Anda di halaman 1dari 16

PROBLEMATIKA REKAYASA BUDIDAYA TANAMAN

PAPER

Dosen Pengampu :

Ir. Titiek Widyastuti, M.S.

Oleh :

Ahmad Wakidatus Shoim 20160210059

Melinda Narantika Putri 20160210076

Dicky Febryanto 20160210098

Randy Akbar Putra 20160210105

PRODI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

September, 2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

OPT atau kepanjangan dari Organisme Pengganggu Tanaman adalah berbagai


organisme pengganggu tanaman baik yang berbentuk hama, penyakit maupun gulma
dalam bentuk preparat basah, preparat kering, maupun preparat hidup ( Tim Penyusun,
2017). Salah satu organisme , yaitu gulma menyebabkan terjadinya persaingan dalam
memperebutkan kebutuhan hidup dengan tanaman budidaya untuk mendapatkan air,
unsur hara, cahaya, ruang tempat hidup, dan faktor-faktor tumbuh lainnya (Anonim,
2017).
Tanaman atau pohon karet adalah tanaman tahunan yang dapat tumbuh sampai
umur 30 tahun. Habitus tanaman ini merupakan pohon dengan tinggi tanaman dapat
mencapai 15-20 meter. Modal utama dalam pengusahaan tanaman ini adalah batang
setinggi 2,5 meter sampai 3 meter dimana terdapat pembuluh latek. Oleh karena itu
fokus pengelolaan tanaman karet ini adalah bagaimana mengelola batang tanaman ini
seefisien mungkin. Deskripsi untuk pengenalan tumbuhan karet (hevea brasiliensis
muell.arg.) (Anonim, 2013).

Tanaman karet memiliki sifat gugur daun sebagai respon tanaman terhadap
kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan (kekurangan air/kemarau). Pada saat
ini sebaiknya penggunaan stimulan dihindarkan. Daun ini akan tumbuh kembali pada
awal musim hujan (Anonim, 2013).

Tanaman karet juga memiliki sistem perakaran yang ekstensif/menyebar cukup


luas sehingga tanaman karet dapat tumbuh pada kondisi lahan yang kurang
menguntungkan. Akar ini juga digunakan untuk menyeleksi klon-klon yang dapat
digunakan sebagai batang bawah pada perbanyakan tanaman karet (Anonim, 2013).

Tanaman karet memiliki masa belum menghasilkan selama lima tahun (masa
TBM 5 tahun) dan sudah mulai dapat disadap pada awal tahun ke enam. Secara
ekonomis tanaman karet dapat disadap selama 15 sampai 20 tahun (Anonim, 2013).

B. KASUS

Tanaman karet tidak lepas dari organisme pengganggu tanaman. Seperti kasus
yang terjadi di sebuah perkebunan karet yang dimiliki oleh perusahaan swasta
ditengarai pertumbuhannya kurang maksimal karena banyaknya gulma yang tumbuh
pada TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) umur 3 tahun. Mandor kebun telah
mengidentifikasi beberapa gulma yang mengganggu. Diantaranya adalah Imperata
Cylindrica, Mikania Micranta, Melastoma Malabathrium, Chromolaena Odorata,
Lantana Camara, Paspalum Conjugatum.

C. TINJAUAN PUSTAKA

I. OPT
OPT atau kepanjangan dari Organisme Pengganggu Tanaman adalah berbagai
organisme pengganggu tanaman baik yang berbentuk hama, penyakit maupun gulma
dalam bentuk preparat basah, preparat kering, maupun preparat hidup ( Tim
Penyusun, 2017). Salah satu organisme , yaitu gulma menyebabkan terjadinya
persaingan dalam memperebutkan kebutuhan hidup dengan tanaman budidaya untuk
mendapatkan air, unsur hara, cahaya, ruang tempat hidup, dan faktor-faktor tumbuh
lainnya (Anonim, 2017).
II. Tanaman Karet
Menurut anwar (2001), Tanaman karet dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Klasifikasi Tanaman Karet

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Euphorbiales
Famili: Euphorbiaceae
Genus: Hevea
Spesies: Hevea brasiliensis Muell. Arg

Tanaman atau pohon karet adalah tanaman tahunan yang dapat tumbuh sampai
umur 30 tahun. Habitus tanaman ini merupakan pohon dengan tinggi tanaman dapat
mencapai 15-20 meter. Modal utama dalam pengusahaan tanaman ini adalah batang
setinggi 2,5 meter sampai 3 meter dimana terdapat pembuluh latek. Oleh karena itu
fokus pengelolaan tanaman karet ini adalah bagaimana mengelola batang tanaman ini
seefisien mungkin. Deskripsi untuk pengenalan tumbuhan karet (hevea brasiliensis
muell.arg.) (Anonim, 2013)

Tanaman karet sendiri tidak asal tumbuh karena ada persyaratan tumbuhnya.
Diantaranya yaitu dengan Iklim yang tinggi tempatnya 0 sampai 200 m dpl. Dengan
curah hujan 1500 sampai 3000 mm/th. Dengan bulan kering kurang dari 3 bulan dan
kecepatan angin maksimumnya kurang atau sama dengan 30 km/jam. Syarat lainnya
yaitu pada tanah, yang mana kemiringan tanahnya kurang dari 10%, dengan jeluk
efektif lebih dari 100 cm , tekstur tanah terdiri dari lempung berpasir dan liat berpasir,
dengan batuan di permukaan maupun di dalam tanah maksimah 15%. Dan ph tanah
kisaran antara 4,3-5,0 dengan drainase tanah yang sedang (Disbun, 2016).

Pada tanaman karet ini juga banyak ditemui kendala yang di sebabkan oleh
berbagai OPT(Organisme Pengganggu Tanaman) diantaranya yaitu :

A. Penyakit
1. Jamur Akar Putih (Rigidoporus lignosus)

Cr: Ali

Gejala pada tanaman karet akibat JAP (Jamur akar putih)

a. Tanaman yang terserang jamur akar putih daun-daunya terlihat kusam, permukaan
daun menelungkup, layu dan gugur, adakalanya tanaman membentuk bunga/buah
lebih awal.

b. Terbentuk buah lebih awal pada tanaman muda yang seharusnya belum cukup
waktunya berbuah dan bertajuk tipis.

c. Apabila perakaran dibuka maka pada permukaan akar terdapat semacam benang-
benang berwarna putih kekuningan menempel dan pipih menyerupai akar rambut yang
menempel kuat dan sulit dilepas.

d. Gejala lanjut akar membusuk, lunak dan berwarna coklat.

e. Mati mendadak seperti tersiram air panas pada musim hujan.

f. Serangan lebih lanjut akan membentuk badan buah berbentuk setengah lingkaran
yang tumbuh pada pangkal batang. Badan buah berwarna pink dengan tepi
berwarna kuning muda atau keputihan (Wilson, 2012).
2. Penyakit Bidang Sadap

Penyakit pada bidang sadap sering di sebut dengan kanker bercak atau kanker
garis. Terjadi penggumpalan getah karet pada bidang sadap (Nur Haryono, 2012).

Gejala Serangan

a. Mula-mula tampak selaput tipis berwarna putih pada bidang sadap didekat alur sadap.
Selaput ini berkembang membentuk lapisan seperti beludru berwarna kelabu sejajar
dengan alur sadap
b. Apabila lapisan dikerok, tampak bintik-bintik berwarna coklat kehitaman.
c. Serangan bisa meluas sampai ke kambium dan bagian kayu.
d. Pada serangan berat bagian yang sakit membusuk berwarna hitam kecokelatan
sehingga sangat mengganggu pemulihan kulit.
e. Bekas serangan membentuk cekungan berwarna hitam seperti melilit sejajar alur
sadap. Bekas bidang sadap bergelombang sehingga menyulitkan penyadapan
berikutnya atau tidak bisa lagi di sadap.
3.Mati kulit atau Kering Alur Sadap

Yang di maksudkan di sini adalah tidak ada nya getah yang maksimal pada bidang
sadap saat di lakukan penyadapan pada batang karet. hanya gumpalan kecil di sertai
air dari bidang sadap batang karet.
B. Hama
a. Babi Hutan (Sus barbatus, Sur scrofa vittatus)
Gejala Serangan
- Tanaman tiba-tiba tumbang
- Perakaran rusak, daun menjadi layu dan kuning
C. Gulma
Adapun jenis gulma yang menyerang tanaman karet sangat banyak, akan
tetapi dari kasus yang kami dapatkan, yang mana pada tanaman karet ini mengalami
pertumbuhan yang kurang maksimal karena banyaknya gulma yang tumbuh pada
TBM( Tanaman Belum Menghasilkan) umur 3 tahun. Dan setelah mandor kebun
mengidentifikasi beberapa gulma yang mengganggu adalah Imperata Cylindrica,
Mikania Micranta, Melastoma Malabathrium, Chromolaena Odorata, Lantana
Camara, Paspalum Conjugatum.
a. Imperata Cylindrica (Alang-alang)
Alang-alang, ilalang atau lalang ialah sejenis rumput berdaun tajam, yang kerap
menjadi gulma di lahan pertanian. Rumput ini juga dikenal dengan nama daerah
seperti alalang, halalang, lalang, eurih, rih, jih, re, rii, kii, ki, rie, reya, eri, weri,
weli, dan kusu-kusu dan nguusu, wusu, wutsu, dan ain-lain ( Purnomomushidi,
2000).
Nama ilmiahnya adalah Imperata cylindrica, dan ditempatkan dalam anak
suku Panicoideae.Dalam bahasa inggris dikenal sebagai bladygrass, cogongrass,
speargrass, silver-spike atau secara umum disebut satintail, mengacu pada malai
bunganya yang berambut putih halus. Orang Belanda menamainya snijgras, karena
sisi daunnya yang tajam melukai (Purnomomushidi, 2000).

b. Mikania Micranta (Sembung Rambut)

Merupakan gulma yang tergolong daun lebar, tumbuh merambat,daun berbentuk


hati, bunga berwarna putih. Gulma ini mudah berkembang biak dengan bijimaupun
potongan batangnya oleh karena itu penyebarannya cepat. Gulma ini tumbuh pada
tanahlembab atau agak kering di areal terbuka atau ternaung. Pembabatan dilakukan
menggunakansabit. Namun pengendalian gulma ini dengan pembabatan kurang
efektif karena dapat denganmudah tumbuh kembali dari batangnya. Pengendalian
manual yang efektif adalah dengan pendongkelan yang disertai dengan
penyingkiran gulma dari permukaan tanah (Anonim, 2013)
c. Melastoma Malabathrium

Melastoma merupakan tumbuhan perdu yang tegak dengan tinggi antara


0.5m sampai 4m. daun melastoma merupakan daun tunggal, bertangkai, letak
berhadapan dan jarang berkarang, bentuk daun lancet, ujung runcing, pangkal
membulat, tepi rata dan permukaan bersisik. Bunga melastoma merupakan bunga
majemuk berupa malai rata dengan jumlah 5-12 kuntum bunga, kelopak bunga
(kaliks) dengan 5 sepal, mahkota (korola) dengan 5 petal tersusun secara menyirap
(imbricate). Himpatium tertutup dan agak muncul. Bentuk mahkota membulat
dengan warna ungu cerah. Benang sari lurus dan dan panjang tidak sama. Bakal
buah terdiri dari 5 ruas yang dihubungkan oleh tabung kelopak, buahbumi
berbentuk periuk. Biji berukuran sangat kecil dan keras berwarna coklat muda.
Berkembang biak dengan biji. Dapat tumbuh hingga ketinggian 1650m dpl de
tempat agak terbuka. Merupakan tanaman gulma yang merugikan pada perkebunan
karet (Nasution, 1986).

d. Chromolaena Odorata

Gulma krinyu (Chromolaena odorata L.) termasuk keluarga Asteraceae/


Compositae. Daunnya berbentuk oval, bagian bawah lebih lebar, makin ke ujung
makin runcing. Panjang daun 6-10 cm dan lebarnya 3-6 cm. Tepi daun bergerigi,
menghadap ke pangkal. Letak daun juga berhadap-hadapan. Karangan bunga
terletak di ujung cabang (terminal). Setiap karangan bunga terdiri atas 20-35 bunga,
warna bunga pada saat muda kebiru-biruan, semakin tua menjadi coklat. Krinyu
memiliki batang yang tegak, berkayu, ditumbuhi rambut-rambut halus, bercorak
garis-garis membujur yang paralel, tingginya mencapai 100-200 cm, bercabang-
cabang dan susunan daun berhadapan (Prawiradiputra, 2007).
e. Lantana Camara (Bunga Tahi Ayam)

Lantana camara atau Bunga tahi ayam merupakan sejenis pokok yang tumbuh
meliar dan dipercayai berasal dari Amerika. Kini pokok ini telah banyak ditanam
sebagai tanaman landskap. Pokok ini merupakan sejenis tumbuhan renek yang
ketinggian mencapai sehingga 2m. Bunga tahi ayam mengeluarkan bau yang busuk
tetapi kuntuman bunganya yang cantik dan mempunyai pelbagai warna terang
menyebabkan ianya masih menjadi pilihan peminat bunga dan landskap. Variasi
warna bunga tahi ayam adalah kuning, oren, pink, putih, ungu dan kombinasi antara
warna-warna tersebut. Kehadiran minyak pati iaitu alfafelandrena yang mudah
meruap menyebabkan bunga tahi ayam berbau kuat (Adry, 2010).

f. Paspalum Conjugatum

Tumbuh menjalar dan namyak terdapat di perkebunan-perkebunan gulma yang


berasal dari amerika tropis ini sudah menyebar ke daerah tropika dan subtropika.
Perbanyakannya mellui biji dan akar rimpang.namun, penyebaran melalui biji lebih
berpotensi, karena bijinya cukup banyak dan mudah melekat pada benda-benda
yang melintas. Biji P.conjugatumyang matang dapat mengalami dormasi. Namun
jika kondisi lingkungan memungkinkan untuk berkecambah, misal daerah terbuka,
kena cahaya dan cukup kelembapan, masa dormasi terputus dan biji berkecambah.
Meskipun demikian, pada keadaan yang tidak begiu terang pun gulma ini mampu
berkembang biak dengan cara yang lebih baik (Anonim, 2014).

Dalam percobaan di BIOTROP, gulma ini dapat mereduksi 36,8 persen


tumbuhan batang tanaman karet muda melalui proses kompetisi. Untuk
menekankan populasinya, pengendalian secara mekanis dilakukan minimal 4
minggu sekali, bergantung pada masalah penyediaan tenaga, waktu, dan biaya.
Secara hayati, pertumbuhan gulma ini dibatasi oleh tanaman penutup tanah.
Herbisida, misalnya diuon, paraquat, glyposate, dari fusilade, sering pula dipakai
sebagai pengendali gulma ini secara kimiaw, sedangkan beberapa herbisida lainnya
masih dalam taraf penelitian untuk mencapai hasil pengendalian yang lebih baik
(Anonim, 2014).
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Permasalahan

Perkebunan karet yang dimilki perusahaan swasta diketahui mengalami permasalahan


pada pertumbuhan tanaman karetnya yang tidak tumbuh secara maksimal, hal tersebut
dikarenakan ada beberapa OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) yang mangganggu
pertumbuhan tanaman tersebut yakni berupa gulma, yang mana gulma-gulma ini menyerang
TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) yang berumur 3 tahun, jenis jenis gulma yang
menyerang pun bervariasi yaitu: Imperata Cylindrica, Mikania Micranta, Melastoma
malabathricum, Chromolaena Odorata, Lantana Camara, Paspalum Conjugatum. oleh
sebab itu serangan atau tumbuhnya gulma yang ada disekitar tanaman ini menyebabkan
kurang begitu maksimal pertumbuhan tanaman karetnya, dikarenakan gulma-gulma yang
menyerang, yang mana sudah disebutkan nama-namanya satu persatu diatas tadi.

B. Analisis Permasalahan
Gulma pada tanaman adalah tumbuhan yang tumbuh disuatu tempat dan pada waktu tidak
tepat sehingga keberadaanya tidak dikehendaki karena menganggu pertumbuhan tanaman,
terganggunya aktifitas pemeliharaan, penurunan produksi sampai dengan kematian tanaman
sehingga dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup tinggi apabila tidak segera
dikendalikan (Ainun, 2011).
a. Berikut kerugian langsung dan tidak langsung yang ditimbulkan Gulma
1) Gulma menghambat pertumbuhan tanaman dan menurunkan produksi karena terjadi
kompetisi dengan tanaman dalam pemanfaatan air, unsur hara, cahaya matahari, CO2, dan
ruang tumbuh.
2) Gulma disepanjang jalur tanaman karet akan menghambat pelaksanaan penyadapan dan
pengumpulan lateks sehingga meningkatnya biaya produksi atau pemanenan.
3) Gulma meningkatkan biaya pemeliharaan tanaman karet sebesar 50-70% pada tanaman
belum menghasilkan, 20-30% pada tanaman menghasilkan.
4) Beberapa jenis gulma dapat mendorong berkembangnya penyakit tanaman karet karena
berperan sebagai inang suatu patogen dan meningkatkan kelembapan tanah disekitar
perakaran tanaman .
5) Gulma sering menjadi pemicu terjadinya kebakaran terutama pada pertumbuhan gulma
yang cukup lebat seperti alang-alang pada musim kemarau (Ronya, 2012) .
C. FORMULASI PEMECAHAN MASALAH/SOLUSI

a. Beberapa jenis gulma pada perkebunan karet


1) Imperata Cylindrica ( L. ) Raeuschel
Imperata Cylindrica dikenal dengan beberapa nama umum seperti alang-alang(jawa),
lalang(melayu), dan eurih(sunda) serta banyak nama lainnya. Alang-alang dapat tumbuh
baik pada pada daerah dataran rendah sampai dengan ketinggian 2000 m dari permukaan
air laut (Ainun, 2011).
2) Mikania Micranta HBK
Mikania Micranta adalah gulam tahunan yang juga dikenal dengan beberapa nama umum
seperti sembung rambat ( jawa ), dan areu sembung rambat (sunda ). Daerah
penyebarannya cukup luas, yaitu daerah dataran rendah sampai dengan ketinggian 1000
m diatas permukaan laut (Ainun, 2011).
3) Melastoma Malabathricum L
Melastoma Malabathricum mempunyai beberapa nama daerah antara lain senduduk
(melayu), senggani(jawa), dan harendong(sunda). Gulma ini banyak dijumpai dilahan
perkebunan dengan jenis tanah podsolik merah kuning, dan mampu tumbuh baik sampai
dengan ketinggian 1.650 m diatas permukaan air laut (Ainun, 2011).
4) Chromolaena Odorata ( L.)R.M.King dan H.Robinson.
Gulma ini dahulu dikenal sebagai Eupatorium Adoratum(L.) dan memiliki nama umum
kirinyuh(sunda), Babanjaran(sunda), dan pokok kapal terbang (melayu). Gulma ini dapt
tumbuh dengan baik dalam keadaan lingkungan yang teduh maupun kering, sehingga
daerah perkembangannya cukup luas diberbagai jenis tanah dan komoditi yang
dibudidayakan (Ainun, 2011).
5) Lantana Camara L.
Ayam(melayu), puyengan(jawa), dan kembang telak(jawa) adalah tumbuhan perdu
tahunan yang berasal dari amerika. Daerah penyebarannya cukup luas yaitu daerah
dataran rendah sampai pada ketinggian 1.700 meter diatas permukaan laut (Ainun, 2011).
6) Paspalum Conjugatum Berg.
Paspalum Conjugatum berasal dari daerah amerika tropis dan memiliki beberapa nama
local antara lain rumput pait( melayu), paitan(jawa), dan jukut pahit(sunda). Gulma ini
merupakan rumput tahunan yang tumbuh menjalar dan memiliki stolon, yang pada setiap
ruasnya dapat berbentuk akar. Batang atau rumpun Paspalum Conjugatum dapat tumbuh
tegak atau miring dengan ketinggian mencapai 60 cm (Ainun, 2011).

b. Pengendalian Gulma
Diperkebunan karet gulma dapat dikendalikan dengan cara Mekanis, Kultur Teknis,
dan Kimiawi. Ketiga cara tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing
sehingga dianjurkan diterapkan secara terpadu, disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan
petani agar diperoleh hasil yang efektif dan efisien.
Cara mekanis dilakukan dengan menggunakan alat-alat sederhana seperti cangkul,
parang, dan peralatan manual lainnya. Namun cara ini membutuhkan waktu, tenaga, biaya
yang cukup tinggi serta dapat merugikan pertumbuhan tanaman karena dapat melukai akar
dan merusak fisik tanah selain itu cara mekanis di anggap kurang efektif karena gulma yang
perkembangbiakannya dalam tanah sulit terjangkau pengendaliannya.
Pengendalian gulma dengan cara kultur teknis dilakukan dengan cara menanam
tanaman penutup tanah seperti leguminosa. Tanaman ini selain efektif menekan pertumbuhan
gulma, tetapi juga dapat menambah bahan organik dan unsure hara dalam tanah. Namun cara
ini memerlukan biaya relatif tinggi sehingga hanya sebagian kecil petani yang dapat
menerapkannya (Zaenal Abidin, 2015).
Pengendalian gulma secara kimiawi menggunakan herbisida mempunyai beberapa
kelebihan karena pelaksanaannya cepat, menggunakan sedikit tenaga, dan memebrikan hasil
yang efektif. Tetapi petani dihadapkan kendala modal untuk pembelian herbisida serta
pengetahuan dan keterampilan yang cukup tentang teknik aplikasi herbisida.
Frekuensi Pengendalian gulma dengan herbisida berdasarkan tingkat umur tanaman
karet (zaenal Abidin, 2015).
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Untuk mengatasi gulma yang tumbuh di area tanaman karet, hal yang dapat dilakukan adalah
:

a. Cara mekanis pengendalian gulma dilakukan dengan menggunakan alat-alat


sederhana seperti cangkul, parang, dan peralatan manual lainnya.
b. Pengendalian gulma dengan cara kultur teknis dilakukan dengan cara menanam
tanaman penutup tanah seperti leguminosa.
c. Pengendalian gulma secara kimiawi menggunakan herbisida mempunyai beberapa
kelebihan karena pelaksanaannya cepat, menggunakan sedikit tenaga, dan
memebrikan hasil yang efektif
DAFTAR PUSTAKA

Nasution u. 1986. Weeds and its Management in Rubber Plantation in North Sumatra and Aceh.
Pusat penelitian dan pengembangan perkebunan tanjung morawa (in indonesia).

Tim penyusun. 2017. Paduan Praktikum Proteksi Tanaman. Labolatrium Proteksi Tanaman
Fakultas Pertanian UMY.

Anonim. 2013. Budidaya Pengelolaan dan Budidaya Karet.


http://perkebunan.litbang.pertanian.go.id/?p=6146. Diakses pada 14 september 2017.

Ainun Nazieb. 2011. Gulma di Perkebunan Karet dan Pengendalinnya. http://tokotani-


online.blogspot.co.id/2011/10/gulma-di-perkebunan-karet-dan.html. Diakses pada 18
september 2017.

Anonim. 2013. Gulma mikania michantha. http://www.petanihebat.com/2013/12/gulma-mikania-


micrantha.html. Diakses pada 14 september2017.

Anonim. 2014. Pengertian paspalum conjugatum. http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-


paspalum-conjugatum/. Diakses pada 15 september 2017.

Ardy. 2010. Lantana camara. http://adrydaud.blogspot.co.id/2010/01/lantana-camara.html.


Diakses pada 15 september 2017.

Disbung Kuangsin. 2016. Budidaya Tanaman Karet.


elnuhacenter.yolasite.com/resources/budidaya-tanaman-karet 2.pdf. diakses pada 14
september 2017.

Nur Haryono. 2012. Hama dan Penyakit pada Tanaman Karet.


http://www.pupukkaret.com/2012/11/hama-dan-penyakit-pada-tanaman-karet.html.
Diakses pada 14 september 2017.

Purnomomudhidi. 2000. Pengertian Alang-alang. http://pengertian-


definisi.blogspot.co.id/2010/10/pengertian-alang-alang-imperata.html. Diakses pada
14 september 2017.

Ronya strajingga, 2012. Kerugian yang diakibatkan gulma dan jenis-jenisnya.


https://ronyastrajingga041/2012/10/07/kerugian-yang-diakibatkan-oleh-gulma-dan-
jenis-jenis-nya/. Diakses pada 18 september 2017.

Wilson Eka Putra. 2012. Jamur Akar Putih. http://1.bp.blogspot.com/-M-


qCYKx0hQI/Uxags6WY8HI/AAAAAAAAAgw/GUjLd8Lxcwg/s1600/jamur+akar+p
utih.jpg. Diakses pada 14 september 2017.
Zaenal Abidin. 2015. 4 cara pegendalian gulma secara terpadu.
file:///C:/Users/personal%20computers/Downloads/4%20Cara%20Pengendalian%20G
ulma%20Alang-alang%20Secara%20Terpadu%20_%20Kelapa%20Sawit.html.
Diakses pada 15 september 2017.

Anda mungkin juga menyukai