Anda di halaman 1dari 81

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Biologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu bios yang berarti kehidupan dan

logos yang berarti ilmu. Jadi biologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang

mempelajari perihal kehidupan. Dalam bahasa indonesia sering kali disebut dengan

istilah ilmu hayat.

Dan disini kita akan membahas tentang jaringan yang ada pada tubuh mahluk

hidup. Tubuh tumbuhan terdiri atas kumpulan sel-sel, yang mempunyai asal, fungsi

serta struktur yang sama dan disebut Jaringan. Namun hal ini kurang tepat untuk

tumbuhan tingkat tinggi. Hal ini akan kita ketahui jaringan tumbuhan secara

menyeluruh.

Struktur tumbuhan tingkat tinggi lebih kompleks dibandingkan tumbuhan

tingkat rendah. Tumbuhan ini telah memiliki akar, batang, daun sesungguhnya (sejati),

dan menghasilkan biji sebagai alat perkembangbiakannya.

Bukan hanya saja jaringan tumbuhan yang akan kita pelajari, tetapi kita juga

akan mempelajari jaringan pada hewan. Pernahkah anda memperhatikan tubuh Anda?

Apa saja yang menyusun tubuh Anda sehingga bisa melakukan berbagai kegiatan, dari

mulai tidur hingga berolah raga? Tubuh manusia tersusun dari berbagai macam jaringan

yang umumnya ditemukan pada hewan vertebrata. Jaringan merupakan sel-sel yang

memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan yang berbeda akan membentuk

1
berbagai organ di tubuh. Kulit, misalnya terdiri dari jaringan epitel, jaringan ikat, dan

lain sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan jaringan ?

2. Bagaimana struktur organ pada tumbuhan ?

3. Bagaimana struktur dan fungsi jaringan epitel ?

4. Bagaimana peran jaringan otot dalam tubuh vertebrata dan manusia?

5. Apa peran serta fungsi jaringan tulang ?

6. Bagaimana cara kerja sistem saraf organ dalam tubuh ?

7. Apa yang dimaksud dengan jaringan ikat dan bagaimana perannya bagi

tubuh ?

8. Bagaimana akibatnya jika ada jaringan yang tidak terkendali ?

9. Sebutkan organ pada vertebrata dan manusia !

1.2 Tujuan Makalah

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan

untuk mengetahui dan mendeskripsikan :

1. Pengertian jaringan

2. Struktur dan bagian-bagian organ tumbuhan

3. Struktur dan fungsi jaringan epitel

4. Mengetahui peran jaringan otot

2
5. Mengetahui peran dan fungsi jaringan tulang

6. Mengetahui cara kerja sistem saraf

7. Pengertian jaringan ikat dan perannya

8. Akibat jaringan yang tidak terkendali

9. Mengetahui organ pada vertebrata dan manusia

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Jaringan

Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi

yang sama. Jaringan-jaringan yang berbeda dapat bekerja sama untuk suatu fungsi

fisiologi yang sama membentuk organ. Jaringan dipelajari dalam cabang biologi

yang dinamakan histologi, sedangkan cabang biologi yang mempelajari berubahnya

bentuk dan fungsi jaringan dalam hubungannya dengan penyakit adalah

histopatologi.

Jaringan dimiliki oleh organisme yang telah memiliki pembagian tugas untuk

setiap kelompok sel-selnya. Organisme bertalus, seperti alga ("ganggang") dan fungi

("jamur"), tidak memiliki perbedaan jaringan, meskipun mereka dapat membentuk

struktur-struktur khas mirip organ, seperti tubuh buah dan sporofor. Tumbuhan

lumut dapat dikatakan telah memiliki jaringan yang jelas, meskipun ia belum

memiliki jaringan pembuluh yang jelas.

2.2. Struktur Organ Pada Tumbuhan

2.2.1 Jaringan Tumbuhan

Seiring tahap perkembangannya, jaringan penyusun tubuh tumbuhan dapat

dibedakan menjadi dua macam, yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa.

4
1. Jaringan Muda ( Meristem)

Jaringan meristem adalah jaringan yang sel penyusunnya bersifat embrional,

artinya mampu secara terus-menerus membelah diri untuk menambah jumlah sel tubuh.

Sel meristem biasanya merupakan sel muda dan belum mengalami diferensiasi dan

spesialisasi. Ciri-ciri sel meristem biasanya berdinding tipis, banyak mengandung

protoplasma, vakuola kecil, inti besar, dan plastida belum matang. Bentuk sel meristem

umumnya sama ke segala arah, misalnya seperti kubus.

Berdasarkan letaknya dalam tumbuhan, ada 3 macam meristem, yaitu meristem

apikal, meristem interkalar dan meristem lateral.

a. Meristem Apikal

Meristem apikal terdapat pada ujung pucuk utama dan lateral belakang, serta

diujung akar dan cabangnya. Konsep meristem apikal tumbuhan berpembuluh

dilihat dari sisi jumlah sel pemulanya antara lain pada :

5
Apeks pucuk tumbuhan Pteridophyta : mempunyai satu atau lebih sel

pemula yang akan menghasilkan semua sel-sel yang ada di apeks.

Apeks pucuk tumbuhan Gymnospermae : merupakan suatu promeristem,

terdiri dari sel-sel yang tidak terdiferensiasi, arah pembelahannya menuju

dua arah ; periklinal (sejajar permukaan) dan antiklinal (ke arah atas)

Apeks pucuk pada Angiospermae

Teori Histogen yang dikemukakan oleh Hanstein menyatakan bahwa apeks

pucuk dibedakan dalam tiga bagian yaitu :

Dermatogen merupakan bagian terluar

Plerom merupakan bagian terdalam

Priblem merupakan bagian tengah antara dermatogen dan plerom

Teori kedua dikemukakan oleh Schmidt yang membedakan pucuk menjadi :

Tunika yang arah pembentukannya secara antiklinal

Korpus yang arah pembelahannya kesemua arah

b. Meristem Interkalar

Pada tumbuhan monokotil, pemanjangan sumbu pucuk disebabkan oleh

aktivitas bagian meristematik yang terdapat dibagian ruas. Meristem ini

merupakan jaringan primer yang aktif membelah dan terpisah dari meristem

apikal (pucuk).

c. Meristem Lateral

Meristem ini terletak sejajar dengan lingkaran organ tempat

ditemukannya. Kambium pembuluh dan kambium gabus merupakan meristem

6
lateral. Kedua jaringan ini merupakan jaringan dewasa yang menjadi

meristematik kembali.

Berdasarkan asalnya (Tahap Perkembangannya)

a. Meristem Primer

Berasal dari pembelahan langsung sel-sel embrionik yang akan

menyusun embrio. Meristem primer terdapat pada ujung batang dan ujung akar.

Meristem primer dapat dibedakan menjadi beberapa daerah dengan tingkat

perkembangan sel yang berbeda yaitu :

1) Meristem ujung pada ujung akar atau batang dengan ciri bentuk sel

masih sama.

2) Daerah pemanjangan dibelakang meristem ujung, dimana sel-sel

meristem mulai memanjang kebentuk sel sepenuhnya dan memiliki satu

vakuola yang telah mengalami diferensiasi sampai tingkat tertentu,

dikenal dengan promeristem. Promeristem berkembang membentuk tiga

jaringan meristem, yaitu protoderm, prokambium, dan meristem dasar.

Pada saat dewasa, protoderm akan membentuk epidermis, prokambium akan

membentuk jaringan pengangkut primer (xilem primer dan floem primer),

dan meristem dasar akan membentuk jaringan korteks akar dan batang,

empulur, dan mesofil daun.

b. Meristem Sekunder

Berkembang dari jaringan dewasa yang sudah mengalami diferensiasi

dan spesialisasi, tetapi menjadi embrional kembali. Jaringan yang berkembang

7
dari meristem sekunder adalah jaringan pengangkut sekunder (berasal dari

kambium vaskuler) dan jaringan pelindung (berasal dari kambium

gabus/felogen).

Jaringan meristem atau jaringan embrional yang pertumbuhannya tidak

terbatas (indeterminat) artinya terus menerus membelah jika lingkungan

mendukung adalah meristem apikal (titik tumbuh pada pucuk dan ujung akar)

dan meristem lateral (kambium).

2. Jaringan Dewasa

Jaringan dewasa merupakan jaringan yang terbentuk dari diferensiasi dan

spesialisasi sel-sel hasil pembelahan jaringan meristem. Diferensiasi adalah perubahan

bentuk sel yang disesuaikan dengan fungsinya, sedangkan spesialisasi adalah

pengkhususan sel untuk mendukung suatu fungsi tertentu. Jaringan dewasa pada

umumnya sudah tidak mengalami pertumbuhan lagi atau sementara berhenti

pertumbuhannya. Jaringan dewasa ini ada yang disebut sebagai jaringan permanen.

Jaringan permanen adalah jaringan yang telah mengalami diferensiasi yang sifatnya tak

dapat balik (irreversibel). Pada jaringan permanen sel-selnya tidak lagi mengalami

pembelahan. Jaringan dewasa meliputi jaringan epidermis, gabus parenkima, xilem, dan

floem. Selain itu ada bagian tumbuhan tertentu yang memiliki jaringan kolenkima dan

sklerenkima.

8
a. Epidermis

Jaringan epidermis ini berada paling luar pada alat-alat tumbuhan primer seperti

akar, batang daun, bunga, buah, dan biji. Epidermis tersusun atas satu lapisan sel saja.

Bentuknya bermacam-macam, misalnya isodiametris yang memanjang, berlekuk-lekuk,

atau menampakkan bentuk lain. Epidermis tersusun sangat rapat sehingga tidak terdapat

ruangan-ruangan antarsel. Epidermis merupakan sel hidup karena masih mengandung

protoplas, walaupun dalam jumlah sedikit. Terdapat vakuola yang besar di tengah dan

tidak mengandung plastida.

b. Jaringan Gabus

Jaringan gabus atau periderma adalah jaringan pelindung yang dibentuk untuk

menggantikan epidermis batang dan akar yang telah menebal akibat pertumbuhan

sekunder. Jaringan gabus tampak jelas pas tetumbuhan dikotil dan Gymnospermae.

9
Struktur jaringan gabus terdiri atas felogen (kambium gabus) yang akan

membentuk felem (gabus) ke arah luar dan feloderma ke arah dalam. Felogen dapat

dihasilkan oleh epidermis, parenkima di bawah epidermis, kolenkima, perisikel, atau

parenkima floem, tergantung spesies tumbuhannya. Pada penampang memanjang, sel-

sel felogen berbentuk segi empat atau segi banyak dan bersifat meristematis. Sel-sel

gabus (felem) dewasa berbentuk hampir prisma, mati, dan dinding selnya berlapis

suberin, yaitu sejenis selulosa yang berlemak. Sel-sel feloderma menyerupai sel

parenkima, berbentuk kotak dan hidup. Jaringan gabus berfungsi sebagai pelindung

tumbuhan dari kehilangan air. Pada tumbuhan gabus (Quercus suber), lapisan gabus

dapat bernilai ekonomi, misalnya untuk tutup botol.

c. Parenkima

Di sebelah dalam epidermis terdapat jaringan parenkima. Jaringan ini terdapat

mulai dari sebelah dalam epidermis hingga ke empulur. Parenkima tersusun atas sel-sel

bersegi banyak. Antara sel yang satu dengan sel yang lain terdapat ruang antarsel.

10
Parenkima disebut juga jaringan dasar karena menjadi tempat bagi jaringan-jaringan

yang lain. Parenkima terdapat pada akar, batang, dan daun, mengitari jaringan lainnya.

Misalnya pada xilem dan floem.

Selain sebagai jaringan dasar, jaringan parenkima berfungsi sebagai jaringan

penghasil dan penyimpan cadangan makanan. Contoh parenkima penghasil makanan

adalah parenkima daun yang memiliki kloroplas dan dapat melakukan fotosintesis.

Parenkima yang memiliki kloroplas disebut sklerenkima. Hasil-hasil fotosintesis

berupa gula diangkut ke parenkima batang atau akar. Di parenkima batang atau akar,

hasil-hasil fotosintesis tersebut disusun menjadi bahan organik lain yang lebih

kompleks, misalnya tepung, protein, atau lemak. Parenkima batang dan akar pada

beberapa tumbuhan berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan, misalnya pada ubi

jalar (Ipomoea batatas). Ada pula sel parenkima yang menyimpan cadangan makanan

pada katiledon (daun lembaga biji) seperti pada kacang buncis (Phaseolus vulgaris).

Jaringan Penguat

11
Untuk memperkokoh tubuhnya, tumbuhan memerlukan jaringan penguat atau

penunjang yang disebut juga sebagai jaringan mekanik. Ada dua macam jaringan

penguat pegat yang menyusun tubuh tumbuhan, yaitu kolenima dan sklerenkima.

Kolenkima mengandung protoplasma dan dindingnya tidak mengalami signifikasi.

Sklerenkima berbeda dari kolenkima, karena sklerenkima tidak mempunyai

protoplasma dan dindingnya mengalami penebalan dan zat lignin (lignifikasi).

e. Jaringan Pengangkut

1. Xilem

Xilem berfungsi untuk menyalurkan air dan mineral dari akar ke daun. Elemen

xilem terdiri dari unsur pembuluh, serabut xilem, dan parenkima xilem. Unsur

pembuluh ada dua, yaitu pembuluh kayu (trakea) dan trakeid. Trakea dan trakeid

merupakan sel mati, tidak memiliki sitoplasma dan hanya tersisa dinding selnya. Sel-sel

tersebut bersambungan sehingga membentuk pembuluh kapiler yang berfungsi sebagai

pengangkut air dan mineral. Oleh karena pembuluh yang membentuk berkas, maka

dikatakan sebagai berkas pembuluh. Diameter xilem bervariasi tergantung pada spesies

tumbuhan, tetapi biasanya 20-700 m. Dinding xilem mengalami penebalan zat lignin.

12
2. Trakea

Trakea merupakan bagian yang terpenting pada xilem tumbuhan bunga, trakea

terdiri atas sel-sel berbentuk tabung yang berdinding tebal karena adanya lapisan

selulosa sekunder dan diperkuat lignin, sebagai bahan pengikat. Diameter trakea

biasanya lebih besar daripada diameter trakeid. Ujung selnya yang terbuka disebut

perforasi atau lempeng perforasi. Trakea hanya terdapat pada Angiospermae

(tumbuhan berbiji tertutup) dan tidak terdapat pada Gymnospermae (tumbuhan berbiji

terbuka) kecuali anggota Gnetaceae (golongan melinjo).

Bagian trakeid dapat dibedakan dari trakea karena ukurannya lebih kecil,

walaupun dinding selnya juga tebal dan berkayu. Rata-rata diameter trakeid ialah 30 m

dan panjangnya mencapai beberapa milimeter. Trakeid terdapat pada semua tumbuhan

Spermatophyta. Pada ujung sel trakeid terdapat lubang seperti saringan.

13
2. Floem

Floem berfungsi menyalurkan zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke

seluruh bagian tumbuhan. Pada umumnya elemen floem disusun oleh unsur-unsur tapis,

sel pengiris, serabut floem, sklereid, dan parenkima floem. Unsur utama adalah

pembuluh tapis dan parenkima floem. Parenkima floem berfungsi menyimpan

cadangan makanan. Persebaran serabut floem sering kali sangat luas dan berfungsi

untuk memberi sokongan pada tubuh tumbuhan.

14
Pembuluh tapis terdiri atas sel-sel berbentuk silindris dengan diameter 25 m

dan panjang 100-500 m. Pembuluh tapis mempunyai sitoplasma tanpa inti. Dinding

sel komponen pembuluh tapis tidak berlignin sehingga lebih tipis daripada trakea.

Pembuluh tapis adalah pembuluh angkut utama pada jaringan floem. Pembuluh ini

bersambungan dan meluas dari pangkal sampai ke ujung tumbuhan.

15
2.2.2 Struktur Akar Tumbuhan

1. Akar

Akar adalah bagian tumbuhan berbiji yang berada di dalam tanah, berwarna putih,

dan bentuknya meruncing sehingga lebih mudah menembus tanah. Akar berasal dari

akar lembaga (radix) yang terdapat di biji tumbuhan. Akar berkembang dari meristem

apikal ujung akar yang dilindungi oleh tudung akar (kaliptra). Fungsi tudung akar

adalah untuk melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah.

Pembelahan sel meristem apikal membentuk daerah pemanjangan yang disebut

daerah/zona pemanjangan sel. Dibelakangnya terdapat zona diferensiasi sel atau zona

pendewasaan sel, di sini sel-sel akar berkembang menjadi beberapa sel permanen seperti

xylem, floem, parenkim, dan sklerenkim.

16
2. Jenis-jenis akar

a. Akar tunggang/ akar utama, yaitu kelanjutan batang tumbuhan yang berasal dari

pertumbuhan calon akar pada biji (radikula) tumbuh tegak ke bawah. Contoh : mangga,

jambu, jati, mahoni, melinjo, dan mawar.

b. Akar serabut, yaitu akar berukuran kecil-kecil yang tumbuh di pangkal batang

berbentuk seperti serabut. Contoh: rumput, padi, jagung, tebu,dan bambu.

c. Akar gantung, yaitu akar tumbuhan dari atas ke bawah dan akar tersebut

menggantung di udara. Contoh : pohon beringin

d. Akar pelekat, yaitu akar yang tumbuh di sepanjang batangAkar tunjang, yaitu akar

yang tumbuh dari bagian bawah menuju ke segala arah. Berguna untuk memperkuat

batang. Contoh : pohon pandan dan bakau.

e. Akar napas, akar ini tumbuh ke atas muncul dari permukaan tanah atau air. Contoh :

akar pohon kayu api.

Berikut adalah bagian-bagian anatomi akar secara garis besar:

1. Epidermis, terdiri dari satu lapis sel yang tersusun rapat dengan dinding sel yang

tipis supaya mudah ditembus air. Pada zona diferensiasi, epidermis membentuk

bulu/rambut akar yang berfungsi untuk memperluas permukaan penyerapan

17
2. Korteks, tersusun atas berlapis-lapis sel dengan dinding yang tipis dan memiliki

ruang antarsel yang memungkinkan terjadinya pertukaran gas.

3. Endodermis, berupa satu lapis sel yang rapat dengan penebalan gabus pada

dinding sel. Endodermis adalah pemisah antara korteks dan stele.

4. Stele/silinder pusat, di dalamnya terdapat berkas pengangkut (xilem dan floem).

Akar tanaman menyerap air dan unsur hara dengan proses imbibisi, difusi, dan

osmosis. Bagian akar yang berfungsi untuk melakukan penyerapan adalah daerah yang

memiliki rambut akar yang merupakan daerah perluasan epidermis. Sebelum air tanah

sampai ke xilem, air tanah terlebih dahulu melalui sel rambut akar (epidermis), korteks,

endodermis, dan perisikel.

18
A. Struktur Akar Dikotil

Akar pada tumbuhan dikotil berbentuk tunggang. Xilem dan floem pada tumbuhan

dikotik tersusun membentuk jari-jari (radial). Xilem berbentuk bintang di pusat dan

floem mengelilinginya. Di antara xilem dan floem terdapat kambium yang

menghasilkan unsur kayu ke arah luar membentuk kulit.

B. Struktur Akar Monokotil

Akar pada tumbuhan monokotil berbentuk serabut. Epidermis, korteks, dan perisikel

memiliki struktur, lokasi, dan fungsi seperti pada akar dikotil. Xylem dan floem mirip

dengan tanaman dikotil, tetapi letak keduanya saling berdekatan karena tidak memiliki

kambium. Empulur terletak di bagian tengah dan dikelilingi xilem dan floem secara

berselang-seling.

3. Fungsi Akar Pada Tumbuhan

1. Mengikat tubuh tumbuhan pada tanah.

2. Menyimpan cadangan makanan dalam bentuk umbi.

3. Menyerap air dan garam-garam mineral terlarut.

4. Sebagai alat pernapasan.

2.2.3 Struktur dan Fungsi Batang

Batang adalah salah satu organ tumbuhan berpembuluh yang berfungsi sebagai

penyangga. Batang disusun oleh beberapa macam jaringan yang berbeda sehingga

terdiri dari beberapa tipe seperti batang berkayu, batang lembut dan lunak (herbaseus),

dan batang tipe rumput (kalmus).

19
Fungsi batang adalah sebagai berikut:

1. Menyalurkan air dan garam mineral dari akar ke daun dan zat makanan dari

daun ke seluruh bagian tubuh.

2. Mengarahkan tumbuhan agar mendapatkan cahaya matahari yang cukup.

3. Tempat penimbunan cadangan makanan.

4. Tempat melekatnya daun, bunga, dan buah.

Jenis-jenis batang

a. Batang basah, memiliki batang yang lunak dan berair, batangnya tidak keras,

batang mudah dipotong, batang pendek. Contoh : pohon pisang, bayam, pacar air,

dan kangkung

b. Batang berkayu, memiliki kambium, arah pertumbuhan ke luar membentuk kulit

dan ke dalam membentuk kayu, dan batang bertambah besar. Contoh : jambu,

mahoni, nagka, dan rambutan

c. Batang rumput, batang tidak berkayu, memiliki ruas-ruas yang nyata, dan

berongga, serta batang rumput umumnya pendek. Contoh : padi, jagung, rumput-

rumputan.

Struktur batang secara umum adalah sebagai berikut:

1. Epidermis, tersusun rapat oleh selapis sel. Dinding luar terdapat kutikula.

Fungsi epidermis adalah untuk melindungi jaringan di bawahnya.

2. Korteks, tersusun oleh beberapa lapis sel parenkim yang berdinding tipis dan

terdapat banyak ruang antarsel. Disebut juga dengan istilah kulit pertama.

20
3. Stele (silinder pusat), stele adalah lapisan terdalam dari batang. Di dalamnya

terdapat sel parenkim dan berkas pengangkut. Lapis terluar dari stele disebut

perisikel atau perikambium.

1. Struktur Batang Dikotil

Batang dikotil tersusun atas beberapa jaringan seperti berikut:

1. Epidermis. Terletak di bagian terluar batang. Terdapat zat kitin yang berfungsi

untuk melindungi batang agar tidak kehilangan banyak air.

2. Korteks. Terletak di antara epidermis dan endodermis. Terdapat sel kolenkim

dan sel parenkim. Sel kolenkim berfungsi sebagai jaringan penunjang.

Sedangkan sel parenkim sebagai jaringan dasar serta untuk mengisi dan

menyimpan zat.

3. Stele. Terletak di sebelah dalam lapisan endodermis. Fungsi stele adalah untuk

memberi kekuatan pada batang.

4. Perisikel yang menyelubungi berkas pembuluh batang.

21
5. Berkas pembuluh. Terletak di bagian dalam perisikel. Fungsi berkas pembuluh

adalah sebagai pengangkut zat.

6. Kambium. Terletak di antara xilem dan floem. Kambium menyebabkan batang

mengalami penambahan diameter. Fungsi kambium adalah untuk membentuk

xilem dan floem. Terdapat dua tipe kambium yaitu kambium vaskuler yang

berada di antara xilem dan floem, dan kambium intervaskuler yang berada di

antara dua berkas pengangkut.

7. Floem. Terletak di bagian luar berkas pembuluh atau bagian luar kambium.

Fungsi floem adalah untuk mengangkut zat makanan ke seluruh tubuh.

8. Xylem. Terletak di bagian dalam berkas pembuluh atau bagian dalam kambium.

Fungsi xilem adalah untuk menyalurkan air dan garam mineral dari akar ke

daun.

2. Struktur Batang Monokotil

Batang monokotil tersusun atas beberapa jaringan seperti berikut:

1. Epidermis. Terletak di bagian luar batang. Dinding selnya lebih tebal daripada

dinding sel epidermis dikotil. Fungsi epidermis adalah sebagai pelindung supaya

tidak banyak kehilangan air.

2. Meristem dasar. Terletak di jaringan yang berada di bagian dalam epidermis.

Sampai sekarang belum ada yang mengetahui pasti fungsi meristem dasar.

3. Berkas pembuluh. Tersebar pada meristem dasar. Fungsi berkas pembuluh

mirip dengan yang dimiliki tumbuhan dikotil.

22
3. Manfaat Bantang Tumbuhan

- Mendukung bagian-bagian tumbuhan yang berada di atas tanah

- Jalan makanan dari akar ke daun ke seluruh tubuh

- Tempat tumbuhnya dahan dan ranting

- Tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan

- Bahan perkembangbiakan

2.2.4 Struktur Daun Pada Tumbuhan

Daun adalah organ tumbuhan yang memiliki fungsi utama untuk membuat

makanan melalui proses fotosintesis. Selain itu, fungsi daun adalah sebagai tempat

pengeluaran air dengan cara penguapan dan respirasi.

23
Berikut adalah struktur yang melapisi daun dimulai dari atas:

1. Epidermis atas, terkadang dilapisi oleh kutikula.

2. Jaringan palisade parenkim/jaringan tiang/jaringan pagar, mengandung banyak

klorofil.

3. Berkas pembuluh. Terdapat xilem dan floem yang berfungsi sebagai alat

transportasi dan penguat daun dalam bentuk tulang daun.

4. Jaringan spons parenkim/bunga karang, mengandung sedikit klorofil.

5. Epidermis bawah, terdapat stomata.

1. Bagian-bagian daun

- Daun lengkap (pelepah daun, tangkai daun, dan helai daun), contohnya : pisang.

- Daun tidak lengkap (daun hanya tersusun atas 1-2 bagian saja), contohnya :

mangga.

2. Jenis-jenis daun

- Daun tunggal adalah daun yang pada tangkainya hanya ada satu helai daun,

misalnya daun mangga.

- Daun majemuk adalah daun yang pada sebatang tangkainya terdapat beberapa

helai daun, misalnya daun putri malu.

Secara morfologi daun terdiri dari helaian daun (lamina), tangkai daun (petiolus), dan

pelepah daun (folius). Daun tumbuhan dikotil umumnya memiliki daun dengan susunan

tulang daun menyirip dan menjari. Sedangkan daun tumbuhan monokotil umumnya

memiliki susunan tulang daun sejajar atau melengkung.

24
3. Bagian-Bagian Daun Dikotil

1. Epidermis. Terdiri dari satu lapis sel (kecuali pada tumbuhan karet). Letak

epidermis di permukaan atas dan bawah daun. Fungsi epidermis adalah untuk

melindungi sel bagian dalam dari kehilangan air dan mempertahankan bentuk

daun.

2. Kutikula melapisi permukaan daun dan mengalami penebalan oleh zat kitin.

Fungsi kutikula adalah untuk mencegah penguapan melalui permukaan daun.

3. Stomata. Letak stomata di permukaan daun berupa celah pada lapisan

epidermis dengan dua sel penutup. Fungsi stomata adalah sebagai tempat keluar

masuk gas.

25
4. Mesofil adalah jaringan dasar yang tersusun atas dua lapisan sel yaitu palisade

(jaringan pagar) dan spons parenkim (jaringan bunga karang).

5. Urat daun. Terdapat berkas pembuluh. Membentuk tulang daun.

4. Bagian-Bagian Daun Monokotil

1. Epidermis. Terdiri dari satu lapis sel dengan penebalan kitin. Letak epidermis

di permukaan daun. Fungsi epidermis adalah untuk melindungi daun dari

kekeringan dan untuk mencegah penguapan.

2. Stomata. Struktur dan fungsi sama dengan stomata yang ada di daun dikotil.

Hanya saja letaknya berderet di antara urat daun.

3. Mesofil. Letaknya di antara urat daun. Mesofil merupakan tempat

berlangsungnya fotosintesis.

4. Urat daun. Letaknya pada helai daun yang berfungsi sebagai transportasi dan

penguat daun.

5. Fungsi Daun Bagi Tumbuhan

- Memasak zat-zat makanan yang diserap dari akar

- Tempat pernapasan tumbuhan

- Tempat terjadinya penguapan air

- Tempat pengeluaran air berupa tetesan air

- Tempat penyimpanan cadangan

- Bahan perkembangbiakan

26
2.2.5 Bunga Pada Tumbuhan

1. Bagian-bagian Bunga

- Tangkai bunga, merupakan bagian yang menghubungkan bunga dengan batang

- Kelopak bunga, merupakan bagaian bunga yang paling luar

- Mahkota bunga, terletak di sebelah dalam kelopak

- Benang sari, merupakan alat kelamin jantan yang terdiri dari tangkai sari dan kepala

sari

- Putik, merupakan alat kelamin betina

2. Jenis-jenis Bunga

a. Berdasaekan jenis

- Bunga lengkap (kelopak bunga, mahkota bunga, putik, dan benang sari)

- Bunga tidak lengkap (apabila tidak memiliki salah satu bagian bunga )

b. Berdasarkan benang sari dan putik

- Bunga sempurna, merupakan bagian bunga yang memiliki benang sari dan putik

27
- Bunga tidak sempurna, apabila tidak memiliki salah satu dari putik atau benag sari.

Peristiwa penyerbukan yaitu jatuhnya serbuk sari ke atas kepala putik merupakan awal

terjadinya perkembangbiakan pada tumbuhan. Penyerbukan dapat dibedakan menjadi

beberapa macam dilihat dari serbuk sarinya, antara lain :

1. Penyerbukan bastar, yaitu penyerbukan yang serbuk sarinya berasal dari bunga

lain dan pohon lain sejenisnya, tetapi varietasnya berbeda. Misalnya

penyerbukan pada bungar mangga dan mangga mangga pakel.

2. Penyerbukan silang, yaitu penyerbukan yang serbuk sarinya berasal dari bungga

pohon lain yabg sejenis. Misalnya penyerbuka antra mangga kueni dan mangga

kueni

3. Penyerbukan tentangga, penyerbukan yang serbuk sarinya berasal dari bunga

lain dalam satu pohon yang sama

4. Penyerbukan sendiri, yaitu penyerbukan yang serbuk sarinya berasal dari satu

bunga

28
2.2.6 Struktur Buah dan Biji

1. Buah

Daging buah bagi tanaman berguna untuk melindungi biji. Bagi makhluk lain,

daging buah merupakan bagian yang biasanya dimakan.

2. Biji

Adalah bagian yang berguna untuk perkembangbiakan secara generatif. Ada biji

tanaman yang tidak terbungkus daging buah, misalnya biji kedelai, kacang tanah, padi.

Ada juga buah berbiji tunggal, misalnya mangga, kelengkeng, dan rambutan. Buah

yang berbiji banyak (majemuk), misalnya pepaya, sirsak, dan jambu biji.

Berdasarkan jumlah keping yang dimiliki, biji dapat di bedakan menjadi dua yaitu :

1. Biji berkeping satu, misalnya biji jagung, padi, melinjo, salak dan pepaya

29
2. Biji berkeping dua, misalnya kedelai, petai, kacang tanah, jengkol, kacang hijau

Susunan biji terdiri dari

1. Kulit biji, untuk melindungi biji dari lingkungan luar

2. Keping biji, merupakan cadangan makanan saat biji (berkecambah)

3. Lembaga, yaitu calon tumbuhan baru yang terdiri atas bakal akar, bakal batang,

batang daun

2.3 Jaringan Pada Hewan

2.3.1 Jaringan Epitel/ Epithelium

Adalah jaringan yang melapisi atau menutup permukaan tubuh, organ tubuh,

rongga tubuh atau permukaan saluran tubuh hewan. Berfungsi untuk melindungi

permukaan luar dan dalam organ. Berdasarkan strukturnya, jaringan epitel dibagi

menjadi tiga bagian, yaitu :

30
Epithelium pipih (squamous)

Epithelium batang (columnar/silindris)

Epithelium kubus (cuboidal)

Berdasarkan bentuk dan susunannya, jaringan epitel dibedakan menjadi :

a. Epitel Pipih Berlapis Tunggal,

Antara lain terdapat pada pembuluh darah, pembuluh limfa, selaput bagian dalam

telinga, kapsula glomerulus pada ginjal, pembuluh darah kapiler, selaput pembungkus

jantung, dan selaput perut.

Fungsinya terkait dengan proses difusi, osmosis,sekresi dan filtrasi atau penyaringan.

b. Epitel Pipih Berlapis Banyak,

Berfungsi sebagai pelindung, terdapat pada epithelium rongga mulut, rongga hidung,

esophagus, epidermis, dan vagina.

Fungsinya terkait dengan proteksi atau perlindungan.

c. Epitel Kubus Berlapis Tunggal,

berfungsi untuk sekresi dan pelindung, terdapat pada lensa, permukaan ovary atau

indung telur, dan saluran nefron ginjal.

d. Epitel Kubus Berlapis Banyak

Berfungsi sebagai pelindung dari gesekan dan pengelupasan, sekresi dan

absorbsi. Terdapat pada epitel yang membentuk saluran kelenjar minyak dan kelenjar

keringat pada kulit.

31
e. Epitel Silindris Berlapis Tunggal

Berfungsi ntuk penyerapan sari-sari makanan pada usus halus jejunum (Ileum),

adsorbsi, proteksi dan untuk sekeresi sebagai sel kelenjar. Terdapat pada epitel dalam

lambung, jonjot usus, kelenjar pencernaan, saluran pernapasan bagian atas.

f. Epitel Silindris Berlapis Banyak

Berfungsi sebagai pelindung dan sekresi, terdapat pada saluran ekskresi kelenjar ludah

dan kelenjar susu, uretra serta permukaan alat tubuh yang basah.

g. Epitel Silindris Berlapis Banyak Semu (Epitel Silindris Bersilia)

Terdapat pada saluran ekskresi besar, saluran reproduksi jantan, saluran pernapasan.

Fungsi berhubungan dengan proteksi atau perlindungan, sekresi dan gerakan zat yang

melewati permukaan.

h. Epitel Transisional

Merupakan epitel berlapis yang sel-selnya tidak dapat digolongkan berdasarkan

bentuknya. Bila jaringan menggelembung, bentuknya berubah. Biasanya membran

dasarnya tidak jelas. Epital transisional merupakan jaringan epithelium yang tidak dapat

dikelompokkan berdasarkan bentuknya karena bentuknya berubah seiring dengan

berjalannya fungsinya. Biasanya terdapat pada ureter, urethra, dan kantong kemih.

32
2.3.2. Jaringan Otot

Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ-

organ tubuh.

Kemampuan tersebut disebabkan karena jaringan otot mampu berkontraksi.

Kontraksi otot dapat berlangsung karena molekul-molekul protein yang

membangun sel otot dapat memanjang dan memendek.

Jaringan otot dapat dibedakan menjadi 3 macam :

1. Jaringan Otot Polos

Jaringan otot polos mempunyai serabut-serabut (fibril) yang homogen sehingga

bila diamati di bawah mikroskop tampak polos atau tidak bergaris-garis.

Bentuk silindis dengan ujung runcing dan inti terletak di tengah

Otot polos berkontraksi secara refleks dan di bawah pengaruh saraf otonom.

Bila otot polos dirangsang, reaksinya lambat.

33
Otot polos terdapat pada saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, saluran

pernafasan.

Gbr. Struktur Otot Polos

2. Jaringan Otot Lurik

Nama lainnya adalah jaringan otot kerangka karena sebagian besar jenis otot ini

melekat pada kerangka tubuh.

Kontraksinya menurut kehendak kita dan di bawah pengaruh saraf sadar.

Dinamakan otot lurik karena bila dilihat di bawah mikroskop tampak adanya

garis gelap dan terang berselang-seling melintang di sepanjang serabut otot.

Oleh sebab itu nama lain dari otot lurik adalah otot bergaris melintang.

Kontraksi otot lurik berlangsung cepat bila menerima rangsangan, berkontraksi

sesuai dengan kehendak dan di bawah pengaruh saraf sadar.

34
Fungsi otot lurik untuk menggerakkan tulang dan melindungi kerangka dari

benturan keras.

Gbr. Serabut otot lurik

3. Jaringan Otot Jantung/Miokardium

Jaringan otot ini hanya terdapat pada lapisan tengah dinding jantung.

Strukturnya menyerupai otot lurik, meskipun begitu kontraksi otot jantung

secara refleks serta reaksi terhadap rangsang lambat.

Fungsi otot jantung adalah untuk memompa darah ke luar jantung.

35
Gbr. Serabut otot jantung (dari jantung orang dewasa)

2.3.3 Jaringan Tulang

Tulang merupakan jaringan ikat keras yang membentuk rangka sebagian besar

vertebrata termasuk manusia.Tulang merupakan penyusun sistem gerak yang bersifat

pasif karena tulang digerakkan oleh otot. Tulang tetap mempunyai peranan pada sistem

gerak manusia karena tanpa tulang tidak akan terjadi gerak tubuh.

1. Fungsi Tulang

Tulang tulang pada manusia membentuk rangka dalam (endoskleton) yang

memiliki beberapa fungsi penting yakni :

1. penyangga dan penunjang tubuh

2. pelindung organ dalam dan memberi bentuk tubuh

3. alat pergerakan pasif dan tempat otot melekat

4. tempat pembentukan sel darah (hemopoiesis)

5. tempat penyerapan dan penglepasan kalsium

36
2. Penyusun Tulang

Umumnya penyusun tulang diseluruh tubuh kita semuanya berasal dari material

yang sama. Dari luar ke dalam secara berurutan akan dapat menemukan lapisan-lapisan,

yaitu :

a .Periosteum

Pada lapisan pertama kita akan bertemu dengan yang namanya periosteum.

Periosteum merupakan selaput luar tulang yang tipis. Periosteum mengandung

osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan pembuluh darah.

Periosteum merupakan tempat melekatnya otot-otot rangka (skelet) ke tulang dan

berperan dalam memberikan nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang rusak.

37
b .Tulang Kompak (Compact Bone)

Pada lapisan kedua ini kita akan bertemu dengan tulang kompak. Tulang ini

teksturnya halus dan sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit rongga dan lebih

banyak mengandung kapur (Calsium Phosfat dan Calsium Carbonat) sehingga tulang

menjadi padat dan kuat. Kandungan tulang manusia dewasa lebih banyak mengandung

kapur dibandingkan dengan anak-anak maupun bayi. Bayi dan anak-anak memiliki

tulang yang lebih banyak mengandung serat-serat sehingga lebih lentur. Tulang kompak

paling banyak ditemukan pada tulang kaki dan tulang tangan.

c .Tulang Spongiosa (Spongy Bone)

38
Pada lapisan ketiga ada yang disebut dengan tulang spongiosa. Sesuai dengan

namanya tulang spongiosa memiliki banyak rongga. Rongga tersebut diisi oleh sumsum

merah yang dapat memproduksi sel-sel darah. Tulang spongiosa terdiri dari kisi-kisi

tipis tulang yang disebut trabekula.

d .Sumsum Tulang (Bone Marrow)

Lapisan terakhir yang kita temukan dan yang paling dalam adalah sumsum tulang.

Sumsum tulang wujudnya seperti jelly yang kental. Sumsum tulang ini dilindungi oleh

tulang spongiosa seperti yang telah dijelaskan dibagian tulang spongiosa. Sumsum

tulang berperan penting dalam tubuh kita karena berfungsi memproduksi sel-sel darah

yang ada dalam tubuh.

39
3. Klasifikasi Tulang

Pengklasifikasian tulang berdasarkan matriks penyusunnya, jaringan tulang

dapat dibedakan menjadi jaringan tulang rawan (kartilago) dan jaringan tulang keras

(osteon).

1. Jaringan Tulang Rawan (Kartilago)

Jaringan tulang rawan atau kartilago terdiri atas sel-sel tulang rawan dan matriks

ekstraseluler yang lentur. Sel tulang rawan disebut kondrosit. Sel tersebut berperan

untuk membentuk dan mensekresikan matriks ekstraseluler. Kondrosit terletak di dalam

rongga matriks yang disebut lakuna. Kondrosit dibentuk dari pembentukan tulang rawan

yang disebut kondroblas. Untuk fungsi regenerasi, kondrosit di rombak oleh kondroklas.

Di dalam serabut tulang rawan biasanya terdapat serabu.t-serabut kolagen, yang

menyebabkan tulang rawan bersifat kuat dan lentur

Fungsi utama tulang rawan adalah menunjang dan menguatkan. Pada vertebrata,

tulang rawan berperan sebagai rangka sementara pada fase embrionik untuk selanjutnya

digantikan oleh tulang keras. Namun pada beberapa jenis hewan seperti ikan hiu dan

ikan pari, kerangka tubuhnya tetap berupa tulang rawan. Jaringan tulang rawan pada

janin berasal dari jaringan ikat embrional (mesenkim). Pada rang dewasa, jaringan

tulang rawannya berasal dari perikondrium. Perikondrium merupakan selaput

pembungkus tulang rawan.

40
a. Klasifikasi Tulang Rawan

Berdasarkan kandungan matriksnya tulang rawan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu

kartilago hialin, kartilago elastis dan kartilago fibrosa.

1. Kartilago hialin

Kartilago hialin adalah kartilago yang memiliki matriks transparan. Matriks tersebut

mengandung serabut-serabut halus kolagen.

Gambar stuktur tulang rawan hialin

41
2. Ciri-ciri matriksnya :

Berwarna putih kebiru biruan dan tembus cahaya atau transparan.

Mengandung kelompok kondroblas, serabut kolagen putih yang rapat halus dan

kondrosit.

Perikondrium membungkus kartilago hialin , kecuali pada persendian.

3. Fungsi kartilago hialin yaitu:

Menguatkan jalannya pernapasan.

Membantu pergerakan persendian.

Pertumbuhan tulang

4. Letak Jaringan :

Permukaan luar sendi

Dinding saluran pernapasan (hidung, laring, trakea, dan bronkus)

Pertemuan antara tulang rusuk dan dada

2. Kartilago Elastis

Kartilago elastis pada dasarnya sama dengan kartilago hialin, tetapi jenis kartilago ini

lebih banyak mengandung serabut elastis. Matriks pada kartilago elastis berwarna keruh

kekuning-kuningan. Oleh karena itu jaringan ini bersifat fleksibel dibandingkan dengan

kartilago hialin.

42
Gambar struktur tulang rawan elastis

1. Ciri-ciri matriksnya:

Berwarna keruh kekuningan

Bersifat lebih elastis (lentur) dan fleksibel karena matriksnya banyak

mengandung serabut elastis

2. Fungsi kartilago elastis :

Memberi fleksibilitas dan sokongan

3. Letak jaringan kartilago elastis :

Daun telinga

Dinding luar saluran pernafasan

Laring

Epiglotis

Pembuluh eustasius

43
3. Kartilago Fibrosa

Kartilago Fibrosa terdiri atas serabut kolagen yang strukturnya sejajar. Hal itu

menyebabkan jaringan ini bersifat kurang fleksibel sehingga sering dianggap sebagai

jaringan yang keras atau liat.

Gambar struktur tulang rawan elastis

1. Ciri ciri matriksnya :

Berwarna gelap dan keruh.

Mengandung lebih banyak serabut kolagen yang padat dan kasar serta tersusun

sejajar.

2. Fungsi Kartilago Fibrosa:

Memberi sokongan dan proteksi.

3. Letak Jaringan Kartilago Fibrosa:

Persendian tulang belakang

Lutut

Pertautan antara tulang kemaluan kiri dan kanan.

44
2. Jaringan Tulang Keras (Osteon)

Tulang keras merupakan jaringan ikat khusus yang terdiri atas matriks tulang

tulang sel. Sekitar dua pertiga bagian matriks tulang keras terdiri atas berbagai mineral

yang menyebabkan menjadi keras dan kaku. Adapun sepertiga bagian matriks tulang

keras tersusun atas serabut kolagen yang menyebabkan sifat elastis dan mengurangi

kerapuhan pada tulang.

Adapun tipe tipe sel yang menyusun jaringan tulang keras yaitu :

1. Osteosit merupakan sel sel tulang yang terletak dalam lakuna pada matriks tulang.

Sel ini terbentuk dari osteoblas yang akan membentuk tulang keras atau tulang sejati.

Sel osteosit memlihara kesehatan tulang, menghasilkan enzim dan mengendalikan

kandungan mineral dalam tulang juga mengontrol pelepasan kalsium dari tulang ke

darah.

2. Osteoblas merupakan sel tulang muda pembentuk osteosit dan materi organik

matriks. Sel ini melakukan kegiatan sintesis dan sekresi mineral mineral ke seluruh

substansi dasar dan substansi pada daerah yang memiliki kecepatan metabolisme

yang tinggi dan menjadi perantara mineralisasi osteoid. Osteoblast ditemukan dalam

satu lapisan pada permukaan jaringan tulang sebagai sel berbentuk kuboid atau

silindris pendek yang saling berhubungan melalui tonjolan-tonjolan pendek.

3. Osteoklas merupakan sel-sel berukuran besar dan berinti banyak yang berperan

dalam penyerapan dan perombakan jaringan tulang. Osteoklas adalah sel fagosit

yang mempunyai kemampuan mengikis tulang dan merupakan bagian yang penting.

Mampu memperbaiki tulang bersama osteoblast. Osteoklas ini berasal dari deretan

45
sel monosit makrofag. Sel ini berperan penting dalam pertumbuhan tulang,

penyembuhan dan pengaturan kembali bentuk tulang.

4. Osteogenik merupakan sel yang berfungsi memberikan tanggapan terhadap trauma

seperti fraktura. Sel ini membentuk sel sel baru sebagai pengganti sel yang rusak.

5. Sel osteoprogenitor merupakan sel mesenchimal primitive yang menghasilkan

osteoblas selama pertumbuhan tulang dan osteosit pada permukaan dalam jaringan

tulang.Tulang membentuk formasi endoskeleton yang kaku dan kuat dimana otot-

otot skeletal menempel sehingga memungkinkan terjadinya pergerakan. Tulang juga

berperan dalam penyimpanan dan homeostasis kalsium. Kebanyakan tulang memiliki

lapisan luar tulang kompak.

6. Sel pelapis tulang merupakan tulang yang di bentuk oleh osteoblas di sepanjang

permukaan tulang orang dewasa. Sel ini mengatur pergerakan kalsium dan fosfat dari

dan ke dalam tulang.

2.3.4 Jaringan Saraf

Jaringan saraf adalah sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran

impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi

tanggapan rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atau

neuron. Sel ini merupakan dasar untuk pembentukan struktur sistem saraf yang

kompleks dan sangat teratur. Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh.

Iritabilitas memungkinkan makhluk hidup dapat menyesuaikan diri dan menanggapi

perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya.

46
1. Struktur Sel Saraf

Unit terkecil penyusun sistem saraf adalah sel saraf atau bisa juga disebut

neuron. Sel saraf adalah sebuah sel yang berfungsi untuk menghantarkan impuls

(rangsangan). Neuron akan meneruskan sinyal disepanjang jalur sistem saraf. Neuron

merupakan satuan dasar sistem saraf dan memiliki strukur yang terdiri atas tiga bagian

utama yang berupa badan sel saraf, dendrit, dan akson.

Gambar 1. bagian-bagian struktur sel saraf (neuron)

1. Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit merupakan

perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan

rangsangan ke badan sel. Sebagian besar neuron memiliki sejumlah dendrit.

2. Badan Sel adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk

menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Badan sel saraf

mengandung inti sel dan sitoplasma.

47
3. Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf

(neuron).

4. Neurit (Akson) adalah tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang daripada

dendrit), berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf meninggalkan badan sel saraf ke

neuron atau jaringan lainnya. Jumlah akson biasanya hanya satu pada setiap neuron.

5. Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung lemak yang

berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan. Selubung mielin bersegmen-

segmen. Lekukan di antara dua segmen disebut nodus ranvier.

6. Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk neurit

(akson) dan membantu regenerasi neurit (akson).

7. Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf. Adanya nodus

ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang lain,

sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan.

8. Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf satu dan ujung

dendrit di sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis. Pada bagian

ujung akson terdapat kantong yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat

kimia yang disebut neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan

kolinesterase yang berfungsi dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis.

Sel-sel saraf (neuron) bergabung membentuk jaringan saraf. Ujung dendrit dan ujung

aksonlah yang menghubungkan sel saraf satu dan sel saraf lainnya. Menurut fungsinya,

ada tiga jenis sel saraf yaitu:

48
1. Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi menerima rangsang yang

datang kepada tubuh atau panca indra, dirubah menjadi impuls (rangsangan) saraf,

dan meneruskannya ke otak. Badan sel saraf ini bergerombol membentuk ganglia,

akson pendek, dan dendritnya panjang.

Gambar 2. Neuron sensorik (Afferent)

2. Sel saraf motorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi untuk membawa impuls

saraf dari pusat saraf (otak) dan sumsum tulang belakang menuju otot. Sel saraf ini

mempunyai dendrit yang pendek dan akson yang panjang.

Gambar 3. Neuron motorik (Efferent)

49
3. Sel saraf penghubung (Interneuron) adalah sel saraf yang banyak terdapat di

dalam otak dan sumsum tulang belakang. Neuron (sel saraf) tersebut berfungsi untuk

menghubungkan atau meneruskan impuls (rangsangan) dari sel saraf sensorik ke sel

saraf motorik.

Gambar 4. Interneuron

1. Penjalaran di Sepanjang Neuron

1. Transmisi impuls di sepanjang sebuah neuron bergantung pada perubahan arus (ion)

yang melintasi membran plasma sel. Sitoplasma sebagian besar sel relatif bermuatan

50
negatif terhadap cairan ekstrasel karena perbedaaan ion (voltase). Membran sel

memiliki suatu potensial listrik atau potensial membran.

2. Potensial istirahat adalah potensial membran suatu neuron yang tidak menghantarkan

impuls. Sebagian besar neuron memiliki potensial istirahat kira-kira -70 mV. Nilai

negatif ini menunjukan keadaan di dalam sel relatif negatif terhadap keadaan di luar.

Potensial istirahat di hasilkan oleh efek kombinasi pemompaan ion oleh pompa

natrium - kalium di membran dan oleh difusi ion menuruni gradien elektrokimianya.

3. Potensial bertahap adalah perubahan lokal tegangan yang di induksi oleh suatu

rangsangan. Rangsangan tersebut dapat berupa tekanan fisik pada sel, perubahan

kimia mendadak, kejutan elektrik atau perubahan suhu. Ketika sebuah rangsangan

menyebabkan perubahan lokal perbedaan ion yang melintasi membran, potensial

membran sel akan berubah dan mempengaruhi permeabilitas membran plasma.

Kekuatan potensial bertahap menurun sejalan dengan jarak dari titik tempat neuron

di rangsang. Depolarisasi dan hiperpolarisasi mengacu pada potensial bertahap.

a. Depolariasi terjadi sewaktu potensial istirahat menjadi kurang negatif, misalnya

dari -70 mV menjadi -50 mV dan bagian badan sel menjadi lebih positif. Hal ini

meningkatkan kesempatan impuls saraf akan terpicu.

b. Hiperpolarisasi terjadi ketika potensial istirahat lebih negatif. Dengan kata lain,

bagian dalam sel menjadi lebih negatif dibandingkan bagian luar sel.

4. Potensial aksi. Neuron meneruskan impuls listrik ketika potensial bertahap diubah

menjadi depolarisasi yang lebih besar yang disebut potensial aksi. Suatu potensial

51
aksi terjadi di dekat titik stimulus dan menyebabkan bagian dalam sel positif

dibandingkan dengan di luar sel misalnya dari -70 mV menjadi +35 mV.

a. Gerbang yang sensitif terhadap tegangan adalah saluran membran yang dilalui

aliran ion untuk membangkitkan potensial aksi. Saluran ini terbuka dan tertutup

sebagai respon terhadap perubahan potensial membran.

b. Membran mengalami repolarisasi ketika gelombang ion kalium terbuka seiring

dengan tertutupnya gerbang ion natrium. Aliran ion kalium ke luar sel

menyebabkan potensial membran lebih negatif, bahkan ke titik hiperpolarisasi

sebelum potensial istirahat di kembalikan.

c. Sebuah potensial aksi hanya terpicu jika ada rangsangan yang cukup kuat untuk

menimbulkan suatu depolarisasi minimum tertentu.

5. Perambatan potensial aksi

Akson hillock adalah zona tempat potensial aksi biasanya dibangkitkan. Jadi

kesempatan pemicu potensi aksi tergantung pada jarak dari titik rangsangan ke akson

hillock. Potensi aksi diteruskan atau dirambatkan dari akson hillock ke sepanjang

akson.

a. Impuls saraf

Jika suatu potensial aksi awal terjadi, ion natrium yang mengalir ke dalam sel

juga berdifusi secara lateral, mencetuskan sebuah potensial aksi ditempat yang

sedikit lebih jauh di sepanjang akson. Impuls saraf tersebut adalah gelombang

depolarisasi yang dapat merambat sendiri.

52
b. Transmisi serial

Impuls saraf secara serial di transmisikan dalam satu arah disepanjang akson,

tepat dibelakang depolarisasi lokal.

c. Penghantar saltorik

Sebuah potensial aksi melompat dari satu nodus ranvier ke nodus berikutnya,

meloncati daerah terisolasi di antaranya bukan dirambatkan secara terus

menerus di sepanjang akson. Penghantaran saltatorik ini mengahsilkan penjalaran

impuls saraf yang lebih cepat. Penghantaran saltorik terjadi karena nodus ranvier,

tempat yang mengandug saluran ion yang sensitif terhadap tegangan dan tempat

ion saluran ekstra sel, langsung berkontak dengan membran neuron.

2. Fungsi Sistem Saraf

Fungsi dari jaringan saraf yaitu mengontrol dan mengkoordinasi aktivitas

tubuh serta mencocokan dengan perubahan lingkungan dengan cara :

1. Merespon perubahan lingkungan (iritabilitas).

2. Membawa impuls impuls saraf ke pusat saraf maupun sebaliknya.

3. Bereaksi aktif terhadap rangsang yang datang berupa gerakan pindah atau

menghindar.

3. Klasifikasi Sistem Saraf

1. Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat berfungsi memegang kendali dan pengaturan terhadap semua

aktivitas tubuh. Sistem saraf pusat terdiri atas otak besar, otak kecil, sumsum lanjutan

53
(medula oblongata), dan sumsum tulang belakang (medula spinalis). Otak terletak di

dalam tulang tengkorak, sedangkan sumsum tulang belakang terletak di dalam ruas-ruas

tulang belakang.

Tiga materi esensial yang ada pada bagian sumsum tulang belakang serta otak antara

lain, yaitu:

1. Substansi grissea atau bagian materi kelabu yang terbentuk dari badan sel.

2. Substansi alba atau bagian materi putih yang terbentuk dari serabut saraf.

3. Jaringan ikat atau sel-sel neuroglia yang ada di dalam system saraf pusat

tepatnya di antara sel-sel saraf yang ada.

Gambar bagian bagian sistem saraf pusat

Berikut penjelasan rinci mengenai bagian bagian yang termasuk ke dalam sistem

saraf pusat:

1. Otak Besar

Otak besar wujudnya kenyal, lunak, ada banyak lipatan, serta berminyak. Otak

besar dikelilingi oleh cairan serebrospinal yang berfungsi memberi makan otak dan

54
melindungi otak dari guncangan. Di dalam otak besar terdapat banyak pembuluh darah

yang berfungsi memasok oksigen ke otak besar.

Bila otak besar pada laki-laki beratnya kira-kira 1,6 kg sedangkan bagi perempuan

berat otak besar yang di miliki kira-kira adalah 1,45 kg. Jadi otak laki-laki yang lebih

berat dikarenakan ukurannya yang juga lebih besar di bandingkan dengan otak wanita.

Namun kecerdasan yang dimiliki masing-masing orang baik laki-laki maupun

perempuan tidak tergantung dengan berat otak yang mereka miliki. Tapi yang mengukur

dan menentukn tingkat kecerdasan yang ada pada otak yaitu yang jumlah hubungan

antar saraf satu dengan lainnya itu dalam jumlah banyak.

2. Otak Kecil

Otak Kecil terletak di bagian belakang kepala dan dekat leher. Fungsi utama

otak kecil adalah sebagai pusat koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar,

keseimbangan, dan posisi tubuh. Jika terjadi rangsangan yang membahayakan, gerakan

sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan. Otak kecil merupakan pusat

keseimbangan. Apabila terjadi gangguan (kerusakan) pada otak kecil maka semua

gerakan otot tidak dapat dikoordinasikan.

3. Sumsum Lanjutan

Sumsum lanjutan (sumsum sambung) atau medula oblongata terletak di

persambungan antara otak dengan tulang belakang. Fungsi sumsum lanjutan adalah

untuk mengatur suhu tubuh, kendali muntah, pengatur beberapa gerak refleks (seperti

batuk, bersin, dan berkedip), dan pusat pernapasan. Selain itu, sumsum lanjutan

berperan untuk mengantarkan impuls yang datang menuju otak. Sumsum sambung pun

55
mempengaruhi refleks fisiologi, seperti jantung, tekanan darah, volume, respirasi,

pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.

4. Sumsum Tulang Belakang

Sumsum tulang belakang atau medula spinalis berada di dalam tulang belakang.

Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua lapisan, yaitu lapisan luar yang berwarna

putih dan lapisan dalam yang berwarna kelabu. Sumsum tulang belakang dilindungi

oleh tulang belakang atau tulang punggung yang keras. Tulang punggung terdiri dari 33

ruas. Fungsi utamanya adalah sebagai pusat gerak refleks.

Di dalam sumsum tulang belakang, terdapat saraf sensorik, motorik, dan saraf

penghubung. Fungsi saraf-saraf tersebut adalah sebagai pengantar impuls dari otak dan

ke otak.

Sumsum tulang belakang memiliki fungsi penting dalam tubuh. Fungsi tersebut

antara lain menghubungkan impuls dari saraf sensorik ke otak dan sebaliknya,

menghubungkan impuls dari otak ke saraf motorik; memungkinkan menjadi jalur

terpendek pada gerak refleks.

Gambar contoh gerak reflex

56
Skema gerak biasa adalah: impuls (rangsangan) > saraf sensorik > otak > saraf

motorik > otot > gerakan

Skema gerak refleks adalah: impuls (rangsangan) > saraf sensorik > sumsum

tulang belakang > saraf motorik > otot > gerak refleks

Selain itu, pada sistem saraf pusat terdapat juga Jembatan varol yang tersusun

atas serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga

menghubungkan otak besar dengan sumsum tulang belakang. Jembatan varol berfungsi

menghantarkan rangsang dari kedua bagian serebelum.

4. Sistem Saraf Tepi

Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar (sistem saraf somatik) dan sistem

saraf tak sadar (sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang

kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak

dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi

keringat.

1. Sistem Saraf Sadar (Sistem Saraf Somatik)

Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang

keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari

sumsum tulang belakang.

Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:

1. Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8

2. lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12

57
3. empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan

10.

Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus

yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus

membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka

nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling

penting.

Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan.

Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf

leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan

satu pasang saraf ekor.

Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus.

Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut.

a. Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi

bagian leher, bahu, dan diafragma.

b.Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.

c. Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.

2. Sistem Saraf Tidak Sadar ( Sistem Saraf Otonom )

Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun

dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Sistem saraf

otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.

58
Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion.

Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang

menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion

pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang

karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.

Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis).

Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang-

cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.

59
60
61
2.3.5 Jaringan Ikat

Jaringan ikat merupakan jaringan yang menghubungkan antara jaringan yang satu

dengan jaringan yang lain. Fungsi jaringan ikat antara lain sebagai berikut :

Melekatkan suatu jaringan ke jaringan lain

Membungkus organ

Mengisi rongga di antar organ

Mengangkut zat oksigen dan makanan ke jaringan lain

Mengangkut sisa-sisa metabolisme ke alat pengeluaran

Menghasilkan kekebalan

Jaringan ikat memiliki dua komponen dasar yaitu:

1. Matriks

2. Sel-sel penyusun jaringan ikat.

1. Matriks

Matriks sendiri masih terbagi lagi menjadi 2 yaitu serat dan bahan dasar. Untuk

seratnya ada 3 macam semuanya terbuat dari protein, jika tidak terbuat dari kolagen ya

elastin. Ketiga macam serat itu adalah serat kolagen, serat elastin, dan serat retikulin.

Karakter seratnya dapat dilihat dari beberapa apsek.

Aspek yang pertama adalah protein penyusunnya.

serabut kolagen dan retikeler terbuat dari protein kolagen

serabut elastin terbuat dari protein elastin

62
Kemudian untuk membedakan antara kolagen dan retikuler adalah mana yang lebih

tipis, dalam hal ini retikuler lebih tipis seratnya dan lebih pendek yang kedua serat

retikuler masih dilapisi oleh glikoprotein.

Aspek yang kedua untuk membedakan ketiga serat adalah dari warnanya:

serabut kolagen berwana putih

serabut elastin berwarna kuning

Gambar Perbandingan serabut kolagen dan serabut elastis

Bahan dasar dari matrik terbuat dari mukoolisakarida sulfat dan asam hialuronat.

Jika konsentrasi asam hialuronatnya rendah akan menyebabkan matrik yang kaku dan

jika konsentrasinya meningkat akan menyebabkan sifat yang semakin lentur.

2. Sel-sel Penyusun Jaringan Ikat

Sel-sel penyusun jaringan ikat antara lain :

1. fibroblast

2. makrofag

3. sel lemak

4. sel tiang

63
5. sel darah

Mari kita lihat fungsi masing-masing setiap sel jaringan ikat. Macam sel jaringan ikat

,yaitu :

1. Fibroblas adalah sel yang mengekskresikan protein pada serabut

2. Makrofag, adalah sel yang bentuknya tidak beraturan ,umumnya terletak dekat

pembuluh darah dan bergerak jika terjadi luka. Sel ini dapat bergerak secara

ameboid dan aktif memakan sel darah merah yang rusak dan asing.

3. Sel Mast adalah yang memproduksi heparin yang berfungsi mencegah

pembekuan darah dan histamin yang dapat menyebabkan permeabilitas kapiler

darah.

4. Sel lemak adalah sel yang terspesialisasi untuk menyimpan lemak

5. Sel darah adalah sel darah putih

Jaringan ikat dapat dibedakan menjadi lima kelompok yaitu, jaringan ikat longgar,

jaringan ikat padat, jaringan darah, jaringan limfe, jaringan lemak, dan jaringan tulang

sejati.

1. Jaringan ikat longgar

Ciri-ciri : sel-selnya jarang dan sebagian jaringannya tersusun atas matriks yang

mengandung serabut kolagen dan serabut elastis , serabutnya longgar.

Jaringan ikat longgar terdapat di sekitar organ-organ, pembuluh darah dan saraf.

Jaringan ikat longgar dikenal juga dengan nama Jaringan Ikat Areolar.

Jenis jaringan ikat ini banyak ditemukan adanya substansi dasar dan cairan

jaringan.

64
Jaringan ikat longgar banyak mengandung sel pengembara seperti makrofag, sel

mast dan sel yang tidak berdeferensiasi.

Jaringan ini banyak dijumpai pada pembuluh darah, saraf, diantara berkas otot,

di bawah epitel.

Fungsi jaringan ini sebagai pengisi, penunjang dan bantalan, membungkus

organ-organ tubuh, pembuluh darah dan saraf

65
Gambar 2. Kenampakan jaringan ikat longgar pada mikroskop

2. Jaringan ikat padat

Nama lainnya jaringan ikat serabut putih, karena terbuat dari serabut kolagen

yang berwarna putih.

Jaringan ini terdapat pada selaput urat, selaput pembungkus otot, fasia, ligamen

dan tendon.

Jumlah serabut lebih banyak dari sel dan matrik.

Jaringan ikat padat dibagi menjadi 2, yaitu Jaringan Ikat Padat teratur dan Tidak

teratur.

Jaringan Ikat Padat Teratur, mengandung terutama serabut kolagen.

Serabut kolagen paling banyak dan tersusun saling menyilang.

Populasi sel yang utama adalah fibroblast.

Banyak dijumpai pada organ seperti : kapsula paru-paru, kapsula hati, ginjal,

limpa, testis, fasia, aponeurosa, perikardium dan dermis.

66
Jaringan Ikat Padat Tidak Teratur, terdapat dua bentuk tergatung macam

serabutnya.

Pada tendon dan ligamen mayoritas kolagen sedangkan pada ligamentum

serabut elatis yang utama.

Gambar 3. Kenampakan jaringan ikat padat pada mikroskop

3. Jaringan Darah (Blood Tissue)

Berfungsi untuk pengangkutan CO2 dan O2, sari-sari makanan, hormon, sisa

metabolisme dan alat pertahanan tubuh. Jaringan darah merupakan jaringan penyokong

khusus, karena berupa cairan.

Bagian-bagian dari jaringan darah adalah :

a. Sel darah , terbagi menjadi

sel darah merah (eritrosit) yang berfungsi untuk mengangkut oksigen, CO2 , sari

makanan dan sisa metabolisme

sel darah putih (lekosit) berfungsi untuk melawan benda-benda asing yang

masuk ke dalam tubuh.

67
b. Keping-keping darah (trombosit) Berfungsi dalam proses pembekuan darah.

c. Plasma darah, Komponen terbesar adalah air, berperan mengangkut sari makanan,

hormon, zat sisa hasil metabolisms, antibodi dan lain-lain.

68
Darah merupakan jaringan ikat karena memiliki matriks ekstraseluler yang luas.

Darah memiliki tiga fungsi utama yaitu transportasi, regulasi dan proteksi.

1. Fungsi transportasi meliputi peran sel darah merah yang mengandung hemoglobin

(Hb) dalam mengikat oksigen (O2) dan mengangkutnya dari paru-paru keseluruh

tubuh, serta mengangkut karbon dioksida (CO2) dari jaringan tubuh ke paru-paru.

Plasma darah juga berperan dalam membawa nutrisi ke seluruh tubuh, membawa

sisa metabolisme dari jaringan tubuh ke organ ekskresi (kulit, ginjal, paru-paru

dan hati) untuk kemudian dibuang ke luar tubuh, serta membawa hormon dari

kelenjar endokrin menuju ke jaringn target.

2. Fungsi regulasi darah yaitu untuk menjaga homeostasis suhu tubuh, menjaga

keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, serta menjaga keseimbangan pH cairan

tubuh.

3. Fungsi proteksi darah antara lain peran trombosit dalam mekanisme pembekuan

darah untuk mencegah hilangnya cairan tubuh dan darah yang berlebihan pada

69
saat terjadi luka, serta peran sel darah putih dan anti bodi dalam menjaga

ketahanan dan imunitas tubuh terhadap berbagai sumber penyakit.

4. Jaringan Limfe/ Getah Bening

Asal jaringan limfe adalah bagian dari darah yang keluar dari pembuluh

darah, komponen terbesarnya adalah air dimana terlarut zat-zat antara lain glukosa,

garam-garam, asam lemak. Komponen selulernya adalah limfosit.

Jaringan limfe menyebar ke seluruh tubuh melalui pembuluh limfe.

Fungsi jaringan limfe selain untuk kekebalan tubuh (adanya limfosit) juga untuk

mengangkut cairan jaringan, protein, lemak, garam mineral dan zat-zat lain dari jaringan

ke sistem pembuluh darah.

70
5. Jaringan Lemak

Jaringan lemak disebut juga jaringan adiposa (adipose tissue), disusun oleh sel-

sel lemak, fibroblas khususnya yang dapat menyimpan lemak dalam jumlah besar

didalam vakuola sitoplasmanya. Matriks pada jaringan ini relatif sedikit. Jaringan ikat

ini mempunyai fungsi khusus, diantaranya menyimpan energi dalam bentuk lemak dan

sebagai bantalan yang dapat menahan goncangan. Contoh jaringan ikat ini adalah

jaringan lemak yang ada dibawah kulit.

6. Jaringan Tulang Sejati (Bone Tissue)

Jaringan tulang sejati merupakan penyokong utama tubuh vertebrata. Jaringan ikat

ini bersifat kaku, keras, dengan serabut kolagen tertanam didalam matriks. Jaringan ini

dibentuk oleh sel-sel tulang keras (osteosis) dan matriks yang mengandung kapur dan

fosfor sehingga tulang menjadi keras dan kaku. Selain itu matriks jaringan tulang sejati

merupakan matriks padat yang terbuat dari protein, terutama kolagen dan garam

kalsium dalam bentuk Ca3(PO4)2 dan CaCO3 (sekitar 64% komposisi tulang terdiri atas

garam ini). Kalsium dalam matriks tulang dapat bergerak dan diserap oleh darah

sehingga tulang juga berperan dalam menjaga homeostatis kadar kalsium dalam darah.

Jaringan tulang sejati juga berfungsi untuk menghasilkan sel darah merah (eritrosit).

Sel-sel tulang yang sudah tua disebut osteosit, sedangkan sel-sel muda disebut

osteoblas. Tulang rawan dapat berubah menjadi tulang keras melalui proses yang

71
disebut osifikasi. Osteoblas yang terdapat pada rongga tulang rawan akan membentuk

osteosit. Osteosit akan mengekresikan zat protein pembentuk matriks tulang. Osteosit

juga mengeluarkan zat kapur dan fosfor sehingga tulang menjadi keras. Unit dasar

tulang disebut sistem Havers, yaang terdiri dari lamela, lakuna, kanalikuli, dan saluran

havers. Satu tulang sejati (osteon) terdiri dari sejumlah lamela kosentris yang

mengelilingi kanal sentral. Kanal sentral berisi pembuluh darah dan serabut saraf.

Pembuluh darah berperan untuk memberikan nutrisi pada sel-sel tulang. Osteosit

terdapat didalam suatu ruang yang disebut lakuna. Osteosit akan mengalami penjuluran

untuk berkomunikasi dengan sel lainnya, penjuluran osteosit ini disebut kanalikuli.

3. Istilah penting jaringan ikat

Fasia adalah jaringan ikat berbentuk lembaran yang menyelimuti otot.

Ligamen adalah jaringan ikat yang berperan sebagai penghubung antar tulang.

Tendon adalah ujung otot yang melekat pada tulang. Fungsinya untuk

menghubungkan berbagai organ tubuh seperti otot dengan tulang-tulang, tulang

dengan tulang, juga memberikan perlindungan terhadap organ tubuh.

Fibroblas sel penyusun jaringan ikat longgar yang berfungsi untuk sekresi dan

sintesis protein pada serabut

Makrofag sel penyusun jaringan ikat longgar yang berfungsi sebagai pelindung

; terletak di dekat pembuluh darah; dan bersifat fagosit. (Jika ada bagian tubuh

yang terluka, makrofag akan bergerak secara amoeboid)

Histamine hasil produksi sel mast (sel penyusun jaringan ikat longgar) yang

berfungsi untuk mengatur permeabilitas kapiler darah.

72
Heparin hasil produksi sel mast (sel penyusun jaringan ikat longgar) yang

berfungsi untuk mencegah pembekuan darah.

2.3.6 Pertumbuhan Jaringan yang Tidak Terkendali

Jaringan merupakan kumpulan sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama.

Hal ini berarti bahwa untuk membentuk suatu jaringan, sel perlu melakukan

pembelahan. Pembelahan dilakukan oleh sel untuk memperbanyak diri dan

menghasilkan jumlah sel yang dibutuhkan sehingga suatu jaringan dapat terbentuk

dengan baik bagaimana sel dapat mengetahui kapan harus membelah dan kapan harus

berhenti membelah ? sel ternyata memiliki siklus sel yang berperan penting dalam

proses pertumbuhan, perkembangan, dan pemeliharaan sel. Setiap sel memiliki siklus

dan frekuensi pembelahan sel yang berbeda, misalnya sel kulit sering melakukan

pembelahan sepanjang hidup, sel hati tetap mempertahankan kemampuan

membelahnya, tetapi hanya untuk saat tertentu, seperti penyembuhan luka. Sementara

sel yang telah terspesialisasi, seperti sel saraf dan sel otot tidak lagi dapat membelah

pada manusia dewasa. Sistem pengendalian siklus sel diatur pada chekpoint-chekpoin

tertentu yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal sel. Chekpoin merupakan

titik kontrol dimana faktor internal dan eksternal sel dapat memberikan sinyal untuk

berhenti atau sinyal untuk terus melanjutkan siklus.

Faktor internal sel berupa senyawa kimia yang dihasilkan oleh sel itu sendiri

yang dapat mempengaruhi siklus sel, diantaranya protein kinase dan APC (Anaphase

Promoting Complex). Sementara faktor eksternal sel dapat berupa faktor kimia ataupun

73
fisik yang dapat mempengaruhi pembelahan sel, seperti hormon, faktor genetik, dan

faktor pertumbuhan berupa protein yang dilepaskan oleh sel tertentu yang dapat

merangsang sel lain untuk membelah, contohnya PDGF (Platelet Derived Growth

Hormone) yang dihasilkan oleh platelet (keping darah) yang merangsang pembelahan

fibroblas dalam proses penyembuhan luka. Secara lebih luas, faktor eksternal tidak

hanya berupa senyawa kimia yang dihasilkan oleh sel didalam tubuh, tetapi juga faktor

yang berasal dari luar tubuh yang dapat memengaruhi siklus sel, seperti makanan yang

dikonsumsi, pola dan aktivitas hidup, sinar UV, dan sebagainya.

Fakor internal dan eksternal sel dapat menyebabkan abnormalitas pada siklus

sel. Faktor-faktor ini dapat menyebabkan sel mengabaikan mekanisme pengontrolan

tubuh secara normal, akibatnya sel membelah secara berlebihan dan bahkan dapat

menyerang jaringan tubuh lainnya. Prilaku abnormal sel biasanya selalu melibatkan

perubahan gen yang mempengaruhi sistem pengontrolan siklus sel. Hal ini berarti,

faktor-faktor yang dapat menyebabkan mutasi gen juga dapat memicu munculnya

prilaku sel yang abnormal. Sel yang abnormal dapat berpoliferasi secara berlebihan atau

bahkan membelah secara tidak terbatas dan mungkin memiliki jumlah kromosom yang

tidak bisa sehingga metabolisme sel menjadi terganggu atau sel berhenti berfungsi

dengan semestinya.

Prilaku sel yang abnormal pada tubuh dapat menyebabkan terganggunya fungsi

tubuh yang dapat berakibat fatal bagi kelangsungan hidup manusia atau organisme

tersebut. Ketika sel dalam jaringan berpoliferasi secara berlebihan, akan terbentuk

massa atau gumpalan sel. Gumpalan sel pada jaringan yang masih normal dan tidak

74
mengganggu jaringan lain disekitarnya disebut tumor. Jika tumor tetap berada ditempat

asalnya, tumor tersebut dikategorikan sebagai tumor jinak. Tumor jinak biasanya tidak

menimbulkan masalah yang serius dan dapat dibuang seluruhnya melalui pembedahan.

Masalah muncul ketika transformasi terjadi pada sel tunggal dalam suatu jaringan atau

sel tumor jinak. Transformasi menyebabkan sel normal menjadi sel kanker sehingga

tumor yang tadinya jinak dapat berubah menjadi tumor ganas atau kanker. Sel kanker

dapat berpisah dari tumor asalnya, memasuki pembuluh darah dan ikut beredar didalam

tubuh bersama sistem sirkulasi, sehingga sel-sel ini dapat dengan leluasa menyerang

bagian tubuh lain. Pada bagian tubuh yang diserangnya, sel kanker dapat berpoliferasi

dan membentuk tumor baru.

Penyebaran atau perpindahan sel kanker dari tempat awalnya, disebut juga

metastasis, dapat menyebabkan lebih banyak bagian tubuh yang terserang tidak dapat

berfungsi dengan baik, atau bahkan menjadi tidak dapat berfungsi sama sekali sehingga

pada akhirnya tubuh dapat kehilangan kemampuan untuk dapat menopang

kelangsungan hidup organisme tersebut.

2.3.7 Organ dan Sistem Organ Pada Vertebrata dan Manusia

Kumpulan dari beberapa jaringan yang saling bekerja sama untuk melaksanakan

fungsi tertentu akan membentuk organ. Suatu organ tubuh mempunyai kemampuan

melaksanakan fungsi hidup yang beraneka ragam. Makin tinggi derajat suatu hewan,

makin banyak organ tubuh yang dimilikinya. Hal ini bertujuan untuk mencapai efisiensi

kerja karena semakin banyak organ tubuh, pembagian kerja juga akan semakin efektif.

75
Berdasarkan letaknya pada tubuh, organ dibedakan menjadi dua, yaitu organ luar

(seperti tangan, kaki, hidung, mulut, telinga, mata dll) dan organ dalam (seperti

lambung, usus halus, hati, ginjal, paru-paru dan sebagainya). Contohnya lambung yang

berperan dalam mencerna makanan, organ ini dibentuk oleh beberapa jaringan yang

berbeda, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

Suatu organ tubuh dapat bekerja sama dengan organ-organ tubuh tertentu untuk

menjalankan fungsi yang lebih kompleks membentuk suatu sistem organ. Masing-

masing sistem organ terdiri dari sekelompok organ dan memiliki fungsi spesifik,

contohnya mulut, lambung, hati, pankreas, kelenjar ludah, usus halus, usus besar, dan

lain-lainnya membentuk suatu sistem yang disebut sistem pencernaan yang berfungsi

untuk mencerna makanan.

76
Sistem organ pada manusia dan hewan

Komponen dan Organ


Sistem Organ Fungsi Utama
Penyususn

Pengolahan makanan
Mulut, faring,
(penelanan,
esofagus,lambung,
Pencernaan pencernaan,
usus, hati, pankreas,
penyerapan dan
anus.
pembuangan).
Mengangkut O2 dan
sari makanan keseluruh
tubuh.
Mengangkut CO2 dan
Jantung, pembuluh
Sirkulasi sisa metabolisme
darah, darah.
menuju organ ekskresi
(kulit, hati, ginjal, dan
paru-paru) untuk
dikeluarkan dari tubuh.
Pertukaran gas,
Hidung, laring, trakea,
pengambilan oksigen
Pernapasan bronkus, bronkiolus,
dan pembuangan
paru-paru.
karbon dioksida.
Pembuangan sisa
Ginjal, ureter, kandung metabolisme dan
Ekskresi
kemih, uretra. menjaga keseimbangan
osmotik cairan tubuh.
Ovarium, testis, uterus,
Proses
Reproduksi dan organ lain yang
perkembangbiakan.
terkait.

77
Koordinasi aktivitas
Otak, sumsum tulang tubuh, menerima,
Saraf belakang, saraf, organ meneruskan, mengolah
sensori. dan menanggapi
rangsang.
Kulit dan aksesorisnya
Pelindung dan penutup
Integumen (rambut, kuku, kelenjar
alat tubuh dibawahnya.
kulit)
Pituitari (hipofisis), Mengontrol dan
tiroid, kelenjar mengintegrasikan
Hormon
penghasil hormon fungsi organ tubuh
lainnya. secara kimia
Sumsum tulang, nodus,
Pertahanan tubuh
limfa, timus, limpa,
Kekebalan tubuh terhadap infeksi dan
pembuluh limfa, darah
penyakit.
putih.
Memberi bentuk tubuh,
penyokong tubuh dan
pelindung organ
internal, tempat
Rangka Kerangka tabung
melekatnya otot, tempat
pembentukan sel darah,
menyimpan cadangan
mineral.
Pergerakan dan alat
gerak aktif,
Otot Otot menentukan postur
tubuh, menyimpan
glikogen.

78
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jaringan adalah sekumpulan sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama.
Jaringan dibedakan menjadi dua yaitu jaringan pada tumbuhan dan jaringan pada
vertebrata dan manusia. Jaringan tumbuhan dibedakan menjadi dua jaringan
meristem dan jaringan dewasa.
Jaringan meristem yang berada dalam tubuh tumbuhan meliputi, meristem
apikal, meristem interkalar, dan meristem lateral. Jaringan dewasa merupakan
jaringan yang terbentuk dari diferensiasi dan spesialisasi sel-sel hasil pembelahan
jaringan meristem. Jaringan dewasa terbagi atas, jaringan epidermis, jaringan
gabus, parenkima, xilem, dan floem.
Struktur organ pada tumbuhan meliputi akar, akar merupakan bagian tumbuhan
berbiji yang berada didalam tanah, berwarna putih, dan bentuknya meruncing
sehingga mudah menembus tanah. Jenis akar yaitu akar tunggang, akar serabut,
akar gantung, akar pelekat, dan akar napas. Fungsi akar pada tumbuhan yaitu
mengikat tubuh tumbuhan pada tanah, menyimpan cadangan makanan dalam
bentuk umbi, menyerap air dan garam-garam mineral dan sebagai alat pernapasan.
Yang kedua batang, batang berfungsi sebagai penyangga. Didalam tubuh batang
terdapat daun yang berfungsi untuk membuat makanan melalui proses fotosintesis.
Jenis daun dikelompokan menjadi daun tunggal dan daun majemuk.
Yang keempat bunga dan yang terakhir buah dan biji yang berguna untuk proses
perkembangbiakan.
Bukan hanya tumbuhan yang mempunyai struktur dan fungsi pada organnya,
tetapi kita juga dapat mengetahui struktur dan fungsi organ vertebrata dan manusia.
Jaringan pada hewan dikelompokan menjadi jaringan epitel, jaringan otot, jaringan
tulang, jaringan saraf, dan jaringan ikat.
Berdasarkan bentuk dan susunannya jaringan epitel dibedakan menjadi, jaringan
epitel pipih berlapis tunggal, epitel pipih berlapis banyak, epitel kubus berlapis

79
tunggal, epitel silindris berlapis banyak, epitel silindris bersilia, dan epitel
transisional.
Kemudian jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakan
organ-organ tubuh. Jaringan otot dibedakan menjadi tiga macam, yaitu jaringan otot
polos, jaringan otot lurik, dan jaringan otot jantung. Bukan hanya otot yang dapat
berperan menggerakan organ tubuh tetapi tulang juga merupakan jaringan ikat yang
membentuk rangka pada sebagian besar vertebrata termasuk manusia.
Didalam tubuh manusia terdapat juga jaringan saraf yang merupakan sistem
koordinasi berupa penghantaran impuls saraf ke susunan saraf pusat. Saraf juga
berfungsi merespon perubahan lingkungan, membawa impuls saraf ke pusat saraf
maupun sebaliknya.
Jaringan ikat juga berperan dalam membungkus organ, mengisi rongga diantar
organ, menghasilkan kekebalan dan dapat mengangkut zat oksigen dan makanan ke
jaringan lain. Didalam jaringan ikat terdapat jaringan ikat longgar, jaringan ikat
padat, jaringan darah, jaringan limfe, jaringan lemak dan jaringan tulang sejati.
Dalam tubuh vertebrata ataupun manusia, ada jaringan pertumbuahan jaringan
yang tidak terkendali yang dapat mengakibatkan tumor ataupun sel kanker. Sistem
organ pada vertebrata dan manusia meliputi pencernaan, sirkulasi,pernapasan,
ekskresi, reproduksi, saraf, integumen, hormon, kekebalan tubuh, dan otot.

80
Daftar Pustaka

http://dyahlovestar.wordpress.com/materi-2/bab-iii/

http://hedisasrawan.blogspot.com/2014/06/organ-pada-tumbuhan-materi-lengkap.html.

Aan. (2013) Sistem Saraf Tepi. [Online]. Tersedia :


http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor/Pendamping/Praweda/Biologi/0086
%20Bio%202-9e.htm. [08 Oktober 2014].
Alfiansyah,M. (2011) Bagian dan Fungsi Jaringan Saraf. [Online]. Tersedia :
http://www.sentra-edukasi.com/2011/07/bagian-dan-fungsi-jaringan-saraf.html.
[03 Oktober 2014].
Mareta, Y.N. (2011). Jaringan Tulang. [Online] Tersedia :
http://maretayani.blogspot.com/2011/10/jaringan-tulang.html. [03Oktober 2014]
Sasrawan,H. (2013). Sistem Saraf Pada Manusia. [Online]. Tersedia :
http://hedisasrawan.blogspot.com/2013/04/sistem-saraf-pada-manusia.html.
[ 03 Oktober 2014].
Setiadi, 2007. Anatomi & Fisiologi Manusia. Graha Ilmu : Yogyakarta.

81

Anda mungkin juga menyukai