BIOKIMIA KELAUTAN
Disusun Oleh :
Yeni Mulyani, S.Si.,M.Si
M. Untung Kurnia Agung, S.Kel.,M.Si
Dewi Oktaviani, S.Kel
• Pendahuluan
Protein merupakan salah satu makromolekul yang sangat penting bagi
organisme. Protein merupakan rantai polimer asam amino yang dihubungkan
dengan ikatan peptida. Ada 20 monomer asam amino yang lazim dikenal sebagai
penyusun protein.Protein memiliki keunikan sifat, struktur dan fungsi yang
dipengaruhi oleh jumlah, jenis dan urutan asam amino penyusunnya. Keunikan
tersebut diantaranya: mempengaruhi rasa dan tekstur bahan yang mengandung
protein, konfigurasi protein dapat diubah dengan perlakuan fisik maupun kimia
dan protein dapat mengalami degradasi yang mneghasilkan molekul yang lebih
sederhana dan hasil sampingan.
Denaturasi protein adalah perubahan susunan ruang atau rantai polipeptida
penyusun. Ada dua jenis denaturasi protein. Pertama adalah koagulasi yaitu
pengembangan rantai polipeptida yang akan membuka gugus reaktifpada rantai
polipeptida dan pengikatan kembali pada gugus reaktif yang sama atau
berdekatan. Pembentukan ikatan yang cukup banyak dapat menyebabkan protein
tidak lagi terdispersi sebagai koloid. Protein yang terdenaturasi akan mengalami
penurunan kelarutan. Pengembangan struktur molekul protein dapat terjadi di
sekitar titik isoelektris.
Kolagen merupakan salah satu contoh protein struktural dalam bahan pangan
yang sangat menentukan sifat fisik kimia bahan tersebut seperti kekerasan.
Aplikasi pemanfaatan protein diantaranya digunakan sebagai pengental,
emulsifier, gelling agent dan foaming agent.
• Alat yang Digunakan:
Alat-alat yang digunakan antara lain: beaker glass, hot plate, pHmeter, mortar,
cawan petri, tabung reaksi.
• Prosedur Kerja
• Siapkan 5 ml atau 5 g sampel di dalam wadah cawan petri atau beaker
glass atau tabung reaksi. Ukur pH sampel.
• Tambahkan 1, 3, 5 ml asam atau basa (sesuai perlakuan) pada sampel
• Panaskan sampel diatas hot plate.
• Ukur pH sampel setelah perlakuan!
• Tambahkan pereaksi!
• Amati perubahan-perubahan yang tampak!
• Hasil Sementara
Hasil praktikum disajikan dalam bentuk tabel berikut,
Kompetensi :
Mahasiswa mampu memanfaatkan asam lemak pada pembuatan sabun (saponifikasi)
dan mengkarakterisasi produk sabun yang dihasilkan (kelarutan, uji gliserol dan
ketidakjenuhan).
Pendahuluan :
Lemak atau lipid adalah istilah yang digunakan untuk senyawa yang relatif tidak larut
air dan dapat diekstrak dengan pelarut non polar. Lipid dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelas
yaitu: lipid netral; fosfatida; spingolipid dan glikolipida. Lipid yang berbentuk cair pada suhu
ruang disebut minyak dan yang berbentuk padat disebut lemak. Secara kimiawi,lipid terdiri
dari 3 gugus asam lemak dan melekat pada gliserol melalui ikatan ester.
Minyak dan lemak tidak larut dalam air dingin dan sedikit larut dalam alkohol.
Kelarutan tersebut dipengaruhioleh polaritas dan panjang rantai asam lemak penyusun.
Campuran minyak dan air akan membentuk emusli temporer. Emulsifier/stabilizer adalah
bahan yang ditambahkan ke dalam emulsi untuk meningkatkan kestabilan. Minyak dan lemak
mudah mengalami oksidasi.
Sabun merupakan salah produk kosmetika yang berkembang seiring peradaban manusia.
Sabun secara sederhana dapat dibuat dengan mereaksikan asam lemak dengan basa. Secara
kimiawi, sabun disebut sebagai garam logam alkali. Reaksi pembuatan sabun disebut reaksi
saponifikasi lemak dan menghasilkan gliserol.Jenis sabun yang dihasilkan tergantung jenis
alkali yang digunakan dalam reaksi penyabunan. Sabun yang ditambah dengan asam kuat
(HCl) akan menghasilkan kembali asam lemak. Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa
mengetahui karakteristik lemak dan pemanfaatan asam lemak melalui pembuatan sabun.
Hasil Sementara
Kel Sampel Perlakuan Pengamatan
PRAKTIKUM 4
HIDROLISIS PROTEIN ENZIMATIS
1. Kompetensi
Mahasiswa mampu melakukan hidrolisis protein (asal susu, telur, daging ikan,
tempe) secara enzimatis dengan menggunakan ekstrak nanas dan pepaya. Selain itu
memahani konsep pemutusan ikatan peptide dengan enzim protease dan memahami
perubahan tingkat kekerasan/tekstur protein.
2. Pendahuluan
Salah satu bentuk protein yang memiliki peran penting dalam kehidupan adalah
enzim. Kerja enzim ada yang memberikan efek sinergis atau antagonis. Enzim
protease berperan mengkatalisis pemutusan ikatan peptide pada bahan yang
mengandung protein. Untuk protein struktural, pemutusan ikatan tersebut
menyebabkan berkurangnya tingkat kekerasan/tekstur.
5. Prosedur Kerja
Timbang 250 g nanas dan papaya.
Masukan masing-masing buah ke dalam blender, tambahkan 150 ml akuades
dan haluskan buah.
Saring jus buah pisahkan filtrat dalam beaker glass.
Timbang 10 g/10 ml sampel( sesuai dengan perlakuan ) dan letakan diatas
cawan petri.
Tambahkan 10 ml filtrat, tutup cawan petri dan diamkan selama 30 menit.
Amati perlakuan dan catat hasilnya di dalam tabel pengamatan!
6. Bentuk Pelaporan
Hasil praktikum disajikan dalam bentuk tabel berikut,
1. Pendahuluan
Polisakarida adalah senyawa yang terdiri dari banyak satuan monosakarida yang
disatukan oleh ikatan glikosida. Polisakarida akan berubah menjadi monosakarida bila
dihidrlisis lengkap. Pati merupakan polimer dari 1,4-α-D-glukosa yang terdiri dari
amilosa dan amilopektin.
4. Hasil
Tabel Pengamatan
No Sampel Perlakuan Pengamatan perubahan
5. Diskusi
1. Jelaskan definisi enzim dan proses hidrolisis enzimatis
2. Jelaskan faktor-faktor yang berpengaruh dalam kerja enzim
3. Nilai apa yang diukur oleh spektrofotometer λ510 nm?
4. Apa fungsi kurva standar glukosa?
5. Apa yang dimaksud dengan aktivitas enzim α-amilase
PRAKTIKUM 6
KARAKTERISASI ENZIM α-AMILASE
Enzim dihasilkan oleh semua makhluk hidup untuk mengkatalisis reaksi biokimia dalam
tubuh makhluk hidup tersebut sehingga reaksi-reaksi itu dapat berlangsung lebih cepat.
Kemampuan enzim yang unik dalam melaksanakan transformasi kimia yang khas dapat
meningkatkan penggunaan enzim dalam berbagai proses industri. Salah satu enzim yang
sangat dibutuhkan dalam industri adalah amilase (α-amilase, β-amilase, dan γ-amilase
atau glukoamilase). Enzim amilase memiliki aplikasi untuk skala yang sangat luas mulai
dari industri tekstil, konversi pati untuk gula sirup, produksi Cyclodextrinsuntuk industri
farmasi. Kerja enzim sangat dipengaruhi oleh suhu, pH dan konsentrasi substrat itu
sendiri. Oleh karena itu, pada praktikum kali ini bertujuan untuk menentukan
karakterisasi enzim α-amilase yang meliputi suhu optimum dan pH optimum.
Cara Kerja
1,.Penentuan Suhu optimum
Penentuan suhu optimum kerja enzim amilase dilakukan sesuai dengan prosedur
penentuan aktivitas enzim amilase pada konsentrasi substrat 1% dan buffer fosfat 0,2 M
pH 6,0, dengan menvariasikan suhu yaitu: 30, 35, 40, 45, 50, 55 C.
o
2. Penentuan pH optimum
Penentuan pH optimum kerja enzim amilase dilakukan sesuai dengan prosedur penentuan
aktivitas enzim amilase, dengan menvariasikan pH menggunakan buffer fosfat 0,2 M
yaitu : pH 5,8; 6,0; 6,2; 6,4; 6,6; 7,0. Dengan menggunakan suhu optimum yang sudah
diketahui.
PRAKTIKUM 7
PENENTUAN KADAR PROTEIN DENGAN METODE LOWRY
Pendahuluan
Fotosintesis adalah proses pemanfaatan energi cahaya untuk menghasilkan gula.
Organisme yang dapat melakukan fotosintesis memiliki organel fotosintesis. Secara ringkas
reaksi fotosintesis adalah sebagai berikut:
6CO2 + 6H2O → C6H12O6 + 6O2
Energi Cahaya dan Klorofil
Tanaman air dan mikroalga baik yang hidup di perairan tawar ataupun asin, merupakan
produsen di daerah perairan yang mampu melakukan proses fotosintesis. Praktikum ini
bertujuan untuk mengamati faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kecepatan fotosintesis.
Salah satu cara yang digunakan untuk mengamati proses fotosintesis adalah mengamati
jumlah oksigen yang diproduksi selama proses fotosintesis.
Cara Kerja
A. Penentuan kadar oksigen awal
1. Setiap kelompok menyiapkan 3 botol yang akan digunakan yang terdiri dari botol
gelap, botol bening, botol bening yang dibungkus kantong plastik.
2. Isi botol dengan air yang telah disaring.
3. Potong tanaman air sepanjang 10 cm.
4. Masukan tanaman air kedalam botol sesuai perlakuan. Untuk kelompok kontrol
tidak perlu memasukan apapun ke dalam botol.
5. Tutup botol dan bolak-balikan botol untuk menghomogenkan air.
6. Segera ukur kadar oksigen awal (KOawal) dengan menggunakan DO meter dan
catat waktu peletakan botol.
7. Kencangkan tutup botol dan letakan dibawah sinar matahari selama 20, 30, 40
menit. Catat waktu peletakan botol.
1. Setelah satu jam (catat waktu akhir pengamatan), ukur kembali kadar oksigen
akhir (KOakhir) dengan menggunakan DO meter dan catat dalam tabel
pengamatan.
2. Hitung perubahan nilai kadar oksigen (Delta KO) dengan cara mengurangi
KOakhir-KOawal. Untuk control juga dilakukan hal yang sama, nilainya adalah
Delta KOkontrol.
3. Untuk nilai yang didapat dikoreksi dengan menggunakan nilai Delta KOkontrol
(Delta KO – Deltakontrol)
Pelaporan
Hasil pengamatan ditampilkan dalam bentuk tabel berikut:
Rata-rata
Delta
Jenis KO KO Delta Delta Delta
KO
Perlakuan awal akhir KO KOkontrol KOakhir
akhir
Botol terang
Botol gelap
Botol
terbungkus