Anda di halaman 1dari 40

VICKY AGUSTINA, S.T., M.

Eng
Pra sejarah

Zaman Hindu-Budha

Zaman penyebaran Islam

Zaman kolonial (modern)


Dimulai dengan Arab, Persia, Gujarat
perdagangan Asia terdorong untuk
kuno, yang dilakukan melalukan
oleh bangsa Cina dan perdagangan ke
India. Indonesia

Pengenalan dan Pedagang Arab,


pertukaran budaya Persia, dan Gujarat
melalui bahasa, banyak yang menetap
barang dagang dan dan menikah dengan
corak hidup penduduk setempat
menurut Suryanegara dalam bukunya yang berjudul Menemukan Sejarah

TEORI GUJARAT
bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad 13
dan pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay), India

Batu nisan Sultan Samudra Pasai


yaitu Sultan Malik Al-Shaleh pada tahun 1297 yang bercorak khas Gujarat
menurut Suryanegara dalam bukunya yang berjudul Menemukan Sejarah

TEORI MEKKAH
Makkah berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia
pada abad ke 7 dan pembawanya berasal dari Arab
(Mesir).
Bukti arkeologis ditemukan di Barus, berupa sebuah
makam kuno di kompleks pemakaman Mahligai, Barus.
Pada salah satu batu nisannya tertulis nama Syekh
Rukunuddin yang wafat pada tahun 672 M
menurut Suryanegara dalam bukunya yang berjudul Menemukan Sejarah

TEORI PERSIA
bahwa Islam yang masuk ke Indonesia adalah Islam
yang berasal dari Persia (Iran). Islam diyakini dibawa
oleh para perdagang Persia mulai pada abad ke 12.

Pengabdopsian bentuk persia


pada makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di Gresik
Berkembangnya agama Islam, berkembang pula kebudayaan
Islam di Indonesia.
Unsur kebudayaan Islam itu lambat laun diterima dan diolah
ke dalam kebudayaan Indonesia tanpa menghilangkan
kepribadian Indonesia, sehingga lahirlah kebudayaan baru
yang merupakan akulturasi kebudayaan Indonesia dan Islam.
Lahirnya akulturasi kebudayaan Indonesia dan Islam yang
juga mencakup unsur kebudayaan Hindu-Budha.
Peninggalan arsitektur zaman penyebaran agamaIslam
banyak ditemukan pada bangunan Masjid, Makam dan Istana
MAKAM DAN PEMAKAMAN
Pemakaman dalam Islam ortodoks menekankan
kesederhanaan dan kesamaan bagi semua orang di
depan Tuhan.
Dalam upaya penyebaran Islam dilakukan kompromi
dengan latar budaya dan kebiasaan lama masyarakat
(Hindu-Budha/tradisional setempat)
Pemakaman Islam kuno di Indonesia memiliki ciri
akulturasi budaya- budaya setempat
MAKAM KUNO
Ciri-ciri dari wujud akulturasi :
dibangun di atas bukit atau tempat-tempat yang keramat.
terbuat dari bangunan batu yang disebut dengan Jirat atau Kijing,
nisannya juga terbuat dari batu.
di atas jirat biasanya didirikan rumah tersendiri yang disebut dengan
cungkup atau kubba
dilengkapi dengan tembok atau gapura yang menghubungkan antara
makam dengan makam atau kelompok-kelompok makam.
Bentuk gapura tersebut ada yang berbentuk kori agung (beratap dan
berpintu) dan ada yang berbentuk candi bentar (tidak beratap dan
tidak berpintu).
di dekat makam biasanya dibangun masjid, maka disebut masjid
makam dan biasanya makam tersebut adalah makam para wali atau
raja.
Bentuk dari pemakaman mengikuti bangunan abad ke 14 dan ke 15
masa pra-Islam.
Tata letak dan tampilan arsitektural memiliki persamaan dengan yang
ada di pura-pura masyarakat Bali.
Makam Sunan Kudus
Maulana Malik Ibrahim merupakan penyebar agama Islam di
tanah Jawa, dan merupakan wali tertua dari kesembilan wali
yang meninggal pada tahun 1419. Makam beliau berlokasi di
desa Gapura Wetan, Gresik, Jawa Timur.
Batu nisan marmer bergaya gujarat India dengan gaya tulisan
dari Arab.
Lokasi berjarak sekitar 100 meter dari dari Kota Cirebon
kombinasi gaya arsitektur Jawa, Arab, dan Cina.
Memiliki 9 pintu makam yang tersusun bertingkat. Masing-masing pintu
tersebut mempunyai nama yang berbeda-beda, Peziarah hanya boleh
memasuki sampai pintu ke-5 saja.
Pintu ke-6 sampai ke ke-9 hanya diperuntukkan bagi keturunan Sunan
Gunung Jati sendiri.
Arsitektur Cina tampak pada desain interior dinding makam
dan benda-benda antik yang terpajang di sepanjang jalan
makam.
Semua benda tersebut dibawa oleh istri Sunan Gunung Jati, Nyi
Mas Ratu Rara Sumandeng dari Cina sekitar abad ke-13 M. .
Makam raja-raja di Imogiri dibangun pada perempat pertama
abad ke-17.
Kompleks makam raja-raja tersebut terdiri atas modul-modul
halaman makam yang disusun menyamping, masing-masing
modul memiliki tiga halaman yang diatur segaris ke belakang.
Sebelum memasuki
makam Sultan Agung
terdapat tiga gapura yang
melambangkan tiga
tahapan hidup manusia,
yaitu : alam rahim, alam
duniawi, dan alam kubur.
Gerbang pertama
bercorak bangunan hindu
yang terbuat dari susunan
batu bata merah tanpa
semen dengan bentuk
Candi Bentar dan diberi
mana Gapura Supit
Urang.
Gerbang masuk ke komplek makam,
bentuknya menyerupai gapura di Bali,
di samping masing-masing tangga
menuju ke gapura terdapat pendopo
tempat para peziarah menantikan saat
gerbang besar dibuka.
Kompleks Makam Raja-
Raja Tallo Makassar
dibangun abad ke-17,
dan dipergunakan
sebagai makam
penguasa Tallo sampai
abad ke-19
berjumlah sekitar 78
buah
Terdapat 3 tipe makam,
(1) tipe susun-timbun,
(2) tipe papan batu,
(3) tipe kubah,
1. TIPE SUSUN TIMBUN.
Tipe makam yang berbentuk
susunan balok batu berbentuk
persegi, sehingga hampir
menyerupai bentuk susunan
candi-candi di Jawa yang
terdiri dari kaki, tubuh dan
atap. Tipe makam yang dahulu
disebut dengan istilah jirat
semu ini merupakan tipe
makam yang umum dijumpai
di daerah Sulawesi Selatan,
yang biasanya diperuntukkan
bagi raja, pejabat atau
pembesar istana
2. TIPE PAPAN BATU.
tipe makam yang dibuat seperti model bangunan kayu
berbentuk empat persegi panjang, namun bahannya
terbuat dari pasangan empat bilah papan batu
3. TIPE KUBAH.
tipe kubah, yakni bangunan berongga yang berdiri di
atas batur empat persegi dengan atap kubah yang terdiri
dari empat bidang lengkung ke dalam. Bangunan
makam tipe kubang ini selain di Sulawesi Selatan, dapat
dijumpai pula di daerah Timor dan Tidore.
MASJID
Pada dasarnya gaya arsitektur pada Masjid tidak baku
Elemen utama pada Masjid:
Mihrab
Area ibadah sholat
Area Whudu
Dekorasi Masjid:
Corak Geometri
Kaligrafi huruf arab
Ornamen floral
Berasal dari desain sederhana dalam awal peradaban Yunani,
Romawi, dan Sasanian
Menghindari dekorasi yang bisa menjadi objek pemujaan
Pengulangan poladan sering menggabungkan dimensi fraktal
dari lipatan simetri yang banyak.
Kaligrapfi memiliki arti garis, desain, atau konstruksi Islam
Perkembangan kaligrafi Islam sangat terkait dengan Alquran;
bab dan kutipan dari Alquran
Menghindari seni figuratif sebagai penyembahan berhala,
telah menyebabkan kaligrafi menjadi salah satu bentuk
ekspresi artistik utama dalam budaya Islam
Kufi

Naskh

Thuluth

Taliq

Riqa

Diwani
Umumnya mengambil bentuk daun dan sulur tanaman
yang di kobinasikan dengan batang spiral
Tidak ada spesies tanaman tertentu yang menjadi
rujukan dan seringkali menggambarkan tanaman
imajiner
MASJID KUNO
Ciri-ciri dari wujud akulturasi :
Atap berbentuk tumpang yaitu atap yang bersusun semakin
ke atas semakin kecil dari tingkatan paling atas berbentuk
limas.
Jumlah atapnya ganjil 1, 3 atau 5.
Biasanya ditambah dengan kemuncak mustaka untuk
memberi tekanan akan keruncingannya
Tidak dilengkapi dengan menara, tetapi dilengkapi dengan
kentongan atau bedug untuk menyerukan adzan
Letak masjid biasanya dekat dengan istana yaitu sebelah
barat alun-alun atau bahkan didirikan di tempat-tempat
keramat yaitu di atas bukit atau dekat dengan makam
Masjid Sultan Suriansyah, Masjid Van Samalanga tahun
Banjarmasin 1880-1910, Aceh
Masjid Agung Demak
merupakan situs
peninggalan Islam
tertua di Indonesia
perpaduan antara
arsitektur jawa kuno
pada masa kerajaan
Hindu

Letak : Kel. Bintoro, Demak, Jawa Tengah


Langgam arsitektur : Tajug tumpang tiga
Tahun selesai : 1479
Masjid ini mempunyai bangunan-
bangunan induk dan serambi.
Bangunan induk memiliki empat
tiang utama yang disebut saka guru.
Bangunan serambi merupakan
bangunan terbuka. Atapnya
berbentuk limas yang ditopang
delapan tiang yang disebut Saka
Majapahit.
Atap limas Masjid terdiri dari tiga
bagian yang menggambarkan ; (1)
Iman, (2) Islam, dan (3) Ihsan.
terdapat beberapa makam raja-
raja kesultanan Demak termasuk di
antaranya adalah Sultan Fattah yang
merupakan raja pertama dan para
abdinya.
dibangun oleh Sunan Kudus pada tahun 1549 terletak di desa
Kauman, kecamatan Kota, kabupaten Kudus, Jawa Tengah
Sunan Kudus menggunakan pendekatan kultural (budaya) dalam
berdakwah dengan mengadaptasi dan melakukan pribumisasi
ajaran Islam di tengah masyarakat yang telah memiliki budaya
mapan dalam pengaruh agama Hindu dan Buddha
Menara Kudus itu terdiri dari 3 bagian: (1)
kaki, (2) badan, dan (3) puncak
bangunan. Menara ini dihiasi
pula antefiks(hiasan yang menyerupai
bukit kecil)
Kaki dan badan menara dibangun dan
diukir dengan tradisi Jawa-Hindu,
termasuk motifnya.
material batu bata yang dipasang tanpa
perekat semen.
bagian kepala menara yang berbentuk
suatu bangunan berkonstruksi kayu jati
dengan empat batang soko guru yang
menopang dua tumpuk atap Tajug.
Pada bagian puncak atap tajug terdapat
semacam mustaka yang jelas merujuk
pada unsur arsitektur Jawa-Hindu.
Masjid Saka Tunggal menjadi satu-satunya masjid di pulau Jawa yang
dibangun jauh sebelum era Wali Sembilan (Wali Songo)
Terletak di desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas,
Jawa Tengah
Masjid ini hanya mempunyai saka tunggal (tiang penyangga tunggal).
Empat sayap yang menempel di saka
tersebut melambangkan papat kiblat
lima pancer, atau empat mata angin
dan satu pusat, yang berarti manusia
sebagai pancer dikelilingi empat mata
angin yang melambangkan api, angin,
air, dan bumi.
Saka tunggal itu perlambang bahwa
orang hidup ini seperti alif, harus
lurus.
dua ukiran di kayu yang bergambar
nyala sinar matahari yang mirip
lempeng mandala pada mimbar biasa
ditemukan pada bangunan-bangunan
kuno era Singasari dan Majapahit.
merupakan masjid tertua di Kalimantan Selatan
masjid bergaya tradisional Banjar, konstruksi
panggung dan beratap tumpang
Pola ruang merujuk pada arsitektur
Masjid Agung Demak yang
dipengaruhi oleh Jawa Kuno pada
masa kerajaan Hindu.
3 aspek pokok dari arsitektur Jawa
Hindu :
Atap meru, ruang keramat (cella)
dan tiang guru yang melingkupi
ruang cella.
Meru merupakan ciri khas atap
bangunan suci di Jawa dan Bali.
Bentuk atap yang bertingkat dan
mengecil ke atas merupakan
lambang vertikalitas dan orientasi
kekuasaan ke atas.
Bangunan yang dianggap paling suci
dan penting memiliki tingkat atap
paling banyak dan paling tinggi.
Sebuah karya seni bangunan yang terpancar dari aspek fisik
dan metafisik bangunan melalui konsep pemikiran islam yang
bersumber dari Al-Quran, Sunnah Nabi, Keluarga Nabi,
Sahabat, para Ulama maupun cendikiawan muslim.
Aspek Fisik sesuatu yang nampak secara jelas oleh panca
indera.
Dalam hal ini sebuah bangunan dengan fasade yang memiliki bentuk
dan langgam budaya islam dan dapat dilihat secara jelas melalui
beberapa budaya, seperti budaya arab, cordoba, persia sampai
peninggalan wali songo (penggunaan kubah, ornamen kaligrafi, dsb)
Aspek Metafisik sesuatu yang tidak tampak panca indera
tetapi dapat dirasakan hasilnya.
efek atau dampak dari hasil desain arsitektur ; (nyaman dan aman
ketika berada di dalam bangunan sehingga menjadikan penghuni
merasa bersyukur.
1. Di dalam dan luar bangunan tidak terdapat gambar/ornamen
yang makhluk hidup yang utuh
2. Di dalam dan luar bangunan terdapat ornamen yang
mengingatkan kepada yang Maha Indah Allah SWT.
3. Hasil Desain bangunan tidak ditujukan untuk pamer dan
kesombongan.
4. Pengaturan ruang-ruang ditujukan untuk mendukung
menjaga akhlak dan prilaku.
5. Posisi toilet tidak di bolehkan menghadap atau membelakangi
kiblat.
6. Keberadaan bangunan tidak merugikan tetangga di sekitar
7. Pembangunan sampai berdirinya bangunan seminimal
mungkin tidak merusak alam.
8. Menggunakan warna yang mendekatkan kepada Allah, seperti
warna-warna alam.
1. Perpaduan arsitektur dari
Roma, Mesir, Persia dan Byzantium
2. Motif yang mencolok dalam arsitektur Islam hampir
selalu mengenai pola yang terus berulang dan
berirama, serta struktur yang melingkar.
3. Geometri fractal memegang peranan penting
sebagai materi pola dalam, terutama, masjid dan
istana
Contoh awal yang paling populer : Dome of The Rock yang
diselesaikan pada tahun 691 di Jerusalem.
Pengaruh kebudayaan Islam di Indonesia banyak
ditemui pada Masjid dan Makam.
Kedatangan Islam di Indonesia tidak
memperkenalkan gaya arsitektur bangunan yang
spesifik
Arsitektur masjid, istana dan makam lebih
terpengaruh oleh kebudayaan setempat yang sudah
ada sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai