Seorang perencana harus memeriksa dengan teliti kondisi dari perletakan gelagar,
sesuai atau tidaknya dengan anggapan yang dipakai, karena perhitungan dalam
perencanaan didasarkan pada tingkah laku gelagar setelah dibebani.
Gelagar biasanya direncanakan sebagai gelagar sederhana (simple beam,
perletakan sendi rol). Perletakan jepit, jepit sebagian atau sebagai balok menerus.
TEGANGAN LENTUR YANG DIIZINKAN
M.C I M
fb = S = fb =
I C S
Pada kondisi umum, tegangan lentur yang diizinkan oleh AISC adalah:
fb = 0,66 . Fy
Batang lentur harus memenuhi syarat kekompakan flens dan tunjangan lateral dan
flens tekan seperti yang tertera pada spesifikasi.
Batang lentur kompak didefinisikan sebagai batang yang mampu mencapai batas
momen plastisnya sebelum terjadinya tekuk pada batang tersebut.
Hampir semua profil W dan S untuk jenis baja A36 mempunyai sifat kompak.
Untuk jenis tegangan baja 50 KSI, hanya beberapa saja yang tidak memiliki sifat
kompak.
Batang batang yang mengalami pembengkokan terhadap sumbu utamanya dan
mempunyai sumbu simetri akan mengalami tekukan pada bagian flens tekannya,
dan puntiran terhadap sumbu membujurnya. Untuk menghindari hal ini batang
batang tersebut harus diberikan ikatan ikatan horizontal dengan jarak yang
tertentu antara satu dengan yang lainnya.
Pada umumnya fb = 0,66 . Fy dipakai untuk:
1. Flens tekan yang diberi tunjangan lateral.
76.bf 20.000
2. Jarak tunjangan lateral atau , ambil yang terkecil.
Fy d
.Fy
Af
Jika tidak memenuhi syarat maka tegangan lentur yang diizinkan adalah
fb = 0,6 . Fy
Metode tegangan kerja (elastis) AISC untuk profil yang memikul momen lentur
pada sumbu kuat X X:
ada 3 kasus, yaitu :
1) Momen plastis tercapai bersamaan dengan kapasitas rotasi yang besar (Mu =
Mp).
Keadaan ini tercapai jika Local Buckling) (tekuk setempat) dari flens tekan
dapat dicegah dan Lateral Torsional Buckling) tidak terjadi.
0 L Lcr fb = 0,66 . Fy
Harga Lcr dipilih yang terkecil.
2) Momen yang bekerja (Mu) lebih besar dari pada momen Leleh, tapi lebih
kecil dari pada momen plastis (My Mu Mp).
Balok dalam keadaan ini mampu mencapai regangan leleh di serat terluar
sebelum tekuk torsi lateral terjadi, yaitu sebelum Mp tercapai.
LC < L LU fb = 0,66 . Fy
3) Pada kasus ini, tekuk torsi lateral terjadi sebelum My tercapai.
(Mu < My) L > LU
20.000 102000.Cb
Lu = Lu = i T .
d Fy
.Fy
Af
1/12.tf.bf 3
i T=
1/6.d 2tf
. tw tf.bf
i T = 1,2 . i y
Lateral torsional buckling adalah gejala tertekannya flens profil akibat beban luar
sehingga menyebabkan flens menekuk ke arah samping (lateral) disertai torsi.
Beberapa Contoh Sokongan Lateral :
1) Pelat lantai beton berfungsi sebagai sokongan samping (lateral).
Flens tekan profil masuk ke dalam pelat beton.
Lantai beton
Profil baja
Untuk pelat pelat dan bentuk rol yang mengalami pembengkokan pada sumbu
yang lemah serta batang persegi dan bulat, tegangan yang diizinkan adalah
sebesar: Fb = 0,75 . Fy
Untuk bentuk rol tidak kompak dan perbandingan dari lebar flens terhadap
tebalnya sebesar:
bf 95
65 Fy < <
2tf Fy
Maka berlaku bahwa tegangan lentur yang diizinkan :
bf
Fb = Fy . 1,075 0,005 Fy
2tf
Menentukan nilai Fb, yang di dapat dari ketentuan penggunaan tunjangan lateral.
Jika sebuah gelagar diberikan beban berupa momen lentur positif, serat bagian
bawah akan tertarik dan mengalami perpanjangan, dan serat bagian atas tertekan
dan mengalami perpendekan, dan pada sumbu netralnya panjang serat tidak
mengalami perubahan.
Karena adanya deformasi yang bervariasi ini, maka tiap tiap serat mempunyai
kecenderungan untuk bergeser terhadap serat lainnya, yang ditahan oleh kekuatan
daya tahan terhadap geser dari materialnya.
Besarnya tegangan geser dalam arah membujur yang terjadi dapat ditentukan
dengan rumus: V.Q ....(1)
fv =
I.t
Di mana: Aweb = perkalian dari tinggi penampang dengan tebal dari badan profil
(in2).
Pada penampang bruto dari sebuah penampang batang:
fv = 0,40 . Fy