Anda di halaman 1dari 66

HomeDocumentsTujuan Hidup Muslim

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tujuan Hidup Muslim

Manusia sebagai makhluk hidup di muka bumi disebut juga sebagai makhluk

sosial, makhluk yangg berakal, makhluk agamis, dan makhluk yang

monodualistik (perpaduan antara jasad dan ruh). Keistimewaan manusia

terletak pada peranan yang diembannya yaitu sebagai Khalifah Fil-Ardh atau

khalifah di bumi. Kelebihan ini merupakan pembeda yang jelas dengan

makhluk ciptaan Allah yang lain seperti malaikat, jin, iblis, setan, hewn,

tumbuh-tumbuhan dan makhluk lainnya yang tidak diketahui oleh manusia.

Wewenang dan tanggung jawab yang diamanahkan oleh Allah Swt. kepada

manusia untuk mengelola alam ini bukanlah sesuatu yang sulit dan berat,

karena Allah Swt. tidak akan membebankan kewajiban kepada seseorang

melainkan sesuai dengan kemampuannya. Kita diberikan akal oleh Allah

Swt. dan dengan akal itu pula kita dapat bertindak dan memulai sesuatu.

Memfungsikan akal dapat kita pahami sebagai uapaya manusia dalam

menetapkan langkah-langkah secara terarah dan terukur dan menentukan

tujuan hidup serta merealisasikannya dalam kehidupan nyata.

Karena akal bukanlah benda yang statis, maka akal haruslah dilatih,

dikembangkan, dan disempurnakan kemampuannya. Menggembangkan akal

adalah suatu kewajiban manusia dan dengan cara demikian daya pikir, daya

nalar, daya analisa, daya cipta, rasa, dan karsa manusiadapat tumbuh dan
bersemi dalam diri seseorang. Pemanfaatan potensi atau berbagai macam

daya yang dimiliki seseorang pada hakekatnya dapat dijadikan sebagai

kriteria dala menentukan berperan atau tidaknya seseorang sebagai khalifah

Allah Swt. Mengambil peran itu pada hakekatnya adalah bagian dari usaha

mencapai tujuan penciptaan manusia di muka bumi.

Dalam Al-Quran dijelaskan bahwa mannusia diciptakan oleh Allah Swt.

hanya untuk mengabdi kepada-Nya. Mengabdi dalam artian secara sungguh-

sungguh (hanif) merencanakan, melaksanakan perintah-Nya dan menjauhkan

larangan-Nya. Perintah itu bisa berupa ibadah mahdhah dan bisa juga ibadah

ghairu mahdhah. Kedua macam ibadah ini pada dasarnya tidak dapat

dipisah-pisahkan, dia menyatu dalam diri pribadi seorangg muslim.

Melaksanakan kedua ibadah tersebut secara berimbang, utuh dan saling

mendukung adalah tujuan hidup seorang muslim.

Melaksanakan kedua macam ibadah tersebut yang disesuaikan dengan

kemampuan dan tuntunan yang benar dari Rasulullah Saw. akan memberikan

dampak positif dalam membentuk perilaku muslim sehari-hari. Dampak

tersebut sesuai dengan tingkat kemampuan pengamalan ibadah manusia dan

sesuai pula dengan kehendak Allah Swt. namun demikian, realitas kehidupan

kita menunjukkan bahwa sebagian besar muslim cenderung untuk

memisahkan ibadah dengan kehidupan duniawi. Mereka perpendapat bahwa

yang dikataka ibadah hanyalah sebatas ibadah mahdhah saja seperti shalat,

puasa, zakat, haji, dan lain-lain, sedangkan ibadah yang berhubngan dengan

kehidupan dunia dipersepsikan sebagai aktifitas yang bukan termasuk dalam

ruang lingkup atau ranah (domain) ibadah kepada Allah Swt.


Kecenderungan seperti itu sudah mendarah daging bahkan telah mengakar

secara salah kaprah di kalangan kita, dan pemahaman seperti ini cenderung

diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya secara tradisional. Hal

ini mengakibatkan kita jauh tertinggal dari kehidupan duniawi sebagai

wahana menuju kemajuan kehidupan yang dijanjikan oleh Allah Swt. pada

zaman Rasulullah Saw. dan para sahabat, umat Islam berusaha melaksanakan

ajaran atau isi Al-Quran secara benar dan menyeluru dalam segala segi

kehidupan seorang muslim betapapun kecilnya, di setiap saat, dan di setiap

tempat. Dengan meningkatkan kualitas ibadah ritual (mahdhah), maka akan

memberikan kekuatan ruhaniah dalam diri seseorang dan selanjutnya akan

meningkatakan kekuatan lahiriyah untuk mmemperbaiki kualiitas kehidupan

diniawinya. Dengan perkataan lain, seorang muslim seyogyanya memandang

bahwa kehidupan dunia ini sebagai suatu medan peperanggan yang hrus

dimenangkan olehnya dan sekaligus sebagai ladang menumbuhkan amal

shalih untk bekal kehidupan akhirat.

Menggunakan ibadah mahdhah sebagai sumber kekuatan untuk mendekatkan

diri kepada Allah Swt. dan sekaligus mengharapkan ridho-Nya adalah tujuan

mereka. Demikian pula, membentuk dan mengembangkan kekuatan

ruhaniyah sebagai tenaga pendorong (driving force) dala menyelesaikan

setiap problematika kehidupan duniawi juga merupakan tujuan hidup

manusia. Dapat disimpulkan bahwa semua itu adalah ibadah manusia yang

sekaligus juga tujuan hidup manusia. Setelah manusia berusaha sekuat tenaga

dalam mempersembhkan ibadahnya kepada Sang Pencipta, maka hasil dari

semua ibadah itu diserahkan kepada Allah Swt. setelah segenap potensi dan
kemampuan manusia telah dicurahkan secara baik, benar, terarah, dan teukur,

maka kita tinggal bertawakal, berserah diri dan menerima apapun yang

dikaruniakan-Nya.

Menggembalikan pemahaman umat Islam secara benar haruslah dimulai

dengan meluruskan dan membenarkan terlebih dahulu penetapan atau

perumusan tujuan hidupnya. Mengapa demikian? Pertanyaan ini dapat kita

jawab secara sederhan karena sudah terlalu banyak para hli filsafat dan

pemikir-pemikir Islam yang telah menyimpang dari inti ajaran Al-Quran dan

Sunnah Rasulullah Saw. mereka mendefinisikan berbagai macam tujuan

hidup manusia dengan rumusan-rumusan yang cenderung berorientasi pada

materialisme, eksistensialisme, ataupun hedonisme sebagaimana tercermin

dalm konsep pahala dan dosa.

Di tengah-tengah ketidaksengajaan menyerap bbahkan mendarah dagingkan

tujuan hidup yang telah dirumuskan oleh para filsuf, para pemikir Islam, dan

diri kita masing-masing, maka Islam telah merumuskan tujuan hidup itu yang

lebih universal, sempurna dan menyeluruh untuk setiap pemeluknya untuk

mencapai kebahagiaan dunian dan akhirat. Mengetahui tujuam hidup

manusia secara utuh, jelas dan gamblang akan dapat membawa umat Islam

kepada tingkat kualitas kehidupan tertinggi di dunia dan di akhirat karena

juga kan memberikan kehidupan yang penuh dengan ketenanggan,

keberuntungan, kebahagiaan yang hakiki dan sesuai dengan harapan kodrat

kemanusiaan itu sendiri.

Tujuan hidup manusia dalam pandangan Islam telah tercantum dalm ayat

suci Al-Quran. Bukan hanay rusmusan tujuan hidupnya saja yang


dicantumkan, tetapi bagaimana cara mencapainya pun juga secara jelas

disebutkan. Pada kesempatan ini melalui modul baha diskusi, kita mencoba

memberi dengan cara menganalisis tujuan hidup muslim dalam Al-Quran

danmerumuskan cara mengaplikasikan ayat tersebut dalam kehidupan nyata

kita sehari-hari.

Fungsi Hidup Muslim

Sebagaiman yang telah kita bicarakan pada sessi pertama diskusi tentang

Tujuan Hidup Muslim, maka pada pertemuan kedua ini kita akan mengkaji

apa fungsi hidup muslim itu? Secara sederhan, fungsi dapat didefinisikan

sebagai suatu akibat atau konsekuensi dari dilakukannya suatu sebab. Akibat

atau konsekuensi itu kadang-kadang dapat kita kenali dengan jelas dan

gamblang, sebagaimana jelasnya pemahaman kita mengenai fingsi utama air

sebagi penghilang rasa haus atau dahaga. Sebaliknya, akibat atau

konsekuensi bisa juga berkesan samar dan tidak dapat segera lita kenali

dengan baik dan benar karena keterbatasn pemahaman kita.

Sebagai contoh misalnya bagi seorang anak yang masih kcil dengan tingkat

pemahaman terbatas, akan sangat sulit mengenali apa sebenarnya fungsi dari

seorang ayah dibanding dengan ibunya. Dalam kasus seorang ayah menyuruh

anaknya belajar atau kalau perlu memaksanya belajar, maka si anak bertanya-

tanya apakah memang fungsi seorang ayah selalu berkaitan dengan sesuatu

hal yang terkesan kurang bersahabat. Dengan perkataan lain, pada saat itu si

anak tidak tahu fungsi seorang ayah dalam rumah tangga. Namun, ketika ia

muali besar sejalan dengan meningkatnya kemampuan pemahaman dan

penalaran si anak, ia akan menjawab sendiri pertanyaan berikut: Ohh, ya,

kalau begitu tindakan dan sikap ayah dahulu kepadaku ketika aku masih
4

kecil, berfungsi untuk manyadarkan aku dari kemalasanku belajar atau dari

kenakalanku yang lain.

Manusia sebagai makhluk yang berakal diberi hak dan wewenang oleh Allah

Swt. untuk bertindak sesuai dengan hak dan kewenangannya itu. Namun

demikian, penggunaan hak dan wewenang yang dimiliki oleh seeorang akan

memunculkan suatu konsekuensi di kemudian hari berupa

pertanggungjawaban dari penggunaan hak dan wewenang tersebut. Apakah

dalam pelaksanaan tugasnya atau wewenangnya sudah sesuai dengan

tuntutan dan tuntunan pihak yang memberikannya (Allah Swt.) atau

sebaliknya hanya menurut selera manusia yang berlandaskan pada akal

pikirannya semata yang bersifat terbatas dan nisbi (relatif)

Jika manusia lebih cenderung menempatkan akal dan pikiran semata di atas

norma agama yang hak dan bersifat absolut karena memang berasal dari Sang

Maha Pencipta Allah Swt., maka kehancuran dan malapetaka yang akan

terjadi kemudian. Kita sering menyaksikannya adanya sutau penindasan,

penjegalan dan perampasan hak, ketidakadilan, dan kedholiman di

permukaan bumi, karena semata-mata sistem kehidupan manusia di bumi

yang serba kompleks ini secara dominan hanya dikelola berlandaskan

kemampuan akal pikiran manusia yang terabatas. Ini bukan beratri bahwa

akal fikiran manusia sebagai sesuatu yang tidak bermanfaat, tetapi

seharusnya pengguanaan akal fikiran itu sinergi dengan tuntunan Sang

Pencipta.

Allah Swt. menempatkan manusia setingkat lebih tingggi di taas makhluk

lain di muka bumi, karena manusia diharapkan menjadi pelindung dan


pemakmur bumi dengan memanfaatkan segala potensi yang ada unntuk

memudahkan manusia dalam melaksanakan peranan hidupnya. Fungsi yang

cukup besar dan mulia itu merupakan anugerah yang tak ternilai harganya.

Untuk melaksanakan fungsi yang demikian, maka manusia akan didoromg

untuk lebih giat dan kuat dalam merencanakan sesuatu dan melaksanakan

rencana yang telah dibuatnya. Ringkasnya, tidak ada istilah santai apalagi

bermalas-malasan dalam berbuat bagi siapa saja yang mengetahui fungsi

hidupnya secara utuh dan benar.

Kebanyakan manusia tidak menyadari tentang fungsi hidupnya, dan sebagian lagi

mungkin tidak mengetahui sama sekali tentang itu. Akibat ketidaktahuannya

tentang fungsi hidupnya menyebabkan seseorang tidak memiliki gairah

hidup. Bahkan, yang lebih mengerikan lagi adalah adanya anggapan bahwa

hidup ini sebagai suatu beban yang amat berat yang harus segera diakhiri.

Namun, tidaklah demikian halnya bagi kita yang menyadari secara benar

tentang fungsi hidupnya. Hidup ini sebenarnya sangatlah menarik dan

menggairahkan karena memang sebagi salah satu anugerah utama dan sangat

berharga dari Allah Swt. kepada manusia. Bahkan di antara kita ada yang

bercita-cita ingin hidup selama-lamanya untuk memfungsikan dirinya

sebagaimana yang diharapkan oleh Allah Swt. Marilah kita lihat, apa

sebenarnya fungsi hidup seorang muslim itu menurut pandangan Al-Quran?

Peranan Hidup Muslim

Baru saja kita membahas tentang Fungsi Hidup Muslim yang sangat

berkaitan dengan peranan hidupnya. Jika fungsi hidup lebih banyak

ditekankan pada aspek konsekuensi yang diterjemahkan ke dalam wewenang


dan tanggung jawab, maka peranan lebih difokuskan pada segi aplikasi dalam

kehidupan seorang muslim. Secara sederhana peranan dapat diartikan sebagai

apa yang diharapkan oleh pihak lain yang seharusnya dilakukan oleh

seseorang. Pihak lain yang dimaksudkan di sini dapat berarti Tuhan (Allah

Swt.) dan secara kolektif dapat berupa masyarakat, lembaga sosial

kemasyarakatan atau bahkan individu (perorangan).

Kita menyadari sepenuhnya bahwa tidak ada seorang pun yang dapat hidup

sendirian karena secara kodrati manusia memang sebagai makhluk sosial.

Dalam kenyataan sehari-hari banyak ditemui orang-orang yang secra sengaja

atau tidak sengaja membiasakan hidupnya melawan sunatullah atau melawan

arus, yaitu dengan membudidayakan pola hisup individualistis sebagaimana

kita saksikan di negara-negara maju (sekuler) atau di kota-kota besar di

Indonesia. Pola hidup seperti ini justru membuat mereka stres, terpojok,

bahkan menyulitkan dirinya sendiri. Mengapa demikian? Jawabannya adalah

karena mereka melawan fitrah hidupnya sebagai makhluk yang memerlukan

orang lain atau karena mereka melawan tuntutan sosial atau harapan

sosialnya.

Pada kesempatan diskusi ketiga ini, kita mencoba mengenali apa yang

tercermin dari sikap perilaku (conduct), keragaan (appearance), dan prestasi

(achievment). Dengan demikian maka kita bersama-sama bertanya dan

sekaligus menjawab apa peranan seorang muslim menurut pandangan Al-

Quran?

II. CAPAIAN KOMPETENSI

2.1 Tujuan Diskusi


Tujuan Hidup Muslim

Tujuan diskusi atau kuliah aktif ini adalah agar mahasiswa:

a. Dapat mengerti tujuan hidupnya berdasarkan pemahamn terhadap Al-

Quran.

b. Dapat menjelaskan perbedaan antara tujuan hidup muslim dengan tujuan

hidup manusia lainnya.

c. Dapat menjelaskan pengertian ibadah kepada Allah Swt.

Fungsi Hidup Muslim

Tujuan diskusi atau kuliah aktif ini adalah agar mahasiswa:

a. Mampu menjelaskan pengertian fungsi hidup muslim.

b. Mampu menjelaskan pengertian rahmatan lil alamin.

c. Mampu menghayati fungsi hidupnya sebagai pembawa rahmat bagi

sekalian alam.

Peranan Hidup Muslim

Tujuan diskusi atau kuliah aktif ini adalah agar mahasiswa:

a. Memahami peranan hidupnya sebagai seorang muslim dalam kehidupan

di dunia sesuai dengan tuntunan Al-Quran.

b. Mampu merumuskan pengertian khalifah fil ardh dalam hubungannya

dengan pengelolaan potensi alam raya ini.

c. Mampu menjelaskan cara pendekatan yang digunakan untuk

menyadarkan umat sebagai khalifah di muka bumi.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tujuan Hidup Muslim

a. Allah berfirman:
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah

kepada-Ku. (QS. Adz-Zaariyaat (51) : 56)

Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami

memohon ampunan.Tunjukilah jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang

telah Engkau beri nikmat kepadanya;bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan

bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (QS. Al-Fatihah (1) : 5-7)

Dan (ingatlah) ketika kami mengambil janji Bani Israil, Janganlah kamu

menyembah selain Allah, dan berrbuat baiklah kepada kedua orang tua,

kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertuturkatalah yang

baik kepada manusia, laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat. Tetapi

kemudian kamu berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kamu, dan

kamu (masih menjadi) pembangkang. (QS. Al-Baqarah (2) : 83)

Dan (ingatlah) ketika kami mengambil janji kamu, Janganlah kamu

menumpahkan darahmu (membunuh orang), dan mengusir dirimu (saudara

sebangsamu) dari kampung halamanmu. kemudian kamu berikrar dan bersaksi.

(Al-Baqarah (2) : 84)

Dan kepada kaum samud (kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata,

Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain

Dia. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Ini

(seekor) unta betina dari Allah sebagai tanda untukmu. Biarkanlah ia makan di

bumi Allah, janganlah diskiti, nanti akibatnya kamu akan mendapatkan siksaan

yang pedih. (QS. Al-Araf (7) : 73)

Dan ingatlah ketika Dia menjadikan kamu khalifah-khalifah setelah kaum Ad

dan menempatkan kamu di bumi. Di tempat yang datar kamu dirikan istana-

istana dan di bukit-bukit kamu pahat menjadi rumah-rumah. Maka ingatlah


nikmat-nikmat allah dan janganlah membuat kerusakan di bumi.

(QS. Al-Araf (7) : 74)

Dan kepada penduduk Madyan, kami (utus) Syuaib, saudara mereka sendiri.

Dia berkata, Wahai kaumku! Sembahlah Allah. Tidak ada tuhan (sembahan)

bagimu selain Dia.sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari

tuhanmu. Sempurnakanlah takaran dan timbangan, dan jangan kamu

merugikan orang sedikitpun. Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi

setelah (diciptakan) dengan bagimu jika kamu orang beriman. (QS. Al-Araf

(7) : 85)

Dan janganlah kamu duduk di setiap jalan dengan menakut-nakuti dan

menghalang-halangi orang-orang yang beriman dari jalan Allah dan ingin

membelokkannya. Ingatlah ketika kamu dahulunya sedikit, lalu Allah

memperbanyak jumlah kamu. Dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-

orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al-Araf (7) : 86)

Dan kepada kaum Ad (kami utus) saudara mereka, Hud. Dia berkata, Wahai

kaumku! Sembahlah allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. (Selama ini)

kamu hanyalah mengada-ada. (QS. Hud (11) : 50)

Wahai kaumku! Aku tidak meminta imbalan kepadamu atas (seruanku) ini.

Imbalanku hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Tidakkah kamu

mengerti? (QS. Hud (11) : 51)

Dan Hud berkata, Wahai kaumku! Memohonlah ampunan kepada Tuhanmu

lalu bertobatlah kepadanya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sanggat

deras, Dia akan menambahkan kekuatan di atas kekuatanmu, dan janganlah

kamu berpaling menjadi orang yang berdosa (QS. Hud (11) : 52)
Dan kepada kaum Samud (kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata,

Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah

menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu

mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya.

Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa

hamba-Nya). (QS. Hud (11) : 61)

Dengan memperhatikan firman Allah dalam ayat-ayat tersebut, dapat diketahui

bahwa tujuan hidup seorang muslim di dunia ialah beribadah dan menyembah

hanya kepada Allah Swt semata. Sesungguhnya Allah telah mengutus nabi dan

rasulnya dari kaum mereka sendirii. Nabi dan rasul itu selalu menyeru agar

menyembah hanya kepada allah Swt. Manusia sebelumnya telah berjanji untuk

taat beribadah kepada Allah, namun nyatanya banyak yang ingkar, seperti

halnya yang terjadi pada Bani Israil, kebanyakan mereka berpaling dari Allah,

kecuali sebagian kecilnya. Manusia diperintahkan pula untuk berbuat baik

kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang muslim,

serta saling berinteraksi dengan sesamanya. Tidak lupa melaksanakan shalat dan

menunaikan zakat. Allah telah memberikan banyak nikmat bagi hambanya

sebagai tanda kebesarannya. Allah juga telah memberikan contoh, pelajaran

tentang apa yang terjadi terhadap hamba-Nya yang berbuat kerusakan di muka

bumi.

10

Beribadah kepada allah harusnya secara total, sungguh-sungguh (hanif) dalam

mematuhi segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Selain itu

manusia diperintahkan untuk saling bersosialisasi dan menolong sesama, tidak

saling membunuh dan membeda-bedakan satu sama lain.


Dalam beribadah kita tidak boleh hanya memikirkan akhirat saja, namun dunia

juga harus dipikirkan, sebagaimana hadits nabi yang artinya, Kerjakanlah

ibadahmu seolah-olah kamu akan mati besok dan carilah harta seolah-olah

kamu akan hidup selamanya.jadi, dalam hal ini kehidupan dnia dan akhirat itu

haruslah seimbang.

Saat ini pun kebanyakan ibadah dipisahkan dari kehidupan duniawi, padahal

dalam ibadah ada perintah untuk melakukan muamalah, yaitu hubungan dengan

sesama manusia. Untuk itu, pencapaian tujuan hidup manusia itu haruslah

berlangsung dalam dua aspek, yaitu aspek keagamaan dan aspek duniawi yang

saling terkait satu sama lain.

b. Allah berfirman dalam Surah Adz-Dzaariyaat (51) : 55-58, yang artinya:

Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu

bermanfaat bagi orang-orang mukmin. Aku tidak menciptakan jin dan manusia

melainkan agar mereka beribadah kepada-ku. Aku tidak menghendaki rezeki

sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki mereka memberi makan

kepada-Ku. Sungguh Allah, Dialah pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan

lagi sangat kokoh.

Tujuan Allah menciptakan manusia ialah untuk beribadah kepada-Nya. Cara

beribadah itu ada banyak, salah atunya dengan berdzikir. Dengan dzikir dan

beriman kepada Allah, maka akan mendekatkan diri kepada-Nya. Rezeki itu

datangnya dari Allah dan Dia lah zat Yang Maha Kokoh.

Hubungan berdzikir dan beriman sangatlah erat. Dengan dzikir, maka kita akan

selalu teringat kepada Allah dan hal ini akan meningkatkan iman (kepercayaan)

kepada Allah. Bila kita selalu teringat kepada Allah, maka kita akan selalu

percaya bahwa Dia selalu memperhatikan hamba-Nya. Dengan begitu kita akan
memiliki kontrol dalam diri pribadi dan akan selalu berindak sesuai perintahnya,

sehingga keimanan pun akan semakin meningkat.

Kemudian, rezeki sudah diatur Allah. Allah yang memberi rezeki kepada

hamba-Nya. Dialah zat yang mempunyai kekuatan dan Maha Kokoh. Dia tidak

butuh rezeki dari siapa pun dan mampu berdiri sendiri. Bila kitta telah paham

dan yakin bahwa rezeki itu datangnya dari Allah, maka kita kan semakin

meningkatkan ibadah kepada-Nya guna mendekatkan diri kepada sang Pemberi

Rezeki.

c. Berdasarkan firman Allah pada Surah Al-Baqarah (2) : 83

Dan (ingatlah) ketika kami mengambil janji Bani Israil, Janganlah kamu

menyembah selain Allah, dan berrbuat baiklah kepada kedua orang tua,

kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertuturkatalah yang

baik kepada manusia, laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat. Tetapi

kemudian kamu berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kamu, dan

kamu (masih menjadi) pembangkang.

Allah memerintahkan untuk menyembah hanya kepada-Nya, menjaga hubungan

baik terhadap orang tua, keluarga, anak-anak yatim dan orang-orang miskin.

Betapa pentingnya hablumminannas sehingga Allah mendahulukan

penyebutannya dibanding perintah lainnya.

Ayat ini berhubungan dengan prestasi manusia dan ibadah kepada Allah. Ibadah

itu berhubungan dengan kegiatan-kegiatan manusia. Selain diperintahkan untuk

menyembah dan beribadah hanya kepada-Nya, allah juga memerintahkan untuk

menjalin hubungan baik dengan sesama, hubungan muamalah.

Allah memerintahkan untuk berbuat baik kepada orang tua sebab merekalah

yang melahirkan, merawat, dan membesarkan kita. Berbuat baik kepada kaum
kerabat, anak yatim, dan orang miskin (manusia seluruhnya) wajib kita santuni.

Sebab manusia memiliki kewajiban untuk saling berbuat baik pada sesama.

Menunaikan shalat, sebagai rukun Islam yang utama tentu saja merupakan

ibadah kepada Allah. Dan menunaikan zakat, sebab di dalam harta yang kita

miliki terdapat hak milik orang lain.

12

Jadi, beribadah itu menjalin hubungan baik dengan Allah, seperti shalat dan

zakat dan dengan sesama manusia, yaitu berbuat baik kepada sesama,

didahulukan orang tua, kerabat, anak yatim dan orang miskin.

d. Firman Allah dalam Surah Hud (11) : 51-52, yang artinya:

Wahai kaumku! Aku tidak meminta imbalan kepadamu atas (seruanku) ini.

Imbalanku hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Tidakkah kamu

mengerti?

Dan Hud berkata, Wahai kaumku! Memohonlah ampunan kepada Tuhanmu

lalu bertobatlah kepadanya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sanggat

deras, Dia akan menambahkan kekuatan di atas kekuatanmu, dan janganlah

kamu berpaling menjadi orang yang berdosa

Nabi dan rasul tidak meninta imbalan atas usahanya menyeru ke jalan Allah,

sebab hanya Allah yang akan memberi imbalan terbaik. Bila kita memohon

kepada-Nya dan bertobat, maka Allah akan memberikan rezekinya dan

menambah kekuatan hamba-Nya yang tidak berpaling ke jalan yang sesat, yaitu

dengan berbuat dosa.

Dengan memperhatikan Surah Hud (11) ayat 51-52, maka benar pengertian

ibadah kepada Allah Swt. itu lebih ditekankan pada pencapaian prestasi (ahsanu

amala atau amalan yang terbaik) dan tingkah laku (akhlakuk karimah) manusia
di dunia. Beibadah kepada Allah lebih dilihat dari tingkah laku seorang muslim

karena tingkah laku merupakan cerminan dari ketaatan ibadah kepada Allah.

Allah akan memberi rahmat kepada manusia berupa prestasi apabila kita

beriman kepadanya dengan cara berbakti kepada-Nya.

Salah sattu cara beribadah ataupun berbakti kepada Allah ialah dengan

memohon hanya kepada Allah dan bertobat kepada-Nya, maka Dia akan

menurunkan rezekinya dan menambahkan kekuatan pada hamba-Nya. Allah

juga memerintahkan agar tidak berbuat dosa. Pencapaian prestasi itu mencakup

semua ibadah kita kepada Allah Swt.

13

Fungsi Hidup Muslim

a. Firman Allah

Dan kami tidak mengutus Engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi)

rahmat bagi seluruh alam. (QS. AL-Anbiya (21) : 107)

Dan (ingatlah) pada hari (ketika) kami bangkitkan pada setiap umta seorang

saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan kami datangkan engkau

(Muhammad) menjadi saksi atas mereka. Dan kami turunkan kitab (Al-Quran)

kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu sebagai petunjuk, serta rahmat

dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri (muslim). (QS. An-Nahl (16) :

89)

Ayat tersebut dijelaskan bahwa Nabi Muhammad diutus Allah sebagai pembawa

rahmat bagi seluruh alam. Rahmat di sini mengandung arti luas, diantaranya

kebahagiaaan yang hakiki, keselamatan dan ampunan.

Berdasarkan ayat tersebut, dapat diketahu bahwa fungsi hidup muslim ialah

sebagai rahmatan lil alamin atau rahmat bagi seluruh alam. Dalam hal ini
awalnya konteks rahmatan lil alamin ini ditujukan kepada Nabi Muhammad

Saw, namun setelah nabi Muhammad berpulang ke rahmatullah, gelar ini

dipegang oleh seluruh umat manusia, khususnya umat Islam.

Allah menjadikan nabi sebagai saksi atas perbuatan umatnya (kaumnya) masing-

masing.allah pula telah menurunkan kitab Al-Quran kepada umat manusia

sebagai petunjuk, rahmat serta kabar gembira bagi orang yang berserah diri

kepada-Nya. Petunjuk ini berguna untuk memberikan arah yang benar dan jelas

bagi seluruh umat manusia dan untuk memudahkan dalam pelaksanaan peranan

hidupnya.

b. Pengertian dari rahmatan lil alamin bebrdasarkan firman Allah dalam Surah

An-Naml (27) : 17-19, yang artinya:

Dan untuk Sulaiman dikumpulkan bala tentaranya dari jin, manusia, dan

burung, lalu mereka berbaris dengan tertib. (QS. An-Naml (27) : 17)

14

Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut,

Wahai semut! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak

oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari. (An-

Naml (27) : 18)

Maka dia (Sulaiman) tersenyum lalu tertawa karena (mendengar) perkataan

semut itu. Dan dia berdoa, Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham untuk

tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan

kepada kedua orang tuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau

ridhoi, dan masukkanlah aku dengan rahmatmu ke dalam golongan hamba-

hamba-Mu yang shaleh. (QS. An-Naml (27) : 19)

Pengertian rahmatan lil alamin menurut ayat tersebut ialah rahmat bagi seluruh
lam. Nabi Muhammad Saw diutus oleh Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam

yang bertugas menyeru kepada seluruh umat untuk menyembah, tunduk, dan

patu hanya kepada Allah taala. Namun tugas sebagai rahmat ini tidak hanya

sebatas bagi Nabi Muhammad, tetapi bagi seluruh manusia. Setelah Nabi

Muhammad tiada maka manusia, khususnya muslim lainnya yang memegang

tanggung jawab sebagai rahmatan lil alamin ini. Sebagai pembawa rahmat,

manusia bertugas membawa kebaikan bagi seluruh alam, dengan menjaga alam

dan tidak berbuat kerusakan.

Dari Surah An-Naml ayat 17-19 ini, banyak sekali pelajaran yang didapat,

antara lain:

Tekun dalam kerja dan menunaikan tugas dengan baik.

Melaksanakan kerja dengan penuh tanggung jawab dan jangan sampai

mengganggu orang lain / makhluk lain.

Memberi peringatan kepada kaum kerabat (sesama muslim) pada waktu

yang sesuai sehingga dapat menyelamatkan mereka dari bencana yang

akan menimpa. Sebab muslim adalah saudara bagi muslim lainnya.

Tunduk dan patuh pada pemimpin yang baik.

Memohon hanya kepada Allah dan selalu mesyukuri nikmatnya

15

c. Untuk mewujudkan fungsi rahmatan lil alamin tersebut dalam kehidupan

sehari-hari di dunia ini, dapat dilihat dari ayat-ayat berikut.

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah dan

berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Allah

Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. Al-Baqarah (2) : 218)

Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh ke[ada
(agama)-Nya, maka Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat dan

karunia dari-Nya (surga) dan menunjukkan mereka jalan yang lurus kepada-

Nya. (QS. An-Nisa (4) : 175

Kemudian Kami telah memberikan kepada Musa kitab (Taurat) untuk

menyempurnakan (nikmat kami) kepada orang yang berbuat kebaikan, untk

menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat, agar mereka

beriman akan adanya pertemuan dengan Tuhannya. (QS. Al-Anam (6) : 154)

Dan janganlah engkau berbuat kerusakan di bumi setelah diciptakan dengan

baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap.

Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang bebuat kebaikan.

(QS. Al-Araf (7) : 56)

Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena

sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu)

yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun,

Maha Penyayang. (QS. Yusuf (12) : 53)

Dan raja berkata, Bawalah dia (Yusuf) kepadaku, agar aku memilih dia

(sebagai orang yang dekat) kepadaku. Ketika dia (raja) telah bercakap-cakap

dengan dia, dia (raja) berkata, Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi

seorang yang berkedudukan tinggi di lingkungan kami dan dipercaya.

(QS. Yusuf (12) : 54)

16

Dia (Yusuf) berkata, Jadikanlah aku bendaharawan negeri (Mesir); karena

sessungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, dan berpengetahuan.

(QS. Yusuf (12) : 55)

Dan demikianlah kami memberi kepada Yusuf di negeri ini (Mesir); untuk
tinggal di mana saja yang dia kehendaki. Kami melimpahkan rahmat kepada

siaa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang

yang berbuat baik. (QS. Yusuf (12) : 56)

Dan sungguh, pahala akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang beriman.

(QS. Yusuf (12) : 57)

Dan apabila kami memberikan suatu rahmat kepada manusia setelah mereka

ditimpa bencana, mereka segera melakukan segala tipu daya (menentang) ayat-

ayat Kami. Katakanlah, Allah lebih cepat pembalasannya (atas tipu daya

itu). Sessungguhnya malaikat-malaikat Kami mencatat tipu dayamu.

(QS. Yunus (10) : 21)

Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berrjalan di daratan, (dan

berlayar) di lautan. Sehingga ketika kamu berada di dalam kapal, dan

meluncurlah (kapal) itu membawa mereka (orang-orang yang ada di dalamnya)

dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, tiba-tiba

datanglah badai dan gelombang menimpanya dari segenap penjuru, dan

mereka mengira telah terkepung bahaya, maka mereka berdoa dengan tulus

ikhlas kepada Allah semata. (Seraya berkata), Sekiranya Engkau selamatkan

kami dari (bahaya) ini, pasti kami termasuk orang-orang yang bersyukur.

(QS. Yunus (10) : 22)

Tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka, malah mereka berbuat kedzaliman

di bumi tanpa (alasan) yang benar. Wahai manusia! Sesungguhnya

kedzalimanmu bahayanya akan menimpa dirimu sendiri; itu hanya kenikmatan

hidup duniawi, selanjutnya kepada Kamilah kembalimu, kelak akan Kami

kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. Yunus (10) : 23)

17
Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu hanya seperti air (hujan)

yang Kami turunkan dari langit, lalu turunlah tanaman-tanaman bumi dengan

subur (karena air itu), di antaranya adal yang dimakan manusia dan hewan

ternnak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan berhias,

dan pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya (memetik hasilnya),

datanglah kepadanya adzab Kami pada waktu-waktu malam atau siang, lalu

Kami jadikan tanamannya seperti tanaman yang sudah disabit, seakan-akan

belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda

(kekuasaan Kami) kepada orang yang berpikir. (QS. Yunus (10) : 24)

Berdasarkan ayat-ayat tersebut, cara mewujudkan fungsi hidup meslim dalam

kehidupan sehari-hari di dunia ini adalah ketika kita telah mengetahui kalau

Islam itu benar, maka kita haruus mengerjakannya, melaksanakan Allah dan

menjauhi larangannya. Caranya antara lain:

Beriman kepada Allah

Berhijrah dan berjihad di jalan Allah

Berpegang teguh kepada agama Allah

Berbuat kebaikan

Tidak berbuat kerusakan di bumi

Berdoa dan memohon hanya kepada Allah dengan rasa takut dan penuh

harap

Tidak melakukan tipu daya

Peranan Hidup Muslim

a. Berdasarkan firman Allah

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, Aku hendak

menjadikan khalifah di bumi. Mereka berkata, Apakah Engkau hendak


menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan

kami bertasbih memuji-Mu? Dia berfirman, Sungguh, Aku mengetahui apa

yang tidak kamu ketahui. (QS. Al-Baqarah (2) : 30)

18

Ayat tersebut menegaskan bahwa Allah Swt menegaskan akan menjadikan

manusia sebagai khalifah di muka bumi. Khalifah berarti wakil atau pengganti

yang memegang kekuasaan. Manusia menjadi khalifah memegang mandat

Tuhan untuk mewujudkan kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang

diberikan itu bersifat kreatif yang memungkinkan dirinya untuk mengolah serta

mendayagunakan segala sesuatu di muka bumi untuk kepentingan hidupnya.

Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia

perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, Sebutkan kepada-Ku

semua (benda) ini, jika kamu yangg benar! (QS. Al-Baqarah (2) : 31)

Mereka menjawab, Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa

yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha

Mengetahui, Mahabijaksana. (QS. Al-Baqarah (2) : 32)

Dan (Allah) berfirman, Wahai Adam! Beritahukanlah kepada mereka nama-

nama itu! Setelah dia (Adam) menyebutkan nama-namanya, Dia berfirman,

Bukankah telah aku katakan kepadamu, bahwa aku mengetahui rahasia langit

dan bumi, dan Aku mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu

sembunyikan. (QS. Al-Baqarah (2) : 34)

Jika perhatikan lanjutan Surah Al-Baqarah ayat 31-34, maka terlihat hubungan

antara khalifah dengan asmaa (nama-nama) dan aliimun hakiim (Maha

Mengetahui dan Maha Bijaksana) adalah Allah Maha Mengetahui semua ilmu

pengetahuan apa yang ada di langit dan di bumi dan dia telah mengajarkan nama
itu kepada Nabi Adam as. Allah mengetahui segala sesuatu baik yang nampak

ataupun disembunyikan, namun Dia selalu bijaksana kepada makhluknya.

Nabi Adam sebagai manusia pertama yang diciptakan, diajarkan tentang segala

hal, ilmu pengetahuan, baik apa yang ada di langit dan di bumi, namun malaikat

tidak, sehingga malaikat sadar bahwa tidak ada yang mereka ketahui kecuali apa

yang telah diajarkan Allah Swt. nabi Adam pun mampu menyebutkan nama-

nama benda yang ada di langit dan di bumi yang telah diajarkan Allah Swt.

Asmaa di sini mengandung arti ilmu pengetahuan.

19

Pada ayat di atas tampaklah bahwa Allah menciptakan Adam sebagai manusia

pertama yang memiliki kemampuan akal yang sempurna. Oleh karena itu dapat

dikatakan bahwa Adam adalah manusia pertama yang memiliki nilai-nilai

kemanusiaan. Dengan itu manusia, membentuk kebudayaannya (Suryana, Toto,

dkk, 1997)

Kami berfirman, Turunlah kamu semua dari surga! Kemudian jika benar-

benar datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa mengikuti petunjuk-

Ku, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.

(QS. Al-Baqarah (2) : 38)

Hubungan antara khalifah dan hudan (petunjuk) adalah bahwa khalifah akan

diberi petunjuk / pedoman / hidayah dari Allah yang apabila benar-benar diikuti

aleh manusia sebagai khalifah di bumi, maka manusia itu tidak akan merasa

takut dan bersedih hati. Allah tidak akan meninggalkan hambanya yang

mengikuti jalannya / petunjuknya, sehingga Dia (Allah) menjamin bahwa

hamba-Nya tidak akan bersedih hati atau pun ada rasa takut dalam dirinya.

Dari pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa peranan hidup yang
diharapkan dilaksanakan oleh seorang muslim adalah sebagai khalifah di bumi

yang bertugas melindungi dan memakmurkan bumi dengan memanfaatkan

segala potensi yang ada yang telah diajarkan dan diberikan oleh Allah Swt

dengan mengikuti petunjuk yang telah diberikan oleh Allah Swt.

b. Dalam surah An-Naml (27) : 60-61, Allah telah menegaskan penciptaannya

dan memberikan berbagai rahmat. Di sana Allah mempertanyakan Apakah di

samping Allah Swt ada tuhan yang lain?

Bukankah Dia (Allah) yang menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air

dari langit untukmu, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang

berpemandangan indah? Kamu tidak akan mampu menumbuhkan pohon-

pohonnya. Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Sebenarnya mereka

adalah orang-orang yang mmenyimpang. (QS. An-Naml (27) : 60)

20

Bukankah Dia (Allah) telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, yang

menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, yang menjadikan gunung-gunung

untuk (mengukuhkan)nya dan yang menjadikan suatu pemisah antara dua laut?

Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Sebenarnya kebanyakan

mereka tidak mengetahui. (QS. An-Naml (27) : 61)

Demikian pula dalam ayat 62, Allah Swt menegaskan bahwa Dia

memperkenankan doa, dan menjadikan kamu sebagai khalifah di bumi,

juga mempertanyakan Apakah di samping Allah Swt ada tuhan yang lain?

Kemudian disebutkan bahwa Amat sedikit lah kamu berdzikir.

Bukankah Dia (Allah) yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan

apabila dia berdoa kepada-Nya, dan menghilangkan kesusahan dan menjadikan

kamu (manusia) sebagai khalaifah (pemimpin) di bumi? Apakah di samping


Allah ada tuhan (yang lain)? Sedikit sekali (nikmat Allah) yang kamu ingat.

(QS. An-Naml (27) : 62)

Demikian juga dalam ayat 63-64, ditegaskan oleh Allah Swt tentang

Penciptaan langit dan bumi dan pemberian rahmat-Nya; memperkenankan doa;

dan menjadikan kamu sebagai khalifah di satu sisi dengan pertanyaan Apakah

di samping Allah Swt ada tuhan yang lain? Dan amat sedikitlah kamu

berdzikir? di sisi yang lain.

Bukankah Dia (Allah) yang memberi petunjuk kepada kamu daam kegelapan di

daratan dan di lautan dan yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira

sebelum (kedatangan) rahmat-Nya? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang

lain)? Maha tinggi Allah terhadap aa yang mereka persekutukan.

(QS. An-Naml (27) : 63)

Bukankah Dia (Allah) yang menciptakan (makhluk) dari permulaannya,

kemudian mengulanginya (lagi) dan yang memberikan rezeki kepadamu dari

langit dan bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Katakanlah,

Kemukakanlah bukti kebenaranmu, jika kamu orang yang benar.

(QS. An-Naml (27) : 64)

21

Dari ayat-ayat tersebut, Allah telah menerangkan bahwa Dialah yang telah

menciptakan langit dan bumi dan menurunkan rahmat kepada makhluknya,

memperkenankan doa, dan menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi.

Karena bukti-bukti yang nyata itu, Allah mempertegas dan menegur orang-orang

yang mempersekutukan dan berpaling dari-Nya. Allah menantang hamba-Nya

yang ingkar untuk menunjukkan bukti bahwa ada tuhan yang lain yang telah

memberikan rezeki seperti apa yang Allah berikan.


c. Firman Allah:

Dan kepada kaum Samud (kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata,

Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah

menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu

mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya.

Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa

hamba-Nya). (QS. Hud (11) : 61)

Dalam Surah Hud (11) : 61, Nabi Shaleh As. meminta kaumnya untuk beribadah

kepada Allah Swt dan menegaskan bahwa Dia telah:

Menciptakan kamu (manusia) dari bumi (tanah)

Memberikan kewajiban kepada manusia sebagai pemakmur bumi

Menyuruh manusia selalu beristighfar dan bertaubat

Menyatakan dekat dengan manusia dan memperkenankan doa

Kemudian dalam Surah Al-Anam (6) : 165

Dan dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi dan Dia

mengangkat (derajat) sebagian kamu di atas yang lain, untuk mengujimu atas

(karunia) yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat

memberi hukuman dan sungguh, Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Di situ kita temui pernyataan Dia menjadikan khalifah di muka bumi dan

menegaskan sebagian manusia derajatnya lebih tinggi dari sebagian yang

lain. Derajat manusia yang sama-sama berperan sebagai khalifah di muka bumi

bisa lebih tinggi dari yang lainnya karena keimanannya. Allah akan mengangkat

derajat orang-orang yang bersyukur atas nikmatnya. Allah akan memberikan

22

karunia kepada hamba-Nya untuk menguji mereka, dan siapa yang mampu
menjalani ujiannya dengan selalu bersyukur atas nikmat-Nya, maka Allah akan

mengangkat derajatnya.

Kemudian perhatikan Surah Al-Anam (6) : 160-162

Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya.

Dan barangsiapa berbuat kejahatan dibalas seimban dengan kejahatannya.

Mereka sedikit pun tidak dirugikan (didzalimi). (QS. Al-Anam (6) : 160)

Katakanlah (Muhammad), Sesungguhnya Tuhanku telah memberiku petunjuk

ke jalan yang lurus, agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus. Dia

(Ibrahim) tidak termasuk orang-orang musyrik. (QS. Al-Anam (6) : 161)

Katakanlah (Muhammad),Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan

matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam. (QS. Al-Anam (6) : 162)

Dengan memperhatikan Surah Al-Anam (6) : 160-162 dan Hud (11) : 61,

hubungan antara berdoa, berdzikir, dan bertaubat serta memakmurkan bumi agar

manusia mampu berperan sebagai khalifah Allah Swt di muka bumi.

Allah selalu memperkenankan doa hambanya yang memohon kepada-Nya.

Dengan dzikir, kita akan selalu ingat kepada Allah Swt dan semakin dekat

dengan-Nya sehingga kita akan segera bertaubat, memohon ampunan kepada-

Nya jika melakukan dosa. Sesungguhnya Allah selalu memperkenankan doa

hamba-hamba-Nya.

d. Beberapa langkah bagaimana cara mengefektifkan peranan hidup seorang

muslim berdasarkan hasil analisis dan sintesis pada butir-butir di atas, antara

lain:

Beriman kepada Allah

Berhijrah dan berjihad di jalan Allah

Berpegang teguh kepada agama Allah


Berbuat kebaikan

Tidak berbuat kerusakan di bumi

23

Berdoa dan memohon hanya kepada Allah dengan rasa takut dan penuh

harap

Mengimami bahwa tiada tuhan selain Allah

Selalu mengikuti petunjuk yang telah diberikan oleh Allah Swt

Shalat, menunaikan zakat, senantiasa berdzikir, beristighfar, dan

bertaubat kepada-Nya

Berbuat kebajikan dan meninggalkan keburukan

Bersyukur atas nikmat Allah Swt

Tidak melakukan tipu daya

Memakmurkan dan melindungi bumi, serta tidak berbuat kerusakan.

Memiliki sifat alimun hakim, berilmu dan bijaksana

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Tujuan Hidup Muslim

Dari pembahasan yang ada pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan

bahwa tujuan hidup muslim adalah beribadah dan menyembah hanya kepada

Allah Swt semata. Setelah mengetahui tujuannya tersebut, maka seorang muslim

dapat menjalani hidupnya dengan terarah karena telah mengetahui tujuan

hidupnya. Untuk mencapai tujuan hidup tersebut, seorang muslim akan berusaha

mendekatkan diri kepada penciptanya, Allah Swt, agar mendapatkan ridho-Nya,

yaitu dengan beribadah kepada-Nya. Hal ini dijelaskan dalam Al-Quran Surah

Adz-Dzariyat (51) : 56.

Saran yang dapat diberikan pada pembahasan ini hanya satu, yaitu manusia,
khususnya seorang muslim harus mengetahui tujuan hidupnya terlebih ddahulu,

setelah itu dia baru bisa menjalankan hidupnya dengan baik dan terarah.

24

Fungsi Hidup Muslim

Fungsi hidup seorang muslim telah disebutkan di dalam Al-Quran Surah Al-

Anbiya (21) : 107, yaitu sebagai rahmatan lil alamin atau rahmat bagi seluruh

alam. Rahmat di sini mengandung arti luas, di antaranya kebahagiaan yang

hakiki, keselamatan dan ampunan. Sebagai pembawa rahmat, manusia

diharapkan dapat membawa kebahagiaan, kedamaian, dan kebaikan bagi

makhluk dan alam di sekitarnya. Selain itu juga bertugas menyeru kepada

seluruh umat untuk menyembah, tunduk dan patuh hanya kepada Allah Swt.

Berdasarkan fungsi hidup seorang muslim tersebut, manusia hendaknya dapat

melaksanakan fungsinya dengan baik. Cara mewujudkan fungsi tersebut yang

pertama harus diliki manusia ialah beriman kepada Allah. Dengan iman yang

kokoh, manusia dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan dapat mencapai

tujuannya, yaitu menyembah hanya kepada Allah Swt.

Peranan Hidup Muslim

Peranan hidup muslim diterangkan dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah (2) : 30-

34, terutama pada ayat 30. Peranan hidup yang diharapkan dilaksanakan oleh

seorang muslim adalah sebagai khalifah di bumi. Sebagai khalifah di bumi,

seorang muslim bertugas melindungi dan memakmurkan bumi dengan

memanfaatkan segala potensi yang ada yang telah diajarkan dan diberikan oleh

Allah Swt. Peranan tersebut dapat terlaksana jika manusia mampu mengikuti

petunjuk yang telah diberikan oleh Allah Swt.

Untuk menjalankan peranan hidupnya dengan baik, manusia harus mengetahui


tujuan hidupnya terlebih dahulu dan megetahui dan menjalankan fungsi

hidupnya dengan baik. Untuk itu diperlukan pemahaman yang benar tentang

masalah keagamaan dalam kehidupannya. Agar mendapatkan pemahaman yang

benar, maka seorang muslim harus selalu mempelajari tujuan, fungsi dan

peranannya. Kemudian menjalankan fungsi dan peranannya agar dapat

mencapai tujuannya.

25

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran dan Terjemahannya. 1990. Departemen Agama RI dan Kerajaan Saudi

Arabia. 1133 hlm.

Al-Quran dan Terjemahannya Edisi Tahun 2002. 2007. Departemen Agama RI.

641 hlm.

Aziz, M.A. 1995. Memahami dan Mendalami Ajaran Al-Quran Jilid IA. Bangkit Daya

Insana. Cijantung, Jakarta. 132 hlm.

Suryana, Toto. 1997. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi. Tiga Mutiara.

Bandung. 239 hlm.

26

TUJUAN HIDUP MUSLIM, FUNGSI HIDUP MUSLIM,

DAN PERANAN HIDUP MUSLIM

(LAPORAN HASIL DISKUSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM)

OLEH

MELINDA OKTAFIANI

1114111034

27

NO. PRESENSI 02
JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITASS LAMPUNG

2011

KATA PENGANTAR

Bissmillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillahirrobbil alamin

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang atas berkat rahmat dan nikmatnya

maka Laporan Hasil Diskusi Pendidikan Agama Islam ini dapat diselesaikan tepat

waktu. Tanpa ridho dan kasih sayang serta petunjuk dari-Nya tugas ini tidak dapat

diselesaikan.

28

Shalawat beserta salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw

beserta para sahabat dan pengikutnya yang Insya Allah tetap istiqomah hingga akhir

zaman.

Laporan ini disusun sebagai tugas akhir untuk mengikuti Ujian Akhir Semester

Peendidikan Agama Islam. Dalam laporan ini saya sertai dengan penjelasan yang

diperoleh dari beberapa sumber dan mengacu pada ayat-ayat Alquran yang mendukung.

Laporan ini membahas tentang Tujuan Hidup Muslim, Fungsi Hidup Muslim, dan

Peranan Hidup Muslim.

Saya ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan semua pihak yang membantu

dalam menyelesaikan laporan ini. Besar harapan saya laporan ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran agar laporan ini dapat
menjadi lebih baik lagi.

Akhir kata saya mohon maaf atas kesalahan yang terdapat dalam laporan ini, karena

kekurangan adalah milik manusia dan kesempurnaan hanyalah milik Allah.

Bandar Lampung, Desember 2011

Melinda Oktafiani

NPM.1114111034

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI. ii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

29

1.1.1 Tujuan Hidup Muslim...... 1

1.1.2 Fungsi Hidup Muslim... .. 4

1.1.3 Peranan Hidup Muslim.... 6

II. CAPAIAN KOMPETENSI

2.1 Tujuan Diskusi

2.1.1 Tujuan Hidup Muslim.. 7

2.1.2 Fungsi Hidup Muslim... 7

2.1.3 Peranan Hidup Muslim. 7

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Tujuan Hidup Muslim 8

3.2 Fungsi Hidup Muslim 13

3.3 Peranan Hidup Muslim.. 17

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Tujuan Hidup Muslim... 23

4.2 Fungsi Hidup Muslim... 23

4.3 Peranan Hidup Muslim. 24

DAFTAR PUSTAKA.. 25

LAMPIRAN

30

Download

of 30

Reader embed your logo!

...

Tujuan Hidup Muslim

by melinda-oktafiani

on Aug 12, 2015

Report

Category:

Documents

Download: 21

Comment: 0

452

views

Share
Comments

Description

just assignment from school, if there's something wrong, I'm so sorry

Download Tujuan Hidup Muslim

Transcript

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan Hidup Muslim Manusia sebagai makhluk hidup di
muka bumi disebut juga sebagai makhluk sosial, makhluk yangg berakal, makhluk agamis, dan makhluk
yang monodualistik (perpaduan antara jasad dan ruh). Keistimewaan manusia terletak pada peranan
yang diembannya yaitu sebagai Khalifah Fil-Ardh atau khalifah di bumi. Kelebihan ini merupakan
pembeda yang jelas dengan makhluk ciptaan Allah yang lain seperti malaikat, jin, iblis, setan, hewn,
tumbuh-tumbuhan dan makhluk lainnya yang tidak diketahui oleh manusia. Wewenang dan tanggung
jawab yang diamanahkan oleh Allah Swt. kepada manusia untuk mengelola alam ini bukanlah sesuatu
yang sulit dan berat, karena Allah Swt. tidak akan membebankan kewajiban kepada seseorang
melainkan sesuai dengan kemampuannya. Kita diberikan akal oleh Allah Swt. dan dengan akal itu pula
kita dapat bertindak dan memulai sesuatu. Memfungsikan akal dapat kita pahami sebagai uapaya
manusia dalam menetapkan langkah-langkah secara terarah dan terukur dan menentukan tujuan hidup
serta merealisasikannya dalam kehidupan nyata. Karena akal bukanlah benda yang statis, maka akal
haruslah dilatih, dikembangkan, dan disempurnakan kemampuannya. Menggembangkan akal adalah
suatu kewajiban manusia dan dengan cara demikian daya pikir, daya nalar, daya analisa, daya cipta,
rasa, dan karsa manusiadapat tumbuh dan bersemi dalam diri seseorang. Pemanfaatan potensi atau
berbagai macam daya yang dimiliki seseorang pada hakekatnya dapat dijadikan sebagai kriteria dala
menentukan berperan atau tidaknya seseorang sebagai khalifah Allah Swt. Mengambil peran itu pada
hakekatnya adalah bagian dari usaha mencapai tujuan penciptaan manusia di muka bumi. Dalam Al-
Quran dijelaskan bahwa mannusia diciptakan oleh Allah Swt. hanya untuk mengabdi kepada-Nya.
Mengabdi dalam artian secara sungguhsungguh (hanif) merencanakan, melaksanakan perintah-Nya dan
menjauhkan 1
larangan-Nya. Perintah itu bisa berupa ibadah mahdhah dan bisa juga ibadah ghairu mahdhah. Kedua
macam ibadah ini pada dasarnya tidak dapat dipisah-pisahkan, dia menyatu dalam diri pribadi seorangg
muslim. Melaksanakan kedua ibadah tersebut secara berimbang, utuh dan saling mendukung adalah
tujuan hidup seorang muslim. Melaksanakan kedua macam ibadah tersebut yang disesuaikan dengan
kemampuan dan tuntunan yang benar dari Rasulullah Saw. akan memberikan dampak positif dalam
membentuk perilaku muslim sehari-hari. Dampak tersebut sesuai dengan tingkat kemampuan
pengamalan ibadah manusia dan sesuai pula dengan kehendak Allah Swt. namun demikian, realitas
kehidupan kita menunjukkan bahwa sebagian besar muslim cenderung untuk memisahkan ibadah
dengan kehidupan duniawi. Mereka perpendapat bahwa yang dikataka ibadah hanyalah sebatas ibadah
mahdhah saja seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan lain-lain, sedangkan ibadah yang berhubngan
dengan kehidupan dunia dipersepsikan sebagai aktifitas yang bukan termasuk dalam ruang lingkup atau
ranah (domain) ibadah kepada Allah Swt. Kecenderungan seperti itu sudah mendarah daging bahkan
telah mengakar secara salah kaprah di kalangan kita, dan pemahaman seperti ini cenderung diwariskan
dari satu generasi ke generasi berikutnya secara tradisional. Hal ini mengakibatkan kita jauh tertinggal
dari kehidupan duniawi sebagai wahana menuju kemajuan kehidupan yang dijanjikan oleh Allah Swt.
pada zaman Rasulullah Saw. dan para sahabat, umat Islam berusaha melaksanakan ajaran atau isi Al-
Quran secara benar dan menyeluru dalam segala segi kehidupan seorang muslim betapapun kecilnya, di
setiap saat, dan di setiap tempat. Dengan meningkatkan kualitas ibadah ritual (mahdhah), maka akan
memberikan kekuatan ruhaniah dalam diri seseorang dan selanjutnya akan meningkatakan kekuatan
lahiriyah untuk mmemperbaiki kualiitas kehidupan diniawinya. Dengan perkataan lain, seorang muslim
seyogyanya memandang bahwa kehidupan dunia ini sebagai suatu medan peperanggan yang hrus
dimenangkan olehnya dan sekaligus sebagai ladang menumbuhkan amal shalih untk bekal kehidupan
akhirat. Menggunakan ibadah mahdhah sebagai sumber kekuatan untuk mendekatkan diri kepada Allah
Swt. dan sekaligus mengharapkan ridho-Nya adalah tujuan mereka. Demikian pula, membentuk dan
mengembangkan kekuatan 2
ruhaniyah sebagai tenaga pendorong (driving force) dala menyelesaikan setiap problematika kehidupan
duniawi juga merupakan tujuan hidup manusia. Dapat disimpulkan bahwa semua itu adalah ibadah
manusia yang sekaligus juga tujuan hidup manusia. Setelah manusia berusaha sekuat tenaga dalam
mempersembhkan ibadahnya kepada Sang Pencipta, maka hasil dari semua ibadah itu diserahkan
kepada Allah Swt. setelah segenap potensi dan kemampuan manusia telah dicurahkan secara baik,
benar, terarah, dan teukur, maka kita tinggal bertawakal, berserah diri dan menerima apapun yang
dikaruniakan-Nya. Menggembalikan pemahaman umat Islam secara benar haruslah dimulai dengan
meluruskan dan membenarkan terlebih dahulu penetapan atau perumusan tujuan hidupnya. Mengapa
demikian? Pertanyaan ini dapat kita jawab secara sederhan karena sudah terlalu banyak para hli filsafat
dan pemikir-pemikir Islam yang telah menyimpang dari inti ajaran Al-Quran dan Sunnah Rasulullah Saw.
mereka mendefinisikan berbagai macam tujuan hidup manusia dengan rumusan-rumusan yang
cenderung berorientasi pada materialisme, eksistensialisme, ataupun hedonisme sebagaimana
tercermin dalm konsep pahala dan dosa. Di tengah-tengah ketidaksengajaan menyerap bbahkan
mendarah dagingkan tujuan hidup yang telah dirumuskan oleh para filsuf, para pemikir Islam, dan diri
kita masing-masing, maka Islam telah merumuskan tujuan hidup itu yang lebih universal, sempurna dan
menyeluruh untuk setiap pemeluknya untuk mencapai kebahagiaan dunian dan akhirat. Mengetahui
tujuam hidup manusia secara utuh, jelas dan gamblang akan dapat membawa umat Islam kepada
tingkat kualitas kehidupan tertinggi di dunia dan di akhirat karena juga kan memberikan kehidupan yang
penuh dengan ketenanggan, keberuntungan, kebahagiaan yang hakiki dan sesuai dengan harapan
kodrat kemanusiaan itu sendiri. Tujuan hidup manusia dalam pandangan Islam telah tercantum dalm
ayat suci Al-Quran. Bukan hanay rusmusan tujuan hidupnya saja yang dicantumkan, tetapi bagaimana
cara mencapainya pun juga secara jelas disebutkan. Pada kesempatan ini melalui modul baha diskusi,
kita mencoba memberi dengan cara menganalisis tujuan hidup muslim dalam Al-Quran 3
danmerumuskan cara mengaplikasikan ayat tersebut dalam kehidupan nyata kita sehari-hari. Fungsi
Hidup Muslim Sebagaiman yang telah kita bicarakan pada sessi pertama diskusi tentang Tujuan Hidup
Muslim, maka pada pertemuan kedua ini kita akan mengkaji apa fungsi hidup muslim itu? Secara
sederhan, fungsi dapat didefinisikan sebagai suatu akibat atau konsekuensi dari dilakukannya suatu
sebab. Akibat atau konsekuensi itu kadang-kadang dapat kita kenali dengan jelas dan gamblang,
sebagaimana jelasnya pemahaman kita mengenai fingsi utama air sebagi penghilang rasa haus atau
dahaga. Sebaliknya, akibat atau konsekuensi bisa juga berkesan samar dan tidak dapat segera lita
kenali dengan baik dan benar karena keterbatasn pemahaman kita. Sebagai contoh misalnya bagi
seorang anak yang masih kcil dengan tingkat pemahaman terbatas, akan sangat sulit mengenali apa
sebenarnya fungsi dari seorang ayah dibanding dengan ibunya. Dalam kasus seorang ayah menyuruh
anaknya belajar atau kalau perlu memaksanya belajar, maka si anak bertanyatanya apakah memang
fungsi seorang ayah selalu berkaitan dengan sesuatu hal yang terkesan kurang bersahabat. Dengan
perkataan lain, pada saat itu si anak tidak tahu fungsi seorang ayah dalam rumah tangga. Namun, ketika
ia muali besar sejalan dengan meningkatnya kemampuan pemahaman dan penalaran si anak, ia akan
menjawab sendiri pertanyaan berikut: Ohh, ya, kalau begitu tindakan dan sikap ayah dahulu kepadaku
ketika aku masih kecil, berfungsi untuk manyadarkan aku dari kemalasanku belajar atau dari
kenakalanku yang lain. Manusia sebagai makhluk yang berakal diberi hak dan wewenang oleh Allah Swt.
untuk bertindak sesuai dengan hak dan kewenangannya itu. Namun demikian, penggunaan hak dan
wewenang yang dimiliki oleh seeorang akan memunculkan suatu konsekuensi di kemudian hari berupa
pertanggungjawaban dari penggunaan hak dan wewenang tersebut. Apakah dalam pelaksanaan
tugasnya atau wewenangnya sudah sesuai dengan tuntutan dan tuntunan pihak yang memberikannya
(Allah Swt.) atau 4
sebaliknya hanya menurut selera manusia yang berlandaskan pada akal pikirannya semata yang bersifat
terbatas dan nisbi (relatif) Jika manusia lebih cenderung menempatkan akal dan pikiran semata di atas
norma agama yang hak dan bersifat absolut karena memang berasal dari Sang Maha Pencipta Allah
Swt., maka kehancuran dan malapetaka yang akan terjadi kemudian. Kita sering menyaksikannya adanya
sutau penindasan, penjegalan dan perampasan hak, ketidakadilan, dan kedholiman di permukaan bumi,
karena semata-mata sistem kehidupan manusia di bumi yang serba kompleks ini secara dominan hanya
dikelola berlandaskan kemampuan akal pikiran manusia yang terabatas. Ini bukan beratri bahwa akal
fikiran manusia sebagai sesuatu yang tidak bermanfaat, tetapi seharusnya pengguanaan akal fikiran itu
sinergi dengan tuntunan Sang Pencipta. Allah Swt. menempatkan manusia setingkat lebih tingggi di taas
makhluk lain di muka bumi, karena manusia diharapkan menjadi pelindung dan pemakmur bumi dengan
memanfaatkan segala potensi yang ada unntuk memudahkan manusia dalam melaksanakan peranan
hidupnya. Fungsi yang cukup besar dan mulia itu merupakan anugerah yang tak ternilai harganya. Untuk
melaksanakan fungsi yang demikian, maka manusia akan didoromg untuk lebih giat dan kuat dalam
merencanakan sesuatu dan melaksanakan rencana yang telah dibuatnya. Ringkasnya, tidak ada istilah
santai apalagi bermalas-malasan dalam berbuat bagi siapa saja yang mengetahui fungsi hidupnya secara
utuh dan benar. Kebanyakan kita tidak menyadari tentang fungsi hidupnya, dan sebagian lagi mungkin
tidak mengetahui sama sekali tentang itu. Akibat ketidaktahuannya tentang fungsi hidupnya
menyebabkan seseorang tidak memiliki gairah hidup. Bahkan, yang lebih mengerikan lagi adalah adanya
anggapan bahwa hidup ini sebagai suatu beban yang amat berat yang harus segera diakhiri. Namun,
tidaklah demikian halnya bagi kita yang menyadari secara benar tentang fungsi hidupnya. Hidup ini
sebenarnya sangatlah menarik dan menggairahkan karena memang sebagi salah satu anugerah utama
dan sangat berharga dari Allah Swt. kepada manusia. Bahkan di antara kita ada yang bercita-cita ingin
hidup selama-lamanya untuk memfungsikan dirinya sebagaimana yang diharapkan oleh Allah Swt.
Marilah kita lihat, apa sebenarnya fungsi hidup seorang muslim itu menurut pandangan Al-Quran? 5
Peranan Hidup Muslim Baru saja kita membahas tentang Fungsi Hidup Muslim yang sangat berkaitan
dengan peranan hidupnya. Jika fungsi hidup lebih banyak ditekankan pada aspek konsekuensi yang
diterjemahkan ke dalam wewenang dan tanggung jawab, maka peranan lebih difokuskan pada segi
aplikasi dalam kehidupan seorang muslim. Secara sederhana peranan dapat diartikan sebagai apa yang
diharapkan oleh pihak lain yang seharusnya dilakukan oleh seseorang. Pihak lain yang dimaksudkan di
sini dapat berarti Tuhan (Allah Swt.) dan secara kolektif dapat berupa masyarakat, lembaga sosial
kemasyarakatan atau bahkan individu (perorangan). Kita menyadari sepenuhnya bahwa tidak ada
seorang pun yang dapat hidup sendirian karena secara kodrati manusia memang sebagai makhluk sosial.
Dalam kenyataan sehari-hari banyak ditemui orang-orang yang secra sengaja atau tidak sengaja
membiasakan hidupnya melawan sunatullah atau melawan arus, yaitu dengan membudidayakan pola
hisup individualistis sebagaimana kita saksikan di negara-negara maju (sekuler) atau di kota-kota besar
di Indonesia. Pola hidup seperti ini justru membuat mereka stres, terpojok, bahkan menyulitkan dirinya
sendiri. Mengapa demikian? Jawabannya adalah karena mereka melawan fitrah hidupnya sebagai
makhluk yang memerlukan orang lain atau karena mereka melawan tuntutan sosial atau harapan
sosialnya. Pada kesempatan diskusi ketiga ini, kita mencoba mengenali apa yang tercermin dari sikap
perilaku (conduct), keragaan (appearance), dan prestasi (achievment). Dengan demikian maka kita
bersama-sama bertanya dan sekaligus menjawab apa peranan seorang muslim menurut pandangan
AlQuran? 6
II. CAPAIAN KOMPETENSI 2.1 Tujuan Diskusi Tujuan Hidup Muslim Tujuan diskusi atau kuliah aktif ini
adalah agar mahasiswa: a. Dapat mengerti tujuan hidupnya berdasarkan pemahamn terhadap AlQuran.
b. Dapat menjelaskan perbedaan antara tujuan hidup muslim dengan tujuan hidup manusia lainnya. c.
Dapat menjelaskan pengertian ibadah kepada Allah Swt. Fungsi Hidup Muslim Tujuan diskusi atau kuliah
aktif ini adalah agar mahasiswa: a. Mampu menjelaskan pengertian fungsi hidup muslim. b. Mampu
menjelaskan pengertian rahmatan lil alamin. c. Mampu menghayati fungsi hidupnya sebagai
pembawa rahmat bagi sekalian alam. Peranan Hidup Muslim Tujuan diskusi atau kuliah aktif ini adalah
agar mahasiswa: a. Memahami peranan hidupnya sebagai seorang muslim dalam kehidupan di dunia
sesuai dengan tuntunan Al-Quran. b. Mampu merumuskan pengertian khalifah fil ardh dalam
hubungannya dengan pengelolaan potensi alam raya ini. c. Mampu menjelaskan cara pendekatan yang
digunakan untuk menyadarkan umat sebagai khalifah di muka bumi. 7
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Tujuan Hidup Muslim a. Allah berfirman: Aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. (QS. Adz-Zaariyaat (51) : 56) Hanya kepada
Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon ampunan.Tunjukilah jalan
yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya;bukan (jalan) mereka
yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (QS. Al-Fatihah (1) : 5-7) Dan (ingatlah) ketika
kami mengambil janji Bani Israil, Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berrbuat baiklah kepada
kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertuturkatalah yang baik
kepada manusia, laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat. Tetapi kemudian kamu berpaling
(mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu (masih menjadi) pembangkang. (QS. Al-
Baqarah (2) : 83) Dan (ingatlah) ketika kami mengambil janji kamu, Janganlah kamu menumpahkan
darahmu (membunuh orang), dan mengusir dirimu (saudara sebangsamu) dari kampung halamanmu.
kemudian kamu berikrar dan bersaksi. (Al-Baqarah (2) : 84) Dan kepada kaum samud (kami utus)
saudara mereka, Saleh. Dia berkata, Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan)
bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Ini (seekor)
unta betina dari Allah sebagai tanda untukmu. Biarkanlah ia makan di bumi Allah, janganlah diskiti, nanti
akibatnya kamu akan mendapatkan siksaan yang pedih. (QS. Al-Araf (7) : 73) Dan ingatlah ketika Dia
menjadikan kamu khalifah-khalifah setelah kaum Ad dan menempatkan kamu di bumi. Di tempat yang
datar kamu dirikan istana- 8
istana dan di bukit-bukit kamu pahat menjadi rumah-rumah. Maka ingatlah nikmat-nikmat allah dan
janganlah membuat kerusakan di bumi. (QS. Al-Araf (7) : 74) Dan kepada penduduk Madyan, kami
(utus) Syuaib, saudara mereka sendiri. Dia berkata, Wahai kaumku! Sembahlah Allah. Tidak ada tuhan
(sembahan) bagimu selain Dia.sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari tuhanmu.
Sempurnakanlah takaran dan timbangan, dan jangan kamu merugikan orang sedikitpun. Janganlah
kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan bagimu jika kamu orang beriman. (QS. Al-
Araf (7) : 85) Dan janganlah kamu duduk di setiap jalan dengan menakut-nakuti dan menghalang-
halangi orang-orang yang beriman dari jalan Allah dan ingin membelokkannya. Ingatlah ketika kamu
dahulunya sedikit, lalu Allah memperbanyak jumlah kamu. Dan perhatikanlah bagaimana kesudahan
orangorang yang berbuat kerusakan. (QS. Al-Araf (7) : 86) Dan kepada kaum Ad (kami utus) saudara
mereka, Hud. Dia berkata, Wahai kaumku! Sembahlah allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. (Selama
ini) kamu hanyalah mengada-ada. (QS. Hud (11) : 50) Wahai kaumku! Aku tidak meminta imbalan
kepadamu atas (seruanku) ini. Imbalanku hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Tidakkah kamu
mengerti? (QS. Hud (11) : 51) Dan Hud berkata, Wahai kaumku! Memohonlah ampunan kepada
Tuhanmu lalu bertobatlah kepadanya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sanggat deras, Dia akan
menambahkan kekuatan di atas kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling menjadi orang yang
berdosa (QS. Hud (11) : 52) Dan kepada kaum Samud (kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata,
Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari
bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian
bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa
hamba-Nya). (QS. Hud (11) : 61) 9
Dengan memperhatikan firman Allah dalam ayat-ayat tersebut, dapat diketahui bahwa tujuan hidup
seorang muslim di dunia ialah beribadah dan menyembah hanya kepada Allah Swt semata.
Sesungguhnya Allah telah mengutus nabi dan rasulnya dari kaum mereka sendirii. Nabi dan rasul itu
selalu menyeru agar menyembah hanya kepada allah Swt. Manusia sebelumnya telah berjanji untuk taat
beribadah kepada Allah, namun nyatanya banyak yang ingkar, seperti halnya yang terjadi pada Bani
Israil, kebanyakan mereka berpaling dari Allah, kecuali sebagian kecilnya. Manusia diperintahkan pula
untuk berbuat baik kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang muslim, serta
saling berinteraksi dengan sesamanya. Tidak lupa melaksanakan shalat dan menunaikan zakat. Allah
telah memberikan banyak nikmat bagi hambanya sebagai tanda kebesarannya. Allah juga telah
memberikan contoh, pelajaran tentang apa yang terjadi terhadap hamba-Nya yang berbuat kerusakan di
muka bumi. Beribadah kepada allah harusnya secara total, sungguh-sungguh (hanif) dalam mematuhi
segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Selain itu manusia diperintahkan untuk saling
bersosialisasi dan menolong sesama, tidak saling membunuh dan membeda-bedakan satu sama lain.
Dalam beribadah kita tidak boleh hanya memikirkan akhirat saja, namun dunia juga harus dipikirkan,
sebagaimana hadits nabi yang artinya, Kerjakanlah ibadahmu seolah-olah kamu akan mati besok dan
carilah harta seolah-olah kamu akan hidup selamanya.jadi, dalam hal ini kehidupan dnia dan akhirat itu
haruslah seimbang. Saat ini pun kebanyakan ibadah dipisahkan dari kehidupan duniawi, padahal dalam
ibadah ada perintah untuk melakukan muamalah, yaitu hubungan dengan sesama manusia. Untuk itu,
pencapaian tujuan hidup manusia itu haruslah berlangsung dalam dua aspek, yaitu aspek keagamaan
dan aspek duniawi yang saling terkait satu sama lain. b. Allah berfirman dalam Surah Adz-Dzaariyaat (51)
: 55-58, yang artinya: Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu
bermanfaat bagi orang-orang mukmin. Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka
beribadah kepada-ku. Aku tidak menghendaki rezeki 10
sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki mereka memberi makan kepada-Ku. Sungguh Allah,
Dialah pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh. Tujuan Allah menciptakan manusia
ialah untuk beribadah kepada-Nya. Cara beribadah itu ada banyak, salah atunya dengan berdzikir.
Dengan dzikir dan beriman kepada Allah, maka akan mendekatkan diri kepada-Nya. Rezeki itu
datangnya dari Allah dan Dia lah zat Yang Maha Kokoh. Hubungan berdzikir dan beriman sangatlah erat.
Dengan dzikir, maka kita akan selalu teringat kepada Allah dan hal ini akan meningkatkan iman
(kepercayaan) kepada Allah. Bila kita selalu teringat kepada Allah, maka kita akan selalu percaya bahwa
Dia selalu memperhatikan hamba-Nya. Dengan begitu kita akan memiliki kontrol dalam diri pribadi dan
akan selalu berindak sesuai perintahnya, sehingga keimanan pun akan semakin meningkat. Kemudian,
rezeki sudah diatur Allah. Allah yang memberi rezeki kepada hamba-Nya. Dialah zat yang mempunyai
kekuatan dan Maha Kokoh. Dia tidak butuh rezeki dari siapa pun dan mampu berdiri sendiri. Bila kitta
telah paham dan yakin bahwa rezeki itu datangnya dari Allah, maka kita kan semakin meningkatkan
ibadah kepada-Nya guna mendekatkan diri kepada sang Pemberi Rezeki. c. Berdasarkan firman Allah
pada Surah Al-Baqarah (2) : 83 Dan (ingatlah) ketika kami mengambil janji Bani Israil, Janganlah kamu
menyembah selain Allah, dan berrbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan
orang-orang miskin. Dan bertuturkatalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah salat dan
tunaikanlah zakat. Tetapi kemudian kamu berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kamu,
dan kamu (masih menjadi) pembangkang. Allah memerintahkan untuk menyembah hanya kepada-Nya,
menjaga hubungan baik terhadap orang tua, keluarga, anak-anak yatim dan orang-orang miskin. Betapa
pentingnya hablumminannas sehingga Allah mendahulukan penyebutannya dibanding perintah lainnya.
11
Ayat ini berhubungan dengan prestasi manusia dan ibadah kepada Allah. Ibadah itu berhubungan
dengan kegiatan-kegiatan manusia. Selain diperintahkan untuk menyembah dan beribadah hanya
kepada-Nya, allah juga memerintahkan untuk menjalin hubungan baik dengan sesama, hubungan
muamalah. Allah memerintahkan untuk berbuat baik kepada orang tua sebab merekalah yang
melahirkan, merawat, dan membesarkan kita. Berbuat baik kepada kaum kerabat, anak yatim, dan
orang miskin (manusia seluruhnya) wajib kita santuni. Sebab manusia memiliki kewajiban untuk saling
berbuat baik pada sesama. Menunaikan shalat, sebagai rukun Islam yang utama tentu saja merupakan
ibadah kepada Allah. Dan menunaikan zakat, sebab di dalam harta yang kita miliki terdapat hak milik
orang lain. Jadi, beribadah itu menjalin hubungan baik dengan Allah, seperti shalat dan zakat dan
dengan sesama manusia, yaitu berbuat baik kepada sesama, didahulukan orang tua, kerabat, anak yatim
dan orang miskin. d. Firman Allah dalam Surah Hud (11) : 51-52, yang artinya: Wahai kaumku! Aku tidak
meminta imbalan kepadamu atas (seruanku) ini. Imbalanku hanyalah dari Allah yang telah
menciptakanku. Tidakkah kamu mengerti? Dan Hud berkata, Wahai kaumku! Memohonlah ampunan
kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepadanya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sanggat deras, Dia
akan menambahkan kekuatan di atas kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling menjadi orang yang
berdosa Nabi dan rasul tidak meninta imbalan atas usahanya menyeru ke jalan Allah, sebab hanya Allah
yang akan memberi imbalan terbaik. Bila kita memohon kepada-Nya dan bertobat, maka Allah akan
memberikan rezekinya dan menambah kekuatan hamba-Nya yang tidak berpaling ke jalan yang sesat,
yaitu dengan berbuat dosa. Dengan memperhatikan Surah Hud (11) ayat 51-52, maka benar pengertian
ibadah kepada Allah Swt. itu lebih ditekankan pada pencapaian prestasi (ahsanu amala atau amalan
yang terbaik) dan tingkah laku (akhlakuk karimah) manusia di dunia. Beibadah kepada Allah lebih dilihat
dari tingkah laku seorang muslim 12
karena tingkah laku merupakan cerminan dari ketaatan ibadah kepada Allah. Allah akan memberi
rahmat kepada manusia berupa prestasi apabila kita beriman kepadanya dengan cara berbakti kepada-
Nya. Salah sattu cara beribadah ataupun berbakti kepada Allah ialah dengan memohon hanya kepada
Allah dan bertobat kepada-Nya, maka Dia akan menurunkan rezekinya dan menambahkan kekuatan
pada hamba-Nya. Allah juga memerintahkan agar tidak berbuat dosa. Pencapaian prestasi itu mencakup
semua ibadah kita kepada Allah Swt. Fungsi Hidup Muslim a. Firman Allah Dan kami tidak mengutus
Engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam. (QS. AL-Anbiya (21) : 107)
Dan (ingatlah) pada hari (ketika) kami bangkitkan pada setiap umta seorang saksi atas mereka dari
mereka sendiri, dan kami datangkan engkau (Muhammad) menjadi saksi atas mereka. Dan kami
turunkan kitab (Al-Quran) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu sebagai petunjuk, serta rahmat
dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri (muslim). (QS. An-Nahl (16) : 89) Ayat tersebut
dijelaskan bahwa Nabi Muhammad diutus Allah sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam. Rahmat di
sini mengandung arti luas, diantaranya kebahagiaaan yang hakiki, keselamatan dan ampunan.
Berdasarkan ayat tersebut, dapat diketahu bahwa fungsi hidup muslim ialah sebagai rahmatan lil alamin
atau rahmat bagi seluruh alam. Dalam hal ini awalnya konteks rahmatan lil alamin ini ditujukan kepada
Nabi Muhammad Saw, namun setelah nabi Muhammad berpulang ke rahmatullah, gelar ini dipegang
oleh seluruh umat manusia, khususnya umat Islam. Allah menjadikan nabi sebagai saksi atas perbuatan
umatnya (kaumnya) masingmasing.allah pula telah menurunkan kitab Al-Quran kepada umat manusia
sebagai petunjuk, rahmat serta kabar gembira bagi orang yang berserah diri 13
kepada-Nya. Petunjuk ini berguna untuk memberikan arah yang benar dan jelas bagi seluruh umat
manusia dan untuk memudahkan dalam pelaksanaan peranan hidupnya. b. Pengertian dari rahmatan lil
alamin bebrdasarkan firman Allah dalam Surah An-Naml (27) : 17-19, yang artinya: Dan untuk Sulaiman
dikumpulkan bala tentaranya dari jin, manusia, dan burung, lalu mereka berbaris dengan tertib. (QS. An-
Naml (27) : 17) Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, Wahai
semut! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala
tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari. (AnNaml (27) : 18) Maka dia (Sulaiman) tersenyum lalu
tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa, Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku
ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua
orang tuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridhoi, dan masukkanlah aku dengan
rahmatmu ke dalam golongan hambahamba-Mu yang shaleh. (QS. An-Naml (27) : 19) Pengertian
rahmatan lil alamin menurut ayat tersebut ialah rahmat bagi seluruh lam. Nabi Muhammad Saw diutus
oleh Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam yang bertugas menyeru kepada seluruh umat untuk
menyembah, tunduk, dan patu hanya kepada Allah taala. Namun tugas sebagai rahmat ini tidak hanya
sebatas bagi Nabi Muhammad, tetapi bagi seluruh manusia. Setelah Nabi Muhammad tiada maka
manusia, khususnya muslim lainnya yang memegang tanggung jawab sebagai rahmatan lil alamin ini.
Sebagai pembawa rahmat, manusia bertugas membawa kebaikan bagi seluruh alam, dengan menjaga
alam dan tidak berbuat kerusakan. Dari Surah An-Naml ayat 17-19 ini, banyak sekali pelajaran yang
didapat, antara lain: Tekun dalam kerja dan menunaikan tugas dengan baik. Melaksanakan kerja
dengan penuh tanggung jawab dan jangan sampai mengganggu orang lain / makhluk lain. 14
Memberi peringatan kepada kaum kerabat (sesama muslim) pada waktu yang sesuai sehingga dapat
menyelamatkan mereka dari bencana yang akan menimpa. Sebab muslim adalah saudara bagi muslim
lainnya. Tunduk dan patuh pada pemimpin yang baik. Memohon hanya kepada Allah dan selalu
mesyukuri nikmatnya c. Untuk mewujudkan fungsi rahmatan lil alamin tersebut dalam kehidupan sehari-
hari di dunia ini, dapat dilihat dari ayat-ayat berikut. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan
orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah.
Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. Al-Baqarah (2) : 218) Adapun orang-orang yang beriman
kepada Allah dan berpegang teguh ke[ada (agama)-Nya, maka Allah akan memasukkan mereka ke dalam
rahmat dan karunia dari-Nya (surga) dan menunjukkan mereka jalan yang lurus kepadaNya. (QS. An-Nisa
(4) : 175 Kemudian Kami telah memberikan kepada Musa kitab (Taurat) untuk menyempurnakan
(nikmat kami) kepada orang yang berbuat kebaikan, untk menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai
petunjuk dan rahmat, agar mereka beriman akan adanya pertemuan dengan Tuhannya. (QS. Al-Anam
(6) : 154) Dan janganlah engkau berbuat kerusakan di bumi setelah diciptakan dengan baik. Berdoalah
kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang
yang bebuat kebaikan. (QS. Al-Araf (7) : 56) Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan),
karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat
oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. Yusuf (12) : 53) Dan
raja berkata, Bawalah dia (Yusuf) kepadaku, agar aku memilih dia (sebagai orang yang dekat)
kepadaku. Ketika dia (raja) telah bercakap-cakap 15
dengan dia, dia (raja) berkata, Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan
tinggi di lingkungan kami dan dipercaya. (QS. Yusuf (12) : 54) Dia (Yusuf) berkata, Jadikanlah aku
bendaharawan negeri (Mesir); karena sessungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, dan
berpengetahuan. (QS. Yusuf (12) : 55) Dan demikianlah kami memberi kepada Yusuf di negeri ini (Mesir);
untuk tinggal di mana saja yang dia kehendaki. Kami melimpahkan rahmat kepada siaa yang Kami
kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik. (QS. Yusuf (12) : 56)
Dan sungguh, pahala akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang beriman. (QS. Yusuf (12) : 57) Dan
apabila kami memberikan suatu rahmat kepada manusia setelah mereka ditimpa bencana, mereka
segera melakukan segala tipu daya (menentang) ayatayat Kami. Katakanlah, Allah lebih cepat
pembalasannya (atas tipu daya itu). Sessungguhnya malaikat-malaikat Kami mencatat tipu dayamu.
(QS. Yunus (10) : 21) Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berrjalan di daratan, (dan berlayar) di
lautan. Sehingga ketika kamu berada di dalam kapal, dan meluncurlah (kapal) itu membawa mereka
(orang-orang yang ada di dalamnya) dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya,
tiba-tiba datanglah badai dan gelombang menimpanya dari segenap penjuru, dan mereka mengira telah
terkepung bahaya, maka mereka berdoa dengan tulus ikhlas kepada Allah semata. (Seraya berkata),
Sekiranya Engkau selamatkan kami dari (bahaya) ini, pasti kami termasuk orang-orang yang bersyukur.
(QS. Yunus (10) : 22) Tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka, malah mereka berbuat kedzaliman di
bumi tanpa (alasan) yang benar. Wahai manusia! Sesungguhnya kedzalimanmu bahayanya akan
menimpa dirimu sendiri; itu hanya kenikmatan hidup duniawi, selanjutnya kepada Kamilah kembalimu,
kelak akan Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. Yunus (10) : 23) 16
Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu hanya seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari
langit, lalu turunlah tanaman-tanaman bumi dengan subur (karena air itu), di antaranya adal yang
dimakan manusia dan hewan ternnak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan
berhias, dan pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya (memetik hasilnya), datanglah
kepadanya adzab Kami pada waktu-waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan tanamannya seperti
tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami
menjelaskan tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada orang yang berpikir. (QS. Yunus (10) : 24)
Berdasarkan ayat-ayat tersebut, cara mewujudkan fungsi hidup meslim dalam kehidupan sehari-hari di
dunia ini adalah ketika kita telah mengetahui kalau Islam itu benar, maka kita haruus mengerjakannya,
melaksanakan Allah dan menjauhi larangannya. Caranya antara lain: Beriman kepada Allah Berhijrah
dan berjihad di jalan Allah Berpegang teguh kepada agama Allah Berbuat kebaikan Tidak berbuat
kerusakan di bumi Berdoa dan memohon hanya kepada Allah dengan rasa takut dan penuh harap
Tidak melakukan tipu daya Peranan Hidup Muslim a. Berdasarkan firman Allah Dan (ingatlah) ketika
Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, Aku hendak menjadikan khalifah di bumi. Mereka berkata,
Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan
kami bertasbih memuji-Mu? Dia berfirman, Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.
(QS. Al-Baqarah (2) : 30) Ayat tersebut menegaskan bahwa Allah Swt menegaskan akan menjadikan
manusia sebagai khalifah di muka bumi. Khalifah berarti wakil atau pengganti 17
yang memegang kekuasaan. Manusia menjadi khalifah memegang mandat Tuhan untuk mewujudkan
kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang diberikan itu bersifat kreatif yang memungkinkan dirinya
untuk mengolah serta mendayagunakan segala sesuatu di muka bumi untuk kepentingan hidupnya. Dan
Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para
malaikat, seraya berfirman, Sebutkan kepada-Ku semua (benda) ini, jika kamu yangg benar! (QS. Al-
Baqarah (2) : 31) Mereka menjawab, Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang
telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui, Mahabijaksana. (QS.
Al-Baqarah (2) : 32) Dan (Allah) berfirman, Wahai Adam! Beritahukanlah kepada mereka namanama
itu! Setelah dia (Adam) menyebutkan nama-namanya, Dia berfirman, Bukankah telah aku katakan
kepadamu, bahwa aku mengetahui rahasia langit dan bumi, dan Aku mengetahui apa yang kamu
nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan. (QS. Al-Baqarah (2) : 34) Jika perhatikan lanjutan Surah Al-
Baqarah ayat 31-34, maka terlihat hubungan antara khalifah dengan asmaa (nama-nama) dan aliimun
hakiim (Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana) adalah Allah Maha Mengetahui semua ilmu
pengetahuan apa yang ada di langit dan di bumi dan dia telah mengajarkan nama itu kepada Nabi Adam
as. Allah mengetahui segala sesuatu baik yang nampak ataupun disembunyikan, namun Dia selalu
bijaksana kepada makhluknya. Nabi Adam sebagai manusia pertama yang diciptakan, diajarkan tentang
segala hal, ilmu pengetahuan, baik apa yang ada di langit dan di bumi, namun malaikat tidak, sehingga
malaikat sadar bahwa tidak ada yang mereka ketahui kecuali apa yang telah diajarkan Allah Swt. nabi
Adam pun mampu menyebutkan namanama benda yang ada di langit dan di bumi yang telah diajarkan
Allah Swt. Asmaa di sini mengandung arti ilmu pengetahuan. Pada ayat di atas tampaklah bahwa Allah
menciptakan Adam sebagai manusia pertama yang memiliki kemampuan akal yang sempurna. Oleh
karena itu dapat dikatakan bahwa Adam adalah manusia pertama yang memiliki nilai-nilai 18
kemanusiaan. Dengan itu manusia, membentuk kebudayaannya (Suryana, Toto, dkk, 1997) Kami
berfirman, Turunlah kamu semua dari surga! Kemudian jika benarbenar datang petunjuk-Ku kepadamu,
maka barangsiapa mengikuti petunjukKu, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih
hati. (QS. Al-Baqarah (2) : 38) Hubungan antara khalifah dan hudan (petunjuk) adalah bahwa khalifah
akan diberi petunjuk / pedoman / hidayah dari Allah yang apabila benar-benar diikuti aleh manusia
sebagai khalifah di bumi, maka manusia itu tidak akan merasa takut dan bersedih hati. Allah tidak akan
meninggalkan hambanya yang mengikuti jalannya / petunjuknya, sehingga Dia (Allah) menjamin bahwa
hamba-Nya tidak akan bersedih hati atau pun ada rasa takut dalam dirinya. Dari pernyataan tersebut
dapat ditarik kesimpulan bahwa peranan hidup yang diharapkan dilaksanakan oleh seorang muslim
adalah sebagai khalifah di bumi yang bertugas melindungi dan memakmurkan bumi dengan
memanfaatkan segala potensi yang ada yang telah diajarkan dan diberikan oleh Allah Swt dengan
mengikuti petunjuk yang telah diberikan oleh Allah Swt. b. Dalam surah An-Naml (27) : 60-61, Allah telah
menegaskan penciptaannya dan memberikan berbagai rahmat. Di sana Allah mempertanyakan Apakah
di samping Allah Swt ada tuhan yang lain? Bukankah Dia (Allah) yang menciptakan langit dan bumi dan
menurunkan air dari langit untukmu, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang
berpemandangan indah? Kamu tidak akan mampu menumbuhkan pohonpohonnya. Apakah di samping
Allah ada tuhan (yang lain)? Sebenarnya mereka adalah orang-orang yang mmenyimpang. (QS. An-Naml
(27) : 60) Bukankah Dia (Allah) telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, yang menjadikan sungai-
sungai di celah-celahnya, yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengukuhkan)nya dan yang
menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Sebenarnya
kebanyakan mereka tidak mengetahui. (QS. An-Naml (27) : 61) 19
Demikian pula dalam ayat 62, Allah Swt menegaskan bahwa Dia memperkenankan doa, dan menjadikan
kamu sebagai khalifah di bumi, juga mempertanyakan Apakah di samping Allah Swt ada tuhan yang lain?
Kemudian disebutkan bahwa Amat sedikit lah kamu berdzikir. Bukankah Dia (Allah) yang
memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya, dan menghilangkan
kesusahan dan menjadikan kamu (manusia) sebagai khalaifah (pemimpin) di bumi? Apakah di samping
Allah ada tuhan (yang lain)? Sedikit sekali (nikmat Allah) yang kamu ingat. (QS. An-Naml (27) : 62)
Demikian juga dalam ayat 63-64, ditegaskan oleh Allah Swt tentang Penciptaan langit dan bumi dan
pemberian rahmat-Nya; memperkenankan doa; dan menjadikan kamu sebagai khalifah di satu sisi
dengan pertanyaan Apakah di samping Allah Swt ada tuhan yang lain? Dan amat sedikitlah kamu
berdzikir? di sisi yang lain. Bukankah Dia (Allah) yang memberi petunjuk kepada kamu daam kegelapan
di daratan dan di lautan dan yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira sebelum (kedatangan)
rahmat-Nya? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Maha tinggi Allah terhadap aa yang
mereka persekutukan. (QS. An-Naml (27) : 63) Bukankah Dia (Allah) yang menciptakan (makhluk) dari
permulaannya, kemudian mengulanginya (lagi) dan yang memberikan rezeki kepadamu dari langit dan
bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Katakanlah, Kemukakanlah bukti kebenaranmu,
jika kamu orang yang benar. (QS. An-Naml (27) : 64) Dari ayat-ayat tersebut, Allah telah menerangkan
bahwa Dialah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan rahmat kepada makhluknya,
memperkenankan doa, dan menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi. Karena bukti-bukti yang nyata
itu, Allah mempertegas dan menegur orang-orang yang mempersekutukan dan berpaling dari-Nya. Allah
menantang hamba-Nya yang ingkar untuk menunjukkan bukti bahwa ada tuhan yang lain yang telah
memberikan rezeki seperti apa yang Allah berikan. 20
c. Firman Allah: Dan kepada kaum Samud (kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata, Wahai
kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi
(tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian
bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa
hamba-Nya). (QS. Hud (11) : 61) Dalam Surah Hud (11) : 61, Nabi Shaleh As. meminta kaumnya untuk
beribadah kepada Allah Swt dan menegaskan bahwa Dia telah: Menciptakan kamu (manusia) dari
bumi (tanah) Memberikan kewajiban kepada manusia sebagai pemakmur bumi Menyuruh manusia
selalu beristighfar dan bertaubat Menyatakan dekat dengan manusia dan memperkenankan doa
Kemudian dalam Surah Al-Anam (6) : 165 Dan dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di
bumi dan Dia mengangkat (derajat) sebagian kamu di atas yang lain, untuk mengujimu atas (karunia)
yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat memberi hukuman dan sungguh,
Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang. Di situ kita temui pernyataan Dia menjadikan khalifah di muka
bumi dan menegaskan sebagian manusia derajatnya lebih tinggi dari sebagian yang lain. Derajat
manusia yang sama-sama berperan sebagai khalifah di muka bumi bisa lebih tinggi dari yang lainnya
karena keimanannya. Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang bersyukur atas nikmatnya. Allah
akan memberikan karunia kepada hamba-Nya untuk menguji mereka, dan siapa yang mampu menjalani
ujiannya dengan selalu bersyukur atas nikmat-Nya, maka Allah akan mengangkat derajatnya. Kemudian
perhatikan Surah Al-Anam (6) : 160-162 Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali
lipat amalnya. Dan barangsiapa berbuat kejahatan dibalas seimban dengan kejahatannya. Mereka
sedikit pun tidak dirugikan (didzalimi). (QS. Al-Anam (6) : 160) 21
Katakanlah (Muhammad), Sesungguhnya Tuhanku telah memberiku petunjuk ke jalan yang lurus,
agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus. Dia (Ibrahim) tidak termasuk orang-orang musyrik. (QS.
Al-Anam (6) : 161) Katakanlah (Muhammad),Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam. (QS. Al-Anam (6) : 162) Dengan memperhatikan Surah Al-
Anam (6) : 160-162 dan Hud (11) : 61, hubungan antara berdoa, berdzikir, dan bertaubat serta
memakmurkan bumi agar manusia mampu berperan sebagai khalifah Allah Swt di muka bumi. Allah
selalu memperkenankan doa hambanya yang memohon kepada-Nya. Dengan dzikir, kita akan selalu
ingat kepada Allah Swt dan semakin dekat dengan-Nya sehingga kita akan segera bertaubat, memohon
ampunan kepadaNya jika melakukan dosa. Sesungguhnya Allah selalu memperkenankan doa hamba-
hamba-Nya. d. Beberapa langkah bagaimana cara mengefektifkan peranan hidup seorang muslim
berdasarkan hasil analisis dan sintesis pada butir-butir di atas, antara lain: Beriman kepada Allah
Berhijrah dan berjihad di jalan Allah Berpegang teguh kepada agama Allah Berbuat kebaikan Tidak
berbuat kerusakan di bumi Berdoa dan memohon hanya kepada Allah dengan rasa takut dan penuh
harap Mengimami bahwa tiada tuhan selain Allah Selalu mengikuti petunjuk yang telah diberikan
oleh Allah Swt Shalat, menunaikan zakat, senantiasa berdzikir, beristighfar, dan bertaubat kepada-Nya
Berbuat kebajikan dan meninggalkan keburukan Bersyukur atas nikmat Allah Swt Tidak melakukan
tipu daya Memakmurkan dan melindungi bumi, serta tidak berbuat kerusakan. 22
Memiliki sifat alimun hakim, berilmu dan bijaksana IV. KESIMPULAN DAN SARAN Tujuan Hidup Muslim
Dari pembahasan yang ada pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan hidup muslim
adalah beribadah dan menyembah hanya kepada Allah Swt semata. Setelah mengetahui tujuannya
tersebut, maka seorang muslim dapat menjalani hidupnya dengan terarah karena telah mengetahui
tujuan hidupnya. Untuk mencapai tujuan hidup tersebut, seorang muslim akan berusaha mendekatkan
diri kepada penciptanya, Allah Swt, agar mendapatkan ridho-Nya, yaitu dengan beribadah kepada-Nya.
Hal ini dijelaskan dalam Al-Quran Surah Adz-Dzariyat (51) : 56. Saran yang dapat diberikan pada
pembahasan ini hanya satu, yaitu manusia, khususnya seorang muslim harus mengetahui tujuan
hidupnya terlebih ddahulu, setelah itu dia baru bisa menjalankan hidupnya dengan baik dan terarah.
Fungsi Hidup Muslim Fungsi hidup seorang muslim telah disebutkan di dalam Al-Quran Surah AlAnbiya
(21) : 107, yaitu sebagai rahmatan lil alamin atau rahmat bagi seluruh alam. Rahmat di sini mengandung
arti luas, di antaranya kebahagiaan yang hakiki, keselamatan dan ampunan. Sebagai pembawa rahmat,
manusia diharapkan dapat membawa kebahagiaan, kedamaian, dan kebaikan bagi makhluk dan alam di
sekitarnya. Selain itu juga bertugas menyeru kepada seluruh umat untuk menyembah, tunduk dan patuh
hanya kepada Allah Swt. Berdasarkan fungsi hidup seorang muslim tersebut, manusia hendaknya dapat
melaksanakan fungsinya dengan baik. Cara mewujudkan fungsi tersebut yang 23
pertama harus diliki manusia ialah beriman kepada Allah. Dengan iman yang kokoh, manusia dapat
menjalankan fungsinya dengan baik dan dapat mencapai tujuannya, yaitu menyembah hanya kepada
Allah Swt. Peranan Hidup Muslim Peranan hidup muslim diterangkan dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah
(2) : 3034, terutama pada ayat 30. Peranan hidup yang diharapkan dilaksanakan oleh seorang muslim
adalah sebagai khalifah di bumi. Sebagai khalifah di bumi, seorang muslim bertugas melindungi dan
memakmurkan bumi dengan memanfaatkan segala potensi yang ada yang telah diajarkan dan diberikan
oleh Allah Swt. Peranan tersebut dapat terlaksana jika manusia mampu mengikuti petunjuk yang telah
diberikan oleh Allah Swt. Untuk menjalankan peranan hidupnya dengan baik, manusia harus mengetahui
tujuan hidupnya terlebih dahulu dan megetahui dan menjalankan fungsi hidupnya dengan baik. Untuk
itu diperlukan pemahaman yang benar tentang masalah keagamaan dalam kehidupannya. Agar
mendapatkan pemahaman yang benar, maka seorang muslim harus selalu mempelajari tujuan, fungsi
dan peranannya. Kemudian menjalankan fungsi dan peranannya agar dapat mencapai tujuannya. 24
DAFTAR PUSTAKA Al-Quran dan Terjemahannya. 1990. Departemen Agama RI dan Kerajaan Saudi
Arabia. 1133 hlm. Al-Quran dan Terjemahannya Edisi Tahun 2002. 2007. Departemen Agama RI. 641
hlm. Aziz, M.A. 1995. Memahami dan Mendalami Ajaran Al-Quran Jilid IA. Bangkit Daya Insana.
Cijantung, Jakarta. 132 hlm. Suryana, Toto. 1997. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi. Tiga
Mutiara. Bandung. 239 hlm. 25
TUJUAN HIDUP MUSLIM, FUNGSI HIDUP MUSLIM, DAN PERANAN HIDUP MUSLIM (LAPORAN HASIL
DISKUSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM) OLEH MELINDA OKTAFIANI 1114111034 NO. PRESENSI 02 26
JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITASS LAMPUNG 2011 KATA
PENGANTAR Bissmillahirrahmanirrahim Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahirrobbil alamin Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang atas berkat rahmat dan
nikmatnya maka Laporan Hasil Diskusi Pendidikan Agama Islam ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Tanpa ridho dan kasih sayang serta petunjuk dari-Nya tugas ini tidak dapat diselesaikan. Shalawat
beserta salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw beserta para sahabat
dan pengikutnya yang Insya Allah tetap istiqomah hingga akhir zaman. Laporan ini disusun sebagai tugas
akhir untuk mengikuti Ujian Akhir Semester Peendidikan Agama Islam. Dalam laporan ini saya sertai
dengan penjelasan yang diperoleh dari beberapa sumber dan mengacu pada ayat-ayat Alquran yang
mendukung. Laporan ini membahas tentang Tujuan Hidup Muslim, Fungsi Hidup Muslim, dan Peranan
Hidup Muslim. Saya ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan semua pihak yang membantu
dalam menyelesaikan laporan ini. Besar harapan saya laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,
untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran agar laporan ini dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir kata
saya mohon maaf atas kesalahan yang terdapat dalam laporan ini, karena kekurangan adalah milik
manusia dan kesempurnaan hanyalah milik Allah. 27
Bandar Lampung, Desember 2011 Melinda Oktafiani NPM.1114111034 DAFTAR ISI KATA
PENGANTAR... DAFTAR
ISI. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Tujuan
Hidup Muslim...... 1.1.2 Fungsi Hidup Muslim...
.. 1.1.3 Peranan Hidup Muslim.... II. CAPAIAN KOMPETENSI 2.1 Tujuan
Diskusi 2.1.1 2.1.2 2.1.3 Tujuan Hidup Muslim.. Fungsi Hidup
Muslim... Peranan Hidup Muslim. 1 4 6 i ii 7 7
7 III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Tujuan Hidup Muslim 3.2 Fungsi
Hidup Muslim 3.3 Peranan Hidup
Muslim.. IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Tujuan Hidup
Muslim... 23 4.2 Fungsi Hidup
Muslim... 4.3 Peranan Hidup
Muslim. DAFTAR PUSTAKA..
28 23 24 25 8 13 17
LAMPIRAN 29
Recommended

Tujuan Hidup Muslim

Tujuan Hidup Muslim

kji auei hfiawef sdibfn arewknfdsnvjiawgfnjikjab ref harewgidafk vnjiae ngiagndavg dre ghaeh
gohaegdmkvndks hnbvkjdnfvuirnegkjhdfk vhig er gdvidsov haeor naerger gae gaer

Teguh Tantangan Hidup Muslim

Teguh Tantangan Hidup Muslim

Ceramah Jumat

KULTUM BERJUDUL DASAR DAN TUJUAN HIDUP SEORANG MUSLIM

KULTUM BERJUDUL DASAR DAN TUJUAN HIDUP SEORANG MUSLIM

MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI SEMESTER 2

Tujuan hidup ane

Tujuan hidup ane

Nama : Septyan Eka Prastya NIM : J1F108047 Prodi : Ilmu Komputer TUGAS KEWIRAUSAHAAN 1. tujuan
hidup dan langkah yang ditempuh untuk mencapainya. Pada dasarnya, rata-rata

Kuesioner Penetapan Tujuan Hidup

Kuesioner Penetapan Tujuan Hidup

Bagi Para Pengunjung Slideshare yang membutuhkan Konsultan SDM, Manajemen dan Pelatihan, Anda
dapat Menghubungi Kami HARD-Hi SMART CONSULTING di Nomor Hotline : 0878-7063-5053

Tujuan hidup manusia

Tujuan hidup manusia


Tujuan Hakiki Hidup Manusia perbandingan kritis teks dalam alquran dan alkitab kenapa Tuhan
menciptakan manusia di dunia ini? mitos mitos yunani mitos cina mitos terkini

Bahagia Tujuan Hidup Manusia

Bahagia Tujuan Hidup Manusia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Untuk memperoleh tujuan hidup yang hakiki, maka
kebahagiaan merupakan dambaan setiap manusia, baik sebagai seorang petani, pedagang, buruh,

TUJUAN HIDUP MANUSIA

TUJUAN HIDUP MANUSIA

TUJUAN HIDUP MANUSIA Allah menciptakan alam semesta (termasuk manusia) tidaklah dengan palsu
dan siasia (QS. As-Shod ayat 27). Segala ciptaan-Nya mengandung maksud dan manfaat.

Ayat Tentang Tujuan Hidup

Ayat Tentang Tujuan Hidup

ayat tentang tujuan hidup Ayat-ayat Tentang Tujuan Hidup Manusia MAKALAH Diajukan untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ayat-ayat Ekonomi Oleh: 1. A. Kholil Ashari Baihaqi

Tujuan Pola Hidup Sehat

Tujuan Pola Hidup Sehat

Tujuan Pola Hidup Sehat Tujuan kita menerapkan pola hidup sehat tentunya untuk menjaga kesehatan
tubuh dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Tapi ternyata dengan menjalankan

Seri Tujuan Hidup 1

Seri Tujuan Hidup 1

Tujuan Hidup Orang Kristen


Tujuan Hidup Orang Kristen

jj

Sinopsis Tujuan Hidup

Sinopsis Tujuan Hidup

Tujuan Hidup Setiap Manusia pasti akan selalu bertanya-tanya tentang hidupnya, seperti dari mana dia
berasal, untuk apa dia hidup, apa tujuan hidupnya dan kemana setelah

Tujuan Hidup Manusia

Tujuan Hidup Manusia

kata paham adalah salah satu kunci sukses dalam sebuah cita dan perjalan. seorang yang paham ketika
belajar di banguku sekolah, hanya orang-orang yang paham lah yang bisa

Tujuan hidup manusia

Tujuan hidup manusia

Pendidikan Agama Kristen Semester I, Tahun 2012 KFP#106 Fakultas Pertaian, Universitas Jambi Jumat,
5 September 2012 Pukul 12:00. Tujuan hidup manusia. Gambar Ilustrasi #1.

Menentukan Tujuan Hidup

Menentukan Tujuan Hidup

16/06/12 Menentukan Tujuan Hidup


1/2www.andriewongso.com/artikel/viewarticleprint.php?idartikel=4779 AW, Andrie Wongso - Action &
Wisdom Motivation Training - Artikel

Tujuan Hidup Kristen

Tujuan Hidup Kristen


pembinaan KK

5. Merumuskan Tujuan Hidup

5. Merumuskan Tujuan Hidup

pengembangan diri dan kepemimpinan merumuskan tujuan hidup

Tujuan Hidup Manusia

Tujuan Hidup Manusia

Tujuan Hidup Manusia. Penyembahan. 1. Untuk menyenangkan Allah . 2. Untuk menjadi keluarga Allah.
Persekutuan. 3. Untuk menjadi serupa dengan Kristus. Pemuridan. Pelayanan.

Visi dan misi hidup muslim

Visi dan misi hidup muslim

Visi dan misi hidup muslim

View more

Subscribe to our Newsletter for latest news.

About Terms DMCA Contact

STARTUP - Share & Download Unlimited

Anda mungkin juga menyukai