JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuhan merupakan salah satu organisme yang memiliki jumlah
varietas yang sangat banyak tersebar di muka bumi ini. Persebaran tumbuhan
relatif bergantung pada jenis tumbuhan dengan kondisi wilayah yang
ditempatinya. Persebaran tumbuhan sangat dipengaruhi oleh kualitas tanah,
kondisi cuaca atau iklim dan juga kekerabatannya dengan species lain.
Keragaman species yang terdapat dalam suatu wilayah cenderung memiliki
jumlah yang sedikit pada musim kemarau jika dibandingkan dengan
keragamana species pada musim penghujan.
Iklim sangat memengaruhi keragaman species dalam suatu wilayah.
Namun tidak hanya iklim yang menjadi salah satu indikator dalam
peningkatan jumlah keragaman species pada suatu area. Kondisi tanah
merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap keragaman species
yang ada. Tandus atau keringnya area sekitar tanaman dapat menyebabkan
kemampuan suatu varietas tanaman sulit untuk bertahan hidup karena
kurangnya unsur hara yang diperoleh dari dalam tanah. Unsur hara dalam
tanah menjadi sumber nutrisi bagi tanaman untuk tetap bertahan hidup. Selain
kadar unsur hara dalam tubuh, kadar air dalam tanah menyebabkan tanaman
menjadi layu dan tidak dapat berdiri dengan tegak. Hal ini disebabkan karena
tidak adanya air yang diserap oleh akar kemudian dibawa ke tubuh tumbuhan
oleh xilem.
Tumbuhan yang kekurangan nutrisi berakibat pada mudahnya terserang
hama. Menurut Girsang (2008), setiap species tanaman diganggu oleh hampir
seratus jenis cendawan, bakteri, molikut, virus dan nematoda yang berbeda-
beda. Mekanisme resistensi pada tanaman yang resistensi cepat terjadi setetlah
patogen muncul, sehingga dapat menghambat atau mencegah perkembangan
patogen.
Keanekaragaman jenis tumbuhan dalam suatu ekosistem yang terdapat
di alam terdiri atas beberapa populasi. Komunitas tumbuhan umumnya terdiri
atas lebih dari satu populasi. Satu populasi dengan populasi yang lainnya
menyebabkan terjadinya interaksi dalam suatu ekosistem. Menurut
Wirakusumah (2003), ekosistem tidak ada yang homogen meskipun hanya
berupa relung yang sempit sekalipun karena adanya mikrohabitat ekosistem
yang beragam (heterogen). Perbedaan tingkat heterogenitas itu dapat terjadi
karena adanya perbedaan topografi.
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan praktikum ekologi tumbuhan
yang berkaitan dengan keanekaragaman jumlah species atau varietas yang
terdapat disekitar area kampus UNM Parangtambung sesuai dengan
topografinya. Pengukuran dengan menggunakan plot kuadrat dilakukan pada
dua area kampus UNM Parangtambung yaitu samping Masjid Ulil Albab dan
pelataran Baruga Fakultas Bahasa dan Sastra.
Pengamatan mengenai keanakergaman tersebut dilakukan dengan
menggunakan metode kurva minimal area. Penggunaan kurva minimal area
dapat menjadikan data yang diperoleh akurat dan mewakili semua jenis
vegetasi atau bersifat representatif. Ukuran plot terkecil yang digunakan yaitu
0,5 x 0,5 meter hingga plot area dengan ukuran tertentu sesuai dengan
pertambahan jenis species.
B. Tujuan Praktikum
Praktikum ekologi tumbuhan ini bertujuan :
a. Untuk mengukur plot area minimum
b. Untuk mengetahui jumlah keragaman species yang terdapat pada area
samping Masjid Ulil Albab dan pelataran baruga FBS UNM serta
c. Untuk membandingkan tingkat keragaman species atau vegetasi yang
terdapat kedua area tersebut.
C. Manfaat Praktikum
Manfaat dari dilakukannya praktikum ekologi tumbuhan yaitu :
a. Mengetahui cara mengukur plot area minimum.
b. Mengetahui jumlah keragaman species yang terdapat pada area samping
Masjid Ulil Albab dan Pelataran baruga FBS UNM.
c. Mengetahui perbandingan jumlah keragaman species yang terdapat pada
area di samping Masjid Ulil Albab dan Pelataran baruga FBS UNM.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
C. Prosedur Kerja
1. Menentukan area yang akan dijadikan sebagai plot area minimum
2. Membuat plot area terkecil pada daerah yang sudah ditentukan ditempat
tersebut dengan ukuran 0,5 x 0,5 m .
3. Menghitung dan mencatat jenis tumbuhan yang ada pada plot area
tersebut.
4. Melakukan dokumentasi terhadap jenis tumbuhan yang diperoleh untuk
selanjutnya diidentifikasi.
5. Memperluas plot area dengan ukuran 1 x 0,5 m lalu kembali mencatat
dan menghitung pertambahan jumlah species yang baru.
6. Memperluas kuadrat diteruskan sampai tidak ada tambahan spesies yang
baru dari setiap perluasan kuadrat dua kali luas kuadrat sebelumnya.
7. Menghitung jumlah species secara keseluruhan dari luas plot area.
8. Mencatat perluasan kuadrat dalam suatu tabel lalu menggunakan aplikasi
R untuk menganalisis kurva species area.
9. Membuat laporan mengenai kurva species area.
A. Hasil Pengamatan
I II IV
(0,5 x 0,5 m) (1 x 0,5 m) (4 x 2 m)
III
(2 x 2 m)
III
(2 x 2 m)
V
(8 x 4 m)
B. Pembahasan
1. Data Lokasi A
Berdasarkan dari hasil pengamatan pada lokasi A, digunakan 6 plot
area, dengan masing-masing ukuran 0,5 x 0,5 m., 0,5 x 1 m., 1 x 1 m., 1 x
2 m., 2 x 2 m., 4 x 2 m. Berdasarkan tabel plot area dengan kode 1
sampai dengan lima diperoleh jumlah pertambahan species yang baru
sebanyak 1 species baru. Selanjutnya untuk plot area dengan kode nomor
6 (ukuran 4 x 2 m) tidak mengalami pertambahan jumlah species,
sehingga persentase 0%. Tingkat persentase dibawah dari 10-5% menjadi
salah satu indikator untuk menghentikan proses penambahan ukuran pada
area yang diamati. Sehingga jumlah total species yang diperoleh pada
lokasi A berjumlah 11 species.
Species yang ditemukan pada species A berasal dari familia
graminaceae, araceae, mimosaceae, cucurbitaceae dan fabaceae. Species
yang diperoleh dari familia graminaceae berupa Cymbopogon citratus.
Species yang diperoleh dari familia araceae berupa salah satu jenis bunga
bangkai yang memiliki anakan dengan tinggi sekitar 0,5 m. Species ini
dikategorikan dalam familia araceae sebab memiliki morfologi yang
menyerupai bunga bangkai dan bagian medialnya dikelilingi oleh lalat.
Sedangkan species yang tergolong familia fabaceae yaitu mucuna
pruriens (kacang babi), Pterocarpus indicus. Species dari mimosaceae
yaitu mimosa pudica, sedangkan species dari familia cleomaceae yaitu
Cleome rutidospermae. Species dari familia cucrbitaceae belum dapat
ditentukan jenis specienya sebab memiliki ciri morfologi yang sangat
identik dengan species lainnya yang berasal dari familia cucurbitaceae.
2. Data lokasi B
Berdasarkan hasil pengamatan pada lokasi B, ditemukan jumlah
species yang lebih banyak jika dibandingkan dengan lokasi A yang
berada disamping Masjid Ulil Albab. Hal ini menjadi salah satu indikator
bahwa kualitas tanah dan jumlah varietas tanaman dari lokasi B jauh
lebih banyak dibandingkan dengan lokasi A. Hasil pengukuran akhir
yang diperoleh memiliki luas 32 m2. Luas plot area yang dihitung
terdapat akumulasi species dengan jumlah 21 species. Plot area dengan
kode 2 hingga kode 5 memiliki pertambahan jumlah species sebanyak 2
species setiap pertambahan plot area. Sedangkan pada kode 6 memiliki
pertambahan species baru sebanyak 4 species. Kode 7 mengalami
penurunan jumlah species baru menjadi 2 species baru saja yang
ditemukan sedangkan kode yang terakhir (8) hanya mengalami
petambahan species sebanyak 1 species saja sehingga persentase akhir
kurang dari 10-5%.
Rendahnya pertambahan jumlah species baru dan persentase
menjadi indikator untuk menghentikan proses penambahan luas plot area.
Species yang diperoleh pada lokasi B lebih beragam, diantaranya yaitu
Mimosa pudica, Clitoria ternatea, Jatropa curcas, Morinda citrifolia,
Passiflora edulis, Cymbopogon citratus, Pterocarpus indicus.
Berdasarkan kedua data dari kedua lokasi yaitu lokasi A dan lokasi B
dapat diketahui bahwa lokasi yang memiliki ukuran plot area dengan
akumulasi species terbanyak terdapat pada lokasi B. Lokasi B memiliki
ukuran plot dengan luas 32 m2 sedangkan lokasi A hanya memiliki luas 8 m2
dengan pertambahan species yang tidak signifikan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh dapat disimpulkan
bahwa :
1. Mengukur plot area minimum dengan menggunakan ukuran terkecil yaitu
0,5 x 0,5 m kemudian menambahkan plot area apabila terjadi penambahan
species dengan persentase melebihi 5-10%. Plot area ditambahakan hingga
tidak ada species baru yang ditemukan.
2. Jumlah species yang ditemukan pada lokasi A (samping Masjid Ulil
Albab) berjumlah 11 species dengan ukuran plot 8 m2. Sedangkan lokasi B
terdapat 21 species dengan ukuran plot 32 m2.
3. Perbandingan jumlah species yang terdapat diantara kedua lokasi, lokasi B
yang memiliki varietas lebih tinggi dibandingkan lokasi A.
B. Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan maka saran untuk
praktikan yang ingin melakukan praktikum ekologi tumbuhan dengan judul
kurva species area agar lebih teliti dalam mengamati dan mengidentifikasi
jumlah species baru yang ditemukan. Selain itu data vegetasi harus akurat
terhadap ekosistem sehingga datanya akurat dan representatif.
DAFTAR PUSTAKA
Girsang, Erik Melpin. 2008. Uji Ketahanan Beberapa Varietas tanaman Cabai
(Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan
Pemakaian Mulsa Plastik. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Lomolino, M. V. 2000. Ecologists most general, yet protean pattern: the species-
area relationship. Journal of Biogeography.
Sutomo dkk. Studi Awal Komposisi Dan Dinamika Vegetasi Pohon Hutan
Gunung Pohen Cagar Alam Batukahu Bali. Jurnal Bumi Lestari, Volume 12
No. 2, Agustus 2012, hlm. 366 381
Wati, Isna Lidia., Hardiansyah., Sri Amintarti. 2010. Struktur Populasi Tumbuhan
Sungkai (Peronema canescens Jack.) Di Desa Belangian Kecamatan Aranio
Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. Jurnal Wahana-Bio, Volume III
Juni.
LAMPIRAN