Anda di halaman 1dari 81

BAB II

HASIL PELAKSANAAN PRAKTIK

2.1 KEGIATAN UMUM


Mengacu pada petunjuk pelaksanaan laporan praktik Industri (PI) Jurusan
Teknik Sipil Universitas Negeri Malang tahun 2016/2017. Maka langkah-langkah
penulisan dalam bab ini menjelaskan beberapa rumusan,yaitu kegiatan umum dan
kegiatan khusus praktik Industri.
Kegiatan umum proyek ini meliputi mekasnisme rekrutmen tenaga kerja,
sistem pengendalian proyek, pengembangan dengan instansi lain, dan administrasi
prroyek. Sedangkan kegiatan khusus adalah pembahasanan pada masing-masing sub
pekerjaan.

2.1.1 Informasi Proyek


Gambar tampak depan dan belakang
Gambar tampak samping kanan dan samping kiri

Gambar denah lokasi dari atas

Informasi proyek merupakan bagian penting dari administrasi sebuah


proyek. Informasi proyek menjelaskan beberapa hal seperti kegiatan apa yang
sedang dilaksanakan proyek tersebut, berapa lama proyek dikerjakan, siapa pemilik
proyek, dan lain-lain. Adapun data proyek yang diperoleh dari bagian administrasi
sebagai berikut :
1. NAMA PROYEK : Pembangunan Gedung Utara 8 Lantai
Persada Hospital
2. LOKASI : Jl. Panji Suroso Kompleks Araya
Business Centre Kav. 2-4 Malang
3. PEMILIK : PT. Persada Medika Raya
4. SUMBER DANA : Persada Hospital
5. KONSULTAN MK : PT. Indra Karya (Persero)
6. KONTRAKTOR PELAKSANA : PT. Citra Mandiri Cipta
7. NILAI KONTRAK : 27.500.000.000.00,-
8. NOMOR KONTRAK : 019/DIR-SPK/III/PMR.2017
9. TANGGAL MULAI : 29 Maret 2017
10. WAKTU PELAKSANAAN : 300 Hari Kalender

2.1.2 Lokasi Proyek

Gambar 2.1. Papan Informasi Proyek Pembangunan Rs. Prasetya Huasada.


Gambar 2.2. Lokasi Proyek Rs. Prasetya Husadamenurut Peta Satelit.

2.1.3 Struktur Organisasi Proyek

Struktur organisasi diwujudkan dengan adanya pembagian tugas yang jelas,


mekasnisme kontrol, kolaborasi dan koordinasi. Peran-peran kerja dan mekanisme
administrasi untuk pengawasan, serta penyatuan aktivitas pekerjaan termasuk lintas
batas aktivitas pekerjaaan organisasi, hal ini dapat disebut dengan strutur organisasi
(King dan Anderson, 1995:99)Sistem hubungan kerja pelaksana proyek dapat
dijelaskan sebagai berikut:

OWNER
KONSULTAN KONSULTAN
PERENCANA PENGAWAS
KONTRAKTOR

Gambar 2.3. Struktur Organisasi Proyek

1. Antara Pemilik Proyek dengan Konsultan Pengawas


Hubungan antara Pemilik Proyek dengan Konsultan Pengawas mempunyai
ikatan kontrak. Konsultan Pengawas bertanggung jawab wajib melaporkan
kemajuan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas. Pemberi tugas memberi imbalan
berupa fee atas jasa pengawasan yang dilakukan oleh Konsultan Pengawas.

2. Antara Pemilik Proyek dengan Kontraktor Pelaksana


Hubungan antara Pemilik Proyek dengan Kontraktor Pelaksana mempunyai
ikatan kerja kontrak. Untuk melaksanakan pekerjaan sebagaimana yang
disarankan oleh Pemilik Proyek, kontraktor memerlukan biaya sesuai dengan
perjanjian dalam kontrak yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Biaya
dapat diberikan oleh Pemberi Tugas dengan sistem pembayaran sesuai dengan
ketentuan yang termuat di dalam kontrak yang telah ditandatangani.

3. Antara Pemilik Proyek dengan Konsultan Perencana


Hubungan antara Pemilik Proyek dengan Konsultan Perencana mempunyai
ikatan kontrak. Konsultan Perencana bertanggung jawab wajib merencanakan
pekerjaan kepada pemberi tugas. Pemberi tugas memberi imbalan atas jasa
pengawasan yang dilakukan oleh Konsultan Perencana.

4. Antara Konsultan Pengawas dan Kontraktor Pelaksana


Hubungan antara kedua belah pihak mempunyai ikatan kerja
peraturanpelaksanaan pekerjaan. Konsultan Pengawas mempunyai tugas untuk
mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang dikerjakan oleh Kontraktor, sedangkan
Kontraktor dapat mengkonsultasikan masalah-masalah yang timbul di lapangan
dengan Konsultan Pengawas.

Adapun strutur organisasi pelaksana (kontraktor) proyek Pembangunan RS.


Prasetya Husada seperti bagan di bawah ini :

Project Manager
Suyitno

Site Manager
Shedy Prasetyo

Pelaksana Drafter Surveyor K3


Administrasi Teknik Logistik Pelaksana Bangunan Gedung
MEP M. Ilkhamul Bambang Arif
Ery Eko Wandono M. Samsul Huda Suwandi Ulum Sutedjo Wibowo

Mandor Mandor
Mandor Mandor
Mandor Mandor

Pekerja Pekerja
Pekerja Pekerja
Pekerja Pekerja
Gambar 2.4. Struktur Organisasi Kontraktor

2.1.3.1. Unsur Organisasi PelaksanaanProyek, Deskripsi Tugas dan Tata


Hubungan Kerja
Dalam pelaksanaan suatu proyek harus memiliki suatu sususnan
orgamisasi yang baik, kelengkapan, loyalitas, dan hubungan antar
anggota organisasi sangat menentukan pelaksanaan suatu proyek apakah
berjalan dengan baik atau tidak. Adapun tugas pelaksanaan Proyek
Pembangunan RS. Prasetya Husada, wewenang dan tanggung jawab dari
masing-masing komponen struktur organisasi tersebut adalah :
a. Pemilik Proyek
Owner pada proyek pembangunan Rs. Prasetya HusadaMalang
adalah Bapak Jumino atau Ibu Suci
Owner adalah instansi atau seseorang baik pemerintah
maupun swasta yang memiliki proyek dan memberikan pekerjaan
serta membiayai seluruh biaya proyek dalam proses pembangunan
proyek dan dilaksanakan sesuai perjanjian kontrak kerja.
Tugas dan Kewajiban Pemilik adalah :

1. Menyediakan dan membayar semua biaya yang dipergunakan


untuk mewujudkan pembangunan yang diinginkan kepada
konsultan perencana, pelaksana/kontraktor dan instansi lain yang
berkaitan dengan proyek.
2. Mengadakan kegiatan administrasi.
3. Menandatangani surat perjanjian/kontrak dan mengeluarkan surat
perintah kerja kepada konsultan perencana, dan konsultan
pengawas.
4. Menetapkan pekerjaan tambahan atau pengurangan pekerjaan.
5. Mengambil keputusan terakhir terkait dengan proyek dan
menghentikan pekerjaan apabila dianggap perlu.
6. Menerima hasil pekerjaan dari pelaksanaan proyek atau
kontraktor.

b. Konsultan Perencana

Konsultan Perencana pada proyek pembangunan Rs. Prasetya


HusadaMalang adalah PT. Etika Prana

Konsultan Perencana adalah badan yang membuat program kerja


rencana kegiatan lengkap bidang arsitektur, sipil, mekanikal,
elektrikal dan plumbing. Konsultan perencana memiliki tugas
sebagai berikut :
1. Merencanakan Gambar Bestek, Rencana Kerja dan Syarat
(RKS), perhitungan struktur, serta perencanaan anggaran biaya
(RAB)
2. Memberikan usulan saran dan pertimbangan kepada pemberi
tugas (owner) tentang pelaksanaan proyek.
3. Membuat gambar-gambar detail dan dokumen lainya yang akan
digunakan sebagai dokumen pelelangan dan perhitungan
konstruksi.
4. Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang
hal-hal yang kurang jelas dari gambar bestek dan Rencana Kerja
dan Syarat (RKS).
5. Menghadiri rapat koordinasi pengelola proyek.
6. Memperlajari petunjuk-petunjuk teknis Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.

c. Konsultan Pengawas

Konsultan Pengawas pada proyek pembangunan Rs. Prasetya


HusadaMalang adalah PT. Etika Prana

Konsultan pengawas adalah pihak yang ditunjuk pemilik


proyek (owner) untuk melakukan pekerjaan pengawasan
pembangunan proyek.Konsultan pengawas dapat berupa perorangan
atau badan usaha. Konsultan pengawas memerlukan sumber daya
manusia yang ahli dalam berbagai bidang ilmu seperti struktur,
arsitektur, mekanika elektrikal, dan lain-lain. Adapun tugas dan
kewajiban konsultan pengawas adalah:
a. Mengontrol kesesuaian pekerjaan di lapangan dengan gambar
pelaksanaan.
b. Memeriksa dan memberikan ijin kerja pengujian dan
penggunaan material, schedule kerja, dan berita acara kemajuan
pekerjaan.
c. Mencatat dan melaporkan segala pekerjaan pelaksanaan yang
tidak sesuai dengan perencanaan, mengikuti rapat mingguan dan
bulanan.

d. Kontraktor Utama
Kontraktor Utama pada proyek pembangunan Rs. Prasetya
HusadaMalang adalah PT. Citra Mandiri Cipta
Kontraktor adalah badan atau yang lembaga yang mendapatkan
mandate untuk menyelenggarakan pelaksanaan pembangunan proyek
oleh pemilik melalui prosedur pelelangan atau. Kontraktor pelaksana
pada proyek pembangunan Rs. Prasetya Husada adalah PT. Citra
Mandiri Cipta, mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut :
1. Bertanggung jawab sepenuhnya atas kegiatan konstruksi dan
metode pelaksanaan di lapangan.
2. Melaksanakan pekerjaan sesuai yang telah ditetapkan dalam
dokumen kontrak.
3. Membuat gambar kerja (shop drawing) sebelum memulai
pelaksanaan pekerjaan.
4. Melaksanakan pekerjaan sesuai jadwal (time schedule).
5. Membuat dokumen tentang pekkerjaan yang telah dilaksanakan
dan diserahkan kepada pemilik.
6. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan kemajuan
proyek (progress report).
7. Melakukan perbaikan atas kerusakan atau kekurangan pekerjaan
akibat kelalaian selama pelaksanaan dengan menanggung seluruh
biayanya.

2.1.3.2 Unsur Organisasi Pelaksana (Kontraktor) Proyek, Deskripsi Tugas


dan Tata Hubungan Kerja
Adapun unsur organisasi pelaksana/kontraktor pelaksana PT. Citra
Mandiri Cipta adalah sebagai berikut:

a. Project Manager
Project Managerpada proyek pembangunan Rs. Prasetya
HusadaMalang adalah Bapak Suyitno yang mempunyai beberapa
tugas sebagai berikut :

b. Site Manager
Site Manager merupakan wakil dari pemimpin tertinggi suatu
proyek, dipilih dengan kemampuan tertentu untuk memimpin orang-
orang dalam proyek yang berbagai karakteristik, latar belakang
budaya, dan keterampilan manajemen serta mampu menguasai
seluruh sumber daya manusia yang dibebankan secara efisien dan
produktif. Site Manager pada proyek pembangunan Rs. Prasetya
HusadaMalang adalah Bapak Shedy Prasetyo yang mempunyai
beberapa tugas sebagai berikut :
1. Menerima dan mengawasi laporan hasil pekerjaan para pekerja
harian kantor dari masing-masing mandor.
2. Melaksanakan pembayaran gaji mingguan yang telah di acc
manajer proyek setelah memeriksa hasil absensi dari masing-
masing mandor.
3. Melakukan pembayarab opname borongan dan harian proyek
yang telah di setujui oleh manajer proyek.
4. Melaksanakan tugas-tugas khusus secara langsung berdasarkan
order dari manajer proyek.
5. Menerima pengiriman barang-barang material proyek yang
masuk di stok gudang kantor.
6. Mengajukan permintaan barang/material proyek yang sudah
habis dan mendapatkan perrsetujuan dari manajer proyek.
7. Membuat laporan saldo persediaan barang di gudang kantor.
8. Mengelola dokumentasi proyek.
c. Administrasi Teknik
Administrasi proyekpada proyek pembangunan Rs. Prasetya
HusadaMalang adalah Bapak Ery Eko Wandono yang mempunyai
beberapa tugas sebagai berikut :

d. Logistik Manajer (LM)


Logistik Manajer bangunan adalah pengawasan barang dan
pengadaan material bahan bangunan dengan tugas mendatangkan
dan menyediakan pembelian peralatan yang telah diputuskan oleh
coordinator pelaksana sesuai dengan jadwal pengadaan. Logistic
Manajer dalam proyek pembangunan Rs. Prasetya Husada adalah
Bapak M. Samsul Huda yang memiliki tugas sebagai berikut :
1. Mensurvei dan mencari informasi harga bahan dari beberapa
supplier atau toko material bangunan sebagai data untuk memilih
harga bahan termurah dan memenuhi standar kualitas yang telah
ditetapkan.
2. Mencatat keluar masuknya barang dan bertanggung jawab atas
pendatanganan dan ketersediaan material yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pembangunan proyek.
3. Mengatur tempat penyimpanan material yang sudah didatangkan
ke area proyek sehingga dapat tertata rapi dan terkontrol dengan
baik jumlah pendatangan dan pemakaianya.
4. Membuat label keterangan pada barang yang disimpan untuk
menghindari kesalahan penggunaan akibat tertukar dengan
barang lain.
5. Mengelola persediaan barang dalam jumlah yang cukup pada
waktu material tersebut dipelukan dengan biaya termurah serta
memenuhi persyaratan mutu spesifikasi bahan dalam kontrak
konstruksi.
6. Membuat dan menyusun laporan material sesuai dengan format
yang sudah menjadi standar perusahaan kontraktor.
7. Membuat berita acara mengenai penerimaan atau penolakan
material setelah melalui kontrol kualitas bahan oleh quality
control.
8. Menyusun macam-macam laporan logistik yang diminta oleh
perusahaan.

e. Pelaksana Bangunan Gedung


Pelaksana Bangunan Gedung pada proyek pembangunan Rs.
Prasetya HusadaMalang adalah Bapak Suwandi yang mempunyai
beberapa tugas sebagai berikut :

f. Pelaksana MEP

Pelaksana Bangunan Gedung pada proyek pembangunan Rs.


Prasetya HusadaMalang mempunyai beberapa tugas sebagai berikut :

g. Drafter

Pelaksana Bangunan Gedung pada proyek pembangunan Rs.


Prasetya HusadaMalang adalah Bapak M. Ikhamul Ulum yang
mempunyai beberapa tugas sebagai berikut :

h. Surveyor

Pelaksana Bangunan Gedung pada proyek pembangunan Rs. Prasetya


HusadaMalang adalah Bapak Bambang Sutedjo yang mempunyai
beberapa tugas sebagai berikut :
i. General Affair / K3

Pelaksana Bangunan Gedung pada proyek pembangunan Rs.


Prasetya HusadaMalang adalah Bapak Arif Wibowo yang
mempunyai beberapa tugas sebagai berikut :

General affair K3 mempunyai fungsi :


1. Petugas K3 Konstruksi harus bekerja penuh secara fulltime
2. Membuat perencanaa dan program pelaksanaan K3 Konstruksi di
Proyek
3. Melakukan penyuluhan dan Pembinaan informasi serta latihan
tentang K3 Konstruksi
4. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan Konstruksipada proyek
apakahsudah sesuai dengan planning K3 Konstruksi yang dibuat
5. Mencegah terjadinya kecelakaan dan gangguan kecelakaan
dengan cara menyediakan beberapa hal pendukung, seperti
Sabuk Pengaman (Safety Belt), Topik Keras (Helm), Sarung
Tangan, Sepatu Kerja, Penutup Hidung (Masker), Kaca Mata,
Pelindung Telinga, Pakaian Las, Membuat Perancah dan Tangga
Sementara dan Galian Tanah Terbuka.

j. Mandor
Mandor konstruksi adalah orang yang mengepalai beberapa
orang atau kelompok dan bertugas mengawasi pekerjaan mereka,
mandor mempunyai fungsi :
1. Mengatur pembagian tugas para tukang dan pekerja.
2. Menghitung perkiraan kebutuhan tenaga kerja, bahan dan alat.
3. Mengawasi kegiatan para tukang dan pekerja dalam melakukan
pekerjaan.
4. Menghitung harga satuan ongkos kerja.
5. Mengukur dan menghitung hasil kerja/opname.
6. Melaporkan hasil kegiatan pelaksanaan pekerjaan dan meminta
pembayaran.
7. Merundingkan harga borongan pekerjaan.
8. Memahami gambar kerja dan menerjemahkan ke dalam langkah-
langkah operasional.

e. Pekerja
Pekerja adalah seorang yang mempunyai kemampuan dalam
pekerjaan tertentu, pada proyek ini pekerja dibagi menjadi lima
bagian yaitu pekerja kayu, pekerja batu, pekerja besi, pekerja las, dan
pekerja listrik. Pekerja kayu mempunyai tugas untuk mengerjakan
pembuatan mes para pekerja, kantor direksi maupun pekerjaan lain
yang berhubungan dengan kayu. Pekerja batu bertugas untuk
pengerjaan pekerjaan galian dan pengecoran. Pekerja besi bertugas
untuk pekerjaan pembesian dan pemasangan tulangan.

f. Security
Security (Keamanan) adalah orang yang diberikan tugas untuk
menjaga keamanan di daerah proyek pembangunan. Tugas dan
kewajiban penjaga keamanan lapangan yaitu:
a. Melakukan pengamanan pada wilayah proyek.
b. Bertanggung jawab atas barang milik proyek atau
perusahaan.
Pengawasan terhadap lingkungan proyek beserta ijin keluar masuk
bagi yang berkepentingan saat proyek berlangsung
2.1.4 Pola Rekrutmen Tenaga Kerja

Rekrutmen tenaga kerja pada proyek pembangunan Hotel Fave Tuban


yaitu pemilihan tukang dan pekerja adalah pilihan sendiri oleh mandor
masing-masing sub pekerjaan.Mekanisme rekrutment tenaga kerja pada
proyek pembangunan Rs. Prasetya Husadahanya memiliki beberapa
rekrutment, diantaranya:
1. Rekrutment tenaga lapangan
Rekrutment tenaga lapangan ada yang diambil dari proyek
sebelumnyadan perekrutan baru melalui tes yang telah ditentukan PT Citra
Mandiri Cipta sendiri.
2. Rekrutment mandor
Rekrutmen mandor dilakukan oleh kontraktor
3. Rekrutment pekerja
Rekrutment pekerja dipilih sendiri oleh mandor masing masing sub
pekerjaan yang telah ditunjuk site manager. Dalam perekrutan pekerja proyek
tidak dilakukan tes tulis maupun tes praktik. Mandor memiliki hak untuk
memilih pekerja dan menentukan kapan pekerja tersebut ditugaskan dan kapan
tukang di istirahatkan.

2.1.5 Sistem Kesejahteraan dan Upah Tenaga Kerja

Pembangunan Rs. Prasetya Husada mempunyai tenaga kerja lapangan


(mandor, tukang, dan pekerja) dan staff berasal dari luar kabupaten Malang
sehingga setelah pekerjaan berakhir, mereka kembali ke mes pekerja untuk
pekerja dan mes staff untuk para staff kontraktor. Adapula kembali ke kost
masing-masing untuk para pekerja bekisting sebagai tempat tinggal sementara
selama proyek pembangunan masih berjalan. Sistem harian adalah pembayaran
upah pekerja dihitung berdasarkan hari kerja dari masing-masing tenaga kerja.
Adapun nominal upah pekerja dapat dilihat pada table 1 di bawah ini:
Tabel 1 Upah pekerja pada proyek pembangunan Rs. Prasetya Husada
Jenis Pekerjaan Satuan/hari Upah Pekerja
Mandor Orang/hari Rp. 120,000.00
Kepala Tukang Orang/hari Rp. 90,000.00
Tukang Orang/hari Rp. 80,000.00
Pekerja Orang/hari Rp. 65,000.00

2.1.6 Jam Kerja

Pembangunan Hotel Fave Tuban mempunyai jam kerja sebagai berikut :


Mandor : Pukul 08.00 17.00 = Rp. 120,000.00
1 Jam Lembur = 1/8 Upah Jam Reguler
Kepala Tukang : Pukul 08.00 17.00 = Rp. 90,000.00
1 Jam Lembur = 1/8 Upah Jam Reguler
Tukang : Pukul 08.00 17.00 = Rp. 80,000.00
1 Jam Lembur = 1/8 Upah Jam Reguler
Pekerja : Pukul 08.00 17.00 = Rp. 65,000.00
1 Jam Lembur = 1/8 Upah Jam Reguler

2.1.7 Sistem Pengendalian Proyek

Pengendalian proyek sangat dibutuhkan karena keterkaitannya dalam


kegiatan mengadakan material dan alat kerja yang menunjang kelancaran dan
berjalanya proyek sesuai yang diharapkan atau sesuai jadwal (time schedule).
Keterlambatan pada pekerjaan dalam suatu proyek akan berpengaruh pada
anggaran proyek. Agar tepat waktu, jadwal disusun sebagai alat kontrol untuk
mengukur tingkat prestasi pekerjaan dengan lamanya pelaksanaan. Untuk
mengetahui pekerjaan yang harus dimulai dan dilaksanakan terlebih dahulu
dapat terlihat jelas pada jadwal, sehingga keterlambatan pekerjaan dapat
dihindari.

2.1.8 Administrasi Proyek

a. Laporan Harian
Laporan harian merupakan rincian dari progress laporan
mingguan. Rincian seluruh pekerjaan yang dikerjakan pada hari itu.
Seluruh data pekerjaan, penggunaan material dan bahan, alat dapat
dimonitring dalam jangka pendek pada laporan harian.
b. Laporan Mingguan
Laporan mingguan adalah rekap dari laporan harian yang
dijadikan acuan pembuatan Progress. Dalam laporan mingguan
memuat laporan kemajuan pekerjaan selama satu minnggu dalam
bentuk prosentase. Time schedule mengalami kemunduran atau
kemajuan dapat dilihat dari progress laporan mingguan. Sehingga
dapat dijadikan sebagai acuan evaluasi proyek untuk minggu
selanjutnya. Evaluasi proyek dilaksanakan setelah rapat mingguan
dilaksanakan.
c. Time Schedule
Time Schedule atau penjadwalan pelaksanaan pembangunan Rs.
Prasetya HusadaMalang dilakukan oleh pihak kontraktor pelaksana.
Bentuk sistem penjadwalan yang digunakan dalam pembangunan ini
adalah gabungan dari diagram balok dengan kurva S.Pada setiap
pelaksanaan pekerjaan biasanya Time Schedule dipasang pada
dinding direksi/kantor lapangan.
Pada setiap pelaksanaan pekerjaan, progress atau kemajuan fisik
bangunan yang telah dilaksanakan nantinya harus dicatat dalam Time
Schedule. Hal ini bertujuan agar setiap kemajuan fisik bangunan
dapat diketahui, apakah pelaksanaan yang dilakukan lebih lambat
atau lebih cepat dari waktu yang direncanakan semula. Bentuk
system penjadwalan yang digunakan dalam proyek ini adalah kurva
S.

Gambar 2.5 Kurva S


Kurva warna hitam merupakan kurva rencana penjadwalan dan kurva
warna merah adalah kurva pelaksanaan dilapangan. Dari data tersebut dapat
dikatakan bahwa pada pelaksanaan proyek tersebut mengalami kemajuan
sesuai bahkan pekerjaan yang telah selesai melebihi dari yang direncanakan.
Time Schedule yang berjalan pada pembangunan Hotel Fave Tuban
lebih cepat dari yang direncanakan. Implikasi pekerjaan lebih cepat atau
berdasarkan Time Schedule yang ada adalah menghemat biaya pekerja,
fasilitas struktur dan infrastruktur, meminimalisir kerusakan bahan dan alat,
produktivitas pekerja terjamin dan tidak terkena denda keterlambatan
perjanjian.

2.1.9 Kontrak dan Tenaga Kerja

Dokumen kontrak merupakan suatu uraian tentang pekerjaan yang


memuat tentang keterangan-keterangan yang menjelaskan tentang petunjuk
ataupun perjanjian peraturan serta pelaksanaan dan cara-cara pembayaran
agar tidak terjadi perselisihan atau hal-hal yang tidak diinginkan antara pihak
owner dengan kontraktor yang melaksanakan pekerjaan. Maksud dari
dokumen kontrak sendiri merupakan gambaran yang sangat luas mengenai
gambaran pekerjaan yang akan dilaksanakan kontraktor dan sesuai dengan
kehendak pemilik proyek/owner. Adapun isi dari dokumen kontrak tersebut
meliputi gambar rencana, Syarat2 bahan, pasal pasal , spesifikasi bahan,
teknis pekerjaan dan Rencana Kerja dan Syarat (RKS).
Gambar kerja ini merupakan gambar yang dijadikan pedoman dan
akan dilaksanakan di proyek. Secara lengkapnya gambar ini akan
menunjukan lokasi, bentuk, ukuran konstruksi, keterangan singkat tentang
bahan-bahan yang dipergunakan, skala pekerjaan dan lain sebagainya.
Gambar kerja yang terdapat pada pelaksanaan proyek ini terdiri dari gambar
denah bangunan, gambar tampak, gambar potongan, gambar rencana dan
gambar detail.

2.1.10 Evaluasi Proyek

Pada pekerjaan proyek pembangunan diperlukan evaluasi proses


pembangunan proyek, bertujuan untuk mengetahui progress yang telah dicapai pada
pekerjaan dan kendala kendala apa saja yang dihadapi selama proses pembangunan
proyek. Evaluasi pada proyek pembangunan Rs. Prasetya Husada Malang
dilaksanakan dengan melakukan rapat evaluasi setiap minggu pada hari kamis.
Apabila pada proyek terjadi suatu masalah akan dibahas dan diselesaikan dengan
mencari solusi pada rapat mingguan tersebut, pada evaluasi mingguan ini
diharapkan menemukan solusi apabila ditemukan suatu masalah. Evaluasi diikuti
oleh seluruh pihak yang terlibat pada proyek tersebut seperti kontraktor, konsultan
pengawas maupun perencana.

2.1.11 Sistem Pembayaran Proyek

Sistem pembayaran pada proyek yang dilakukan owner kepada kontraktor


pelaksana yaitu secara termin. Sistem termin yaitu, sistem pembayaran yang
dibayarkan berdasarkan progress. Dalam jangka waktu tertentu menghasilkan
progress sebesar sekian sehingga pihak owner akanmembayar sebesar yang
ditagihkan sesuai kontrak. Pembayaran juga tidak sepenuhnya dibayarkan,
akantetapi bertahap berdasarkan hasil progress yang telah disepakati dikontrak.
Pada proyek pembangunan Rs. Prasetya Husada Malang, system pembayaran
dilakukan dengan system monthly. Pembayaran diberikan setiap bulan sesuai dengan
volume pekerjaan.
Kontrak untuk pekerjaan konstruksi Rs. Prasetya Husada (Zona A) dengan nilai
Rp. 26,5 Miliar:
Dibaya Rp.(belum
% Penyelesaian
Monthly termasuk PPN dan
Pekerjaan
Phn)
April 3,51% Rp 708,141,788
Mei 10,67% Rp 1,445,155,801
Juni 12,71% Rp 411,873,221
Juli 19,68% Rp 1,406,194,671
Agustus 43,23% Rp 4,750,131,743
September 66,26% Rp 4,646,897,967
Oktober 82,43% Rp 3,262,081,742
November 95,62% Rp 2,661,729,387
Desember 100,00% Rp 882,793,681
2.1.12 Kerjasama Kontraktor Utama dengan Sub Kontraktor

Pengembangan kerjasama yang dilakukan pihak pelaksana untuk pembangunan


Rs. Prasetya Husada Malangini dilaksanakan dengan 23amper yang 23amper sama
dengan lelang tender, awalnya para vendordari masing-masing bidang menawarkan
kepada pihak pelaksana. Kemudian pihak pelaksana memilih para vendor tersebut melalui
proses seleksi dan apabila pada proses seleksi tersebut telah terjadi kesepakatan. Maka
pihak pelaksana memberi tahu pihak vendor yang terpilih. Pada pembangunan Rs.
Prasetya Husada Malangini, vendor yang dipilih untuk bidang-bidang tertentu yaitu :
a. Beton
Kebutuhan beton didatangkan dari PT. Varia Usaha Beton, beserta seluruh
peralatan pendukung. Pekerjaan beton pada proyek juga membutuhkan pengadukan
manual untuk daerah tertentu dan mekanisme pekerjaan yang lebih efektif dan efisien.
Semen yang digunakan menggunakan Semen Gresik.

Gambar. 2.6 Kebutuhan beton dari PT. Varia Usaha Beton


b. Scaffolding
Peralatan scaffolding dan kelengkapannya milik pribadiPT Citra Mandiri Cipta.
Peralatan terdiri dari Jack Base, U Head, Joint pin, Cross, Support Pipe dan Main Frame.
Main Frame terbagi menjadi 3 ukuran sesuai dengan kebutuhan beban dan pengiriman,
yaitu ukuran 170,190 dan 90.
Gambar 2.7 kebutuhan scaffolding

c. Kayu
Supplier kayu untuk pekerjaan bekisiting didatangkan dari CV Rizky Jaya di
daerah Malang.

Gambar 2.8 kebutuhan kayu


d. Besi
Kebutuhan berbagai macam besi di datangkan dari PT Sarana Steelindo

Gambar 2.9 kebutuhan besi

e. Batako
Kebutuhan batako T beam didatangkan dari CV Rizky Jaya. Batako dalam
proyek ini digunakan untuk beberapa jenis pekerjaan, diantaranya yaitu untuk bekisting
sloof, pondasi footplat, serta pekerjaan T beam.
2.2 KEGIATAN KHUSUS

2.2.1 Teori
1.Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan merupakan pekerjaan yang sangat penting karena untuk


memastikan kelancaran pekerjaan selanjutnya. Persiapan awal dilakukan dengan
pembersihan lokasi sehingga dalam proses pelaksanaan pembangunan tidak terdapat
kendala dalam mengerjakan proyek tersebut dan memudahkan dalam aksesbilitas dalam
pelaksanaan pekerjaan selanjutnya seperti pengiriman material dan penempatan untuk
evisiensi.
Pekerjaan yang harus dilakukan sebelum malaksanakan pekerjaan balok dan
pelat lantai pada Proyek Pembangunan Rs. Prasetya Husada adalah sebagai berikut:
1. Pengajuan gambar shop drawing pekerjaan structure kolom
2. Persiapan material kerja, antara lain : readymix, besi beton, kawat beton,
mortar, multiplek, paku, balok, kaso dan lain-lain.
3. Persiapan alat bantu kerja, antara lain :concrete mixer, concrete pump, vibrator,
compressor,cutiing bar, bar bending, theodolith, waterpass, meteran, gergaji,
schafolding, selang air, dan lain-lain.
4. Melakukan pembersihan lokasi disekitar proyek. Hal ini untuk memastikan
kelancaran tahap pekerjaan selanjutnya.
5. Penentuan as dan elevasi.
Penentuan as Kolom dilakukan dengan bantuan theodolite dan untuk
menentukan ketepatan elevasi Kolom dan pelat lantai menggunakan water pass.

2.Pekerjaan Perancah

Perancah adalah suatu struktur sementara yang digunakan untuk menyangga


manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikkan gedung dan bangunan-
bangunan besar lainnya. Dalam SNI 2487:2013 perancah atau reshores merupakan
komponen struktur tumpuan 29ertical atau miring yang didesain untuk memikul
berat bekisting, beton, dan beban konstruksi lainnya.
Dalam proyek pembangunan Pembangunan Rumah Sakit Prasetya Husada
(ZONA A) yang di gunakan adalah perancah (scaffolding) dan kayu.Perancah
scaffolding dapat menahan yang beban yang sangat kuat.Langkah langkah
perangkaian Scaffolding adalah sebagai berikut:
1.Memasang Base Jack diatas pelat lantai. 2.Memasang Main Frame pada Base
Jack

Gambar base jack Gambar main frame scaffolding

1. Memasang Cross Brace pada Main Frame


Gambar kebutuhan cross brace

2. MemasangJoint Pin ke Main Frame apabila ingin memasang frame selanjutnya dan
memasang Head Jack.

Gambar kebutuhan join pin

Perancah dirangkai ketika pekerjaan pembetonan akan dilaksanakan pada lokasi


tertentu. Pekerjaan perancah langsung dilakukan di lapangan yang akan dilakukan
pengecoran. Pada pemasangan perancah perlu dipertimbangkan kesesuaian
scaffolding agar perancah dapat berdiri dengan kuat dan tidak menyebabkan
kecelakaan kerja saat pelaksanaan tahap pekerjaan selanjtnya, Setelah perangkaian
perancah selesai selanjutnya mengatur jarak-jarak kayu yang dipasang melintang
dan memanjang yang akan digunakan dalam pemasangan bekisting balok maupun
pelat. Penggunaan kayu bertujuan untuk menahan beban dari bekisting yang tepat
berada diatasnya serta menahan berat material pengecoran nantinya. Dalam hal ini
harus diperhitungkan seberapa kuat perancah mampu menahan beban.

3.Pekerjaan Bekisting

Bekisting merupakan sarana strukktur beton untuk mencetak beton baik ukuran
atau bentuknya sesuai dengan perencanaan sebelumnya, sehingga bekisting harus
mampu berfungsi sebagai struktur sementara yang dapat memikul berat sendiri,
beton basah, beban hidup para pekerja dan perlatan kerja. Bekisting adalah cetakan
sementara yang digunakan untuk menahan beton selama beton diutang dan dibentuk
sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
Dalam bangunan, bekisting didesain berdasarkan 3 hal (Johnston, David W:
2010) yaitu:
a. Bekisting didesain dan dipasang dengan kaku dan akurat dari segi posisi dan bentuk
untuk cetakan beton (Quality)
b. Bekisting dipasang dengan kekuatan cukup dengan faktor keselamatan yang
mampu mendukung berat sendiri dan berat beban dari beton. (Safety)
c. Bekisting dibangun secara efisien, mempersingkat waktu, dan biaya (Economy)
Standar bekisting/cetakan beton menurut SNI 03-2847-2002 point 6 Tata Cara
Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung adalah sebagai berikut:
a. Cetakan harus menghasilkan struktur akhir yang memenuhi bentuk, garis, dan
dimensi komponen struktur yang disyaratkan.
b. Cetakan harus kokoh dan cukup rapat untuk mencegah kebocoran mortar.
c. Cetakan harus diperkaku dengan baik untuk mempertahankan posisi dan bentuknya.
d. Cetakan dan tumpuannya harus direncanakan sehingga tidak merusak struktur yang
dipasang sebelumnya.
e. Perancangan cetaakan harus menyertakan pertimbangan kecepatan dan metode
pengecoran beton, beban selama pelaksanaan konstruksi, serta persyaratan cetakan
khusus untuk pelaksanaan konstruksi tertentu.
f. Cetakan untuk komponen struktur beton prategang harus dirancang dan dibuat
untuk mengizinkan pergerakan komponen struktur tanpa kerusakan.
Bekisting terdiri dari 2 bagian yakni badan dan konstruksi dukung. Badan
bekisting berfungsi untuk memberikkan bentuk dari konstruksi penyokong. Badan
bekisting berfungsi untuk memberikan bentuk dari konstruksi beton yang akan dibuat.
Konstruksi penyokong berfungsi untuk menahan atau mendukung badan bekisting.
Ada 3 persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu:
a. Syarat kekuatan, yaitu bagaimana material bekisting seperti kayu tidak patah ketika
menerima beban yang bekerja.
b. Syarat kekakuan, yaitu bagaimana material bekisting tidak mengalami perubahan
bentuk/deformasi yang berarti, sehingga tidak membuat perubahan bentuk struktur
yang berarti.
c. Syarat stabilitas, yang berarti bahwa balok bekisting dan tiang/perancah tidak runtuh
tiba-tiba akibat gaya yang bekerja.

Adapun syarat-syarat dari bekisting untuk dapat digunakan adalah


sebagai berikut

Kokoh dan tidak mengalami perubahan bentuk pada beton saat di cor

Tidak boleh bocor

Mudah dilepas

Murah dan ekonomis

Menurut SK SNI-03-2847-2002 dijelaskan sebagai berikut


Cetakan harus menghasilkan struktur akhir yang memnuhi bentuk,
garis, dan dimensi komponen struktur seperti yang diisyaratkan pada
gambar rencana dan spesifikasi

Cetakan harus mantap dan cukup rapat untuk mencegah kebocoran


mortar

Cetakan harus diperkaku atau diikat dengan baik untuk


mempertahankan posisi dan bentuknya

Cetakan dan tumpuannya harus direncanakan sedimikian hingga


tidak merusak struktur yang dipasang sebelumnya

Bahan yang dipilih untuk badan bekisting dapat terbuat dari multipleks 10 mm.
Menurut F. Wigbout (1997:27) ada beberapa sifat-sifat baik dari multipleks yaitu:

1. Memiliki sifat tidak anisotropy.


2. Memiliki sifat lebih homogen disbanding kayu.
3. Memiliki sifat penyusutan dan pengembangan yang tidak besar.
4. Memiliki kerapatan dan permukaan yang baik.
5. Mempunyai ukuran-ukuran yang panjang (lewat penyambungan dapat mencapai
panjang 12 m)
6. Memiliki sifat keawetan yang lebih baik daripada papan sehingga digunakan berkali
kali.
7. Memiliki sifat lentur sehingga dapat dipakai pada permukaan-permukaan yang
berbentuk lengkung.
Adapun tahap pelaksanaan pekerjaan bekisting adalah sebagai berikut:
a. Melakukan pengukuran dan pemotongan papan bekisting sesuai ukuran yang
direncakan.
b. Memasang dan merangkai potongan multipleks pada area struktur balok dan pelat
dengan perkuatan schaffolding sehingga membentuk bekisting balok dan pelat.
c. Memeriksa apakah bekisting balok dan pelat sudah cukup kuat. Salah satu cara yang
digunakan adalah dengan ditendang. Apabila bekisting tidak mengalami perubahan
bentuk berarti bekisting tersebut sudah kuat dan siap untuk pekerjaan selanjutnya.

Gambar kebutuhan bekisting


Gambar kebutuhan bekisting

4.Pekerjaan Penulangan/Pembesian

Pekerjaan penulangan adalah bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaaan ini


memegang peranan penting dari kualitas pelaksanaan karena besi tulangan sangat
penting dalam membentuk kekuatan struktur.

Tahapan tahapan dalam pembesian Kolom adalah pemotongan dan


pembengkokan tulangan, serta perangkaian tulangan. Pasa tahapan ini dilakukan
pada tempat khusus untuk pemotongan dan pembengkokantulangan. Tulangan
balok harus dirangkai dengan sesuai dengan tahapan yang ditentukan oleh aturan
yang berlaku di Indonesia. Sebelum proses perakitan, hal yang perlu diperhatikan
terlebih dahulu adalah persiapan bahan yang dibutuhan untuk pembangunan. Bahan
yang diperlukan diukur sesuai dengan ukuran pada gambar kerja.

Pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan


ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat
fungsi besi tulangan dalam kekuatan struktur gedung. Pekerjaan pembesian
ini meliputi beberapa hal diantaranya :
a.Pemotongan dan Pelurusan baja tulangan

Sebelum besi digunakan harus dilakukan proses pemeriksaan


terlebih dahulu. Besi harus dalam keadaan bersih dari kotoran.
Setelah selesai dibersihkan kemudian dilakukan proses pemotongan.
Pemotongan dilakukan sesuai dengan perencanaan dan pengukuran
untuk menyesuaikan kebutuhan dengan anggaran yang telah
disediakan.

Pemotongan besi dilakukan sesuai dengan ukuran,


sebelumnya besi yang akan dipotong ditandai terlebih dahulu.
Pemotongan dapat dilakukan dengan gunting blok atau bisa
menggunakan mesin pemotong ( bar cutter ). Setelah besi dipotong
sesuai dengan ukuran kemudian besi dibengkokan. Pembengkokan
besi bisa menggunakan pleser atau bar banding ( mesin pembengkok
).

b.Pembengkokan baja tulangan

Menurut SK SNI-03-2847-2002 syarat cara pembengkokan


yaitu : semua tulangan harus dibengkokan dalam keadaan dingin,
kecuali bila diizinkan oleh pengawas lapangan

c.Perangkaian tulangan

Setelah besi dibengkokan selanjutnya adalah pekerjaan


perangkaian tulangan. Perangkaian tulangan dapat menggunakan
kawat bendrat yang telah dipotong- potong sesuai dengan kebutuhan.
Untuk menguangatkan kawat bendrat tersebut dapat menggunakan
tang kakak tua. Untuk sistem pengikatan menggunakan sistem
pengikatan rangkap. Pengikatan harus lah kuat agar tidak terjadi
pergeseran saat mengikat tulangan
Baja tulangan yang digunakan untuk pembesian menurut PBI 1971 harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Tulangan harus bebas dari kotoran, karat, dan bahan lain yang dapat mengurangi
daya lekat.
b. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama pengecoran
tidak berubah tempatnya.
c. Ketepatan penutup beton perlu diperhatikan untuk memasang tulangan dengan
penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu yang 37rofes sama dengan
beton yang akan dicor.
Menurut PBI 1971 pemotongan tulangan harus sesui syarat-syarat berikut:
1. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan yang ditunjukkan
dalam gambar-gambar rencana dengan toleransi yang disyaratkan oleh perencana.
2. Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurut ukuran dan terhadap
panjang total dan ukuran intern dari dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi
25 mm.
3. Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi 6 mm
untuk jarak 60 cm atau kurang dan 12 mm untuk jarak lebih dari 60 cm.
4. Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan ditetapkan toleransi
sebesar 6 mm.
Menurut SNI 03-2847-2002 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung syarat pembengkokan tulangan adalah sebagai berikut:
1. Semua tulangan harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, kecuali bila diizinkan
lain oleh insinyur 37rofessional bersertifikat.
2. Tulangan yang sebagian sudah tertanam di dalam beton tidak boleh dibengkokkan
di lapangan, kecuali seperti yang ditunjukkan dalam dokumen kontrak atau bila
diizinkan lain oleh insinyur 37rofessional bersertifikat.
Gambar penulangan kolom

Gambar penulangan kolom

5.Pekerjaan Pengecoran

Pengecoran merupakan pekerjaan pengisian bekisting dengan aduan beton.


Menurut PBI 1971 pengecoran dilakukan dengan langkah berikut:
1. Pengaduan menggunakan readymix lalu disalurkan ke tempat yang akan dicor
dengan menggunakan concrete pump.
2. Beton harus dicor sedekat-dekatnya ke tujuan terakhir untuk pemisahan bhan-bahan
akibat pemindahan adukan didalam bekisting.
3. Sejak pengecoran dimulai, pekerjaan ini harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai
mencapai siar-siar pelaksanaan yang ditetapkam dalam pasal 6.5.

Syarat pengecoran beton menurut SNI 03-2847-2002 adalah sebagai berikut:


a. Beton harus dicor sedekat mungkin pada posisi akhirnya untuk menghindari
terjadinya segregasi akibat penanganan kembali atau segregasi akibat
pengaliran.
b. Pengecoran beton harus dilakukan dengan kecepatan sedemikian hingga beton
selama pengecoran tersebut tetap dalam keadaan plastis dan dengan mudah
dapat mengisi ruang di antara tulangan.
c. Beton yang telah mengeras sebagian atau telah terkontaminasi oleh bahan lain
tidak boleh di cor pada struktur.
d. Beton yang ditambah air lagi atau beton yang telah dicampur ulang setelah
pengikatan awal tidak boleh digunakan kecuali bila disetujui oleh insinyur
profesional bersertifikat.
e. Setelah dimulainya pengecoran, maka pengecoran tersebut harus dilakukan
secara menerus hingga mengisi secara penuh panel atau penampang sampai
batasnya, atau sambungan yang ditetapkan sebagaimana yang diizinkan atau
dilarang.
f. Permukaan atas cetakan vertikal secara umum harus datar.
g. Jika diperlukan siar pelaksanaan, maka sambungan harus dibuat sesuai dengan.
h. Semua beton harus dipadatkan secara menyeluruh dengan menggunakan
peralatan yang sesuai selama pengecoran dan harus diupayakan mengisi
sekeliling tulangan dan seluruh cetakan dan masuk ke semua sudut cetakan.

6.Pekerjaan Perawatan
Menurut SK SNI-03-2847-2002 syarat cara perawatan beton sebagai berikut
:
a.Beton ( selia beton kuat awal tinggi ) harus dirawat paa suhu diatas
10 C dan dalam konsdisi lembab untuk sekurang-kurangnya selama 7
ahri setelah pengecoran, kecuali jika dilakukan percepatan saat
perawatan

b.Beton kuat awal tinggi harus dirawat pada suhu diatas 10 C dan
dalam kondisi lembab untuk sekurangnya-kurangnya selama 3 hari
pertama kecuali dilakukan percepatan saat perawatan

c.Mempercepat perawatan

o Perawatan dengan uap berteknan tingi, penguapan pada


tekanan atmosfir, panas dan lembab, atau proses lainnnya
yang dapat diterima, dapat dilakukan untuk mempercepat
peningkatan kekuatan dna mengurangi waktu perawatan
o Percepatan waktu perawatan harus memberikan kuat tekan
beton pada tahap pembebanan yang ditinjau sekurangnya-
kurangnya sama dengan kuat rencana perlu pada tahap
pembebanan tersebut
o Proses perawatan harus sedimkian hingga beton yang
dihasilkan mempunyai tingkat keawetan paling tidak sama
dengan yang dihasilkan oleh metode perawatan lainnya

7.Pekerjaan Pembongkaraan bekisting

Menurut SK SNI-03-2847-2002 syarat cara pembongkaran bekistingkolom


sebagai berikut :
a.Cetakan harus dibongkar dengan cara-cara yang tidak mengurangi
keamanan dan kemampuan layan struktur. Beton yang akan
dipengaruhioleh pembongkaran cetakan harus memiliki kekuatan
cukup sehingga tidak akan rusak oleh operasi pembongkaran
2.2.1 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Kolom di Lapangan

Sesuai dengan lingkup Praktek Industri , maka pembahasan pada laporan ini
hanya dibatasi pada pekerjaan kolom.

2.2.2.1 Pekerjaan Kolom

Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari
balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari
suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat
menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total
collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).

SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan


yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang
tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.

Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila
diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan
berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain
seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin.
Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah
bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke
kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di
bawahnya.

Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan
antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan
tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini
dalam struktur beton memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan
balok bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan .

Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan Dipohusodo, 1994), ada tiga jenis
kolom beton bertulang tetapi dalam pembangunan proyek Rumah Sakit Prastya Husada
hanya menggunakan jenis kolom ikat (tie column).

Kolom ikat menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom
beton yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi
tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi untuk
memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya.

Pada proyek ini terdapat beberapa jenis dan bentuk kolom, yang meliputi kolom
struktur dan kolom praktis. Pada kolom struktur pembangunan Rumah Sakit prastya
Husada memiliki bentukkolom persegi, kolom persegi panjang, kolom L, kolom T dan
kolom praktis. Adapun proses pengerjaan kolom dimulai dari penentuan as kolom,
pekerjaan pembesian, penyambungan tulangan kolom, pemasangan dan pembongkaran
begisting kolom, pengecoran kolom serta perawatan kolom.
Di dalam proyek pembangunan rumah sakit prastya husada terdapat berbagai tipe
kolom diantaranya:
a.kolom1 =650x650
b.kolom2 =400x600
c.kolom3 =L200x400
d.kolom4 =400x400
e.kolom5 =200x300
f.kolom6=500x500

1) Penentuan As kolom

Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan. Hal ini
disesuaikan dengan gambar yang telah direncanakan. Cara menentukan as kolom
membutuhkan alat-alat seperti: theodolit, meteran, tinta, sipatan dll.
Proses pelaksanaan:
(a) Penentuan titik as kolom dengan Theodolit dan waterpass berdasarkan shop
drawing dengan menggunakan acuan yang telah ditentukan bersama dari satu titik

gambar penentuan as kolom dengan menggunakan theodolite

(b) Buat as kolom dari garis pinjaman


(c) Pemasangan patok as bangunan/kolom (tanda berupa garis dari sipatan).

Gambar pemasangan patok as bangunan/kolom (tanda berupa garis dari sipatan).

2) Pembesian Kolom

Pada proyek pembangunan Rumah Sakit prastya Husada menggunakan kolom


berbentuk persegi, persegi panjang, kolom bentuk L dan kolom bentuk T. Perletakan kolom
persegi dan kolom persegi panjang dibedakan menurut fungsi dan kebutuhan struktur ruang
konstruksi itu sendiri. Yang membedakan menurut fungsi yaitu kolom persegi panjang
sebagai kolom struktur utama, sedangkan kolom persegi difungsikan sebagai kolom
tumpuan beban diatasnya. Perletakan kolom juga tergantung dengan keperluan ruang itu
sendiri, kolom dengan bentuk persegi terletak pada area koridor, tangga, sedangkan dengan
bentuk persegi panjang terletak pada area-area utama seperti lobby, ruang-ruang yang
dijadikan fungsi utama. Syarat besi yang digunakan sudah sesuai dengan ketentuan PBI
1971. Peraturan Beton Bertulang Indonesia.
Tahap pelaksanaan pemasangan besi bertulang ini selalu diawasi oleh seorang
pelaksana dilapangan dari kontraktor. Selain itu Quality Control dari kontraktor dan
Pelaksana bertanggung jawab atas hasil pekerjaan yang sudah dikerjakan yaitu dengan
menceklist setap hasil pekerjaan yang sudah selesai tahapan pengerjaannya maupun yang
masih dalam tahap pengerjaan.
Adapun tahap-tahap pelaksanaan pembesian tulangan antara lain:

a) Fabrikasi tulangan kolom yang meliputi tahapan pemotongan dan pembengkokan.


Pekerjaan pemotongan dan pembengkokan tulangan dilakukan sesuai dengan gambar
rencana dan ukuran yang sudah ditentukan atau yang ada dan sudah mendapat
persetujuan dari Site Manager.

Gambar 3.2 Pembengkokan tulangan untuk beugel


Gambar 3.3 pemotongan untuk tulangan utama menggunakan bar cutter

Gambar 3.4 pemotongan tulangan utama


Gambar 3.4 tulangan beugle

Syarat-syarat tulangan yang dipakai antara lain:


Besi tulangan harus bebas dari kotoran, lemak oli, atau bahan lain yang
dapat mengurangi daya lekat.
Pemotongan besi tulangan tidak boleh dengan cara-cara yang dapat merusak
besi tulangan.
Besi tulangan harus sesuai dengan ukuran dalam gambar han hitunagn
forcon.
Pemotongan dan pembengkokan tulangan sengkang harus disesuaikan
dengan keperluan tulangan itu sendiri.

Besi yang digunakan untuk membuat beugel dan tulangan kolom pada Proyek
Pembangunan Rumah Sakit Prastya Husada menggunakan besi dengan diameter yang
berbeda-beda tergantung kegunaan kolom itu sendiri. Besi yang dipakai menggunakan
diamater 22, dan 32 dari PT.VARIA USAHA, besi yang digunakan juga menggunakan
besi ulir dan besi polos, penggunaan besi sendiri tergantung dengan kebutuhan fungsi.
Besi yang digunakan juga sudah sesuai dengan ketentuan SNI 07-2052-2002.
b) Pembesian atau perakitan tulangan kolom fabrikasi dikerjakan secara manual
atau dapat dikerjakan di tempat lain yang lebih aman.

gambar perakitasn tulangan secara manual

c) Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.


d) Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum pemasangan sengkang,
terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur atau bisa menggunakan
spidol atau pilok
Gambar 3.5 penandaan tulangan utama

Gambar 3.5 penandaan tulangan utama

e) Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama dan
sengkang diikat oleh bendrat dengan sistem silang.

Pemasangan beugel untuk dirangkai menjadi tulangan juga merupakan hal yang
penting, karena jika besi yang digunakan untuk tulangan memiliki diamater yang
berbeda maka jarak sengkang tiap ukuran kolom pun akan berbeda, dan kolom 1
dengan ukuran 650x650,kolom 2 dengan ukuran 400x600,kolom 3 dengan ukuran
L200x400,kolom 4 dengan ukuran 400x400, kolom 5 dengan ukuran
200x300,meskipun dengan menggunakan diameter besi yang sama tetep jarak
sengkang tulangan akan berbeda, sangat banyak aspek yang berpengaruh dalam
menentukan jarak sengkang pada tulangan kolom sesuai dengan ketentuan SNI-15-
1991-03.

Gambar 3.5 tulangan beugel


Gambar 3.6 macam macam tulangan beugel dengan ukuran dan besi berbeda

Gambar 3.7 macam macam tulangan beugel dengan ukuran dan besi berbeda
Gambar 3.8 pemasangan sengkang,oleh bendrat dengan system silang

f) untuk pemasangan atau penyambungan terusan kolom di lakukan di atas proyek yang
akan di lakukan pemasangan atau penyambungan tulangan kolom agar lebih mudah.
Gambar 3.6 Pemasangan penyambungan tulangan kolom

g) Jarak pemasangan besi tulangan pokok dan sengkang harus sesuai dengan gambar
forcon.
h) Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking
sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.

Gambar 3.7 Beton Deking yang terpasang di tulangan utama kolom

Gambar 3.8 Beton Deking yang terpasang di tulangan utama kolom


i) Pelaksanaan pekerjaan penulangan dimulai dari fabrikasi besi untuk beugel
sampai dengan pemasangan tulangan dilapangan selalu diawasi oleh pelaksana
dilapangan kemudian dilakukan check list oleh Site Manager.

Gambar 3.8 Pengawasan fabrikasi tulangan kolom oleh Site Manager

Gambar 3.9 Pengawasan fabrikasi tulangan kolom oleh Site Manager


Gambar 3.10 Pengawasan fabrikasi tulangan kolom oleh Site Manager

3) Pemasangan Begisting Kolom

Beton membutuhkan begisting (acuan) untuk mendapatkan bentuk yang


direncanakan maupun digunakan untuk pengerasannya. Meskipun begisting merupakan
media sementaratetapi sangat berperan penting dalam proses pengecoran karena
menentukan bentuk konstruksi beton. Begisting kolom dipasang setelah pembesian
kolom selesai dilaksanakan dan setelah selesai diperiksa kesesuaiannya dengan yang
sudah direncanakan sebelumnya, baik dimensi, kerapian, dan ketegakananya.

Adapun metode pemasangan begisting kolom adalah sebagai berikut:

a) Bersihkan area kolom dan marking posisi bekisting kolom.


b) Membuat garis pinjaman dengan menggunakan sipatan dari as kolom sebelumnya
sampai dengan kolom berikutnya dengan berjarak sesuai dengan ukuran kolom dari
masing-masing as kolom.
c) Setelah mendapat garis pinjaman, lalu buat tanda kolom pada lantai sesuai dengan
dimensi kolom yang akan dibuat, tanda ini berfungsi sebagai acuan dalam
penempatan bekisting kolom.
d) Kemudian begisting di pasangkan ke tulangan kolom satu sisi satu papan atau
begisting sampai tulangan kolom tertutup dengan begisting.

Gambar 3.10 Perakitan Begisting


Gambar 3.11 perakitan bekisting

Gambar 3.12 perakitan bekisting

e) Begisting dipasangkan ketulangan kolom.


f) Begisting dirakit utuh dengan memasang sabuk pengikat begisting kolom.
Gambar 3.11 Perakitan begisting secara utuh
g) Sebelum begisting dipasang, terlebih dahulu dipasanag beton tahu (beton decking
yang ketebalannya disesuaikan dengan selimut beton dan memiliki mutu setara
dengan beton untuk kolom.
Gambar 3.12 Beton Decking

h) Pengecekan kemiringan begisting kolom dengan menggunakan unting-unting dan


dicek oleh pengawas sebelum dilakukan pengecoran.
Gambar 3.13 Pengecekan begisting dengan unting-unting

i) Pemasangan penyangga kolom/skoor untuk mencegah pergeseran dan perubahan


kedudukan kolom.
Gambar 3.14 Pemasangan penyangga kolom
Syarat-syarat begisting yang harus diperhatikan adalah:
Begisting harus kokoh, dalam arti kalau campuran beton dituangkan maka bentuk
begisting tidak berubah atau dalam kondisi tetap, kayu kering.
Begisting tidak bocor, dalam arti begisting dalam keadaan yang bagus tidak ada
lubang atau sela karena kebocoran begisting akan mengakibatkan beton kropos.
Mudah dilepas dari beton setelah beton mengeras. Pada saat pembongkaran
diusahakan begisting beton tidak rusak sehingga begisting masih bisa digunakan.

a) Uji slump. Bila memakai concrete pump, pengambilan sample harus di ambil pada
pelepasan pipa, bukan dari truk mixer begitu juga pada saat pengecoran
menggunakan concrete pump sample juga diambil pada saat pelepasan pipa.
Pengujian pada slump pada pelaksanaan pekerjaan Proyek pembangunan rumah
sakit prestya husada sudah sesuai dengan ketentuan SNI 03- 3976 1985.
gambar 3.15 uji slump

gambar 3.16 uji slump


b) Pengontrolan terhadap pemasangan tulang, yang meliputi :

a. Diameter tulangan

b. Jumlah tulangan
c. Jarak antar tulangan
d. Ikatan antar sengkang tulangan utama .

c) Pemeriksaan bekisting terhadap kemungkinan adanya kebocoran dan kekuatan


perancah pada saat pelaksanaan pengecoran.

d) Persiapan pengadaan sumber daya, yaitu :


a. Pengadaan bahan
b. Tenaga kerja dan
c. Peralatan yang digunakan.

Pengecoran beton kolom dilaksanakan setelah pelaksana lapangan melaksanakan


pemeriksaan terhadap hal-hal diatas dengan memberikan rekomendasi (surat persetujuan)
sebagai bukti telah diijinkan kontraktor melaksanakan pekerjaan pengecoran dan kolom
sudah keadaan pembegestingan.

Langkah kerja pekerjaan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:

a) Persiapan pengecoran

Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus benar-benar


bersih dari kotoran agar tidak membahayakan konstruksi dan menghindari kerusakan
beton.

b) Pelaksanaan pengecoran
Pekerjaan pngecoran yang dilakukan pada Proyek pembangunan rumah sakit
prastya husada yaitu dengan menggunakan concrete pume dan mixer yang
dihubungkan dengan pipa tremi dengan kapasitas tertentu. Dan juga pada saat
pengecoran dalam skala banyak menggunakan concrete pump.
Pada Proyek pembangunan rumah sakit prastya husada juga menggunakan
pengecoran secara manual yaitu untuk pengecoran kolom praktis yang tepatnya berada
pada tengah dinding sebagai penahan dinding bata ringan konstruksi tersebut.
Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton.
Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan beton menggunakan vibrator. Hal
tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai
pemadatan yang maksimal.
Dalam proyek ini, pengecoran kolom dilaksanakan secara bertahap. Pada masing
masing tahap beton dituangkan kedalam bekisting sedikit demi sedikit, kemudian
dilakukan pemadatan. Fungsi dari pemadatan beton adalah untuk menghilangkan
gelembung yang disekitar tulangan yang terdapat pada spesi beton, sangat penting
dalam menentukan kekuatan beton dan ketahanan beton serta mengurangi kekeroposan
beton. Metode ini dilaksanakan secara berulang sampai ketinggian pengecoran sesuai
dengan elevasi rencana.

Beton yang digunakan adalah beton ready mix dengan kekuatan karakteristik beton
fc 20 Mpa dan mutu beton menggunakan K-300 dari PT VARIA USAHA. Peralatan
pengadukan beton dengan menggunakan truk mixer ready mix, selama perjalanan truk
ini melakukan pengadukan, sehingga pada saat sampai di lokasi pekerjaan, beton sudah
tercampur dengan baik dan siap untuk dituangkan . Dari truk mixer ready mix, beton
dibawa ke kolom dengan menggunakan tremi.

1.Bahan untuk membuat Kolom beton pada Pembangunan Rumah sakit prastya
Husada
a. Beton ready mix sesuai mutu yang telah di setujui
b. Oil form
c. Decking
d. Calbond/cairan perekat antara beton lama dengan beton baru
e. Curing compound/bahan perawatan dan perlindungan beton
yang menghambat proses penguapanair pada beton basah

2.Tenaga kerja dalam pembuatan kolom

a. Tukang cor yang terampilyang mengerti lingkup pekerjaan


pengecoran
b. Mandor dan pelaksana yang daoat membaca shop drawing/for
construction
Alat yang diperlukan pada pengecoran kolom
a. wadah beton dan pipa tremi
b. concrete mixer truck
c. concrete vibrator
d. theodolite
e. alat las listrik batching plant
3.Metode kerja pengecoran kolom beton
a. persiapkan shop drawing
b. memasang sepatu kolom dari profil baja siku L30.30 3,di las
di sengkang kolom,siku ini berfungsi sebagai marking dan
untuk menjaga agar posisi bekesting tetap siku
c. mengoles bikisting dengan oil form
d. pemberian decking pada tulangandan cek tulangan sebelum
di tutup dengan bikisting
e. pemasangan bikisting satu sisi satu papan bikisting
f. pemasangan push pull RSS1/pengatur ketegakan bagian atas
dan kickers braceAV1/pengaturan keseluruhan
bekistingdengan marking pada bagian bawah yang di
bautkan pada wedge head piece dan base plate pada masing
masing ujung nya yang di kuatkanapabila posisi bekisting
ternyata kurang vertical,maka push pull
g. cek vertikalitas bekisting dengan alat unting-unting atau
benang atau menggunakan theodolit,pemasangan unting-
unting ini ditempatkan pada kedua sisi bekisting
h. Apabila posisi bekistingkurang vertical,maka push pull prop
RSS1 di kencangkan atau di kendorkan dengan cara
memutar,sehingga di peroleh posisi vertical kolom yang
benar
i. Permukaan sambungan beton lama dengan beton baru
sebelum di cor diberi calbond/super bonding agent dengan
cara di siram
j. Siapkan alat kerja dalam kondisi siap terpakai
k. Siapkan alat disrtibusi pengangkutan material beton dengan
menggunakan wadah beton
l. Siapkan alat pengetesan silinder benda uji dan test slump
m. Beton ready mix di datangkan dari batching plant PT.varia
usaha dengan mutu K-300
n. Beton di tuangkan kedalam arko kemudiandi uji slump
o. Setelah beton memenuhi syarat,maka beton ready mix dari
concrete mixer di tuang ke lokasi pengecoran kolom tersebut
p. Tinggi jatuh penuangan beton disyaratkan sesuai dengan
yang telah di tentukan,usahakan sedekat mungkin antara
pipa tremi dengan permukaan beton lama,hal ini dilakukan
untuk menghindari agregat kasar ,terlepas dari adukan beton
q. Proses pengecoran di lakukan tiap layer atau bertahap,tahap
pertama setinggi 3m,setelah itu di lanjutkan setinggi elevasi
yang telah di tentukan
r. Padatkan beton dengan menggunakan concrete vibrator pada
saat proses pemadatan
s. Pengecoran kolom hanya dapat dilaksanakan per satu lantai
kolom,hal ini di lakukankarena adanya pengecoran slab
setelah pengecoran per satu lantai
4. standar hasil pekerjaan kolom beton
a. menghasilkan produk beton kolom sesuai dengan rencana,mutu
dan bentuk yang persis,tidak bocor tidak cembung tidak cekung
b. jika ada yang menyimpang maka di perlukan pekerjaan
perbaikan
4 ) Pembongkaran Bekisting Kolom
Pembongkaran bekisting pada kolom dilakukan setelah beton berumur
cukup untuk dilepas cetakannya dan harus mendapat persetujuan dari pelaksana dan
site manager. Biasanya pembongkaran kolom 8 jam setelah pengecoran,Pembongkaran
harus dilakukan secara hati hati, agar tidak menimbulkan kerusakan pada permukaan
beton kolom yang dapat mempengaruhi kekuatan beton struktur kolom. Disamping itu,
hal ini juga bertujuan agar bekisting tidak rusak, sehingga begisting yang sudah
dipergunakan dapat digunakan kembali. Setelah pengecoran selesai, maka dapat
dilakukan pembongkaran bekisting.

Tahap tahap pembongkaran bekisting yaitu :

a) Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom sudah dapat dibongkar.
b) Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepas push pull.
c) Pembongkaran penyangga kolom

Gambar 3.21 Pembongkaran penyangga begisting pada kolom

d) Pelepasan sabuk pengikat kolom


e) Kendorkan baut-baut yang ada pada bekisting kolom, sehingga rangkaian/panel
bekisting terlepas.
Gambar 3.22 Pengendoran pengikat pada begisting kolom

f) Pelepasan cetakan kolom

Gambar 3.23 Kolom yang sudah pembongkaran begisting

g) Panel begisting yang telah terlepas, atau setelah dibongkar segera diangkat dengan
menggunakan alat bantutower crane ke lokasi fabrikasi awal.

Sebelum dipergunakan kembali, bekisting harus dibersihkan terlebih dahulu dan


kemudian disimpan di tempat yang aman untuk menghindari kerusakan .

5 ) Perawatan Beton Kolom

Mutu beton tidak hanya dipengaruhi oleh spesifikasi material berdasarkan mix design
saja, tetapi juga dipengaruhi oleh metode pelaksanaan pengecoran dan perawatan (curing)
setelah proses pengecoran beton selesai. Fungsi dari perawatan beton tersebut adalah untuk
menghindari proses terjadinya pengeringan mendadak sebagai akibat reaksi semen dengan
material lainnya ( proses hidrasi ) karena panas matahari. Pengeringan yang mendadak
dapat menimbulkan retak retak pada permukaan beton yang akhirnya dapat mengurangi
kekuatan beton. Retakan yang terjadi umumnya tidak diinginkan, tetapi yang lebih
berbahaya adalah akibat retakan ini kualitas beton menjadi berkurang dan kekuatan beton
tidak maksimal.

Fungsi dari perawatan awal adalah :

a) Kehilangan zat cair yang banyak ketika pengerasan beton jam jam awal.
b) Kelebihan penguapan air dari beton pada pengerasan beton hari pertama .
c) Perbedaan temperatur pada beton yang mengakibatkan retak retak pada beton.

Pemeliharaan beton saat mengeras bertujuan untuk mencegah bahaya retak.


Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain :

a) Penyiraman / penyemprotan (curing ) dengan air pada permukaan beton.


b) Menutup permukaan beton dengan plastik.
c) Penyemprotan permukaan dengan curing compound.

Perawatan beton pada kolom yang dilakukan pada proyek pembangunan Rumah sakit
prastya husada ini yaitu dengan menutup permukaan beton dengan plastik dan
menyiramkan air pada kolom selama 2 minggu sekali.
BAB III

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai lingkup pekerjaan dan pelaksaanaan pekerjaan
mengenai kolom. Selain itu akan dibahas pula evaluasi pekerjaan dilapangan berdasarkan
teori, Sehingga didapatkan hasil analisa tentang kesesuaian antara teori dengan pelaksanaan
pekerjaan secara nyata di lapangan.

3.1 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan dalam praktik industri pembangunan Gedung rumah sakit
prastya husada adalah melakukan observasi pelaksanaan pekerjaan Kolom. Kolom
merupakan struktur yang kolom dikarenakan merupakan bagian konstruksi bangunan
yang amat penting kegunaannya. Tanpa adanya kolom suatu bangunan bertingkat tidak
ada. Kolom merupakan salah satu elemen struktur tekan yang memegang peranan yang
cukup penting dari suatu bangunan bertingkat. Peranan kolom ini sebagai penerus
beban ke seluruh bangunan ke pondasi sehingga bila terjadi keruntuhan pada kolom
maka struktur bangunan bertingkat lainnya akan mengalami keruntuhan.

3.2 Pelaksanaan pekerjaan


Pelaksanaan pekerjaan kolom pada proyek pembangunan rumah sakit prastya
husada meliputi pekerjaan persiapan, pekerjaan pembesian, pekerjaan bekisting,
pekerjaan pengecoran, perawatan beton dan pembongkaran bekisting.

3.2.1 Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan Persiapan merupakan pekerjaan penting dalam pembangunan suatu


konstruksi karena untuk memastikan pekerjaan selanjutnya. Pekerjaan persiapan
meliputi:
6. Pengajuan gambar shop drawing pekerjaan structure beton ditiap bagian.
7. Persiapan material kerja, antara lain : readymix K-300, besi beton, kawat
beton, mortar, multiplek, paku, balok, kaso dll.
8. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete pump, vibrator, compressor,
cutting well, theodolith, waterpass, meteran, gergaji, schafolding, selang air,
dll.
9. Melakukan pembersihan lokasi disekitar proyek. Hal ini dilakukan agar tidak
ada kendala dalam pengerjaan proyek tersebut.

Dalam penyedian alat dan bahan pada proyek ini sudah cukup memadai, hal
ini dapat dilihat dari pekerjaan yang lancar dan terus berjalan kontinyu.

Bahan yang akan digunakan pada hari ini telah dipesan terlebih dahulu di
hari sebelumnya yang telah diperkirakan, begitu pula dengan peralatan yang harus
dimanajemen sedemikian rupa baik alat investaris proyek, alat milik pekerja sendiri,
maupun alat sewa semua harus sudah siap dan dapat digunakan ketika pekerjaan
dimulai menurut jadwal.

3.2.2 Pekerjaan Pembesian

Pekerjaan pembesian dilakukan di depan proyek karena dapat


mempermudah keluar masuk kendaraan yang mengangkut besi. Maka dari itu perlu
adanya lahan yang luas dalam pekerjaan pembesian ini. Terdapat enam jenis tipe
kolom dalam proyek pembangunan rumah sakit prastya husada :

a. Kolom dengan ukuran 650x650

b. Kolom dengan ukuran 400x600

c. Kolom dengan ukuran L200x400

d. Kolom dengan ukuran 400x400

e. Kolom dengan ukuran 200x300


f. Kolom dengan ukuran 500x500

Dalam pembesian ini tulangan dibagi menjadi 3 yaitu tulangan begel dan
tulangan vertical . Tulangan begel dalam hal ini memakai tulangan 12 mm dan
tulangan vertical D 19 mm dan 22 mm. Tulangan vertikal yang digunakan memiliki
panjang 6 meter dan dipasang berdiri dengan bantuan skafolding. Memakai
tulangan dengan panjang 6 meter sangat menguntungkan pada waktu ( time ) tidak
memerlukan waktu untuk memotong dan menyambungkannya kembal.

3.2.3 Pekerjaan Bekisting

Pekerjaan bekisting dilakukan setelah pekerja pembesian. Pekerjaan


bekisting berguna untuk melindungi dan member bentuk pada kolom. Pembuatan
bekisting dilakukan di lokasi proyek untuk mempermudah dan mempercepat
pelaksanaan. Pembuatan bekisting sangat memerlukan ketelitian maka dari itu perlu
penunjang alat yang dibutuhkan diantara lain :

a. Gergaji mesin
b. bahan pelumas pembongkaran begisting
c. palu
d. meteran
e. tang
f. spidol/ pensil kayu.

Pada pekerjaan bekisting kolom sangat memerlukan ketelitian dalam


pemasangan sampai mengalami kemiringan sedikit dapat langsung dibongkar dan
menimbulkan kerugian bagi Pelaksana. Dalam metode pelaksanaanya bekisting
dapat digunakan sampai 3 kali dengan begitu dapat mempermudah dan
mempercepat pekerjaan.
3.2.4 Pekerjaan Pengecoran

Pekerjaan pengecoran dilakukan setelah pekerjaan bekeisting dan pembesian


selesai. Pada proyek ini proses pengecoran dilakukan menggunakan beton ready
mix dengan kekuatan K-300 atau 300 kg/cm2. Perusahaan yang menyediakan beton
adalah PT. VARIA USAHA Beton. Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam
pengecoran antara lain

Bahan yang dibutuhkan untuk pekerjaan pengecoran adalah:

a. Beton ready mix mutu K-300


b. Adibond (cairan perekat antar beton lama dengan baru)

Sedangkan alat yang digunakan meliputi:

a. Mobil Ready mix


b. Concrate Pump truck
c. Wadah beton

Pada saat pelaksanaan pengecoran berlangsung, pengecoran dilaksanakan


secara berlapis lapis. Berlapis lapis dimaksudkan pengecoran dilakukan
setengah dari tinggi bekisting ( 3 meter ) dengan tujuan mencegah terjadi
kerusakan bekisting dan kebocoran.

3.2.5 Pekerjaan Pembongkaran Bekisting

Pelepasan bekisting dilakukan setelah beton cukup kuat, yaitu beton cukup
mampu menahan berat sendiri serta beban pelaksanaan yang bekerja pada beton
tersebut. Dalam pelaksanaanya pelepasan bekisting dilakukan setelah berumur 1
hari setelah pengecoran karena beton telah dianggap kering. Jika pembongkaran
dilakukan sebelum waktu pengikatan pada beton menjadi sempurna, maka akan
terjadi kerusakan / cacat pada balok maupun pelat itu sendiri. Proses pembongkaran
bekisting dilakukan oleh 2 3 orang.
3.2.6 Pekerjaan Perawatan Beton

Pekerjaan perawatan beton pasca pengecoran pada proyek ini dilakukan


dengan membungkus beton dengan menggunakan plastik beton dimaksudkan untuk
mengurangi kadar air dalam beton sehingga beton yang dihasilkan sepenuhnya
kering dan tidak mengalami keretakan. Pembungkusan beton dengan plastic dapat
dilakukan selama kurang lebih 28 hari karena umur beton yang telah dianggap
sempurna total selama 28 hari.

3.3 Evaluasi Pelaksanaan Pekerjaan


3.3.1 Pekerjaan Pembesian
No. Teori Temuan Lapangan Keterangan

1 Sebelum besi digunakan harus Besi Dibersihkan terlebih Sesuai


dilakukan proses pemeriksaan dahulu sebelum dipasang
terlebih dahulu. Besi harus
dalam keadaan bersih dari
kotoran.

2 Syarat cara pembengkokan Besi dibengkokan dalam Sesuai


yaitu : semua tulangan harus keadaan dingin dengan
dibengkokan dalam keadaan menggunakan Bar Bending
dingin, kecuali bila diizinkan
oleh pengawas lapangan (SK
SNI-03-2847-2002 )
3 Pengikatan harus lah kuat agar Perangkaian tulangan Sesuai
tidak terjadi pergeseran saat menggunakan kawat
mengikat tulangan bendrat

3.3.2 Pekerjaan Bekisting

No. Teori Temuan Lapangan Keterangan

1 Cetakan harus menghasilkan Kolom yang dihasilkan Sesuai


struktur akhir yang memenuhi sesuai dengan gambar
bentuk, garis, dan dimensi rencana dan spesifikasi
komponen struktur seperti
yang diisyaratkan pada
gambar rencana dan
spesifikasi

2 Cetakan harus mantap dan Terdapat beberapa cetakan Tidak


cukup rapat untuk mencegah yang mengalami kerusakan Sesuai
kebocoran mortar

3. Cetakan harus diperkaku atau Mengikat bekisting dengan Sesuai


diikat dengan baik untuk menggunakan tie road dan
mempertahankan posisi dan bantuan kayu usuk
bentuknya

4. Cetakan dan tumpuannya Cetakan yang menumpu Sesuai


harus direncanakan sedemik pada struktur lainya antara
ian hingga tidak merusak lain sloof tidak mengalami
struktur yang dipasang kerusakan dan mengikat
sebelumnya beton lama dan baru dengan
Adibond

3.3.3 Pekerjaan Pengecoran


No. Teori Temuan Lapangan Keterangan

1. Beton harus di cor sedekat Sesuai


mungkin pada posisi akhirnya
untuk menghindari terjadinya
segresi akibat penanganan
kembali atau segresi akibat
pengaliran
2. Pengecoran beton harus Tidak
dilalkukan dengan kecepatan Sesuai
sedemikian hingga beton
selama pengecoran tersebut
tetap dalam keadaan palstis
dan dengan mudah dapat
mengisi ruang di antara
tulangan
3. Beton yang telah mengeras Sesuai
sebagian atau beton yang telah
terkontaminasi oleh bahan lain
tidak boleh digunakan untuk
pengecoran

4. Beton yang ditambah air lagi Sesuai


atau beton yang telah
dicampur ulang setelah
pengikatan awal tidak boleh
digunakan, kecuali bila
disetujui oleh pengawas
lapangan
5. Setelah dimulainya
pengecoran, maka pengecoran
tersebut harus dilakukan
secara menerus hingga
mengisi secara penuh panel
atau penampang sampai
batasnya atau sambungan
yang ditetapkan sebagaimana
yang diizinkan

6. Permukaan atas cetakan


vertical secara umum harus
datar

7. Jika diperlukan siar


pelaksanaan, maka
sambungan sesuai dengan siar
pelaksana

8. Semua beton harus dipadatkan


secara menyeluruh dengan
menggunakan perlatan yang
sesuai selama pengecoran dan
harus diupayakan mengisi
sekeliling tulangan dan
seluruh celah dan masuk ke
semua sudut cetakan

3.3.4 Pekerjaan Pembongkaran Bekisting


No. Teori Temuan Lapangan Keterangan

1. Beton harus di cor sedekat Sesuai


mungkin pada posisi akhirnya
untuk menghindari terjadinya
segresi akibat penanganan
kembali atau segresi akibat
pengaliran

3.3.5 Pekerjaan Perawatan Beton


No. Teori Temuan Lapangan Keterangan

1. Beton harus di cor sedekat Sesuai


mungkin pada posisi akhirnya
untuk menghindari terjadinya
segresi akibat penanganan
kembali atau segresi akibat
pengaliran
2. Pengecoran beton harus Tidak
dilalkukan dengan kecepatan
Sesuai
sedemikian hingga beton
selama pengecoran tersebut
tetap dalam keadaan palstis
dan dengan mudah dapat
mengisi ruang di antara
tulangan

Anda mungkin juga menyukai