Anda di halaman 1dari 10

HERNIA

Daniel Pratama

11-2009-249

Dokter Pembimbing :

Dr. Trijoko Sp. B

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KEDOKTERAN KRISTEN KRIDA WACANA

JAKARTA
HERNIA

ANATOMIS
Batas regio inguinalis - kanalis inguinalis [1]:
- Kraniolateral : anulus inguinalis internus (bagian terbuka dari fasia transversalis
dan aponeurosis m.transversus abdominis)
- Medial-bawah diatas tuberkulum pubikum : anulus inguinalis eksternus (bagian
terbuka dari aponeurosis m.obliqus eksternus) .
- Atap : aponeurosis m.obliqus eksternus
- Dasar : lig.inguinalis pouparti
Isi kanalis inguinalis [1]:
- Pada wanita : lig.Rotundum
- Pada pria : spermatic cord
Batas Trigonum Hasselbach-dinding posterior inguinal [1]:
- Dasar : Fasia transversa
- Atap : m.obliquus internus
- Medial : tepi m.rectus abdominis
- Lateral : vasa epigastrika inferior
- Bawah : lig.inguinale

Gambar 1. Anatomi daerah inguinalis dikutip dari kepustakaan [2]


Hernia Secara Umum
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui
defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut [1].
Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia. Berdasarkan terjadinya, hernia
dibagi atas hernia bawaan atau kongenital dan hernia dapatan atau akuisita. Hernia diberi
nama menurut letaknya, misalnya diafragma, inguinal, umbilikal, femoral [1].
Menurut sifatnya, hernia dapat disebut hernia reponibel bila isi hernia dapat keluar
masuk. Usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong
masuk ke perut, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus. Bila isi kantong tidak
dapat direposisi kembali ke dalam rongga perut, hernia disebut hernia ireponibel. Ini biasanya
disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong hernia. Tidak ada keluhan
rasa nyeri ataupun tanda sumbatan usus. Hernia disebut hernia inkarserata atau hernia
strangulata bila isinya terjepit oleh cincin hernia sehingga isi kantong terperangkap dan tidak
dapat kembali ke dalam rongga perut. Akibatnya, terjadi gangguan pasase atau vaskularisasi.
Secara klinis, hernia inkarserata lebih dimaksudkan untuk hernia ireponibel dengan gangguan
pasase, sedangkan gangguan vaskularisasi disebut sebagai hernia strangulata. Pada keadaan
sebenarnya, gangguan vaskularisasi telah terjadi pada saat jepitan dimulai, dengan berbagai
tingkat gangguan mulai dari bendungan sampai nekrosis [1].

Gambar 2. Bagian-bagian Hernia dikutip dari kepustakaan [2]

1. Kantong hernia: pada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis; 2. Isi hernia: berupa organ atau
jaringan yang keluar melalui kantong hernia. Pada hernia abdominalis berupa usus; 3. Locus Minoris Resistence
(LMR); 4. Cincin hernia: Merupakan bagian locus minoris resistence yang dilalui kantong hernia; 5. Leher
hernia: Bagian tersempit kantong hernia yang sesuai dengan kantong hernia.
Klasifikasi Hernia Berdasarkan Arah Herniasi
1. Hernia Eksterna
Penonjolannya dapat dilihat dari luar :
a. Hernia Inguinalis Medialis dan Lateralis
b. Hernia Femoralis
c. Hernia Umbilicus
d. Hernia Epigastrica
e. Hernia Lumbalis
f. Hernia Obturatoria
g. Hernia Semilunaris
h. Hernia Perinealis
i. Hernia Ischiadica
2. Hernia Interna

Bila isi hernia masuk ke dalam rongga lain, misalnya cavum thorax, cavum abdomen :
a. Hernia Epiploici Winslowi : Herniasi viscera abdomen melalui foramen
omentale
b. Hernia Bursa Omentalis
c. Hernia Mesenterica
d. Hernia Retroperitonealis
e. Hernia Diafragmatica

Gambar 2. Beberapa Contoh Hernia Eksterna dikutip dari kepustakaan [4]


Hernia Inguinalis

Hernia yang paling sering terjadi (sekitar 75% dari hernia abdominalis) adalah hernia
inguinalis. Hernia inguinalis dibagi menjadi: hernia inguinalis indirek (lateralis), di mana isi
hernia masuk ke dalam kanalis inguinalis melalui locus minoris resistence (annulus inguinalis
internus); dan hernia inguinalis direk (medialis), di mana isi hernia masuk melalui titik yang
lemah pada dinding belakang kanalis inguinalis. Hernia inguinalis lebih banyak terjadi pada
pria daripada wanita, sementara hernia femoralis lebih sering terjadi pada wanita [5].
Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab yang
didapat. Faktor yang dipandang berperan kausal adalah prosesus vaginalis yang terbuka,
peninggian tekanan di dalam rongga perut, dan kelemahan otot dinding perut karena usia.
Tekanan intra abdomen yang meninggi secara kronik seperti batuk kronik, hipertrofi prostat,
konstipasi dan asites sering disertai hernia inguinalis [5].

Gambar 3. Hernia Inguinalis dikutip dari kepustakaan [6]

Hernia juga mudah terjadi pada individu yang kelebihan berat badan, sering
mengangkat benda berat, atau mengedan [1,6,7].
Jika kantong hernia inguinalis lateralis mencapai scrotum maka disebut hernia
skrotalis. Hernia ini harus dibedakan dari hidrokel atau elefantiasis skrotum. Testis yang
teraba dapat dipakai sebagai pegangan untuk membedakannya [1].
Gambar 4. Hernia scrotalis yang berasal dari hernia inguinalis indirek dikutip dari
kepustakaan [5]

PEMERIKSAAN HERNIA

Inspeksi Daerah Inguinal dan Femoral


Meskipun hernia dapat didefinisikan sebagai setiap penonjolan viskus, atau sebagian
daripadanya, melalui lubang normal atau abnormal, 90% dari semua hernia ditemukan di
daerah inguinal. Biasanya impuls hernia lebih jelas dilihat daripada diraba [8].
Pasien disuruh memutar kepalanya ke samping dan batuk atau mengejan. Lakukan
inspeksi daerah inguinal dan femoral untuk melihat timbulnya benjolan mendadak selama
batuk, yang dapat menunjukkan hernia. Jika terlihat benjolan mendadak, mintalah pasien
untuk batuk lagi dan bandingkan impuls ini dengan impuls pada sisi lainnya. Jika pasien
mengeluh nyeri selama batuk, tentukanlah lokasi nyeri dan periksalah kembali daerah itu [8].

Pemeriksaan Hernia Inguinalis


Palpasi hernia inguinal dilakukan dengan meletakan jari pemeriksa di dalam skrotum
di atas testis kiri dan menekan kulit skrotum ke dalam. Harus ada kulit skrotum yang cukup
banyak untuk mencapai cincin inguinal eksterna. Jari harus diletakkan dengan kuku
menghadap ke luar dan bantal jari ke dalam. Tangan kiri pemeriksa dapat diletakkan pada
pinggul kanan pasien untuk sokongan yang lebih baik [8].
Telunjuk kanan pemeriksa harus mengikuti korda spermatika di lateral masuk ke
dalam kanalis inguinalis sejajar dengan ligamentum inguinalis dan digerakkan ke atas ke arah
cincin inguinal eksterna, yang terletak superior dan lateral dari tuberkulum pubikum. Cincin
eksterna dapat diperlebar dan dimasuki oleh jari tangan [8].
Dengan jari telunjuk ditempatkan pada cincin eksterna atau di dalam kanalis
inguinalis, mintalah pasien untuk memutar kepalanya ke samping dan batuk atau mengejan.
Seandainya ada hernia, akan terasa impuls tiba-tiba yang menyentuh ujung atau bantal jari
penderita. Jika ada hernia, suruh pasien berbaring terlentang dan perhatikanlah apakah hernia
itu dapat direduksi dengan tekanan yang lembut dan terus-menerus pada massa itu. Jika
pemeriksaan hernia dilakukan dengan perlahan-lahan, tindakan ini tidak akan menimbulkan
nyeri [8].
Setelah memeriksa sisi kiri, prosedur ini diulangi dengan memakai jari telunjuk kanan
untuk memeriksa sisi kanan. Sebagian pemeriksa lebih suka memakai jari telunjuk kanan
untuk memeriksa sisi kanan pasien, dan jari telunjuk kiri untuk memeriksa sisi kiri pasien.
Cobalah kedua teknik ini dan lihatlah cara mana yang anda rasakan lebih nyaman [8].
Jika ada massa skrotum berukuran besar yang tidak tembus cahaya, suatu hernia
inguinal indirek mungkin ada di dalam skrotum. Auskultasi massa itu dapat dipakai untuk
menentukan apakah ada bunyi usus di dalam skrotum, suatu tanda yang berguna untuk
menegakkan diagnosis hernia inguinal indirek [8].

Transluminasi Massa Skrotum


Jika anda menemukan massa skrotum, lakukanlah transluminasi. Di dalam suatu
ruang yang gelap, sumber cahaya diletakkan pada sisi pembesaran skrotum. Struktur
vaskuler, tumor, darah, hernia dan testis normal tidak dapat ditembus sinar. Transmisi cahaya
sebagai bayangan merah menunjukkan rongga yang mengandung cairan serosa, seperti
hidrokel atau spermatokel [8].
Tabel 1. Diagnosis Banding Pembesaran Skrotum yang Lazim Dijumpai dikutip dari
kepustakaan [8]
Umur Lazim Eritema
Diagnosis (Tahun) Transiluminasi Skrotum Nyeri
Epididimitis Semua umur Tidak Ya Berat
Torsio testis < 35 Tidak Ya Berat
Tumor testis < 35 Tidak Tidak Minimal
Hidrokel Semua umur Ya Tidak Tidak ada
Spermatokel Semua umur Ya Tidak Tidak ada
Hernia Semua umur Tidak Tidak Tidak ada sampai
sedang*
Varikokel > 15 Tidak Tidak Tidak ada
* Kecuali kalau mengalami inkarserasi, di mana nyerinya mungkin berat

PENATALAKSANAAN
1. Konservatif
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian
penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi [1,3,6].
2. Operatif
Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang
rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar operasi hernia
adalah hernioraphy, yang terdiri dari herniotomi dan hernioplasti [1,3,6].
a. Herniotomi
Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya.
Kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi,
kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong [1,3,6].
b. Hernioplasti
Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus
dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplasti lebih penting
artinya dalam mencegah terjadinya residif dibandingkan dengan herniotomi. Dikenal
berbagai metode hernioplasti seperti memperkecil anulus inguinalis internus dengan
jahitan terputus, menutup dan memperkuat fasia transversa, dan menjahitkan
pertemuan m. tranversus internus abdominis dan m. oblikus internus abdominis yang
dikenal dengan nama conjoint tendon ke ligamentum inguinale poupart menurut
metode Bassini, atau menjahitkan fasia tranversa m. transversus abdominis, m.oblikus
internus abdominis ke ligamentum cooper pada metode Mc Vay. Bila defek cukup
besar atau terjadi residif berulang diperlukan pemakaian bahan sintesis seperti
mersilene, prolene mesh atau marleks untuk menutup defek [1,3,6].

PENCEGAHAN
Kelainan kongenital yang menyebabkan hernia memang tidak dapat dicegah, namun
langkah-langkah berikut ini dapat mengurangi tekanan pada otot-otot dan jaringan abdomen:
a. Menjaga berat badan ideal. Jika anda merasa kelebihan berat badan, konsultasikan
dengan dokter mengenai program latihan dan diet yang sesuai.
b. Konsumsi makanan berserat tinggi. Buah-buahan segar, sayur-sayuran dan gandum
baik untuk kesehatan. Makanan-makanan tersebut kaya akan serat yang dapat
mencegah konstipasi.
c. Mengangkat benda berat dengan hati-hati atau menghindari dari mengangkat
benda berat. Jika harus mengangkat benda berat, biasakan untuk selalu menekuk
lutut dan jangan membungkuk dengan bertumpu pada pinggang.
d. Berhenti merokok. Selain meningkatkan resiko terhadap penyakit-penyakit serius
seperti kanker dan penyakit jantung, merokok seringkali menyebabkan batuk kronik
yang dapat menyebabkan hernia inguinalis.

DAFTAR PUSTAKA
1. Sjamsuhidayat R, Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi 2. Jakarta : EGC, 2004.
pp. 519-37
2. Anonim. Hernia. Diunduh dari www.burrill.demon.co.uk . 16 Desember 2010
3. Mulyana S. Hernia inguinalis. Diunduh dari http://medlinux.blogspot.com. 16
Desember 2010.
4. Anonim. Hernia. Diunduh dari http://hernia.tripod.com. 16 Desember 2010.
5. Anonim. Inguinal hernia. Diunduh dari http://en.wikipedia.org. 16 Desember 2010.
6. Anonim. Inguinal hernia. Diunduh dari http://www.mayoclinic.com. 16 Desember
2010.
7. Anonim. What is an inguinal hernia. Diunduh dari http://health.yahoo.com. 16
Desember 2010.
8. Swartz MH. Buku Ajar Diagnostik Fisik. Alih Bahasa : Lukmanto P, Maulany R.F,
Tambajong J. Jakarta : EGC, 1995. pp. 276-8

Anda mungkin juga menyukai