Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latarbelakang Masalah
Indonesia semakin hari kualitasnya makin rendah. Berdasarkan Survey United
Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), terhadap
kualitas pendidikan di Negara-negara berkembang di Asia Pacific, Indonesia
menempati peringkat 10 dari 14 negara. Sedangkan untuk kualitas para guru,
kulitasnya berada pada level 14 dari 14 negara berkembang.
Salah satu faktor rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah karena
lemahnya para guru dalam menggali potensi anak. Para pendidik seringkali
memaksakan kehendaknya tanpa pernah memperhatikan kebutuhan, minat dan
bakat yang dimiliki siswanya. Kelemahan paran pendidik kita, mereka tidak pernah
menggali masalah dan potensi parasiswa.
Pendidikan seharusnya memperhatikan kebutuhan anak bukan malah memaksakan
sesuatu yang membuat anak kurang nyaman dalam menuntut ilmu.
Proses pendidikan yang baik adalah dengan memberikan kesempatan pada anak
untuk kreatif. Itu harus dilakukan sebab pada dasarnya gaya berfikir anak tidak bisa
diarahkan.
Selain kurang kreatifnya para pendidik dalam membimbing siswa, kurikulum yang
sentralistik membuat potret pendidikan semakin buram. Kurikulum hanya
didasarkan pada pengetahuan pemerintah tanpa memperhatikan kebutuhan
masyarakat. Lebih parah lagi,pendidikan tidak mampu menghasilkan lulusan yang
kreatif. Ini salahnya, kurikulum dibuat di Jakarta dan tidak memperhatikan kondisi
di masyarakat bawah. Jadi, para lulusan hanya pintar cari kerja dan tidak pernah
bisa menciptakan lapangan kerja sendiri, padahal lapangan pekerjaan yang tersedia
terbatas. Kualitas pendidikanIndonesia sangat memprihatinkan. Berdasarkan
analisa dari badanpendidikan dunia (UNESCO), kualitas para guru Indonesia
menempati peringkat terakhir dari 14 negara berkembang di Asia Pacifik. Posisi
tersebut menempatkan negeri agraris ini dibawah Vietnam yang negaranya baru
merdeka beberapa tahun lalu. Sedangkan untuk kemampuan membaca, Indonesia
berada pada peringkat 39 dari 42 negara berkembang di dunia. Lemahnya input

1
quality, kualitas guru kita ada diperingkat 14 dari 14 negara berkembang. Ini juga
kesalahan negara yang tidak serius untuk meningkatkan kualitaspendidikan. Dari
sinilah penulis mencoba untuk membahas lebih dalam mengenai pendidikan di
Indonesia dan segala dinamikanya.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas dilihat begitu kompleksnya permasalahan dalam pendidikan
yang ada di Indonesia. Oleh karena itu Penulis membatasi beberapa masalah dalam
penulisan makalah dengan Masalah-masalah mendasar pendidikan di Indonesia,
Kualitas pendidikan di Indonesia, dan Solusi Pendidikan di Indonesia.
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan
Sesuai dengan pembatasan masalah di atas, maka tujuan penulisan adalah untuk
mengetahui masalah-masalah apa saja yang terjadi pada pendidikan di Indoensia
yang dillihat dari kualitas pendidikannya semakin hari semakin menurun.

2. Manfaat
Dari penulisan ini diharapkan mendatangkan manfaat berupa penambahan
pengetahuan serta wawasan penulis kepada pembaca tentang keadaan pendidikan
sekarang ini sehingga kita dapat mencari solusinya secara bersama agar pendidikan
di masa yang akan dapat meningkat baik dari segi kualitas maupun kuantitas yang
diberikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PERMASALAHAN PENDIDIKAN DAN PENANGGULAGANNYA


Sistem pendidikan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sosial
budaya masyarakat sebagai supra-sistem. Pembangunan sistem pendidikan tidak
memiliki arti apa-apa, jika tidak sinkron dengan pembangunan nasional. Kaitan
yang erat antara bidang pendidikan sebagai sistem dengan sistem dengan sistem
sosial. Budaya sebagai supra-sistem tersebut, dimana sistem pendidikan menjadi
bagiannya, menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga permasalah interen
sistem pendidikan itu menjadi sangat kompleks. Artinya suatu permasalah interen
dalam sistem pendidikan selalu ada kaitannya dengan masalah-masalah di luar
sistem pendidikan. Misalnya masalah mutu hasil belajar suatu sekolah tidak dapat
dilepaskan dari kondisi sosial budaya dan dan ekonomi masyarakat disekitarnya,
dari mana murid sekolah tersebut berasal, serta masih banyak lagi faktor-faktor
lainnya di luar sistem persekolahan yang berkaitan dengan mutu hasil belajar.
Berasarkan kenyataan tesebut, maka penanggulangan masalah pendidikan juga
sangat kompleks, menyangkut banyak komponen antara pihak yang terkait.
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di tanah
air kita dewasa ini, yakni :
a. Bagaimana semua warga negara dapat menikmati kesempatan pendidikan,
b. Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik keterampilan kerja
yang mantap untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan masyarakat.
Yang pertama mengenai masalah pemerataan dan yang kedua adalah masalah mutu
, relevansi dan juga efisiensi pendidikan.
B. JENIS PERMASALAHAN POKOK PENDIDIKAN
Masalah pokok pendidikan yang telah menjadi keepakatan nasional yang
perlu diprioroitaskan penanggulangannya. Masalah yang dimaksud itu, adalah :
1. Masalah pemerataan pendidikan
2. Masalah mutu pendidikan
3. Masalah efisiensi pendidikan

3
4. Masalah relevansi pendidikan.

C. MASALAH PEMERATAAN PENDIDIKAN


Dalam melaksanakan fungsinya sebagai wahana untuk memajukan bangsa dan
kebudayaan nasional , pendidikan diharapkan dapat menyediakan kesempatan yang
seluas luasnya bagi seluruh warga negara Indonesia untuk memperoleh
pendidikan.Masalah pemerataan pendidikan adalah masalah bagaimana sistem
pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas luasnya kepada seluruh
warga negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi
wahana bagi pembangunan sumberdaya manusia untuk menunjang pembangunan.
Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga negara,
khususnya usia anak sekolah tidak dapat ditampung di dalam sistem atau lembaga
pendidikan karena kurangnya fasilitas pendidikan yang tersedia.
Masalah pemerataan pendidikan di pandang penting karena jika anak-anak usia
sekolah memperoleh kesempatan belajar pada SD, maka mereka memiliki bekal
dasar berupa kemampuan membaca, menulis dan berhitung, sehingga mereka dapat
mengikuti perkembangan kemajuan melalui berbagai media massa dan sumber
belajar yang tersedia, baik mereka itu nantinya berperan sebagai produsen maupun
konsumen. Dengan demikian mereka tidak terbelakang dan menjadi penghambat
derap pembangunan.
A. Pemecahan Permasalahan Pemerataan Pendidikan
Banyak macam masalah yang telah dan sedang dilaksanakan oleh pemerintah untuk
meningkatkan pemerataan pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, langkah langkah ditempuh melalui cara konvensional dan cara inovatif.
Cara konvensional, antara lain :
a. Membangun gedung sekolah, seperti SD inpres dan atau ruang belajar,
b. Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian).
Sehubungan dengan itu yang perlu digalakkan, utamanya untuk pendidikan dasar
adalah membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat/keluarga yang kurang
mampu agar mau menyekolahkan anaknya.

4
Cara inovatif, antara lain :
a. Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat, orangtua dan guru) atau INPACT
(instructional management by parent, community and Teacher).Sistem tersebut
dirintis di Solo dan didesiminasikan ke beberapa provinsi.
b. SD kecil pada daerah terpencil,
c. Sistem Guru Kunjung,
d. SMP Terbuka ( ISOSA-In School out of School Aproach ),
e. Kejar paket A dan B,
f. Belajar Jarak jauh seperti Universitas terbuka.

Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan belum mencapai taraf


seperti yang diharapkan, penetapan mutu hasil pendidikan, penetapan dilakukan
oleh lembaga penghasil luaran, dengan sistem setifikasi. Selanjutnya jika luaran
tersebut terjun ke lapangan kerja penilaian dilakukan oleh lembaga pemakai,
sebagai konsumen tenaga kerja dengan sistem tes untuk kerja ( performance test ).
Lazimnya sesudah itu masih dilakukan pelatihan/pemagangan baik calon untuk
penyesuaian dengan tuntutan persyaratan kerja di lapangan.
Jadi mutu pendidikan pada akhirnya dilihat pada kwalitas luarannya. Jika tujuan
oendidikan nasional dijadikan kriteria, maka pertanyaannya adalah: apakah luaran
dari satu sistem pendidikan menjadi pribadi yang bertaqwa, mandiri dan berkarya,
anggota masyarakat yang sosial dan bertanggung jawab, warga negara yang cinta
tanah air dan memiliki rasa kesetiakawanan sosial.
Dengan kata lain apakah luaran itu mewujudkan diri sebagai manusia
pembangunanyang dapat membangun dirinya dan membangun lingkungannya.
Kwalitas luaran seperti itu, disebut Nurturant effect. Meskipun disadari bahwa pada
hakekatnya produk dengan ciri-ciri seperti itu tidak semata-mata hasil dari sistem
pendidikan sendiri. Tetapi jika terdapat produk seperti itu sistem pendidikan
dianggap mempunyai andil yang cukup, yang tetap menjadi persoalan adalah bahwa
cara pengukuran mutu produk tidak mudah. Berhubung dengan sulitnya
pengukuran terhadap produk tersebut, maka jika orang berbicara tentang mutu
pendidikan, umumnya hanya mengasosiasikan dengan hasil belajar yang dikenal

5
sebagai EBTA, EBTANAS, UAS, SIPENMARU, karena ini yang mudah diukur.
Hasil ujian tersebut itu dipandang sebagai gambaran tentang hasil pendidikan.
Padahal hasil belajar yang bermutu hanya mungkin dicapai melalui proses belajar
yang bermutu. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya
hasil belajar yang bermutu. Jika terjadi belajar yang tidak optimal akan
menghasilkan skor ujian yang baik, maka hampir dapat dipastikan bahwa hasil
belajar tersebut adalah semu. Ini berarti bahwa pokok permasalahan mutu
pendidikan lebih terletak pada masa pemrosesan pendidikan. Selanjutnya
kelancaran pemrosesan pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang
terdiri peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana pembelajaran, bahkan
juga masyarakat sekitar.
Seberapa besar dukungan tersebut diberikan oleh komponen pendidikan, sangat
bergantung pada kualitas komponen dan kerjasama serta mobilitas komponen yang
mengarah kepada pencapaian tujuan. Sebagai misal komponen sarana pembelajaran
lengkap, tetapi tidak didukung oleh guru-guru yang terampil, maka sumbangan
sarana tersebut pada pencapaian tujuan tidak akan optimal. Tentang hal ini sudah
dipaparkan secukupnya pada butir terdahulu, yaitu pada sistim pendidikan.
Mas lah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemerataan mutu. Di dalam TAP
MPR 1988 tentang GBHN, dinyatakan bahwa titik berat pembangunan pendidikan
diletakkan pada penimgkatan mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan, sedangkan
dalam rangka penimgkatan mutu pendidikan khususnya untuk memacu penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi, perlu lebih disempurnakan dan ditingktkan
pengajaran ilmu pengetahuan alam dan matematika,(BP-7, 1989). Umumnya
kondisi mutu pendidikan di seluruh pelosok tanah air (kota/desa) mengalami
peningkatan mutu pendidikan sesuai dengan situasi dan kondisinya masing-masing.

B. Pemecahan Pemerataan Mutu Pendidikan


Upaya pemecahan masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal
yang bersifat fisik dan perangkat lunak, personalia, dan manajemen, sebagai berikut
:
1. Seleksi yang lebih raional terhadap masakan mentah, khususnya SLTA dan PT.

6
2. Pengembang kemampuan tenaga kependidikan melalui study lanjut.Latihan,
penataran,seminar, kegiatan-kegiatan kelompok, studi seperti PKG dan lain-lain.
3. Penyempurnaan kurikulum (materi yang esensial) dan mengandung muatan
lokal, metode yang menantang dan menggairahkan belajar,evaluasi yang beracuan
PAP
4. Pengembangan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tentram untuk
belajar, penyempurnaan sarana belajar ,seperti buku paket, media pembelajaran dan
peralatan laboratorim,
5. Peningkatan administrasi manajemen khususnya mengenai anggaran
6. Kegiatan pengendalian mutu berupa kegiatan-kegiatan :
a. Laporan penyelenggaraan pendidikan oleh semua lembaga pendidikan,
b. Supervisi dan monitoring pendidikan oleh pemilik dan pengawas.
c. Sistem ujian nasional /negara seperti UAN, EBTANAS, SIPENMARU.
d. Akreditasi terhadap lembaga pendidikan untuk menetapkan status suatu
lembaga.

D. MASALAH EFISIENSI PENDIDIKAN


Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikan
mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidkan.
Beberapa masalah efisiensi pendidikan yang penting,adalah:
a. Masalah efisiensi dalam memungsikan tenaga
Masalah ini meliputi pengangkatan, penempatan dan pengembangan tenaga.
Masalah pengangkatan terletak pada kesenjangan antara stock tenaga yang tersedia
dengan jatah pengangkatan yang terbatas. Pada masa 5 tahun terakhir ini, jatah
pengangkatan setiap tahunnya sekitar 20% dari kebutuhan tenaga di lapangan.
Sedangkan persediaan tenaga yang setiap diangkat lebih besar dari pada kebtuhan
dilapangan. Dengan demikian berarti lebihdari 80% tenaga tersedia tidak
difungsikan. Masalah pengembangan tenaga kependidikan di lapangan biasanya
terlambat, khususnya pada saat menyongsong hadirnya kurikulum baru.

7
b. Masalah efisiensi dalam penggunaan sarana dan prasarana
Penggunaan sarana dan prasarana pendidikan yang tidak efisiensi bisa terjadi antara
lain sebagai akibat kurang matangnya perencanaan dan juga karena perubahan
kurikulum. Perubahan sering membawa akibat tidak dipakainyalagi buku siswa
pegangan guru beserta perangkat lainnya, karena harus diganti dengan buku-buku
yang baru. Misalnya perubahan kurikulum 1975/1976 digantikan dengan
kurikulum 1984 bahkan sementara buku baru belum rampung disiapkan, kurikulum
sudah berubah lagi yaitu dengan munculnya kurikulum 1994.sebab bagaimana pun
juga pembaharuan kurikulum merupakan tindakan antisipasi terhadap pemberian
bekal bagi calon iuran sesuai dengan tuntunan zaman.

E. MASALAH RELEVANSI PENDIDIKAN


Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana sistem pendidikan
dapatmenghasilkan iuran sesuai dengan kebutuhan pembangunan, yaitu masalah-
masalah seperti digambarkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional.
Iuran pendidikan diharapkan dapat mengisi semua sektor pembangunan yang
beraneka ragam sektor produksi, sektor jasa dll. Baik dari segi jumlah maupun segi
kualitas. Kriteria relevansi seperti yang dinyatakan tersebut cukup ideal jika
dikaitkan dengan kondisi sistem tersebut pendidikan pada umumnya dan gambaran
tentang pekerjaan yang ada antara lain, sebagai berikut:
1. Status lembaga pendidikan sendiri masih bermacam-macam kualitasnya,
2. Sistem pendidikan tidak pernah menghasilkan iuran siap pakai, yang ada adalah
siap kembang/latih.
3. Peta kebutuhan tenaga kerja dengan persyaratan yang dapat digunakan sebagai
pedoman oleh lembaga-lembaga pendidikan untuk menyusun program tidak
tersedia.

8
F. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
BERKEMBANGNYA MASALAH PENDIDIKAN

Permasalahan pokok pendidikan sebagaimana telah diutarakan pada butir B dan C


di atas merupakan masalah pembangunan mikro, yaitu masalah-masalah yang
berlangsung didalam sistem pendidikan sendiri. Masalah makro berupa antara lain
masalah perkembangan internasional, masalah demografi, masalah politik,
ekonomi,sosial budaya, masalah perkembangan regional.
Uraian selanjutnya akan mengemukakan masalah-masalah makro yang merupakan
faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan masalah
pendidikan, yaitu:
a. Perkembangan iptek
Terdapat hubungan erat antara pendidikan dengan iptek. Ilmu pengetahuan
merupakan hasil eksploitasi sacera sistematis dan terorganisir mengenai alam
semesta, dan teknologi adalah penerapan yang direncanakan dari ilmu pengetahuan
untuk memenuhi hidup masyarakat. Suatu teknologi baru digunkan dalam suatu
proses produksi menimbulkan kondisi ekonomi sosial baru lantaran perubahan
persyaratan kerja atau jam kerja,kebutuhan bahan-bahan baru, sistem pelayanan
baru, sampai berkembangnya gaya hidup yang baru. Semua perubahan tersebut
tentu membawa masalah dalam skala nasional yang tidak sedikit memakan biaya.
Hal ini sudah disinggung dalam butir 3 masalah efisiensi pendidikan tentang
perubahan kurikulum.

b. Perkembangan Seni
Kesenian adalah merupkan aktivitas berkreasi manusia secara individual atau
kelompok menghasilkan sesuatu yang indah,Barksenian mejadi kebutuhan hidup
manusia. Melalui kesenian manusia dapat menyalurkan dorongan berkreasi(
mencipta) yang bersifat orisinal (bukan tiruan) dan dorongan spontanitas dalam
menemukan keindahan. Seni membutuhkan pengembangan.
Dilihat dari segi tujuan pendidikan yaitu terbentuknya manusia seutuhnya, aktivitas
kesenian mempunyai adil yang besar, karena dapat mengisi pengembangan domain

9
afektif khususnya emosi yang positif dan konstruktif serta keterampilan disamping
domain kongnitif yang sudah digarap melalui program/bidang studi lain.
Dilihat dari lapangan kerja, dewasa ini dunia seni dengan segenap cabangnya telah
mengalami perkembangan pesat dan semakin mendapat tempat dalam kehidupan
masyarakat.

1. Laju Pertumbuhan Penduduk.


Masalah kependudukan dan kependidikan bersumber pada dua hal, yaitu :
a. Pertambahan penduduk.
Pertambahan penduduk gambarannya sebagai berikut:
Dari sekarang hingga abad XXI, terus menerus akan terjadi pertambahan penduduk,
meskipun gerakan keluaga berencana beberapa waktu yang lalu berhasil. Sebapnya
karena kematian menurun lebih cepat (45%) dari turunnya tingkat kelahiran(35%).
Hal tersebut juga mengakibatkan berubahnya susunan umur penduduk. Dengan
bertambahnya jumlah penduduk, maka penyeddian sarana dan prasarana
pendidikan beserta komponen penunjang terselenggaranya pendidikan harus
ditambah. Dan ini berarti beban pembangunan nasional menjadi bertambah.
Pertambahan penduduk yang dibarengi dengan meningkatnya usia rata-rata,b
penurunan angka kematian, mengakibatkan berubahnya strutur kependudukan,
yaitu propinsi penduduk usia lanjut,angkatan kerja, dan penduduk usia tua
meningkat berkat kemajuan dibidang gizi dan kesehatan.

b. Penyebaran Penduduk.
Penyebaran penduduk diseluruh pelosok tanah air tidak merata.Ada daerah yang
padat penduduk terutama di kota-kota besar dan daerah yang penduduknya jarang,
yaitu didaerah pedalaman kh ususnya didaerah terpencil yang berlokasi
pegunungan dan pulau-pulau. Sebaran penduduk ini menimbulkan kesulitan dalam
penyediaan sarana pendidikan. Sebagai contoh adalah dibangunnya SD kecil untuk
melayani kebutuhan akan pendidikan didaerah terpencil pada pelita V, disamping
SD yang reguler. Belum lagi kesulitan dalam penempatan guru. Peristiwa ini

10
menimbulkan pola yang dinamis dan labil yang lebih menyulitkan perencanaan
penyediaan saran pendidikan.

2. Aspirasi masyarakat
Dalam dua dasawarsa terakhir ini aspirasi masyarakat dalam banyak hal meningkat
khususnya aspirasi terhadap pendidikan. Orang mulai meihat bahwa untuk hidup
yang lebih layak dan sehat harus ada pekerjaan tetap yang menopang, dan
pendidikan memberi jaminan untuk memperoleh pekerjaan yang layak dan menetap
itu. Sebagain akibat dari meningkatnya aspirasi terhadap pendidikan itu maka
orangtua mendorong anaknya memperoleh pekerjaan yang lebih baik daripada
orangtuanya sendiri. Sehingga gejala yang timbul yaitu membanjirnya pelamr pada
sekolah-sekolah. Arus pelajar menjadi meningkat. Di kota-kota disamping
pendidikan formalmulai bermunculan beraneka ragam pendidikan non-formal.
Namun demikian tidak berarti bahwa aspirasi terhadap pendidikn harus diredam,
justru sebaliknya harus tetap dibangkitkan dan ditingkatkan, utamanya pada
masyarakat yang belum maju dan masyarakat diderah terpencil, sebab aspirasi
menjadi motor penggeak roda kemajuan.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Banyak sekali faktor yang menjadikan rendahnya kualitaspendidikan di Indonesia.
Faktor-faktor yang bersifat teknis diantaranya adalah rendahnya kualitas guru,
rendahnya sarana fisik, mahalnya biaya pendidikan, rendahnya prestasi siswa,
rendahnya kesejahteraan guru, rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,
kurangnya pemerataan kesempatan pendidikan. Namun sebenarnya yang menjadi
masalah mendasar dari pendidikan di Indonesia adalah sistempendidikan di
Indonesia itu sendiri yang menjadikan siswa sebagai objek, sehingga manusia yang
dihasilkan dari sistem ini adalah manusia yang hanya siap untuk memenuhi
kebutuhan zaman dan bukannya bersikap kritis terhadap zamannya. Maka disinilah
dibutuhkan kerja sama antara pemerintah dan mesyarakat untuk mengatasi
segala permasalahan pendidikan di Indonesia.
B. Saran
Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntut perubahan
kesistem pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu bersaing secara sehat
dalam segala bidang. Salah satu cara yang harus di lakukan bangsa Indonesia agar
tidak semakin ketinggalan dengan negara-negara lain adalah dengan meningkatkan
kualitas pendidikannya terlebih dahulu.

Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang


terlahir akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini bersaing
secara sehat dalam segala bidang di dunia internasional.

12
DAFTAR PUSTAKA
http://forum.detik.com.

http://tyaeducationjournals.blogspot.com/2008/04/efektivitas-dan-efisiensi-
anggaran.

http://www.detiknews.com.

http://www.sib-bangkok.org.

Pidarta, Prof. Dr. Made. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

sayapbarat.wordpress.com/2007/08/29/masalah-pendidikan-di-indonesia.

13
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan HidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca Pendidikan Masalah-masalah mendasar pendidikan di Indonesia,
Kualitas pendidikan di Indonesia, dan Solusi Pendidikan di Indonesia.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Singkut, Juni 2016

Penyusun

i
14
DAFTAR ISI

Kata pengantar ........................................................................................................ i

Daftra Isi................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah ............................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Permasalahan Pendidikan dan Penanggulangannya................................... 3


B. Jenis Permasalahan Pokok Pendidikan ...................................................... 3
C. Masalah Pemerataan Pendidikan................................................................ 4
D. Masalah Efisiensi Pendidikan .................................................................... 7
E. Masalah Relevansi Pendidikan .................................................................. 8
F. Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah Pendidikan 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 12
B. Saran .......................................................................................................... 12

Daftar Pustaka ....................................................................................................... 13

ii
15
MAKALAH
MASALAH-MASALAH MENDASAR PENDIDIKAN DI
INDONESIA, KUALITAS PENDIDIKAN DI INDONESIA,
DAN SOLUSI PENDIDIKAN DI INDONESIA

DISISUN OLEH:
KASIADI

PENGAMPU:
IBU HENI SILVIA

PONDOK PESANTREN ALMAARIF


DESA SUNGAI MERAH
KECAMATAN PELAWAN
KABUPATEN SAROLANGUN
TAHUN AJARAN 2015 / 2016

16

Anda mungkin juga menyukai