Pengolahan Limbah PDF
Pengolahan Limbah PDF
TINJAUAN PUSTAKA
nilai ekonomis dan non ekonomis. Limbah yang mempunyai nilai ekonomis yaitu limbah
dengan proses lanjut akan memberikan nilai tambah. Misalnya molasse (tetes) yang
merupakan limbah pabrik gula, molasse dapat menjadi bahan baku untuk pabrik alkohol.
Ampas tebu dapat dijadikan bahan baku untuk pabrk kertas, sebab ampas tebu melalui
proses sulfinisasi dapat menghasilkan bubur pulp. Banyak lagi limbah pabrik tertentu
yang dapat diolah untuk menghasilkan produk baru dan menciptakan nilai tambah..
Limbah non ekonomis adalah limbah yang diolah dalam proses bentuk apapun
Limbah jenis ini yang sering menjadi persoalan pencemaran dan merusakkan lingkungan
(Sugiharto, 1987).
tidak potensial menciptakan pencemaran. Suatu perkiraan harus dibuat lebih dahulu
pengolahan, banyaknya buangan dan jenisnya, kegunaan bahan beracun dan berbahaya
limbah tersebut baik dalam jumlah besar maupun sedikit, dalam jangka waktu panjang
pengolahan agar limbah yang dihasilkan tidak sampai mengganggu struktur lingkungan.
Ada beberapa jenis limbah yang perlu diolah dahulu, sebab mengandung polutan yang
Pengolahan limbah berkaitan dengan sistem pabrik. Ada pabrik yang telah
menggunakan peralatan dengan kadar buangan rendah sehingga buangan yang dihasilkan
tidak lagi perlu mengalami pengolahan. Pengolahan limbah sering kali harus
menggunakan kombinasi dari berbagai metode, terutama limbah erat yang banyak
tenaga ahli dan kualitas lingkungan. Untuk beberapa jenis pencemar telah ditetapkan
metode pengolahannya.
bagian, yaitu proses fisika, kimia dan biologi. Proses ini tidak berjalan secara sendiri-
sendiri tapi terkadang harus dilakukan secara kombinasi antara satu dengan lainnya.
pendahuluan dalam rangka proses pengolahan lanjut. Bila hasil proses tidak memuaskan
maka proses kimia akan menyempurnakan efisiensinya. Boleh jadi proses fisika tidak
1. Pendinginan
Air limbah yang keluar dari pabrik umumnya panas (30 - 50C) dan diperlukan
Kolam ini digunakan untuk mengaktifkan bakteri pada awal pengoperasian. Bakteri
3. Kolam pengendapan
Limbah molasse dialirkan kekolam ini untuk diendapkan lumpur yang kasar. Kolam
ini dibersihkan 1 kali seminggu atau endapannya dibuang 1 kali seminggu. Endapan
4. Kolam ekualisasi
5. Kolam oksidasi
Limbah dari kolam ekualisi mengalir ke kolam oksidasi. Dengan waktu yang
bersamaan dialirkan lumpur aktif dari kolam pembiakkan. pH dijaga tetap minimal 7.
Kolam ini trdapat ditengahtengah kolam oksidasi. Kolam ini berfungsi menyaring
lumpur halus.
memisahkan cairan dari lumpur yang berasal dari kolam klarifier / oksidasi (Ginting,
1992).
Limbah cair yang dihasilkan dari proses produksi mengandung berbagai jenis
senyawa organik dan anorganik dan berdasarkan sifat-sifat fisika dan kimia maka
a. Total solid.
Seluruh bahan padatan yang ada di limbah cair dan merupakan residu dari limbah
cair yang merupakan bahan padat dari tersuspensi atau terlarut yang diperoleh bila limbah
cair diuapkan pada suhu 103 105C selama 3 jam. Partikel-partikel dari limbah yang
hidropilik. Partikel-partikel ini akan saling berinteraksi dengan air dan pada umumnya
b. Bau.
Bau disebabkan oleh produksi gas karena pecahnya bahan-bahan organik menjadi
lebih sederhana dari limbah cair. Bau dapat dijadikan parameter bahwa telah terjadi
proses kimia atau biologi baik karena proses pengolahan limbah maupun secara alamiah
di dalam limbah cair yang menghasilkan gas H 2 S, NH 3 . Timbulnya bau, juga dapat
c. Suhu.
Suhu limbah cair pada umumnya lebih tinggi dari suhu air minum. Tingginya
suhu air limbah cair karena penambahan air panas dari aktifitas industri dan merupakan
mikroorganisme dan mahluk-mahluk air lainnya yang mempunyai habitat di dalam air.
Perubahan laju reaksi biokimia diikuti dengan bertambahnya suhu dan menyebabkan
d. Warna.
Warna limbah cair umumnya berbeda dengan air dan biasanya berwarna gelap.
Warna yang terjadi akibat reaksi kimia antara senyawa-senyawa organik dan atau
anorganik dan reaksi yang berupa reaksi oksidasi, sebstansi, adisi dan reaksi reduksi
akan berkurang menjadi nol dan warna berubah menjadi hitam. Warna gelap disebabkan
oleh proses oksidasi terhadap tokoferol. Pigmen coklat biasanya hanya terdapat pada
minyak atau lemak yang berasal dari bahan yang telah busuk atau memar. Hal ini dapat
pula terjadi karena reaksi molekul protein yang disebabkan oleh karena aktifitas enzim-
e. Kelarutan.
Sifat-sifat kimia dari limbah cair dilatarbelakangi atas gugus fungsional yang ada,
rumus bangun dan rumus molekul dan golongan dari senyawa kimia tersebut. Bahan
organik yang ada biasanya berupa karbon, hidrogen, oksigen bersama-sama nitrogen dan
beberapa unsur lainnya antara lain sulfur, fosfor dan besi. Kadang-kadang ditemukan
a. Protein.
Protein merupakan polimer yang panjang dari asam-asam amino yang bergabung
melalui ikatan peptida, yaitu ikatan antara gugus karbosil atau asam amino dengan gugus
karena protein merupakan kombinasi dari mata rantai sejumlah besar asam amino
sehingga berat molekul dari protein sangat tinggi antara lain 20.00020 juta.
b. Karbohidrat.
Karbohidrat terdapat dalam bentuk gula, amilum, selulosa dan wood fiber didalam
sel tumbuh-tumbuhan. Unsur karbohidrat terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen.
Lemak dan minyak merupakan ester dari alkohol dan gliseri dengan asam lemak
tinggi, sebagian besar larut dalam minyak dan hanya sedikit larut dalam air. Lemak dan
minyak terdiri dari unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen dalam perbandingan yang
tertentu dan bervariasi. Lemak dan minyak di dalam limbah cair akan menyebabkan
masalah utama di dalam pipa pembuangan dan dalam pengolahan limbah cair, sebab
lipida sukar didegrasi. Jika lipida yang ada tersebut tidak dipisahkan, maka lipida akan
membentuk busa dan lapisan film sehingga oksigen dan sinar matahari tidak dapat
Bahan sisa dari industri gula banyak dijumpai disamping hasil utamanya. Dari
berbagai macam bahan sisa yang dihasilkan industri gula, molasse merupakan bahan
dasar yang berharga sekali untuk industri fermentasi (Chichester dkk, 1969). Tetes atau
molasse berasal dari bahasa Rumania yaitu merupakan hasil akhir yang diperoleh dari
dihasilkan tergantung dari keadaan tebu dan proses pembuatan gula yang dilakukan
(Olbrich, 1963).
pH 6-9
Sumber : KEP-51/MENLH/10/1995
Sukrosa 30 40 35
Glukosa 4 19 7
Fruktosa 5 12 9
Gula reduksi 15 3
Karbohidrat lain 25 4
Abu 7 15 12
Molasse sebagai hasil samping pembuatan gula masih mengandung gula sekitar
5060% yang tidak dapat dikristalkan lagi dengan cara konvemsional (Kirk dan Othmer,
1967). Selain kandungan gulanya relatif tinggi, dalam molasse juga terkandung mineral-
mineral dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh. Di Indonesia molasse telah diolah
Menurut Paturau (1989), molasse yang dihasilkan dari pengolahan gula dapat
mencapai 2,7% dari total tebu yang digiling dan dikatakannya pula sebagai bahan baku
produk fermentasi. Molasse dapat diolah menjadi etanol, MSG , dan sebagainya. Untuk
disebabkan karena molasse bersifat kental. Kadar gula dan pH-nya masih terlalu tinggi
serta nutrisi yang dibutuhkan khamir belum mencukupi dalam molasse ini. Dalam
pembuatan etanol tersebut, mula-mula molasse diencerkan dengan air hingga konsentrasi
gulanya menjadi 14 18%. Jika konsentrasi gula terlalu tinggi maka waktu
fermentasinya lebih lama dan sebagian gula tidak terkonvensi. Proses fermentasi menjadi
Warna kecoklatan yang dimiliki oleh molasse berasal dari pigmen tanaman dan
senyawa-senyawa finolia, karamel yang terbentuk karena adanya pemecahan gula secara
termis, terbentuknya senyawa hasil pemecahan gula reduksi dalam suasana alkali dan
Baik gula tebu maupun bit mengandung sukrosa kira-kira 15%. Gula diekstraksi
dengan menghancurkan tebu dan menyemprotnya dengan air sehingga sukrosa terdifusi
ke dalam air. Kotoran dalam larutan dihilangkan dengan pemberian kapur dan
Selanjutnya larutan gula diperlakukan dengan air kapur dan karbondioksida untuk
sukrosa. Pada tingkatan ini, diperoleh campuran yang terdiri dari kristal-kristal gula yang
Fermentasi alkohol sudah dikenal sejak zaman dahulu tapi baru dalam abad XIX
XX dapat diketahui reaksi kimia maupun biokimianya. Pada tahun 1789 Lavoiser
menetapkan bahwa dalam proses fermentasi, gula akan dipecah menjadi alkohol dan
karbondioksida. Pada tahun 1813, Gaay Lussac menetapkan reaksinya sebagai berikut :
C 6 H 12 O 6 2C 2 H 5 OH + 2 CO 2
tersebut, maka pada saat ini fermentasi banyak digunakan dalam berbagai jenis industri,
Fermentasi timbul sebagai hasil metabolisme tipe anaerobik. Untuk hidup semua
pangan dimana organisme berada di dalamnya. Bahan baku yang paling banyak
Khamir adalah pengubahan aldehid menjadi alkohol yang paling efisien, banyak
spesies-spesies bakteri, khamir dan jamur yang mampu menghasilkan alkohol (Desrosier,
1988). Khamir yang berperan dalam proses fermentasi ini dapat tumbuh dalam dua
suasana yaitu aerob dan anaerob. Alkohol yang terbentuk semasa proses berjalan sangat
sedikit sekali, sedangkan dalam keadaan anaerob khamir sanggup mengubah gula
menjadi alkohol akan lebih cepat dibanding perubahannya menjadi biomasaa (Ayres
dkk, 1980). Pengubahan gula menjadi alkohol (Etanol) dapat berlangsung dalam
beberapa tahap yang masing-masing tahapnya dikatalisir oleh semacam enzim. Banyak
sekali enzim yang turut aktif di dalam proses ini, dan barangkali fermentase tanpa adanya
suatu proses perubahan kimia pada media organik dengan perantara enzim yang
dikeluarkan oleh mikroorganisme dalam keadaan aerob maupun anaerob (Syamsul dkk,
1977). Fermentasi dapat dikatakan merupakan peristiwa pemecahan gula dalam keadaan
anaerob maupun aerob oleh mikroba, dimana akan terjadi pemecahan molekul yang
c. Stabilitas genetik.
Winarno, dkk (1981) menyatakan bahwa pada umumnya gula menjadi asam
piruvat dapat melalui cara yaitu sistem heksosa difosfat (HDP) dan heksosa monofosfat
Desroiser, (1988) menyatakan bahwa bahwa untuk mikroba yang digunakan dalam
fermentasi yang terpenting adalah kemampuan menghasilkan enzim dalam jumlah yang
besar, dan yeast merupakan salah satu sel tunggal yang mempunyai kapasitas
pertumbuhan, reproduksi, assimilasi, dan memperbaiki isi dalam sel, yang mana bagi
diantisipasi bahwa sel tunggal seperti yeast merupakan wujud kehidupan yang lengkap
Khamir adalah fungi mikroskopik, namun seperti tipe fungsi lain, khamir terdapat
sebagai sel bebas yang sederhana. Biasanya sel-sel ini berbentuk bundar atau lonjong
namun mungkin berbentuk lain. Sel khamir berbeda dengan bakteri dalam hal bahwa
khamir adalah sel euikariota, biasanya lebih besar dari rata-rata bakteri dan berkembang
biak dengan cara mekanisme yang berbeda. Jadi khamir adalah sel yang lebih sederhana
dari pada jamur, tetapi struktur selnya tampak lebih kompleks daripada struktur bakteri.
umumnya. Kebanyakan khamir tumbuh paling baik pada kondisi dengan persediaan air
cukup. Tetapi karena khamir dapat tumbuh pada medium dengan konsentrasi solut (gula
atau garam) lebih tinggi dari pada bakteri, dapat disimpulkan bahwa khamir
sama dengan kapang, yaitu dengan suhu optimum 25 30C dengan suhu maksimum 35
47C. Beberapa khamir dapat tumbuh dengan suhu 0C atau kurang. Kebanyakan
khamir lebih menyukai tumbuh pada keadaan asam, yaitu pH 4 4,5 dan tidak dapat
tumbuh dengan baik pada medium alkali, kecuali telah teradaptasi. Khamir tumbuh baik
pada kondisi aerobik, tetapi yang bersifat fermentatif dapat tumbuh secra anaerobik
meskipun lambat.
Penggunaan khamir dalam industri terutama adalah dalam produksi alkohol dari
sumber karbohidrat, misalnya pati dan molasse. Prinsip fermentasi ini digunakan dalam
produksi alkohol, anggur, brem dan minuman keras. Selain untuk memproduksi alkohol,
khamir juga digunakan dalam industri lainnya seperti dalam pembuatan roti untuk
memproduksi gas dioksida secara cepat sehingga membuat lubang-lubang pada roti dan
tradisional seperti tape dan brem (Fardiaz, 1992). Penggunaan khamir dalam industri
Kata ragi dipakai untuk menyebut adonan atau ramuan yang digunakan dalam
pembuatan berbagai makanan dan minuman seperti tempe, oncom, roti, anggur, bir, brem
dan lain-lain. Ragi (khamir) untuk membuat roti terutama terdiri dari Saccaharomyces
Perkembangbiakan khamir ini ada yang seperti bakteri (dari satu sel menjadi dua sel,
begitu selanjutnya), tetapi ada pula yang membentuk kuncup dimana tiap kuncup baru
hingga akhirnya membentuk semacam mata rantai. Nilai pH maksimum dan minimum
untuk pertumbuhan mikroorganisme ragi adalah 1,5 2,0 dan 11,0. (Suriawiria, 1986).
Sel khamir dari ragi roti mempunyai sifat-sifat fisiologi tahan disimpan lama dan
tumbuh sangat cepat. Dalam adonan roti, ragi roti akan menghasilkan gas yang
tekstur yang lepas. Bahan perantara yang dipakai dalam industri khamir adalah molasse
(tetes) dari gula bit (ditambah vitamin, biotin) atau tetes dari gula tebu, diencerkan
ditambahkan, juga magnesium sulfat untuk menyuplai zat-zat gizi lainnya yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan khamir, pH harus diatur 4,5 dan media diinokulasi
dengan benih khamir yang diperoleh dari kultur murni. Volume inokulum sekitar 5% dari
banyak sel-sel tunas atau disebut blastopora dan mungkin khlamidospora. Candida
tropicalis bersifat fermentatif lemah/ negatif, dimana Candida tropicalis ini dapat
Limbah Molasse
(Kadar Gula)
1. Limbah molasse adalah limbah yang dihasilkan dari sisa akhir pengolahan gula.
2. Jenis khamir adalah khamir yang digunakan didalam proses fermentasi molasse
3. Waktu fermentasi adalah waktu yang diperlukan dalam proses fermentasi dari limbah
molasse menjadi alkohol, pada waktu 36 jam, 30 jam, 24 jam, dan 18 jam.
4. Uji kuantitatif adalah kadar alkohol yang dihasilkan dengan menggunakan metode
5. Kadar alkohol adalah angka yang secara otomatis ditunjukkan oleh alkohol meter
yang merupakan jumlah alkohol yang terdapat di dalam limbah molasse yang ada
dalam sampel.