Anda di halaman 1dari 6

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (LC) DENGAN MEDIA KIT

LISTRIK DAN ANIMASI KOMPUTER DITINJAU DARI MOTIVASI


BELAJAR SISWA KELAS VI SD PLUS RAHMAT
KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2015/2016

Moh. Budi Susilo Eksan


PGSD FKIP Universitas Nusantara PGRI Kediri, Jl. K.H.Ahmad Dahlan No.76
Kota Kediri
e-mail : adisusilo76@yahoo.co.id

Abstract: Learning Cycle (LC) Models with Kit Electrical and Computer
Animation Over Viewed from Student Motivation at The Sixth Grade Students of
SD Plus Rahmat Kediri in The Academic Year of 2015/2016. The purposes of this
research were to know : 1) the effect of student achievement between student who
learnt using Learning Cycle (LC) Models with kit electrical and computer animation
methods, 2) the effect of student achievement between student who had high and low
motivation, 3) the interaction between methods and motivation toward student
achievement. From the data analysis can be concluded that : 1) there was an effect
of student achievement between student who learnt using Learning Cycle (LC)
Models with kit electrical and computer animation methods (P= 0,20); 2) there was
an effect of student achievement between student who had high and low motivation,
(P= 0,23) 3) there was an interaction between methods and motivation toward
student achievement (P= 0,355)
Keywords: Learning Cycle, motivation, student achievement.

Abstrak: Model Pembelajaran Learning Cycle (LC) dengan Kit Animasi Listrik
dan Komputer Ditinjau dari Motivasi Siswa di Kelas Enam SD Plus Rahmat
Kota Kediri pada Tahun Akademik 2015/2016. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui: 1) pengaruh prestasi siswa antara siswa yang belajar
menggunakan Learning Cycle (LC) dengan metode kit listrik dan komputer animasi,
2) pengaruh prestasi siswa antara siswa yang memiliki motivasi tinggi dan rendah ,
3) interaksi antara metode dan motivasi terhadap prestasi belajar siswa. Dari analisis
data dapat disimpulkan bahwa: 1) ada pengaruh prestasi siswa antara siswa yang
belajar menggunakan Learning Cycle (LC) dengan metode kit listrik dan komputer
animasi (P = 0,20); 2) ada pengaruh prestasi siswa antara siswa yang memiliki
motivasi tinggi dan rendah, (P = 0,23) 3) ada interaksi antara metode dan motivasi
terhadap prestasi belajar siswa (P = 0,355)
Kata Kunci: Siklus belajar, motivasi, prestasi siswa

PENDAHULUAN berlangsung sangat pesat. Setiap negara


dituntut untuk menciptakan sumber daya
Pendidikan merupakan faktor yang
manusia yang berkualitas, manusia yang
menentukan kualitas bangsa. Pendidikan
mempunyai kesiapan mental dalan
bersifat dinamis sehingga menuntut
berpartisipasi mengembangkan ilmu
adanya suatu perbaikan yang ber-
pengetahuan dan teknologi untuk
kelanjutan. Perkembangan ilmu penge-
meningkatkan kualitas bangsa.
tahuan dan teknologi saat ini

247
248 Model Pembelajaran Learning...

Banyak model yang dapat penerapan konsep (LC tiga fase) atau
diterapkan guru dalam pembelajaran IPA engagement, exploration, explanation,
di SD agar pembelajaran dapat lebih elaboration, dan evaluation (LC lima
bermakna.Diperlukan kreatifitas guru fase).
dalam mengajarkan IPA agar menarik, Dalam penelitian ini peneliti
menyenamgkan dan diterima oleh daya menggunakan konsep LC tiga fase
nalar siswa SD, sehingga siswa eksplorasi, pengenalan konsep, dan
termotivasi untuk mempelajarinya lebih penerapan konsep. Menurut Herron
jauh. Selama ini sebagian besar guru (dalam Ratna Wilis, 1989:164) LC pada
belum menggunakan metode mulanya terdiri dari fase-fase eksplorasi
pembelajaran yang menarik dan (exploration), pengenalan konsep
bervariasi sehingga siswa kurang (concept introduction), dan aplikasi
termotivasi. konsep (concept application). Pada
Berdasarkan observasi yang proses selanjutnya, tiga tahap siklus
peneliti lakukan di kelas VI SD Plus tersebut mengalami pengembangan.
Rahmat Kota Kediri, peneliti Media komputer yang digunakan
menemukan bahwa guru dalam untuk penelitian ini adalah program V1-
melaksanakan kegiatan pembelajaran lab yang berisi materi listrik dinamis.
IPA sudah menggunakan model Materi disajikan dalam bentuk gambar
pembelajaran yang baik, tetapi dalam dua dimensi berwarna-warni yang
proses pembelajaran harus lebih disertai gerakan-gerakan aliran listrik
ditingkatkan lagi karena masih terlihat sehingga dapat memperjelas materi yang
siswa yang jenuh dalam mengikuti bersifat abstrak. Sedangkan Kit listrik
pembelajaran secara aktif, keaktifan dan terdiri dari peralatan yang telah
hanya didominasi oleh beberapa siswa. tertata pada dudukan (tray) yang tertulis
Selain itu variasi penggunaan media sesuai dengan urutan yang tercetak di
harus lebih ditingkatkan. bagian dalam penutup kotak. Masing-
Berdasarkan permasalahan yang masing. Komponen ditempatkan sesuai
ditemui, maka perlu dilakukan perbaikan dengan denah dan diberi nama dan
agar hasil belajar IPA meningkat. Oleh gambar teknis. Materi pada penelitian ini
karena itu, perlu melaksanakan inovasi adalah pokok bahasan arus listrik dan
dalam pembelajaran yang dapat rangkaian listrik sederhana kelas IV SD
meningkatkan motivasi siswa sehingga semester 2.
mereka tertarik untuk belajar. Berdasarkan uraian di atas dapat
Salah satu model pembelajaran dirumuskan masalah sebagai berikut:
yang sesuai dengan hakekat sains adalah (1) Bagaimana pengaruh prestasi siswa
model pembelajaran siklus belajar atau antara siswa yang belajar menggunakan
learning cycle (LC). Model pembelajar- Learning Cycle (LC) dengan metode kit
an siklus belajar (LC) merupakan model listrik dan komputer animasi, 2)
pembelajaran berorientasi konstrukti- Bagaimana pengaruh prestasi siswa
vistik yang dapat digunakan dalam antara siswa yang memiliki motivasi
pembelajaran untuk mengatasi masalah tinggi dan rendah , 3) Adakah interaksi
pembelajaran IPA. Konsep model LC antara metode dan motivasi terhadap
adalah mengajar suatu konsep/materi prestasi belajar siswa.
pokok yang penjabarannya dalam fase Tujuan penelitian ini adalah untuk
eksplorasi, pengenalan konsep, dan mengetahui: 1) pengaruh prestasi siswa
KALAM CENDEKIA, Volume 4, Nomor 3, hlm. 247 252 249

antara siswa yang belajar menggunakan Data prestasi belajar IPA siswa pada
Learning Cycle (LC) dengan metode kit aspek kognitif diperoleh dari tes prestasi
listrik dan komputer animasi, 2) belajar pada materi pokok rangkaian
pengaruh prestasi siswa antara siswa listrik yang diberikan kepada masing-
yang memiliki motivasi tinggi dan masing kelas eksperimen setelah
rendah , 3) interaksi antara metode dan mendapatkan perlakuan penerapan
motivasi terhadap prestasi belajar siswa. model pembelajaran learning cycle
menggunakan media yang berbeda.
METODE PENELITIAN Kelas eksperimen I dengan menerapkan
Metode yang digunakan pada model pembelajaran learning cycle
penelitian ini adalah metode menggunakan kit listrik magnet
eksperimen dan non eksperimen. Dengan sedangkan kelas eksperimen II dengan
menggunakan anava dua jalan dengan model pembelajaran learning cycle
rancangan faktorial 2x2. Faktor pertama menggunakan animasi komputer.
adalah model pembelajaran yaitu Rangkuman data prestasi belajar IPA
model Learning Cycle (LC) dengan kit pada materi pokok rangkain listrik yang
animasi listrik dan komputer. Faktor diperoleh siswa pada masing-masing
kedua motovasi siswa yang dibagi kelas disajikan dalam tabel berikut :
menjadi motivasi tinggi dan rendah.
1. Penetapan Populasi Tabel 1. Diskripsi data nilai prestasi belajar
Populasi dalam penelitian ini adalah IPA.
Kelas Jumlah Nilai Nilai
siswa kelas enam SD Plus Rahmat Data Tertinggi Terendah
Kediri tahun ajaran 2015/2016. Kit 36 98 60
2. Teknik Pengambilan Sampel listrik
Penentuan sampel dalam penelitian magnet
ini menggunakan teknik cluster random Animasi 36 97 62
sampling. Dalam penelitian ini sampel komputer
Total 72 47
merupakan unit dalam populasi yang
mendapat peluang sama untuk menjadi
Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa
sampel, bukan siswa secara individual
prestasi belajar aspek kognitif pada
tetapi kelas.Uji kesamaan rata-rata
kelas kit listrik magnet nilai terendah 60,
digunakan untuk mengetahui kesamaan
nilai tertinggi 98. Prestasi belajar aspek
nilai kuis harian materi gaya dan gerak
kognitif pada kelas animasi komputer,
antara kelas eksperimen dengan non
nilai terendah 62, nilai tertinggi 97.
eksperimen dengan menggunakan uji t
Data motivasi siswa diperoleh dari
dua pihak.
isian angket tertulis motivasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data motivasi yang
diperoleh, kemudian dikelompokkan
Data diperoleh dari kelas VIA dalam dua kategori yaitu tinggi dan
sebagai kelas eksperimen I dengan rendah. Pembagian kategori motivasi
menerapkan model pembelajaran tinggi dan rendah yang akan digunakan
learning cycle menggunakan kit listrik berdasarkan perolehan skor rata-rata.
magnet serta kelas VIC sebagai kelas Skor di atas atau sama dengan skor rata-
eksperimen II dengan model rata termasuk kategori tinggi dan di
pembelajaran learning cycle bawah skor rata-rata termasuk kategori
menggunakan animasi komputer. rendah. Dengan menggunakan kriteria
250 Model Pembelajaran Learning...

tersebut dari 72 siswa yang terdiri dari Probability Plot of Prestasi Belajar
Normal
36 siswa kelas eksperimen I dengan 99,9
Mean 60,83
StDev 10
menerapkan model pembelajaran 99 N
RJ
72
0,999
95 P-Value >0,100
learning cycle menggunakan kit listrik 90
80

magnet dan 36 siswa kelas eksperimen II 70

Percent
60
50
40
dengan model pembelajaran learning 30
20
10
cycle menggunakan animasi komputer,. 5

Secara rinci data jumlah mahasiswa yang 1

0,1
mempunyai motivasi tinggi dan rendah 30 40 50 60 70
Prestasi Belajar
80 90 100

disajikan dalam tabel 2 berikut ini: Gambar 1. Uji Normalitas Prestasi Belajar
IPA
Tabel 2. Jumlah mahasiswa yang mempunyai
motivasi tinggi dan rendah.
Uji hipotesis yang dilakukan
Kelas Kelas menggunakan analisis variansi dengan
Eksperimen Eksperimen perhitungan menggunakan minitab dapat
I II dilihat pada lampiran 14. Adapun
Motivasi
rangkuman hasil analisis variansi tiga
Freku Freku jalan disajikan sebagai berikut :
% %
Ensi Ensi
Motivasi Tabel 3 Rangkuman Hasil Komputasi
16 44,4 18 50
Tinggi ANOVA General Linier Model
Motivasi
20 55,6 18 50 No. Terhadap P Keputusan
Rendah
100 100 Prestasi
Jumlah 36 36 Belajar
% %
1. Metode 0,017 Ditolak
Uji normalitas data prestasi belajar
dalam penelitian ini menggunakan Ryan- 2. Motivasi 0,23 Ditolak
Joiner normality test perhitungannya 3. Metode* 0,355 Ditolak
dengan bantuan software Minitab 15. Motivasi
Jika nilai P atau p-value lebih besar dari
0,100 (p-value > 0,100) maka Hipotesis Keterangan :
nol (Ho) yang menyatakan sampel a. P-value metode 0,20 < 0,05, maka Ho
berasal dari populasi yang tidak (tidak ada pengaruh prestasi belajar
berdistribusi normal ditolak atau dengan antara siswa yang diberi metode
kata lain hipotesis yang menyatakan Learning Cycle (LC) dengan kit
bahwa sampel berasal dari populasi yang animasi listrik dan komputer ditolak
berdistribusi normal diterima. Hasil uji (P > 0,05 tidak ditolak) berarti ada
normalitas yang telah dilakukan dapat pengaruh prestasi belajar antara
dilihat pada gambar berikut: mahasiswa yang diberi metode
Learning Cycle (LC) dengan kit
animasi listrik dan komputer
b. P-value motivasi 0,23 < 0,05, maka
Ho (tidak ada pengaruh prestasi
belajar antara siswa yang mempunyai
motivasi tinggi dan rendah) ditolak (P
> 0,005 tidak ditolak) berarti ada
perbedaan prestasi belajar antara
KALAM CENDEKIA, Volume 4, Nomor 3, hlm. 247 252 251

siswa yang mempunyai motivasi 1. Guru perlu melakukan inovasi


tinggi dan rendah. dalam mengaplikasikan model
c. P-value interaksi antara metode pembelajaran yang cocok sehingga
dengan motivasi mahasiswa 0,355 < pembelajaran menjadi lebih
0,05, maka Ho (tidak terdapat menarik, dan tidak monoton
interaksi antara metode Learning sehingga dapat meningkatkan
Cycle (LC) dengan kit animasi listrik prestasi belajar siswa.
dan komputer dengan motivasi) 2. Dalam mengimplementasikan
ditolak (P>0,005 tidak ditolak) berarti pembelajaran learning cycle
ada interaksi antara metode Learning menggunakan animasi komputer,
Cycle (LC) dengan kit animasi listrik hendaknya guru melakukannya
dan komputer dengan motivasi dengan persiapan yang matang
mahasiswa terhadap prestasi belajar. sehingga pembelajaran dapat
berjalan sesuai dengan rencana.
SIMPULAN DAN SARAN 3. Perlu dilakukan penelitian lebih
Berdasarkan kajian teori dan lanjut tentang penggunaan media
didukung hasil analisis serta mengacu animasi dan kit listrik magnet
perumusan masalah yang diuraikan pada dengan motivasi belajar siswa.
bab sebelumnya, dapat disimpulkan Instrumen yang digunakan untuk
1. Ada pengaruh prestasi siswa antara mengukur gaya belajar siswa,
siswa yang belajar menggunakan hendaknya tidak hanya dengan
Learning Cycle (LC) dengan metode angket, tetapi juga dapat dilakukan
kit listrik dan komputer animasi. Hal dengan pengamatan langsung.
ini ditunjukkan dari hasil analisis 4. Perlu dilakukan penelitian faktor-
variansi GLM untuk prestasi belajar faktor lain yang berpengaruh
diperoleh nilai p-value = 0,20 atau terhadap prestasi belajar, sehingga
lebih besar dari 0,05 yang menolak dapat menambah pengetahuan guru
hipotesis nol (H0). agar dapat meningkatkan prestasi
2. Ada pengaruh prestasi siswa antara belajar siswa.
siswa yang memiliki motivasi tinggi
dan rendah, Hal ini ditunjukkan dari
hasil analisis variansi GLM untuk DAFTAR PUSTAKA
prestasi belajar diperoleh nilai p- Arikunto, S. 2002. Dasar-dasar Evaluasi
value = 0,23 atau lebih besar dari Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
0,05 yang menolak hipotesis nol (H0).
3. Ada interaksi antara metode dan Arikunto, S. 1998. Manajemen
motivasi terhadap prestasi belajar Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
siswa. Hal ini ditunjukkan dari hasil
Ary, D., & Asghar, R. 2007. Pengantar
analisis variansi GLM untuk prestasi
Penelitian dalam Pendidikan. (F.
belajar diperoleh nilai p-value
Arief, Penerj.) Yogyakarta:
0,355) atau lebih besar dari 0,05
Pustaka Pelajar.
yang menolak hipotesis nol (H0).
Berdasarkan kesimpulan dan Bruner, J. S. 2004. Thoward a Theory of
implikasi dalam penelitian ini maka Instruction. New York: W. W.
saran yang dapat peneliti sampaikan Norton & Company Inc.
adalah :
252 Model Pembelajaran Learning...

Budiyono. 2004. Statistika Untuk


Penelitian. Surakarta: Sebelas
Maret University Press.
Dahar, R. W. 1989. Teori-teori Belajar.
Jakarta: Erlangga.
Djajadisastra, J. 1985. Metode Mengajar.
Bandung : Aksara.
Dunlap, J. C. 2005. Problem-Based
Learning and Self-Efficacy: How a
Capstone Course Prepares
Students for a Profession. Journal
of Educational Technology
Research and Development , 53,
6585.
Ghofur, A. 2003. Pedoman Umum
Penilaian. Jakarta: Direktorat
Pendidikan Menengah Umum.
Gredler, M. E. 1991. Belajar dan
Membelajarkan. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Hamalik, O. 1989. Media Pendidikan.
Bandung : Citra Aditya Bakti.

Anda mungkin juga menyukai