Jtstikesmuhgo GDL Marsinia09 1455 1 Bab1 3 I PDF
Jtstikesmuhgo GDL Marsinia09 1455 1 Bab1 3 I PDF
PENDAHULUAN
A. Judul
B. Latar Belakang
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 ruangan
(kimia atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak
penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan
dampak yang cukup bermakna terhadap aktifitas sel (Wahit Iqbal Mubarak,
2007).
telah sangat prihatin dalam preferensi medis. Menurut WHO pada tahun 2001
penyakit kardiovaskular menyumbang hampir sepertiga dari kematian global
dan diperkirakan pada tahun 2020 hampir 25 juta kematian di seluruh dunia
sebanyak 57,023 pasien dengan gagal jantung dan kasus tingkat kematian
(CFR) 13,42%. Khususnya di RSU Herna Medan, sudah ada 172 penderita
Populasi mengacu pada total 172 penderita gagal jantung di RSU Herna
digunakan dalam penelitian ini yang semuanya dari 172 pasien gagal jantung
di RSU Herna Medan tahun 2009-2010. Ini tahap analisis statistik, penelitian
ini menggunakan chi-square dan uji anova. Proporsi highhest dari penderita
gagal jantung: 96,5% adalah kelompok usia 40 tahun, 57,6% adalah laki-laki,
70,9% yang berasal dari suku batak, 59,9% adalah Chistian, 37,8% adalah ibu
rumah tangga , 75,6% berasal dari dari medan, 43,0% menderita gagal jantung
ketiga, dan 65,2% menjadi rawat jalan. Rata-rata panjang jika tinggal 5,19 hari
karya tulis ilmiah lebih dalam tentang CHF (Congestive Heart Failure) maka
RSUD Kebumen.
C. Tujuan Penulisan
1. Observasi Partisipatif
keperawatan.
2. Interview
3. Studi Literature/Dokumentasi
keperawatan.
BAB II
KONSEP DASAR
1. Definisi
keadaan dimana jantung sudah tidak mampu memompa darah sesuai dengan
a. Secara Umum
b. Faktor resiko
a) Usia
penyakit jantung.
c) Penyakit Lain
a) Kolesterol
b) Hipertensi
merokok.
d) Gemuk ( overweight atau obesitas )
hipertrofi otot jantung tadi tidak dapat berfungsi secara normal, dan
dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut
Gagal ventrikel kiri paling sering mendahului gagal ventrikel kanan. Gagal
ventrikel kiri murni sinonim dengan edema paru akut. Karena curah
kiri tidak mampu memompa darah yang datang dari paru. Peningkatan
paru. Dispneu dapat terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli yang
mengganggu pertukaran gas. Mudah lelah dapat terjadi akibat curah j antung
yang kurang menghambat jaringan dari sirkulasi normal dan oksigen serta
dan jaringan perifer. Hal ini terjadi karena sisi kanan jantung tidak mampu
4. Manifestasi klinis
d. Berdebar-debar
e. Mudah lelah
f. Batuk-batuk
b. Batuk-batuk
c. Sianosis
d. Suara sesak
tachycardia
epigastrium
5. Penatalaksanaan
beban kerja jantung dan manipulasi selektif terhadap ketiga penentu utama
fisik. Tirah baring dan aktifitas yang terbatas juga dapat menyebabkan
Penatalaksanaan:
a. Istirahat
penurunan tekanan vena dan volume darah dan peningkatan diuresis akan
muntah namun itu gejala awal selanjutnya akan terjadi perubahan irama,
melalui ginjal. Bila sudah diresepkan harus diberikan pada siang hari
agar tidak mengganggu istirahat pasien pada malam hari, intake dan
tanda dehidrasi.
e. Morfin, diberikan untuk mengurangi sesak napas pada asma cardial, hati-
f. Pemberian oksigen
ventrikel.
6. Penatalaksanaan
a. Foto torax
b. EKG
c. Pemeriksaan Lab
Meliputi : Elektrolit serum yang mengungkapkan kadar natrium
darah.
e. Elektrolit
f. Skan j antung
dinding.
ginjal.
h. Pemeriksaan tiroid
Curahjantung menurun
Gagal j antung
SV menurun gg. sirkulasi Perfusi ginjal menurun Aliran darah arteri Cairan pindah dari
pulmonal tertahan kapiler ke interstisial
Tekanan ventrikel kiri Suplai O2 ke Sekresi renin meningkat
menurun Edema perifer
jaringan menurun Dilatasi ventrikel kanan
B. Asuhan Keperawatan
1. Fokus Pengkajian
Fokus pengkajian pada pasien dengan gagal jantung adalah diarahkan kepada
pengamatan terhadap tanda-tanda dan gejala kelebihan cairan sistemik dan pulmonal.
Semua tanda-tanda yang menunjukkan harus dicatat dan dilaporkan oleh dokter.
a. Pernafasan
Auskultasi pada interval yang sering untuk menentukan ada atau tidaknya krekels dan
c. Jantung
Auskultasi untuk mengetahui adanya bunyi bising jantung S3 dan S4, kemungkinan
d. Tingkat kesadaran
d. Perifer
Kaji bagian tubuh pasien yang mengalami edema dependen dan hepar untuk
Dispneu saat aktivitas, tidur, duduk, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat
Tanda tandanya meliputi batuk kering / nyaring / non produktif atau batuk
warna merah muda atau berbuih (edema pulmonal), bunyi nafas tidak terdengar,
krakles, mengi, Fungsi mental menurun, letargi, kegelisahan, warna kulit pucat atau
sianosis.
b). Nutrisi
c). Eliminasi
atau konstipasi
d). Berpakaian
e). Personal Hygiene
dengan aktivitas.
Insomnia, dispnea pada saat istirahat atau pada saat pengerahan tenaga.
rendah, normal atau tinggi, frekuensi jantung, irama jantung, sianosis, bunyi
nafas, edema.
Nyeri dada, nyeri kepala, angina akut, atau kronis, nyeri abdomen kanan
k). Bekerja
l). Spiritual
n). Rekreasi
kebutuhan O2.
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring lama, edema, penurunan
perfusi jaringan.
(Heather, 2010)
3. Fokus Intervensi
(Heather, 2010).
Tujuan dan kriteria hasil menurut NOC adalah setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan masalah gangguan pertukaran gas dapat teratasi
pernafasan, AGD dalam batas normal, status neurologis dalam batas normal (
mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan
dispneu ( mampu mengeluarkan sputum mampu bernafas dengan mudah, tidak ada
pursed lips).
Moniitor respirasi dan status oksigen, catat pergerakan dada, amati kesimetrisan,
pola nafas, auskultasi sura nafas, moitor ttv, AGD dan elektrolit, observasi sianosis
O2 (Heather, 2010).
Tujuan dan kriteria hasil menurut NOC adalah setelah dilakukan tindakan
hasil berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan TD, nadi dan RR,
melakukan aktivitas, bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan
Tujuan dan kriteria hasil menurut NOC adalah setelah dilakukan tindakan
Terbebas dari edema, efusi, anasarka, terbebas dari distensi vena jugularis, memelihara
tekenan vena sentral, tekanan kapiler paru, output jantung dan vital sign dalam batas
2). Hydration
Terbebas dari kecemasan, kelelahan atau bingung, tidak ada dispneu atau orthopneu
edema, berikan diuretik sesuai instruksi, monitor input dan output ( Dochterman,
2010).
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring lama, edema, penurunan
perfusi jaringan.
Tujuan dan kriteria hasil menurut NOC adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan
Tidak ada luka atau lesi pada kulit, menunjukan pemahaman dalam proses perbaikan
Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar, mobilisasi pasien (ubah
posisi pasien) setiap dua jam sekali, monitor kulit akan adanya kemerahan, oleskan
lotion atau minyak / baby oil pada daerah yang tertekan , monitor aktivitas dan
mobilisasi pasien, monitor status nutrisi pasien, memandikan pasien dengan sabun dan
air hangat, kaji lingkungan dan peralatan yang menyebabkan tekanan, observasi luka :
nekrotik, tanda-tanda infeksi lokal, formasi traktus, ajarkan pada keluarga tentang luka
dan perawatan luka, kolaborasi ahli gizi pemberian diae TKTP, vitamin, cegah
kontaminasi feses dan urin, lakukan tehnik perawatan luka dengan steril, berikan
Tujuan dan kriteria hasil menurut NOC adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan
Menjelaskan spesifik proses penyakit, etiologi, dan faktor, efek dari penyakit,
Strategi untuk mengatasi stress, pola tidur normal, perencanaan dilakukan dengan
Sediakan informasi tentang kondisi dengan cara yang tepat, diskusikan pilihan terapi
atau penanganan, sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien dengan
cara yang tepat, identifikasi kemungkinan penyebab dengan cara yang tepat
(Dochterman, 2009).
BAB III
RESUME KEPERAWATAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang Asuhan Keperawatan Pada Tn.W:
Congestive Heart Failure (CHF) oleh marsini pada tanggal 23 juli 20012 Di Ruang Cempaka.
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
2. Riwayat keperawatan
Klien datang dari IGD dengan keluhan sesak napas sejak 2 hari sebelum
masuk rumah sakit dan klien juga mengatakan kedua kakinya sempat bengkak tetapi
sekarang sudah kempes. Kemudian klien pindah di ruang cempaka tanggal 17 Juli
2012 jam 13.00 WIB. Saat dilakukan pengkajian tanggal 23 Juli 20012 jam 11.00
WIB klien mengeluh sesak napas, nafsu makan menurun, batuk tidak berdahak, sulit
tidur dan nyeri dada sebelah kiri, nyeri tidak menyebar, nyeri bertambah saat bergerak
dan berkurang saat istirahat. Nyeri hilang timbul 5X/hari. Skala nyeri:5. Klien
Riwayat penyakit dahulu klien pernah di rawat di rumah sakit bekasi 6 hari
dengan penyakit yang sama. Klien juga mengatakan mengalami keluhan seperti ini
mempunyai riwayat penyakit jantung seperti yang dialaminya sekarang. Klien juga
menular.
3. Fokus pengkajian
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 23 juli 2012 pukul 11.00 WIB klien
mengeluh sesak napas dan nyeri dada sebelah kiri. Klien beraktivitas dibantu oleh
keluarga seperti mandi dengan diseka 2 X/hari, ke kamar mandi juga di bantu. Klien
mengatakan belum mengetahui tentang makanan yang boleh di konsumsi pada pasien
j antung.
mengeluh sesak nafas, RR: 30 x/mnt dan klien tampak terpasang oksigen. Klien juga
mengatakan kadang terbangun pada malam hari karena nyeri pada dada sebelah kiri.
Aktivitas klien di bantu oleh keluarga. Klien tampak lemah dan tiduran di tempat
tidur.
lemah, kesadaran komposmentis, terdapat retraksi dinding dada, RR:30 x/mnt. Pada
palpasi dada didapatkan fokal fremitus jelas, pada perkusi di dapatkan bunyi nafas
didapatkan hasil : Haemoglobin 14,3 g/dl (11, 7 17,3 ), WBC 10.3 x 10 /l (3.6 11
3
), RBC 4.54 x 10 6/l (3.8 5.9), MCV 91.2 fl (80 100), MCH 31.4 pg (26- 34),
MCHC 34.5g/dl (32 - 36). Dan pada pemeriksaan EKG tanggal 19 Juli 2012 jam
Pada tanggal 23 juli 2012 klien mendapat terapi peroral yaitu digoxin 2 x 1
Dari data pengkajian tanggal 23 juli 2012 jam 11.00 WIB ditemukan data
subyektif klien mengeluh sesak nafas dan nyeri dada sebelah kiri. Data obyektif : terdapat
retraksi dinding dada, terpasang O2 2 liter/mnt, tampak gelisah, RR: 30 x/mnt. Sehingga
Dari pengkajian ditemukan data subyektif klien mengatakan sesak nafas dan
mudah lelah. Data obyektif klien tampak lelah dan tiduran di tempat tidur, aktivitas
mengetahui tentang makanan yang boleh dikonsumsi pada pasien jantung. Data obyektif
evaluasi menjadi satu bagian agar pembaca lebih mudah memahami masalah-masalah
yang dihadapi oleh pasien, rencana tindakan yang akan dilakukan untuk menyelesaikan
masalah tersebut, bagaimana pelaksanaan tindakanya, serta bagaimana hasil akhir dari
NOC: Respiratory status : gas exchange, keseimbangan asam basa dan elektrolit,
masalah gangguan pertukaran gas dapat teratasi dengan kriteria hasil Mendemonstrasikan
peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat Memelihara kebersihan paru paru dan
,
bebas dari tanda tanda distress pernafasan tidak ada sianosis dan dyspneu, Tanda tanda
,
vital dalam rentang normal AGD dalam batas normal (Morhead dkk, 2009).
,
Intervensi NIC yang telah dibuat adalah monitor respirasi dan status oksigen, catat
supraclavicular dan intercostals, monitor pola nafas, auskultasi sura nafas, moitor ttv,
AGD dan elektrolit, observasi sianosis khususnya membran mukosa (Dochterman, 2009).
Implementasi yang dilakukan pada tanggal 23 juli 2012 pukul 11.00 WIB adalah
mengkaji pernafasan klien, klien mengeluh sesak nafas, terdapat retraksi dinding dada,
RR: 30x/mnt, memberikan posisi yang nyaman (semifowler), klien dalam posisi
binasal kanul, memberikan terapi digoxin 2 x 1/2 tablet, alprazolam 1 x 1 tablet, terapi
masuk.
Implementasi yang dilakukan pada tanggal 24 juli 2012 pukul 07.00 WIB adalah
mengkaji pernapasan klien, klien mengatakan masih sesak nafas, terdapat retraksi dinding
dan terapi injeksi farsik 2x10 mg, terapi masuk, mengajarkan tekhnik nafas dalam, klien
mau mengikuti dan mengatakan nyeri dada dan sesak nafasnya berkurang, menganjurkan
Implementasi yang dilakukan pada tanggal 25 juli 2012 pukul 07.00 WIB adalah
mengkaji pernfasan klien, klien mengatakan masih sesak nafas, memberikan terapi obat
isosorbidinitrat 3 x 5 mg, digoxin 2 x %2 tablet, dan terapi injeksi farsik 2 x 10 mg, terapi
masuk, mengajarkan tekhnik nafas dalam, klien mengatakan sesak nafasnya sudah
berkurang.
Evaluasi yang dilakukan pada tanggal 25 juli 2012 pukul 10.30 WIB adalah klien
mengatakan sesak nafasnya sudah berkurang, RR: 26 x/mnt, tidak ada dispneu, tidak
didapatkan hasil AGD dan edema paru. Masalah gangguan pertukaran gas belum teratasi,
dilanjutkan dengan memotivasi klien untuk melakukan nafas dalam ketika sesak nafas,
menganjurkan klien untuk banyak istirahat di rumah dan tidak melakukan pekerjaan yang
berat.
Diagnosa keperawatan kedua adalah Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
bertoleransi terhadap aktivitas dengan kriteria hasil berpartisipasi dalam aktivitas fisik
tanpa disertai peningkatan TD, nadi dan RR, mampu melakukan aktivitas sehari-hari (
ADLs) secara mandiri, keseimbangan aktivitas dan istirahat (Morhead dkk, 2009).
kelelahan, bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan, observasi
adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas, bantu untuk memilih aktivitas
konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan sosial ( Dochterman,
2009)
Implementasi yang dilakukan pada tanggal 23 juli 2012 pukul 20.00 WIB adalah
merasa lelah dan gelisah jika kelelahan, membantu klien merapikan tempat tidur, tampak
rapi, melibatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan klien, keluarga ikut membantu
merapikan tempat tidur klien, memonitor ttv, TTV dengan hasil TD : 110/80 MmHg, nadi
Implementasi yang dilakukan pada tanggal 24 juli 2012 pukul 07.00 WIB adalah
memantau TTV, hasilnya TD: 120/80 MmHg, nadi: 64 x/mnt, RR: 28 x/mnt, S: 35,5C,
membantu klien merapikan tempat tidur, klien tampak rapi, memotivasi klien untuk
melakukan aktivitas secara mandiri, klien tampak lemah, melibatkan keluarga dalam
memenuhi kebutuhan klien, keluarga tampak membantu merapikan tempat tidur,
Implementasi yang dilakukan pada tanggal 25 juli 2012 pukul 07.00 WIB adalah
memantau TTV, hasilnya TD : 110/70 MmHg, nadi: 72 x/mnt, RR: 26 x/mnt, S : 35,5 C,
membantu klien merapikan tempat tidur, klien tampak rapi, memotivasi klien untuk
melakukan aktivitas secara mandiri, klien tampak lemah, melibatkan keluarga dalam
Evaluasi yang dilakukan pada tanggal 25 juli 2012 pukul 10.30 WIB adalah klien
mengatakan masih merasa lemes, klien tampak tiduran di tempat tidur, TTV dengan hasil
TD : 110/70 mmhg, nadi : 72 x/mnt RR: 26 x/mnt, S:35,5C. Masalah intoleransi aktivitas
dilanjutkan dengan memotivasi klien untuk melakukan aktivitas secara mandiri dan
menunjukkan pengetahuan tentang proses penyakit dengan kriteria hasil Pasien dan
pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar, pasien
dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat / tim kesehatan
tentang diit pada pasien gagal jantung kongestif, berikan penjelasan terhadap tindakan
yang akan dilakukan, berikan penkes tentang diit pada pasien gagal jantung kongestif,
evaluasi hasil penkes, dan beri reinforcement positif pada klien dan keluarga
(Dochterman, 2009).
Implementasi yang dilakukan pada tanggal 25 juli 2012 pukul 08.45 WIB adalah
belum mengetahui tentang nutrisi pada pasien jantung. Melakukan pendidikan kesehatan
tentang nutrisi pada pasien gagal jantung kongestif (CHF), klien dan keluarga
Evaluasi yang dilakukan pada tanggal 25 juli 2012 pukul 10.30 WIB adalah
keluarga klien mengatakan makanan yang harus dihindari adalah makanan yang asin-asin
dan gorengan. Klien dan keluarga klien tampak tenang dan mendengarkan penjelasan
media untuk mengingatkan klien / keluarga klien tentang nutrisi pada pasien gagal
jantung kongestif, memotivasi klien untuk melaksaaan diit pada penyakit jantung dan
kontrol kesehatan.