Anda di halaman 1dari 43

VICKY AGUSTINA, S.T., M.

Eng
Arsitektur kolonial merupakan langgam arsitektur
yang digunakan selama masa kolonial, ketika
Indonesia menjadi negara jajahan bangsa Belanda
pada tahun 1600-1942
Arsitektur Kolonial (Hindia Baru) pada dasarnya
merupakan aristektur (barat) modern
awal (Rasionalisme dan Art Deco) yang
menggabungkan elemen arsitektur lokal agar sesuai
dengan iklim tropis di Indonesia.
Arsitektur kolonial Belanda adalah
gaya desain yang cukup popular di
Netherland tahun 1624-1820.
Ciri-cirinya yakni
fasad simetris, material dari batu
bata atau kayu tanpa pelapis,
entrance mempunyai dua daun
pintu, pintu masuk terletak di
samping bangunan, denah simetris,
jendela besar berbingkai kayu,
terdapat dormer (bukaan pada atap).
Berawal dari pedagang Portugis (1509) yang bermukim di
beberapa kota di Indonesia yang biasanya terletak dekat
dengan pelabuhan lalu diikuti oleh Spanyol, Inggris dan
Belanda.
Pada saat itu rumah-rumah pendatang menggunakan
material lokal (papan , ijuk)
Benteng dengan bahan batu mulai dibangun untuk
mempetahankan kekuasaan yang dipicu oleh konflik
antara pribumi dan sesama pendatang (Portugis - Belanda.
Benteng peninggalan masa ini masih terlihat jelas di Kep.
Maluku
Dibangun pada tahun 1529 oleh Portugis (hanya
pondasi) dan tahun 1609 selesai d bangun oleh
Belanda.
luas 4.684 meter persegi , terletak di Desa Nusantara,
Kecamatan Banda Neira, Kabupaten Maluku Tengah
Pada awalnya dibangun oleh
bangsa Portugis pada abad 16
di Pulau Neira, Maluku. Lama
setelah itu, dibangun kembali
sebuah benteng oleh VOC atas
perintah Gubernur Jendral Pieter
Both pada tahun 1611.
dibangun oleh Portugis tahun 1775, diambil alih oleh Belanda
Lokasi Kelurahan Uritetu, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon.
sebagai pusat pemerintahan, pertahanan, dan pembentukan
kekuatan barisan tentara
Tempat eksekusi mati Pahlawan nasional Kapitan Pattimura
terletak di muara Sungai Ciliwung di Jakarta.
merupakan pusat pemerintahan Perusahaan
Hindia Timur Belanda di Asia
kediaman Gubernur Jenderal, pejabat tertinggi
VOC di Hindia Timur
Lokasi di Bukit Tinggi , Sumatera Barat
didirikan oleh Kapten Bouer pada tahun 1825 pada masa
Baron Hendrik Merkus de Kock
Pertahanan tentara Belanda dari gempuran rakyat sejak
meletusnya Perang Paderi (1821-1837)
1500 1600~(Arsitektur Benteng)

1700 1800~ (Arsitektur Eropa Belanda)

1800 1902 (Arsitektur Indische Empire)

1902 1920 (Arsitektur Transisi)

1920 -1940 (Arsitektur Indo Eropa)


Indonesia masih disebut sebagai Nederland Indische
(Hindia Belanda) di bawah kekuasaan perusahaan
dagang Belanda, VOC.
Arsitektur Kolonial Belanda selama periode ini masih
bergaya Eropa Belanda dimana bentuknya cenderung
panjang dan sempit, atap curam dan dinding depan
bertingkat bergaya Belanda di ujung teras.
Bangunan ini tidak mempunyai suatu orientasi bentuk
yang jelas, atau tidak beradaptasi dengan iklim dan
lingkungan setempat.
Kediaman Reine de Klerk (sebelumnya Gubernur Jenderal Belanda) di Batavia.
Hingga tahun 1925, gedung ini dipakai departemen Pertambangan
pemerintah kolonial Hindia Belanda.
Sekarang gedung arsip nasional
Dulunya berfungsi sebagi balai kota (Stadhuis) Batavia
Dibangun menyerupai bangunan Palais op de Dam di
Amsterdam, tipikal arsitektur balai kota belanda pada abad 17
Pemerintah Belanda mengambil alih Hindia Belanda
dari VOC.
terbentuk gaya arsitektur tersendiri yang dipelopori
oleh GubernurJenderal HW yang dikenal dengan the
Empire Style, atau The Ducth Colonial Villa: Gaya
arsitektur neo-klasik yang melanda Eropa (terutama
Prancis) yang diterjemahkan secara bebas.
gaya Hindia Belanda yang bercitra Kolonial yang
disesuaikan dengan ingkungan lokal, iklim dan
material yang tersedia pada masa itu.
Bangunan-bangunan yang berkesan grandeur (megah) dipengaruhi
gaya arsitektur Neo Klasik dikenal Indische Architectuur ; memiliki ciri:
1. Denah simetris penuh dengan satu lantai atas dan ditutup
dengan atap perisai.
2. Temboknya tebal
3. Langit langitnya tinggi
4. Lantainya dari marmer
5. Beranda depan dan belakang sangat luas dan terbuka
6. Diujung beranda terdapat barisan pilar atau kolom bergaya
Yunani (doric, ionic, korinthian)
7. Pilar menjulang ke atas sebagai pendukung atap
8. Terdapat gevel dan mahkota diatas beranda depan dan belakang
9. Terdapat central room yang berhubungan langsung dengan
beranda depan dan belakang, kiri kananya terdapat kamar tidur
10. Daerah servis dibagian belakang dihubungkan dengan rumah
induk oleh galeri. Beranda belakang sebagai ruang makan.
11. Terletak ditanah luas dengan kebun di depan, samping dan
belakang.
Bergaya neo klasik dengan kolom doric. Pada awalnya berlantai 2, pada th
1848 lantai atas sebagian di runtuhkan and lantai bawah diperluas.
Berfungsi sebagai area seremonial negara dan kantor administrasi Presiden.
Antara tahun 1902 kaum liberal di negeri Belanda
mendesak politik etis untuk diterapkan di tanah
jajahan. Sejak itu, pemukiman orang Belanda tumbuh
dengan cepat. Dengan adanya suasana tersebut,
maka indische architectuur menjadi terdesak dan
hilang. Sebagai gantinya, muncul standar arsitektur
yang berorientasi ke Belanda
Secara umum, ciri dan karakter arsitektur kolonial di
Indonesia pada tahun 1900-1920-an (dipengaruhi gaya Neo
gothic) :
1. Penggunaan gevel(gable) pada tampak depan bangunan
2. Penggunaan tower pada bangunan
3. Penggunaan dormer pada bangunan
Beberapa penyesuaian dengan iklim tropis basah di
Indonesia:
1. Denah tipis bentuk bangunan ramping. Banyak bukaan
yang lebar dan tinggi untuk aliran udara memudahkan cross
ventilasi
2. Galeri sepanjang bangunan untuk menghindari tampias
hujan dan sinar matahari langsung
3. Layout bangunan menghadap Utara Selatan dengan
orientasi tepat terhadap sinar matahari tropis Timur Barat
Elemen tipikal
arsitektur kolonial
1.Gable/gevel,
berada pada bagian
tampak
bangunan,berbentuk
segitiga yang mengikuti
bentukan atap.
2. Geveltoppen (Hiasan
kemuncak atap depan);
- Voorschot, berbentuk
segitiga dan terletak di
bagiandepan rumah.
3.Tower/Menara,
variasi bentuknya beragam,
mulai dari bulat, kotak atau
segi empat ramping, segi
enam,atau bentuk-bentuk
geometris lainnya,
4.Dormer/Cerobong asap
semu
berfungsi untuk penghawaan
dan pencahayaan. Di tempat
asalnya,Belanda, dormer
biasanya menjulang tinggi dan
digunakan sebagai ruang atau
cerobong asap untukperapian.
5.Tympannon/Tadah
angin,
merupakan lambang masa
prakristen yang diwujudkan
dalam bentuk pohon hayat,
kepala kuda, atau roda
matahari.
6.Ballustrade
pagar yang biasanya terbuat
dari beton cor yang
digunakan sebagai pagar
pembatas balkon, atau dek
bangunan;
7.Bouvenlicht/Lubang
ventilasi
bukaan pada bagian wajah
bangunan yang berfungsi
untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan dan
kenyamanan termal.
8. Windwijzer (Penunjuk
angin)
merupakan ornamen yang
diletakkan di atas nok
atap. Ornamen ini
berfungsi sebagai
penunjuk arah angin;
9. Nok Acroterie (Hiasan puncak atap)
terletak di bagian puncak atap. Ornamen ini dulunya dipakai pada
rumah-rumah petani di Belanda, dan terbuat dari daun alang-alang.
Merupakan kantor dari Nederlands-Indische
Spoorweg Maatschappij atau NIS
Seluruh proses perancangan dilakukan
di Belanda, baru kemudian gambar-gambar
dibawa ke Kota Semarang.
Bangunan ke-2 yang dibangun oleh Moojen di Jakarta. Diperuntuk kan sebagai
pusat kebudayaan Batavia pada awal abad 20 dan menjadi landmark di
Perumahan Menteng
1920 - 1940-an (Indo-Eropa)
Gerakan pembaharuan dalam arsitektur baik di tingkat
nasional maupun internasional. Hal ini mempengaruhi
arsitektur kolonial Belanda di Indonesia.
Pada masa tersebut muncul arsitek Belanda yang
memandang perlu untuk memberi ciri khas pada
arsitektur Hindia Belanda. Mereka ini menggunakan
kebudayaan arsitektur tradisional Indonesia sebagai
sumber pengembangannya.
masih memegang unsur-unsur mendasar bentuk klasik,
memasukkan unsur-unsur arsitektur tropis, juga
memasukkan unsur-unsur arsitektur tradisional (konsep
eklektis (campuran))
Dikenal dengan istilah arsitektur Niuwe Bouwen (Modernisme)
atau Fungsionalisme di Belanda (Akihary (dalam Handinoto, 1996))
Wujud umum dari dari penampilan arsitektur Niuwe Bouwen ini
menurut formalnya berwarna putih, atap datar,
menggunakan gevel horizontal dan volume bangunan yang berbentuk
kubus
Aliran arsitektur baru ini sangat dipengaruhi
oleh Bauhaus Jerman dan Le Corbusier Perancis.
Tujuannya adalah menggunakan bentuk universal
seperti kubus atau tabung atau garis horizontal
melengkung dan motif laut; gaya ini dikenal
sebagai Streamline Moderne di kalangan penutur
bahasa Inggris
Di Indonesia, gaya ini ditandai oleh keterbukaan
bangunan, garis fasade halus, dan efek spasial yang
kuat pada eksterior bangunan dan sedikitnya dinding
penutup.
Karakteristik Nieuwe Bouwen meliputi:
a) Transparansi, ruang, cahaya dan udara. Hal ini
dicapai melalui penggunaan bahan-bahan modern dan
metode konstruksi.
b) Simetris dan pengulangan yaitu keseimbangan
antara bagian-bagian yang tidak setara.
c) Penggunaan warna bukan sebagai hiasan namun
sebagai sarana ekspresi.
Gerber memadukan beberapa aliran
arsitektur ke dalam rancangannya.
-Jendela, mengambil tema Moor
Spanyol, sedangkan untuk
bangunannya adalah Rennaisance
Italia.
-Menara memasukkan aliran Asia,
yaitu gaya atap Pura Bali atau pagoda
Thailand.
-Di puncaknya terdapat "tusuk sate"
dengan 6 buah ornamen sate yang
melambangkan 6 juta gulden -
jumlah biaya yang digunakan untuk
membangun Gedung Sate.
-Ornamen yang terbuat dari batu,
terletak di atas pintu utama Gedung
Sate, serupa dengan
candi Borobudur.
Hotel Savoy
Homann adalah hotel bintang
empat yang berada di Jl. Asia-
Afrika, Bandung
Dibangun pada tahun 1939,
dirancang dengan desain
bergaya art deco karya Albert
Aalbers.
Gedung ini berarsitektur modern dengan
memasukkan konsep tradisional dengan
filsafat arsitektur Jawa bersumbu kosmik
utara-selatan

Villa Isola dibangun pada tahun 1933, milik seorang


hartawan Belanda bernama Dominique Willem Berretty. Saat ini
menjadi Gedung IKIP(sekarang UPI) dan digunakan sebagai kantor rektorat.
Lahir: June 21, 1884

Pont adalah seorang arsitek dan arkeolog


Belanda yang aktif di Indonesia, diakui karena
sintesis arsitektur Jawa dan baratnya.
Setelah lulus dari Delft, Pont pindah kembali
ke Hindia Belanda. Di Semarang dia
mendirikan perusahaan sendiri, yang
kemudian mengajak Thomas Karsten untuk
bergabung.
Pada masa awal, konsep bangunannya adalah
memodifikasi gaya Eropa untuk kondisi tropis.
Namun, pengalamannya dalam menangani
berbagai bangunan candi membuatnya
mengubah konsep menjadi memodernisasi
bangunan tradisional lokal yang dikenal
sebagai gaya Indisch.
dirancang oleh Henry Maclaine
Pont pada tahun 1918.
Aula barat dan aula timur ITB
sendiri, adalah satu dari empat
bangunan di Indonesia yang Pont.

Pertemuan antara beberapa


teknologi modern yang ada pada
saat itu, yang diwakili
oleh laminater wood, yaitu kayu
yang berlapis-lapis yang mengisi
kolong bangunan tersebut.
Lahir: 22 April 1885

Karsten adalah seorang insinyur Belanda yang


memberi kontribusi besar pada perencanaan
arsitektur dan kota di Indonesia selama
penjajahan Belanda.
Beliau mengintegrasikan praktik lingkungan
perkotaan kolonial dengan unsur-unsur asli
Indonesia; sebuah pendekatan radikal terhadap
perencanaan tata ruang untuk Indonesia pada
saat itu.
Karsten mengenalkan rencana lingkungan untuk
semua kelompok etnis di Semarang, membangun
pasar umum di Yogyakarta dan Surakarta, dan
sebuah alun-alun kota di ibu kota Batavia
(sekarang 'Jakarta')
Pada tahun 1933, Thomas
Karsten, diminta untuk
membuat desain pasar
sentral yang memiliki
bentuk dasar seperti pasar
Jatiasih.

Thomas Karsten kemudian


membuat arsitektur pasar
Johar yang memungkinkan
sinar matahari bisa masuk
ke seluruh penjuru pasar
tanpa adanya efek panas.
Serta adanya sirkulasi udara
yang mengalir dengan baik.
VOC dan pemerintah Belanda mendorong imigrasi
China ke koloni mereka di Hindia Timur, orang-orang
Cina ini dibawa sebagai buruh dan banyak di
antaranya berakhir sebagai kontraktor pada awal
pembangunan Batavia.
awal abad 18 Batavia digambarkan sebagai "kota
China", dan telah mendominasi sektor perdagangan
dan ekonomi dari banyak posko VOC di sekitar
Hindia Timur.
Banyak kota kolonial utama memiliki sejumlah besar
ruko China, yang menggabungkan unsur-unsur Cina,
Belanda dan pribumi, terutama di sistem ventilasi.
Ciri Umum:
Rumah dibangun di sepanjang
jalan
Petak-petak bangunan
pertokoan dipisahkan oleh jalan
sempit
Unsur Arsitektur dirancang
untuk melawan iklim sub tropis
(lembab, terik matahari, angin
ribut)
Langit-langit tinggi, Lubang
udara, Atap panjang
Puncak atap melengkung
Rumah ini selesai dibangun tahun 1900 dan dirancang dengan
gaya arsitektur Tionghoa, Eropa, Melayu dan art-deco dan menjadi objek wisata
bersejarah di Medan
B ekas kediaman Mayor Khouw Kim An, mayor Tionghoa (majoor de Chineezen)
terakhir di Batavia yang dibangun pada tahun 1807.
Bentuk atap melengkung bergaya Tionghoa yang kedua ujungnya terbelah dua,
disebut "Yanwei" ('Ekor Walet') menandakan status sosial penghuninya
Perkembangan arsitektur kolonial di Indonesia terjadi sejak
masuknya bangsa Eropa ke wilayah Indonesia
Hal-hal yang berperan dalam perkembangan arsitektur kolonial
di Indonesia :
Prioritas pada politik dan ekonomi yang beranggapan bahwa gaya
hidup dan pola berpikir gaya Eropa adalah suatu hal yang baik
Adanya masalah politik pemisahan etnik sehingga pemerintahan
Hindia-Belanda mencoba membuat transisi permukiman antara
bangsa Eropa dan Pribumi dengan memasukkan etnis China, Arab
dan India dalam sistem permukiman
Penggunaan bangunan arsitektur Eropa bermaksud untuk
membuat duplikasi bangunan yang berkembang di Belanda
sehingga dengan membuat kemiripan ini dapat memperkuat
identitas Indonesia sebagai bagian dari Negara Belanda
Pilih satu objek bangunan yang
bertemakan Arsitektur FORMAT TUGAS :
Kolonial selain dari contoh
yang sudah dibahas. (fungsi Buat paper, A4 dengan
bangunan bebas) font Times new roman
Analisa bangunan tersebut uk.12
dari sisi:
Sejarah bangunan Cantumkan sumber
Jenis langgam arsitektur data
Konsep ruang
Bentuk bangunan Min. 2 lembar
Material yang digunakan
Desain fasad Pengumpulan tugas
Struktur dan konstruksi yang pada pertemuan ke-5
digunakan

Anda mungkin juga menyukai