Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH PRAKTIKUM

STUDI KASUS FARMASI RUMAH SAKIT DAN KLINIK


PERBERKALAN FARMASI

DOSEN PENGAMPU : Samuel Budi Harsono, M.Si., Apt.

Oleh :
ANGKATAN 34 / KELOMPOK A4.2

HANIFATI EKA SEPTIANI / 1720343757


HARDIANTI SABARUDDIN / 1720343758

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Obat yang Perlu Diwaspadai (High-Alert Medications)


A. Pengertian
Obat yang Perlu Diwaspadai (High-Alert Medications) adalah sejumlah obat-
obatan yang memiliki risiko tinggi menyebabkan bahaya yang besar pada pasien jika
tidak digunakan secara tepat (ISMP - Institute for Safe Medication Practices).
Obat yang Perlu Diwaspadai (High-Alert Medications) merupakan obat yang
persentasinya tinggi dalam menyebabkan terjadinya kesalahan atau kejadian sentinel
(sentinel event), obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan
(adverse outcome) termasuk obat-obat yang tampak mirip (nama Obat, lupa dan
ucapan mirip, norum atau Look-Alike Sound-Alike, LASA, termasuk pula elektrolit
konsentrasi tinggi. Jadi, obat yang perlu diwaspadai merupakan obat yang
memerlukan kewaspadaan tinggi, terdaftar dalam kategori obat berisiko tinggi, dapat
menyebabkan cedera serius pada pasien jika terjadi kesalahan dalam penggunaan.

B. Tujuan
1. Memberikan pedoman dalam manajemen dan pemberian obat yang perlu diwaspadai
(high-alert medications) sesuai standar pelayanan farmasi dan keselamatan pasien
rumah sakit.
2. Meningkatkan keselamatan pasien rumah sakit.
3. Mencegah terjadinya sentinel event atau adverse outcome.
4. Mencegah terjadinya kesalahan / error dalam pelayanan obat yang perlu diwaspadai
kepada pasien.
5. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.

C. Daftar Obat Yang Perlu Di Waspadai


1. Obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan
Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound Alike/LASA)
2. Elektrolit konsentrasi tinggi
3. Obat-Obat sitostatika
D. Prinsip
1. Kurangi atau eliminasi kemungkinan terjadinya kesalahan dengan cara:
a. Mengurangi jumlah high alert medications yang disimpan di suatu unit.
b. Mengurangi konsentrasi dan volume obat yang tersedia.
c. Hindarkan penggunaan high alert medications sebisa mungkin.
2. Lakukan pengecekan ganda
3. Minimalisasi konsekuensi kesalahan
a. Misalnya: kesalahan fatal terjadi di mana injeksi vial 50 ml berisi lidokain 2%
tertukar dengan manitol (kemasan dan cairan obat serupa). Solusinya: sediakan
lidokain 2% dalam vial 10 ml, sehingga kalaupun terjadi salah pemberian, jumlah
lidokain yang diinjeksikan kurang berdampak fatal
b. Pisahkan obat-obat dengan nama atau label yang mirip (LASA/NORUM)
c. Minimalisasi instruksi verbal dan hindarkan penggunaan singkatan
d. Batasi akses terhadap high alert medications
e. Gunakan tabel dosis standar (daripada menggunakan dosis perhitungan
berdasarkan berat badan/fungsi ginjal, di mana rentan terjadi kesalahan).

E. Prosedur
Lakukan prosedur dengan aman dan hati-hati selama memberikan instruksi,
mempersiapkan, memberikan obat, dan menyimpan high alert medications.
1. Peresepan
a. Jangan berikan instruksi hanya secara verbal mengenai high alert medications.
b. Instruksi ini harus mencakup minimal:
Nama pasien dan nomor rekam medis
Tanggal dan waktu instruksi dibuat
Nama obat (generik), dosis, jalur pemberian, dan tanggal pemberian setiap obat
Kecepatan dan atau durasi pemberian obat
c. Dokter harus mempunyai diagnosis, kondisi, dan indikasi penggunaan setiap high
alert medications secara tertulis
d. Sistem instruksi elektronik akan memberikan informasi terbaru secara periodik
mengenai standar pelayanan, dosis, dan konsentrasi obat (yang telah disetujui oleh
Panitia Farmasi dan Terapeutik), serta informasi yang dibutuhkan untuk
mengoptimalisasi keselamatan pasien e. Jika memungkinkan, peresepan high alert
medications haruslah terstandarisasi dengan menggunakan instruksi tercetak
2. Persiapan dan Penyimpanan
a. Gudang penyimpanan
Obat disimpan sesuai dengan kriteria penyimpanan perbekalan farmasi,
utamanya dengan memperhatikan jenis sediaan obat (rak/kotak penyimpanan,
lemaripendingin), sistem FIFO dan FEFO serta ditempatkan sesuai ketentuan obat-
obat High Alert.
Penyimpanan obat LASA:
Obat LASA ( Look Alike Sound Alike): Obat-obatan yang bentuk / rupanya
mirip dan pengucapannya / namanya mirip tidak boleh diletakkan berdekatan.
Diletakkan sesuai abjad, namun harus diselingi dengan minimal (dua) obat
dengan kategori LASA diantara atau ditengahnya.
Biasakan mengeja nama obat dengan kategori LASA saat memberi/menerima
instruksi
Setiap kotak tempat yang berisi high alert medications harus diberi label (selotip
dengan warna dasar merah, dan huruf berwarna hitam pada sekeliling tempat
penyimpanan obat high alert).
Tempelkan stiker LASA
Penyimpanan elektrolit konsentrasi tinggi:
Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA
Setiap kotak tempat yang berisi high alert medications harus diberi label (selotip
dengan warna dasar merah, dan huruf berwarna hitam pada sekeliling tempat
penyimpanan obat high alert).
Tempelkan stiker merah bertuliskan High Alert pada setiap kemasan obat
high alert
Penyimpanan obat sitostatika:
Obat-obat sitostatika disimpan terpisah dari obat-obat high alert, didalam lemari
khusus dan pintu berkunci.
b. High alert medications yang disimpan di pos perawat harus di dalam troli atau
kabinet yang memiliki kunci
c. Semua tempat penyimpanan harus diberikan label yang jelas dan dipisahkan dengan
obat-obatan rutin lainnya. Jika high alert medications harus disimpan di area
perawatan pasien, kuncilah tempat penyimpanan dengan diberikan label Peringatan:
high alert medications pada tutup luar tempat penyimpanan
d. Jika menggunakan dispensing kabinet untuk menyimpan high alert medications,
berikanlah pesan pengingat di tutup kabinet agar pengasuh/perawat pasien menjadi
waspada dan berhati-hati dengan high alert medications. Setiap kotak tempat yang
berisi high alert medications harus diberi label (label dengan warna dasar merah, dan
huruf berwarna hitam)
e. Infus intravena high alert medications harus diberikan label yang jelas dengan
menggunakan huruf/tulisan yang berbeda dengan sekitarnya
f. Larutan dengan konsentrasi tinggi hanya boleh disimpan di instalasi farmasi, kamar
operasi, ruang VK, dan High Care Unit, dan khusus KCl hanya boleh disimpan di
Instalasi Farmasi.
3. Pemberian obat
Perawat melakukan double check
a. Kesesuaian antara obat dengan rekam medik/instruksi dokter.
b. Ketepatan perhitungan dosis obat.
c. Identitas pasien.
Obat high alert infus harus dipastikan:
a. Ketepatan kecepatan pompa infus (infuse pump).
b. Jika obat lebih dari satu, tempelkan label nama obat pada syringe pump dan di
setiap ujung jalur selang.
Obat high alert elektrolit konsentrasi tinggi harus diberikan sesuai perhitungan
standar yang telah baku, yang berlaku di semua ruang perawatan.
Setiap kali pasien pindah ruang rawat, perawat pengantar menjelaskan kepada
perawat penerima pasien bahwa pasien mendapatkan obat high alert dan
menyerahkan formulir pencatatan obat.
Dalam keadaan emergency yang dapat menyebabkan pelabelan dan
tindakan pencegahan terjadinya kesalahan obat high alert dapat mengakibatkan
tertundanya pemberian terapi dan memberikan dampak yang buruk pada pasien,
maka dokter dan perawat harus memastikan terlebih dahulu keadaan klinis pasien
yang membutuhkan terapi segera (cito) sehingga double check dapat tidak
dilakukan, namun sesaat sebelum memberikan obat, perawat harus menyebutkan
secara lantang semua jenis.
1.2 Bahan Berbahaya dan Beracun
A. Definisi
Bahan Berbahaya dan Beracun adalah bahan-bahan yang pembuatan, pengolahan,
pengangkutan, penyimpanan dan penggunaanya menimbulkan atau membebaskan debu,
kabut, uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan,
korosi, keracunan dan bahaya lain dalam jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan
bagi orang yang berhubungan langsung dengan bahan tersebut atau meyebabkan kerusakan
pada barang-barang. 3 macam bahan kimia dalam kelompok besar :
a. Industri Kimia, yaitu industri yang mengolah dan menghasilkan bahan-bahan kimia,
diantaranya industri pupuk, asam sulfat, soda, bahan peledak, pestisida, cat , deterjen, dan
lain-lain. Industri kimia dapat diberi batasan sebagai industri yang ditandai dengan
penggunaan proses-proses yang bertalian dengan perubahan kimiawi atau fisik dalam sifat-
sifat bahan tersebut dan khususnya pada bagian kimiawi dan komposisi suatu zat.
b. Industri Pengguna Bahan Kimia, yaitu industri yang menggunakan bahan kimia sebagai
bahan pembantu proses, diantaranya industri tekstil, kulit, kertas, pelapisan listrik,
pengolahan logam, obat-obatan dan lain-lain.
c. Laboratorium, yaitu tempat kegiatan untuk uji mutu, penelitian dan pengembangan serta
pendidikan. Kegiatan laboratorium banyak dipunyai oleh industri, lembaga penelitian dan
pengembangan, perusahaan jasa, rumah sakit dan perguruan tinggi.

B. Karakteristik
Mudah meledak (explosive)
Pengoksidasi (oxidizing)
Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable)
Sangat mudah menyala (highly flammable)
Mudah menyala (flammable)
Amat sangat beracun (extremely toxic)
Sangat beracun (highly toxic)
Beracun (moderately toxic)
Berbahaya (harmful)
Korosif (corrosive)
Bersifat iritasi (irritant)
Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment)
Karsigonik (carcinogenic)
Teratogenik (teretogenik)
Mutagenik (mutagenic)

Berdasarkan United Nation / North America UN/UNA, bahan Kimia berbahaya ini
dibagi menjadi 7:
a. KELAS 1 : MUDAH MELEDAK
Semua bahan atau benda yang dapat menghasilkan efek ledakan, termasuk bahan yang dalam
campuran tertentu atau jika mengalami pemanasan, gesekan, tekanan dapat mengakibatkan
peledakan.
Contoh :
Amonium nitrate, Amonium perchlorate, amonium picrate, detonator untuk ammunisi,
diazodinitrophenol, dinitropenol, dynamite, bubuk mesiu, picric acid, (TNT, Nitro Glycerine,
Amunisi, bubuk untuk blasting)
b. KELAS 2 : GAS-GAS
Terdiri dari :
Gas yang mudah terbakar (acetelyne, LPG, Hydrogen, CO, ethylene, ethyl flouride, ethyl
methyl ether, butane, neopentane, propane, methane, methyl chlorodiline, thinner, bensin.
Gas bertekanan yang tidak mudah terbakar (oksigen, nitrogen, helium, argon, neon,
nitrous oxide, sulphur hexafolride)
Gas Beracun (chlorien, methil bromide, nitric oxide, ammonium-anhidrous, arsine, boron
trichloride carbonil sulfit, cyanogen, dll
c. KELAS 3 : CAIRAN YANG MUDAH MENYALA (FLAMMABLE GAS)
Cairan yang mudah menyala bila kontak dengan sumber penyalaan.
Cairan yang mempunyai titik penyalaan kurang dari 61 o C.
Uap dari bahan yang termasuk kelas ini dapat mengakibatkan pingsan bahkan kematian.

Contoh : Yang mudah menyala (flammable solids)


Bahan padat yang mudah menyala (petrol, acetone, benzene, butanol, chlorobenzene, 2
chloropropene ethanol, carbon disuliphide, di-iso-propylane.
d. KELAS 4 : PADATAN
Bahan padat yang mudah menyala bila kontak dengan sumber penyalaan dari luar
seperti percikan api atau api. Bahan ini siap menyala jika mengalami gesekan
Contoh : sulpur, pospor, picric acid, magnesium, alumunium powder, calcium resinate,
celluloid, dinitrophenol, hexamine.
Bahan Padat yang Mudah Terbakar secara spontan (spontaneously Combustible
Substances) Bahan padat kelas ini dalam keadaan biasa mempunyai kemampuan yang besar
untuk terbakar secara spontan. Beberapa jenis mempunyai kemungkinan besar untuk menyala
sendiri ketika lembab atau kontak dengan udara lembab Juga dapat menghasilkan gas beracun
ketika terbakar.
Contoh : carbon, charcoal-non-activated, carbon black, alumunium alkyls, phosphorus
Padatan yang mudah menyala (FLAMMABLE SOLIDS). Bahan yang berbahaya ketika
basah (Dangerous when wet) Padatan atau cairan yang dapat menghasilkan gas mudah
terbakar ketika kontak dengan air. Bahan ini juga meningkatkan gas beracun ketika kontak
dengan kelembaban, air atau asam
Contoh :calcium carbide, potassium phosphide, potassium, maneb, magnesium hydride,
calcium manganese silicon, boron trifluoride dimethyl etherate, barium, aluminium hydride.
e. KELAS 5 : BAHAN BEROKSIDASI (OXIDIZING AGENT)
Organic peroxides. Dapat membantu pembakaran dari material yang mudah terbakar.
Jika terpapar panas atau api pada waktu yang lama dapat mengakibatkan peledakan. Jika
bereaksi dengan material yang lain efeknya akan lebih berbahaya. Dekomposisi dari bahan
ini dapat menghasilkan racun dan gas yang mudah terbakar.
Contoh : benzol peroxides, methyl ethyl ketone peroxide, dicetyl perdicarbonate, peracetic
acid.
f. KELAS 6 : BAHAN BERACUN ATAU MENGAKIBATKAN INFEKSI
Poisonous (Toxic) Substances
Bahan yang dapat menyebabkan kematian atau cidera pada manusia jika tertelan,
terhirup atau kontak dengan kulit.
contoh : cyanohydrin, calcium cyanide, carbon tetrachloride, dinitrobenzenes,
epichlorohydrin mercuric nitrate, dll
Harmful (Toxic) Substances
Bahan yang dapat membahayakan pada manusia jika tertelan, terhirup atau kontak
dengan kulit
Contoh : acrylamide, 2-amino-5-diethylamino pentane, amonium fluorosilicate,
chloroanisidines dll
g. KELAS 6 : BAHAN BERACUN ATAU MENGAKIBATKAN INFEKSI
Bahan yang dapat mengakibatkan infeksi
Bahan yang mengandung organisme penyebab penyakit
Contoh : tisue dari pasien, tempat pengembang biakan virus, bakteri, tumbuhan atau hewan
h. KELAS 7 : BAHAN YANG BERADIASI
Radioactive. Bahan yang mengandung material atau combinasi dari material yang dapat
memancarkan radiasi secara spontan.

Contoh : uranium, 90Co, tritium, 32P, 35S, 125I, 14C


BAB II
PEMBAHASAN

Soal:
RS. SETIA BUDI adalah rumah sakit umum yang melakukan system penyimpanan
berdasarkan sifat dan kategori dari bahan baku khusunya bahan baku yang system
penyimpanan khusus seperti obat high alert medications dan bahan berbahaya dan beracun.
Data obat yang ada di gudang penyimpanan adalah:
1. Paraformaldehid
2. Nitrogliserin
3. Potasium sianida
4. Atropinsulfat
5. Hidrogen peroxide 3%
6. Resorsinol
7. Asam sitrat
8. Halothane
9. Gas oksigen
10. Heparin
11. KCl 7,46%
12. Argentum nitrat
13. Gentian violet
14. Asam asetat 98%
15. Meylon 8,4%

Pertanyaan:
1. Berdasarkan data diatas kelompokkan berdasarkan sifat dan keamanan dalam
penyimpanan!
2. Berikan hasil dari pengelompokkan diatas, berikan alasannya berdasarkan mekanisme
kerja dan efek negatifnya!
3. Sebagai apoteker, bagaimanakah cara anda akan merencanakan system penyimpanan di
gudang farmasi!
Jawaban:
RS. SETIA BUDI adalah rumah sakit umum yang melakukan system penyimpanan
berdasarkan sifat dan kategori dari bahan baku khusunya bahan baku yang system
penyimpanan khusus seperti obat high alert medications dan bahan berbahaya dan beracun.
Data obat yang ada di gudang penyimpanan adalah:
A. Golongan Obat Berbahaya
NO NAMA OBAT
1. Paraformaldehid
2. Nitrogliserin
3. Atropinsulfat
4. Hidrogen peroxide 3%
5. Resorsinol
6. Asam sitrat
7. Halothane
8. Gas oksigen

9. Argentum nitrat
10. Gentian violet
11. Asam asetat 98%

B. Golongan obat High Allert

NO NAMA OBAT
1. Potasium sianida
2. Heparin
3. KCl 7,46%
4. Meylon 8,4%
1. Berdasarkan data diatas kelompokkan berdasarkan sifat dan keamanan dalam penyimpanan!
NO DATA OBAT SIFAT PENYIMPANAN
1 Paraformaldehid Beracun, mudah terbakar Simpan pada suhu di atas 15C dalam wadah kedap udara. Hal ini keruh karena
terjadinya pemisahan paraformaldehida, terutama jika larutan disimpan di tempat
yang dingin, keadaan keruh dapat menghilang pada pemanasan.
2 Nitrogliserin Larutan yang mudah meledak Harus disimpan pada 2C sampai 15C, larutan yang lebih pekat dapat disimpan pada
suhu 15C sampai 20C dan Lindungi dari cahaya. Bila diencerkan dengan laktosa, itu
adalah bubuk putih, tidak berbau. Simpan dalam wadah kedap udara pada suhu 25C,
Cegah terpapar suhu di atas 40C.
3 Potasium sianida Toxic, merupakan senyawa garam Wadah tertutup rapat, terhindar dari sinar matahari
bersifat polar yang larut dalam air
4 Atropin sulfat Mudah teroksidasi Wadah tertutup rapat. Terlindung dari cahaya. Dalam wadah bebas alkali. Effloresces
pada paparan kering udara dan perlahan-lahan dipengaruhi oleh cahaya.
5 Hidrogen peroxide 3% Bahan Berbahaya Sebaiknya disimpan dalam ruangan dingin, kering, dengan ventilasi yang baik, dan
dijauhkan dari bahan-bahan yang mudah terbakar. Tempat penyimpanan seharusnya
terbuat dari bahan yang tidak bereaksi, seperti stainless steel, kaca, beberapa jenis
plastik dan campuran aluminium yang berwarna gelap.
6 Resorsinol Sifat Keratolitik Wadah tertutup rapat. Terlindung dari cahaya
7 Asam sitrat Sifat keasaman, Mudah teroksidasi Pada temperatur kamar, asam sitrat berbentuk serbuk kristal berwarna putih. Serbuk
kristal tersebut dapat berupa bentuk anhydrous (bebas air), atau
bentuk monohidrat yang mengandung satu molekul air untuk setiap molekul asam
sitrat. Bentuk anhydrous asam sitrat mengkristal dalam air panas, sedangkan bentuk
monohidrat didapatkan dari kristalisasi asam sitrat dalam air dingin. Bentuk
monohidrat tersebut dapat diubah menjadi bentuk anhydrous dengan pemanasan di
atas 74 C.
Secara kimia, asam sitrat bersifat seperti asam karboksilat lainnya. Jika dipanaskan di
atas 175 C, asam sitrat terurai dengan melepaskan karbon dioksida dan air.
8 Halothane Cairan Anestetik Volatil Simpan pada suhu tidak lebih dari 25C dalam wadah kedap udara, Terlindung dari
cahaya.
9 Gas oksigen Mudah Terbakar Wadah tertutup rapat.
10 Heparin Golongan antikoagulan Dalam wadah tertutup, terlindung dari cahaya; sebaiknya pada suhu 20C
11 KCl 7,46% Sifat higroskopis Disimpan pada temperatur 25 0, hindari Freezer.dan dalam wadah
tertutup rapat.
12 Argentum nitrat Bersifat Korosif Simpan dalam wadah nonmetalik. wadah tertutup baik. Terlindung dari cahaya.
13 Gentian violet Anti bakteri dan anti jamur Simpan obat di temperatur ruangan, jauh dari panas dan cahaya langsung. Jangan
membekukan obat kecuali diperlukan oleh brosur kemasan. Jauhkan obat dari anak-
anak dan hewan peliharaan.
14 Asam asetat 98% Mudah terbakar jika suhu ruang Simpan sekitar suhu 118C. Cairan tidak berwarna yang jelas dengan bau khas yang
melebihi 39 C (102 F), dan dapat menyengat. Simpan dalam wadah kedap udara.
membentuk campuran yang mudah
meledak dengan udara di atas suhu ini.
15 Meylon 8,4% High Alert Medication Simpan pada temperatur 15-30C, terlindung dari panas dan hindari pembekuan.
2. Berikan hasil dari pengelompokkan diatas, berikan alasannya berdasarkan mekanisme kerja dan efek negatifnya!
NO DATA OBAT MEKANISME KERJA EFEK NEGATIF
1 Paraformaldehid Paraformaldehida merupakan desinfektan dan antiseptik, efektif - Larutan Paraformaldehida konsentrat yang
melawan spora bakteri namun efek sporicidalnya sangat meningkat diterapkan pada kulit menyebabkan pemutihan dan
dengan kenaikan suhu Paraformaldehida telah digunakan dalam pengerasan. Dermatitis kontak dan reaksi sensitivitas
pelega tenggorokan untuk pengobatan infeksi tenggorokan ringan. terjadi setelah penggunaan konsentrasi lazim dan
Dalam kedokteran gigi, telah digunakan sebagai obtunden untuk setelah kontak dengan residu dalam resin.
dentin sensitif dan sebagai antiseptik pada pasta mumifikasi dan - Menelan larutan formaldehida menyebabkan rasa
saluran akar. Paraformaldehid juga dapat digunakan untuk sakit yang hebat dalam mulut, tenggorokan, dada,
dekontaminasi peralatan yang diduga terkontaminasi spora Bacillus dan perut, dengan peradangan, ulserasi, dan nekrosis
anthracis. pada membran mukosa. Rasa mual, muntah,
hematemesis, diare bernoda darah, hematuria, anuria,
asidosis metabolik, vertigo, konvulsi, kehilangan
kesadaran, dan kegagalan pernapasan dapat terjadi.
Kematian terjadi setelah konsumsi setara 30 mL
larutan formaldehid.
- Uap formaldehida mengiritasi mata, hidung, dan
saluran pernafasan bagian atas, dan dapat
menyebabkan batuk, disfagia, kejang dan edema
laring, bronkitis, dan radang paru-paru,. Gejala
seperti asma telah dilaporkan setelah paparan
berulang
2 Nitrogliserin Nitrogliserin adalah nitrovasodilator yang digunakan dalam - Nitrogliserin dapat menyebabkan kemerahan pada
pengelolaan angina pektoris, gagal jantung, dan infark miokard (di wajah, pusing, takikardia, sakit kepala, dan berdebar-
bawah). Indikasi lainnya termasuk mendorong hipotensi dan debar. Dosis besar menyebabkan muntah, gelisah,
mengendalikan hipertensi selama operasi. Nitrogliserin diyakini penglihatan kabur, hipotensi (yang bisa parah),
mengerahkan efek vasodilatornya melalui pelepasan oksida nitrat, sinkop, dan methaemoglobinaemia, penurunan
yang menyebabkan rangsangan guanylate cyclase pada sel otot respirasi dan bradikardi dapat terjadi.
polos vaskular; Hal ini menyebabkan peningkatan guanosin - Dermatitis kontak telah dilaporkan pada pasien
monofosfat siklik. Nukleotida ini menginduksi relaksasi, mungkin dengan penggunaan preparat nitrogliserin topikal,
dengan menurunkan konsentrasi kalsium bebas dalam sitosol. Iritasi lokal dan eritema juga bisa terjadi dan dalam
Dalam tindakannya pada otot vaskular, dilatasi vena mendominasi penggunaan mukosa oral dapat menghasilkan sensasi
dilatasi arteriol. Dilatasi vena mengurangi kembalinya vena, terbakar.
menurunkan volume tekanan diastolik ventrikel kiri (disebut - Pemberian intravena Nitrogliseri, diberikan dalam
pengurangan preload), obat ini dapat diberikan oleh rute sublingual, bentuk sediaan Infus larutan dengan propilen glikol
bukal, oral, transdermal, atau intravena. Dosis dan pilihan formulasi dapat menyebabkan hiperosmolaritas.
tergantung pada situasi klinis
3 Potasium sianida Dalam tubuh, kalium sianida akan bereaksi dengan sejumlah Toksikan akut sianida mengakibatkan efek toksik jantung
enzim yang mengandung logam seperti enzim sitokrom oksidase. berdebar, hilang kesadaran, kejang dan pada akhirnya
Sianida akan mengikat bagian aktif dari enzim sitikrom oksidase efek mematikan
sehingga mengakibatkan terhentinya metabolisme sel secara
aerobik. Metabolisme aerobik tergantung pada sistem enzim ini,
karena enzim sitokrom oksidase merupakan katalis utama yang
berperan pada penggunaan oksigen dalam jaringan. Akibatnya
selain persediaan oksigen kurang, oksigen tidak bisa digunakan
oleh jaringan, dan molekul ATP tidak lagi dibentuk. Keadaan ini
mengakibatkan gejala efek toksik.

4 Atropinsulfat Menghambat aksi asetilkolin pada bagian parasimpatik otot halus, Efek samping antimuskarinik termasuk kontipasi,
kelenjar sekresi dan SSP, meningkatkan output jantung, transient (sementara) bradycardia (diikuti dengan
mengeringkan sekresi, mengantagonis histamin dan serotonin. takikardi, palpitasi, dan aritmia), penurunan sekret
bronkial, retensi urin, dilatasi pupil dengan kehilangan
akomodasi , fotophobia, mulut kering; kulit kering dan
kemerahan. Efek samping yang terjadi kadang-kadang :
kebingungan (biasanya pada usia lanjut) , mual, muntah
dan pusing.

5 Hidrogen peroxide 3% - Peran hidrogen peroksida pada otitis media yaitu netrofil yang Hidrogen peroxide adalah suatu senyawa yang iritan
menghasilkan H2O2 dapat membunuh kuman Staphylococcus terhadap mata, membran mukosa dan kulit. Pemaparan
aureus sebagai salah satu kuman penyebab otitis media. singkat pada mata dapat mengakibatkan rasa perih dan
Senyawa ini akan masuk ke dalam sel bakteri dan bereaksi mata berair, walaupun dengan konsentrasi 1-3%. Kontak
dengan ion besi (Fe++), melalui reaksi Fenton membentuk kulit akan menyebabkan pemutihan kulit sementara.
radikal hidroksil (OH-) yang akan membunuh bakteri tersebut. Inhalasi pada kadar yang tinggi akan menyebabkan iritasi
- Pemberian hidrogen peroksida sebagai tetes telinga, senyawa yang berat pada hidung dan saluran napas. Bila tertelan,
ini berguna untuk menghancurkan serumen, mengobati telinga maka akan terjadi iritasi sampai kerusakan berat pada
berair dan membersihkan tuba ventilasi yang tersumbat saluran cerna. Keracunan sistemik akan menyebabkan
sakit kepala, pusing, muntah, diare, tremor, mati rasa,
kejang, edema paru, kehilangan kesadaran sampai syok
6 Resorsinol Resorcinol memiliki sifat keratolitik dan telah digunakan, biasanya Mempengaruhi denyut jantung atau perubahan
dengan sulfur, dalam preparat topikal untuk perawatan jerawat dan pernapasan menjadi lambat, merasa lemah, sakit kepala
kondisi kulit seboroik, walaupun perawatan lainnya pada umumnya yang parah, mual, muntah, atau merasa gelisah atau
lebih disukai. Resorcinol juga telah digunakan dalam persiapan gugup
pengobatan gangguan anorektal yang sering dikomplekskan dengan
senyawa bismut.
7 Asam sitrat Menimbulkan iritasi kulit dan mata.
8 Halothane Halothane adalah anestesi halogenasi volatil yang diberikan Depresi kardiorespiratori, mendepresi serat otot jantung
melalui inhalasi. Ini memiliki nilai konsentrasi alveolar minimum dan mungkin juga bradikardia. Akibatnya, curah jantung
(MAC) mulai dari 0,64% pada orang tua sampai 1,08% pada bayi. berkurang dan tekanan arterial menurun.
Ini tidak mudah terbakar dan tidak mudah meledak bila dicampur
dengan oksigen pada tekanan atmosfer normal. Hal ini tidak
mengiritasi pada kulit dan selaput lendir dan tidak menghasilkan
nekrosis saat tumpah pada jaringan. Ini menekan sekresi ludah,
bronkus, dan lambung dan melebarkan bronkiolus.
9 Gas oksigen Dapat menyebabkan kerusakan paru pada pasien yang diberikan Depresi pernapasan ringan, nyeri akibat trakheitis, depresi
konsentrasi tinggi oksigen dan bantuan ventilasi mekanik pada ringan denyut jantung dan curah jantung, penyempitan
pasien dengan patologi paru yang berat (ARDS), seperti pembuluh darah, Inhalasi O2 yang berkepanjangan
digunakannya tekanan tinggi, gaya geser dan volume paru-paru menyebabkan depresi pembentukan sel darah merah,
tinggi yang dihasilkan. Itu sebabnya diperlukan teknik lung menurunkan sekresi surfaktan, permeabilitas kapiler
protective strategy. Pengaturan FiO2 yang benar dapat endotelium akan meningkat yang menyebabkan edema
menyebabkan stimulasi enzim proteksi, yaitu super oksida interstisial, dan penyerapan atelektasis karena hilangnya
dismutase dengan mengehentikan keluarnya radikal bebas, sehingga nitrogen splinting jalan napas kecil diblokir oleh
mencegah efek yang berbahaya. sekresi.
10 Heparin Efek antikoagulan heparin timbul karena ikatannya dengan Perdarahan, trombositopenia, alopesia.
AT-III berfungsi menghambat protease factor pembekuan
termasuk factor IIa (thrombin), Xa dan IXa, dengan cara
membentuk komplek yang stabil dengan protease pembekuan.
Heparin yang terikat dengan AT-III mempercepat pembekuaan
komplek tersebut sampai 100 kali. Bila kompleksAT-III protease
sudah terbentuk heparin dilepaskan untuk selanjutnya membentuk
ikatan baru dengan membentuk antitrombin.Hanya sekitar 1/3
molekul heparin yang dapat terikat kuat dengan AT-III. Heparin
berat molekul tinggi (5000-30.000) memiliki afinitas kuat
dengan antitrombin dan menghambat dengan nyata pembekuan
darah. Heparin dengan berat molekul rendah efek antikoagulannya
terutama melalui penghambatan factor Xa oleh
antitrombin, karena umumnya molekulnya tidak cukup panjang
untuk mengkatalisis pembentukan thrombin.Terhadap lemak
darah, heparin bersifat lipotropik yaitu memperlancar transfer
lemak darah ke dalam depot lemak. Aksi penjernih ini terjadi
karena heparin membebaskan enzim-enzim yang menghidrolisis
lemak, salah satunya ialah lipase lipoprotein ke dalam sirkulasi
serta menstabilkan aktivitasnya. Efek lipotropik ini dapat
dihambat oleh protamin.
11 KCl 7,46% - Mengkoreksi kadar ion Potassium dan Chloride dalam darah. Depresi jantung aritmia atau payah jantung, intoksikasi
Potassium adalah salah satu ion essensial tubuh dan merupakan potassium.
kation utama dari cairan intraseluler, berpengaruh dalam fungisi
sel dan metabolisme.
- Essensial untuk metabolisme karbohidrat, penyimpanan
glycogen dan untuk sintesa protein.
- Berpengaruh pada transmembran potensial pada otot-otot
termasuk otot jantung.

12 Argentum nitrat Gejala keracunan berasal dari sifat korosif peraknitrat dan
termasuk rasa sakit di mulut, sialorrhoea, perut sakit,
diare, muntah, koma, dan kejang. Konjungtivitis ringan
jangka pendek umum terjadi pada bayi yang diberi perak
tetes mata nitrat, penggunaan berulang atau penggunaan
konsentrasi tinggi menghasilkan kerusakan parah dan
bahkan kebutaan.

13 Gentian violet Memiliki aktivitas terhadap Candida dan spesies Streptococcus dan Iritasi kulit, menimbulkan pewarnaan pada kulit bersifat
Staphylococcus; yang memiliki aktivitas antimikotik; menurunkan sementara.
produksi angiopoietin-2 dengan memblokir nikotinamida adenin
dinukleotida fosfat oksidase; menurunkan kolonisasi bakteri serta
mengurangi proinflamasi angiopoietin-2.
14 Asam asetat 98% - Asam asetat digunakan sebagai antibakteri efektif terhadap Korosif terhadap kulit kerusakan mata permanen, serta
Haemophilus dan Pseudomonas spp, Antijamur, dan iritasi pada membran mukosa.
antiprotozoal pada gel vagina dan douching, irigasi, preparat
topikal untuk kulit dan kuku, dan tetes telinga.
- sengatan ubur-ubur. Cuka atau asam asetat 3 sampai 10%
diaplikasikan pada sengatan ubur-ubur kotak untuk
menonaktifkan fragmen tentacle yang tersisa. Larutan asam
asetat telah dilaporkan bermanfaat dalam sengatan oleh spesies
terkait3 meskipun dapat menghasilkan pelepasan lebih lanjut
racun pada beberapa ubur-ubur.
- Luka dan luka bakar. Infeksi luka dan luka bakar dengan
Pseudomonas aeruginosa dapat menunda penyembuhan. Asam
asetat telah digunakan, dalam konsentrasi hingga 5%, untuk
membasmi infeksi ini. Asam asetat untuk mengobati
Pseudomonas aeruginosa pada luka dangkal dan luka bakar.
15 Meylon 8,4% Peregangan (disletion) lambung, flatulen, perdarahan
serebral, udem, kejang tetanus, udem paru, hipernatremia,
hiperosmolalitas, hipokalsemia, hipokalemia, asidosis
intrakranial, alkalosis metabolik.
3. Sebagai apoteker, bagaimanakah cara anda akan merencanakan system penyimpanan
di gudang farmasi!
Syarat gudang farmasi yang digunakan untuk penyimpanan perbekalan farmasi:
Definisi :
Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi yang
berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas, dan obat jadi yang belum
didistribusikan. Selain untuk penyimpanan, gudang juga berfungsi untuk melindungi bahan
(baku dan pengemas) dan obat jadi dari pengaruh luar dan binatang pengerat, serangga, serta
melindungi obat dari kerusakan. Agar dapat menjalankan fungsi tersebut, maka harus
dilakukan pengelolaan pergudangan secara benar atau yang sering disebut dengan manajemen
pergudangan (Priyambodo, 2007).

Manfaat Pergudangan :
Manfaat pergudangan adalah untuk:
1. Terjaganya kualitas dan kuantitas perbekalan kesehatan.
2. Tertatanya perbekalan kesehatan.
3. Peningkatan pelayanan pendistribusian.
4. Tersedianya informasi yang lebih akurat, aktual, dan dapat dipertanggungjawabkan.
5. Kemudahan akses dalam pengendalian dan pengawasan.
6. Tertib administrasi (Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2009)
Syarat-syarat Gudang :
Agar dapat menjalankan fungsinya dengan benar, maka gudang harus memenuhi
persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan dalam cara pembuatan obat yang baik (CPOB),
diantaranya:
1. Harus ada prosedur tetap (Protap) yang mengatur tata cara kerja bagian gudang
termasuk di dalamnya mencakup tentang tata cara penerimaan barang, penyimpanan,
dan distribusi barang atau produk.
2. Gudang harus cukup luas, terang dan dapat menyimpan bahan dalam keadaan kering,
bersuhu sesuai dengan persyaratan, bersih dan teratur.
3. Harus terdapat tempat khusus untuk menyimpan bahan yang mudah terbakar atau
mudah meledak (misalnya alkohol atau pelarut-pelarut organik).
4. Tersedia tempat khusus untuk produk atau bahan dalam status karantina dan
ditolak.
5. Tersedia tempat khusus untuk melakukan sampling (sampling room) dengan kualitas
ruangan seperti ruang produksi (grey area).
6. Pengeluaran bahan harus menggunakan prinsip FIFO (First In First
Out) atau FEFO (First Expired First Out) (Priyambodo, 2007).

Bangunan :
Area penyimpanan harus dirancang untuk memastikan kondisi penyimpanan yang baik
sebagai berikut:
a. Kebersihan dan hygiene.
b. Kelembaban (kelembaban relatif tidak lebih dari 60%).
c. Suhu harus berada dalam batasan yang diterima (8-250C).
d. Bahan dan material yang disimpan tidak boleh bersentuhan langsung dengan lantai.
e. Jarak antar bahan mempermudah pembersihan dan inspeksi.
f. Pallet harus disimpan dalam kondisi yang bersih dan terawat (United Arab Emirates
Ministry of Health Drug Control Department, 2006).

Denah Bangunan :
Gudang harus mempunyai tata letak ruang yang baik untuk memudahkan penerimaan,
penyimpanan, penyusunan, pemeliharaan, pencarian, pendistribusian dan pengawasan
material dan peralatan (Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2009). Faktor-faktor yang
perlu dipertimbangkan dalam merancang tata letak gudang adalah sebagai berikut:
1. Untuk kemudahan bergerak, gudang jangan disekat-sekat, kecuali jika diperlukan.
Perhatikan posisi dinding dan pintu untuk mempermudah gerakan.
2. Berdasarkan arah arus penerimaan dan pengeluaran material dan peralatan, tata letak
ruang gudang perlu memiliki lorong yang ditata berdasarkan sistem:
a. Arah garis lurus. b. Arah huruf U. c. Arah huruf L.
3. Pengaturan sirkulasi udara. Salah satu faktor penting dalam merancang gudang adalah
adanya sirkulasi udara yang cukup di dalam ruangan, termasuk pengaturan
kelembaban udara dan pengaturan pencahayaan.
4. Penggunaan rak dan pallet yang tepat dapat meningkatkan sirkulasi udara,
perlindungan terhadap banjir, serangan hama, kelembaban dan efisiensi penanganan
(Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2009).

Pembagian Area Gudang :


Gudang di industri farmasi terbagi dalam beberapa area antara lain:
1. Area penyimpanan Area penyimpanan harus memiliki kapasitas yang memadai untuk
menyimpan dengan rapi dan teratur. Bahan-bahan yang disimpan dalam gudang
antara lain bahan awal, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan, produk jadi,
produk dalam status karantina, produk yang telah diluluskan, produk yang ditolak,
produk yang dikembalikan atau produk yang ditarik dari peredaran. Produk ditangani
dan disimpan dengan cara yang sesuai untuk mencegah pencemaran, campur baur dan
pencemaran silang. Area penyimpanan diberikan pencahayaan yang memadai
sehingga semua kegiatan dapat dilakukan secara akurat dan aman. Bahan atau produk
yang membutuhkan kondisi penyimpanan khusus (seperti suhu dan kelembaban)
harus dikendalikan, dipantau dan dicatat, seperti:
a. Obat, vaksin dan serum memerlukan tempat khusus seperti lemari pendingin khusus
(cold chain) dan harus dilindungi dari kemungkinan putusnya aliran listrik.
b. Bahan kimia harus disimpan dalam bangunan khusus yang terpisah dari gudang
induk.
c. Peralatan besar/alat berat memerlukan tempat khusus yang cukup untuk
penyimpanan dan pemeliharaannya.
2. Area penerimaan dan pengiriman Area penerimaan dan pengiriman barang harus dapat
memberikan perlindungan terhadap bahan dan produk dari pengaruh cuaca. Area
penerimaan harus didesain dan dilengkapi dengan peralatan untuk pembersihan wadah
barang. Suhu penyimpanan pada area ini sesuai dengan suhu kamar (30oC).
3. Area karantina Area karantina harus dibuat terpisah dengan penandaan yang jelas
berupa label kuning untuk produk karantina dan label hijau untuk produk yang
diluluskan dan hanya boleh diakses oleh personil yang berwenang.
4. Area pengambilan sampel Area pengambilan sampel dibuat terpisah dengan
lingkungan yang dikendalikan dan dipantau untuk mencegah pencemaran atau
pencemaran silang dan tersedia prosedur pembersihan yang memadai untuk ruang
pengambilan sampel.
5. Area bahan dan produk yang ditolak Bahan dan produk yang ditolak disimpan dalam
area terpisah dan terkunci serta mempunyai penandaan yang jelas berupa label merah
dan hanya boleh diakses oleh personil yang berwenang.
6. Area bahan dan produk yang ditarik Produk yang ditarik kembali dari peredaran
karena rusak atau kadaluarsa harus disimpan dalam area terpisah dan terkunci
serta mempunyai penandaan yang jelas dan hanya boleh diakses oleh personil yang
berwenang.
7. Area penyimpanan produk berpotensi tinggi Bahan yang berpotensi tinggi, narkotika,
psikotropika, dan bahan yang mudah terbakar atau meledak disimpan di daerah yang
terjamin keamanannya.
8. Area bahan pengemas Bahan pengemas cetak merupakan bahan yang kritis karena
menyatakan kebenaran produk. Bahan label disimpan di tempat terkunci (BPOM,
2006).

Spesifikasi Gudang :
Gudang di industri farmasi mempunyai spesifikasi antara lain:
1. Lantai:
a. Terbuat dari beton padat dengan hardener, bersifat menahan debu dan tidak tahan
terhadap tumpahan larutan bahan kimia.
b. Terbuat dari beton dilapisi ubin keramik berwarna putih dengan kriteria harus tahan
terhadap bahan kimia dan goresan, mudah diperbaiki, memerlukan penutupan celah,
keras, dan licin bila basah.
2. Pencahayaan: 200 Lux (satuan kekuatan cahaya) (BPOM, 2009).

Pembagian Gudang :
Gudang di industri farmasi diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Berdasarkan Suhu Penyimpanan, yaitu:
a. Gudang suhu kamar (30oC).
b. Gudang ber-AC (25oC).
c. Gudang dingin (2-8oC). d. Gudang beku (<0oC).
2. Berdasarkan Jenis, yaitu:
a. Gudang bahan baku: gudang bahan padat dan bahan cair.
b. Gudang bahan pengemas.
c. Gudang bahan beracun.
d. Gudang bahan mudah meledak/mudah terbakar (Gudang api).
e. Gudang bahan yang ditolak.
f. Gudang karantina obat jadi.
g. Gudang obat jadi (BPOM, 2009).

Kapasitas Gudang :
Salah satu yang sangat mempengaruhi berfungsi atau tidaknya suatu gudang adalah
kapasitas gudang itu sendiri. Dalam menentukan kapasitas gudang, maka keadaan yang harus
dipertimbangkan adalah keadaan maksimum. Gudang mencapai keadaan maksimum pada
saat bahan pengemas belum dipakai, terjadi keterlambatan pemakaian bahan, sedangkan
pesanan datang lebih cepat (Lachman, 2008). Untuk menghitung besarnya kapasitas gudang
yang harus dipenuhi, maka diperlukan data tentang:
1. Jumlah pesanan (order quantity) dalam suatu periode tertentu yang dilakukan.
2. Banyaknya bahan pengemas yang dibutuhkan.
3. Variasi lead time.
4. Fluktuasi pemakaian (Lachman, 2008)

System penyimpanan perbekalan farmas di gudang farmasi:


Prosedur penyimpanan obat yang ditetapkan menurut WHO dalam pedoman penyimpanan
esensial dan alat kesehatan 2003 antara lain :
1. Sesuai urutan abjad generic name : sering digunakan dalam fasilitas yang besar
maupun kecil. Obat dengan awalan huruf A diletakkan di sebelah paling kiri. Obat
dengan awalan huruf Z diletakkan di sebelah paling kanan.
Kelebihan : a. Sangat mudah menggolongkan obat menurut nama obatnya
b. Penyimpan dapat dilakukan dengan mudah dan cepat
c. Sederhana dan mudah dimengerti baik penyimpanan maupun
pencariannya
Kekurangan : a. Dapat menimbulkan terjadinya kesalahan pengambilan obat bila
terdapat nama obat yang mirip
b. Memerlukan waktu yang lama untuk menemukan obat yang dicari
2. Therapeutic/farmakologis : sangat berguna untuk ruang penyimpanan yang kecil dan
apabila penjaga ruang penyimpanan memiliki pengetahuan dalam farmakologi.
Kelebihan : a. Obat disimpan berdasarkan khasiatnya
b. Dapat menghindari kesalahan pengambilan obat
Kekurangan : a. memerlukan waktu yang lama untuk menemukan obat yang
dibutuhkan apabila tidak memiliki pengetahuan dalam farmakologi
3. Dosage form : dalam sistem ini obat-obat dikategorikan berdasarkan bentuknya.
Kelebihan : a. Obat disimpan berdasarkan bentuknya sehingga memudahkan dalam
pengambilan
Kekurangan : a. Memerlukan waktu yang lama dalam pengambilan karena berada
pada tempat yang berbeda.
4. System level : item yang digunakan dalam sistem pelayanan kesehatan yang berbeda
disimpan bersamaan.
Kelebihan : a. Memudahkan dalam pengambilan karena berada dalam tempat yang
Sama
b. Penyimpan dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.
Kekurangan : a. Dapat menimbulkan terjadinya kesalahan pengambilan obat bila
berada dalam tempat yang sama.
5. Frequency of use : produk yang sering digunakan dan berpindah tempat dengan cepat
atau cepat diambil dari penyimpanan disimpan diruangan bagian depan atau lebih
dekat dengan area penggunaan.
Kelebihan : a. Dapat memberikan pelayanan yang cepat dan mudah
Kekurangan : b. Obat tidak tertata rapi sehingga dapat menimbulkan terjadinya
kesalahan dalam pengambilan obat.
6. Random bin : dengan cara memberi kode ke tempat penyimpanan yang menunjukkan
posisi dan tempat obat tersebut disimpan. Sistem ini membutuhkan komputerisasi.
Kelebihan : a. Mudah dalam menemukan obat karena menggunakan sistem
komputerisasi dengan memasukkan kode obat.
Kekurangan : a. Dapat menimbulkan kesalahan pemginputan kode obat bila terdapat
kode obat yang mirip.
7. Comodity coding : sistem ini memiliki artikel sendiri dan kode lokasi. Staff
penyimpanan tidak memerlukan pengetahuan teknis untuk tau bagaimana cara
menggunakan atau menyimpan dan karakteristik item tersebut.
Kelebihan : a. Dapat diaplikasikan secara mudah dan tepat.
Kekurangan : b. Memerlukan waktu lama dalam mencari kode ketika jaringan
trouble
8. Gunakan prinsip First Expired date First Out (FEFO) dan First In First Out (FIFO)
dalam penyusunan obat yaitu obat yang masa kadaluwarsanya lebih awal atau yang
diterima lebih awal harus digunakan lebih awal sebab umumnya obat yang datang
lebih awal biasanya juga diproduksi lebih awal dan umurnya relatif lebih tua dan masa
kadaluwarsanya mungkin lebih awal.

Obat disimpan sesuai dengan kriteria penyimpanan perbekalan farmasi, utamanya


dengan memperhatikan jenis sediaan obat (rak/kotak penyimpanan, lemari pendingin) :
a. Penyimpanan obat LASA
Obat LASA ( Look Alike Sound Alike): Obat-obatan yang bentuk / rupanya mirip
dan pengucapannya / namanya mirip tidak boleh diletakkan berdekatan. Diletakkan
sesuai abjad, namun harus diselingi dengan minimal (dua) obat dengan kategori
LASA diantara atau ditengahnya.
Biasakan mengeja nama obat dengan kategori LASA saat memberi/menerima
instruksi.
Setiap kotak tempat yang berisi high alert medications harus diberi label (selotip
dengan warna dasar merah, dan huruf berwarna hitam pada sekeliling tempat
penyimpanan obat high alert).
Tempelkan stiker LASA
b. Penyimpanan elektrolit konsentrasi tinggi
Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA
Setiap kotak tempat yang berisi high alert medications harus diberi label (selotip
dengan warna dasar merah, dan huruf berwarna hitam pada sekeliling tempat
penyimpanan obat high alert).
Tempelkan stiker merah bertuliskan High Alert pada setiap kemasan obat high
alert
c. Penyimpanan obat sitostatika
Obat-obat sitostatika disimpan terpisah dari obat-obat high alert, didalam lemari
khusus dan pintu berkunci.
d. Penyimpanan narkotika dan psikotropika
Harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang kuat.
Harus mempunyai kunci yang kuat.
Lemari dibagi dua masing-masing dengan kunci yang berlainan, bagian pertama
dipergunakan untuk menyimpan morfin, petidin, dan garam-garamnya, serta
persediaan narkotika; bagian kedua dipergunakan untuk menyimpan narkotika
lainnya yang dipakai sehari-hari.
Apabila tempat khusus tersebut berupa lemari ukuran kurang dari 40 x 80 x 100
cm, maka lemari tersebut harus dibaut pada tembok atau lantai.
e. Pemberian obat-obat High Alert
Setiap pemberian obat menerapkan PRINSIP 7 BENAR
1. Benar obat
2. Benar waktu dan frekuensi pemberian
3. Benar dosis
4. Benar rute pemberian
5. Benar identitas pasien
- Kebenaran nama pasien
- Kebenaran nomor rekam medis pasien
- Kebenaran umur/tanggal lahir pasien
- Kebenaran alamat rumah pasien
- Nama DPJP
6. Benar informasi
7. Benar dokumentasi
Pemberian elektrolit pekat harus dengan pengenceran dan penggunaan label
khusus.
Pastikan pengenceran dan pencampuran obat dilakukan oleh orang yang
berkompeten.
DAFTAR PUSTAKA

Haddad J., 1998. Lipoperoxidation as a measure of free radical injury in otitis media.
Laryngoscope

Aulton, Michael. 2002. Drying in : Aulton, Michael E. Pharmaceutics The Science Of


Dosage Form Design, Second Edition. London : Churchill Livingstone

Sweetman, S et al. 2009. Martindale 36th. The Pharmaceutical, Press, London

Williams DG., 2003. The many benefits of hydrogen peroxide. Family Health News

Supardi, Imam.2003.Lingkungan Hidup Kelestariannya.Bandung: PT ALUMNI

Memanik, Karden Eddy Sontang. 2007. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: Jambatan

Anda mungkin juga menyukai