PENGARUH JUMLAH SEMEN PADA KUAT TEKAN BETON
DENGAN PASIR SUNGAI KRASAK DAN KERIKIL SUNGAI PROGO
Kardiyono Tjokrodimuljo
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
INTISARI
Beton dibuat dari air, semen, pasir, dan kerikil.
Agar beton mempunyai kuat tekan yang sesuai dengan per-
syaratan, mudah dikerjakan, dan murah harganya, adonan
harus dibuat dengan proporsi yang tepat antara bahan-
bahan bakunya.
Peningkatan kandungan semen dapat mempertinggi
kuat tekan beton, namun jika kandungan semen terlalu
banyak justru mengurangi kuat tekan betonnya. Oleh ka-
rena itu, perlu diketahui nilai kandungan semen yang
optimal yang menghasilkan kuat tekan beton yang maksi-
mal.
Pada penelitian ini dibuat beberapa silinder beton
dengan bahan baku yang sama dan faktor air-semen 0,50
dengan berbagai variasi jumlah semen. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada pemakaian semen kurang dari 250
kg per meter kubik beton, kuat tekan silinder betonnya
rendah, karena sulit dipadatkan, namun jika dipakai
semen lebih dari 340 kg per meter kubik betan, kuat te-
kannya juga rendah sebab beton mengandung banyak pori.
PENGANTAR
Pada saat ini banyak dibuat struktur beton bertulang di
Yogyakarta. Dalam pembuatan betonnya umumnya dipakai air
setempat, semen Portland merk Nusantara, pasir dari sungai
Krasak, dan kerikil dari sungai Progo. Agar diperoleh kuat
tekan beton yang sesuai dengan yang disyaratkan, mudah di-
kerjakan, serta harga yang tidak terlalu mahal, maka perlu
dibuat proporsi yang tepat antara bahan-bahan dasarnya.
Ruat tekan beton setelah mengeras tergantung pada fak-
tor air-semen, jumlah semen, umur beton, jenis semen, sifat
agregat, dan kepadatan betonnya, Karena kuat tekan beton
Forum Teknik, Jilid 17, No. gabungan, 1993 4950 Forum Teknik, Jilid 17, No. gabungan, 1993
sangat dipengaruhi oleh faktor air-semen, maka berdasarkan
pengalaman faktor air-semen berkisar antara 0,40 sampai 0,60
tergantung pada kuat tekan beton yang disyaratkan. Pada ni-
lai faktor air-semen yang sama, biasanya dianggap semakin
banyak semen semakin tinggi kuat betonnya, namun sebenarnya
jika terlalu banyak semen, kuat tekan beton akan berkurang.
Menurut Mindess dan Young (1981) pada jumlah kandungan
agregat yang normal, jumlah semen per meter kubik beton
berpengaruh terhadap kuat tekan betonnya. Pengaruh itu di-
uraikan dalam dua butir berikut: (1) jika faktor air-semen
sama, beton dengan kandungan semen banyak mempunyai kekuatan
lebih rendah, karena semakin banyak semen berarti juga se-
makin banyak air, yang berakibat banyak pori; (2) jika ke-
kentalan adukan sama (jumlah air tetap), kuat tekan beton
makin tinggi dengan kandungan semen makin banyak, karena
penambahan semen berarti pengurangan faktor air~semen.
Berdasarkan kedua hal tersebut di atas tampak bahwa
pada umumnya yang ditinjau hanya kondisi kedua saja, karena
biasanya kekentalan adukan beton dibuat sama, misalnya untuk
pelat, balok, dan kolom yang nilai slump-nya antara 75 mm
sampai 150 mm (Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, 1971).
Namun, pada saat ini karena kvat tekan beton dituntut lebih
tinggi, misalnya minimal 20 MPa untuk struktur tahan gempa
(Tata Cara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung,
1991), maka nilai faktor air-semen harus dijaga tidak boleh
berubah, sehingga kondisi pertama tetap berlaku,
CARA _PENELITIAN
Bahan
Bahan-bahan yang dipakai dalam penelitian ini ialah: 1)
semen Portland merk Nusantara, 2) agregat halus (pasir) dari
sungai Krasak, Sleman, 3) agregat kasar (kerikil) dari su-
ngai Progo, Kulonprogo, dan 4) air yang diambil dari saluran
air bersih Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Alat
Alat-alat yang dipakai dan fungsinya dalam penelitian
ini ialah:
1) Ayakan. Satu set ayakan dengan lubang mulai 0,15 mn
sampai ke 40 mm dipakai untuk memisahkan fraksi-fraksi agre-
gat (pasir dan kerikil) menurut kelompok ukuran butirnya.
2) Timbangan kodok yang mempunyai ketelitian 1 gram,
dipakai untuk menimbang semen, pasir, dan kerikil sebelum
dicampur .Forum Teknik, Jilid 17, No. gabungan, 1993 52
3) Kerucut Abrams dan tongkat penusuknya, semuanya dari
baja, untuk mengukur nilai kekentalan adukan beton (slump).
4) Mesin pengaduk beton untuk mencampur dan mengaduk
campuran beton, dengan kapasitas 80 ke.
5) Cetakan silinder beton dari baja, dengan ukuran dia-
meter 150 mm dan tinggi 300 mn.
6) Mesin uji tekan beton, dengan kapasitas 2000kN, un-
tuk menguji kuat tekan silinder beton.
dalan_peneli
Pada penelitian ini besar butir maksimal kerikil dite-
tapkan sebesar 40 mm. Proporsi berat antara pasir dan keri-
kil ditetapkan sedemikian sehingga modulus halus butirnya
sekitar 5,5 dan 6,5. Nilai faktor air-semen ditetapkan se-
besar 0,50. Jumlah semen per kubik beton dibuat bervariasi,
dari sekitar 220 kg sampai 360 kg, dengan selisih antar
adukan kira-kira 12 kg. Pengadukan dilakukan sebanyak satu
Kali untuk setiap macam campuran, dan pada setiap kali peng-
adukan diperiksa nilai kekentelan dengan kerucut Abrams,
kemudian dibuat silinder beton sebanyak 5 buah. Sehari se-
telah beton dicetak dalam silinder, cetakan dibuka dan si-
linder beton diberi tanda, lalu ditaruh dalam bak, di atas
permukaan air, sampai saatnya akan diuji. Temperatur udara
dijruangan tempat menyimpan silinder itu berkisar antera
26:C dan 30°C. Pada saat mencapai umur 28 hari, silinder
beton itu diambil dari tempat perawatan, kemudian ditimbang
untuk mengetahui beratnya lalu diukur diameter dan tingginya.
Setelah diberi capping, kemudian diuji kuat tekannya dengan
mesin uji tekan beton dan dicatat beban maksimalnya.
Analisis _hasil
De hasil pengadukan dan pengujian nat tekan silin-
der-silinder beton diperoleh berat masing-masing bahan yang
dicampur, berat jenis beton, kandungan semen, kebutuhan air,
dan kuat tekannya.
Proporsi berat antara pasir dan kerikil dihitung dengan
rumus:
M, - 4M
Poe gtagox 00S nase mw
5 My a M,
Berat jenis beton dihitung dengan rumus:
BR = ees (2)
(3,14/4)D" H