Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TEKNIK KONTROL OTOMATIS

Disusun Oleh :
Joyo Budiono (15212010066)
Semester V

Program Studi Teknik Mesin


Fakultas Teknik

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA
PANGKALANBUN
2017
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas Karunia Rahmat &
Hidayah-Nya, sehingga Makalah Teknik Kontrol Otomatis ini dapat saya selesaikan.
Saya menyadari bahwa Makalah Teknik Kontrol Otomatisini jauh dari sempurna,
mengingat keterbatasan waktu, tenaga & kemampuan yang ada sehingga kritik & saran
yang bersifat membangun sangat saya harapkan.
Semoga Makalah Teknik Kontrol Otomatisini memberikan manfaat bagi pembaca,
terutama saya sendiri sebagai salah satu upaya perbaikan dalam proses pembelajaran yang
berdampak pada peningkatan mutu pendidikan.

Pangkalanbun,30 September 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan ................................................................................................. 2
1.3 Batasan Masalah ...................................................................................................... 2
1.4 Sistimatika Penulisan ............................................................................................... 2
BAB II Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split .............................................................. 4
2.1 Pengertian Secara Umum Tentang Sistem Kontrol Otomatis ................................. 4
2.2 Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split ................................................................. 7
2.3 Komponen-Komponen Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split ........................... 9
2.4 Prinsip dan Proses Kerja Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split ....................... 13
KESIMPULAN .................................................................................................................. 14
3.1 Hasil Analisa Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split ......................................... 14
3.2 Kesimpulan dan Saran ........................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sistem kontrol atau kendali saat ini mulai bergeser pada otomatisasi sistem kontrol
yang menuntut penggunaan komputer, sehingga campur tangan manusia dalam
pengontrolan sangat kecil. Bila dibandingkan dengan pengerjaan secara manual, sistem
peralatan yang dikendalikan oleh komputer akan memberikan keuntungan dalam hal
efisiensi, keamanan, dan ketelitian. Kemampuan komputer, baik perangkat keras
(hardware) maupun perangkat lunak (software), dapat dimanfaatkan untuk berbagai
aplikasi pengendalian, seperti pengendalian suhu.
Pendingin ruangan atau AC (Air Conditioner) memiliki banyak sekali variasi,
fungsi, dan bentuk, yang dalam hal ini disesuaikan pada bentuk dan kapasitas besarnya
ruangan yang akan menggunakan fasilitas pendingin ruangan tersebut. Salah satunya
adalah pendingin ruangan atau AC yang menggunakan sistem otomatis, dalam hal
inisudah menggunakan remote control dalam mengatur suhu atau temperatur ruangan yang
dikehendaki. Akan tetapi, pada kebanyakan pendingin ruangan atau AC, saklar on/off
dinyalakan secara manual melalui tombol pada remote.Sehingga temperatur standart yang
diinginkan berubah-ubah karena adanya keinginan tiap individu dan aktivitas individu
yang keluar masuk ruangan tersebut.Dengan alat pengontrol ini dapat menghidupkan dan
mematikan AC secara otomatis, sehingga dapat menghemat daya listrik yang dipakai pada
ruangan tersebut.
Dengan kata lain nantinya dapat menghemat pengeluaran biaya beban yang
disebabkan konsumsi penggunaan AC yang tidak efisien tersebut.Atas dasar alasan inilah,
penulis membuat sebuah sistem ON- OFF AC (Air Conditioner) berbasis mikrokontroler
ATMega16 pada ruang dengan monitoring via web. Sistem ini menggunakan
mikrokontroler ATMega16 sebagai pengendaliutama. Sebagai input, digunakan sensor
suhuLM35. LCD 16x2 (M1632) digunakan sebagai display untuk menampilkan hasil
pembacaan suhu ruang. Sebagai pembanding atas pem- bacaan suhu ruang dengan sensor
suhu LM35, digunakan termometer analog.

1
1.2 Maksud dan Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang sistem kontrol otomatis pada AC Split
2. Untuk mengetahui komponen dalam sistem kontrol otomatis pada AC Split
3. Untuk mengetahui cara kerja sistem kontrol otomatis pada AC Split

1.3 Batasan Masalah


Dalam makalah ini,penulismembatasi masalah dengan cakupan materi sebagai
berikut :
1. Sensor LM35 sebagai pendeteksi suhu dalam sistem otomatisasi AC(Air Conditioner)
2. MikrokontrolerATMega16 sebagai pusat pengendali masukandankeluaran dalam
sistemotomatisasi AC (Air Conditioner)
3. Komunikasi serial dan pemrograman mikrokontrolerATMega16untuk system
otomatisasiAC(Air Conditioner)

1.4 Sistimatika Penulisan


Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Batasan Masalah
1.4 Sistimatika Penulisan

BAB 2. SISTEM KONTROL OTOMATIS PADA AC SPLIT


2.1 Pengertian Secara Umum Tentang Sistem Kontrol Otomatis
2.2 Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split
2.3 Komponen-Komponen Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split
2.4 Prinsip dan Proses Kerja Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split

BAB 3. KESIMPULAN
3.1 Hasil Analisa Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split
3.2 Kesimpulan dan Saran

2
BAB II
SISTEM KONTROL OTOMATIS PADA AC SPLIT

2.1. Pengertian Sistem Kontrol Otomatis


Sistem Kontrol adalah seperangkat komponen yang saling
berhubungan/dihubungkan sedemikian sehingga mampu memerintah, mengarahkan, atau
mengatur dirinya sendiri atau sistem/proses yang lain.
Kontrol automaticatau yang dikenal dengan sistem pengendalian otomatis
(automatic control system) merupakan level ke 2 dalam hirarki sistem otomasi..Dalam
sistem otomasi kegiatan pengontrolan dan monitoring yang biasa dilakukan manusia bisa
digantikan perannya dengan menerapkan prinsip otomasi. Kegiatan kontrol yang dilakukan
secara berulang-ulang, kekurang presisi-an manusia dalam membaca data, serta resiko
yang mungkin timbul dari sistem yang dikontrol semakin menguatkan kedudukan
alat/mesin untuk melakukan pengontrolan secara otomatis.

Pengendalian otomatis (automatic control) dan piranti-piranti pengontrol otomatis


dalam perkembangannya merupakan suatu disiplin ilmu sendiri yang disebut control
engineering, control system engineering. Dengan berkembangnya teknologi komputer dan
jaringan dimana konsep sistem otomasi dapat diwujudkan, ditambah dengan suatu
kecerdasan melalui program yang ditanamkan dalam sistem tersebut , maka akan semakin
meringankan tugas-tugas manusia. Derajat otomasi yang makin tinggi akan mengurangi
peranan dan meringankan tugas-tugas manusia dalam pengontrolan suatu proses.

Beberapa contoh sistem pengaturan proses-proses pada industri modern seperti:


1. Sebagai pengontrol tekanan
2. Sebagai pengontrol temperature
3. Sebgai pengontrol kelembaban
4. Sistem aliran dalam proses industri

3
Mathematical tools/alat matematis yang digunakan antara lain:
Penyelesaian permasalahan dengan persamaan deferensial dan integral
Transformasi Laplace dan variable-variable kompleks.
Transformasi z untuk pengaturan diskrit
Dan berbagai tools dan konsep yang lebih advanced seperti fuzzy logic, neural
network control system dll.

Sistem pengendalian digolongkan menjadi 2 yaitu :


1. Sistem Pengendalian Untai Terbuka (Open loop system ), adalah sustu system
yang tindakan pengendaliannya bebas dari keluarannya.
2. Sistem Pengendalian Untai Tertutup(Closed Loop System ), adalah suatu system
yang tindakan pengendalianya tergantung pada keluarannya.

2.1.1. Sistem Kendali Loop Terbuka


Sistem Kendali Loop Terbuka adalah suatu sistem kendali yang keluarannya tidak
akan berpengaruh terhadap aksi kendali. Sehingga keluaran sistem tidak dapat diukur dan
tidak dapat digunakan sebagai perbandingan umpan balik dengan masukan. Jadi pada
setiap masukan akan didapatkan suatu kondisi operasi yang tetap. Sedangkan ketelitiannya
akan tergantung pada kalibrasi. Dalam prakteknya sistem kendali loop terbuka dapat
digunakan jika hubungan output dan inputnya diketahui serta tidak adanya gangguan
internal dan eksternal.

Gambar 1.1 .Sistem Kendali Loop Terbuka

4
2.1.2. Sistem Kendali Loop Tertutup

Gambar 1.2 Sistem Kendali Loop Tertutup

Sistem kendali loop tertutup adalah suatu sistem yang keluarannya berpengaruh
langsung terhadap aksi kendali. Yang berupaya untuk mempertahankan keluaran sehingga
sama bahkan hampir sama dengan masukan acuan walaupun terdapat gangguan pada
sistem. Jadi sistem ini adalah sistem kendali berumpan balik, dimana kesalahan penggerak
adalah selisih antara sinyal masukan dan sinyal umpan balik (berupa sinyal keluaran dan
turunannya) yang diteruskan ke pengendali / controller sehingga melakukan aksi terhadap
proses untuk memperkecil kesalahan dan membuat agar keluaran mendekati harga yang
diingankan.
Contoh sistem kendali loop tertutup:
a. Sistem Kendali Loop Tertutup Manual

Gambar 1.3 Sistem Kendali Loop Tertutup Manual dari Sistem Termal

5
b. Sistem Kendali Loop Tertutup Otomatis dari Sistem Termal

Gambar 1.4 Sistem Kendali Loop Tertutup Otomatis dari Sistem Termal

Gambar 1.5 Sistem Kendali Modern dari Sistem boiler untuk generator

6
2.2 Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split
AC atau Air Conditioning merupakan mesin pendingin yang sistem kerjanya
berdasarkan siklus refrigerasi kompresi uap.Dimana dalam siklus ini menggunakan
refrigerant sebagai fluida kerja untuk mendinginkan sebuah ruangan. Siklus refrigerasi
kompresi uap ini menggunakan empat komponen yang berperan penting dalam proses
kerjanya, diantaranya yaitu : kompressor, kondensor, katup ekspansi dan evaporator.
Prinsip kerja siklus refrigerasi kompresi uap dapat dijelaskan dengan gambar 1.6 berikut
ini:

Gambar 1.6 Siklus Refrigerant

Gambar 1.7 Gambaran skematis siklus refrigerasi termasuk


perubahan tekanannya

7
Udara dari ruangan diserap evaporator untuk di alirkan menuju ke
kompresor.Dikompresor refrigeran yang berupa gas dikompresi untuk dinaikkan
tekanannya sehingga gas yang awalnya bertekanan rendah menjadi gas yang bertekanan
tinggi dan temperatur yang tinggi.Refrigerant gas yang bertekanan tinggi ini kemudian
dialirkan menuju ke kondensor untuk didinginkan dan diubah menjadi cairan yang
bertekanan rendah. Refrigerant kemudian memasuki katub ekspansi, dimana tekanan
refrigerant turun drastis ke tingkat yang lebih rendah dan temperatur yang lebih rendah.
Refrigerant yang sudah berupa uap bertekanan rendah dan bertemperatur rendah ini
kemudian memasuki evaporator untuk didistribusikan keruangan yang dikondisikan.

2.3 Komponen-Komponen Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split


2.3.1. Sensor Suhu LM35
LM35 merupakan salah satu jenis integrated circuit temperature sensor atau IC
sensor yang berfungsi untuk mengubah besaran fisis berupa suhu menjadi besaran elektris
tegangan. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan
jikadibandingkan dengan sensor suhu yang lain. Selain itu, sensor ini juga mempunyai
keluaran impedansi yang rendah dan linearitas yang tinggi sehingga dapat
denganmudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan
penyetelanlanjutan. LM35 memiliki koefisien sebesar 10 m Volt/C yang berarti bahwa
setiap perubahan suhu sebesar 1 C, akan terjadi perubahan tegangan sebesar 10 mVolt.

Gambar 1.8 Sensor Suhu LM35

ICLM35ini tidakmemerlukan pengkalibrasian atau penyetelan dari luar


karenaketelitiannya sampailebihkurang seperempatderajatcelcius pada temperatur
ruang.Jangkauan (range) sensor mulai dari-55oCsampaidengan 150oC.ICLM35dapat
dialiriarus60mAdarisupplysehinggapanasyang ditimbulkan sendirisangatrendah kurang dari
0 C didalamsuhu ruangan.

8
2.3.2. Infrared Transceiver
Infrared transceiver adalahsistem yangterdiri atas infrared transmitter dan receiver
transmitter.Sinar infraredatau sinar infra merahmerupakansinar yangtaknampak.Sinar
inframerahmerupakan sinarelektromagnetik denganpanjanggelombangantara 700 nm
sampaidengan 1 mm. Dengan panjang gelombangini,sinar inframerahtakakan nampak
olehmatanamun radiasipanasyang dipancarkan masih dapatdirasakan.
Komunikasi infra merah dilakukan dengan menggunakan dioda infra merah
sebagaipemancar dan modulpenerima sebagai penerimanya.Sinyal yang dipancarkan oleh
pengirim (transmitter)danditerimaoleh penerima(receiver), kemudiandikodekan
sebagaisebuah paket databiner.Proses modulasi dilakukan dengan mengubah kondisi
logika0dan1menjadikondisiadadantidak adasinyal carrier inframerahyangberkisar antara
30 KHz sempai dengan 40 KHz.

2.3.3. Relay
Relay adalah saklar elektronik yang didasarkan atas
elektrikdanmekanik.Kontrolelektrik diterapkan untukmendapatkangerakan
mekanik.Sebagaielektrik adalah komponen yang dikendalikan oleh arus.
Padadasarnya,relayterdiridari lilitan kawatpada suatuintibesilunakberubahdari
magnetyangmenarik ataumenolak suatu pegas sehinggakontakpunmenutupatau membuka.
Adabanyaktiperelay yangkontruksinya juga berbedatergantungjeniskontaknya.

Gambar 1.9 Simbol Relay

Berdasarkan gambar 1.9 maka ada beberapa jenis relay yang dibedakan menurut
kontaknya.
1. Relay SPST (Single Pole SingleThrough)
Relaydengansatu induk saklardengansatu saluran kontak (normally closed).
2. Relay DPST (Double Pole SingleThrough)
SamasepertiSPSTtetapimempunyaidua buah saklar terpisah yang bekerjanya
serentak/bersamaandansatusalurankontak (normally closed)untuktiap saklar.
3. Relay SPDT (Single Pole Double Through)
9
Merupakan relay yang mempunyai satu induk saklar untuk menghubungkan dua saluran
kontak (normally closed dan normally open) yang dihubung bergantian.
4. Relay DPDT (Double Pole Double Through)
Sama seperti SPDT tetapi mempunyai dua buahsaklar terpisahyangbekerja serentak dan
duasaluran kontak (normally closed dan normally open) untuk tiap saklar.

2.3.4. Mikrokontroler AVR ATMega16


ATMega16 berbasis pada arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computing), di
mana satu instruksi dapat dieksekusi dalam satu clock, dan dapat mencapai 1 MIPS
(Million Instruction Per Second) per MHz. Mikrokontroler ATMega16 memiliki keistime-
waan dibanding jenis mikrokontroler AT89C51, AT89C52, AT80S51, dan AT89S52
yaitu pada mikrokontroler ATMega16 memiliki port input ADC 8 channel 10
bit.Mikrokontroler ATMega16 memiliki 40 pin kaki dengan konfigurasi sebagai berikut.

Gambar 2.0. Konfigurasi pin mikrokontroler ATMega16

Fitur yang tersedia dalam mikrokontrolerATMega16, yaitu :


1. Frekuensi clock maksimum 16 MHz.
2. JalurI/O32buah,yangterbagidalamportA, port B, port C, dan port D.
3. Analogto DigitalConverter (ADC)10bit sebanyak 8 input.
4. Timer/counter sebanyak3buah.
5. CPU 8 bit yang terdiri dari 32 register.
6. Watchdogtimer denganosilatorinternal.
7. SRAM internal sebesar1Kbyte.
10
8. Memori flashsebesar 8Kbyte dengan kemampuan readwhilewrite.
9. Interrupt internal maupun eksternal.
10. Port komunikasi SPI (Serial PheripheralInterface)
11. EEPROM(ElectricallyErasableProgram- mable Read Only Memory) sebesar 512
byte yang dapat deprogram saat operasi.
12. Analog komparator.
13. KomunikasiserialstandarUSARTdengan kecepaatanmaksimal 2,5 Mbp.

2.3.5. LCD (Liquid Crystal Display) M1632


LCD M1632 merupakan modul LCD dengan tampilan 16x2 baris yang terdiri dari
dua bagian. Bagian pertama merupakan panel LCD sebagai media penampil informasi
berbentuk huruf maupun angka.LCD ini dapat menampung dua baris, dimana makosing-
masing baris dapat menampung 16 karakter. Bagian kedua merupakan sistem yang
dibentuk dengan mikrokontroler, yang ditempelkan di balik panel LCD. Bagian
iniberfungsi mengatur tampilan informasi serta berfungsi mengatur komunikasi LCD
M1632 dengan mikrokontroler.
Konfigurasi pin LCD M1632 dapat dilihat padagambar 2.1.

Berikut adalah karakteristik dari LCD M1632 (16x2)


1. Tampilan 16 karakter 2 baris.
2. ROM pembangkit karakter 192 jenis.
3. RAM pembangkit karakter 8 jenis (di- programpemakai).
4. RAM data tampilan 80 x 8 bit (8 karakter).
5. Duty ratio 1/16.
6. RAMdata tampilandanRAMpembangkit karakterdapatdibaca dari unit mikro-
prosesor.
7. Beberapafungsiperintahantaralain adalah penghapusan tampilan (display clear),
posisi krusor awal (crusor home), tampilan karakter kedip (displaycharacterblink),
penggeseran krusor(crusorshift)dan penggeserantampilan (display shift).
8. Rangkaian pembangkit detak (clock).

11
9. Rangkaian otomatis reset saat daya dinyalakan.
10. Catu daya tunggal +5 volt.

2.4 Prinsip dan Proses Kerja Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split
Sebelum aktif atau mendapat inputan, rangkaian berada dalam kondisi
standby.Sensor suhu tetap bekerja meski tanpa inputan berupa password. Hal ini karena
sensor suhu LM35 hanya perlu inputan berupa power supply untuk dapat bekerja.
Sistem otomatisasi AC dikendalikan melalui remote control.Otomatisasi AC hanya
befungsi untuk menghidupkan dan mematikan AC saja (mengendalikan tombol ON/OFF
pada remote AC). Sistem ON-OF AC (Air Conditioner) ini menggunakan range
suhuantara 20 C sampai dengan 28C. Ketika suhuruang terdeteksi oleh sensor suhu
lebih dari28C, maka mikrokontroler akan memberikan instruksi kepada remote control
untuk meng-aktifkan AC. Sebaliknya, ketika suhu ruang kurang dari 20 C, maka
mikrokontroler akan memberikan instruksi kepada remote controluntuk menonaktifkan
AC.
Hasil pembacaan suhu ruang oleh sensor suhu kemudian ditampilkan di LCD 16x2
(M1632) danweb. Oleh karena itu, melalui web, suhu dapat dimonitoring secara online.
Selain menampilkan suhu ruang pada saat itu, AC juga dapat dikendalikan melalui web
(ON/OFF melalui web).

12
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Hasil Analisa Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split


Pengujian dari makalah ini dilakukan dengan objek manusia sebagai masukan
sensor dan lampu pijar 23 W/220 Vac sebagai plant pengganti mesin AC (Air
Conditioner). Pengujian dilakukan pada : jarak jangkauan sensor, Lamanya Objek berada
dalam ruangan, Motor stepper untuk half step dan full step.Berikut adalah hasil
pengujiannya.
3.1.1 Pengujian Jarak Jangkauan Sensor
Pada pengujian jarak jangkauan sensor ini dilakukan pada jarak objek antara 1
meter sampai 12 meter.Hasil pengujian tersebut dapatdilihat pada tabel berikut ini.
Jarak Objek Output Sensor (Volt)
Keterangan
(Meter) P1 P2 P3
1 5 5 5 Keluaran sensor: logika 1
2 5 5 5 Keluaran sensor: logika 1
3 5 5 5 Keluaran sensor: logika 1
4 5 5 5 Keluaran sensor: logika 1
5 5 5 5 Keluaran sensor: logika 1
6 5 5 5 Keluaran sensor: logika 1
7 5 5 5 Keluaran sensor: logika 1
8 5 5 5 Keluaran sensor: logika 1
9 5 5 5 Keluaran sensor: logika 1
10 5 5 5 Keluaran sensor: logika 1
10,5 0 0 0 Keluaran sensor: logika 0
11 0 0 0 Keluaran sensor: logika 0
12 0 0 0 Keluaran sensor: logika 0

Tabel 1.1 Tabel hasil pengujian jarak jangkauan sensor.


Keterangan:
P1: Pengujian pertama
P2: Pengujian kedua
13
P3: Pengujian ketiga
Berdasarkan hasil pengujian, dapat diketahui bahwa jangkauan maksimal sensor dari objek
agar dapat terdeteksi adalah 10 meter.

3.1.2 Pengujian Berdasarkan Lama Objek


Berada dalam Ruangan Pada pengujian ini dilakukan berdasarkan pada variasi
waktu lamanya objek berada dalam ruangan, yaitu pada durasi waktu <20 menit sampai
<140 menit. Objek yang dimaksud pada Makalah ini adalah manusia. Hasil pengujian
diharapkan lampu (plant pengganti AC menyala) dapat menyala sesuai dengan
perancangan yang telah ditentukan. Hasilpengujian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Durasi waktu (t) (menit) Keterangan
<20 Lampu tidak menyala
20 t < 50 Lampu menyala 30 menit
50 t < 80 Lampu menyala 60 menit
80 t < 110 Lampu menyala 90 menit
110 t < 140 Lampu menyala 120 menit
Tabel 1.2 Tabel hasil pengujian lama objek berada dalam ruangan.

Dari tabel diatas pada durasi waktu <20 menit dapat dilihat bahwa lampu tidak menyala
karena pada Makalah ini dirancang lampuakan menyala jika objek berada dalam ruangan
20 menit. Pada durasi waktu 20 t< 50 menit, lampu menyala selama 30 menit. Pada
durasi waktu 50 t < 80 menit, lampu menyala selama 60 menit. Pada durasi waktu 80
t <110 menit, lampu menyala selama 90 menit. Pada durasi waktu 110 t< 140 menit,
lampu menyala selama 120 menit.Dari pengujian diatas telah diperoleh hasil yang sesuai
dengan perancangan yang telah dibuat yaitu mesin AC menyala sesuai dengan penggunaan
yang diinginkan.

14
3.1.3 Pengujian Motor Stepper Secara Half Step dan Full Step
Pengujian pada motor stepper untuk half step dan full step dilakukan pada variasi
sudut input antara 450sampai 3600. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut ini.

Tabel 1.3 pengujian motor stepper half step dan full step

Pada pengujian untuk sudut sudutistimewa pada motor stepper, baik secara halfstep
maupun Full step, memiliki sudut hitung yang sama, tapi untuk sudut-sudut tertentu
perputaran motor stepper secara half step memiliki sudut hitung yang lebih presisi daripada
Full step, yaitu hasil pada half step lebih mendekati referensi yang diinginkan. Adanya
perbedaan antara sudut hitung dengan referensi sudut input yang diberikan antara half step
dan full step dikarenakan sudut putar tiap step yang berbeda, yaitu 0,90/step untuk half step
dan 1,80/step untuk full step.

15
3.2. Kesimpulan dan Saran
3.2.1 Kesimpulan
Berdasarkan perancangan, pengujian dan analisis yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Sensor PIR325 yang dilengkapi dengan fresnel lens dan pelindung mempunyai
jangkauan maksimal pendeteksian perubahan panas dalam hal ini yang berasal
dari radiasi panas tubuh manusia sejauh 10 meter.
2. Penyensoran dengan cara pemindaian (scanning) dapat mendeteksi keberadaan
orang di dalam ruangan walaupun orang tersebut tidak bergerak, karena sensor
yang bergerak akan menangkap panas tubuh manusia melalui 2 elemen sensor
dari PIR325 yang melewatinya.
3. Pada pengujian berdasarkan lama objek berada dalam ruangan telah diperoleh
hasil yang sesuai dengan perancangan pada sistem, yaitu lampu akan menyala
jika objek berada dalam ruangan 20 menit dan Pada durasi waktu 20 t < 50
menit, lampu menyala selama 30 menit; Pada durasi waktu 50 t < 80 menit,
lampu menyala selama 60 menit; Pada durasi waktu 80 t < 110 menit, lampu
menyala selama 90 menit; Pada durasi waktu 110 t < 140 menit, lampu
menyala selama 120 menit;
4. Pada pengujian motor stepper secara half step dan full step, besarnya sudut
hitung untuk sudut-sudut istimewa antara half step dan full step memiliki nilai
yang sama, tetapi untuk sudut-sudut tertentu half step memiliki sudut hitung
yang lebih presisi. Hal ini disebabkan karena besarnya sudut putar tiap step
yang beda, yaitu 0,90/step untuk half step dan 1,80/step untuk full step.

3.2.2. Saran
Beberapa hal yang dapat disarankan dari pelaksaan tugas akhir ini adalah:
1. Sistem yang sudah dibuat masih dapat dikembangkan dan disempurnakan lagi,
misalnyapada bagian sensor agar dapat mempunyai jangkauan deteksi yanglebih
jauh lagi.
2. Makalah ini agar dapat diimplementasikan pada ruangan-ruangan yang
mempunyai mesin AC (Air Conditioner) sehingga dapat membantu dalam
usaha penghematan energi.

16

Anda mungkin juga menyukai