Anda di halaman 1dari 5

BAB I

DEFINISI

Jenis hambatan yang sering terjadi dalam pelayanan pasien di Rumah Sakit yaitu hambatan
fisik, hambatan bahasa, dan hambatan psikologis / budaya. Berikut penjelasannya :
Hambatan Fisik merupakan jenis hambatan berupa fisik . Misalnya cacat pendengaran
(tuna rungu), tuna netra, tuna wicara. Maka dalam hal ini baik komunikator maupun
komunikan harus saling berkomunikasi secara maksimal.
Hambatan Bahasa merupakan hambatan semantic, yaitu pengetahuan tentang
pengertian / makna kata (denotative). Hambatan bahasa yang terjadi bias karena
bahasa yang digunakan oleh komunikator maupun komunikan. Hambatan bahasa dibagi
menjadi tiga :
Salah pengucapan kata/istilah karena terlalu cepat berbicara . Contoh : Partisipasi
menjadi partisisapi
Adanya perbedaan makna dan pengertian pada kata-kata yang pengucapannya
sama. Contoh : bujang ( Sunda : sudah, Sumatera : Anak laki-laki)
Adanya pengertian konotatif, contoh : Secara denotative, semua setuju bahwa anjing
adalah binatang berbulu, berkaki empat. Sedangkan secara konotatif, banyak orang
menganggap anjing sebagai binatang peliharaan yang setia, bersahabat, dan
panjang ingatan.
Hambatan Budaya merupakan proses kegiatan pemberian pelayanan kepada pasien
yang mengalami hambatan berupa faktor budaya yang di anut oleh pasien.
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup dalam mengatasi hambatan pelayanan pasien yaitu seluruh unit
yang terkait dengan pelayanan pasien seperti unit rawat jalan, rawat inap, unit
penunjang, dan lain-lain.
BAB III
UPAYA DALAM MENGATASI HAMBATAN

Untuk mengetahui hambatan tertsebut dapat ditanggulangi dengan cara sebagai


berikut:
1.Mengecek arti / maksud yang disampaikan dengan cara mengecek arti atau maksud
yang disampaikan / bertanya lebih lanjut pada komunikan apakaj ia sudah mengerti
apa yang dimaksud komunikator. Contoh : perawat bertanya kepada psien Apakah
sudah mengerti Pak ?. Mengecek umpan balik / hasil , yitu memancing kembali si
komunikator dengan mengajukan pertanyaan mengenai hal / pesan yang telah
disampaikan kepada komunikan. Tadi obatnya sudah diminum Pak ? Sebelumnya
si komunikator sudah berpesan pada komunikan untuk meminum obat,
2.Mengulangi pesan yang disampaikan, memperkuat dengan bahasa isyarat,. Contoh :
Obatnya diminum 3x sehari ya sambil menggerakkan tangan.
3.Mendekatkan diri antara komunikator dengan komunikan yaitu berbincang-bincang
menyangkut pasien, keluarga, dan keadaanya saat ini (keluhan tentang
penyakitnya).
4.Membuat pesan secara singkat, jelas, dan tepat.

Ditetapkan di Balikpapan
Pada Tanggal 2015

Kepala Rumkit Tk II Dr. R. Hardjanto,

dr. Moh. Arif Hariyanto, Sp. B


Kolonel Ckm NRP 32566
BAB IV
DOKUMENTASI

Daftar Rujukan Rumah Sakit/Puskesmas

No Nama Rumah Sakit/Puskesmas Alamat

Anda mungkin juga menyukai