Karya Ilmiah Seputar Pendidikan SD
Karya Ilmiah Seputar Pendidikan SD
Disusun oleh :
BAB I
PENDAHULUAN
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka secara spesifik
masalahnya dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah melalui pembelajaran
tematik dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika siswa kelas I SD
C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar
Matematika. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bahwa pembelajaran tematik dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika siswa
kelas I SD.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Mendapatkan teori baru tentang peningkatan prestasi belajar Matematika
melalui pembelajaran tematik pada siswa kelas I sekaligus sebagai dasar untuk
penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Memberikan masukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Matematika kelas I
SD dengan model pembelajaran tematik.
b. Bagi Instansi Terkait
Merupakan masukan dalam mengambil kebijakan yang dapat menunjang peningkatan
mutu dan efektivitas pembelajaran Matematika di sekolah.
BAB II
LANDASAN TEORI
d. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar dapat memilih materi yang
mampu menumbuhkembangkan kemampuan dan membentuk pribadi siswa, sehingga
mampu mengikuti perkembangan IPTEK. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
tidak dapat terlepas dari ciri Matematika itu sendiri yaitu memiliki sifat abstrak dan
berpola deduktif dan konsisten.
Karenanya kegiatan belajar dan mengajar Matematika seyogyanya juga tidak
disamakan begitu saja dengan ilmu yang lain, karena peserta didik yang belajar
Matematika itupun berbeda-beda kemampuannya, maka kegiatan belajar mengajar
harus tetap memperhatikan adanya perbedaaan individu dan karakteristik siswa.
(Djauzak Ahmad, 1994: 13)
Selanjutnya, Djauzak Ahmad (1994: 17) menyatakan bahwa Tujuan pembelajaran
Matematika secara umum adalah mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi
perubahan keadaan dalam kehidupan melalui latihan dan dasar pemikiran logis,
rasional, kritis, cermat dan efektif. Di samping itu siswa diharapkan mampu
menggunakan Matematika dalam kehidupan sehari-hari dan mempelajari berbagai
ilmu pengetahuan.
Dalam Kurikulum 2004 (2003: 6) juga disebutkan Tujuan pembelajaran Matematika
adalah melatih dan menumbuhkan cara berfikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif,
dan konsisten. Serta mengembangkan sikap gigih dan percaya diri sesuai dalam
menyelesaikan masalah.
Sedangkan Moch Ichsan (2003: 4) merumuskan tujuan pembelajaran
Matematika, sebagai berikut:
1) Menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung (menggunakan
bilangan ) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari.
2) Menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat dialihgunakan melalui kegiatan
Matematika.
3) Mengembangkan pengetahuan dasar Matematika sebagai bekal belajar lebih
lanjut.
4) Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin.
Tujuan tersebut dianggap telah tercapai apabila siswa telah memiliki sejumlah
kemampuan di bidang Matematika. Agar tujuan pembelajaran Matematika tersebut
dapat dicapai secara optimal, guru harus dapat menerapkan pendekatan pembelajaran
Matematika secara tepat.
Moch Ichsan (2003: 8-9) mengemukakan empat macam pendekatan
pembelajaran Matematika, yaitu:
1) Pendekatan belajar aktif (Student Active Learning = SAL)
SAL adalah suatu pembelajaran yang menekankan aktivitas para siswa secara fisik,
intelektual, dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang maksimal, baik ranah
kognitif, afektif, maupun psikomotor. Untuk mengaktifkan siswa dalam belajar, maka
guru harus dapat menciptakan suasana yang menggairahkan kegiatan belajar, antara
lain dengan menyajikan bahan pelajaran mengesankan dan merangsang daya
kreativitas, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan berkesan.
2) Pendekatan terpadu
Yaitu suatu pendekatan yang mengaitkan mata pelajaran Matematika dengan mata
pelajaran lainnya. Dengan mengetahui keterkaitan konsep dari beberapa mata
pelajaran, maka akan dapat memberi pengertian kebermaknaan, sehingga siswa lebih
mantap dalam memahami suatu konsep.
3) Pendekatan konstruktivis
Yaitu merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran di kelas melalui tiga fase, yaitu:
fase eksplorasi, fase pengenalan konsep dan aplikasi konsep untuk mencapai
kebermaknaan pemahaman.
4) Pendekatan realistik (Realistic Mathematics Education = RME)
Yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang bertitik tolak dari hal-hal yang real bagi
siswa, menekankan keterampilan process of doing mathematics. Pada pendekatan
ini peran guru tidak lebih dari seorang fasilitator, moderator, atau evaluator, sementara
siswa berfikir, mengkomunikasikan reasoningnya, melatih nuansa demokrasi
dengan menghargai pendapat orang lain.
2. Pembelajaran Tematik
a. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik sebagai pendekatan baru dianggap penting untuk
dikembangkan. Hadi Mulyono (2000: 13) memberikan pengertian pembelajaran
tematik dapat dilihat sebagai:
1) Pembelajaran yang beranjak dari satu tema tertentu sebagai pusat perhatian
(center of interest) yang digunakan untuk memahami gejala-gejala dan konsep lain
yang berasal dari bidang studi yang bersangkutan maupun dari bidang studi
lainnya.
2) Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi
yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling dan dalam rentang kemampuan dan
perkembangan anak.
3) Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak secara
simultan.
4) Merakit atau menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa bidang studi
yang berbeda, dengan harapan anak akan belajar dengan lebih baik dan bermakna.
Menurut Ujang Sukandi (2003: 108) Pembelajaran tematis dimaksudkan
sebagai suatu pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang direncanakan dengan
membuat keterpaduan materi mata pelajaran dalam satu tema.
Sedangkan Moch Ichsan (2003: 9) menyatakan bahwa Pembelajaran
Matematika model Webbed atau pembelajaran tematik adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang mengaitkan beberapa mata pelajaran melalui suatu tema tertentu.
b. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Berdasarkan hakikat pembelajaran tematik, Tim Pengembang PGSD (2001:
58-59) mengemukakan beberapa ciri atau karakteristik pembelajaran sebagai berikut:
1) Holistik
Suatu gejala atau peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran tematik
diamati dan dikaji dari beberapa bidang studi sekaligus, tidak dari sudut pandang yang
terkotak-kotak. Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami suatu
fenomena dari segala sisi. Pada gilirannya nanti, hal ini akan membuat siswa menjadi
lebih arif dan bijak di dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada di
hadapan mereka.
2) Bermakna
Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek seperti diterangkan di atas,
memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar skemata yang dimiliki siswa.
3) Otentik
Pembelajaran tematik juga memungkinkan siswa memahami secara langsung konsep
dan prinsip yang ingin dipelajari. Ini karena mereka dalam belajarnya melakukan
kegiatan secara langsung. Mereka memahami dari hasil belajar sendiri, hasil dan
interaksinya dengan fakta dan peristiwa, bukan sekedar hasil pemberitahuan guru.
4) Aktif
Pembelajaran tematik pada dasarnya dikembangkan dengan berdasar kepada
pendekatan diskoveri inkuiri. Siswa perlu terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga proses evaluasinya.
Pembelajaran tematik pada dasarnya dilaksanakan dengan mempertimbangkan hasrat,
minat dan kemampuan siswa.
Oleh karena itu, pembelajaran tematik bukan semata-mata merancang
aktivitas-aktivitas dari masing-masing bidang studi yang ada kaitannya. Meskipun hal
itu bisa saja dilakukan, hal ini bisa tidak sesuai dengan landasan filosofis, psikologis
dan praktis dari pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik bisa saja dikembangkan
dari suatu tema yang disepakati bersama dengan melirik aspek-aspek kurikulum yang
bisa dipelajari melalui pengembangan tema tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN
B. Perencanaan Tindakan
Dengan berpedoman pada standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu
Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial, penulis melakukan langkah-langkah
untuk merencanakan model pembelajaran tematik, antara lain:
a. Membuat/memilih tema.
b. Melakukan analisis kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator yang sesuai
dengan tema.
c. Membuat pengelompokan jaringan indikator.
d. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran tematik berdasarkan jaringan
indikator yang telah dibuat.
Kegiatan awal untuk setiap pertemuan memuat doa bersama, absensi siswa
dan appersepsi. Tahap appersepsi berupa cerita atau menyanyi bersama yang
bertujuan untuk memusatkan perhatian siswa dan mengarahkan minat siswa pada
tema yang akan dibicarakan.
Kegiatan inti adalah kegiatan pokok yang dilaksanakan dalam pembelajaran.
Sedangkan kegiatan akhir merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengakhiri satu pertemuan, meliputi kegiatan evaluasi dan memberikan tindak lanjut
berupa tugas rumah.
C. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap ini guru menerapkan model pembelajaran tematik sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Tindakan yang dilaksanakan
meliputi kegiatan-kegiatan selama proses pembelajaran antara lain kegiatan awal,
kegiatan inti dan kegiatan akhir.
Kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan diawali dengan kegiatan awal
berupa doa bersama, absensi siswa dan appersepsi. Dilanjutkan dengan kegiatan inti
yang pada setiap pertemuannya menyampaikan 1 indikator Matematika sebagai core
(inti pembelajaran).
Adapun contoh indikator Matematika dengan Kompetensi Dasar Melakukan
penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka yang menjadi core (inti
pembelajaran) pada setiap pertemuan adalah :
a. Menjumlah dua bilangan tanpa teknik menyimpan, bilangan sampai 100, untuk
pertemuan ke-1.
b. Menjumlah dua bilangan dengan teknik menyimpan, bilangan sampai 100,
untuk pertemuan ke-2 dan ke-3.
c. Mengurangi dua bilangan tanpa teknik meminjam, bilangan sampai 100, untuk
pertemuan ke-4.
d. Mengurangi dua bilangan dengan teknik meminjam, bilangan sampai 100, untuk
pertemuan ke-5 dan ke-6.
Indikator-indikator Matematika tersebut dikaitkan dengan indikator mata
pelajaran lain yang sesuai dengan tema, yang tertulis dalam RPP.
Pembelajaran pada setiap pertemuan selalu diakhiri dengan evaluasi dan
memberikan tindak lanjut berupa tugas portofolio. Dan pada akhir pertemuan
dilaksanakan ulangan harian untuk mengetahui prestasi belajar Matematika.
D. Refleksi
Pembelajaran dengan meninggalkan pembelajaran konvensional akan dapat
menumbuhkembangkan minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran. Siswa dapat
lebih menerima pengajaran yang dilakukan oleh guru karena sifatnya yang bervariasi
dan konkret. Selain itu guru sebagai fasilitator dan siswa sebagai pembelajar akan
lebih mudah tercapai karena motivasi siswa tinggi keaktifan siswa meningkat. Hal ini
sesuai tuntutan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang maksimal.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan penulisan karya imiah dengan pembelajaran tematik
dalam pembelajaran Matematika pada kelas I dapat disampaikan kesimpulan sebagai
berikut:
1. Model pembelajaran tematik dalam pembelajaran Matematika dilakukan dengan
mengaitkan mata pelajaran Matematika dengan mata pelajaran lainnya melalui
konsep-konsep yang dapat dipadukan dalam naungan tema tertentu.
2. Dengan pembelajaran tematik dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika
siswa kelas I.
3. Dengan menerapkan model pembelajaran tematik dapat meningkatkan peran
aktif (pastisipasi) siswa dalam proses pembelajaran.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka ada beberapa saran yang dapat
dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan sekaligus sebagai bahan uraian
penutup penelitian ini, antara lain:
1. Bagi Sekolah
Hendaknya mengupayakan pengadaan berbagai alat peraga Matematika
khususnya untuk kelas rendah (kelas 1 dan 2), baik droping maupun swadaya sekolah,
sehingga lebih menunjang dalam penanaman konsep-konsep Matematika secara lebih
nyata sekaligus meningkatkan aktivitas belajar siswa dan memberdayakan model
pembelajaran tematik.
2. Bagi Guru
Djauzak Ahmad. 1994. Pedoman Proses Belajar Mengajar di Sekolah Dasar. Jakarta:
Balai Pustaka.
Hartono & Edy Legowo. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Depdiknas.
Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar
Mengajar (Bahan Kajian PKG, MGBS, MGMP). Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mulyadi HP. 2006. Kajian Teori dan Hipotesis Tindakan dalam Penelitian Tindakan
Kelas. Semarang: LPMP Jawa Tengah.
Ujang Sukandi, et.al. 2003. Belajar Aktif dan Terpadu: Apa, Mengapa dan
Bagaimana?. Surabaya: Duta Graha Pustaka.