriter, diktaktor, membatasi partisipasi rakyat dan lain-lain.
Mengapa demikian? Ya, sebab penguasa itu sering merasa terganggu kekusaannya akibat
partisipasi rakyat terhadap pemerintahan. Partisipasiitu dapat berupa usul, saran, kritik, protes,
unjuk rasa atau penggunaan kebebasan menyatakan pendapat lainnya. Sesudah bergulirnya
reformasi pada tahun 1998, kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat, kebebasan memilih,
kebebasan berpolitik dan lain-lain semakin bebas.
Freedom House pada Tahun 2006 memasukkan negara RepublikIndonesiasebagai negara
demokrasi terbesar ketiga setelah Amerika danIndia. Puja-puji atas demokrasi terus mengalir dari
berbagai kalangan, lembaga-lembaga prosedural demokrasi terus kita sempurnakan dan
dibangun. lembaga legislatif dari system satu kamar (unicameral) dirubah menjadi system dua
kamar (bekameral). System yang sentralistik diganti menjadi desentralistik seiring dikuatkannya
otonomi daerah.
Namun langkah di atas belum sepenuhnya menjadi pijakan bersama dalam membangun
kehidupan berwarganegara yang civilized. Fenomena politik yang menyeruak sekarang ini
belakangan mengarah pada arus balik yang cenderung mempertanyakan kembali demokrasi
dibanding dengan otoriter untuk mensejahterakan rakyat. Demokrasi sekarang ini dianggap oleh
sebagian menjengkelkan. Cara yang ditempuh memusingkan, hasil yang diraih jarang
memuaskan.
Penerapan Demokrasi dinilai sebagian kalangan tidak memberikan kesejahteraan tetapi
justru melahirkan pertikaian dan pemiskinan. Rakyat yang seharusnya diposisikan sebagai
penguasa tertinggi, ironisnya selalu dipinggirkan. Keadaan itulah yang menjadikan demokrasi
gampang mendatangkan banyak kekecewaan. Kondisi buruk diperparah elite politik dan
aDemokrasiparat penegak hukum yang menunjukkan aksi-aksi blunder. Banyak perilaku wakil
rakyat yang tidak mencerminkan aspirasi pemilihnya, bahkan opini publik sengaja disingkirkan
guna mencapai aneka kepentingan sesaat. Banyak kasus-kasus yang amat mencederai perasaan
rakyat sehingga mudah ditampilkan dan mengundang kegeraman.
Kondisi itu dikuatkan dengan pernyataan mantan Wapres Jusuf Kalla yang mengatakan
bahwa demokrasi cuma cara, alat atau proses, dan bukan tujuan. Demokrasi boleh di
nomorduakan di bawah tujuan utama peningkatan dan pencapaian kesejahteraan rakyat. Apakah
ini kejenuhan dan kemuakan terhadap demokrasi? Jika elit Politik diselimuti gejala
ketidakpercayaan terhadap demokrasi bagaimana dengan rakyat yang terlanjur percaya pada
janji-janji mereka?
Di tengah eforia kebebasan, kepentingan sempit sangat mungkin menjadi penumpang
gelap. Atas nama kebebasan setiap kepentingan mendapat tempat aktualisasi tanpa peduli hak
asasi orang lain. Aturan main diabaikan untuk mencapai puncak kekuasaan yang mereka pahami
sebagai realitas yang inheren dalam politik.

Anda mungkin juga menyukai