Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Kadar Amonia (NH3-N) Awal

Sebelum dilakukan penyaringan menggunakan saringan dengan Media

Filter Karbon Aktif Pada Mata Air di Desa Rempung Kecamatan

Pringgasela Kabupaten Lombok Timur, terlebih dahulu sampel air

diperiksa kadar amonia awal, dan sampel diperiksa di Laboratrium

Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok, maka diperoleh kadar amonia

sebelum penyaringan seperti pada tabel berikut:

Tabel IV.1. Kadar Amonia Awal Sumber Mata Air di Desa Rempung
Kecamatan Pringgasela Kabupaten Lombok Timur.

Kadar Amonia
Hari Tgl (NH3-N) Keterangan
Awal (mg/l)
1 2 3 4
I 23 Januari 2009 4,6 > Baku Mutu
II 6 Pebruari 2009 6,8 > Baku Mutu
III 21 Pebruari 2009 6,1 > Baku Mutu
IV 23 Pebruari 2009 4,7 > Baku Mutu
V 3 Maret 2009 3,2 > Baku Mutu
VI 9 Maret 2009 3,7 > Baku Mutu
VII 16 Maret 2009 4,21 > Baku Mutu
Rata-rata 4,76 > Baku Mutu
Sumber : Data Primer (Lab Kes Masy. P. Lombok)

Dari hasil pemeriksaan sampel awal diperoleh kadar amonia pada hari

I (pertama) (4,6 mg/l), pada hari kedua (6,8 mg/l), ketiga (6,1 mg/l), dan

keempat (4,7 mg/l), pada hari kelima (3,2 mg/l), pada hari keenam (3,7

24
mg/l), pada hari ketujuh (4,21 mg/l) dengan rata-rata kadar ammonia

adalah (4, 76 mg/l).

4.1.2. Kadar Amonia (NH3-N) Akhir

Setelah sampel air disaringan menggunakan saringan dengan Media

Filter Karbon Aktif Pada Mata Air di Desa Rempung Kecamatan

Pringgasela Kabupaten Lombok Timur, maka sampel air diperiksa kadar

amonia Laboratrium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok, maka diperoleh

kadar amonia setelah penyaringan seperti pada tabel berikut:

Tabel IV.2. Kadar Amonia Akhir Sumber Mata Air di Desa Rempung
Kecamatan Pringgasela Kabupaten Lombok Timur.

Hari Hari/Tgl 10 cm 15 cm 20 cm Keterangan

1 2 4 5 6 7
I 23 Januari 2009 2,8 2,2 1,7 > Baku Mutu
II 6 Pebruari 2009 5,5 3,6 2,9 > Baku Mutu
III 21 Pebruari 2009 4,6 1,62 0,85 > Baku Mutu
IV 23 Pebruari 2009 1,4 1,62 0,85 > Baku Mutu
V 3 Maret 2009 1,12 1,02 0,65 > Baku Mutu
VI 9 Maret 2009 2,45 1,2 0,7 > Baku Mutu
VII 16 Maret 2009 1,82 1,22 0,9 > Baku Mutu
Rata-rata 2,81 1,78 1,22 > Baku Mutu
Sumber : Data Primer (Lab Kes Masy. P. Lombok)

Dari hasil pemeriksaan sampel setelah penyaringan diperoleh rata-rata

kadar amonia dengan ketebalan media 10 cm (2,81 mg/l), rata-rata kadar

ammonia dengan ketebalan media 15 (1,78mg/l), rata-rata kadar ammonia

ketebalan media 20 cm (1,22 mg/l).

Berdasarkan Baku Mutu Kualitas Air Nomor 82 Tahun 2001 Tanggal

14 Desember 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian

25
Pencemaran Air, untuk air Kelas I, dipersyaratkan bahwa kadar maksimum

untuk Ammonia adalah 0,5 mg/l, oleh karena itu kadar ammonia air

tersebut berada di atas Baku Mutu, namun terjadi penurunan yang berarti.

4.1.3. Penurunan Kadar Amonia.

Setelah diketahui kadar ammonia awal dan kadar amonia akhir, maka

didapatkan penurunan kadar amonia berdasarkan ketebalan media.

1) Penurunan kadar ammonia pada ketebalan media 10 cm

Pada ketebalan media 10 cm diperoleh penurunan kadar amonia seperti

pada tabel berikut:

Tabel IV.3. Penurunan Kadar Ammonia pada Ketebalan Media 10 Cm

Kadar Kadar
Penurunan Persentase
No. Tanggal Awal Akhir
(mg/l) (%)
(mg/l) (mg/l)
1 2 3 4 5 6
I 23 Januari 2009 4,6 2,8 1,8 39,13
II 6 Pebruari 2009 6,8 5,5 1,3 19,12
III 21 Pebruari 2009 6,1 4,6 1,5 24,59
IV 23 Pebruari 2009 4,7 1,4 3,3 70,21
V 3 Maret 2009 3,2 1,12 2,08 65,00
VI 9 Maret 2009 3,7 2,45 1,25 33,78
VII 16 Maret 2009 4,21 1,82 2,39 56,77
Rata-rata 4,76 2,81 1,95 44,09
Sumber : Data Primer (Lab Kes Masy. P. Lombok)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata penurunan kadar

amonia pada ketebalan media 10 cm adalah 1,95 mg/l, dengan

persentase penurunan 44,09 %.

2) Penurunan kadar ammonia pada ketebalan media 15 cm

Pada ketebalan media 15 cm diperoleh penurunan kadar amonia seperti

pada tabel berikut:

26
Tabel IV.4. Penurunan Kadar Ammonia pada Ketebalan Media 15 Cm

Kadar Kadar
Penurunan Persentase
No. Tanggal Awal Akhir
(mg/l) (%)
(mg/l) (mg/l)
1 2 3 4 5 6
I 23 Januari 2009 4,6 2,2 2,4 52,17
II 6 Pebruari 2009 6,8 3,6 3,2 47,06
III 21 Pebruari 2009 6,1 1,62 4,48 73,44
IV 23 Pebruari 2009 4,7 1,62 3,08 65,53
V 3 Maret 2009 3,2 1,02 2,18 68,13
VI 9 Maret 2009 3,7 1,2 2,5 67,57
VII 16 Maret 2009 4,21 1,22 2,99 71,02
Rata-rata 4,76 1,78 2,98 63,56
Sumber : Data Primer (Lab Kes Masy. P. Lombok)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata penurunan kadar

amonia pada ketebalan media 15 cm adalah 2,98 mg/l, dengan

persentase penurunan 68,56 %.

3) Penurunan kadar ammonia pada ketebalan media 20 cm

Pada ketebalan media 20 cm diperoleh penurunan kadar amonia seperti

pada tabel berikut:

Tabel IV.5. Penurunan Kadar Ammonia pada Ketebalan Media 20 Cm

Kadar Kadar
Penurunan Persentase
No. Tanggal Awal Akhir
(mg/l) (%)
(mg/l) (mg/l)
1 2 3 4 5 6
I 23 Januari 2009 4,6 1,7 2,9 63,04
II 6 Pebruari 2009 6,8 2,9 3,9 57,35
III 21 Pebruari 2009 6,1 0,85 5,25 86,07
IV 23 Pebruari 2009 4,7 0,85 3,85 81,91
V 3 Maret 2009 3,2 0,65 2,55 79,69
VI 9 Maret 2009 3,7 0,7 3,00 81,08
VII 16 Maret 2009 4,21 0,9 3,31 78,62
Rata-rata 4,76 1,22 3,54 75,40
Sumber : Data Primer (Lab Kes Masy. P. Lombok)

27
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata penurunan kadar

amonia pada ketebalan media 20 cm adalah 3,54 mg/l, dengan

persentase penurunan 75,40 %.

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil pemeriksaan sampel awal diperoleh kadar amonia pada hari

I (pertama) (4,6 mg/l), pada hari kedua (6,8 mg/l), ketiga (6,1 mg/l), dan

keempat (4,7 mg/l), pada hari kelima (3,2 mg/l), pada hari keenam (3,7

mg/l), pada hari ketujuh (4,21 mg/l) dengan rata-rata kadar ammonia adalah

(4, 76 mg/l).

Berdasarkan Baku Mutu Kualitas Air Nomor 82 Tahun 2001 Tanggal

14 Desember 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian

Pencemaran Air, untuk air Kelas I, dipersyaratkan bahwa kadar maksimum

yang diperbolehkan untuk Ammonia adalah 0,5 mg/l, oleh karena itu kadar

ammonia air tersebut berada di atas Baku Mutu.

Selain itu hasil pemeriksaan sampel setelah penyaringan diperoleh

rata-rata kadar amonia dengan ketebalan media 10 cm (2,81 mg/l), rata-rata

kadar ammonia dengan ketebalan media 15 (1,78mg/l), rata-rata kadar

ammonia ketebalan media 20 cm (1,22 mg/l).

Berdasarkan Baku Mutu Kualitas Air Nomor 82 Tahun 2001 Tanggal

14 Desember 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian

Pencemaran Air, untuk air Kelas I, dipersyaratkan bahwa kadar maksimum

yang diperbolehkan untuk Ammonia adalah 0,5 mg/l, oleh karena itu kadar

28
ammonia air tersebut berada di atas Baku Mutu, namun terjadi penurunan

yang berarti.

Berdasarkan persentase penurunan kadar ammonia, rata-rata

penurunan kadar amonia pada ketebalan media 10 cm adalah 1,95 mg/l,

dengan persentase penurunan 44,09%, rata-rata penurunan kadar amonia

pada ketebalan media 15 cm adalah 2,98 mg/l, dengan persentase penurunan

68,56 %, dan rata-rata penurunan kadar amonia pada ketebalan media 20 cm

adalah 3,54 mg/l, dengan persentase penurunan 75,40 %.

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada hasil penelitian dan pembahasan hasi

penelitian, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1) Rata-rata kadar ammonia awal sebelum penyaringan adalah (4, 76 mg/l),

dan kadar tersebut berada di atas Baku Mutu kualitas air.

29
2) Kadar amonia rata-rata setelah penyaringan dengan ketebalan media 10

cm (2,81 mg/l), dengan ketebalan media 15 (1,78mg/l), dan ketebalan

media 20 cm (1,22 mg/l).

3) Persentase penurunan kadar ammonia pada ketebalan media 10 cm

44,09%, pada ketebalan media 15 cm 68,56 %, pada ketebalan media 20

75,40 %.

4) Setelah dianalisis menggunakan statistik ANOVA, diperoleh F hitung

adalah 3,259.dengan probabilitas 0, 062. oleh karena Probabilitas >0,05,

maka H0 diterima, atau rata-rata kadar amonia dari ketiga variasi

ketabalan media filter karbon aktif memang tidak berbeda nyata sehingga

tidak ada beda ketiga variasi ketabalan media filter karbon aktif dalam

dalam penurunan kadar amonia penyaringan air mata air di Desa

Rempung.

5.2. Saran

1) Air tersebut layak digunakan sebagai air bersih bisa digunakan untuk

kebutuhan sehari-hari contohnya digunakan sebagai menyirami tanaman

ataupun mandi, cuci, kakus (MCK).

2) Disarankan pula sebaiknya melakukan percobaan variasi dengan diameter butiran

pasir yang berbeda dan variasi ketinggian media dengan interval yang cukup jauh

berbeda. Hal tersebut untuk mendapatkan kondisi alat apakah siap untuk

30
digunakan atau belum sehingga tidak terjadi kerusakan alat saat penelitian sedang

berlangsung yang dapat mempengaruhi hasil analisa.

3) Disarankan untuk menambah variasi ketabalan media filter karbon aktif yang

dipergunakan dalam proses penyaringan.

4) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut sehingga unit tersebut siap digunakan dan

dapat berfungsi lebih optimal.

31

Anda mungkin juga menyukai