Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN FIELDTRIP

Dalam rangka memenuhi tugas matakuliah


FISIOLOGI PASCA PANEN

Subang dan Bandung, 2017

Disusun Oleh :
Lukman Lukito Wardana
2016 021 0057

FAKULTAS PERTANIAN

PRODI AGROTEKNOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan Field Trip yang dilaksanakan sesuai dengan Strategi Pelaksananan


Kurikulum Pendidikan S1 dalam rangka meningkatkan wawasan dan
memperdalam kompetensi mahasiswa pada mata kuliah kejuruan pertanian
khususnya mata kuliah fisiologi pasca panen maka perlu dilakukan studi lapangan
ke industri-industri yang relevan dengan bidang perminatan.

Mahasiswa perlu berperan aktif dalam kegiatan belajar dan meningkatkan


pengetahuan, wawasan dan pemahaman dalam bidang konsentrasi yang sedang
digeluti dengan kurikulum yang sudah ditentukan. Dengan adanya kegiatan field
trip ini membantu mahasiswa untuk mengetahui kiat-kiat apa saja yang harus
dipersiapkan untuk menghadapi kegiatan on farm yang akan dilakukan. Melalui
kegiatan ini pula, sosialisasi dengan instansi yang bersangkutan dapat membawa
dampak positif, sebagai acuan salah satunya. Dalam proses kegiatan ini
berlangsung banyak hal yang bisa dijadikan pelajaran.

Melalui studi lapang diharapkan mahasiswa memperoleh pengetahuan,


wawasan dan pemahaman tentang proses produksi di Balai Penelitian Tanaman
Sayuran yang relavan dengan bidang peminatan Teknik Produksi Pangan dan
Hortikultura yaitu tentang teknik produksi tanaman pangan dan hortikultura.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan laporan fieldtrip ini adalah :
1. Menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa diluar kampus dan
perkuliahan.
2. Membantu mahasiswa untuk belajar mengenai kegiatan pascapanen produk
pertanian.
3. Memenuhi tugas mata kuliah pascapanen.
BAB II

PEMBAHASAN HASIL KUNJUNGAN

1. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) mempunyai sejarah yang
panjang sejak didirikan tahun 1972 dengan nama Lembaga Pusat Penelitian
Pertanian (LP3) Cabang Sukamandi. Pada tahun 1980, Presiden Suharto
meresmikan institusi ini dengan nama Balai Penelitian Tanaman Pangan (Balittan)
Sukamandi yang menangani penelitian padi dan palawija.

Sejak tahun 1994, lembaga ini memperoleh mandat khusus untuk padi
dengan nama Balai Penelitian Tanaman Padi (Balitpa) dengan status Eselon IIIa.
Sejalan dengan kontribusi dan tanggung jawabnya, Balitpa kemudian ditingkatkan
statusnya menjadi Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) pada tahun 2006
dengan status eselon IIb dalam lingkup Badan Litbang Pertanian, Kementerian
Pertanian.

a. Fungsi Pokok BB Padi


o Menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) tinggi, strategis, dan
unggul tanaman padi untuk pembangunan nasional sesuai dengan dinamika
kebutuhan pengguna
o Menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi dan rekomendasi
kebijakan tanaman padi dan perberasan yang unggul, bernilai tambah, efisien,
dan kompetitif
o Mengembangkan jaringan kerjasama nasional dan internasional dalam rangka
penguasaan Iptek dan peningkatan peran penelitian tanaman padi dalam
mendukung penyediaan pangan yang cukup dan berkualitas dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan
o Memperbaiki sumberdaya penelitian guna memperbaiki kapasitas SDM agar
semakin profesional didalam melakukan penelitian, serta meningkat
kemampuannya dalam menghasilkan dan mendiseminasi IPTEK dan inovasi
teknologi tanaman padi
o Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya untuk penelitian dan pengembangan,
serta mendorong keterkaitan fungsional antar pemangku kepentingan dan
pengguna teknologi.

b. Kegiatan Kegiatan di BB Padi


Secara umum BB padi mempunyai beberapa layanan pokok diantaranya
layanan Analisa Flavor Padi, layanan Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) dan
layanan Laboraturium Uji Mutu Benih. Akan tetapi yang berkaitan dengan pasca
panen hanya layanan Analisa Flavor Padi.

Masalah pangan selalu menjadi masalah yang mendesak apalagi bila


ditambah dengan masalah laju kenaikan penduduk. Selama proses pengolahan dan
penyimpanan, bahan pangan banyak mengalami perubahan baik yang diharapkan
maupun tidak. Masalah pangan juga menjadi tantangan bagi pemerintah guna
meningkatkan daya saing produk dalam negeri, maupun bagi kalangan industri agar
produknya tetap menjadi pilihan bagi konsumen. Produk pangan yang memiliki
kualitas baik sudah menjadi keharusan, mengingat dewasa ini konsumen telah
pandai dalam memilih produk pangan berkualitas.

Jenis Instrument dan Analisa Flavour

Ruang Uji Organoleptik

Ruang Uji Organoleptik didesain untuk


memfasilitasi evaluasi sensori bagi
penelitian, riset produk baru (baik dalam
bentuk konsep, prototype, maupun produk
akhir yang siap launching), dan evaluasi
sensori produk pangan.

Gas Chromatography Mass Spectrometry Olfactometry (GCMS-O)


Instrumen GCMS-O dilengkapi
dengan olfactometer yang berguna
untuk mendeteksi aroma yang timbul
dari senyawa volatil yang muncul
dalam analisis flavor melalui
penciuman manusia.

Gas Chromatography Olfactometry Preparative Fraction Collector (GC-O-PFC)

GC-O-PFC dapat mendeteksi


aroma suatu senyawa dan dengan
PFC dapat dikoleksi/diisolasi
senyawa volatil spesifik yang
diinginkan.

Spectrometer UV-Vis

Berbagai macam analisa yang


memerlukan respon panjang
gelombang baik visible maupun UV-
Vis dapat dilakukan dengan
Spectrometer UV-Vis.
Rancimat

Proses oksidasi dan ketengikan produk


berbasis minyak dapat ditentukan
dengan melihat nilai konduktifitas
larutan yang dipantau melalui Racimat
instrument, sehingga estimasi umur
simpan produk tersebut dapat
diketahui.

Texture Analyzer

Texture analyzer digunakan untuk


analisis terhadap sifat fisik bahan yang
berhubungan dengan daya tahan atau
kekuatan suatu bahan terhadap tekanan.

Karl Fisher

Automatisasi titrasi dari Karl Fisher


memungkinkan analisa kadar air dapat
lebih mudah dilakukan. Instrumen ini
dapat mengetahui kadar air yang sangat
kecil dalam suatu sampel . Sampel yang
dapat dianalisis dengan Karl Fisher
meliputi minyak, tepung, bahan yang
berkadar gula tinggi, dan sampel lain yang berkadar air sangat rendah.
Ekstrator Flavor ( Linkens Nickerson )
Preparasi sampel untuk analisis flavor
sangat menentukan flavor yang akan
terdeteksi. Ekstrator Flavor (Likens
Nickerson) dapat digunakan untuk
menghasilkan sampel liquid yang siap
digunakan.
2. PT. Nabila Farm

PT. Nabila Farm berlokasi di Jl. Tangkuban Perahu, Gang Sukasenang


Kampung Ciburial Rt. 02 Rw. 03 Desa Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten
Bandung Barat. PT. Nabila Farm berdiri sebagai perusahaan penyedia kebutuhan
hidroponik Anda. Disini, kami membuat hidroponik lebih mudah dijangkau bagi
Anda para pecinta tanaman maupun para petani modern.

PT. Nabila Farm menyediakan segala macam kebutuhan hidroponik seperti


nutrisi, media tanam (rockwool, cocopeat, sekam bakar dll) dan juga sistem
hidroponik (NFT, Drip System, Rakit Apung, Deep Flow, Aeroponik) serta jual
bibit tanaman.

a. Kerjasama Nabila Farm


PT. Nabila Farm bekerja sama dengan Amazing Farm dalam masalah
penjualan dan pendistribusian produknya. Amazing Farm yang membeli hasil
panen dari Nabila Farm yang kemudian menyalurkan ke beberapa toko dan
swalayan ternama di Jakarta.
b. Produk Nabila Farm
Produk yang dihasilkan oleh PT. Nabila Farm rata-rata adalah sayuran
dengan masa panen sekitar 20-40 hari. Beberapa produk yang dihasilkan
diantaranya Kailan, Pagoda, Selada Kriting, Bayam Merah, Pakcoy, Caisim,
Kangkung, dan Bayam Hijau.
c. Proses Budidaya
Terdapat beberapa proses budidaya yang ada di PT. Nabila Farm
diantaranya proses penyemaian, penyiapan diruang gelap, pembesaran,
produksi, panen, dan penanganan pasca panen.
d. Alur Packing House
Proses penanganan pasca panen atau packing yang terdapat di PT.
Nabila Farm adalah sebagai berikut :
1. Perompesan

Perompesan/Trimed merupakan kegiatan mencabut tanaman


dari netpot dan mencabut daun tertua dan membuang bagian yang
rusak. Perompesan dilakukan di dalam Packing House (PH)
2. Penyortiran
Penyortiran adalah memilah sayuran berdasarkan kualitas,
membuang sayuran yang tidak masuk kriteria. Sortir dan perompesan
dilakukan oleh orang yang sama dalam satu kegiatan.
3. Packing
petugas packing memotong bagian akar/tidak, sesuai
kebutuhan order. Sebelum di-pack, sayuran terlebih dahulu ditimbang
sesuai ketentuan order
e. Pemasaran Produk
Proses pemasaran yang dilakukan oleh PT. Nabila Farm saat ini
masih melalui media sosial seperti website, dan instaqram. Akan tetapi untuk
pemasaran produknya sendiri masih bermitra dengan satu perusahaan yaitu
Amazing Farm.
3. Balai Besar Penelitian Tanaman Sayuran

Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) merupakan salah satu Unit


Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang
berada di bawah koordinasi dan bertanggung jawab langsung kepada Pusat
Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Balitsa, terletak di bawah kaki Gunung
Tangkuban Parahu tepatnya pada 107o 30' Bujur Timur dan 60o 30' Lintang Selatan
yang terletak di Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat,
Provinsi Jawa Barat pada ketinggian tempat 1.250 m dpl. Ditinjau dari segi
geologis jenis tanah di daerah tersebut merupakan tanah Andisol yang beriklim tipe
B, dengan suhu rata-rata harian berkisar antara 19-24o C, kelembaban udara
berkisar 34-90% dan rata-rata curah hujan 2.207,5 mm/tahun, sehingga daerah
tersebut sangat cocok untuk pusat penelitian dan pengembangan tanaman sayuran.

A. Fungsi Pokok BALITSA


1. Membangun lembaga penelitian sayuran terkemuka yang menjadi referensi bagi
penyelesaian masalah dalam pengembangan sayuran dalam upaya mewujudkan
ketahanan pangan dan gizi, meningkatkan nilai tambah dan daya saing, serta
mewujudkan kesejahteraan petani.
2. Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumberdaya penelitian dan
memanfaatkannya secara efisien, efektif untuk mewujudkan kinerja lembaga
penelitian yang tranparan, akuntabel, professional dan berintegrasi tinggi
3. Menghasilkan, mengelola, mendayagunakan dan mengembangkan invensi
teknologi serta mendukung penyediaan logistik inovasi di lapangan agar mudah
diakses oleh para pengguna untuk mendukung pengembangan sayuran nasional
4. Menerapkan corporate management dalam penatakelolaan penyelenggaraan
penelitian dan menerapkan paradigma scientific recognition dan impact
recognition;
5. Mengembangkan jaringan kerjasama nasional melalui penguatan
LITKAJIBANGLUHRAP dan kerjasama internasional menuju peningkatan
kompetensi agar mampu menghasilkan terobosan inovasi guna menjawab
permasalahan dalam pengembangan industri sayuran nasional dan peningkatan
kesejahteraan petani.
B. Kegiatan BALITSA
BALITSA mempunyai banyak kegiatan yang berkaitan dengan penelitian.
Kegiatan tersebut dibagi menjadi beberapa sub kegiatan. Diantaranya publikasi,
penelitian, kerjasama, dan pelayanan.
1. Publikasi
Publikasi yang dilakukan oleh BALITSA sendiri lebih kepada informasi
mengenai IPTEK Tanaman Sayuran, Jurnal Hortikultura, Monografi, Buku Balitsa,
dan Poster Balitsa.
2. Penelitian
Penelitian merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh
Balitsa, hal ini terlihat dari terjadwalnya penelitian yang dilakukan setiap tahunnya.
3. Kerjasama
Kegiatan selanjutnya yang dilakukan oleh Balitsa adalah menjalin dan
membangun kerjasama dan komunikasi dengan beberapa peraktisi dan dinas
pertanian baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
4. Pelayanan
Kegiatan yang menjadi penting yang harus dilakukan oleh Balitsa
adalah memberikan layanan berupa bimbingan teknis maupun pemesanan benis
sumber (UPBS) kepada masyarakat khususnya kepada para petani.

C. Hasil Penelitian
Balitsa mempunyai hasil penelitian diantaranya mengenai bahan tanam dan
beberapa teknologi pasca panen. Secara garis besar hasil penelitian Balitsa adalah
bahan tanam, akan tetapi ada beberapa teknologi pasca penen yang merupakan hasil
penelitian dari Balitsa, diantaranya teknologi diseminasi tanaman sayuran dan
perakitan teknologi, pengelolaan tanaman terpadu, terknologi produksi dan pasca
panen bawang merah yang dilaksanakan pada tahun 2012.
4. PT. Perkebunan Nasional VII (PTPN VIII)

PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII adalah salah satu diantara


perkebunan milik Negara yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 13
tahun 1996, seperti yang dinyatakan dalam akta Notaris Harun Kamil, S.H., No. 41
tanggal 11 Maret 1996 dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman
Republik Indonesia melalui Surat Keputusan C2-8336.HT.01.01.TH.96 tanggal 8
Agustus 1996. Akta pendirian ini selanjutnya mengalami perubahan sesuai dengan
akta Notaris Sri Rahayu Hadi Prasetyo, SH., No. 05 tanggal 17 September 2002 dan
telah mendapat persetujuan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia melalui Surat Keputusan No. C-20857 HT.01.04.TH.2002 tanggal 25
Oktober 2002.
Perusahaan ini didirikan dengan maksud dan tujuan untuk menyelenggarakan
usaha di bidang agro bisnis dan agro industri, serta optimalisasi pemanfaatan
sumber daya Perseroan untuk menghasilkan barang dan/ atau jasa yang bermutu
tinggi dan berdaya saing kuat, serta mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai
perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
Kegiatan usaha perusahaan meliputi pembudidayaan tanaman,
pengolahan/produksi, dan penjualan komoditi perkebunan Teh, Karet, Kelapa
Sawit, Kina, dan Kakao. Pusat kegiatan usaha berada di Kantor Direksi Jl.
Sindangsirna No. 4 Bandung, Jawa Barat dengan kebun/unit usaha yang dikelola
sebanyak 41 kebun yang tersebar di 11 Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Barat
(Bogor, Sukabumi, Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Subang,
Purwakarta, Garut, Tasikmalaya dan Ciamis) dan 2 Kabupaten di Propinsi Banten
(Lebak dan Pandeglang).

a. Alur Budidaya
PTPN VIII yang berfokus mengembangkan dan mengelola tanaman the
menggunakan alur budidaya yang sama dengan proses budidaya lainnya. Yaitu
dimulai dengan persiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan,
pemetikan dan yang terakhir proses pasca panen.
b. Proses Pengolahan
Produk pertanian yang dikelola oleh PTPN VIII adalah jenis tanaman
teh, terdapat beberapa proses pengolahan teh yang dilakukan oleh PTPN VIII
diantaranya penerimaan pucuk, pelayuan, pengayakan, penggilingan, oksidasi
enzimatis, pengeringan, sortasi kering, dan pengemasan kemudian
penyimpanan.
c. Alat yang digunakan
Alat yang digunakan dalam proses pengolahan teh diantaranya
timbangan, monorail, whitering trough, conveyor, spreader, fermenting
machine, jumbo fiber extractor, Holding Tank, Trinick, Tea Bin, Waterfall, Pre
Packer dan beberapa alat penunjang lainnya.
d. Pemasaran Produk
Salah satu produk yang dihasilkan oleh PTPN VIII adalah teh walini,
dimana the ini memiliki kualitas ekspor yang sangat baik. Oleh karena itu
sebagian besar produk teh walini yang berupa teh celup dan teh seduh menjadi
komoditas ekspor serta didistribusikan langsung oleh PT. Asri Distribusindo dan
Puskopkar PTPN VIII.
KESIMPULAN

Berdasarkan fieldtrip yang telah dilakukan pada beberapa tempat,


penanganan pascapanen yang telah dilakukan sudah diatasi dengan baik dan dengan
teknologi baru. Selain itu semua kunjungan yang dilakukan sangat dan dapat
menambah wawasan serta pengalaman mahasiswa mengenai penanganan pasca
panen diluar kampus dan perkuliahan, dan yang paling penting adalah kegiatan
kunjungan ini membantu mahasiswa untuk belajar mengenai kegiatan pascapanen
produk pertanian.
DAFTAR PUSTAKA

Profil Nabila Farm.2017. http://nabila-farm.com/produk.php. Diakses pada tanggal


09 November 2017.

PTPN VIII. www.pn8.co.id/. Diakses pada tanggal 10 November 2017.

Sejarah BB Padi.2017.bbpadi.litbang.pertanian.go.id/. Diakses pada tanggal 08


November 2017.

Tentang Balitsa. balitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/. Diakses pada tanggal 13


November 2017.

Anda mungkin juga menyukai