Seiring dengan perkembangan jaman, tradisi dan kebudayaan daerah yang pada awalnya
dipegang teguh, di pelihara dan dijaga keberadaannya oleh setiap suku, kini sudah
hampir punah. Pada umumnya masyarakat merasa gengsi dan malu apabila masih
mempertahankan dan menggunakan budaya lokal atau budaya daerah. Bahkan, generasi
muda jaman sekarang merasa asing dan tidak begitu mengenali kesenian
kebudayaannya sendiri. Kebanyakan masyarakat memilih untuk menampilkan dan
menggunakan kesenian dan budaya modern daripada budaya yang berasal dari
daerahnya sendiri yang sesungguhnya justru budaya daerah atau budaya lokal lah yang
sangat sesuai dengan kepribadian bangsanya.
Mereka lebih memilih dan berpindah ke budaya asing yang belum tentu sesuai dengan
keperibadian bangsa. bahkan masyarakat lebih merasa bangga terhadap budaya asing
daripada budaya yang berasal dari daerahnya sendiri. Tanpa mereka sadari bahwa
budaya daerah merupakan faktor utama terbentuknya kebudayaan nasional dan
kebudayaan daerah yang mereka miliki merupakan sebuah kekayaan bangsa yang sangat
bernilai tinggi dan perlu dijaga kelestarian dan keberadaanya oleh setiap individu di
masyarakat. Pada umumnya mereka tidak menyadari bahwa sesungguhnya kebudayaan
merupakan jati diri bangsa yang mencerminkan segala aspek kehidupan yang berada
didalamnya.
Dengan adanya program Pendidikan masyarakat merupakan suatu proses dimana upaya
pendidikan yang diprakarsai pemerintah diwujudkan secara terpadu dengan upaya
penduduk setempat untuk meningkatkan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang lebih
bermanfaat dan memberdayakan masyarakat. Sejatinya pengembangan pendidikan
masyarakat merupakan upaya peningkatan kemampuan personal orang dewasa sebagai
anggota masyarakat yang pada gilirannya akan meningkatkan kapasitas masyarakat
sebagai investasi masyarakat pembelajaran dalam proses pendidikan sepanjang hayat.
Untuk itu lembaga BMS Mendukung Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, dan program keaksaraan seni budaya lokal adalah salah satu
sarana agar masyarakat dapat lebih mengenal Kesenian daerah dan menyadari betapa
berharganya sebuah kebudayaan bagi suatu bangsa, yang akhirnya akan membuat
masyarakat menjadi merasa bangga terhadap budaya daerahnya sendiri.
iiiii
DAFTAR ISI
BAB IV PENUTUP
iiiii
DAFTAR LAMPIRAN
iiiii
BAB I.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kabupaten Gowa berada pada 1238.16' Bujur Timur dari Jakarta dan 533.6'
Bujur Timur dari Kutub Utara. Sedangkan letak wilayah administrasinya antara
1233.19' hingga 1315.17' Bujur Timur dan 55' hingga 534.7' Lintang Selatan
dari Jakarta.
Kabupaten yang berada pada bagian selatan Provinsi Sulawesi Selatan ini
berbatasan dengan 7 kabupaten/kota lain, yaitu di sebelah Utara berbatasan
dengan Kota Makassar dan Kabupaten Maros. Di sebelah Timur berbatasan
dengan Kabupaten Sinjai, Bulukumba, dan Bantaeng. Di sebelah Selatan
berbatasan dengan Kabupaten Takalar dan Jeneponto sedangkan di bagian Barat
berbatasan dengan Kota Makassar dan Takalar.
Luas wilayah Kabupaten Gowa adalah 1.883,33 km2 atau sama dengan 3,01%
dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Wilayah Kabupaten Gowa terbagi
dalam 18 Kecamatan dengan jumlah Desa/Kelurahan definitif sebanyak 167 dan
726 Dusun/Lingkungan. Wilayah Kabupaten Gowa sebagian besar berupa
dataran tinggi berbukit-bukit, yaitu sekitar 72,26% yang meliputi 9 kecamatan
yakni Kecamatan Parangloe, Manuju, Tinggimoncong, Tombolo Pao, Parigi,
Bungaya, Bontolempangan, Tompobulu dan Biringbulu. Selebihnya 27,74%
berupa dataran rendah dengan topografi tanah yang datar meliputi 9 Kecamatan
yakni Kecamatan Somba Opu, Bontomarannu, Pattallassang, Pallangga,
Barombong, Bajeng, Bajeng Barat, Bontonompo dan Bontonompo Selatan. Salah
satu kecamatan di kabupaten Gowa yang paling tertinggi laju pertumbuhan
penduduknya yakni Kecamatan SombaOpu. Kecamatan SombaOpu terbagi dalam
14 Kelurahan salah satunya kelurahan Paccinongang.
Jumlah Penduduk dan Keadaannya
iiiii
Kecamatan Somba Opu juga merupakan kecamatan yang paling banyak
penduduknya untuk wilayah perkotaan, yakni sebanyak 130.126 orang dimana
jumlah penduduk laki-laki sebesar 64.442 orang dan perempuan sebesar 65.684.
Data tahun 2006, yang datanya bersumber dari desa/kelurahan masing-masing.
data masyarakat miskin dari 18 kecamatan yang ada di Kab Gowa, ada Tiga
kecamatan, masing-masing :
KATEGORI
NO KECAMATAN
MISKIN MISKIN SEKALI
Sosial Budaya Gowa berada pada kondisi transisi masyarakat desa menjadi
masyarakat kota. Komunikasi dan informasi membawa perubahan sistem nilai
dan prilaku masyarakat termasuk anak dan remaja. Dikecamatan Sombaopu
khususnya diKelurahan Paccinongang masalah anak remaja lebih kompleks.
Remaja dihadapkan pilihan melanjutkan sekolah atau bekerja, tidak ada
perhatian memberikan pendidikan oleh orang tuanya. Tidak ada perhatian
pengembangan kreatifitas, olah raga dan bermain. Akibatnya anak remaja biasa
kumpul saja ditempat umum , kalau ada keramaian biasanya terjadi perkelahian
tawuran. Pemenuhan kebutuhan emosional. Perilaku orang tua masih diwarnai
tindak kekerasan, kalau anak bersalah tidak mau mematuhi perintah orang tua,
anak dipukul dan dimaki-maki, sehingga tumbuh kembang anak .
Potensi ekonomi cukup baik, disekitar TBM banyak warga yang kurang mampu,
mata pencaharian sebagian warga kelurahan paccinongang adalah petani, buruh
bangunan dan usaha home industry gula dan obat dari tanaman herbal adapun
potensi daerah di kabupaten Gowa bidang kehutanan dititikberatkan pada
iiiii
program optimalisasi fungsi hutan melalui kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan
baik segi ekonomi ekologi maupun sosial budaya masyarakat.
Potensi sumberdaya alam di Kabupaten Gowa dimanfaatkan untuk pertanian
tanaman pangan seperti persawahan seluas 28.828 hektare dengan jenis
tanaman berupa padi, jagung, kedelai dan hortikultura. Pariwisata antara lain
Benteng Somba Opu, Makam raja-raja Gowa, Hutan Wisata dan air terjun
Malino, Wisata Tirta Bili bili, Danau Mawang dan sumber air panas di kecamatan
Bungaya. Kehutanan berupa kayu Rimba Campuran, meranti, jati dan kayu indah
, getah pinus dan damar, rotan, . Madu, Gula aren Ijuk, Kemiri Kenari Asam, sutra
dan Kulit kayu manis. Potensi sumberdaya air yang ada di Kab Gowa ada yang
dimanfaatkan langsung oleh masyarakat dari sumber mata air di HL, dari sungai
jeberang dimanfaatkan dibagian hilir untuk irigasi, industri gula dan rumah
tangga melalui PDAM yang bersumber dari penampungan waduk / dan Bili-bili.
Pemerintah bersama-sama dengan masyarakat melaksanakan usaha-usaha untuk
meningkatkan kesejahteraan sosial dalam rangka mewujudkan tata kehidupan
serta penghidupan sosial yang bahagia dari segi material dan spritual. Tentunya
usaha-usaha tersebut diarahkan terutama untuk mengatasi masalah pokok
dalam kesejahteraan sosial yaitu kemiskinan, korban bencana alam, tuna sosial,
anak terlantar dan masalah kesejahteraan sosial lainnya.
Selama kurun Waktu 2009/2010 pada seluruh jenjang pendidikan dasar sampai
menengah, jumlah Sekolah Dasar (SD) yang tersedia di Kecamatan SombaOpu
sebanyak 44 buah. Sedangkan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) 17 buah
sedangkan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) terdiri dari Sekolah Menengah
Atas (SMA) sebanyak 10 buah dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sejumlah 8
buah.
Pendidikan nonformal bersifat luwes berkenaan dengan waktu dan lama belajar,
usia peserta didik, isi pelajaran, cara penyelenggaraan pengajaran, dan cara
penilaian hasil belajar. Sasarannya sangat besar dan multisegmen, dari dini usia
sampai usia lanjut, dari putus sekolah sampai mereka yang berkeinginan untuk
iiiii
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis, serta kecakapan untuk
bekerja dan memperoleh penghasilan. umumnya perempuan itu dibekali
keterampilan.
Tahun 2009 di kecamatan SombaOpu jumlah penduduk buta aksara 836 dari
jumlah penduduk usia kerja. Pemerintah daerah menyediakan sarana pendidikan
yang cukup. hal ini dapat memberi indikasi bahwa anak umur 9 -18 tahun tidak
bersekolah lagi dan dapat termasuk dalam pengangguran terbuka, banyak anak
putus sekolah dan warga berusia produktif yang butuh diberdayakan. Dengan
pendekatan pendidikan nonformal, mereka lebih mudah dijangkau karena materi
ajar bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi warga yang dilayani. Untuk
menghindari terjerumusnya anak-anak terhadap hal-hal negative, pergaulan
bebas, bujuk rayu penyalur perempuan dan kecenderungan masalah remaja
perlu program antisipatif.
C. SASARAN
iiiii
D. TUJUAN
iiiii
BAB II
PROFIL LEMBAGA/ORGANISASI PENYELENGGARA PROGRAM
A. IDENTITAS KELEMBAGAAN
Nama Lembaga/Organisasi Lembaga Bina Masyarakat Sulawesi
Alamat Lembaga Jl. Kumala II Selatan Komp. Griya Kumala
Harapan Blok C No. 20 Kel. Jongaya Kec.
Tamalate Prov. Sulawesi Selatan
Tanggal
3 Berdiri 28 Desember 2011
Akte
4 Notaris/Perijinan No. 41, Notaris Nugriyanti R.H. Palinrungi,
SH,M,Kn
Rekening
5 Bank Bank Sulselbar Cab. Utama Makassar
No. Rekening 130-202-000013341-7
NPWP
6 Lembaga Bina Masyarakat Sulawesi
03.166.393.3-804.000
B. KEPENGURUSAN LEMBAGA
Pendidikan
Nama Jabatan
Terakhir
Ir. A. Muh. Idkhan Marzuki, MT Ketua Lembaga S2
A.
2 Rifqiawanto Marzuki Sekretaris SMA
Ir. Sarwaty, MPd Bendahara S2
Amiruddin, ST. MT Anggota S2
Anriyani Anggota SMA
iiiii
3 Sarana/Fasilitas Kursi Tamu 1 set
Pembelajaran dan Meja/kursi/lemari Sekretariat 1 set
Pelatihan, antara Meja/kursi/lemari Kantor 1 set
lain: Meja/kursi Ruang Belajar 3 set
Lemari/rak buku 2 bh
Komputer 1 unit
Printer 1 unit
Papan tulis 1 unit
Buku/modul/bahan belajar lain 200 exp
iiiii
F. KEMITRAAN
Daftar Instansi/Lembaga Organisasi sebagai mitra kerja
No. Nama Instansi/Lembaga/ Bentuk Tahun
Organisasi Kerjasama/Kemitraan Pelaksanaan
1 Fak. Psikhologi UNM Pelatihan 2012
2 Fak. Kesehatan Masyarakat Pelatihan 2012
Univ. Muslim Indonesia
3. Dinas Pendidikan Kab. Gowa Pelatihan 2012
4 Lembaga Pendidikan Masy. Pelatihan 2012
Keteknikan dan Lingkungan
hidup
iiiii
BAB III.
RENCANA PELAKSANAN PROGRAM DAN KEGIATAN
d. Identifikasi dan Seleksi seni budaya lokal yang akan dibelajarkan dilatihkan
Identifikasi jenis seni budaya lokal yang akan dipilih sebagai bidang atau jenis
program pembelajaran dan pelatihan yang akan dilakukan, dengan ketentuan:
merupakan seni budaya lokal yang masih terpelihara dan perlu dikembangkan. Salah
satu seni yang akan dikembangkan adalah seni tari dari daerah gowa yakni tari Bosara
dan Pakkarena yang melukiskan tara cara tradisional dalam menyambut tamu agung
pada pesta perkawinan dan juga memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan
sebagai lapangan kerja dalam mendukung pariwisata lokal.
iiiii
PELAKSANAAN:
a. Alat, Bahan dan Metode Pembelajaran Pelatihan
Bahan yang digunakan untuk pelatihan pengembangan seni budaya ini adalah unsur-
unsur tari, permainan dan nyanyian daerah dan prinsip-prinsip estetis. Unsur unsur
tari adalah bahan dasar terwujudnya gerak yang dapat disusun menjadi karya tari.
Nyanyian daerah merupakan bahan untuk membantu mewujudkan kesan arstistik
dan estetis tari sebagai karya seni pertunjukan. Adapun alat yang digunakan adalah
bosara (wadah),sepasang baju adat bugis,kipas,seperangkat alat musik gendang,
kecapi dan suling yg di mainkan secara langsung.sedangkan metode yang diterapkan
dalam kegiatan pelatihan ini adalah inquiry-based dance dan cooperatif learning.
Metode ini merupakan sebuah gaya mengajar dan proses belajar yg mendorong
siswa untuk berpartisipasi dan memecahkan masalah yaitu belajar kelompok yang
menuntut kerjasama diantara peserta pelatihan dalam bereksplorasi,
mengkomposisikan dan presentasi karya tari yang diajarkan.
iiiii
c. Sarana dan Prasarana Pembelajaran dan Pelatihan
- Kaset/CD Tari Bosara,Pakkarena
- ATK
- Modul Seni Budaya Sulawesi Selatan
- Meja dan Kursi
- Ruang 4x4m sebagai tempat yg digunakan dalam pembelajaran dan pelatihan.
Bulan Agustus 15.00-17-00 Lembaga BMS Menjelaskan Tari bosara secara Minggu 1
jelas dan benar meliputi :
1. Pengenalan Alat
2. Pengenalan tari bosara dan
Pakkarena
Bulan Agustus 15.00-17-00 Lembaga BMS Memperagakan dasar-dasar Minggu 2,3
gerak tari bosara secara teknik dan 4
tanpa iringan
Bulan September 15.00-17-00 Lembaga BMS Memperagakan ragam ragam Minggu 1
gerak tari bosara secara teknik sampai 3
tanpa iringan
Bulan September 15.00-17-00 Lembaga BMS Rangkaian ragam gerak tari Minggu 4
bosara dengan iringan
Bulan Oktober 15.00-17-00 Lembaga BMS Menerapkan tata rias dan Minggu 1
busana tari bosara dan 2
Bulan Oktober 15.00-17-00 Lembaga BMS Menyajikan Tari bosara secara Minggu 3
utuh melalui pagelaran sampai 4
f. Evaluasi
Praktek menyusun gerak tari sesuai memerlukan waktu yang cukup lama, mulai dari
mengharmonisasikan gerak dengan musik. Oleh karena intu evaluasi dilakukan tiga
kali dari dimulainya program kegiatan, menjelang pementasan dan setelah
pementasan hasil akhir kegiatan.
iiiii
B. RINCIAN RENCANA PENGGUNAAN DANA
No Kegiatan Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)
(2) (3) (4) (3 x 4)
1 Identifi kasi calon WB dan pelatih :
a. Pendataan calon WB 25 orang 50.000 1.250.000
b. Pemilihan Pelatih 1 orang 250.000 250.000
1.500.000
2 ATK WB dan Penyelenggaraan:
a. ATK Penyelenggara 10 set 100.000 1.000.000
b. ATK WB 25 set 60.000 1.500.000
2.500.000
3 Pengadaan peralatan seni budaya lokal:
a. Gendang 2 buah 1.000.000 2.000.000
b. Suling 2 buah 500.000 1.000.000
c. Kecapi 2 buah 1.500.000 3.000.000
d. Goong 2 buah 1.500.000 3.000.000
e. Pui-Pui 2 buah 400.000 800.000
f. Katto-katto 2 buah 500.000 1.000.000
g. Pakaian Adat dan perlengkapannya 14 set 300.000 4.200.000
15.000.000
4 Pembelajaran dan Pelatihan Keterampilan:
a. Pembukaan 1 pertemuan 1.000.000 1.000.000
b. Penyajian Teori 5 pertemuan 100.000 500.000
c. Latihan Praktek 17 pertemuan 500.000 8.500.000
10.000.000
5 Penyelenggaraan program:
a. Transport penyelenggara 5 orang 400.000 2.000.000
b. Monitoring 5 orang 300.000 1.500.000
c. Evaluasi 5 orang 250.000 1.250.000
d. Pelaporan 5 orang 250.000 1.250.000
6.000.000
6 Transport tutor/pelatih keterampilan:
a. Transport Tutor 2 orang 1.000.000 2.000.000
b. Transport Pelatih 4 orang 1.500.000 6.000.000
8.000.000
7 Dokumentasi dan sosialisasi:
a. Sosialisasi 1 kali 2.000.000 2.000.000
b. Pementasan . 1 kali 3.000.000 3.000.000
c. Dokumentasi 1 kali 500.000 500.000
5.500.000
8 Penilaian pembelajaran pelatihan
keterampilan:
a. Penggandaan soal 25 set 20.000 500.000
b. Pengolahan hasil tes 25 kali 20.000 500.000
c. Penulisan STTB 25 lembar 20.000 500.000
1.500.000
Jumlah 50.000.000
Terbilang: Lima Puluh Juta Rupiah
iiiii
BAB IV
PENUTUP
Kearifan budaya yang dimiliki Indonesia menjadi aset penting pengembangan pariwisata
dan ekonomi kreatif suatu daerah. Ketika kearifan lokal terjaga, kesejahteraan
masyarakat diharapkan dapat meningkat.
Pariwisata suatu daerah tidak hanya akan dikenang lantaran alam yang indah atau
bangunan yang memiliki nilai historis, melainkan juga keramahan masyarakat setempat
serta bagaimana mereka menyatu bagaimana dan menjaga alam dan budayanya.
Berbeda dengan negara lain, budaya masyarakat daerah hidup dan berkelanjutan sejak
ratusan tahun lalu. Tak perlu ke museum atau membaca buku sejarah untuk
mempelajarinya karena tradisi tersebut masih berlanjut sampai sekarang.
Kekayaan dalam bentuk kearifan tradisi seni dan budaya perlu dijaga agar tidak punah
ataupun secara bertahap hilang. Untuk itu menghidupkan warisan budaya dan kearifan
lokal dalam program keaksaraan seni budaya lokal merupakan sarana yang tepat untuk
mendorong masyarakat kembali menghidupkan dan memberi kesempatan
memperlihatkan seni dan budaya di daerah masing-masing dalam berbagai kegiatan
kenduri atau pertemuan.
Semoga aparat pemerintah dan instansi terkait dapat mendukung jalannya proses
pelaksanaan program tersebut nantinya, agar memperoleh hasil yang optimal dalam
upaya peningkatan kuantitas, kualitas dan kebermaknaan penyelenggaraan program
pendidikan masyarakat ke depan. Semoga proposal ini dapat menjadi satu petunjuk bagi
tim untuk dapat mengabulkan proposal kami
Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih
iiiii
Lampiran Proposal, antara lain:
1. Surat pernyataan lembaga/organisasi penerima dana (sesuai dengan format).
2. Salinan/fotokopi izin operasional pendirian lembaga/ organisasi.
3. Salinan/fotokopi nomor rekening atas nama lembaga/ organisasi.
4. Salinan/fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama lembaga/organisasi
5. Struktur organisasi kepengurusan lembaga/or
iiiii
5
iiiii