Pemeriksaan Ginekologi
Pemeriksaan Ginekologi
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
PENYUSUN :
DEVAND ADYLLON
030.12.070
PEMBIMBING :
dr. Aninditha Triana Sp.OG
I
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh:
Devand Adyllon
030.12.070
Telah diterima dan disetujui oleh dr. Aninditha Triana, Sp. OG selaku dokter
pembimbing Departemen Obgyn RSAL Dr. Mintohardjo
..................................
dr. Aninditha Triana, Sp. OG
II
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala
kasih dan karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan kepada
penulis sehingga referat ini dapat diselesaikan. referat ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat mengikuti dan meyelesaikan Kepaniteraan Klinik
Departemen Obgyn pada RSAL dr.Mintohardjo.
Penulis menyadari keberhasilan penyusunan referat ini adalah berkat
bantuan dari semua pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang membantu dalam penyelesaian referat ini, terutama kepada:
1. dr. Aninditha Triana, Sp. OG selaku dokter pembimbing atas segala ilmu,
bimbingan dan bantuannya selama penulis menjalani kepaniteraan bagian
obgyn di RSAL dr.Mintohardjo.
2. Para staf dan karyawan di dalam maupun di luar lingkungan RSAL dr.
Mintohardjo yang telah membantu dan memberi pengarahan selama
berlangsungnya kegiatan kepaniteraan.
3. Orang Tua dan keluarga penulis atas segala bentuk doa dan dukungannya.
4. Teman-teman kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
atas bantuan dan kebersamaannya.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penyusunan referat ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima
saran dan kritik. Harapan penulis semoga referat ini dapat memberikan manfaat
bagi pembaca khususnya dan menambah ilmu pengetahuan pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
III
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... II
KATA PENGANTAR ................................................................................ III
DAFTAR ISI ............................................................................................... IV
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1
BAB II. PEMBAHASAN
2.1. ANATOMI ............................................................................... 2
2.2. PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
2.2.1. DEFINISI ......................................................................7
2.2.2. TUJUAN .................................. .................................... 7
2.2.3. TAHAPAN PEMERIKSAAN .................................... 7
2.2.3.1. PERSIAPAN .................................................... 7
2.2.3.2. PEMERIKSAAN PAYUDARA ...................... 8
2.2.3.3. PEMERIKSAAN ABDOMEN ........................ 11
2.2.3.4. PEMERIKSAAN LIPAT PAHA ...................... 12
2.2.3.5. PEMERIKSAAN GENITALIA EKSTERNA ..12
2.2.3.6. PEMERIKSAAN DALAM ...............................13
BAB III. KESIMPULAN ............................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 17
IV
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. ANATOMI
Anatomi alat reproduksi wanita terbagi menjadi dua, organ genitalia eksterna
dan interna. Organ genitalia eksterna terbagi menjadi vulva, mons pubis, labia
mayor, labia minor, klitoris, vestibulum, introitus vagina dan perineum.
Sedangkan organ genitalia interna dibagi menjadi vagina, uterus, tuba fallopi dan
ovarium.(2)
Vulva merupakan bagian dari organ genitalia eksterna yang meliputi seluruh
struktur eksternal yang dapat dilihat mulai dari pubis sampai perineum. Pada regio
pubis terdapat mons pubis yang merupakan bagian menonjol diatas simfisis dan
setelah pubertas ditutupi rambut kemaluan. Dibawah monspubis terdapat dua bibir
besar yang terdiri atas bagian kanan dan kiri, berbentuk lonjong dan mengeci
dibawah yang disebut labia mayora. Labia mayora berisi jaringan lemak, bagian
belakangnya bertemu dan membentuk komisura posterior. Labia mayora identik
dengan skrotum pada laki-laki. Pada bagian bawah kilit labia mayora terdapat
banyak pleksus vena sehingga bila cedera menimbulkan hematoma dan pada usia
lanjut labia mayora mengeriput. Ketika labia mayora di buka terdapat bibir kecil
yang merupakan lapisan tipis dari kulit bagian dalam labia mayora yang disebut
labia minora. Bibir kecil ini pada bagian depan bertemu diatas klitris membentuk
preputium klitoridis, dan bagian belakangnya juga bertemu membentuk fossa
navikulare. Pada bagian depanlabia minora terdapat organ klitoris sebesar kacang
dan tertutup oleh preputium klitoridis. Klitoris berisi jaringan yang dapat
mengembang dan penuh dengan serabut saraf sehingga sangat sensitif.(2)
2
Gambar 1. Genitalia Eksterna
Bagian dalam labia minora terdapat vestibulum, organ ini berbentuk lonjong,
bagian depan dibatasi oleh klitoris, bagian kanan dan kiri oleh labium minora, dan
bagian belakang dibatasi oleh perineum. 1-1,5 cm dibawah klitoris terdapat
orificium uretra eksternum (OUE) membentuk bujur dan tidak jarang sulit
ditemukan karena tertutup lipatan selaput vagina. Tidak jauh dari OUE dikiri dan
kanan bawahnya terdapat ostia skene, saluran skene identik dengan prostat pada
laki-laki. Bagian bawah kiei dan kanan dekat fossa navikulare terdapat glandula
bartholini yang berdiameter 1cm dan bermuara di vestibulum. pada bagian
bawah vestibulum terdapat lubang yang merupakan introitus vagina, yang
memiliki bentuk dan ukuran berbeda-beda, pada seorang virgin introitus vagina
selalu dilindungi oleh labia minor dan ditutupi oleh hymen (selaput darah). bagian
paling bawah organ genitalia eksterna ang terletak di antara vulva dan anus adalah
perineum, perineum didukung oleh diafragma pelvis dan diafragma urogenitalis.
Organ ini mendapat perdarahan dair arteri pudenda interna dan di persarafi oleh
nervus pudendus.(2)
Gambar 2.
Potongan Sagital
Genitalia Interna
3
Vagina merupakan penghubung antara introitus vagina dengan uterus,
arahnya sejajar dengan arah dari pinggir atas simfisis ke promontorium, arah ini
penting saat melakukan vaginal toucher untuk pemeriksaan ginekologi. Pada
bagian dinding dalam vagina terdapat rugae (berlipat-lipat) yang berfungsi
melebar saat terjadi persalinan normal. Dibawah epitel vagina terdapat jaringan
ikat yang kaya akan pembuluh darah, pada kehamilan terjadi hipervaskularisasi
pada jaringan tersebut. Bagian depan vagina berhubungan dengan uretra dan
kandung kemih yang dipisahkan olehh septum vesikovaginalis. Sedangkan bagian
belakangnya terdapat rektum dan dipisahkan oleh septum rektovaginalis,
sepertempat bagian atas dinding vagina belakang terpisah dari rectum oleh
kantong rectouterina yang disebut cavum douglasi. Bagian puncak vagina dibatasi
oleh cerviks, terbentuk forniks anterior, posterior, dan lateralis kanan dan kiri.
Forniks memiliki arti klinis karena organ internal pelvic dapat teraba saat palpasi
melalui dinding forniks yang tipis. Vagina mendapat perdarahan dari a. uterina, a.
vesicalis inferior, a. hemoroidalis mediana dan a. pudendus interna.(2)
Uterus berbentuk seperti buah avokad atau pir yang sedikit gepeng kearah
depan belakang. Ukuran uterus sebesar telur ayam yang mempunyai rongga,
dindingnya terdiri atas otot polos, dengan ukuran panjang uterus 7-7,5 cm,
lebarnya sekitar 5,25 cm, tebal uterus sekitar 2,5 cm dan tebal dinding uterus
sekitar 1,25 cm. Uterus terdiri atas fundus uteri, korpus dan serviks. fundus uteri
adalah bagian uterus proksimal, disini termpat tuba fallopii masuk keuterus.
Korpus uteri merupakan bagian uteri yang terbesar bagian ini memiliki fungsi
utama untuk perkambangan janin selama masa kehamilan. Serviks uteri terdiri
atas pars vaginalis servisisuteri yang dinamakan portio, dan pars supravaginalis
servisis uteri yaitu bagian serviks yang berada diatas vagina. Secara histologik
dari dalam keluar uterus terdiri atas endometrium, otot polos dan lapisan serosa
yakni peritoneum viserale. Endometrium melapisi seluruh cavum uteri dan
memiliki arti penting dalam siklus haid perempuan dalam masa reproduksi.
Uterus sebenarnya terapung dalam rongga pelvis, namun terfiksasi oleh jaringan
ikat dan ligamentum yang menyokongnya, beberapa ligamentum itu antara lain,
(i) ligamentum mackenrodt / kardinal kiri dan kanan yang terpenting mencegah
4
uterus tidak turun, (ii) ligamentum sakro-uterina kiri dan kanan, merupakan
ligamentum yang menahan uterus agar tidak bergerak, (iii) ligamentum rotumdum
kiri dan kanan, merupakan ligamentum yang menahan uterus dalam antefleksi,
(iv) ligamentum latum kiri dan kanan, meliputi tuba, dalam menfiksasi uterus
ligamentum ini tidak banyak memiliki pernanan, (v) ligamentuk infundubulo-
pelvikum, ligamentum yang menahan tuba fallopii.(2)
Uterus diperdarahi oleh arteri uterina kiri dan kanan yang berasal dari arteri
iliaca interna. Selain itu uterus juga diperdarahi oleh arteri ovarika kiri dan kanan.
(2)
5
Gambar 4. Perdarahan Uterus
Tuba fallopi terdiri atas (i) pars interstisialis yang merupakan bagian yang
terdapat didinding uterys, (ii) pars ismika, merupakan bagian medial yang sempit,
(iii) pars ampullaris, bagian yang sedikit lebar dan termpat terjadinya konsepsi,
dan (iv) pars infundibulum, merupakan bagian ujung tuba yang terbuka dan
memiliki fimbrae. Fimbrae berfungsi untuk menangkap telur yang nantinya akan
disalurkan ke tuba. Bagian dala tuba terdapat silia yang berfungsi menyalurkan
6
telur / hasil konsepsi ke cavum uteri, sedangkan bagian luarnya diliputi
peritoneum viserale yang merupakan bagian ligamentum latum.(2)
Wanita umumnya memiliki 2 ovarium, ukuran ovarium tersebut 4 x 1,5 cm.
Bagian atas ovarium berhubungan dengan mesovarium yang merupakan tempat
banyak pembuluh darah dan serabut saraf sedangkan bagian bawah ovarium
bebas. Ovarium menggantung pada uterus melalui ligamentum ovariiproprium.
Pada wanita terdapat sekitar 100.000 folikel primer dan dikeluarkan 1 folikel
setiap bulannya.(2)
2.2.2. TUJUAN
Tujuan dilakukannya pemeriksaan ginekologi antara lain, (i) untuk
memeriksan payudara apakah terdapat perbedaan bentuk, ukuran atau yang
lainnya, (ii) untuk memeriksan perut bagian bawah dan genitalia eksterna
apakah terdapat kelainan, (iii) untuk memeriksa kelenjar bartholini, skene
apakah terdapat kelainan, (iv) untuk memeriksa vagina dan serviks apakah
terdapat infeksi, robekan, ataupun kelainan yang lain, (v) dan untuk
memeriksa organ dalam (rahim, tuba fallopi, dan ovarium) apakah terdapat
infeksi atau kelainan.(1)
2.2.3. TAHAPAN PEMERIKSAAN
2.2.3.1. PERSIAPAN
Pemeriksan dilakukan di ruang pemeriksaan, tindakan harus
bersih, dan dengan pencahayaan yang baik dan mempunyai sumber
7
air bersih. Jika akan dilakukan pemeriksaan dalam, sebelumnya
menjelaskan dan meminta izin kepada pasien mengenai pemeriksaan
yang akan dilakukan (informed consent) kemudan meminta pasien
untuk melepas pakaiannya, dan pastikan apakah sudah buang air
kecil (BAK) dan mencuci bagian abdomen dan genitalianya sampa
benar-benar bersih menggunakan sabun dan ai bila kebersihannya
kurang. Pasien diminta untuk melepaskan pakaiannya sesuai
pemeriksaan, misalkan untuk memeriksa payudara, untuk
pemmeriksaan dalam, kemudian bantu pasien untuk naik ke meja
pemeriksaan dan pastukan dia merasa nyaman. Jika perlu, minta
pasien untuk menarik nafas dalam-dalam agar dapat merasa santai.
operator kemudian mencuci tangan dengan menggunakan air dan
sabun kemudian keringkan dengan kain bersih dan kering atau
dinginkan sebelum memulai pemeriksaan.(1)
8
Gambar
5. Inspeksi
Payudara
9
payudara menyebar sehingga dapat membantu pemeriksana
payudara. Letakan lengan kiri ibu keatas kepala, perhatikan untuk
melihat apakah tampak sama dengan payudara sebelahnya dan
apakah terdapat lipatan atau lekukan. Dengan menggunakan
permukaan tiga jari tengah lakukan palpasi payudara dengan
menggunakan teknik spiral, mulai dari sisi luar payudara, tekan
jaringan ikat payudara dengan kuat pada tulang rusuk setelah selesai
setiap satu putaran dan secara bertahap pindahkan jari operator
menuju areola. Lanjutkan sampai semua bagian selesai diperiksa,
perhatikan apakah terdapat benjolan atau nyeri. Dengan membasahi
ujung jari dengan cairan sabun atau betadin dapat membantu
mengidentifikasi gumpalan atau benjolan pada ketiak.(1)
Gambar 7. Palpasi
Payudara
Dengan menggunakan
ibu jari dan telunjuk tekan puting payudara degan lembut. Lihat
apakah terdapat keluar carian (bening, keruh atau darah), lalu catat
dalam status pasien. Ulangi langkah di atas pada payudarah satunya.
Bila terdapat keraguan dari hasil pemeriksaan tersebut, ulangi
langkah tersebut dengan posisi pasien duduk dengan kedua tangan di
samping.(1)
Setelah melakukan pemeriksaan payudara dan puting mamae,
lakukan pemeriksaan palpasi pangkal payudara guna memeriksa
pembesaran kelenjar getah bening sekitar. Operator meminta pasien
duduk dan meletakan lengan sisi yang akan di periksa setinggi bahu,
10
bila perlu lengan diletakan pada bahu pemeriksa, lalu lakukan
penekanan sisi luar dari otot pektoral sambil bertahap menggerakan
jari-jari kepangkal ketiak untuk memeriksa pembesaran kelemjar
getah bening. Lakukan langkah diatas pada payudara sebelahnya.
Setelah selesai pemeriksaan , minta pasien untuk memakai
pakaiannya kembali.(1)
11
diatas sambil melakukan palpasi dengan tangan yang berada
dibawahnya.(1)
12
2.2.3.6. PEMERIKSAAN DALAM
Ambil spekulum dengan tangan kanan, masukkan ujung
telunjuk kiri pada introitus (agar terbuka), masukkan ujung
spekulum dengan arah sejajar introitus (yakinkan bahwa tidak ada
bagian yang terjepit) lalu dorong bilah ke dalam lumen vagina.
Setelah masuk setengah panjang bilah, putar spekulum 90 hingga
tangkainya ke arah bawah. Atur bilah atas dan bawah dengan
membuka kunci pengatur bilah atas bawah (hingga masing-masing
bila menyentuh dinding atas dan bawah vagina). Tekan pengungkit
bilah sehingga lumen vagina dan serviks tampak jelas
(perhatikan ukuran dan warna porsio, dinding dan sekret vagina atau
forniks). Setelah pemeriksaan selesai, lepaskan pengungkit dan
pengatur jarak bilah, kemudian putar tangakai speculum 90 0 keatas
dan keluarkan spekulum.kemudian spekulum diletakan pada tempat
yang telah disediakan.(3)
13
Gambar 8. Inspekulo
14
dengan mencoba untuk mempertemukan kedua ujung jari tangan
luar dan dalam).(3)
15
Gambar 10. Pemeriksaan Bimanual Menilai Adneksa
16
Masukkan tangan ke dalam lauratan klorin 0,5%, bersihkan dari
sekret/cairan tubuh, kemudian lepaskan sarung tangan secara
terbalik dan rendam dalam larutan tersebut selama 10 menit, cuci
tangan dengan sabun dan air mengalir, dan keringkan dengan handuk
yang bersih.(3)
BAB III
KESIMPULAN
17
DAFTAR PUSTAKA
18