Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KEWAJIBAN MENUNTUT DAN MENGAMALKAN ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN


SENI
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS MATA KULIAH AGAMA
DOSEN : DADANG DARMAWAN, S.Pd.I, M.Ag

Disususn oleh : kelompok 3


Anggota : Ai Nurhasanah
Anisa
Dinda Ayu Tri Mardiant
Nisya Indriani
Sarah Parliant
Sindi Sri Mulyani
Widia Alfionita

Yayasan Priangan
Akademi Kebidanan Cianjur
Jl. Pangeran Hidayatullah no. 105 Cianjur
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Segala puji bagi Allah S.W.T , Tuhan seluruh alam, atas rahmat dan Hidayah-nya kami
akhirnya dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Agama dibawah bimbingan Bapak Dadang Darmawan, S.Pd.I.M.Ag. Makalah ini
bertemakan kewajiban menuntut dan mengamalkan ilmu-ilmu pengetahuan, teknologi dan seni .

Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa yang
membacanya.Karena proses dari penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, penulis
membuka diri untuk menerima berbagai masukan dan kritk demi perbaikan dimasa yang akan
datang.

Wassalamualaikum wr.wb

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG...................................................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................................................................................1
C.TUJUAN.........................................................................................................................................................................1

BAB II
PEMBAHASAN..................................................................................................................................2
A. IPTEK MENURUT
ISLAM...............................................................................................................................................2
B. KEWAJIBAN MENCARI
ILMU................................................................................................................................................2
C. INTERAKSI IMAN,ILMU,DAN
AMAL...............................................................................................................................................3
D. KEUTAMAAN ORANG YANG
BERILMU..........................................................................................................................................3
E. TANGGUNG JAWAB ILMU ALAM.................................................................................................3
F. PENYIKAPAN TERHADAP IPTEK....................................................................................................3
G. KESELARASAN IMTEK DAN IPTEK................................................................................................3
H. SENI MENURUTISLAM.................................................................................................................4

BAB III: PENUTUP ...........................................................................................................................6


A. KESIMPULAN...............................................................................................................................6
B.SARAN..........................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2 (dua). Pertama,
menjadikan Aqidah Islam sebagai 4okum4ti ilmu pengetahuan. Paradigma inilah yang
seharusnya dimiliki umat Islam, bukan 4okum4ti sekuler seperti yang ada sekarang.
Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran
(qaidah fikriyah) bagi seluruh ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam
sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala
ilmu pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat
diterima dan diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak
boleh diamalkan. Kedua, menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah Islam) sebagai
standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari. Standar atau kriteria inilah
yang seharusnya yang digunakan umat Islam, bukan standar manfaat
(4okum4tism/utilitarianisme) seperti yang ada sekarang. Standar syariah ini mengatur,
bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan pada ketentuan halal-haram (4okum-
hukum syariah Islam). Umat Islam boleh memanfaatkan iptek jika telah dihalalkan oleh
Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek iptek dan telah diharamkan oleh Syariah, maka
tidak boleh umat Islam memanfaatkannya, walau pun ia menghasilkan manfaat sesaat
untuk memenuhi kebutuhan manusia.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Iptek menurut islam?


2. Mengapa mencari ilmu itu wajib?
3. Bagaimana interaksi iman, ilmu, dan amal?
4. Apa keutamaan orang yang berilmu?
5. Bagaimana tanggung jawab ilmuan terhadap alam?
6. Bagaimana penyikapan terhadap iptek?
7. Bagaimana keselarasan imtaq dan iptek?
8. Bagaimana seni menurut islam?

C. TUJUAN

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada


pembaca mengenai pandangan islam terhadap ilmu pengetahuan teknologi dan seni agar
dapat memenuhi tugas dari guru mata kuliah agama.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. IPTEK MENURUT ISLAM
Peran Islam dalam perkembangan iptek adalah bahwa Syariah Islam harus
dijadikan standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah islam)
wajib dijadikan tolok ukur dan pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga bentuknya. Iptek
yang boleh dimanfaatkanadalah yang telah dihalalkan oleh syariah islam. Sedangkan Iptek
yang tidak boleh dimanfaatkan adalah yang telah diharamkan. Akhlak yang baik muncul
dari keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT sumber segala kebaikan, Keindahan, dan
Kemuliaan. Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT hanya akan muncul bila diawali
denganpemahaman ilmu pengetahuan dan pengenalan terhadap Tuhan Allah SWT dan
terhadap alam semesta sebagai tajaliyat (manifestasi) sifat-sifat KeMahaMuliaan,
Kekuasaan dan Keagungan-Nya.
Islam sebagai agama penyempurna dan paripurna bagi kemanusiaan,sangat
mendorong dan mementingkan umatnya untuk mempelajari, mengamati, memahami dan
merenungkan segala kejadian di alam semesta.Dengan kata lain Islam sangat
mementingkan pengembangan ilmu pengetahuandan teknologi. Berbeda dengan
pandangan Barat yang melandasi pengembangan Ipteknya hanya untuk mementingkan
duniawi, maka Islam mementingkan penguasaan Iptek untuk menjadi sarana ibadah atau
pengabdian Muslim kepada Allah SWT dan mengembang amanat Khalifatullah
(wakil/mandataris Allah) di muka bumi untuk berkhidmat kepada manusia dan
menyebarkan rahmat bagi seluruh alam. Ada lebih dari 800 ayat dalam Al-Quranyang
mementingkan proses perenungan, pemikiran, dan pengamatan tehadap berbagai gejala
alam, untuk di tafakuri dan menjadi bahan dzikir kepada Allah.
B. KEWAJIBAN MENCARI ILMU
Pada dasarnya kita hidup didunia ini tidak lain adalah untuk beribadah kepada
Allah. Tentunya beribadah dan beramal harus berdasarkan ilmu yang ada di Al-Quran dan
Al-Hadist. Tidak akan tersesat bagi siapa saja yang berpegang teguh dan sungguh-sungguh
perpedoman pada Al-Quran dan Al-Hadist.
Disebutkan dalam hadist, bahwasanya ilmu yang wajib dicari seorang muslim ada
3, sedangkan yang lainnya akan menjadi fadhlun (keutamaan). Ketiga ilmu tersebut adalah
ayatun muhkamatun (ayat-ayat Al-Quran yang menghukumi), sunnatun qoimatun (sunnah
dari Al-hadist yang menegakkan) dan faridhotun adilah (ilmu bagi waris atau ilmu faroidh
yang adil)
Dalam sebuah hadist rasulullah bersabda, mencari ilmu itu wajib bagi setiap
muslim, dan orang yang meletakkan ilmu pada selain yang ahlinya bagaikan
menggantungkan permata dan emas pada babi hutan.(HR. Ibnu Majah dan lainya)
Juga pada hadist rasulullah yang lain,carilah ilmu walau sampai ke negeri cina.
Dalam hadist ini kita tidak dituntut mencari ilmu ke cina, tetapi dalam hadist ini rasulullah
menyuruh kita mencari ilmu dari berbagai penjuru dunia. Walau jauh ilmu haru tetap
dikejar.

2
C. INTERAKSI IMAN, ILMU DAN AMAL
Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terinteraksi ke dalam suatu sistem
yang disebut dinul Islam, didalamnya terkandung tiga unsur pokok yaitu akidah, syariah,
dan akhlak dengan kata lain iman, ilmu dan amal shaleh.
Islam merupakan ajaran agama yang sempurna, karena kesempurnaannya dapat
tergambar dalam keutuhan inti ajarannya. Di dalam al-Quran dinyatakan yang artinya
Tidaklah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat
yang baik (dinul Islam) seperti sebatang pohon yang baik, akarnya kokoh (menghujam
kebumi) dan cabangnya menjulang ke langit, pohon itu mengeluarkan buahnya setiap
muslim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk
manusia agar mereka ingat.
D. KEUTAMAAN ORANG YANG BERILMU
Orang yang berilmu mempunyai kedudukan yang tinggi dan mulia di sisi Allah dan
masyarakat. Al-Quran menggelari golongan ini dengan berbagai gelaran mulia dan
terhormat yang menggambarkan kemuliaan dan ketinggian kedudukan mereka di sisi Allah
SWT dan makhluk-Nya.
E. TANGGUNG JAWAB ILMUWAN TERHADAP ALAM
Manusia, sebagaimana makhluk lainnya, memiliki ketergantungan terhadap alam.
Namun, di sisi lain, manusia justru suka merusak alam. Bahkan tak cukup merusak, juga
menhancurkan hingga tak bersisa. Tiap sebentar kita mendengar berita menyedihkan
tentang kerusakan baru yang timbul pada sumber air, gunung atau laut. Para ilmuwan
F. PENYIKAPAN TERHADAP PERKEMBANGAN IPTEK
Setiap manusia diberikan hidayah dari Allah SWT berupa alat untuk mencapai
dan membuka kebenaran. Hidayah tersebut adalah
a. Indera, untuk menangkap kebenaran fisik, Naluri, untuk mempertahankan hidup
dan kelangsungan hidup manusia secara probadi maupun social
b. Pikiran dan atau kemampuan rasional yang mampu mengembangkan kemampuan
tiga jenis pengetahuan akali (pengetahuan biasa, ilmiah dan filsafi). Akal juga
merupakan penghantar untuk menuju kebenaran tertinggi
c. Imajinasi, daya khayal yang mampu menghasilkan kreativitas dan
menyempurnakan pengetahuannya
d. Hati nurani, suatu kemampuan manusia untuk dapat menangkap kebenaran tingkah
laku manusia sebagai makhluk yang harus bermoral.
G. KESELARASAN IMTAQ DAN IPTEK
Barang siapa ingin menguasai dunia dengan ilmu, barang siapa ingin menguasai
akhirat dengan ilmu, dan barang siapa ingin menguasai kedua-duanya juga harus dengan
ilmu (Al-Hadist).
3
Perubahan lingkungan yang serba cepat dewasa ini sebagai dampak globalisasi dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), harus diakui telah mengumumkan
ancaman meluasnya padang pasir, semakin berkurangnya hutan, berkurangnya cadangan
air minum, menipisnya sumber energi alam, dan semakin punahnya berbagai jenis
tumbuhan dan hewan. memberikan kemudahan terhadap berbagai aktifitas dan kebutuhan
hidup manusia.
H. SENI MENURUT ISLAM
a. Definisi Seni Menurut Islam
Kata seni adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya,
walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kata seni berasal dari kata
SANI yang kurang lebih artinya Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa. Namun menurut
kajian ilimu di Eropa mengatakan ART (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah
barang/ atau karya dari sebuah kegiatan.
Allah melalui kalamnya di Al-Quran mengajak manusia memandang seluruh jagat
raya dengan segala keserasian dan keindahannya. Allah berfirman: Maka apakah mereka
tidak melihat ke langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan
menghiasinya, dan tiada baginya sedikit pun retak-retak? [QS 50: 6].
b. Pendapat tentang pengertian seni dalam Islam
Menurut Seyyed Hossein Nasr, seni Islam merupakan hasil dari pengejawantahan
Keesaan pada bidang keanekaragaman. Artinya seni Islam sangat terkait dengan
karakteristik-karakteristik tertentu dari tempat penerimaan wahyu al-Quran yang dalam
hal ini adalah masyarakat Arab.
c. Perkembangan seni pada masa bani umayyah
Perkembangan seni Pada masa Daulah Bani Umayyah , terutama seni bahasa, seni
suara, seni rupa, dan seni bangunan (Arsitektur).
1) Seni Bahasa
Kemajuan seni bahasa sangat erat kaitannya dengan perkembangan bahasa.
Sedangkan kemajuan bahasa mengikuti kemajuan bangsa. Pada masa Daulah Bani
Umayyah kaum muslimin sudah mencapai kemajuan dalam berbagai bidang, yaitu bidang
politik, ekonomi, sosial, dan ilmu pengetahuan. Dengan sendirinya kosakata bahasa
menjadi bertambah dengan kata-kata dan istilah istilah baru yang tidak terdapat pada
zaman sebelumnya.
Kota Basrah dan Kufah pada zaman itu merupakan pusat perkembangan ilmu dan
sastra (adab). Di kedua kota itu orang-orang Arab muslim bertukar pikiran dalam diskusi-
diskusi ilmiah dengan orang-orang dari bangsa yang telah mengalami kemajuan terlebih
dahulu. Di kota itu pula banyak kaum muslimin yang aktif menyusun dan menuangkan
karya mereka dalam berbagai bidang ilmu. Maka dengan demikian berkembanglah ilmu
tata bahasa (Ilmu Nahwu dan sharaf) dan Ilmu Balaghah, serta banyak pula lahir-lahir
penyair-penyair terkenal.
4
2) Seni Rupa
Seni rupa yang berkembang pada zaman Daulah Bani Umayyah hanyalah seni ukir,
seni pahat, sama halnya dengan zaman permulaan, seni ukir yang berkembang pesat pada
zaman itu ialah penggunaan khat arab (kaligrafi) sebagai motif ukiran.
Yang terkenal dan maju ialah seni ukir di dinding tembok. Banyak Al-Quran,
Hadits Nabi dan rangkuman syair yang di pahat dan diukir pada tembok dinding bangunan
masjid, istana dan gedung-gedung.
3) Seni Suara
Perkembangan seni suara pada zaman pemerintahan Daulat Bani Umayyah yang
terpenting ialah Qiraatul Quran, Qasidah, Musik dan lagu-lagu lainnya yang bertema
cinta kasih.
4) Seni Bangunan (Arsitektur)
Seni bangunan atau Arsitektur pada masa pemerintahan Daulah Bani Umayyah
pada umumnya masih berpusat pada seni bangunan sipil, seperti bangunan kota Damaskus,
kota Kairuwan, kota Al- Zahra. Adapun seni bangunan agama antara lain bangunan Masjid
Damaskus dan Masjid Kairuwan, begitu juga seni bangunan yang terdapat pada benteng-
benteng pertahanan masa itu.
Pusat penyebaran ilmu pengetahuan pada masa itu terdapat di masjid-masjid. Di
masjid-masjid itulah terdapat kelompok belajar dengan masing-masing gurunya yang
mengajar ilmu pengetahuan agama dan umum ilmu pengetahuan agama yang berkembang
pada saat itu antara lain ialah, ilmu Qiraat, Tafsir, Hadits Fiqih, Nahwu, Balaqhah dan
lain-lain. Ilmu tafsir pada masa itu belum mengalami perkembangan pesat sebagaimana
yang terjadi pada masa pemerintahan Daulah Bani Abbasiyah. Tafsir berkembang dari
lisan ke lisan sampai akhirnya tertulis. Ahli tafsir yang pertama pada masa itu ialah Ibnu
Abbas, salah seorang sahabat Nabi yang sekaligus juga paman Nabi yang terkenal.
d. Alat Musik Islam
Musik Islam selanjutnya berkembang sejalan dengan perkembangan musik di
Eropa. Penggunaan alat musik seperti oud sangat membantu dalam memahai pelajaran
musik islam. Oud adalah alat musik berbentuk seperti buah piryang di potong setengah dan
di lengkapi senar atau sring sebanyak 12 buah.
Oud di Italia berubah nama menjadi il luto.Berbeda dengan Jerman, il luto
dikenaldengan nama laute.Terjadi perubahan bahasa penyebutan pada alat musik yang
benar-benar samini.Prancis menyebutnya le luth.Sementara itu, Inggris menamainya lute.

5
BAB II
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Aqidah Islam sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi
standar bagi segala ilmu pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah
Islam dapat diterima dan diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak
dan tidak boleh diamalkan. Kedua, menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah
Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari. Standar atau
kriteria inilah yang seharusnya yang digunakan umat Islam, bukan standar manfaat
(pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang ada sekarang.
B. SARAN
Iptek yang boleh dimanfaatkan adalah yang telah dihalalkan oleh syariah islam.
Sedangkan Iptek yang tidak boleh dimanfaatkan adalah yang telah diharamkan. Akhlak
yang baik muncul dari keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT sumber segala
kebaikan, Keindahan, dan Kemuliaan. Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

6
DAFTAR PUSTAKA

http://fadjaer-dodolanol.blogspot.com/2011/11dodolan-pulsa-ol.htmlDAFTARISI
googleweblight.com/?lite_url=http://putriiandynii.blogspot.com/2014/01/makalah-agama-
islam-kewajiban-menuntut.html?m%3D1&ei=qMT6VIJW&lc=id-
ID&s=i&m=806&host=www.google.co.id&ts=1506060411&sig=ANTY_L36K713Uoldkl
cRrWbJG_GJGg9-xQ

Anda mungkin juga menyukai