OWNER
KONSULTAN KONSULTAN
PERENCANA PENGAWAS
KONTRAKTOR
Project Manager
Suyitno
Site Manager
Shedy Prasetyo
Mandor Mandor
Mandor Mandor
Mandor Mandor
Pekerja Pekerja
Pekerja Pekerja
Pekerja Pekerja
Gambar 2.4. Struktur Organisasi Kontraktor
b. Konsultan Perencana
c. Konsultan Pengawas
d. Kontraktor Utama
Kontraktor Utama pada proyek pembangunan Rs. Prasetya
HusadaMalang adalah PT. Citra Mandiri Cipta
Kontraktor adalah badan atau yang lembaga yang mendapatkan
mandate untuk menyelenggarakan pelaksanaan pembangunan proyek
oleh pemilik melalui prosedur pelelangan atau. Kontraktor pelaksana
pada proyek pembangunan Rs. Prasetya Husada adalah PT. Citra
Mandiri Cipta, mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut :
1. Bertanggung jawab sepenuhnya atas kegiatan konstruksi dan
metode pelaksanaan di lapangan.
2. Melaksanakan pekerjaan sesuai yang telah ditetapkan dalam
dokumen kontrak.
3. Membuat gambar kerja (shop drawing) sebelum memulai
pelaksanaan pekerjaan.
4. Melaksanakan pekerjaan sesuai jadwal (time schedule).
5. Membuat dokumen tentang pekkerjaan yang telah dilaksanakan
dan diserahkan kepada pemilik.
6. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan kemajuan
proyek (progress report).
7. Melakukan perbaikan atas kerusakan atau kekurangan pekerjaan
akibat kelalaian selama pelaksanaan dengan menanggung seluruh
biayanya.
a. Project Manager
Project Managerpada proyek pembangunan Rs. Prasetya
HusadaMalang adalah Bapak Suyitno yang mempunyai beberapa
tugas sebagai berikut :
b. Site Manager
Site Manager merupakan wakil dari pemimpin tertinggi suatu
proyek, dipilih dengan kemampuan tertentu untuk memimpin orang-
orang dalam proyek yang berbagai karakteristik, latar belakang
budaya, dan keterampilan manajemen serta mampu menguasai
seluruh sumber daya manusia yang dibebankan secara efisien dan
produktif. Site Manager pada proyek pembangunan Rs. Prasetya
HusadaMalang adalah Bapak Shedy Prasetyo yang mempunyai
beberapa tugas sebagai berikut :
1. Menerima dan mengawasi laporan hasil pekerjaan para pekerja
harian kantor dari masing-masing mandor.
2. Melaksanakan pembayaran gaji mingguan yang telah di acc
manajer proyek setelah memeriksa hasil absensi dari masing-
masing mandor.
3. Melakukan pembayarab opname borongan dan harian proyek
yang telah di setujui oleh manajer proyek.
4. Melaksanakan tugas-tugas khusus secara langsung berdasarkan
order dari manajer proyek.
5. Menerima pengiriman barang-barang material proyek yang
masuk di stok gudang kantor.
6. Mengajukan permintaan barang/material proyek yang sudah
habis dan mendapatkan perrsetujuan dari manajer proyek.
7. Membuat laporan saldo persediaan barang di gudang kantor.
8. Mengelola dokumentasi proyek.
c. Administrasi Teknik
Administrasi proyekpada proyek pembangunan Rs. Prasetya
HusadaMalang adalah Bapak Ery Eko Wandono yang mempunyai
beberapa tugas sebagai berikut :
f. Pelaksana MEP
g. Drafter
h. Surveyor
j. Mandor
Mandor konstruksi adalah orang yang mengepalai beberapa
orang atau kelompok dan bertugas mengawasi pekerjaan mereka,
mandor mempunyai fungsi :
1. Mengatur pembagian tugas para tukang dan pekerja.
2. Menghitung perkiraan kebutuhan tenaga kerja, bahan dan alat.
3. Mengawasi kegiatan para tukang dan pekerja dalam melakukan
pekerjaan.
4. Menghitung harga satuan ongkos kerja.
5. Mengukur dan menghitung hasil kerja/opname.
6. Melaporkan hasil kegiatan pelaksanaan pekerjaan dan meminta
pembayaran.
7. Merundingkan harga borongan pekerjaan.
8. Memahami gambar kerja dan menerjemahkan ke dalam langkah-
langkah operasional.
e. Pekerja
Pekerja adalah seorang yang mempunyai kemampuan dalam
pekerjaan tertentu, pada proyek ini pekerja dibagi menjadi lima
bagian yaitu pekerja kayu, pekerja batu, pekerja besi, pekerja las, dan
pekerja listrik. Pekerja kayu mempunyai tugas untuk mengerjakan
pembuatan mes para pekerja, kantor direksi maupun pekerjaan lain
yang berhubungan dengan kayu. Pekerja batu bertugas untuk
pengerjaan pekerjaan galian dan pengecoran. Pekerja besi bertugas
untuk pekerjaan pembesian dan pemasangan tulangan.
f. Security
Security (Keamanan) adalah orang yang diberikan tugas untuk
menjaga keamanan di daerah proyek pembangunan. Tugas dan
kewajiban penjaga keamanan lapangan yaitu:
a. Melakukan pengamanan pada wilayah proyek.
b. Bertanggung jawab atas barang milik proyek atau
perusahaan.
Pengawasan terhadap lingkungan proyek beserta ijin keluar masuk
bagi yang berkepentingan saat proyek berlangsung
2.1.4 Pola Rekrutmen Tenaga Kerja
a. Laporan Harian
Laporan harian merupakan rincian dari progress laporan
mingguan. Rincian seluruh pekerjaan yang dikerjakan pada hari itu.
Seluruh data pekerjaan, penggunaan material dan bahan, alat dapat
dimonitring dalam jangka pendek pada laporan harian.
b. Laporan Mingguan
Laporan mingguan adalah rekap dari laporan harian yang
dijadikan acuan pembuatan Progress. Dalam laporan mingguan
memuat laporan kemajuan pekerjaan selama satu minnggu dalam
bentuk prosentase. Time schedule mengalami kemunduran atau
kemajuan dapat dilihat dari progress laporan mingguan. Sehingga
dapat dijadikan sebagai acuan evaluasi proyek untuk minggu
selanjutnya. Evaluasi proyek dilaksanakan setelah rapat mingguan
dilaksanakan.
c. Time Schedule
Time Schedule atau penjadwalan pelaksanaan pembangunan Rs.
Prasetya HusadaMalang dilakukan oleh pihak kontraktor pelaksana.
Bentuk sistem penjadwalan yang digunakan dalam pembangunan ini
adalah gabungan dari diagram balok dengan kurva S.Pada setiap
pelaksanaan pekerjaan biasanya Time Schedule dipasang pada
dinding direksi/kantor lapangan.
Pada setiap pelaksanaan pekerjaan, progress atau kemajuan fisik
bangunan yang telah dilaksanakan nantinya harus dicatat dalam Time
Schedule. Hal ini bertujuan agar setiap kemajuan fisik bangunan
dapat diketahui, apakah pelaksanaan yang dilakukan lebih lambat
atau lebih cepat dari waktu yang direncanakan semula. Bentuk
system penjadwalan yang digunakan dalam proyek ini adalah kurva
S.
c. Kayu
Supplier kayu untuk pekerjaan bekisiting didatangkan dari CV Rizky Jaya di
daerah Malang.
e. Batako
Kebutuhan batako T beam didatangkan dari CV Rizky Jaya. Batako dalam
proyek ini digunakan untuk beberapa jenis pekerjaan, diantaranya yaitu untuk bekisting
sloof, pondasi footplat, serta pekerjaan T beam.
2.2 KEGIATAN KHUSUS
2.2.1 Teori
1.Pekerjaan Persiapan
2.Pekerjaan Perancah
2. MemasangJoint Pin ke Main Frame apabila ingin memasang frame selanjutnya dan
memasang Head Jack.
3.Pekerjaan Bekisting
Bekisting merupakan sarana strukktur beton untuk mencetak beton baik ukuran
atau bentuknya sesuai dengan perencanaan sebelumnya, sehingga bekisting harus
mampu berfungsi sebagai struktur sementara yang dapat memikul berat sendiri,
beton basah, beban hidup para pekerja dan perlatan kerja. Bekisting adalah cetakan
sementara yang digunakan untuk menahan beton selama beton diutang dan dibentuk
sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
Dalam bangunan, bekisting didesain berdasarkan 3 hal (Johnston, David W:
2010) yaitu:
a. Bekisting didesain dan dipasang dengan kaku dan akurat dari segi posisi dan bentuk
untuk cetakan beton (Quality)
b. Bekisting dipasang dengan kekuatan cukup dengan faktor keselamatan yang
mampu mendukung berat sendiri dan berat beban dari beton. (Safety)
c. Bekisting dibangun secara efisien, mempersingkat waktu, dan biaya (Economy)
Standar bekisting/cetakan beton menurut SNI 03-2847-2002 point 6 Tata Cara
Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung adalah sebagai berikut:
a. Cetakan harus menghasilkan struktur akhir yang memenuhi bentuk, garis, dan
dimensi komponen struktur yang disyaratkan.
b. Cetakan harus kokoh dan cukup rapat untuk mencegah kebocoran mortar.
c. Cetakan harus diperkaku dengan baik untuk mempertahankan posisi dan bentuknya.
d. Cetakan dan tumpuannya harus direncanakan sehingga tidak merusak struktur yang
dipasang sebelumnya.
e. Perancangan cetaakan harus menyertakan pertimbangan kecepatan dan metode
pengecoran beton, beban selama pelaksanaan konstruksi, serta persyaratan cetakan
khusus untuk pelaksanaan konstruksi tertentu.
f. Cetakan untuk komponen struktur beton prategang harus dirancang dan dibuat
untuk mengizinkan pergerakan komponen struktur tanpa kerusakan.
Bekisting terdiri dari 2 bagian yakni badan dan konstruksi dukung. Badan
bekisting berfungsi untuk memberikkan bentuk dari konstruksi penyokong. Badan
bekisting berfungsi untuk memberikan bentuk dari konstruksi beton yang akan dibuat.
Konstruksi penyokong berfungsi untuk menahan atau mendukung badan bekisting.
Ada 3 persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu:
a. Syarat kekuatan, yaitu bagaimana material bekisting seperti kayu tidak patah ketika
menerima beban yang bekerja.
b. Syarat kekakuan, yaitu bagaimana material bekisting tidak mengalami perubahan
bentuk/deformasi yang berarti, sehingga tidak membuat perubahan bentuk struktur
yang berarti.
c. Syarat stabilitas, yang berarti bahwa balok bekisting dan tiang/perancah tidak runtuh
tiba-tiba akibat gaya yang bekerja.
Kokoh dan tidak mengalami perubahan bentuk pada beton saat di cor
Mudah dilepas
Bahan yang dipilih untuk badan bekisting dapat terbuat dari multipleks 10 mm.
Menurut F. Wigbout (1997:27) ada beberapa sifat-sifat baik dari multipleks yaitu:
4.Pekerjaan Penulangan/Pembesian
c.Perangkaian tulangan
5.Pekerjaan Pengecoran
6.Pekerjaan Perawatan
Menurut SK SNI-03-2847-2002 syarat cara perawatan beton sebagai berikut
:
a.Beton ( selia beton kuat awal tinggi ) harus dirawat paa suhu diatas
10 C dan dalam konsdisi lembab untuk sekurang-kurangnya selama 7
ahri setelah pengecoran, kecuali jika dilakukan percepatan saat
perawatan
b.Beton kuat awal tinggi harus dirawat pada suhu diatas 10 C dan
dalam kondisi lembab untuk sekurangnya-kurangnya selama 3 hari
pertama kecuali dilakukan percepatan saat perawatan
c.Mempercepat perawatan
Sesuai dengan lingkup Praktek Industri , maka pembahasan pada laporan ini
hanya dibatasi pada pekerjaan kolom.
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari
balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari
suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat
menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total
collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).
Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila
diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan
berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain
seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin.
Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah
bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke
kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di
bawahnya.
Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan
antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan
tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini
dalam struktur beton memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan
balok bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan .
Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan Dipohusodo, 1994), ada tiga jenis
kolom beton bertulang tetapi dalam pembangunan proyek Rumah Sakit Prastya Husada
hanya menggunakan jenis kolom ikat (tie column).
Kolom ikat menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom
beton yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi
tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi untuk
memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya.
Pada proyek ini terdapat beberapa jenis dan bentuk kolom, yang meliputi kolom
struktur dan kolom praktis. Pada kolom struktur pembangunan Rumah Sakit prastya
Husada memiliki bentukkolom persegi, kolom persegi panjang, kolom L, kolom T dan
kolom praktis. Adapun proses pengerjaan kolom dimulai dari penentuan as kolom,
pekerjaan pembesian, penyambungan tulangan kolom, pemasangan dan pembongkaran
begisting kolom, pengecoran kolom serta perawatan kolom.
Di dalam proyek pembangunan rumah sakit prastya husada terdapat berbagai tipe
kolom diantaranya:
a.kolom1 =650x650
b.kolom2 =400x600
c.kolom3 =L200x400
d.kolom4 =400x400
e.kolom5 =200x300
f.kolom6=500x500
1) Penentuan As kolom
Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan. Hal ini
disesuaikan dengan gambar yang telah direncanakan. Cara menentukan as kolom
membutuhkan alat-alat seperti: theodolit, meteran, tinta, sipatan dll.
Proses pelaksanaan:
(a) Penentuan titik as kolom dengan Theodolit dan waterpass berdasarkan shop
drawing dengan menggunakan acuan yang telah ditentukan bersama dari satu titik
2) Pembesian Kolom
Besi yang digunakan untuk membuat beugel dan tulangan kolom pada Proyek
Pembangunan Rumah Sakit Prastya Husada menggunakan besi dengan diameter yang
berbeda-beda tergantung kegunaan kolom itu sendiri. Besi yang dipakai menggunakan
diamater 22, dan 32 dari PT.VARIA USAHA, besi yang digunakan juga menggunakan
besi ulir dan besi polos, penggunaan besi sendiri tergantung dengan kebutuhan fungsi.
Besi yang digunakan juga sudah sesuai dengan ketentuan SNI 07-2052-2002.
b) Pembesian atau perakitan tulangan kolom fabrikasi dikerjakan secara manual
atau dapat dikerjakan di tempat lain yang lebih aman.
e) Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama dan
sengkang diikat oleh bendrat dengan sistem silang.
Pemasangan beugel untuk dirangkai menjadi tulangan juga merupakan hal yang
penting, karena jika besi yang digunakan untuk tulangan memiliki diamater yang
berbeda maka jarak sengkang tiap ukuran kolom pun akan berbeda, dan kolom 1
dengan ukuran 650x650,kolom 2 dengan ukuran 400x600,kolom 3 dengan ukuran
L200x400,kolom 4 dengan ukuran 400x400, kolom 5 dengan ukuran
200x300,meskipun dengan menggunakan diameter besi yang sama tetep jarak
sengkang tulangan akan berbeda, sangat banyak aspek yang berpengaruh dalam
menentukan jarak sengkang pada tulangan kolom sesuai dengan ketentuan SNI-15-
1991-03.
Gambar 3.7 macam macam tulangan beugel dengan ukuran dan besi berbeda
Gambar 3.8 pemasangan sengkang,oleh bendrat dengan system silang
f) untuk pemasangan atau penyambungan terusan kolom di lakukan di atas proyek yang
akan di lakukan pemasangan atau penyambungan tulangan kolom agar lebih mudah.
Gambar 3.6 Pemasangan penyambungan tulangan kolom
g) Jarak pemasangan besi tulangan pokok dan sengkang harus sesuai dengan gambar
forcon.
h) Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking
sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.
a) Uji slump. Bila memakai concrete pump, pengambilan sample harus di ambil pada
pelepasan pipa, bukan dari truk mixer begitu juga pada saat pengecoran
menggunakan concrete pump sample juga diambil pada saat pelepasan pipa.
Pengujian pada slump pada pelaksanaan pekerjaan Proyek pembangunan rumah
sakit prestya husada sudah sesuai dengan ketentuan SNI 03- 3976 1985.
gambar 3.15 uji slump
a. Diameter tulangan
b. Jumlah tulangan
c. Jarak antar tulangan
d. Ikatan antar sengkang tulangan utama .
a) Persiapan pengecoran
b) Pelaksanaan pengecoran
Pekerjaan pngecoran yang dilakukan pada Proyek pembangunan rumah sakit
prastya husada yaitu dengan menggunakan concrete pume dan mixer yang
dihubungkan dengan pipa tremi dengan kapasitas tertentu. Dan juga pada saat
pengecoran dalam skala banyak menggunakan concrete pump.
Pada Proyek pembangunan rumah sakit prastya husada juga menggunakan
pengecoran secara manual yaitu untuk pengecoran kolom praktis yang tepatnya berada
pada tengah dinding sebagai penahan dinding bata ringan konstruksi tersebut.
Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton.
Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan beton menggunakan vibrator. Hal
tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai
pemadatan yang maksimal.
Dalam proyek ini, pengecoran kolom dilaksanakan secara bertahap. Pada masing
masing tahap beton dituangkan kedalam bekisting sedikit demi sedikit, kemudian
dilakukan pemadatan. Fungsi dari pemadatan beton adalah untuk menghilangkan
gelembung yang disekitar tulangan yang terdapat pada spesi beton, sangat penting
dalam menentukan kekuatan beton dan ketahanan beton serta mengurangi kekeroposan
beton. Metode ini dilaksanakan secara berulang sampai ketinggian pengecoran sesuai
dengan elevasi rencana.
Beton yang digunakan adalah beton ready mix dengan kekuatan karakteristik beton
fc 20 Mpa dan mutu beton menggunakan K-300 dari PT VARIA USAHA. Peralatan
pengadukan beton dengan menggunakan truk mixer ready mix, selama perjalanan truk
ini melakukan pengadukan, sehingga pada saat sampai di lokasi pekerjaan, beton sudah
tercampur dengan baik dan siap untuk dituangkan . Dari truk mixer ready mix, beton
dibawa ke kolom dengan menggunakan tremi.
1.Bahan untuk membuat Kolom beton pada Pembangunan Rumah sakit prastya
Husada
a. Beton ready mix sesuai mutu yang telah di setujui
b. Oil form
c. Decking
d. Calbond/cairan perekat antara beton lama dengan beton baru
e. Curing compound/bahan perawatan dan perlindungan beton
yang menghambat proses penguapanair pada beton basah
a) Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom sudah dapat dibongkar.
b) Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepas push pull.
c) Pembongkaran penyangga kolom
g) Panel begisting yang telah terlepas, atau setelah dibongkar segera diangkat dengan
menggunakan alat bantutower crane ke lokasi fabrikasi awal.
Mutu beton tidak hanya dipengaruhi oleh spesifikasi material berdasarkan mix design
saja, tetapi juga dipengaruhi oleh metode pelaksanaan pengecoran dan perawatan (curing)
setelah proses pengecoran beton selesai. Fungsi dari perawatan beton tersebut adalah untuk
menghindari proses terjadinya pengeringan mendadak sebagai akibat reaksi semen dengan
material lainnya ( proses hidrasi ) karena panas matahari. Pengeringan yang mendadak
dapat menimbulkan retak retak pada permukaan beton yang akhirnya dapat mengurangi
kekuatan beton. Retakan yang terjadi umumnya tidak diinginkan, tetapi yang lebih
berbahaya adalah akibat retakan ini kualitas beton menjadi berkurang dan kekuatan beton
tidak maksimal.
a) Kehilangan zat cair yang banyak ketika pengerasan beton jam jam awal.
b) Kelebihan penguapan air dari beton pada pengerasan beton hari pertama .
c) Perbedaan temperatur pada beton yang mengakibatkan retak retak pada beton.
Perawatan beton pada kolom yang dilakukan pada proyek pembangunan Rumah sakit
prastya husada ini yaitu dengan menutup permukaan beton dengan plastik dan
menyiramkan air pada kolom selama 2 minggu sekali.
BAB III
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai lingkup pekerjaan dan pelaksaanaan pekerjaan
mengenai kolom. Selain itu akan dibahas pula evaluasi pekerjaan dilapangan berdasarkan
teori, Sehingga didapatkan hasil analisa tentang kesesuaian antara teori dengan pelaksanaan
pekerjaan secara nyata di lapangan.
Dalam penyedian alat dan bahan pada proyek ini sudah cukup memadai, hal
ini dapat dilihat dari pekerjaan yang lancar dan terus berjalan kontinyu.
Bahan yang akan digunakan pada hari ini telah dipesan terlebih dahulu di
hari sebelumnya yang telah diperkirakan, begitu pula dengan peralatan yang harus
dimanajemen sedemikian rupa baik alat investaris proyek, alat milik pekerja sendiri,
maupun alat sewa semua harus sudah siap dan dapat digunakan ketika pekerjaan
dimulai menurut jadwal.
Dalam pembesian ini tulangan dibagi menjadi 3 yaitu tulangan begel dan
tulangan vertical . Tulangan begel dalam hal ini memakai tulangan 12 mm dan
tulangan vertical D 19 mm dan 22 mm. Tulangan vertikal yang digunakan memiliki
panjang 6 meter dan dipasang berdiri dengan bantuan skafolding. Memakai
tulangan dengan panjang 6 meter sangat menguntungkan pada waktu ( time ) tidak
memerlukan waktu untuk memotong dan menyambungkannya kembal.
a. Gergaji mesin
b. bahan pelumas pembongkaran begisting
c. palu
d. meteran
e. tang
f. spidol/ pensil kayu.
Pelepasan bekisting dilakukan setelah beton cukup kuat, yaitu beton cukup
mampu menahan berat sendiri serta beban pelaksanaan yang bekerja pada beton
tersebut. Dalam pelaksanaanya pelepasan bekisting dilakukan setelah berumur 1
hari setelah pengecoran karena beton telah dianggap kering. Jika pembongkaran
dilakukan sebelum waktu pengikatan pada beton menjadi sempurna, maka akan
terjadi kerusakan / cacat pada balok maupun pelat itu sendiri. Proses pembongkaran
bekisting dilakukan oleh 2 3 orang.
3.2.6 Pekerjaan Perawatan Beton