Akreditasi PKM PDF
Akreditasi PKM PDF
TINJAUAN PUSTAKA
peran penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Selain itu,
puskesmas adalah salah satu fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menjadi tolak ukur dari pembangunan kesehatan. Puskesmas memiliki tugas untuk
kategori, yaitu puskesmas rawat inap dan puskesmas non rawat inap. Puskesmas rawat
inap adalah puskesmas yang diberi tambahan ruangan dan fasilitas untuk pasien gawat
darurat, baik berupa tindakan operatif terbatas maupun asuhan keperawatan sementara
8
9
dengan kapasitas tempat tidur kurang lebih sebanyak 10 tempat tidur. Puskesmas rawat
inap juga memiliki fungsi sebagai pusat rujukan pasien yang gawat darurat sebelum
dibawa ke rumah sakit. Puskesmas rawat inap dapat melakukan tindakan operatif
terbatas seperti kecelakaan lalu lintas, persalinan dengan penyulit dan penyakit lain
yang bersifat gawat darurat. Selain itu, puskesmas rawat inap sebagai puskesmas rawat
diagnosa, pengobatan, dan rehabilitasi medik yang dilakukan di ruang rawat inap
Puskesmas non rawat inap merupakan puskesmas yang melayani pasien yang
melakukan pengobatan rawat jalan dan pelayanannya tidak lebih dari 24 jam. Tujuan
pelayanan pada puskesmas non rawat inap adalah untuk menentukan diagnosa
penyakit baik dengan tindakan pengobatan maupun tindakan rujukan. Selain itu
puskesmas non rawat inap juga menyediakan pelayanan tindak lanjut bagi pasien rawat
inap yang sudah diijinkan pulang tetapi harus tetap mengontrol kondisi kesehatannya
(Wulansari, 2013).
Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, puskesmas atau pusat
1. Kepala Puskesmas
10
dan Laboratorium
pelayanan kesehatan.
1. Rawat jalan
4. Home care
upaya kesehatan perorangan di puskesmas antara lain terdiri dari dokter atau dokter
layanan primer, dokter gigi, perawat, bidan, ahli teknologi laboratorium medis, serta
tenaga kefarmasian.
11
memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi
d. Pelayanan gizi
bersama-sama sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk dapat
sistematis untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian
alternatif kegiatan. Perencanaan puskesmas merupakan hal yang sangat penting karena
tanpa adanya perencanaan maka tidak akan ada kejelasan bagi kegiatan yang akan
puskesmas. Pelaksanaan dan pengendalian terdiri dari beberapa langkah antara lain :
telaah eksternal terkait hasil yang dicapai oleh fasilitas dan sektor lain yang
4. Penilaian kegiatan yang bisa dilakukan oleh pihak eksternal dan internal
(Artini, 2015).
mengamati secara terus menerus terhadap pelaksanaan kegiatan puskesmas yang dapat
merupakan kegiatan kepala puskesmas pada setiap akhir tahun anggaran yaitu
membuat dan melaporkan laporan kinerja hasil dari pelaksanaan kegiatan, serta
Tahun 2014 tentang puskesmas, pencatatan dan pelaporan merupakan bagian dari
14
sistem informasi kesehatan (SIK) puskesmas yang wajib dilakukan. Untuk dapat
pelaporan di puskesmas, upaya yang dapat dilakukan oleh puskesmas antara lain
menambah petugas yang memahami dan memiliki keahlian di bidang SIK, atau
Akreditasi Puskesmas
2015 Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter,
dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi, akreditasi adalah pengakuan yang diberikan
puskesmas telah memenuhi standar pelayanan puskesmas yang telah ditetapkan oleh
Puskesmas wajib untuk diakreditasi secara berkala minimal tiga tahun sekali.
pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bekerja sama dengan Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial.
Kesehatan. Standar akreditasi puskesmas terdiri dari 9 Bab, dalam setiap bab akan
diuraikan dalam standar penilaian, yang kemudian dalam masing-masing standar akan
diuraikan dalam kriteria-kriteria, dan dalam kriteria akan diuraikan elemen penilaian
Untuk kelompok Upaya Kesehatan Perorangan juga diuraikan dalam 3 bab yaitu :
168 kriteria, dan 776 elemen penilaian yang akan digunakan sebagai acuan untuk
JUMLAH
JUMLAH JUMLAH
BAB JUDUL ELEMEN
STANDAR KRITERIA
PENILAIAN
Penyelenggaraan
I 3 13 59
Pelayanan Puskesmas
Kepemimpinan dan
II 6 29 121
Manajemen Puskesmas
Peningkatan Mutu dan
III 1 7 32
Manajemen Risiko
Upaya Kesehatan
IV Masyarakat yag 3 10 53
Berorientasi Sasaran
Kepemimpinan dan
V Manajemen Upaya 7 22 101
Kesehatan Masyarakat
VI Sasaran Kinerja UKM 1 6 29
Layanan Klinis yang
VII 10 33 151
Berorientasi Pasien
Manajemen Penunjang
VIII 7 36 172
Layanan Klinis
Peningkatan Mutu
IX Klinis dan 4 12 58
Keselamatan Pasien
Total 42 168 776
Sumber : Zakiah (2015)
pada masing-masing bab dalam standar akreditasi puskesmas yang didapatkan dari
Penilaian dilakukan dengan cara menelaah bukti-bukti yang ada pada tiap elemen
penilaian (Zakiah, 2015). Setiap pembuktian pada elemen penilaian diberikan nilai
sebagai berikut :
1. Nilai 0 : jika belum ada sama sekali atau baru sebagian kecil ada (0-20%)
1. Tidak Terakreditasi : jika pencapaian nilai Bab I, II < 75%, Bab IV, V, VII
2. Terakreditasi Dasar : jika pencapaian nilai Bab I, II 75%, Bab IV, V, VII
3. Terakreditasi Madya : jika pencapaian nilai Bab I, II, IV, V 75%, Bab
4. Terakreditasi Utama : jika pencapaian nilai Bab I, II, IV, V, VI, VII 80%
Hasil penilaian akreditasi oleh tim surveior akreditasi ini kemudian akan
Tahun 2015 Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri
terhadap standar akreditasi. Surveior akreditasi puskesmas terdiri dari surveior bidang
administrasi dan manajemen, bidang upaya kesehatan masyarakat (UKM), dan bidang
Penetapan akreditasi merupakan hasil akhir survei akreditasi oleh surveior dan
antara lain :
oleh tim akreditasi yang terdiri dari beberapa kelompok kerja, sesuai
dapat berjalan dengan baik, diperlukan pembinaan yang intensif dari tim
Pendampingan dilakukan oleh tim pendamping yang berasal dari dinas kesehatan
akreditasi memiliki tugas untuk melaksanakan fasilitasi dan pembinaan secara intensif
dokumen akreditasi. Dokumen dalam akreditasi puskesmas dibagi menjadi dua bagian
yaitu dokumen interal dan eksternal. Dokumen tersebut digunakan untuk membangun
dokumen yang perlu disediakan di puskesmas untuk akreditasi adalah sebagai berikut:
c. Pedoman/manual mutu
pengembangan)
berdasarkan hasil penelitian Indrayathi dkk (2014) yang berjudul Mutu Pelayanan
Puskesmas Perawatan yang Berstatus Badan Layanan Umum Daerah mutu pelayanan
Kabupaten Gianyar disebabkan karena beberapa hal antara lain masih terdapat
22
komitmen dari dinas kesehatan dalam pelaksanaan kebijakan BLUD puskesmas yang
masih rendah, masih terdapat kekurangan sumber daya manusia khususnya tenaga
dokter dan perawat, dan tenaga administrasi yang mengelola keuangan masih kurang
daya manusia di puskesmas. Salah satu sumber daya manusia di puskesmas yang
kuantitas dan kualitasnya masih rendah terkait dengan pengembangan BLUD adalah
tenaga non medis. Untuk mengatasi keterbatasan kuantitas dan kualitas tenaga non
yang diperlukan sesuai dengan peruntukannya pada instansi terkait atau dengan
dapat dilihat atau dikaji berdasarkan output yang ada pada sistem pelayanan kesehatan.
Output pada sisitem pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu
komponen input, proses dan juga lingkungan. Sedangkan menurut Donabedian (1980)
dalam Alwi (2011) terdapat tiga pendekatan dalam melakukan penilaian mutu yaitu
terdiri dari aspek input, proses, dan output. Aspek input terdiri dari perlengkapan dan
23
peralatan, organisasi dan manajemen, keuangan, dan sumber daya manusia. Aspek
proses adalah semua kegiatan yang dilaksanakan secara profesional oleh tenaga
kesehatan dan interaksinya dengan pasien, yang meliputi metode atau tata cara
pelayanan kesehatan. Sedangkan aspek output adalah kegiatan dan tindakan dokter,
perawat dan tenaga administrasi yang dapat dirasakan oleh pengguna pelayanan
kesehatan yang dapat memberikan perubahan ke arah tingkat kesehatan dan kepuasan
yang diharapkan.
Kesiapan adalah hal yang penting dan harus tersedia ketika akan menghadapi
atau melaksanakan sesuatu yang baru. Kesiapan akan dipengaruhi oleh dukungan baik
dukungan internal maupun eksternal, sebaliknya dikatakan tidak siap bila ditemukan
berbagai hambatan dari segi sumber daya (Sugiana,2015). Lehman (2002) dalam
Muafi (2011) juga mengatakan bahwa kesiapan perubahan organisasi salah satunya
dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya yang ada pada organisasi tersebut.
dilakukan oleh Pawizi dan Rosyidah (2011) yang menganalisis kesiapan pelayanan
kesiapan RSU Rajawali Citra dengan meninjau dari segi sumber daya dasar yaitu
sumber daya manusia, dokumentasi, serta fasilitas. Hasil dari penelitian Pawizi dan
Rosyidah (2011) menunjukan bahwa dari aspek sumber daya manusia, dokumentasi,
serta fasilitas yang disiapkan dalam menghadapi akreditasi pada bidang pelayanan
administrasi dan manajemen di rumah sakit tersebut, semuanya dalam kondisi siap dan
baik. Artinya, tidak ada kendala berarti yang terkait dengan penyiapan tiga sumber
daya mendasar tersebut. Secara teoritis, hal ini disebabkan karena bidang pelayanan
24
administrasi dan manajemen merupakan salah satu dari lima bidang pelayanan
dalam paket dasar akreditasi rumah sakit yang tidak berat untuk disiapkan.
(2015) yang menganalisis tentang persiapan Unit Rekam Medis RSUD dr. R.
penelitian tersebut diketahui bahwa terdapat beberapa hambatan sumber daya yang
terjadi saat persiapan akreditasi di unit rekam medis pada RSUD dr. R Soeprapto Cepu
yaitu kurangnya sarana dan prasarana seperti komputer dan printer sehingga unit
rekam medis tidak bisa segera mencetak dokumen-dokumen yang sudah disiapkan,
kurangnya petugas rekam medis, kerjasama dan komunikasi antar petugas rekam
medis yang mempersiapkan akreditasi tidak berjalan lancar, dan kurangnya pedoman
untuk pembaharuan SPO dan dokumen lain yang terkait akreditasi. Kerjasama dan
komunikasi antara petugas dengan dinas kesehatan harus lebih ditingkatkan supaya
segala hal terkait persiapan akreditasi bisa cepat selesai. Selain itu perlu diperlukan
juga penambahan sarana prasarana serta sumber daya manusia yang sesuai dengan
dan upaya kesehatan perorangan dalam menghadapi akreditasi diperlukan input yang
baik dan memadai. Input dalam sistem pelayanan kesehatan terdiri dari berbagai
sumber daya organisasi yang merupakan alat untuk mencapai tujuan organisasi.
Sumber daya organisasi tersebut dikenal dengan istilah 6M yang terdiri dari sumber
daya manusia (man), biaya (money), metode (method), peralatan (machine), bahan-
Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur input yang sangat penting
(2013), sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kualifikasi sesuai dengan
pekerjaannya merupakan salah satu hal yang dapat menunjang keberhasilan suatu
pelayanan kesehatan diharapkan agar tugas pokok dan fungsi tenaga kesehatan dapat
sesuai dengan pendidikan dan keterampilan yang mereka miliki (Handayani dkk,
2010). Apabila sumber daya manusia yang ada tidak mencukupi baik dari segi
kuantitas maupun kualitas salah satunya dapat menyebabkan adanya tugas rangkap
pada sumber daya manusia yang ada yang nantinya dapat berdampak pada output yang
ingin dicapai. Menurut Sutarman, dkk (2008), petugas yang dibebani tanggung jawab
pekerjaan yang lebih dari satu kegiatan (tugas rangkap), akan merasa memiliki
pekerjaan yang berat karena tugas rangkap tersebut dapat menambah beban tanggung
jawab mereka.
Pada puskesmas, seringkali jumlah tenaga kesehatan yang ada masih terbatas
2010). Menurut Paruntu dkk (2015) dalam penelitiannya yang berjudul Perencanaan
penyebab dari tidak proporsionalnya kuantitas dan kualitas sumber daya manusia di
puskesmas salah satunya disebabkan oleh tidak ada kesamaan persepsi antara dinas
kesehatan terkait perencanaan sumber daya manusia merupakan hal yang penting.
26
Perencanaan kebutuhan sumber daya manusia merupakan hal yang penting terutama
untuk menghindari adanya beban kerja yang tinggi pada sumber daya manusia yang
ada, sehingga tidak akan menimbulkan stres yang dapat berakibat pada menurunnya
elemen dalam sub sistem pelayanan kesehatan yang saling berhubungan dan
mempengaruhi satu sama lain. Input atau masukan merupakan sub elemen-sub elemen
yang diperlukan sebagai masukan untuk berfungsinya sistem, input juga dapat
dikatakan sebagai sumber daya yang diperlukan untuk melakukan proses. Proses
dihasilkan dari proses. Apabila output yang dihasilkan telah berjalan selama beberapa
UMPAN BALIK
LINGKUNGAN