Anda di halaman 1dari 8

Jurnal

Manajemen Kesehatan Indonesia

Volume 02 No. 01 April 2014

Analisis Implementasi Kebijakan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Bagi Ibu
Bekerja di Provinsi Kalimantan Selatan

Analysis on Policy Implementation of Exclusive Breastfeeding for Working Women


in South Kalimantan Province
Riny Henderawaty1, Martha Irene Kartasurya 2, Anneke Suparwati 2
1
Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin
Alamat :Jl. Adyaksa III No 64 Banjarmasin - HP 081348294440, rinyhb@yahoo.co.id
2
Fakultas Kesehatan Masyarakat Undip, Semarang

ABSTRAK
Cakupan pemberian ASI eksklusif di Provinsi Kalimantan Selatan masih rendah (51,18%) lebih
rendah dari target Nasional (80%). Di Provinsi ini jumlah pekerja wanita cukup tinggi (59,98%)
dan semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Kebijakan berupa Undang-undang, Peraturan
Pemerintah dan Peraturan Bersama 3 Menteri Tentang Peningkatan Pemberian ASI eksklusif Selama
Waktu Kerja Di Tempat Kerja sudah ada, tetapi masih banyak instansi yang belum melaksanakan
kebijakan tersebut. Tujuan penelitian adalah menjelaskan implementasi kebijakan pemberian ASI
eksklusif bagi ibu bekerja di Provinsi Kalimantan Selatan.
Penelitian ini mengunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui indepth interview
dan observasi. Responden/subjek penelitian adalah Kasie Pemberdayaan Perempuan Badan
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BPPPA), Kasie Ketenagakerjaan Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi dan Kasie Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan sebagai
informan utama serta Pimpinan Instansi Pemerintah dan Perusahaan sebagai informan triangulasi.
Analisis dilakukan dengan content analysis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih banyak instansi yang belum menyediakan ruang laktasi
di tempat kerja. Belum ada komunikasi antara BPPPA, Disnakertrans dan Dinas Kesehatan Provinsi
dan belum terbentuk kelompok kerja dari ketiga instansi tersebut. Hanya 1 dari 3 instansi swasta
yang telah menerima informasi kebijakan. Belum ada alokasi dana, tenaga dan sarana khusus
untuk pelaksanaan kebijakan. Semua pelaksana bersikap mendukung. Belum ada Perda khusus
tentang ASI eksklusif.
Disimpulkan bahwa implementasi kebijakan pemberian ASI eksklusif bagi ibu bekerja di Provinsi
Kalimantan Selatan belum terlaksana dengan baik karena belum adanya Perda khusus tentang ASI
eksklusif
Kata kunci : Implementasi Kebijakan, ASI Eksklusif, Ibu Bekerja

ABSTRACT
Coverage of exclusive breastfeeding in the South Kalimantan province was still low (51.18%); it
was lower than the national target (80%).The number of working mothers in this province was
relatively high and it was increasing in the last several years. Policies concerning breastfeeding
during working time in the work place, such as decrees, government regulations, and common
regulation from three ministers had been established. However, a number of institutions had not
obeyed the policies. Objective of the study was to explain the implementation of exclusive

36
breastfeeding for working mothers in South Kalimantan Province.
This was a qualitative study. Data collection was done through in-depth interview and observation.
Study respondents/subjects were a head of women empowerment section of the women empowerment
and child protection institution (BPPPA), a head of human resource section of the labor and
transmigration department, and a head of nutrition section of South Kalimantan province health
office. Those respondents were considered as main informants. Triangulation informants were leaders
of government institutions and leaders of companies. Content analysis method was applied in the
data analysis.
Results of the study showed that a number of institutions had not provided lactation room in the work
place. No communication was done among BPPPA, Disnakertrans, and province health office. Working
group from those three institutions had not been established. Only one of three private institutions had
received information regarding the policies. No funding was allocated, human resource and specific
facilities to implement policies were not provided. All executors supported the policies. Specific district
government regulations concerning exclusive breastfeeding had not been established.
In conclusion, implementation of exclusive breastfeeding policy for working mothers in South
Kalimantan province was not done properly. It was caused by no specific local government
regulations concerning exclusive breastfeeding.
Keywords : policy implementation, exclusive breastfeeding, women

PENDAHULUAN kesehatan serta pekerjaan ibu. Ibu yang harus


Pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih kembali bekerja setelah menjalani 3 bulan cuti
sangat memprihatinkan dan perlu banyak bersalin mengalami kesulitan dalam memberikan
mendapat perhatian dari semua pihak. Kesadaran ASI eksklusif dan menyebabkan penggunaan
ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif susu formula.4 ASI eksklusif adalah pemberian
masih sangat rendah dan menunjukkan air susu ibu saja tanpa makanan tambahan lain
penurunan dari tahun ketahun. Pada tahun 2008 pada bayi berumur 0-6 bulan dan merupakan
cakupan ASI Eksklusif hanya 24,3%, tahun 2009 makanan terbaik yang harus diberikan pada bayi
adalah 34,3%, tahun 2010 hanya 15,3%, karena di dalamnya terkandung hampir semua
sedangkan target yang ingin dicapai adalah 80%. zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi.5
Rendahnya pemberian ASI eksklusif ini menjadi Persentase pekerja wanita di Indonesia terus
pemicu rendahnya status gizi bayi dan balita dan meningka dari 48,6% di tahun 2006 menjadi
dapat menjadi penyebab tidak langsung kematian 49,52% di tahun 2007 dan 51,25% di tahun 2008.
bayi.1 Di Provinsi Kalimantan Selatan cakupan Diantara pekerja wanita tersebut 60% tergolong
pemberian ASI eksklusif pada 3 tahun terakhir pada usia subur.6 Pekerja wanita di Kalimantan
adalah 25,42% (tahun 2009), 35,60% (tahun Selatan juga terus meningkat setiap tahunnya dari
2010) dan 51,18% (tahun 2011). Angka tersebut 58,2% tahun 2008 dan 59,3% tahun 2009
menunjukan peningkatan dari tahun ke tahun, menjadi 59,9% tahun 2010.7 Menyusui adalah
namun masih jauh dari target nasional yaitu 80%. hak setiap ibu tidak terkecuali ibu yang bekerja,
Jumlah kasus kematian bayi di Kalimantan agar terlaksananya pemberian ASI eksklusif
Selatan dalam 3 tahun terakhir menunjukan dibutuhkan informasi yang lengkap mengenai
kenaikan dari 509 kasus (tahun 2008) menjadi manfaat ASI, selain itu diperlukan dukungan dari
521 kasus (tahun 2009) dan 611 kasus (tahun pihak manajemen dan lingkungan kerja itu
2010).2-3 sendiri.6
Pemberian ASI eksklusif tidak dilakukan Suatu kebijakan telah dirumuskan untuk
karena faktor internal, antara lain produksi ASI mendukung pemberian ASI Eksklusif bagi ibu
kurang, kesulitan bayi mengisap, motivasi dan bekerja di dalam Undang-Undang No 13 Tahun
pengetahuan ibu yang kurang, dan faktor 2003 Tentang Ketenagakerjaan, Pasal 83 dan
eksternal yaitu dukungan keluarga, tenaga Peraturan Bersama 3 Menteri yaitu: Menteri

37
Negara Pemberdayaan Perempuan, Menteri yang diinginkan. Model implementasi kebijakan
Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Menteri publik yang dikemukakan oleh Erwards III
Kesehatan No.48/MEN.PP/XII/2008 tentang menujukan empat faktor atau variabel yang
peningkatan pemberian ASI waktu kerja di berperan penting dalam pencapaian keberhasilan
tempat kerja, yaitu memberikan kesempatan implementasi. Empat variabel tersebut adalah
kepada pekerja perempuan untuk memberikan/ komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur
memerah ASI selama waktu kerja di tempat birokrasi.11
kerja. Diharapkan tenaga kerja perempuan Tujuan Umum Penelitian adalah menjelaskan
mendapatkan perlindungan dan dukungan untuk bagaimana gambaran implementasi kebijakan ASI
menyusui di tempat kerja. Pemberian Eksklusif bagi ibu bekerja di Provinsi Kalimantan
kesempatan adalah lamanya waktu yang Selatan, meliputi komunikasi, sumberdaya,
diberikan kepada ibu bekerja untuk menyusui disposisi dan struktur birokrasi.
bayinya, dengan memperhatikan tersedianya
tempat (pojok laktasi) yang sesuai dengan METODE PENELITIAN
kondisi dan kemampuan instansi/perusahaan.8- Penelitian ini menggunakan metode
9
Di dalam PP RI No 33 tahun 2012 Bab.V pasal pendekatan kualitatif yang disajikan secara
30 tentang pemberian ASI eksklusif di tempat deskriptif eksploratif dengan teknik pengumpulan
kerja bahwa pengurus tempat kerja harus data dilakukan melalui wawancara mendalam
menyediakan fasilitas khusus untuk menyusui/ (indepth interview) dan observasi. Responden/
memerah ASI sesuai kondisi kemampuan tempat subjek dalam penelitian ini adalah: Kasie Gizi
kerja. Pengurus tempat kerja wajib memberikan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan,
kesempatan ibu bekerja memberikan ASI atau Kasie Pengawasan Ketenagakerjaan Dinas
memerah ASI selama waktu kerja di tempat kerja Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
dan pengurus tempat kerja wajib membuat Kalimantan Selatan, Kasie Pemberdayaan
peraturan internal yang mendukung keberhasilan Perempuan Badan Pemberdayaan Perempuan dan
program ASI Eksklusif.10 Perlindungan Anak Provinsi Kalimantan Selatan
Walaupun sudah ada beberapa kebijakan sebagai informan utama dan enam orang
tentang Peningkatan Pemberian ASI eksklusif imforman triangulasi yang terdiri dari 5 orang
Selama Waktu Kerja Di Tempat Kerja, namun pimpinan instansi pemerintah dan swasta dan 1
masih banyak instansi yang belum mendukung orang dari Tim Penggerak PKK. Variabel yang
program tersebut. Studi pendahuluan yang diteliti adalah komunikasi, sumberdaya (dana,
dilakukan di beberapa instansi/kantor di wilayah tenaga, sarana prasarana), disposisi, dan struktur
Provinsi Kalimantan Selatan masih banyak yang birokrasi. Analisis data menggunakan metode
belum melaksanakan kebijakan dari program ASI content analysis (analisis isi).
Eksklusif bagi ibu bekerja ini, dengan alasan
yang beragam ada yang mengatakan belum HASIL
mengetahui adanya kebijakan tersebut dan ada Implementasi kebijakan pemberian ASI
pula alasan karena sulitnya sarana prasarana eksklusif bagi ibu bekerja di Provinsi Kalimantan
seperti penyediaan ruang untuk menyusui atau Selatan sudah berjalan, Disnakertrans Provinsi
memerah ASI. Kalimantan Selatan sudah melaksanakan
Mengingat besarnya manfaat ASI bagi bayi, kebijakan berupa sosialisasi dan penyuluhan ke
ibu, keluarga, masyarakat dan negara maka perlu perusahaan-perusahaan, Dinas Kesehatan Provinsi
adanya serangkaian upaya yang dilakukan secara Kalimantan Selatan sudah melaksanakan
terus menerus dalam bentuk Peningkatan kebijakan SKB 3 Menteri dengan kegiatan
Pemberian ASI(PP-ASI) termasuk kepada ibu sosialisasi dan pelatihan konseling ASI serta
yang bekerja. 6 Implementasi kebijakan kampanye ASI eksklusif termasuk pada ibu yang
merupakan tahap yang krusial dalam proses bekerja. Namun demikian BPPPA belum
kebijakan karena suatu kebijakan harus melaksanakan kebijakan pemberian ASI eksklusif
diimplementasikan agar mencapai suatu tujuan yang secara khusus untuk ibu bekerja hanya ASI
38
eksklusif yang bersifat umum saja. Ketiga instansi
ini masih melaksanakan kebijakan sendiri-sendiri Kotak 2
belum ada kelompok kerja. Belum ada sosialisasi yang kami terima dari
Hanya satu instansi swasta yang memiliki pusat tentang kebijakan ini dan kami belum
ruang khusus atau pojok laktasi. Masih banyak pernah mendapatkan informasi ini dari
instansi pemerintah maupun instansi swasta kementerian baik berupa pertemuan atau
sebagai tempat kerja belum menyediakan tempat pelatihan (Inf.U1)
khusus (pojok laktasi) di instansi atau kantor belum ada kami mendapat informasinya
mereka. Belum ada peraturan internal tertulis baik dari Dinas Kesehatan dan Dinas Tenaga
yang mendukung kebijakan ASI eksklusif bagi Kerja Provinsi atau dari manapun, belum
ibu bekerja ini di setiap instansi walaupun semua ada (Inf.T1)
menyatakan memperbolehkan karyawannya
pulang ke rumah untuk menyusui bayinya pada Sudah pernah mendapat informasi nya 6
waktu jam istirahat kerja, seperti diungkapkan tahun yang lalu dari Disnakertrans Provinsi
dalam Kotak 1. dan Disnakertrans Kabupaten juga dari
Dinkes Kabupaten..cukup jelas..(Inf.T3)
Kotak 1
Belum..untuk sementara ASI Eklsklusif Implementasi kebijakan ASI eksklusif bagi ibu
secara umum, kalau khusus tentang ASI bekerja ini sehingga pelaksanaannya dilakukan
Eksklusif bagi ibu bekerja di tempat kerja bersamaan dengan kegiatan lain. Dalam hal
belum ada... (Inf.U1) sumber daya manusia belum tersedia tenaga
konselor ASI untuk ruang/pojok laktasi. Pojok
Selama ini belum pernah kita menyediakan
laktasi hanya ditemukan pada satu instansi
tempat khusus untuk menyusui atau memerah
swasta. Badan Pemberdayaan Perempuan dan
asi bagi ibu yang bekerja dan juga tidak
Perlindungan Anak, Disnakertrans dan Dinas
pernah memberikan penekanan pada pekerja
Kesehatan belum memiliki ruang contoh (pojok
perempuan ini untuk menyusui artinya tidak
laktasi). Dinas Kesehatan hanya memiliki sarana
ada larangan menyusui... (Inf.T2)
sosialisasi berupa buku saku, liflet, spanduk yang
Belum ada membuat peraturan tertulis masih bersifat umum belum mengarah tentang
tersebut khusus untuk ibu menyusui ini...jadi pemberian ASI eksklusif bagi ibu bekerja, seperti
hanya secara lisan saja..... (Inf.T1) di ungkapkan dalam kotak 3.

Komunikasi dalam Implementasi kebijakan Kotak 3


ASI eksklusif bagi ibu bekerja di Provinsi
Tidak ada dana khusus untuk pelaksanaan
Kalimantan Selatan masih belum berjalan kegiatan kebijakan ini, namun ikut dana
dengan baik. Belum ada komunikasi dari Badan untuk pengawasan secara umum.. (Inf.U2)
Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan
Anak (BPPPA) pusat ke BPPPA Provinsi dan Belum ada dana khusus..tapi apa yang
belum ada komunikasi yang dilakukan antara tiga menjadi ketentuan kita ikut saja (Inf.T1)
instansi terkait yaitu BPPPA, Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi (Disnakertran) dan Dinas Dalam hal sumber daya manusia dalam
Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan tentang implementasi kebijakan pemberian ASI eksklusif
implementasi kebijakan ASI eksklusif bagi ibu belum tersedia, belum ada tersedia tenaga
bekerja. Hanya satu dari tiga instansi swasta konselor ASI untuk ruang atau pojok laktasi.
yang sudah menerima informasi tentang Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan
kebijakan ASI eksklusif bagi ibu bekerja, seperti masih dalam tahap mempersiapkan tenaga
diungkapkan dalam kotak 2. konselor ASI, hasil wawancara dengan informan
Dalam hal pendanaan, belum ada alokasi triangulasi dapat diketahui bahwa ketersediaan
dana khusus untuk pelaksanaan kegiatan dalam tenaga dalam implementasi kebijakan ASI
39
eksklusif bagi ibu bekerja di Provinsi Kalimantan
Selatan belum tersedia, seperti pernyataan dalam Kotak 5
kotak 4. Belum ada, kalau untuk program P2WKSS
ada, namun medianya juga masih kurang..
Kotak 4 belum ada stiker-stiker tapi itu Dinas
Belum ada tenaga khusus,..(Inf.U1) Kesehatan yang bertanggung jawab.
(Inf.U1)
Diharapkan secara bertahap dapat
memenuhi semua kebutuhan tenaga ini Sarana dan prasarana untuk sosialisasi
(Inf.U3) ada berupa tempat pertemuan, materi, mobil
untuk penyuluhan kalau untuk teknis biasanya
Kalau petugas khusus belum ada..Tapi kami itu dari Dinas Kesehatan kalau untuk ruang
ada dokter umum 2 orang dan perawat 4 contoh pojok laktasi kami belum ada
orang dan tenaga admin 2 orang khusus (Inf.U2)
untuk klinik kesehatan (Inf.T3)
Ada tapi masih standart leflet, spanduk
Pelatihan yang khusus tentang ASI ini untuk leflet kita titip ke puskesmas, untuk
belum pernah (Inf.T2) kantor ini sendiri kita sudah mulai
menyiapkan ruangan pojok menyusui, ya
Ruang ASI atau pojok laktasi hanya masih tahap persiapan untuk kelengkapan
peralatannya masih belum (Inf.U3)
ditemukan pada satu instansi swasta. Sedangkan
di instansi Badan Pemberdayaan Perempuan dan kalau untuk pojok menyusui secara khusus
Perlindungan Anak Provinsi Kalimantan Selatan, belum ada (Inf.T1)
Disnakertrans Provinsi Kalimantan Selatan dan
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan
belum memiliki ruang/pojok laktasi. BPPPA dan Kotak 6
Disnakertrans belum memiliki sarana prasarana baik sekali artinya kami mendukung
untuk sosialisasi kebijakan pemberian ASI ..pemerintah telah memberikan solusi buat
eksklusif bagi ibu bekerja, Dinas Kesehatan ibu bekerja yang rumahnya jauh, sulit untuk
hanya memiliki sarana prasarana untuk pulang (Inf.U1)
sosialisasi dan penyuluhan berupa buku saku,
leaflet, spanduk yang masih bersifat umum Kita mendukung ..sangat kita dukung
belum mengarah tentang pemberian ASI (Inf.U2)
eksklusif bagi ibu bekerja, seperti di ungkapkan Ya tentu pasti kita sangat mendukung
dalam kotak 5. (Inf.U3).
Semua pelaksana kebijakan ASI eksklusif kalau memang nanti sudah mendapatkan
bagi ibu bekerja di Provinsi Kalimantan Selatan informasinya kita siap saja untuk
bersikap mendukung terhadap kebijakan ini. melaksanakan di perusahaan ini kami banyak
BPPPA Provinsi, Dinas Tenaga Kerja dan sekali punya ruangan yang bisa digunakan
Transimigrasi Provinsi dan Dinas Kesehatan untuk pojok menyusui tersebut. (Inf.T1)
Provinsi serta semua instansi pemerintah dan
instansi swasta sebagai tempat kerja menyatakan Hanya kebijakannya yang belum
mendukung adanya kebijakan ASI eksklusif bagi disosialisasikan .jadi dari kami siap saja
ibu bekerja ini dengan komitmen kedepan akan untuk melaksanakan (Inf.T4)
menyediakan ruang ASI/pojok laktasi di instansi
mereka. Sikap mendukung dari semua pelaksana antara BPPPA Provinsi, Dinas Tenaga Kerja Dan
kebijakan ini masih berupa pernyataan, seperti Transmigrasi, dan Dinas Kesehatan Provinsi
yang ada dalan kotak 6. Kalimantan Selatan dalam implementasi
Dalam hal struktur birokrasi belum ada kebijakan ASI eksklusif bagi ibu bekerja, belum
pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas terbentuk kelompok kerja, belum ada mekanisme
40
pertanggung jawaban atau berupa laporan dalam kemampuan perusahaan.8-9
setiap pelaksanaan kegiatan implementasi Adapun yang dimaksud dengan tempat yang
kebijakan ASI eksklusif bagi ibu bekerja, seperti sesuai diatas adalah ruang ASI. Ruang ASI
pernyataan yang terdapat dalam kotak 7. menurut Departemen Kesehatan RI didefinisikan
sebagai ruang atau tempat yang disediakan di
Kotak 7 tempat kerja untuk menyusui bayi dan memerah
ASI. Seperti hal nya di Provinsi Jawa Barat
Belum ada pembagian tugas dan tanggung Bandung program ini telah digaungkan oleh
jawab dari kami masing-masing instansi ini pemerintah daerah sejak beberapa tahun yang
(Inf.U2) lalu dan dihimbau agar semua kantor pemerintah
Ya karena belum ada terbentuk tim kerjanya dan kantor/perusahaan swasta agar menyediakan
jadi kami belum ada pembagian secara tugas ruang khusus bagi ibu untuk menyusui dan
dan tanggung jawab dari kami masing- memerah ASI. Dari hasil penelitian didapatkan
masing (Inf.U3) hanya satu instansi swasta/perusahaan yang
sudah menyediakan tempat khusus ruang ASI
Belum ada kita buat laporan ..ya kita belum
atau pojok laktasi, masih banyak instansi baik
tahu seperti apa (Inf.T2)
pemerintah atau swasta yang belum menyediakan
Juknis dan SOP untuk ini belum ada ruangan tersebut.4
(Inf.T3) Kebijakan ASI eksklusif bagi ibu bekerja ini
sudah selayaknya harus dapat di informasikan dan
disosialisasikan sampai kepada kelompok
Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa
pelaksana kebijakan yaitu para pimpinan instansi
struktur birokrasi dalam implementasi kebijakan
baik pemerintah dan instansi swasta. Sedapat
pemebrian ASI eksklusif bagi ibu bekerja di
mungkin informasi kebijakan disampaikan
Provinsi Kalimatan Selatan masih lemah, belum
dengan baik agar kebijakan dapat terlaksana
terbentuknya kelompok kerja dan belum adanya
dengan baik pula dan mengetahui persis isi
pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas
kebijakan yang dimaksud. Berdasarkan salah satu
dari masing instansi terkait, belum adanya juknis
pernyataan informan utama bahwa informasi
dan SOP dan juga belum adanya laporan dalam kebijakan ini belum pernah mereka dapatkan baik
implementasi kebijakan. dari pusat atau kementerian dan juga ada beberapa
informan menyatakan bahwa mereka belum
PEMBAHASAN pernah menerima informasi atau sosialisasi
Dalam kebijakan ASI eksklusif bagi ibu sehingga kebijakan ASI eksklusif bagi ibu bekerja
bekerja melalui Peraturan Bersama Tiga Meteri ini masih belum bisa dijalankan dengan baik.
yaitu Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Timing sosialisasi untuk suatu kebijakan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dan hanya memerlukan waktu 0-1 tahun saja, 11
Menteri Kesehatan diharapkan tenaga kerja sedangkan kenyataan yang terjadi di provinsi
perempuan mendapatkan perlindungan dan Kalimantan Selatan bahwa kebijakan tentang
dukungan untuk menyusui di tempat kerjanya ASI ekslusif untuk ibu bekerja sudah ada sejak
dan memberikan ASI secara eksklusif kepada tahun 2003 yaitu UU Ketenagakerjaan dan SKB
bayinya. Berdasarkan UU no 13 tahun 2003 3 Menteri tahun 2008, tentunya waktu yang
tentang Ketenagakerjaan pasal 83 menyebutkan sudah cukup lama untuk melakukan sosialisasi
bahwa pekerja/buruh perempuan yang anaknya kebijakan bahkan mestinya sudah berada ditahap
masih menyusu harus diberikan kesempatan implementasi kebijakan penuh namun belum
sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu semua instansi/tempat kerja mendapatkan
harus dilakukan selama waktu kerja dan ditempat sosialisasi kebijakan tersebut.
kerja. Yang dimaksud dengan kesempatan Kebijakan ASI eksklusif bagi ibu bekerja ini
sepatutnya adalah lamanya waktu yang diberikan harus dapat di informasikan dan disosialisasikan
untuk menyusui dengan memperhatikan tempat sampai kepada kelompok pelaksana kebijakan
dan fasilitas yang sesuai dengan kondisi dan yaitu para pimpinan instansi baik pemerintah dan
41
instansi swasta bertujuan agar mereka dapat Selatan ini kedepannya akan berjalan dengan baik
mengetahui dan memahami apa yang menjadi sesuai dengan yang diharapkan atau tujuan dari
arah, tujuan dan sasaran dalam kebijakan serta kebijakan. 12 Sikap mendukung dari semua
yang lebih penting adalah agar mereka akan dapat pelaksana kebijakan masih berupa pernyataan.
menerima, mendukung kebijakan ASI eksklusif Seperti yang terjadi di Lalitpur India yang
bagi ibu bekerja di Provinsi Kalimantan Selatan. telah berhasil meningkatkan angka cakupan ASI
Ketersediaan dana sangat penting dan eksklusif melalui kekuatan komunitas atau
diperlukan sebagai syarat kelancaran dalam masyarakatnya. Kunci sukses keberhasilan ibu
implementasi suatu kebijkan, sehingga semua memberikan ASI Eksklusif di Lalitpur India ini
kegiatan harus dialokasikan dana secara tepat. adalah support atau dukungan dari keluarga dan
Demikian pula dalam pelaksanaan kebijakan ASI lingkungannya, salah satu support atau
eksklusif bagi ibu bekerja ini sangat dibutuhkan dukungan lingkungan adalah dukungan yang
adanya anggaran dana yang cukup dan sesuai. didapatkan dari lingkungan dimana ibu menyusui
Tidak tersedianya dana yang cukup untuk bekerja. Seperti halnya penelitian yang dilakukan
implementasi kebijakan ASI eksklusif bagi ibu oleh Setiyowati Raharjo dan Dyah Umiyarni
bekerja ini menyebabkan kesulitan dalam pada tahun 2009 bahwa keberhasilan ibu bekerja
pelaksanaan kebijakan baik untuk melakukan dalam memberikan ASI eksklusif adalah
sosialisasi dan pengadaan sarana prasana dipengaruhi oleh faktor adanya peraturan
sehingga hasil yang didapatkan tidak akan ditempat kerja dan adanya dukungan dari
maksimal. Ketersediaan tenaga atau petugas pimpinan atau atasan tempat ibu bekerja.13
khusus juga sangat penting dalam implementasi Dalam hal struktur birokrasi sesuai dengan
kebijakan ASI eksklusif bagi ibu bekerja ini pernyataan informan dan hasil observasi bahwa
karena perlu ada orang yang bertanggung jawab BPPPA, Disnakertrans dan Dinas Kesehatan
terhadap jalannya sebuah kebijakan. Provinsi mereka belum mengetahui pembagian
Begitu pula sarana prasarana juga merupakan tugas dan tanggung jawab dari instansi masing-
sumberdaya yang penting dalam Implementasi masing dan belum terbentuk kelompok kerja
Kebijakan ASI eksklusif bagi ibu bekerja, tampa dalam implementasi kebijakan, ini disebabkan
adanya sarana prasarana yang memadai maka karena mereka memang belum pernah
pelaksanaan atau implementasi suatu kebijakan berkoordinasi dan berkomunikasi diantara ketiga
tidak akan berhasil dengan baik termasuk instansi tersebut sebelumnya untuk kejelasan
pelaksanaan sosialisasi kebijakan dan penyebaran pembagian tugas dan tanggung jawab dari
informasi kebijakan juga belum bisa dilaksanakan masing-masing instansi. Wajar implementasi
dengan optimal. Ketersediaan sarana prasarana kebijakan ASI eksklusif bagi ibu bekerja di
dalam implementasi kebijakan ASI eksklusif bagi Provinsi Kalimantan Selatan ini belum berjalan
ibu bekerja di Provinsi Kalimantan Selatan belum dengan baik karena pelaksana dari kebijakan
tersedia dengan baik, sarana prasarana untuk sendiri belum mengetahui apa tugas dan
sosialisasi dan penyebaran informasi kebijakan tanggung jawab dari mereka masing-masing, dan
masih bersifat umum belum mengarah tentang menganggap bahwa itu hanyalah tugas dari
pemberian ASI eksklusif bagi ibu bekerja. Masih instansi Dinas kesehatan saja.
banyak instansi pemerintah dan instansi swasta Pendelegasian tugas dan tanggung jawab
yang belum menyediakan ruang ASI atau pojok dari atasan kebawahan merupakan proses yang
laktasi ini, ditemukan hanya satu instansi swasta diperlukan agar organisasi dapat berfungsi lebih
yang telah menyediakan ruang ASI atau pojok efektif dan efisien, langkah utama dalam
laktasi ini. pendelagasian tugas dan tanggung jawab adalah
Semua pelaksana kebijakan menyatakan penjelasan dari tugas, spesifikasi rentang
sikap mendukung adanya kebijakan ASI eksklusif keleluasaan bawahan, dan biarkan berpartisifasi.
bagi ibu bekerja ini. Sikap mendukung yang Maka bawahan akan menerima pertanggung
dimiliki oleh pelaksana kebijakan terhadap suatu jawaban untuk hasil-hasil yang diharapkan dalam
kebijakan maka Implementasi kebijakan ASI kebijakan.14 Dalam setiap kegiatan terutama
eksklusif bagi ibu bekerja di Provinsi Kalimantan implementasi suatu kebijakan selayaknya
42
memiliki suatu bentuk dan mekanisme 3. Dinkes.Provinsi.Kalsel. Profil Kesehatan
pertanggung jawabannya sehingga diharapkan 2010. Banjarmasin: Dinkes Provinsi Kalsel;
setiap kegiatan yang telah dilakukan tersebut 2010.
dapat dipantau dan bisa dilihat kegiatan apa saja 4. Kemenkes.RI. Pedoman Pengelolaan Air
yang telah dilakukan sehingga diharapkan dapat Susu Ibu Di Tempat Kerja. Jakarta:
meningkatkan keberhasilan suatu kegiatan Kemenkes RI; 2011.
implementasi kebijakan, begitu juga bila 5. Roesli U. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI
kebijakan ASI eksklusif bagi ibu bekerja ini Eksklusif Jakarta: Pustaka Bunda; 2008.
berhasil maka akan meningkatkan cakupan 6. Depkes.RI. Ibu Bekerja Tetap Memberikan
pencapaian ASI Eksklusif di Provinsi Air Susu Ibu (ASI). Jakarta: Ditjen Bina
Kalimantan Selatan. Tidak adanya juknis dan Kesehatan Masyarakat; 2005.
SOP dalam implementasi kebijakan maka tidak 7. BPS.Provinsi.Kalsel. Direktori Perusahaan
ada acuan dalam suatu tindakan apa yang harus Industri Besar Dan Sedang Kalimantan
dilakukan. SOP merupakan suatu struktur yang Selatan. Kalimantan Selatan: BPS; 2009.
penting dan menjadi pedoman bagi pelaksanaan 8. Depnakertrans.RI. Undang-Undang
kebijakan ASI eksklusif bagi ibu bekerja sudah Ketenagakerjaan Republik Indonesia.
seharusnya dalam pelaksanaan nya dipandu oleh Jakarta 2003.
petunjuk dan pedoman yang benar. 9. Republik.Indonesia. Peraturan Bersama
Menurut teori model Implementasi dari Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan,
George C Edwards III bahwa Implementasi
Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi,
Kebijakan dipengaruhi oleh beberapa variabel
Dan Menteri Kesehatan Tentang
yaitu struktur birokrasi, disposisi, komunikasi,
Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu
dan sumberdaya yang saling berhubungan satu
Selama Waktu Kerja Di Tempat Kerja
dengan yang lainnya karena jika salah satu faktor
Jakarta 2008.
tidak berperan dengan baik maka akan sangat
10. Republik.Indonesia. Peraturan Pemerintah
mempengaruhi pencapaian keberhasilan dari
No 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian ASI
Implementasi Kebijakan tersebut.
Eksklusif 2012: Available from:
KESIMPULAN www.bpkp.go.id/uu/filedownload/4/90/
Disimpulkan bahwa implementasi kebijakan 2077/pdf.
pemberian ASI eksklusif bagi ibu bekerja di 11. Nugroho R. Public Policy, Formulasi,
Provinsi Kalimantan Selatan belum terlaksana Implementasi, Evaluasi dan Revisi Dalam
dengan baik karena masih lemahnya komunikasi, kebijakan Publik,. Jakarta: PT Elex Media
belum ada alokasi dana, tenaga, sarana prasarana, Komputindu; 2008.
disposisi hanya berupa pernyataan sikap 12. Indiahono D. Kebijakan Publik Berbasis
dukungan dan belum terbentuk kelompok kerja Dynamic Policy Analisys. Yogyakarta: Gava
dari ketiga instansi terkait dalam pelaksanaan Media; 2009.
kebijakan pemberian ASI eksklusif bagi ibu 13. Purnamasari SRDU. Permodelan Kuantitatif
bekerja serta belum adanya Peraturan Daerah untuk Analisis Faktor Penentu Praktik
khusus tentang ASI eksklusif di Provinsi Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Bekerja
Kalimantan Selatan. Di Instansi Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto. Purwokerto 2010; Available
KEPUSTAKAAN from: www.dyah.purnamasari.blog.
1. Balitbangkes.RI. Riset Kesehatan Dasar unsoed.ac.id/files/2011/03/pdf.
(Riskesdas). Jakarta: Depkes RI; 2010. 14. Widodo J. Analisis Kebijakan Publik,
2. Dinkes.Provinsi.Kalsel. Profil Kesehatan Konsep dan Aplikasi Analisis Proses
2009. Banjarmasin: Dinkes Provinsi Kalsel; Kebijakan Publik. Malang: Bayumedia
2009. Publishing; 2009.

43

Anda mungkin juga menyukai