Anda di halaman 1dari 11

EFEK FISIK DAN PSIKOLOGI PADA IBU POSTPARTUM SECTIO

CAESAREA DENGAN PEMBERIAN AROMATHERAPY LAVENDER DI


RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK EVASARI JAKARTA, 2014

PHYSICAL AND PSYCHOLOGIC EFFECTS OF LAVENDERS


AROMATHERAPY ON SECTIO CAESAREA POSTPARTUM MOTHER IN
EVASARI HOSPITAL JAKARTA, 2014

OLEH:
Wilhelma Susilo1
Justina Purwarini Acihayati2
Wilhelmus Hary Susilo3

ARTIKEL ILMIAH

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIK SINT CAROLUS, JAKARTA


BULAN FEBRUARI, TAHUN 2015

1Mahasiswa
2Dosen Pembimbing Akademik
3Dosen Pembimbing Metodologi
ABSTRAK

Periode postpartum merupakan periode resiko tinggi bagi gangguan depresi pada
wanita dan akan semakin tinggi setiap tahunnya. Survei Nasional tahun 2009
menyatakan terdapat 921.000 persalinan dengan sectio dari 4.039.000 persalinan.
Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui efek fisik dan psikologis pada ibu
postpartum sectio caesarea dengan pemberian aromatherapy lavender di RSIA
Evasari Jakarta. Jenis penelitian adalah preeksperimen dengan desain penelitian pre
and post test without control design. Jumlah sampel 30 responden. Hasil uji Sample
Paired T-Test, terdapat berbedaan yang signifikan pada systole dan nilai EPDS
dengan sig. 0,000 (p-value<0,05). Terdapat penurunan nilai tekanan darah dyastole,
nadi dan skala nyeri tetapi tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada tekanan
darah dyastole sig. 0,943 (p-value<0,05), nadi sig. 0,993 (p-value<0,05) dan skala
nyeri sig.0,895 (p-value<0,05). Disimpulkan bahwa pemberian aromatherapy
lavender pada ibu postpartum sectio caesarea berdampak pada penurunan tekanan
darah, frekuensi nadi, skala nyeri dan tingkat depresi (nilai EPDS). Diharapkan
penggunaan terapi komplementer aromatherapy lavender dapat digunakan sebagai
pilihan terapi untuk menyejahterakan fisik dan mental dalam masa pemulihan
postpartum.

Kata Kunci : Postpartum Sectio Caesarea, aromatherapy lavender, efek fisik dan
psikologi.

ABSTRACT
The postpartum period is a period of high risk to depression in women and it will be
higher every years. National Survey, 2009 states that there is 921,000 sectio
deliveries of 4.039 million births. The purpose of this study to determine the physical
and psychological effects on postpartum mother sectio caesarea with giving
lavenders aromatherapy in RSIA Evasari Jakarta. This is Preeksperiment design
research with pre and post test without control design. Number of samples is 30
respondents. Paired Sampel T-Test result, there is a significant difference in systole
and EPDS values before and after giving of lavenders aromatherapy with sig. 0.000
(p - value < 0.05). There is decrease in blood pressure dyastole, pulse and pain scale
but no significant difference. Blood pressure dyastole with sig. 0.943 (p - value <
0.05), pulse sig. 0.993 (p - value < 0.05) and pain scale sig. 0.895 (p - value < 0.05).
It was concluded that giving of lavender aromatherapy on postpartum mother sectio
caesarea result decrease in blood pressure, pulse, pain scale and level of depression
(EPDS score). For nursing services, use lavenders aromatherapy can be used as
therapeutic option for the physical and mental welfare for postpartum recovery
period.

Keyword : Sectio Caesarea Postpartum, Lavenders Aromatherapy, Physical and


Psychologic Effects.
Pendahuluan
Persalinan merupakan akhir dalam suatu kehamilan. Dua cara persalinan, yaitu:
persalinan pervaginam dan persalinan dengan tindakan sectio caesarea. Sectio
caesarea merupakan pengeluaran janin melalui insisi dinding abdomen (laparatomi)
dan dinding uterus (histerektomi) (Suririnah, 2008). Persalinan dengan sectio
caesarea beresiko kematian 25 kali lebih besar dan beresiko infeksi 80 kali lebih
tinggi dibanding persalinan pervaginam (Cunningham, 2006). WHO memperkirakan
bahwa sekitar 15- 20 persen ibu hamil, baik di negara maju maupun berkembang
akan mengalami risiko tinggi (risti) dan atau komplikasi (Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional, 2012).
Menurut WHO peningkatan persalinan dengan section caesarea di seluruh negara
selama tahun 2007 2008 yaitu 110.000 per kelahiran di seluruh Asia (Sinha Kounteya,
2010 dalam Sumelung, 2014). Di Indonesia angka kejadian sectio caesarea mengalami
meningkatan pada tahun 2000 jumlah ibu bersalin dengan sectio caesarea 47,22%, tahun
2001 sebesar 45, 19%, tahun 2002 sebesar 47,13%, tahun 2003 sebesar 46,87%, tahun
2004 sebesar 53,2%, tahun 2005 sebesar 51,59% dan tahun 2006 sebesar 53,68% dan
tahun 2007 belum terdapat data yang signifikan (Grace, 2007 dalam Sumelung 2014).
Data yang diperoleh dari Rumah Sakit Ibu dan Anak Evasari dalam periode 8 bulan
terakhir (Januari - Agustus 2014) jumlah tindakan sectio caesarea yang dilakukan adalah
sebanyak 891 tindakan.
Complementary and Alternative Medicine (CAM) telah banyak digunakan
untuk tujuan relaksasi dalam masyarakat modern yang penuh tekanan (Igarashi,
2013). Allaire dalam Smith et al (2011) mengatakan bahwa aromatherapy mengacu
pada kekuatan penyembuhan dari tanaman dengan penggunaan minyak esensial
untuk meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental. Beberapa studi telah
mengklarifikasi efek relaksasi dari minyak esensial yang mengandung linalyl asetat
atau linalool. Salah satu aroma yang paling digemari adalah lavender. Studi yang
dilakukan pada manusia menunjukkan efek relaksasi setelah penghirupan
aromaterapi lavender pada orang dewasa yang sehat mengarah pada pengurangan
serum kortisol dalam tubuh. Selain itu, dalam tes tunggal linalool, efek relaksasi
diamati pada beberapa indeks fisiologis, seperti denyut nadi (Allaire dalam Smith et
al, 2011). Aromatherapy telah digunakan pada ibu dalam proses melahirkan untuk
mengurangi kecemasan dan rasa nyeri (Horowitz dalam Ackley & Ladwig, 2014).
Untuk mengurangi efek stres fisiologis maupun psikologis akibat nyeri dapat
dilakukan dengan cara penghirupan aromatherapy lavender, dan tidak memberikan
efek invasif terhadap ibu maupun bayi.
Banyaknya perubahan yang terjadi baik fisik dan psikologi pada ibu
postpartum dan banyaknya metode persalinan sectio caesarea yang dipilih saat ini
peneliti tertarik untuk mengetahui efek fisik dan psikologi pada ibu postpartum sectio
caesarea dengan pemberian aromatherapy lavender. Tujuan dalam penelitian ini
adalah diketahui efek fisik (tekanan darah, nadi dan nyeri) dan psikologis (nilai
EPDS) pada ibu postpartum sectio caesarea dengan pemberian aromatherapy
lavender.Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan informasi dan
pengetahuan mengenai alternatif penanganan adaptasi fisik dan psikologi pada ibu
postpartum dan nyeri dengan metode non-farmakologi terapi yaitu aromatherapy
lavender dan kemudian hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman
penelitian selanjutnya dalam mengembangkan penelitian terkait tentang efek
aromatherapy lavender terhadap fisik dan psikologis pada ibu postpartum sectio
caesarea.
.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif pra eksperimental, dengan
pendekatan pre and post test without control design terhadap koresponden tentang
perbedaan sebelum dan sesudah pemberian aromatherapy terhadapi fisik dan
psikologi ibu postpartum sectio caesarea. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu
postpartum sectio caesarea di Rumah Sakit Evasari yang berjumlah 92 orang pada
bulan Agustus 2014. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
total sampling (n=30). Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Evasari Jakarta Pusat
yang dilaksanakan pada bulan Agustus 2014Januari 2015. Alat pengumpul data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebuah format yang berisikan kuesioner
dan lembar observasi. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah data
primer, yaitu : data yang diambil dari sumbernya langsung yang dirumuskan melalui
lembar observasi yang dilakukan oleh peneliti sebelum dan sesudah diberikan
aromatherapy lavender pada responden. Kuesioner EPDS berisikan tentang data
responden meliputi : usia kehamilan, paritas dan pertanyaan untuk menilai tingkat
depresi ibu postpartum. Cara pengumpulan data adalah dengan mengukur tekanan
darah (systole dan dyastole), nadi dan skala nyeri. Dalam proses pengumpulan data,
peneliti dibantu oleh penanggung jawab rawat inap postpartum. Setelah peneliti
mendapat ijin dari rumah sakit Evasari, peneliti bertemu dan menjelaskan prosedur
penelitian, alat observasi untuk pengumpulan data dan lamanya penelitian kepada
kepala divisi keperawatan dan penanggung jawab rawat inap postpartum RSIA
Evasari. Metode pengolahan data yang digunakan adalah tabulasi dengan langkah-
langkah sebagai berikut : Analisis data univariat yang digunakan untuk mengetahui
gambaran distribusi frekuensi dan presentase variabel independen yaitu paritas dan
usia kehamilan dan mengetahui gambaran distribusi frekuensi variabel dependen
yaitu tekanan darah systole, tekanan darah dyastole, nadi, skala nyeri dan nilai EPDS.
Analisis Bivariat dalam penelitian ini menggunakan Uji beda dua mean dependen
(Paired Sample t-test) yang dipakai untuk menguji perbedaan mean antara dua
kelompok data dependen.
Tabel 1
Uji Statistik Analisis Bivariat

Variabel Uji Statistik


Sebelum Intervensi Rata-rata tekanan darah
systole sebelum dilakukan
terapi aromatherapy
lavender
Dependen sampel
Sesudah Intervensi Rata-rata tekanan darah
(Paired Sample T-Test)
systole setelah dilakukan
terapi aromatherapy
lavender

Sebelum Intervensi Rata-rata tekanan darah Dependen sampel


dyastole sebelum dilakukan (Paired Sample T-Test)
terapi aromatherapy
lavender
Sesudah Intervensi Rata-rata tekanan darah
dyastole setelah dilakukan
terapi aromatherapy
lavender
Sebelum Intervensi Rata-rata nadi sebelum
dilakukan terapi
aromatherapy lavender Dependen sampel
Sesudah Intervensi Rata-rata nadi setelah (Paired Sample T-Test)
dilakukan terapi
aromatherapy lavender
Sebelum Intervensi Rata-rata skala nyeri
sebelum dilakukan terapi
aromatherapy lavender Dependen sampel
Sesudah Intervensi Rata-rata skala nyeri setelah (Paired Sample T-Test)
dilakukan terapi
aromatherapy lavender
Sebelum Intervensi Rata-rata nilai EPDS
sebelum dilakukan terapi
aromatherapy lavender Dependen sampel
Sesudah Intervensi Rata-rata nilai EPDS setelah (Paired Sample T-Test)
dilakukan terapi
aromatherapy lavender
Hasil
Subjek yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah ibu postpartum sectio
caesarea 1x24 jam sebanyak 30 orang. Diberikan perlakuan penghirupan
aromatherapy lavender terhadap subjek penelitian selama 15 menit. Usia kehamilan
dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu 37 minggu dan > 37 minggu. Tabel 2
menunjukkan bahwa jumlah terbesar usia kehamilan dalam penelitian ini berada
pada kategori > 37 minggu (60%). Usia kehamilan kermuda yaitu 36 minggu dan
usia kehamilan tertua 40 minggu. Paritas ibu dikelompokkan menjadi 3 kelompok
yaitu primipara, multipara dan grandepara. Jumlah terbesar paritas ibu berada pada
kategori multipara (60%) (Tabel 2). Jumlah paritas ibu terbanyak adalah 6.

Tabel 2
Distribusi Frekuensi Karakteristik Postpartum Sectio Caesarea

Karakteristik Frekuensi %
Usia 37 minggu 12 40
Kehamilan > 37 minggu 18 60
Primipara 11 36,7
Paritas Ibu Multipara 18 60
Grandemultipara 1 3,3

Tekanan darah systole sebelum penghirupan aromatherapy lavender


memperlihatkan 19 responden memiliki nilai < 120 mmHg dan 11 responden
memiliki nilai 120 mmHg. Tekanan darah dyastole sebelum penghirupan
aromatherapy lavender memperlihatkan 19 responden memiliki nilai < 80 mmHg
dan 11 responden memiliki nilai 80 mmHg. Nadi sebelum penghirupan
aromatherapy lavender memperlihatkan 27 responden memiliki nadi 60-100 x/menit
dan 3 responden memiliki nadi >100 x/menit. Skala nyeri sebelum penghirupan
aromatherapy lavender memperlihatkan 26 responden memiliki nyeri ringan dan 2
responden memiliki nyeri sedang, 1 responden memiliki nyeri hebat dan 1 responden
memiliki nyeri sangat hebat. Tingkat depresi/ nilai EPDS sebelum penghirupan
aromatherapy lavender memperlihatkan 9 responden tidak depresi dan 14 responden
depresi sedang dan 7 responden depresi berat (Tabel 3).
Tekanan darah systole sesudah penghirupan aromatherapy lavender
memperlihatkan 20 responden memiliki nilai < 120 mmHg dan 10 responden
memiliki nilai 120 mmHg. Tekanan darah dyastole sesudah penghirupan
aromatherapy lavender memperlihatkan 14 responden memiliki nilai < 80 mmHg
dan 16 responden memiliki nilai 80 mmHg. Nadi sesudah penghirupan
aromatherapy lavender memperlihatkan 30 responden memiliki nadi 60-100 x/menit.
Skala nyeri sesudah penghirupan aromatherapy lavender memperlihatkan 29
responden memiliki nyeri ringan dan 1 responden memiliki nyeri berat. Tingkat
depresi/ nilai EPDS sesudah penghirupan aromatherapy lavender memperlihatkan 22
responden tidak depresi dan 6 responden depresi sedang dan 2 responden depresi
berat (Tabel 3).
Tabel 3
Deskripsi Perubahan Fisiologis dan Psikologis Ibu Postpartum sectio Caesarea
sebelum dan Sesudah Perlakuan Penghirupan Aromatherapy Lavender
Kategori Sebelum Sesudah p-value
Tekanan Darah < 120 mmHg 19 20
,000
systole 120 mmHg 11 10
Tekanan Darah < 80 mmHg 19 14
,943
Dyastole 80 mmHg 11 16
60-100 x/menit 27 30
Nadi ,993
>100 x/menit 3 0
Nyeri Ringan 26 29
,895
Nyeri Sedang 2 0
Skala Nyeri
Nyeri Berat 1 1
Nyeri Sangat Berat 1 0
Tidak Depresi 9 22
Nilai EPDS Depresi Sedang 14 6 ,000
Depresi Berat 7 2

Pembahasan
Aromatherapy mengacu pada kekuatan penyembuhan dari tanaman dengan
penggunaan minyak esensial untuk meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental
(Allaire dalam Smith et al, 2011). Aromatherapy dapat menurunkan stres,
meningkatkan kualitas tidur, dan memberikan energi lebih (Keville dan Mindy
Green, 2012). Minyak lavender adalah salah satu aromaterapi yang terkenal memiliki
efek sedatif, hypnotic, dan anti-neurodepresive. Kandungan utama dalam minyak
lavender adalah linalool asetat yang mampu mengendorkan dan melemaskan sistem
kerja saraf dan otot-otot yang tegang. Linalool juga menunjukkan efek hypnotic dan
anticonvulsive. Hasil penelitian didapatkan perbaikan pada tanda-tanda vital setelah
dilakukan terapi aromatherapy lavender yang dapat dilihat dari data hasil observasi
yaitu tekanan darah systole terbanyak sebelum intervensi 100 mmHg (23,3%)
menjadi 110 mmHg (36,7%) sesudah intervensi. Tekanan darah systole mengalami
peningkatan 10 mmHg setelah intervensi. Tiga responden dengan tekanan darah
systole 150 mmHg sebelum intervensi mengalami penurunan tekanan darah systole
setelah intervensi menjadi 140 mmHg, 120 mmHg dan 110 mmHg. Aromatherapy
yang digunakan melalui cara inhalasi atau dihirup akan masuk ke sistem limbic
dimana aroma akan diproses sehingga kita dapat mencium bau. Pada saat kita
menghirup suatu aroma, komponen kimianya akan masuk ke bulbus olfactory,
kemudian ke limbic sistem pada otak. Sistem limbic sebagai pusat nyeri, senang,
marah, takut, depresi, dan berbagai emosi lainnya. Amygdala sebagai bagian dari
sistem limbic bertanggung jawab atas respon emosi kita terhadap aroma.
Hipocampus bertanggung jawab atas memori dan pengenalan terhadap bau juga
tempat dimana bahan kimia pada aromaterapi merangsang penyimpanan memori
otak terhadap pengenalan bau-bauan. Minyak lavender memiliki efek sedasi yang
cukup baik dan dapat menurunkan aktivitas motorik mencapai 78%. Efek
aromatherapy juga menyebabkan penurunan kecemasan, perbaikan mood, dan terjadi
peningkatan kekuatan gelombang alpha dan beta pada EEG yang menunjukkan
peningkatan relaksasi (Dewi, 2013).
Kandungan utama dalam minyak lavender adalah linalool asetat yang mampu
mengendorkan dan melemaskan sistem kerja saraf dan otot-otot yang tegang. Minyak
lavender dapat membantu menanggulangi insomnia, memperbaiki mood seseorang,
menurunkan tingkat kecemasan, meningkatkan tingkat kewaspadaan, dan tentunya
dapat memberikan efek relaksasi. Molekul-molekul yang terkandung dalam minyak
esensial memberikan efek positif terhadap sistem saraf pusat, yaitu dapat
menghambat Adreno Corticotrophic Hormone (ACTH) dimana hormon ini dapat
mengakibatkan kecemasan pada seseorang (Dewi, 2013). Hasil pada penelitian ini
menunjukkan tidak semua responden mengalami perubahan tingkat depresi yang
berarti. Terdapat 3 responden (10%) yang mengalami peningkatan tingkat depresi
sesudah terapi. Peningkatan tersebut tidak disebabkan responden tidak menyukai
aroma lavender tapi karena tingkat depresi juga dipengaruhi banyak faktor umur,
tingkat pendidikan, ras, status perkawinan, status ekonomi dan konsep diri.
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari pengukuran tekanan darah
dyastole setelah dilakukan terapi karena hasil pengukuran tekanan darah dyastole
pada sebagian besar responden tidak mengalami perubahan setelah melahirkan
dengan rata-rata tekanan darah dyastole sebelum intervensi 72,46 mmHg.
Menurut Maryunani (2009) Selama 24 jam pertama, ditemukan adanya
bradikardia 50-70 kali permenit (normalnya 80-100 kali permenit) dan dapat
berlangsung sampai 6-10 hari setelah melahirkan. Takhikardia kurang sering terjadi,
bila terjadi berhubungan dengan peningkatan kehilangan darah dan proses persalinan
yang lama. Hasil penelitian ini tidak menunjukkan perubahan nadi yang demikian.
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil pengukuran nadi karena hasil
penelitian menunjukkan rata-rata nadi responden dalam penelitian ini sebelum
intervensi adalah 81,34 x/menit.
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah perlakuan
penghirupan aromatherapy lavender terhadap nyeri responden, hal ini dapat
dikarenakan nyeri secara mendasar merupakan pengalaman subjektif. Sensasi nyeri
yang dirasakan dipengaruhi beberapa faktor diantaranya mekanisme coping individu.
Penggunaan metode nonfarmakologi memungkinkan wanita secara maksimal
menggunakan mekanisme coping alami (innate coping mechanisms) yang dimiliki
untuk mengurangi nyeri.

Simpulan dan Saran


Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden pada penelitian
ini adalah sebagai berikut : Usia kehamilan 36 minggu 13,3%, 37 minggu 26,7%, 38
minggu 13,3%, 39 minggu 33,4% dan 40 minggu 13,3%; Jumlah paritas Ibu P1
36,7%, P2 43,3%, P3 16,7% dan P6 3,3%. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna
pada tekanan darah dyastole, nadi dan skala nyeri sebelum dan sesudah terapi
aromatherapy lavender. Terdapat perbedaan yang bermakna pada tekanan darah
systole dan nilai EPDS sebelum dan sesudah terapi aromatherapy lavender.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Bagi Pelayanan Keperawatan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
pada tekanan darah systole dan nilai EPDS responden. Terdapat juga penurunan
pada tekanan darah dyastole, nadi dan skala nyeri. Oleh karena itu, hendaknya
pelayanan keperawatan mengadakan terapi - terapi komplementer seperti
aromatherapy lavender yang dapat membantu meningkatkan kualitas perawatan
selama masa pemulihan.
2. Bagi STIK Sint Carolus
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk menambah kajian
literatur serta meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa dan
pembaca pada umumnya tetang efek fisik dan psikologi ibu postpartum sectio
caesarea dengan pemberian aromtaherapy lavender.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Menjadi sumber informasi untuk melakukan penelitian selanjutnya tentang
terapi aromatherapy lavender terhadap fisik dan psikologi ibu postpartum sectio
caesarea. Perlu juga diteliti faktor-faktor yang turut mempengaruhi efektifitas
pemberian aromatherapy lavender terhadap perubahan fisik dan psikologi ibu
postpartum sectio caesarea, seperti usia ibu, pengalaman melahirkan, stress
antepartum, dan dukungan dalam keluarga.

Daftar Pustaka
Ackley, Betty J & Gail B. Ladwig. (2014). Nursing Diagnosis Handbook: An
Evidence-Based Guide to Planning Care. Missouri: Mosby Elsevier
Cunningham, F.G. (2006). Obstetri Williams. Jakarta: EGC
Suririnah. (2008). Buku Pintar Kehamilan dan Persalinan. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama
Maryunani. (2009). Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (Postpartum). Jakarta:
Trans Info Media
Keville. K & Mindy Green. (2012). Aromatherapy: A Complete Guide to The
Healing Art. LLC: Random House
Dewi, A. P., & Prima, I. G. A. (2013). LAVENDER AROMATERAPHY AS A
RELAXANT. E-Jurnal Medika Udayana, 2(1), 21-53. Diakses 16 Juli 2014
http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/download/4871/3657
Igarashi, T. (2013). Physical and Psychology effects of aromatherapy inhalation on
pregnant women: a randomized controlled Trial. The Journal Of Alternative
and Complementary Medicine 19(10), 805-810 diakses 14 April 2014
http://online.liebertpub.com/doi/abs/10.1089/acm.2012.0103
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (BAPPENAS). (2012). Laporan pencapaian
Pembangunan Millenium di Indonesia 2011. diakses 14 april 2014
http://www.bappenas.go.id/files/1913/5229/9628/laporan-pencapaian-tujuan-
pembangunan-milenium-di-indonesia-011__20130517105523__3790__0.pdf
Smith, C., et al. (2011). Aromatherapy for pain management in labour. Cochrane
Database Syst Rev, 7. diakses 29 April 2014
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/14651858.CD009215/pdf
Sumelung, Veibymiaty, Rina Kundre, Michael Karundeng. (2014). Faktor-Faktor
yang Berperan Meningkatnya Angka Kejadian Sectio Caesarea di Rumah
Sakit Umum Daerah Liun Kendage Tahuna. Ejournal Keperawatan (e-kp)
Volume 2, nomor 1. Februari 2014. diakses tanggal 05 September 2014
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/viewFile/4052/3568

Anda mungkin juga menyukai