Nim : 05041282025034
TEKNIK LABORATURIUM DAN PENELITIAN NUTRISI TERNAK
Mata kuliah ini menahas Teknik penelitian nutrisi ternak ruminansia, non ruminansia dan
hijauan pakan yang meliputi penelitian in vivo , in vitro, dan in situ, penggunaan tracer dalam
bidang nutrisi dan persyaratan penggunaan hewan dalam percobaan.
1. Tujuan SOP ini untuk memberikan penjelasan mengenai : Pengelolaan laboratorium
guna memaksimalkan kegunaan dari laboratorium beserta semua sumber daya tan
dada didalamnya, sehingga dapat membantu mewujudkan visi dan misi
Jurusan/program studidalam lingkungan Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo
2. Fungsi utama dari laboratorium adalah wadah untuk melakukan praktik atau
penerapan atas teori penelitian dan pengembangan keilmuan di Jurusan/program
studi Fakultas di dalam kampus, sehingga menjadi unsur penting dalam kegiatan
pendidikan dan penelitian, khususnya di bidang teknik.
DEFINISI
1) Kepala laboratorium adalah seorang staf edukatif atau fungsional yang
ditugaskan menjadi pimpinan tertinggi dalam organisasi laboratorium serta
membawahi anggota laboratorium, pembimbing praktikum, staf administrasi,
laboran, dan asisten praktikum serta bertanggung jawab terhadap semua kegiatan
di laboratorium
2) .Anggota laboratorium adalah staf edukatif yang memiliki minat keilmuan dan
bersedia turut berperan aktif dalam pengelolaan serta pengembangan laboratorium.
3) Pembimbing praktikum adalah staf edukatif yang bertanggungjawab dalam
memberikan bimbingan praktikum bagi mahasiswa untuk mata kuliah yang dibinanya.
4) Staf aadministrasi adalah tenaga kerjaadminstrasi yang menjalankan fungsi
administrasi di laboratorium.
5) Laboran adalah staf laboratorium yang membantu pelaksanaan kegiatan dan
teknis operasional dalam laboratorium, serta mempersiapkan peralatan dan bahan
untuk kegiatan praktikum dan penelitian.
6) Asisten praktikum adalah mahasiswa yang diberi tugas oleh pembimbing
praktikum untuk membantu kelancaran pelaksanaan praktikum, bertanggung jawab
kepada pembimbing praktikum.
7) Koordinator asisten praktikum adalah salah seorang dari asistenprpada aktikum yang
ditunjuk untuk menjadi pemimpin asisten. Penunjukan coordinator asisten atas
kesepakatan dari para asisten dan pembimbing praktikum.
8) Peserta praktikum adalah mahasiswa yang telah terdaftar untuk mata kuliah
yang bersangkutan pada semester berjalan yang ditunjukkan dengan Kartu
Rencana Studi (KRS) dan telah mendaftarkan diri untuk kegiatan praktikum pada
semester berjalan.
RUANG LINGKUP
Kegiatan yang ada dalam lingkup pengelolaan laboratorium meliputi praktikum,
penggunaan peralatan laboratorium, penggunaan laboratorium untuk penelitian dan
kerjasama penelitian atau sejenisnya.
URAIAN PROSEDUR
I.Tata Tertib Laboratorium
Berlaku sopan, santun dan menjunjung etika akademik dalam laboratorium
Menjunjung tinggi dan menghargai satf laboratorium dan sesame pengguna
laboratorium
Menjaga kebersihan dan kenyamanan ruang laboratorium
Peserta praktikum berikut : mengenakan pakaian/kaos oblong, memakaimsandal,
tidak memakai jas/pakaian laboratorium; tidak boleh memasuki laboratorium dan
/atau Tidak Boleh Mengikuti Praktikum
Peserta praktikum dilarang merokok, makan dan minum, membuat kericuhan
selama kegiatan praktikum dan di dalam ruang laboratorium
Di larang menyentuh, menggeser dan menggunakan peralatan di laboratorium yang
tidak sesuai dengan cara praktikum matakuliah yang diambil.
Membersihkan peralatan yang digunakan dalam praktikum maupun
penelitian dan mengembalikannya kepada petugas laboratorium
Membaca, memahami dan mengikuti prosedur operasional untuk setiap peralatan
dan kegiatan selama praktikum dan di ruang laboratorium
Selama kegiatan praktikum, Tidak Bolehmenggunakan handphone untuk
pembicaraan dan/atau SMS
1. Evaluasi bahan pakan scr fisik
Merupakan analisis pakan dg cara melihat keadaan fisiknya.Pengujian secarafisik bah
an pakan dapat dilakukan baik secara langsung (makroskopis) maupun dg alat bantu (
mikroskopis). Pengujian secara fisik disamping dilakukanuntuk mengenali bahan pak
an secara fisik juga dapat untuk mengevaluasi bahan pakan secara kualitatif. Evaluasi
secara fisik dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : secara makro dan mikro.Evaluasi
secara makro diidentifikasi mengenai struktur, warna, dan rasa dari bahan tersebut.
Hal tersebut dilaksanakan, karena erat hubungannya dengan palatabilitas ternak dan
daya cerna. Evaluasi secara mikro dilaksanakan dengan cara menggunakan alat
microskop. Dengan menggunkan mikroskop dapat dibedakan partikel berbagai bahan
waluapun telah digiling secara halus. Dengan menggunakan mikroskop dapat
dideteksi adanya pemalsuan mengenai bahan pakan. Mislanya, pemalsuan dedak
halus dapat diketahui dengan menambahkan sekam yang telah digiling halus.
ANALISA PROKSIMAT adalah analisa komponen mayor dalam bahan pangan dan hasil
pertanian lainnya Meliputi analisa kuantitatif kandungan zat- zat : air, abu, lipida, protein,
dan karbohidrat.
ANALISIS FRAKSI AIR
Prinsip analisis fraksi air yaitu menguapkan air yang terdapat dalam bahan dengan oven suhu
105 C dalam jangka tertentu (3-24 jam ) hingga seluruh air yang terdapat dalam bahan
menguap.
Kelemahan analisis fraksi air yaitu
- Tidak hanya air yang menguap, tetapi terdapat senyawa organic sederhana (BM
Rendah ) ikut menguap seperti asetat, butirat, ester atsiri sehingga terhitung sebagai
air
- Terdapat dalam jumlah sangat sedikit , air terikat dalam senyawa tidak ikut menguap
hal ini mengurangi nilai total air.
ANALISIS FRAKSI ABU
Total abu secara luas diterima sebagai indeks makanan yang dimurnikan seperti tepung terigu
dan gula. Tujuan pembuatan tepung adalah memisahkan endosperm ber-pati dari bekatul dan
lembaga (bran and germ) diikuti me-nggiling endosperm menjadi tepung. Karena kadar abu
bekatul + 20 kali kadar dalam endospermnya, maka uji kadar abu dapat
menunjukkan kemurnian tepung atau keberhasilan pemisahan bekatul dan lembaga dari
bagian biji lainnya.
Abu yng larut air kadangkala digunakan sbg index kandungan buah dalam jelly atau awetan
buah lain. Abu yng tak larut berguna sbg index pengotoran debu pd rempah-2 , talk pada
kembang gula, adanya pasir pada gula, bijian, dsb. Abu tidak larut ditentukan dng
mendidihkan
abu bahan dlm HCl 10%. Abu dari buahan bersifat alkalis (konversi garam-as.organik
menjadi garam-karbonat). Bahan makanan yng tinggi kadar asam buahan atau garamnya,
alkalinitas abu merupakan index porsi buah dlm bahan tsb.
ANALISIS FRAKSI PROTEIN KASAR
Dalam metoda Kjeldahl untuk analisis protein, yang ditera adalah total kadar unsur N dalam
sampel, dng asumsi adanya senyawa bernitrogen selain protein
dapat diabaikan Pinsip : bila sampel didigesti dengan cara pendidihan dalam asam sulfat
pekat, unsur C dan H akan habis menjadi CO2 dan H2O sedangkan unsur N akan tere-
duksi jadi garam (NH4) 2SO4 dalam lart. as.sulfat Bila cairan hasil destruksi dialkaliskan
dengan NaOH, amm.sulfat akan melepaskan gas ammonia (NH4OH) yng kemudian dapat
didestilasi dan ditangkap dengan larutan HCl standar (atau H2SO4) berlebihan.
Kelebihan asam ditera dengan titrasi larutan NaOH standar dng indikator phenolphthalein
(pp).
ANALISIS FRAKSI LEMAK KASAR
Trigliserida dan wax disebut lipida netral yg ber -sifat sangat tidak polar sehingga sangat sulit
larut dalam air namun sebaliknya sangat mudah larut dalam solven tidak polar/pelarut
organik (benzen, petroleum-ether, dietil-ether, hexan, khloroform, dsb.). Karenanya untuk
penentuan kadar lemak & minyak bahan pangan dapat dilakukan dengan cara extraksi sample
bahan kering menggunakan solven non polar, menguapkan solven dari extrak dan dilanjutkan
penimbangan
residunya .
Alat extraksi untuk penentuan lipida yang terkenal adalah alat extraksi Soxhlet, alat extraksi
Goldfish, dan hasil pengembangannya seperti Soxhlet mikro serta Soxtec .
ANALISIS FRAKSI SERAT KASAR
NDF (neutral detergent fiber) menggambarkan semua komponen karbohidrat struktural
dalam dinding sel tanaman yang meliputi selulosa, hemiselulosa dan lignin (NRC, 2001).
Selain itu, pada dinding sel tanaman terdapat beberapa polisakarida lain dalam jumlah kecil
seperti: pektin, asam pektik dan lain-lain. Acid Detergent Fiber atau ADF dapat didefinisikan
sebagai banyaknya fraksi yang tidak terlarut setelah melalui proses pelarutan pada larutan
detergent asam (acid detergent solution) (Nursiam, 2012). Perbedaan antara NDF dengan
ADF adalah kandungan hemiselulosa yang terdapat pada NDF sedangkan ADF hanya
terdapat lignin dan selulosa. Metode analisis ADF menggunakan larutan ADS (acid detergent
soluble) yang akan melarutkan isi sel bersama dengan hemiselulosa. Selulosa dan lignin
merupakan komponen penyusun dari ADF (NRC, 2001). Selulosa dan lignin akan
membentuk ikatan kimia yang sangat sukar untuk dipecah yaitu ikatan lignoselulosa.
KESELAMATAN KERJA DI LABORATURIUM
Laboratorium adalah tempat staf pengajar, mahasiswa dan pekerja laboratorium melakukan
eksperimen dengan bahan kimia alat gelas dan alat khusus. Penggunaan bahan kimia dan alat tersebut
berpotensi terjadinya kecelakaan kerja. Pada umumnya kecelakaan kerja penyebab utamanya adalah
kelalaian atau kecerobohan. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk mencegah terjadinya
kecelakaan dengan cara membina dan mengembangkan kesadaran (attitudes) akan pentingnya
Keselamatan dan keamanan Kerja di laboratorium.
Keselamatan Kerja di Laboratorium, perlu diinformasikan secara cukup (tidak berlebihan) dan relevan
untuk mengetahui sumber bahaya di laboratorium dan akibat yang ditimbulkan serta cara
penanggulangannya. Hal tersebut perlu dijelaskan berulang ulang agar lebih meningkatkan
kewaspadaan. Keselamatan yang dimaksud termasuk orang yang ada di sekitarnya.
Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
- Dilarang mengambil atau membawa keluar alat-alat serta bahan dalam laboratorium tanpa
seizin petugas laboratorium.
- Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke laboratorium. Hal ini untuk mencegah
hal-hal yang tidak diinginkan.
- Gunakan alat dan bahan sesuai dengan petunjuk praktikum yang diberikan.
- Jangan melakukan eksperimen sebelum mengetahui informasi mengenai bahaya bahan kimia,
alat-alat, dan cara pemakaiannya.
- Bertanyalah jika Anda merasa ragu atau tidak mengerti saat melakukan percobaan.
- Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk memudahkan
pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.
- Kebakaran, sebagai akibat penggunaan bahan-bahan kimia yang mudah terbakar seperti
pelarut organik, asezena, etil alkohol, etil eter dan lain-lain.
- Ledakan, sebagai akibat reaksi eksplosif dari bahan-bahan reaktif seperti oksidator
- Keracunan bahan kimia yang berbahaya, seperti arsen, timbal dan lain-lain.
- Iritasi, yaitu peradangan pada kulit atau saluran pernapasan dan juga pada mata sebagai
kontak langsung dengan bahan-bahan korosif.
- Luka pada kulit atau mata akibat pecahan kaca, logam, kayu dan lain-lain.
- Sengatan listrik.
Usaha atau tindakan pencegahan kecelakaan di laboratorium yang paling baik adalah bersikap dan
bertindak hati-hati, bekerja dengan teliti dan tidak ceroboh, serta mentaati segala peraturan dan tata
tertib yang berlaku. Usaha atau tindakan pencegahan kemungkinan timbulnya kecelakaan antara lain
sebagai berikut.
- Penyediaan berbagai alat atau bahan yang ditempatkan di tempat yang mudah dicapai. Alat
dan bahan itu, misalnya: ember berisi pasir untuk menanggulangi kebakaran kecil agar tidak
terjadi kebakaran yang besar, alat pemadam kebakaran dan selimut yang terbuat dari bahan
tahan api, serta kotak P3K untuk memberikan pertolongan pertama.
- Tidak mengunci pintu pada waktu laboratorium sedang dipakai dan mengunci pintunya pada
waktu laboratorium tidak dipakai.
- Pada waktu di laboratorium tidak ada guru atau laboran, siswa tidak diperkenankan masuk.
- Penyimpanan bahan-bahan yang mudah terbakar di tempat yang khusus, tidak berdekatan
dengan nyala api atau tempat yang ada percikan api listrik, misalkan pada alat yang memakai
relay atau motor listrik.
- Penyimpanan bahan-bahan yang tergolong racun atau berbahaya (misal air raksa dan bahan
kimia lain) di tempat terkunci dan aman.
- Pengadaan latihan-latihan cara mengatasi kebakaran secara periodik.
BAHAN KOROSIF/IRITANS
Corrosive (Korosif) suatu bahan tersebut bersifat korosif dan dapat merusak
jaringan hidup. Karakteristik bahan dengan sifat ini umumnya bisa dilihat dari
tingkat keasamaannya. PH dari bahan bersifat korosif lazimnya berada pada
kisaran < 2 atau >11,5.
Bahaya dari bahan korosif/iritans Korosif juga berbahaya bagi indra penglihatan.
Satu tetes zat saja dapat menimbulkan kebutaan dalam 2–10 detik melalui
keruhnya lensa atau kerusakan langsung pada kornea. Menelannya pun dapat
menyebabkan kerusakan serius saluran pencernaan, yang dapat menyebabkan
muntah, sakit perut yang parah, dan akhirnya, kematian, menimbulkan iritasi
akibat reaksi langsung dgn kulit, proses pelarutan atau denaturasi protein kulit
atau akibat gangguan kesetimbangan membran dan tekanan osmosis pada kulit.
Dilihat dari wujud/fasenya, bahan kimia korosif ada tiga macam, yaitu:
- Bahan korosif padatan, misalnya: kaustik soda, NaOH; kalium hidroksida,
KOH; kalsium hidroksida, Ca(OH)2.
- Bahan korosif cairan, misalnya: asam sulfat, H2SO4; asam cuka,
CH3COOH; asam klorida, HCl; asam nitrat, HNO3.
Korosi merupakan istilah baku dari peristiwa perkaratan yang biasa terjadi pada
logam. Perkaratan ini dapat timbul secara otomatis melalui mekanisme reaksi kimia apabila
suatu logam terkena kontak secara langsung dan terus menerus dengan beberapa zat kimia.
Zat kimia yang di maksud diantaranya adalah oksigen. Gas yang setiap hari kita hirup untuk
bernapas ini memang terkenal ini memang terkenal dapat mengubah sebuah logam yang baik-
baik saja menjadi berkarat .
● Asam sulfat
● Asam Klorida
● Asam Asetat
● Asam Sitrat
● Amonium Hidroksida
● Asam Nitrat
● Kalium Hidroksida
● Fenol
● Natrium Hidroksida
Bahan kimia korosif yang berbentuk cairan (seperti; asam mineral, larutan alkali dan
beberapa oksidator) menunjukan bahaya yang sangat signifikan terhadap kulit ataupun kontak
mata, sekalipun hanya berupa percikan dan akan memengaruhi jaringan sel manusia pada
umumnya yang berlangsung sangat cepat. Bromin, natrium hidroksida, asam sulfat dan
hidrogen peroksida adalah contoh cairan yang sangat korosif.
Bahan kimia korosif yang berbentuk gas dan uap, memiliki potensi berbahaya. Baik yang
memiliki tingkat penguapan tinggi (seperti: amonia dan hidrogen klorid), dengan potensi
bahaya berupa iritasi akut bagi saluran pernapasan. Ataupun yang memiliki tingkat
penguapan rendah (seperti: nitrogen dioksida, fosgen, dan sulfur dioksida), dengan potensi
bahaya menembus kedalam paru-paru.
Bahan kimia korosif yang berbentuk padat (seperti; natrium hidroksida dan fenol) juga
menunjukan bahaya yang sangat signifikan terhadap kulit ataupun kontak mata. Namun jika
serpihan debu dari zat korosif terhirup, ini dapat menyebabkan iritasi atau luka bakar pada
saluran pernapasan. Banyak zat korosif yang menghasilkan panas ketika dilarutkan dalam air,
seperti kalium hidroksida dan natrium hidroksida.
Apabila Anda mengalami paparan zat kimia korosif yang dilarang Kementerian
Kesehatan pada area mata, metode membasuh mata dengan air mengalir masih dapat
dilakukan. Pembasuhan dilakukan selama 15 menit, lepas lensa kontak apabila Anda
menggunakan lensa kontak. Segera cari bantuan medis untuk memperoleh pertolongan
lanjutan.
2.Bahan korosif
1.Bahan reaktif terhadap air : contoh natrium, hidrida, karbit, nitrida dll