Lap Biotek Kel
Lap Biotek Kel
Acc 25/10/16
LAPORAN BIOTEKNOLOGI
PEMANFAATAN KOL BUSUK DAN TINJA SAPI SEBAGAI
ALTERNATIF PEMBUATAN BIOGAS RAMAH LINGKUNGAN
Oleh :
Acc 25/10/16
LAPORAN BIOTEKNOLOGI
PEMBUATAN TEMPE JAGUNG
Oleh :
BAB I
PENDAHULUAN
K1 24/10/16
Acc 25/10/16
A. Latar Belakang
Pertumbuhan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi oleh
masyarakat akibat penggunaan berbagai macam peralatan untuk menunjang
kenyamanan dalam kehidupan seehari-hari sangat mempengaruhi tingkat
kebutuhan energi yang digunakan. Sumber energi yang selama ini digunakan
sebagian besar berasal dari batu bara, minyak bumi, gas alam dan lain-lain.
Bahan bakar tersebut bersifat tidak terbarukan sehingga semakin hari semakin
menipis ketersediaannya.
Indonesia memiliki sumber energi terbarukan yang melimpah sebagai
alternatif pengganti energi yang tidak terbarukan. Salah satu caranya adalah
dengan pemanfaatan energi biogas. Biogas adalah gas produk akhir hasil
degradasi anaerobik (dalam lingkungan tanpa oksigen) oleh bakteri-bakteri
menthanogen. Salah satu limbah yang dihasilkan dari aktivitas kehidupan
manusia adalah limbah dari usaha peternakan sapi yang terdiri dari feses, urin,
gas dan sisa makanan ternak. Potensi limbah peternakan sebagai salah satu
bahan baku pembuatan biogas dapat ditemukan di sentra-sentra peternakan,
terutama di peternakan dengan skala besar yang menghasilkan limbah dalam
jumlah besar dan rutin. Kotoran sapi merupakan kotoran yang paling efisien
digunakan sebagai penghasil biogas karena setiap 10- 25 kg kotoran sapi per
hari dapat mengasilkan 2 m3 biogas. Dimana energi yang terkandung dalam 1
m3 biogas sebesar 4,7 kWh atau dapat digunakan sebagai penerangan 60 100
watt selama 6 jam (Saputri, 2014).
Selain dari kotoran sapi, bahan dasar biogas dapat berasal dari limbah
pertanian dan limbah organik lainnya (Abdulkareem, 2005). Salah satunya
yaitu menggunakan bahan baku dari sampah sayuran. Sampah sayuran yang
berasal dari pasar tradisional mendominasi penumpukan sampah di tempat
pembuangan akhir (TPA) di beberapa kota besar di Indonesia. Sampah sayuran
mengandung bahan-bahan organik sehingga termasuk biomassa yang dapat
diubah menjadi biogas (Andreas, 2012).
K1 24/10/16
Acc 25/10/16
B. Tujuan Penulisan
Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan praktikum ini adalah untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dan keefektifan pembuatan biogas dengan
bahan utama kotoran sapi dan sampah sayur kol.
C. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan laporan ini adalah untuk :
1. Menambah pengetahuan dan informasi tentang cara prmbuatan bio gas,
sebagai sebuah media pembelajaran tentang bioteknologi.
2. Memberikan gambaran umum kepada masyarakat luas pada umumnya dan
masayarakat lingkungan pendidikan, khususnya pada seorang guru atau
calon guru mengenai alternatif penggunaan energi tidak terbarukan menjadi
energi terbarukan dengan cara yang sederhana.
K1 24/10/16
Acc 25/10/16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Acc 25/10/16
Biogas memiliki kandungan energi tinggi yang tidak kalah dari kandungan
energi dalam bahan bakar fosil. Nilai kalori dari 1 m3 biogas sekitar 6000 watt
jam, setara dengan setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu biogas sangat
cocok menggantikan minyak tanah, LPG, butana, batu bara dan bahan bakar fosil
lainnya. Biogas mengandung 75% metana. Semakin tinggi kandungan metana
dalam bahan bakar, semakin besar kalor yang dihasilkan. Oleh karena itu, biogas
juga memiliki karakteristik yang sama dengan gas alam. Sehingga jika biogas
diolah dengan benar, biogas bisa digunakan untuk menggantikan gas alam.
Dengan demikian jumlah gas alam bisa dihemat (Zaelani, 2011).
Acc 25/10/16
Ada tiga cara utama dalam menggunakan bahan bakar bio. Pertama, bahan
bakar padat dibakar di rumah untuk menyediakan panas atau di pembangkit
tenaga untuk pembangkit baik panas maupun listrik. Kedua, bahan bakar bio dapat
diolah menjadi bahan bakar cair seperti bioetanol dan bio diesel. Ketiga, biomassa
dapat diperlakukan dengan mengubahnya menjadi gas yang mudah dibakar
caranya adalah dengan memanfaatkan bakteri. Dalam keadaan hangat, basah dan
kurang udara, bakteri akan mencerna sembarang bahan organik, menghasilkan
gas metana yang mudah terbakar sebagai hasil sampingan. Bahan mentah,
umumnya kotoran hewan atau tumbuhan basah dimasukkan ke dalam reaktor
logam yang berkapasitas besar pada suhu konstan 35oC selama 10-25 hari. Gas
yang dihasilkan sekitar 400 m3 untuk setiap ton bahan mentah yang
kering disedot dan dibakar dalam pembangkit tenaga sedangkan sisanya
digunakan sebagai pupuk pertanian (Walisiewicz, 2008).
Acc 25/10/16
Acc 25/10/16
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Acc 25/10/16
2. Bahan
Bahan yang digunakkan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
a. Air
b. Kol busuk
c. Tinja sapi
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Pengamatan Pada Ikan Mujair (Tillapia mossambica)
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakkan.
b. Mengukur suhu air (normal)
c. Memasukkan ikan kedalam kondisi air yang normal.
d. Mengamati dan menghitung laju kecepatan membukan dan menutup
operculum ikan tersebut selama lima menit
e. Mengambil data setiap satu menit sekali
f. Mengulangi langkah ( b sampai e ) untuk air dingin dan panas.
g. Mencatat hasil pengamatan.
2. Pengamatan Pada kecoak (Bltta sp.) dan belalang (Valanga sp.).
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakkan.
b. Membungkus Kristal KOH secukupnya dengan menggunakkan kapas.
c. Melepaskan tabung respirometer.
d. Memasukkan bungkusan Kristal KOH kedalam tabung respirometer.
e. Menimbang massa kecoak .
f. Memasukkan kecoak kedalam tabung respirometer yang telah di isi
dengan bungkusan KOH.
g. Menutup tabung respirometer dan mengolesi mulut tabung
respitometer menggunakkan vaselin.
h. Memasang kembali tabung respirometer pada papan respirometer.
i. Menyuntikkan larutan metilen blue pada pipa respirometer/pipa
kapiler.
K1 24/10/16
Acc 25/10/16
Acc 25/10/16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1.
K1 24/10/16
Acc 25/10/16
B. Pembahasan
Biogas dibuat dengan proses dekomposisi anaerobik yang dilakukan
oleh mikroorganisme. Bakteri anaerobik yang digunakan dalam praktikum
pembutan biogas berasal dari sumber sampah pasar, kotoran sapi, yeast, dan
EM4. Prinsip kerja bakteri anaerobik adalah bekerja secara optimum pada
saat tidak ada oksigen. Oleh karena itu, pada saat pembentukan biogas, drum
harus tertutup dengan rapat supaya bakteri anaerobic bekerja dengan
optimum. Produk akhir biogas adalah gas metana (yang mempunyai karakter
gampang terbakar) dan karbon dioksida. Gas yang dapat digunakan adalah
gas metana, sedangkan gas karbondioksida tidak digunakan.
Hasil dari pembuatan biogas dari sampah pasar dan kotoran sapi yang
telah dilakukan adalah terbentuknya gas methan dan karbondioksida. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa praktikum pembuatan biogas ini berhasil.
Indikasi keberhasilan pembuatan biogas adalah penutup drum yang
menggelembung. Penutup drum yang menggelembung mengindikasikan
terdapat gas di dalam drum tersebut. Meskipun berhasil terbentuk gas methan,
gas yang terbentuk tidaklah optimal. Hal ini dikarenakan klep penutup drum
mengalami kebocoran. Namun saat kran aliran gas dibuka, terjadi
penggembungan plastik. Hal ini menandakan bahwa gas berhasil terbentuk.
Tahapan penguraian sampah oleh bakteri anaerobik sampai terbentuk
biogas adalah hidrolisis, acidogenesis, acetogenesis, dan metanogenesis.
Hidrolisis merupakan reaksi kimia yang memecah air menjadi ion H+ dan
OH. Bakteri anaerobik menghidrolisis bahan organik yang tersedia dalam
lingkungan menjadi molekul yang lebih kecil. Hasil hidrolisis digunakan
untuk proses selanjutnya, yaitu acidogenesis. Bakteri anaerobik melakukan
fermentasi terhadap bahan-bahan yang berada dalam drum. Hasil fermentasi
bakteri tersebut membuat lingkungan menjadi asam. Fermentasi bakteri
menghasilkan ammonia, H2, CO2, H2S, asam lemak, asam karbonat, alkohol.
Hasil pemecahan materi organik selama proses acidogenic masih cukup besar
sehingga belum mampu menghasilkan metana. Maka dari itu, hasil dari
proses acidogenic dilakukan pengolahan lebih lanjut olah bakteri pada
K1 24/10/16
Acc 25/10/16
Acc 25/10/16
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka kesimpulkan
yang dapat diambil adalah sebaagai berikut:
1. Jadi pernyataan bahwa ikan adalah hewan poikiloterm adalah benar.
Karena ikan memang suhu tubuhnya mengikuti suhu lingkungannya,
dibuktikan dengan gerakan membuka dan menutup operculum ikan
tersebut. Suhu yang diatur akan menimbulkan efek membuka dan
menutupnya operculum ikan tersebut dari stabil akan menjadi semakin
cepat atau semakin lambat. Ketika suhu dinaikan, gerakan operculum
semakin cepat dan ketika suhu diturunkan gerakan operculum menjadi
lambat.
2. Mekanisme pernapasan pada belalang dan kecoak memiliki perbedaan
diantaranya laju pernapasannya. Pada kecoak laju pernapasan menurun,
sedangkan pada belalang laju pernapasan sangat cepat hal ini dapat
disebabkan karena pengukuran pada sore hari.
B. Saran
Saran yang dapat saya sampaikan dalam praktikum kali ini sebaiknya
bahan yang digunakan terutama pengamatan pada ikan perlu digunakan ikan
jenis lain seperti ikan mas, lele dan sebagainya.
K1 24/10/16
Acc 25/10/16
DAFTAR PUSTAKA
Fahri, A., 2010. Teknologi Pembuatan Biogas Dari Kotoran Ternak. http://riau.
litbang.deptan.go.id/ind/image/stories/PDF/biogas.pdf
[Diakses 3 Desember 2016].
Kadir, A., 1995. Energi Sumber Daya, Inovasi, Tenaga Listrik dan Potensi
Ekonomi. UI-Press, Jakarta.
Acc 25/10/16