Jenis
Jenis
Secara umum teradapat dua macam pondasi,yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam.Pondasi
dangkal dipakai pada bangunan di tanah-tanah yang keras atau bangunan-bangunan
sederhana.Termasuk di dalam jenis pondasi ini antara lain pondasi batu kali setempat,pondasi
lajur batu kali,pondasi tapak/pelat setempat (beton),pondasi lajur (beton),pondasi strouspile,dan
pondasi tiang pancang kayu.
Untuk menghindari terjadinya penurunan setempat (Salah satu tempat kolom) pada pondasi
maka di atas pondasi perlu diikatkan dengan beton sloof yang berfungsi sebagai penahan
resapan atau rembesan air tanah ke dinding bangunan serta penahan bangunan.Adanya beton
sloof akan membuat penurunan terjadi bersama-sama (bukan penurunan setempat).Ini
disebabkan fungsi sloof juga sebagai beton pengikat.
Dalam artikel ini akan dibahas jenis pondasi dangkal seperti pondasi lajur batu kali,pondasi
tapak/pelat beton,dan pondasi strouspile serta jenis pondasi dalam seperti pondasi tiang
pancang,pondasi sumuran,pondasi borpile.
Jenis Pondasi
Telah disebutkan bahwa ada banyak jenis pondasi yang dapat dipilih.Agar dapat mempermudah
pemahamannya,secara terpisah akan dijelaskan masing-masing jenis pondasi tersebut,baik cara
menghitung volume maupun keuntungan dan kerugian pemanfaatannya.
Pondasi ini digunakan untuk bangunan-bangunan sederhana pada tanah asli yang cukup
baik.Biasanya kedalaman pondasi antara 60-80 cm dengan lebar tapak sama dengan
tingginya.Kebutuhan bahan baku untuk pondasi ini adalah batu belah (batu kali/gunung),pasir
pasang,dan semen PC(semen abu-abu)
Adapun cara menghitung volume pondasi lajur pasangan batu kali ini sebagai berikut:
Setelah diperoleh volume pondasi dalam satuan m3,selanjutnya dihitung jumlah kebutuhan
bahan atau materialnya untuk setiap m3.Diasumsikan bahwa adukan yang digunakan untuk
setiap m3 adalah 1 bagian semen PC : 3 bagian pasir sehingga diperoleh
Batu belah sebanyak 1,2 m3
Pasir pasang sebanyak 0,324 m3
Semen PC sebanyak 4,32 sak
Ada beberapa kelebihan yang dapat diperoleh bila menggunakan jenis pondasi lajur pasangan
batu kali,yaitu
Mudah pelaksanaanya
Cepat waktu pengerjaanya,dan
Mudah mendapatkan batu belah (umumnya untuk wilayah Pulau Jawa).
Selain kelebihannya,juga ada beberapa kekurangan yang sering dihadapi bila menggunakan jenis
pondasi lajur pasangan batu,yaitu:
Pondasi yang biasa digunakan untuk bangunan bertingkat atau bangunan di atas tanah lembek
adalah pondasi tapak atau pondasi pelat beton bertulang yang dipasang tepat di bawah kolom
atau tiang dengan kedalaman sampai padah tanah keras.Pembuatan pondasi ini dapat
dikombinasikan dengan pondasi batu kali atau langsung dengan sloof beton berdimensi tertentu
untuk kepentingan pemasangan dinding.Pondasi ini juga dapat disiapkan untuk bangunan di
tanah sempit yang akan dilakukan pengembangan bangunan ke atas.Jenis bahan atau material
untuk pembuatan pondasi pelat beton adalah batu pecah (split 2/3),pasir beton,semen PC (semen
abu-abu),besi beton,dan papan kayu untuk bekisting atau cetakan.
Cara menghitung beton pondasi pelat beton setempat adalah sebagai berikut.
Bila pasir dan split berkualitas baik,minimal mutu betonnya dapat mencapai K175. K merupakan
simbol kekuatan karakteristik beton,Misalnya K125,K175,K225, dan seterusnya.Adapun
kebutuhan bahan per m3 pondasi pelat beton bertulang dengan adukan 1 semen : 2 pasir : 3 split
adalah
Perhitungan kebutuhan besi dan kayu dapat dilakukan dengan cara berikut.
Untuk menghitung kebutuhan besi,perlu disimak terlebih dahulu gambar detail potongan pondasi
pelat beton tipe 1.
Panjang besi pada masing-masing lajur identik dengan keliling penampang pondasi pada gambar
penampilan pondasi.Kemudian lebar tapak pondasi,dibagi dengan jarak besi (antara 15-20 cm)
lalu dihitung jumlahnya dan dikalikan dengan panjang besi dari masing-masing penampang.Bila
diameter besinya tidak dihitung maka perhitungan konstruksi sebaiknya mempergunakan besi 12
mm dengan jarak dari lajur satu ke lajur lainnya adalah 15 cm ke arah mendatar maupun
melintang.Untuk mencari jumlah kebutuhan besi dalam satuan buah,panjang satu lajur besi
dibagai dengan 12 karena panjang besi di pasaran adalah 12 m.Bila akan menghemat pembelian
besi,panjang besi perlu dikurangi dengan tebal selimut beton 2,5 - 5 cm untuk bagian kanan dan
kiri.Perlu diingat Pondasi tapak sangat cocok diterapkan untuk bangunan rumah bertingkat
Pada pondasi pelat bertulang setempat,kayu dibaut segi empat hanya untuk menahan coran atau
adukan semen saja.Ketinggian bidang segi empat ini sama dengan ketebalan pelat beton.Dengan
demikian,bila lebar pondasi tapaknya 1,2 m x 1,2 m kebutuhan kayunya adalah papan ukuran 2
cm x 20 cm sebanyak 4,9 m.Angka ini diperoleh dari (1,25 m x 2 bh) + (1,2 m x 2 bh)=4,9
m.Sementara angka 1,25 m diperoleh dari 1,2 m + 5 cm untuk bidang pemakuan.Dengan
demikian,ukuran dalam bidang tersebut tetap 1,2m.
Bila menggunakan jenis pondasi pelat beton setempat,ada beberapa kelebihan yang dapat
diperoleh,yaitu sebagai berikut:
Selain kelebihannya,juga ada beberapa kekurangan yang sering dihadapi bila menggunakan jenis
pondasi pelat beton setempat,yaitu sebagai berikut:
Harus disiapkan bekisting atau cetakan terlebih dahulu sehingga persiapanya lebih lama.
Diperlukan waktu lama saat pengecoran karena harus menunggu hingga kering sesuai
umur beton.
Tidak semua tukang dapat mengerjakan pembuatan pondasi ini.
Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur
Pekerjaan rangka besi dibuat dari awal saat penggalian tanah sehingga diharapkan selesai
setelah penggalian tanah selesai.
Cara menghitung volume beton untuk pondasi jenis ini adalah sebagai berikut.
Kebutuhan bahan atau material untuk volume 1 m pondasi beton pelat dengan adukan 1 semen :
2 pasir : 3 split adalah
Panjang satu lajur pada gambar penampang pondasi dihitung jumlah besinya sebagai
berikut.Jumlah besi memanjang adalah keliling penampang pondasi dibagi dengan jarak (diambil
15 cm atau 20 cm).Hasilnya dikalikan dengan panjang pondasi lajur.Untuk jumlah kebutuhan
besi yang berfungsi sebagai cincin adalah dengan menghitung jumlah panjang besi per
cincin,identik dengan keliling penampang pondasi dikalikan jumlah cincin.Jumlah cincin
diperoleh dari pembagian panjang pondasi lajur dengan jarak cincin (15 cm atau 20 cm).Bila
diameter besinya tidak dihitung maka perhitungan konstruksi sebaiknya menggunakan besi 12
mm dengan jarak dari lajur satu ke lajur lainnya 15-20 cm ke arah mendatar maupun
vertikal.Untuk mencari jumlah kebutuhan besi dalam satuan buah maka panjang satu lajur besi
dibagi dengan 12.Penggunaan angka 12 disebabkan panjang besi full di pasaran adalah 12
m.Sementara untuk menghemat pembelian besi,keliling penampang pondasi dikurangi tebal
selimut beton 2,5 - 5 cm untuk bagian kanan dan kiri.
Untuk pondasi pelat,dibutuhkan juga kayu selain bes.Kayu ini dibuat berbentuk segi
empat.Penggunaanya untuk menahan coran semen saja.Ketinggian sama dengan tebalnya pelat
beton.Bila pondasi tapaknya berukuran 0,8 m x 12 m maka kebutuhan kayunya adalah papan
berukuran 2 cm x 20 cm.Jumlahnya sebanyak 25,8 m {diperoleh dari (0,9 m x 2 bh ) + (12m x 2
bh)}.Angka 0,9 m diperoleh dari 0,8 m + 10 cm untuk bidang pemakuan sehingga ukuran dalam
tetap sama,yaitu 0,8 m.
Bila menggunakan jenis pondasi beton jaluar atau lajur,ada beberapa kelebihan yang akan
diperoleh,yaitu sebagai berikut.
Selain kelebihannya ,juga ada beberapa kekurangan yang sering dihadapi bila menggunakan
jenis pondasi beton jalur/lajur,yaitu sebagai berikut.
Harus disiapkan bekisting atau cetakan terlebih dahulu sehingga persiapannya lebih lama.
Diperlukan waktu yang lama saat dilakukan pekerjaan selanjutnya karena harus
menunggu kering seseuai umur beton.
Tidak semua tukang dapat mengerjakannya
Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur
Pekerjaan pembesian harus sudah dimulai sejak awal penggalian tanah sehingga dapat
selesai bersamaan dengan selesainya penggalian tanah
Pondasi Sumuran
Pondasi sumuran merupakan jenis pondasi dalam yang dicor di tempat dengan menggunakan
komponen beton dan batu belah sebagai pengisinya.Disebut sumuran karena pondasi ini dimulai
dengan penggalian tanah berdiameter 60-80 cm seperti menggali sumur.Kedalaman pondasi
sumuran dapat mencapai 8 m.Pada bagian atas pondasi yang mendekat sloof,digunakan sedikit
pembesian.Pondasi jenis ini digunakan bila lokasi pembangunan cukup jauh dan tidak
memungkinkan untuk tansportasi pengangkutan tiang pancang.Hanya saja pondasi jenis ini
sangan jarang digunakan.Selain boros adukan beton, hasil coran beton di tempat yang dalam juga
sulit di kontrol.
Cara menghitung volume beton untuk pondasi jenis ini adalah dengan rumus lingkaran dikalikan
kedalamannya,yaitu
V=3,14 x r x t
Keterangan:r=jari-jari lingkaran sumur
t=Kedalaman pondasi
V=Volume
Untuk kebutuhan besi,dibuat sketsa atau gambar lingkaran lalu dicari kelilingnya (2 x 3,14 x
diameter lingkaran) dan dibagi dengan jarak besi (biasanya 15-20 cm) kemudian dikalikan
dengan dalamnya pondasi beton.Untuk keliling cincin,panjang besi yang diperlukan diperoleh
dari keliling lingkaran penampang pondasi dikalikan dengan jumlah cincin yang didapat dari
panjang pondasi beton sumuran,lalu dibagi dengan jarak cincin (antara 15-20 cm).Adapun
penghitungan kebutuhan atau material untuk pondasi sumuran dari batu belah dengan adukan 1
semen PC : 3 pasir adalah
Kelebihan kekurangan
Bila menggunakan jenis pondasi sumuran,ada beberapa kelebihan yang diperoleh,yaitu sebagai
berikut.
Sebagai alternatif penggunaan pondasi dalam bila material batu dari alam cukup banyak
dan tidak memungkinkan pengangkutan tiang pancang
Tidak diperlukan alat berat
Biaya lebih murah untuk tempat tertentu.
Selain kelebihannya,juga ada beberapa kekurangan yang sering dihadapi bila menggunakan jenis
pondasi sumuran,yaitu sebagai berikut.
Hasil pasangan pondasi di bagian dalamnya tidak dapat dikontrol karena batu dan adukan
dilempar dari atas dengan menggunakan perasaan.
Pemakaian bahan atau material boros
Tidak tahan terhadap gaya horisontal karena tidak ada tulangan
Sangat sulit digunakan untuk tanah lumpur karena sulit dalam penggaliannya.
Pondasi strouspile termasuk kategori pondasi dangkal,tetapi digunakan untuk beban yang tidak
terlalu berat,misalnya untuk rumah tinggal atau bangunan dengan bentang antarkolom tidak
panjang.Cara kerja pemasangan pondasi ini adalah pengeboran tanah dengan diameter sesuai
perhitungan struktur diameter pondasi,selanjutnya digunakang casing dari pipa PVC yang dicor
sambil diangkat casing-nya.Casing digunakan pada tanah lembek dan berair.Bila tidak
berair,pengecoran dapat langsung dilakukan tanpa penggunaan casing.Kedalaman pondasi ni
dapat mencapai 5 m.Pondasi ini menggunakan besi tulangan sepanjang dalamnya
pondasi.Biasanya ukuran diameter pondasi yang sering dipakai adalah 20 cm,30 cm,dan 40
cm,tergantung diameter mata bor.Seperti layaknya pondasi tiang pancang,pondasi strouspile ini
pun ditumpu pada dudukan beton (pile cap) yang mengikatkan tulangan pondasi pada kolom dan
sloof.Selain itu,fungsi lain pile cap ini adalah untuk mentransfer tekanan dari beban di atasnya.
Sistem kerja pondasi borpile hampiur sama dengan strouspile.Perbedaanya terletak hanya pada
peralatan bor,pelatan cor,sistem casing dengan teknologi yang lebih modern,serta penggunaanya
untuk jenis pondasi dalam dan di atas dua lantai.
Cara menghitung volume untuk pondasi jenis ini adalah dengan rumus lingkaran dikalikan
kedalamnya,yaitu
V=3,14 x r x t
Keterangan:r = Jari-jari lingkaran
t = Kedalamn pondasi
V = Volume
Kebutuhan bahan atau material untuk volume 1 m beton bertulang pondasi strouspile dengan
adukan 1 semen : 2 pasir : 3 split adalah.
Untuk kebutuhan basi,dibuat sketsa atau gambar lingkaran yang kemudian dicari nilai
kelilingnya (2 x 3,14 x diameter lingkaran).Selanjutnya nilai tersebut dibagi dengan jarak besi
(biasanya 10 cm)dan dikalikan dengan dalam pondasi betonnya.Untuk keliling cincin kebutuhan
panjang besi diperoleh dari keliling lingkaran penampang pondasi dikalikan dengan jumlah
cincin yang didapat dari panjang pondasi beton strous sumuran dibagi dengan jarak cincin
(antara 15-20 cm).Kemudian panjang keseluruhan besi dibagi dengan 12 m (panjang besi
full).Angka yang diperoleh merupakan jumlah besi dengan satuan batang.
Bila menggunakan jenis pondasi strouspile, ada beberapa kelebihan yang diperoleh,yaitu sebagai
berikut.
Selain kelebihannya, juga ada beberapa kekurangan yang sering dihadapi bila menggunakan
jenis pondasi strouspile, yaitu sebagai berikut.
Pondasi tiang pancang merupakan suatu konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya
ortogonal ke sumbu tiang dengan cara menyerap lenturan.Pondasi tiang pancang dibuat menjadi
satu kesatuan monolit yang menyatukan pangkal tiang pancang yang terdapat di bawah
konstruksi dengan tumpuan pondasi.
Pelaksanaan pekerjaan pemancangan tiang pancang ini dilakukan dengan alat diesel
hammer.Sistem kerja alat diesel hammer ini adalah dengan pemukulan sehingga dapat
menimbulkan suara keras dan getaran pada daerah sekitar.Itulah sebabnya pemancanagan jenis
pondasi ini menjadi permasalahan tersendiri terhadap lingkungannya,belum lagi dengan cara
membawa alat diesel hammer ke tempat pemancangan pondasi yang umumnya menggunakan
truk tronton ber-crane (untuk menaikan dan menurunkan tiang pancang).Namun,sekarang sudah
ada alat pemancangan yang menggunakan sistem pamancangan hydraulic hammer yang beratnya
3-7 ton.
Umumnya ada ukuran tiang pancang,yaitu ukuran kecil (mini pile) dan ukuran besar (maxi pile).
Tiang pancang berukuran kecil digunakan untuk bangunan-bangunan bertingkat rendah dan pada
tanah yang relatif baik.Ukuran dan kekuatan yang ditawarkan adalah sebagai berikut.
Bentuk penampang segi tiga:berukuran 28 yang mampu menopang tekanan beban 25-30
ton dan berukuran 32 yang mampu menopang tekanan beban 35-40 ton.
Bentuk penampang bujur sangkar:berukuran 20 x 20 yang mampu menopang tekanan
beban 30-35 ton dan berukuran 25 x 25 yang mampu menopang tekanan beban 40-50 ton.
Tiang pancang ini berbentuk bulat (spun pile) atau kotak (square pile).Penggunaanya untuk
beban yang besar pada bangunan bertingkat tinggi.Bahkan, untuk ukuran 50 x 50 dapat
menopang beban sampai 500 ton.
Cara sederhana menghitung kebutuhan pondasi tiang pancang dan penampang tiang pancang
adalah dimulai dengan perhitungan bobot bangunan secara kasar sebagai beriktu.Menurut
peraturan pembebanan Indonesia untuk Gedung tahun 1983,beban hidup pada bangunan rumah
tinggal sebesar 200 kg/m; beban hidup pada bangunan perkantoran,pertokoan,dan ruang kelas
sebesar 250 kg/m
; beban mati untuk beton bertulang sebesar 2.400 kg/m; beban mati pasangan bata 1.700
kg/m;beban mati kayu 1.0000 kg/m.Selanjutnya dihitung luas bangunan luas bangunan dan
dikalikan dengan beban hidup sesuai peruntukan bangunanya, lalu ditambah dengan volume
beton dan volume bata.Angka yang diperoleh angka 1.000 ton dengan jumlah kolom atau tiang
20 buah sehingga secara kasar masing-masing kolom dapat menahan beban 25 ton.Dengan
demikian,pondasi tiang pancang yang digunakan adalah tipe mini pile berukuran 28 sebanyak
satu buah.Bila beban yang dipukul 50 ton maka tiang pancang yang digunakan sebanyak dua
buah,demikian seterusnya.
Perlu diperhatikan bahwa pekerjaan pemukulan tiang pancang dapat dihentikan dan dianggap
sudah mencapai tanah keras bila pada sepuluh kali pukulan terakhir tiang pancangnya yang
masuk ke tanah tidak lebih dari 2 cm.
Ada beberapa kelebihan yang dapat diperoleh bila menggunakan jenis pondasi tiang pancang,
yaitu sebagai berikut.
Selain Kelebihannya,ada beberapa kekurangan yang sering dihadapi pada penggunaan pondasi
tiang pancang, yaitu sebagai berikut.
Untuk daerah yang berada di dalam gang kecil,pengerjaanya sulit dilakukan karena faktor
angkutan.
Penggunaanya baru pada daerah perkotaan sekitarnya.
Bila digunakan di luar daerah perkotaan, biasanya volume sedikit sehingga harganya
akan menjadi jauh lebih mahal.
Proses pemancangan akan menimbulkan getaran dan kebisingan sehingga sangat
mengganggu lingkungan sekitarnya.
Keuntungan dan kerugian menurut teknis pemasangan teknik
Pondasi tiang pancang ada dua macam, yaitu tiang pancang buatan pabrik dan tiang pancang
yang dicor di lokasi.
Keuntungan:
Hasilnya dapat lebih diandalkan karena tiang pancang dibuat di pabrik dengan
pemeriksaan kualitas yang berat.
Pelaksanaan pemancangan relatif lebih cepat,terutama untuk tiang baja yang walaupun
lapisan antara cukup keras tetap masih dapat ditembus sehingga pemancangan ke lapisan
tanah keras masih dapat dilakukan
Persediaan tiang di pabrik cukup banyak sehingga mudah diperoleh, kecuali bila
diperlukan ukuran khusus.
Biaya pemancangan tetap rendah walaupun untuk pekerjaan pemancangan yang kecil.
Daya dukung dapat diperkirakan berdasarkan rumus tiang pancang sehingga pengawasan
pekerjaan konstruksinya menjadi lebih mudah.
Dengan cara pemukulan,daya dukung tanah beban vertikal sangan cocok dipertahankan.
Kerugian:
Keuntungan:
Cocok diaplikasikan di daerah yang padat penduduk karena getaran dan kegaduhan pada
saat pemancangan sangat kecil.
Dapat dibuat tiang yang lurus dengan diameter besar dan juga lebih panjang karena tanpa
sambungan.
Diameter tiang biasanya lebih besar daripada tiang pracetak dan daya dukung setiap tiang
pun lebih besar sehingga beton tumpuan (pile cap ) dapat dibuat lebih kecil.
Tanah galian dapat diamati secara langsung,terutama mengenai sifat-sifat tanah pada
berlawanan putaran jam.
Pengaruh jelek terhadap bangunan di dekatnya cukup kecil.
Kerugian:
Dalam banyak hal,beton dari tubuh tiang diletakkan di bawah air sehingga kualitasnya
pada saat selesai dibuat lebih rendah dari tiang pracetak.
Pemeriksaan kualitas tiang hanya dapat dilakukan secara tidak langsung.
Dikhawatirkan adukan beton akan bercampur dengan runtuhan tanah saat dituangkan
sehingga perlu penuangan secara hati-hati dan saksama sesaat setelah penggalian tanah.
Terkadang terjadi tiang pendukung kurang sempurna karena adanya lumpur yang
tertimbun di dasar walaupun penetrasi hingga ke tanah pendukung pondasi dianggap
telah terpenuhi.
Biayanya tinggi walaupun untuk pekerjaan yang kecil karena diameter tiang cukup besar
sehingga diperlukan banyak adonan beton.
Lokasi pemancangan menjadi kotor karena pemasangan tiangnya dengan cara diputar
berlawanan tanah yang telah dibor atau digali
Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya
kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya.
Kebutuhan bahan baku untuk pondasi ini adalah :
- Batu belah (batu kali/guning)
- Pasir pasang
- Semen PC (abu-abu).
Kelebihan :
Kekurangan :
Pondasi yang biasa digunakan untuk bangunan bertingkat atau bangunan di atas tanah lembek. Pondasi
ini terbuat dari beton bertulang dan letaknya tepat di bawah kolom/tiang dan kedalamannya sampai
pada tanah keras.
Pondasi tapak ini dapat dikombinasikan dengan pondasi batu belah/kali. Pengaplikasiannya juga dapat
langsung menggunakan sloof beton dengan dimensi tertentu untuk kepentingan pemasangan dinding.
Pondasi ini juga dapat dipersiapkan untuk bangunan di tanah sempit yang akan dikembangkan ke atas.
Kebutuhan Bahannya adalah:
- Batu pecah / split (2/3)
- Pasir beton
- Semen PC
- Besi beton
- Papan kayu sebagai bekisting (papan cetakan)
Kelebihan :
Kekurangan :
Harus dipersiapkan bekisting atau cetakan terlebih dulu (Persiapan lebih lama).
Diperlukan waktu pengerjaan lebih lama (harus menunggu beton kering/ sesuai umur beton).
Tidak semua tukang bisa mengerjakannya.
Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur.
Pekerjaan rangka besi dibuat dari awal dan harus selesai setelah dilakukan galian tanah.
3. Pondasi Pelat Beton Lajur
Pondasi pelat beton lajur atau jalur digunakan bila luas penampang yang menggunakan pondasi pelat
setempat terlalu besar. Karena itu luas penampang tersebut dibagi dengan cara memanjangkan lajur
agar tidak terlalu melebar
Pondasi ini lebih kuat jika dibanding dua jenis pondasi dangkal lainnya. Ini disebabkan seluruhnya
terbuat dari beton bertulang. Harganya lebih murah dibandingkan dengan pondasi batu kali untuk
bangunan rumah bertingkat.
Ukuran lebar pondasi pelat lajur sama dengan lebar bawah pondasi batu kali, yaitu 70 - 120 cm. Ini
disebabkan fungsi pondasi pelat lajur adalah menggantikan pondasi batu belah bila batu belah sulit
didapat, atau memang sudah ada rencana pengembangan rumah ke atas.
Kelebihan :
Kekurangan :
Harus dipersiapkan bekisting atau cetakan terlebih dulu (Persiapan lebih lama).
Diperlukan waktu pengerjaan lebih lama (harus menunggu beton kering/ sesuai umur beton).
Tidak semua tukang bisa mengerjakannya.
Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur.
Pekerjaan rangka besi dibuat dari awal dan harus selesai setelah dilakukan galian tanah.
4. Pondasi Sumuran
Pondasi sumuran adalah jenis pondasi dalam yang dicor di tempat dengan menggunakan komponen
beton dan batu belah sebagai pengisinya. Disebut pondasi sumuran karena pondasi ini dimulai dengan
menggali tanah berdiameter 60 - 80 cm seperti menggali sumur. Kedalaman pondasi ini dapat
mencapai 8 meter.
Pada bagian atas pondasi yang mendekati sloof, diberi pembesian untuk mengikat sloof. Pondasi jenis
ini digunakan bila lokasi pembangunannya jauh sehingga tidak memungkinkan dilakukan transportasi
untuk mengangkut tiang pancang.
Walaupun lokasi pembangunan memungkinkan, pondasi jenis ini jarang digunakan. Selain boros adukan
beton, penyebab lainnya adalah sulit dilakukan pengontrolan hasil cor beton di tempat yang dalam.
Kelebihan :
Alternatif penggunaan pondasi dalam, jika material batu banyak dan bila tidak dimungkinkan
pengangkutan tiang pancang.
Tidak diperlukan alat berat.
Biayanya lebih murah untuk tempat tertentu.
Kekurangan :
Bagian dalam dari hasil pasangan pondasi tidak dapat di kontrol (Karena batu dan adukan
dilempar/ dituang dari atas)
Pemakaian bahan boros.
Tidak tahan terhadap gaya horizontal (karena tidak ada tulangan).
Untuk tanah lumpur, pondasi ini sangat sulit digunakan karena susah dalam menggalinya.
Jenis-Jenis Pondasi
Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik.
Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya.
Kebutuhan bahan baku untuk pondasi ini adalah :
Kelebihan :
Kekurangan :
Pondasi yang biasa digunakan untuk bangunan bertingkat atau bangunan di atas tanah lembek.
Pondasi ini terbuat dari beton bertulang dan letaknya tepat di bawah kolom/tiang dan kedalamannya
sampai pada tanah keras.
Pondasi tapak ini dapat dikombinasikan dengan pondasi batu belah/kali. Pengaplikasiannya juga
dapat langsung menggunakan sloof beton dengan dimensi tertentu untuk kepentingan pemasangan
dinding. Pondasi ini juga dapat dipersiapkan untuk bangunan di tanah sempit yang akan dikembangkan
ke atas.
Kebutuhan Bahannya adalah:
Kelebihan :
Kekurangan :
Harus dipersiapkan bekisting atau cetakan terlebih dulu (Persiapan lebih lama).
Diperlukan waktu pengerjaan lebih lama (harus menunggu beton kering/ sesuai umur beton).
Tidak semua tukang bisa mengerjakannya.
Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur.
Pekerjaan rangka besi dibuat dari awal dan harus selesai setelah dilakukan galian tanah.
Pondasi ini lebih kuat jika dibanding dua jenis pondasi dangkal lainnya. Ini disebabkan
seluruhnya terbuat dari beton bertulang. Harganya lebih murah dibandingkan dengan pondasi batu kali
untuk bangunan rumah bertingkat.
Ukuran lebar pondasi pelat lajur sama dengan lebar bawah pondasi batu kali, yaitu 70 - 120 cm. Ini
disebabkan fungsi pondasi pelat lajur adalah menggantikan pondasi batu belah bila batu belah sulit
didapat, atau memang sudah ada rencana pengembangan rumah ke atas.
Kelebihan :
Kekurangan :
Harus dipersiapkan bekisting atau cetakan terlebih dulu (Persiapan lebih lama).
Diperlukan waktu pengerjaan lebih lama (harus menunggu beton kering/ sesuai umur beton).
Tidak semua tukang bisa mengerjakannya.
Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur.
Pekerjaan rangka besi dibuat dari awal dan harus selesai setelah dilakukan galian tanah.
4. Pondasi Sumuran
Pondasi sumuran adalah jenis pondasi dalam yang dicor di tempat dengan menggunakan
komponen beton dan batu belah sebagai pengisinya. Disebut pondasi sumuran karena pondasi ini
dimulai dengan menggali tanah berdiameter 60 - 80 cm seperti menggali sumur. Kedalaman pondasi ini
dapat mencapai 8 meter.
Pada bagian atas pondasi yang mendekati sloof, diberi pembesian untuk mengikat sloof.
Pondasi jenis ini digunakan bila lokasi pembangunannya jauh sehingga tidak memungkinkan
dilakukan transportasi untuk mengangkut tiang pancang.
Walaupun lokasi pembangunan memungkinkan, pondasi jenis ini jarang digunakan. Selain boros adukan
beton, penyebab lainnya adalah sulit dilakukan pengontrolan hasil cor beton di tempat yang dalam.
Kelebihan :
Alternatif penggunaan pondasi dalam, jika material batu banyak dan bila tidak dimungkinkan
pengangkutan tiang pancang.
Tidak diperlukan alat berat.
Biayanya lebih murah untuk tempat tertentu.
Kekurangan :
Bagian dalam dari hasil pasangan pondasi tidak dapat di kontrol (Karena batu dan adukan
dilempar/ dituang dari atas)
Pemakaian bahan boros.
Tidak tahan terhadap gaya horizontal (karena tidak ada tulangan).
Untuk tanah lumpur, pondasi ini sangat sulit digunakan karena susah dalam menggalinya.
Pondasi strauss pile ini termasuk kategori pondasi dangkal. Pondasi jenis ini biasanya digunakan
pada bangunan yang bebannya tidak terlalu berat, misalnya untuk rumah tinggal atau bangunan lain
yang memiliki bentang antar kolom tidak panjang.
Strauss Pile
Cara kerja pemasangan pondasi ini adalah dengan mengebor tanah berdiameter sesuai
perhitungan struktur diameter pondasi. Setelah itu digunakan cassing dari pipa PVC yang di cor sambil
diangkat cassing-nya. Cassing digunakan pada tanah lembek dan berair. Jika tanah keras dan tidak
berair, pondasi dapat langsung di cor tanpa cassing.
Kedalaman pondasi ini dapat mencapai 5 meter dengan mengunakan besi tulangan sepanjang
dalamnya pondasi. Biasanya ukuran pondasi yang sering dipakai adalah diameter 20 cm, 30 cm, dan 40
cm, sesuai dengan tersedianya mata bor. Seperti layaknya pondasi tiang, maka pondasi strauss ini
ditumpu pada dudukan beton (pile cap). Fungsi dudukan beton adalah mengikatkan tulangan pondasi
pada kolom dan sloof. Selain itu fungsinya adalah untuk transfer tekanan beban di atasnya.
Untuk pondasi bored pile, system kerjanya hampir sama dengan pondasi strauss pile.
Perbedaannya hanya terletak pada peralatan bor, peralatan cor, dan system cassing yang menggunakan
teknologi lebih modern. Pondasi ini digunakan untuk jenis pondasi dalam dan di atas 2 lantai.
Kelebihan :
Kekurangan :
Pondasi tiang pancang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya orthogonal
ke sumbu tiang dengan jalan menyerap lenturan. Pondasi tiang pancang dibuat menjadi satu kesatuan
yang monolit dengan menyatukan pangkal tiang pancang yang terdapat di bawah konstruksi dengan
tumpuan pondasi.
Permasalahan lain adalah cara membawa diesel hammer kelokasi pemancangan harus
menggunakan truk tronton yang memiliki crane. Crane berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan.
Namun saat ini sudah ada alat pancang yang menggunakan system hidraulik hammer dengan berat 3 7
ton.
Pekerjaan pemukulan tiang pancang dihentikan dan dianggap telah mencapai tanah keras jika
pada 10 kali pukulan terakhir, tiang pancang masuk ke tanah tidak lebih dari 2 cm.
Berikut ini cara sederhana untuk menghitung kebutuhan pondasi tiang pancang dan
penampang tiang pancang yang akan digunakan :
Misalnya didapat brosure produk tiang pancang segitiga ukuran 25/25. Jika daya dukung setiap tiangnya
mencapai 2 ton maka berapakah jumlah tiang dalam setiap kolomnya?
Denah bangunan dibagi-bagi di antara kolom-kolom untuk mengetahui berat yang harus dipikul
setiap pondasi. Dapat juga semua luas denah bangunan dijumlahkan kemudian dibagi ke dalam
beberapa titik pondasi dalam setiap kolomnya. Cara kedua ini memiliki kelemahan karena beban
di pinggir kolom tentu saja berbeda dengan beban di tengah.
Selanjutnya total volume beton dikalikan dengan berat jenis beton, volume lantai dikalikan berat
jenis lantai, demikian seterusnya untuk tembok, kayu, genteng, dan sebagainya. Hasilnya
dijumlahkan sehingga diperoleh berat = X ton.
Selain itu juga dihitung jumlah beban hidup untuk jenis bangunan tersebut. Misalnya beban
rumah tinggal 200 Kg/m2. Sehingga diperoleh 200 kg dikalikan dengan seluruh luas lantai,
misalnya Y ton.
Jumlah semua beban tersebut yaitu : X ton + Y ton. Misalnya, hasil penjumlahannya 48 ton.
Dengan demikian kebutuhan tiang pancang adalah 48 ton : 25 ton atau sekitar dua buah tiang
pancang pada satu titik kolom. Jadi jumlah tiang pancang untuk bangunan tersebut adalah hasil
perkalian antara jumlah kolom dengan dua titik pancang.
Hasil tersebut hanya untuk sebuah tiang pancang yang ukurannya 6 meter setiap batangnya.
Bila kedalaman tanah keras adalah 9 meter, maka diperlukan dua buah tiang pancang per
titiknya.
Hitungan sederhana tersebut mengabaikan daya dukung tanah hasil laboratorium dan daya
lekat tanah si sepanjang tiang pancang. Bila hal tersebut dihitung, jumlah tiang pancang tentu
akan berkurang. Bahkan cara perhitungannya tidak sesederhana hitungan di atas.
Berbagai ukuran tiang pancang yang ada pada intinya dapat dibagi dua, yaitu :
MINIPILE dan MAXIPILE.
Tiang pancang berukuran kecil ini digunakan untuk bangunan-bangunan bertingkat rendah dan tanah
relative baik. Ukuran dan kekuatan yang ditawarkan adalah:
- Tiang pancang berbentuk penampang segitiga berukuran 28 mampu menopang beban 25 30 ton
- Tiang pancang berbentuk penampang segitiga berukuran 32 mampu menopang beban 35 40 ton.
- Tiang pancang berbentuk bujur sangkar berukuran 20x20 mampu menopang tekanan 30 35 ton
- Tiang pancang berbentuk bujur sangkar berukuran 25 x 25 mampu menopang tekanan 40 50 ton.
Tiang pancang ini berbentuk bulat (spun pile) atau kotak (square pile). Tiang pancang ini digunkan untuk
menopang beban yang besar pada bangunan bertingkat tinggi. Bahkan untuk ukuran 50x50 dapat
menopang beban sampai 500 ton.
Kelebihan :
- Karena dibuat dengan system pabrikasi, maka mutu beton terjamin.
- Bisa mencapai daya dukung tanah yang paling keras.
- Daya dukung tidak hanya dari ujung tiang, tetapi juga lekatan pada sekeliling tiang.
- Pada penggunaan tiang kelompok atau grup (satu beban tiang ditahan oleh dua atau lebih tiang),
daya dukungnya sangat kuat.
- Harga relative murah bila dibanding pondasi sumuran.
Kekurangan :
- Untuk daerah proyek yang masuk gang kecil, sulit dikerjakan karena factor angkutan.
- Sistem ini baru ada di daerah kota dan sekitarnya.
- Untuk daerah dan penggunaan volumenya sedikit, harganya jauh lebih mahal.
- Proses pemancangan menimbulkan getaran dan kebisingan.
Keuntungan:
Karena tiang dibuat di pabrik dan pemeriksaan kwalitas sangat ketat, hasilnya lebih dapat
diandalkan.
Pelaksanaan pemancangan relative cepat, terutama untuk tiang baja. Walaupun lapisan antara
cukup keras, lapisan tersebut masih dapat ditembus sehingga pemancangan ke lapisan tanah
keras masih dapat dilakukan.
Persediaannya culup banyak di pabrik sehingga mudah diperoleh, kecuali jika diperlukan tiang
dengan ukuran khusus.
Untuk pekerjaan pemancangan yang kecil, biayanya tetap rendah.
Daya dukungnya dapat diperkirakan berdasar rumus tiang pancang sehingga
pekerjaankonstruksinya mudah diawasi.
Cara pemukulan sangat cocok untuk mempertahankan daya dukung beban vertical.
Kerugian :
Karena pekerjaan pemasangannya menimbulkan getaran dan kegaduhan maka pada daerah
yang berpenduduk padat akan menimbulkan masalah di sekitarnya.
Untuk tiang yang panjang, diperlukan persiapan penyambungan dengan menggunakan
pengelasan (untuk tiang pancang beton yang bagian atas atau bawahnya berkepala baja). Bila
pekerjaan penyambungan tidak baik, akibatnya sangat merugikan.
Bila pekerjaan pemancangan tidak dilaksanakan dengan baik, kepala tiang cepat hancur.
Sebaiknya pada saat dipukul dengan palu besi, kepala tiang dilapisi denga kayu.
Bila pemancangan tidak dapat dihentikan pada kedalaman yang telah ditentukan, diperlukan
perbaikan khusus.
Karena tempat penampungan di lapangan dalam banyak hal mutlak diperlukan maka harus
disediakan tempat yang cukup luas.
Tiang-tiang beton berdiameter besar sangat berat, sehingga sulit diangkut atau dipasang. Karena
itu diperlukan mesinpemancang yang besar.
Untuk tiang-tiang pipa baja, diperlukan tiang yang tahan korosi.
Keuntungan:
Karena pada saat melaksanakan pekerjaan hanya terjadi getaran dan keriuhan yang sangat kecil
maka pondasi ini cocok untuk pekerjaan pada daerah yang padat penduduknya.
Karena tanpa sambungan, dapat dibuat tiang yang lurus dengan diameter besar dan lebih
panjang.
Diameter tiang ini biasanya lebih besar daripada tiang pracetak atau pabrikan.
Daya dukung sstiap tiang lebih besar sehingga beton tumpuan (Pile cap) dapat dibuat lebih kecil.
Selain cara pemboran di dalam arah berlawanan dengan putaran jam, tanah galian dapat
diamati secara langsung dan sifat-sifat tanah pada lapisan antara atau pada tanah pendukung
pondasi dapat langsung diketahui.
Pengaruh jelek terhadap bangunan di dekatnya cukup kecil.
Kerugian :
Dalam banyak hal, beton dari tubuh tiang diletakkan di bawah air dn kualitas tiang yang sudah
selesai lebih rendah dari tiang-tiang pracetak atau pabrikan. Disamping itu, pemeriksaan kualitas
hanya dapat dilakukan secara tidak langsung.
Ketika beton dituangkan, dikawatirkan adukan beton akan bercampur dengan reruntuhan
tanah. Oleh karena itu, beton harus segera dituangkan dengan seksama setelah penggalian
tanah dilakukan.
Walaupun penetrasi sampai ke tanah pendukung pondasi dianggap telah terpenuhi, terkadang
tiang pendukung kurang sempurna karena ada lumpur yang tertimbun di dasar.
Karena diameter tiang cukup besar dan memerlukan banyak beton, maka untuk pekerjaan yang
kecil dapat mengakibatkan biaya tinggi.
Karena pada cara pemasangan tiang yang diputar berlawanan arah jarum jam menggunakan air
maka lapangan akan menjadi kotor. Untuk setiap cara perlu dipikirkan cara menangani tanah
yang telah dibor atau digali.
Pondasi batu kali setempat
Pondasi lajur batu kali
Pondasi tapak atau plat beton setempat
Pondasi beton lajur
Pondasi Strauss
Pondasi tiang pancang kayu
Pondasi telapak/umpak
Pondasi telapak adalah jenis pondasi sederhana yang telah digunakan oleh masyarakat indonesia
sejak zaman dulu. Pondasi ini terbuat dari batuan padas atau keras yang digali oleh masyarakat
setempat di daerah-daerah tertentu, bahkan tak jarang yang menggunakanbatu padas bekas
reruntuhan candi.
Sistem kerja pondasi ini menerapkan sistem tanam. Jadi pondasi telapak ini menahan kolom
yang tertanam di dalamnya sehingga tidak masuk dalam tanah.
Pondasi pelat beton lajur atau jalur digunakan bila luas penampang yang menggunakan pondasi
pelat setempat terlalu besar. Karena itu luas penampang tersebut dibagi dengan cara
memanjangkan lajur agar tidak terlalu melebar.Ukuran lebar pondasi pelat lajur sama dengan
lebar bawah pondasi batu kali, yaitu 70 120 cm. Ini disebabkan fungsi pondasi pelat lajur
adalah menggantikan pondasi batu belah bila batu belah sulit didapat, atau memang sudah ada
rencana pengembangan rumah ke atas.
Pondasi Tiang (Pile)
Pondasi tiang adalah pondasi dengan membenamkan tiang beton bertulang ke dalam tanah
dengan kedalaman 5-8 meter. Penampang tiang betonnya ada beberapa jenis penampang, mulai
dari segitiga, persegi, atau pun bulat. Berikut adalah jenis pondasi yang termasuk Pondasi tiang :
a. Pondasi sumuran
seperti namanya pondasi ini dikerjakan seperti menggali sumur berdiameter 60-80, lalu dicor
dengan material beton dan batu kali.
b.Pondasi bor pile dan straus pile
Pondasi ini membenamkan beton bertulang ke dalam tanah dengan cara melakukan pengeboran
ke tanah, lalu dpasangkan bekisting dengan penampang lingkaran, kemudian dicor. Diameter
tiang straus pile lebih kecil dan pengeborannya dengan alat sederhana, sedangkan bore pile
diameter tiangnya lebih besar dan pengeborannya menggunakan mesin bor
c. .Pondasi tiang pancang
Pondasi berikut ini merupakan pondasi yang banyak digunakan untuk pembangunan gedung
berlantai banyak seperti Apartment, Kondominium, Rent Office dan sebagainya. Pondasi ini
hampir sama dengan pondasi bored pile. Namun pondasi tiang pancang memiliki kekuatan yang
lebih besar dibandingkan dengan pondasi bored pile.
Pelaksanaan pekerjaan pemancangan menggunakan diesel hammer. Sistem kerja diesel Hammer
adalah dengan pemukulan sehingga dapat menimbulkan suara keras dan getaran pada daerah
sekitar. Itulah sebabnya cara pemancangan pondasi ini menjadi permasalahan tersendiri pada
lingkungan sekitar.
Pekerjaan pemukulan tiang pancang dihentikan dan dianggap telah mencapai tanah keras jika
pada 10 kali pukulan terakhir, tiang pancang masuk ke tanah tidak lebih dari 2 cm.
Terimakasih sudah mengunjungi blog ini semoga artikel ini bermanfaat buat para pembaca
sekalian.
sampai bertemu dilain kesempatan