Apa yang harus dilakukan seorang wanita kawin terkait dengan kewajiban NPWP
yang memiliki penghasilan sendiri, jika
a. Telah memiliki NPWP sebelum kawin;
Jawaban: Terhadap NPWP Wanita Kawin tersebut, harus diajukan penghapusan.
b. Belum memilikin NPWP tetapi hidup terpisah berdasarkan putusan hakim;
Jawaban: Wanita Kawin tersebut harus mengajukan permohonan NPWP, dimana hak dan
kewajiban perpajakannya terpisah dengan suami.
c. Belum memiliki NPWP tetapi mengadakan perjanjian pemisahan penghasilan dan
harta;Jawaban: Wanita Kawin tersebut harus mengajukan permohonan NPWP, dimana hak dan
kewajiban perpajakannya terpisah dengan suami.
d. Belum memiliki NPWP, tidak hidup terpisah berdasarkan putusan hakim, tidak mengadakan perjanjian
pemisahan penghasilan dan harta tetapi ingin melaksanakan hak & kewajiban perpajakan sendiri (terpisah
dari suami);
Jawaban: Wanita Kawin tersebut harus mengajukan permohonan NPWP, dimana hak dan
kewajiban perpajakannya terpisah dengan suami.
e. Hidup terpisah berdasarkan putusan hakim, atau mengadakan perjanjian pemisahan penghasilan dan
harta, atau ingin melaksanakan hak & memenuhi kewajiban perpajakan sendiri (terpisah dari suami) tetapi
telah memiliki NPWP sebelum kawin.
Jawaban: Wanita Kawin tersebut tidak perlu mendaftarkan lagi ke KPP (Kantor Pelayanan Pajak),
dan wajib melaporkan pajaknya sendiri, terpisah dari suami.
2. Tanggal berapa SPT-SPT dibawah ini paling lambat harus dilaporkan dan sanksi apa/
berapa jika terlambat?
a. SPT Tahunan PPh Badan Tahun Pajak 2012;
Jawaban: Batas waktu pelaporan adalah 4 bulan setelah akhir tahun pajak = 30 April 2013, apabila
terlambat dikenakan denda/ sanksi administrasi Rp 1.000.000,-
b. SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Tahun Pajak 2012;
Jawaban: Batas waktu pelaporan adalah 3 bulan setelah akhir tahun pajak = 31 Maret 2013,
apabila terlambat dikenakan denda/ sanksi administrasi Rp 100.000,-
c. SPT Masa PPh Pasal 21 Masa Pajak Januari 2013;
Jawaban: Batas waktu pelaporan adalah tanggal 20 bulan berikutnya = 20 Februari 2013, apabila
terlambat dikenakan denda/ sanksi administrasi Rp 100.000,-
d. SPT Masa PPh Pasal 23 Masa Pajak Januari 2013;
Jawaban: Batas waktu pelaporan adalah tanggal 20 bulan berikutnya = 20 Februari 2013, apabila
terlambat dikenakan denda/ sanksi administrasi Rp 100.000,-
e. SPT Masa PPN Masa Pajak Januari 2013.
Jawaban: Batas waktu pelaporan adalah akhir bulan berikutnya = 28 Februari 2013, apabila
terlambat dikenakan denda/ sanksi administrasi Rp 500.000,-
3. Produk hukum apa yang akan Wajib Pajak terima dan apa sanksi (jika ada) atas kasus-
kasus dibawah ini:
a. Berdasarkan hasil pemeriksaan jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang telah dibayar
lebih besar daripada jumlah pajak yang terutang;
Jawaban: Diterbitkan SKPLB (Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar), terhadap kasus ini tidak ada
sanksi yang diberikan >> Pasal 17 ayat 1 UU KUP.
b. Berdasarkan hasil pemeriksaan jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar sama dengan jumlah
pajak yang terutang;
Jawaban: Diterbitkan SKPN (Surat Ketetapan Pajak Nihil), terhadap kasus ini tidak ada sanksi
yang diberikan >> Pasal 17A UU KUP.
c. Berdasarkan hasil pemeriksaan terdapat kurang bayar atas SPT Masa PPN yang disampaikan lewat
jangka waktu yang ditentukan dalam surat tegoran;
Jawaban: Diterbitkan SKPKB (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar), terhadap kasus ini
dikenakan sanksi berupa bunga sebesar 2 % sebulan (maksimal 24 bulan) dari jangka waktu yang
telah lewat berdasarkan surat tegoran >> Pasal 13 ayat 2 UU KUP.
d. Berdasarkan hasil pemeriksaan tidak menyelenggarakan pembukuan (Pasal 28 dan 29 KUP) atas SPT
PPh Badan;
Jawaban: Diterbitkan SKPKB (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar), terhadap kasus ini
dikenakan sanksi berupa kenaikan sebesar 100 % >> Pasal 13 ayat 3c UU KUP.
e. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, tetapi tidak membuat Faktur Pajak;
Jawaban: Diterbitkan STP (Surat Tagihan Pajak), terhadap kasus ini dikenakan sanksi berupa
denda sebesar 2 % x DPP (Dasar Pengenaan Pajak) >> Pasal 14 ayat 4 UU KUP.
f. Dilakukan pemeriksaan ulang karena Data baru termasuk data yang semula belum terungkap yang
mengakibatkan penambahan jumlah pajak yang terutang.
Jawaban: Diterbitkan SKPKBT (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan), terhadap kasus
ini:
- Apabila dilakukan tindakan pemeriksaan dalam rangka penerbitan SKPKBT, maka dikenakan
sanksi berupa kenaikan sebesar 100%.
- Apabila melalui keterangan tertulis dari Wajib Pajak atas kehendak sendiri dengan syarat DJP
(Direktorat Jenderal Pajak) belum mulai melakukan tindakan pemeriksaan dalam rangka
penerbitan SKPKBT, tidak akan dikenakan sanksi kenaikan. >> umumnya hal ini yang dilakukan
dalam praktik.
4. Upaya hukum apa yang dapat dilakukan Wajib Pajak dan kemana ditujukan, apabila
terdapat sengketa dengan pihak fiskus terhadap penerbitan surat-surat berikut:
a. Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP);
Jawaban: Upaya hukum berupa Pengajuan Surat Sanggahan >> ditujukan kepada KPP (Kantor
Pelayanan Pajak).
b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar;
Jawaban: Upaya hukum berupa Pengajuan Surat Keberatan >> ditujukan kepada Kanwil (bagian
diatas yang mengeluarkan SKP), apabila Kanwil yang menerbitkan SKP maka surat keberatan
ditujukan ke DJP (Direktorat Jenderal Pajak).
c. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar yang terdapat salah hitung;
Jawaban: Upaya hukum berupa Pembetulan Ketetapan Pajak >> ditujukan kepada KPP (instansi
yang mengeluarkan SKP), dimana hanya instansi yang mengeluarkan SKP yang dapat melakukan
pembetulan. [Pasal 16 ayat 1 UU KUP]
d. Surat Tagihan Pajak yang dikarenakan bukan karena kesalahan Wajib Pajak;
Jawaban: Upaya hukum berupa Pengurangan/ Penghapusan Ketetapan Pajak berupa STP
(Surat Tagihan Pajak) >> ditujukan ke DJP (Direktorat Jenderal Pajak). [Pasal 36 ayat 1a UU
KUP]
e. Surat Keputusan Keberatan;
Jawaban: Upaya hukum berupa Pengajuan Surat Banding >> ditujukan kepada Peradilan Pajak.
f. Surat Keputusan Banding;
Jawaban: Upaya hukum berupa Peninjauan Kembali >> ditujukan kepada Mahkamah Konstitusi
(MK).
g. Surat Ketetapan Pajak yang diterbitkan tidak sesuai prosedur.
Jawaban: Upaya hukum berupa Gugatan >> ditujukan kepada Peradilan Pajak.
5. Terhadap wajib pajak diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) sebesar
Rp 750.000.000,- jumlah yang disetujui Wajib Pajak pada saat pembahasan akhir hasil
pemeriksaan sebesar Rp 200.000.000. Wajib Pajak membayar Rp 500.000.000,- kemudian
mengajukan keberatan. SK Keberatan menjadi Rp 600.000.000.
a. Berapa jumlah yang harus dibayar/ diterima wajib pajak jika tidak mengajukan banding?
Jawaban:
SKPKB hasil pemeriksaan = Rp 750.000.000,-
Setuju hasil pemeriksaan = Rp 200.000.000,-
Yang dibayar oleh Wajib Pajak = Rp 500.000.000,-
Keputusan Keberatan, SKPKB menjadi = Rp 600.000.000,-
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pajak Kurang Dibayar (Rp 600.000.000 Rp 500.000.000) = Rp 100.000.000,-
Sanksi Denda (50 % x Rp 100.000.000) = Rp 50.000.000,- (+)
Yang harus dilunasi apabila tidak mengajukan banding = Rp 150.000.000,-
b. Jika kemudian wajib pajak mengajukan banding dan keputusan banding menjadi Rp 400.000.000,
berapa jumlah yang harus dibayar/ diterima wajib pajak?
Jawaban:
SKPKB hasil pemeriksaan = Rp 750.000.000,-
Setuju hasil pemeriksaan = Rp 200.000.000,-
Yang dibayar oleh Wajib Pajak = Rp 500.000.000,-
Keputusan Keberatan, SKPKB menjadi = Rp 600.000.000,-
Keputusan Banding, SKPKB menjadi = Rp 400.000.000,-
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pajak Lebih Dibayar (Rp 500.000.000 Rp 400.000.000) = Rp 100.000.000,-
Bunga atas kelebihan pembayaran tidak dibayar, dimana diatur dalam PP No.46.
Oleh karena itu Jumlah pajak yang harus diterima Wajib Pajak adalah sebesar Rp 100.000.000,-.
Posted by Endry Lee at 21:49
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookS
1. Ian Antono, seorang Sarjana Ekonomi yang lulus kuliah S1 pada tahun 2011. Mulai bulan
Maret 2012, Ian Antono diterima bekerja pada PT.Komat Kamit dengan gaji dan tunjangan
tiap bulan Rp 1.500.000. Tanggal 1 April 2012 Ian Antono melangsungkan pernikahan
dengan pujaan hatinya. Kapankah Ian Antono paling lambat mendaftarkan diri untuk
memperoleh NPWP ?
A. 31 Maret 2012
B. 30 April 2012
C. 31 Desember 2012
D. 31 Januari 2012
Jawaban ( B )
Dasar Hukum :
Pasal 2 ayat (5) PMK 73/PMK.03/2012
Jika jumlah penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak menjalankan Usaha atau tidak melakukan
pekerjaan bebas sampai dengan suatu bulan yang disetahunkan telah melebihi PTKP, Wajib Pajak tersebut
wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP paling lama pada akhir bulan berikutnya.
Pasal 7 ayat (2) UU No.36 Tahun 2008 :
Penghitungan besarnya PTKP ditentukan menurut keadaan Wajib Pajak pada awal tahun atau pada awal
bagian tahun pajak.
2. Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan Usaha atau pekerjaan bebas dapat diberikan
pengembalian pendahuluan Kelebihan Pajak Penghasilan apabila memenuhi persyaratan berikut,
kecuali
A. Jumlah peredaran Usaha yang tercantum dalam SPT Tahunan Pajak Penghasilan paling banyak Rp
4.800.000.000
B. Jumlah Lebih Bayar menurut SPT Tahunan PPh Kurang dari Rp 1.000.000
C. Jumlah Lebih Bayar menurut SPT Tahunan PPh paling banyak 0.5% dari peredaran usaha.
D. Telah terdaftar sebagai Wajib Pajak sekurang-kurangnya 2 Tahun.
Jawaban (D)
Dasar Hukum :
Pasal 2 Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-40/PJ/2009 : Wajib Pajak orang pribadi sebagaimana
dimaksud dalam pasal 1 huruf B yang dapat diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran
pajak adalah Wajib Pajak orang pribadi yang menyelenggarakan pembukuan dengan :
a) Jumlah peredaraan usaha yang tercantum dalan SPT Tahunan PPh paling banyak sama dengan batasan
peredaraan usaha Wajib Pajak Orang Pribadi yang diperbolehkan menghitung penghasilan netto dengan
menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Netto
b) Jumlah lebih bayar menurut SPT Tahunan PPh :
Kurang dari Rp 1.000.000,- atau paling banyak 0.5% dari jumlah peredaraan usaha sebagaiman dimaksud
huruf a)
Pasal 14Ayat (2) UU No.36 Tahun 2008 : Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan
usaha atau pekerjaan bebas yang peredaraan brutonyadalam 1 tahun kurang dari Rp 4.800.000.000, boleh
menghitung penghasilan neto dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto
4. CV. Urak Arik menerima Surat Keputusan Keberatan pada tanggal 10 Juli 2012. Tanggal berapakah
paling lambat CV.Urak Arik masih dapat mengajukan banding ke Pengadilan Pajak ?
A. 9 Agustus 2012
B. 10 September 2012
C. 9 Oktober 2012
D. 10 Januari 2013
Jawaban (C)
Dasar Hukum :
Pasal 27 ayat (3) UU No.16 Tahun 2009 : Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan
tertulis dalam bahasa Indonesia dengan alasan yang jelas paling lama 3 bulan sejak Surat Keputusan
Keberatan diterima dan dilampiri dengan salinan Surat Keputusan Keberatan tersebut.
6. Untuk Kepentingan penerimaan Negara, atas permintaan Menteri Keuangan, Jaksa Agung dapat
menghentikan penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan paling lama dalam jangka waktu 6 bulan
sejak tanggal Surat Permintaan. Penghentian Penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan tersebut hanya
dilakukan setelah Wajib Pajak melunasi utang pajak yang tidak atau kurang bayar atau yang tidak
seharusnya dikembalikan dan ditambah dengan sanksi administrasi berupa denda sebesar 4 kali jumlah
pajak yang tidak atau kurang dibayar, atau yang tidak seharusnya dikembalikan dengan
syarat
A. Perkara Pidana tersebut belum dilimpahkan ke pengadilan
B. Perkara Pidana tersebut belum diputuskan oleh pengadilan
C. Perkara Pidana tersebut belum disidangkan oleh pengadilan
D. Perkara Pidana tersebut disidak oleh PPNS dilingkungan Direktorat Jenderal Pajak.
Jawaban (A)
Penjelasan pasal 44b ayat 1 UU No.16 Tahun 2009 : Untuk kepentingan penerimaan Negara, atas
permintaan Menteri Keuangan, Jaksa Agung dapat menghentikan penyidikan tindak pidana perpajakan
sepanjang perkara tersebut belum dilimpahkan ke Pengadilan.
7. Dalam hal dilakukan pemeriksaan atas kewajiban perpajakan Wajib Pajak Patuh ( Golden Taxpayers)
yang memperoleh pengembalian pendahuluan kelebihan pajak diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar , maka kekurangan pembayaran pajak ditambahkan dengan
A. Sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 50% dari kekurangan pajak
B. Sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100% dari jumlah kekurangan pembayaran pajak.
C. Sanksi administrasi berupa denda sebesar 100% dari jumlah kekurangan pembayaran pajak
D. Sanksi administrasi berupa bunga sebesar 100% dari jumlah kekurangan pembayaran pajak.
Jawaban (B)
Dasar Hukum :
Pasal 17C ayat (5) : Apabila berdasarkan pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Direktur
Jenderal Pajak menerbitkan Surat Ketetapan Kurang Bayar, jumlah kekurangan pajak ditambahka dengan
sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100% dari jumlah kekurangan pembayaran pajak.
8. Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas permohonan Wajib Pajakdapat membatalkan hasil
pemeriksaan pajak atau Surat Ketetapan Pajak dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan :
A. Tanpa penyampaian Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan.
B. Wajib Pajak menolak untuk diperiksa
C. Wajib Pajak menolak memberikan dokumen yang diminta
D. Semua Jawaban salah
Jawaban ( A )
Dasar Hukum :
Pasal 36 ayat (1) UU No. 16 Tahun 2009 : Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau karena
permohonan Wajib Pajak dapat :Membatalkan hasil pemeriksaan atau Surat Ketetapan Pajak dari
hasil pemeriksaan yang dilaksanakan tanpa Penyampaian surat pemberitahukan hasil pemeriksaan atau
pembahasan akhir hasil pemeriksaan dengan wajib pajak.
9. Wajib Pajak menerima SKPKB sebesar Rp 20.400.000,- yang diterbitkan tanggal 5 Januari 2012
dengan batas akhir pelunasan tanggal 4 Februari 2012. Wajib Pajak diperbolehkan untuk mengangsur
pembayaran pajak dalam jangka waktu 6 bulan dengan jumlah tetap sebesar Rp 3.400.000 setiap
bulan.Sanksi adnministrasi berupa bunga untuk setiap angsurang dihitung sebagai berikut :
A. Angsuran ke-1 : 2% X 20.400.000,- dan angsuran ke-2 : 2% X Rp 3.400.000
B. Angsuran ke-1 : 2% X 20.400.000,-dan angsuran ke-2 : 2% X Rp 18.000.000
C. Angsuran ke-1 : 2% X 20.400.000,-dan angsuran ke-2 : 4% X Rp 17.000.000
D. Angsuran ke-1 : 2% X 20.400.000,-dan angsuran ke-3 : 2% X Rp 13.600.000
Jawaban ( D )
Dasar Hukum :
Penjelasan Pasal 19 ayat (2) UU No.16 Tahun 2009 :
Angsuran ke-1 : 2% X Rp 20.400.000 = 408.000
Angsuran ke-2 : 2% X (Rp 20.400.000-3.400.000)= 340.000
Angsuran ke-3 : 2% X ( Rp 17.000.000 3.400.000) = 272.000
10. Diketahui harga lelang atas barang sitaan berupa mobil yang dilakukan oleh Jurusita berhasil dijual
oleh Juru Lelang seharga Rp 120.000.000 , Berapakah Utang Pajak yang dapat dikurangkan dari hasil
lelang tersebut ?....Untuk diketahui setiap penjualan secara lelang , bagi penjual maupun pembeli
dikenakan bea lelang masing-nasing 1 % dari hasil lelang, biaya pelaksanaan surat paksa Rp 50.000,-,
biaya surat perintah melakukan penyitaan Rp 100.000,- biaya iklan Rp 2.500.000,- , Insentif jurusita 1%
dari hasil lelang, biaya lain-lain Rp 200.000,- Tunggakan pajak yang dapat dikurangkan adalah sebesar :
A. Rp 114.750.000
B. Rp 115.950.000
C. Rp 116.150.000
D. Rp 116.300.000
Jawaban ( A )
Dasar Hukum Pasal 1 angka 13 UU PPSP : Biaya Penagihan Pajak adalah biaya pelaksanaan surat paksa,
surat perintah melaksanakan penyitaan, pengumuman lelang, pembatalan lelang, jasa penilai dan biaya
lainnya sehubungan dengan penagihan pajak.
Hasil Lelang Rp 120.000.000
Biaya Penagihan Pajak
Bea lelang (1%) Rp 1.200.000
Surat Paksa Rp 50.000
SPMP Rp 100.000
Iklan Rp 2.500.000
Insentif Rp 1.200.000
Lain-lain Rp 200.000
Total Rp 5.250.000
Utang Pajak Rp 114.750.000
11. Tindakan yang dapat dilakukan oleh Jurusita Pajak apabila Wajib Pajak / Penanggung Pajak tidak
mau menerima Surat Paksa yang disampaikan adalah :
A. Memaksa Wajib Pajak untuk menerima Surat Paksa
B. Membawa Kembali Surat Paksa ke Kantor Pelayanan Pajak
C. Menempelkan Surat Paksa di papan pengumuman KPP
D. Meninggalkan Surat Paksa tersebut ditempat Wajib Pajak / Penanggung Pajak
Jawaban ( D )
Dasar Hukum :
Pasal 10 Angka 11 UU PPSP : Dalam hal Penanggung Pajak yang dimaksud ayat (3) dan (4) menolak
untuk menerima Surat Paksa, Jurusita Pajak meninggalkan Surat Paksa dimaksud dan mencatatnya dalam
berita acara bahwa Penanggung Pajak tidak mau menerima Surat Paksa, dan Surat Paksa dianggap telah
diberitahukan.
12. Pihak yang berwenang mengeluarkan keputusan pencegahan dalam rangka penagihan pajak adalah :
A. Kepala Kantor Pelayanan Pajak
B. Direktur Jenderal Pajak
C. Menteri Keuangan
D. Kepala Kantor Imigrasi
Jawaban ( C )
Dasar Hukum :
Pasal 30 ayat (1) UU PPSP : Pencegahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 29 hanya dapat dilakukan
berdasarkan keputusan pencegahan yang diterbitkan oleh Menteri Keuangan atas permintaan Pejabat atau
atasan Pejabat yang bersangkutan.
13. Wajib pajak yang melakukan upaya Keberatan dan kemudian Banding atas Utang Pajak Tahun 2010
yang akhirnya seluruh Banding Wajib Pajak ditolak maka terhadap Wajib Pajak dikenakan sanksi
administrasi bunga :
A. Denda sebesar 50%
B. Denda sebesar 50% dan 100%
C. Denda sebesar 100%
D. Bunga penagihan sebesar 2% per bulan
Jawaban ( C )
Dasar Hukum
Pasal 27 UU No.16 Tahun 2009
14. Untuk Tahun pajak 2010, SKPKB sebesar Rp 400.000.000,- diterbitkan terhadap PT.XYZ. Dalam
pembahasan akhir Wajib Pajak hanya menyetujui sebesar Rp 50.000.000,- dan telah melunasinya.Direktur
Jenderal Pajak menyetujui sebagaian keberatan Wajib Pajak dengan jumlah pajak yang masih harus
dibayar menjadi sebesar Rp 200.000.000,-.Terhadap Surat Keputusan Keberatan tersebut Wajib Pajak
tidak menggunakan banding maka atas Wajib Pajak tersebut dikenai sanksi sesuai dengan Pasal 25 ayat (9)
sebesar :
A. Rp 75.000.000
B. Rp 100.000.000
C. Rp 125.000.000
D. Rp 175.000.000
Jawaban ( A )
Dasar Hukum :
Pasal 25 ayat (9) UU No.16 Tahun 2009 : Dalam hal keberatan Wajib Pajakditolak atau dikabulkan
sebagian, Wajib Pajak dikenai sanksi berupa denda sebesar 50% dari jumlah pajak berdasarkan keputusan
keberatan dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan
50% X ( 200.000.00 50.000.000 )= Rp 75.000.000
15. Apakah aturan dalam Undang-undang Pengadilan Pajak yang menyatakan salah satu syarat dalam
mengajukan banding adalah melunasi pajak terhutang sebesar 50% saat ini masih berlaku ?
A. Dengan terbitnya UU KUP yang baru syarat tersebut menjadi tidak berlaku
B. Masih tetap berlaku sampai saat ini
C. Kadang berlaku kadang tidak berlaku
D. Semua pernyataan benar
Jawaban ( A )
Tuan Hendra usaha dagang elektronik, TV, Tape, Radio, dsb. Merk usaha/toko #Gemebyar#
mempunyai seorang isteri dan tanggung keluarga sebagai berikut :
Penghasilan neto Tuan Hendra dari usaha dagang tahun 1999 sebesar Rp. 250.980.125,00.
Dari pembukuan Tuan Hendra, ternyata dalam pos biaya, sebagai pengurang penghasilan
bruto, terdapat pengeluaran untuk membayar :
Pajak Bumi dan Bangunan Rp. 450.000,00
Kasir/Ny. Leni Rp. 25.000.000,00
Upah kuli angkut barang Rp. 2.500.000,00
Pertanyaan :
Berapa jumlah PTKP yang diperkenankan dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak Tuan
Hendra tahun 1999?
Soal Nomor 2
Tuan Harjanto seorang pengusaha dibidang perdagangan eceran pakaian jadi merk
usaha/toko #Abadi# dengan dua buah cabangnya, yaitu di Cirebon dan Bogor.
Untuk penghitungan penghasilan netonya Tuan Harjanto diperkenankan mempergunakan
Norma Penghitungan Penghasilan Neto dan wajib menyelenggarakan pencatatan. Besarnya
Norma Penghitung untuk jenis usaha tersebut adalah sebagai berikut :
% Penghasilan Neto
No. 10 Ibu Kota Ibu Kota Daerah
Kode Jenis Usaha
Urut Propinsi Prop. Lainnya
Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
111 6233 Perdagangan eceran 10 9 8
pakaian jadi
Pada tahun 1999, penerimaan penjualan seluruhnya berjumlah Rp. 480.000.000,00 terdiri atas
:
Jakarta = Rp. 230.000.000,00
Cirebon = Rp. 150.000.000,00
Bogor = Rp. 100.000.000,00
Jumlah biaya/ pengeluaran, untuk :
Jakarta = Rp. 150.000.000,00
Cirebon = Rp. 125.000.000,00
Bogor = Rp. 130.000.000,00
Tuan Harjanto, status kawin, mempunyai seorang isteri dan menanggung sepenuhnya
seorang adik ipar. Tahun pajak 1998 menderita kerugian sebesar Rp. 15.000.000,00
Pertanyaan :
Hitung PPh terutang dari Tuan Harjanto untuk tahun 1999.
Nomor Nomor 3
Tuan Fauzani, soerang Wajib Pajak Orang Pribadi yang bergerak di bidang industri mebel,
memiliki aktiva tetap/harta berwujud, antara lain sebagai berikut :
Sebuah unit bangunan kantor/pabrik permanen diperoleh bulan Januari 1996, dengan
harga perolehannya sebesar Rp. 1.000.000.000,00 termasuk harga tanah Rp. 200.000.000,00
Tiga unit mesin pabrik, diperoleh bulan April 1996, maka manfaat ekonomis masing-
masing unit 14 tahun, dengan total harga perolehannya Rp. 500.000.000,00
Empat unit kendaraan truk, diperolehannya bulan Mei 1996 masa manfaat ekonomis
masing-masing unit 8 tahun, dengan total harga perolehannya Rp. 400.000.000,00
Berdasarkan Kep.Menkeu Nomor Kep. 82/KMK.04/1995 perihal pengelompokkan jenis-
jenis harga berwujud untuk kepentingan penyusutan :
Mesin pabrik termasuk jenis harta berwujud kelompok 3
Kendaraan truk termasuk jenis harta berwujud kelompok 2
Satu unit kendaraan truk yang harga perolehannya Rp. 120.000.000,00 pada tanggal 28 April
1999 mengalami kecelakaan dan terbakar, dan mendapatkan penggantian asuransi sebesar
Rp. 40.000.000,00 yang diterima dalam tahun 1999.
Untuk kepentingan penyusutan fiskal harta berwujud bukan bangunan Wajib Pajak
menggunakan metode saldo menurun.
Pertanyaan
Hitung besarnya penyusutan fiskal untuk tahun pajak 1999, apabila Wajib Pajak untuk harga
berwujud bukan bangunan menggunakan metode saldo menurun serta hitung besarnya
keuntungan/kerugian fiskal berkenaan dengan terbakarnya satu buah truk tersebut di atas.
Soal Nomor 4
Tuan Baskoro, seorang pengusaha, pemilik pabrik keramik #Dulalif# mempunyai dua orang
isteri. Keduanya adalah pengusaha. Isteri pertama dagang batik, isteri kedua dagang barang
antik. Tuan Baskoro menanggung :
Seorang anak kandung, dari isteri pertama, masih kuliah
Seorang anak tiri dari isteri kedua, siswa SMU
Soerang anak asuh, siswa SMTP
Penghasilan neto Tuan Baskoro dan isteri-isterinya dalam tahun 1999 adalah sebagai berikut :
Tuan Baskoro
dari usaha pabrik keramik, penghasilan neto Rp. 450.000.000,00
lain-lain : Deviden dari PT. Bombom Rp. 20.000.000,00
Kentungan penjualan truk usaha Rp. 12.500.000,00
Isteri pertama, dagang batik, penghasilan neto Rp. 75.000.000,00
Isteri kedua, dagang barang antik, penghasilan neto Rp. 175.000.000,00
Penghasilan berupa deviden tersebut belum termasuk pajak penghasilan.
Pemotong Pajak telah melaksanakan kewajiban perpajakannya sesuai ketentuan yang berlaku.
SPT Tahunan PPh Baskoro disampaikan ke KPP tanggal 20 Januari 2000.
Pertanyaan :
a. Berapa besarnya PPh terutang Tuan Baskoro untuk tahun pajak 1999.
b. Berapa besarnya PPh 25 Tuan Baskoro untuk tahun pajak 2000.
PARNAL EL SIPIO
LAPORAN PERHITUNGAN LABA-RUGI
TAHUN 2000
(dalam Jutaan Rupiah)
Pendapatan lain-lain:
1. Deviden, dari X Corp Ltd-Singapore Rp. 50,00
2. Pembagian keuntungan dari Fa. Alainiho Rp. 9,80
3. Sewa gudang dari PT. Tamora Rp. 80,00
4. Keuntungan dari penjualan mobil Rp. 75,00
5. Penghasilan dari penjualan Tanah Rp. 30,00
6. Sewa mesin dari PT. Marcapada Rp. 6,00
7. Jasa Giro dari Bank Bumi Daya Rp. 0,20
Rp. 276,00
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN Rp. 1.724,00
V. PAJAK-PAJAK
1. Setelah PPh Pasal 21 dan 23 yang telah dipotong oleh Wajib Porong, Wajib Pajak juga
memiliki Bukti Pembayaran Fiskal Luar Negeri sebesar Rp. 1.000.000,- dan pajak yang
dibayar luar negeri dari penghasilan deviden sejumlah Rp. 5.000.000,-
2. Pasal PPh yang telah disetor selama tahun 2000 adalah sejumlah Rp. 9.000.000,- (untuk
masa Januari s/d September 1999).
3. Untuk PPh Pasal 25 masa Oktober s/d Desember 2000 telah diterima STP, dengan nilai
Rp. 312.000,- (termasuk bunga dan denda Rp. 12.000,-) namun belum dilunasi sampai
tanggal 25 Maret 2001.
4. Pendapatan dan penghasilan lain-lain yang disajikan di atas adalah sejumlah sebelum
dipotong PPh (bruto), sementara pihak yang ditunjuk sebagai pemotong telah melaksanakan
kewajibannya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan.
1. Apa yang dimaksud dengan Kode Etik IKPI? Jelaskan jawaban Saudara!
2. Apa pula yang diatur dalam Kode Etik IKPI itu? Apa yang perlu dibentuk dalam rangka
pelaksanaan Kode Etik IKPI?
3. Apa saja syarat-syarat dalam Kode Etik IKPI mengenai Kepribadian Konsultan Pajak Indonesia
tentang kewajibannya?
4. Apa pula hal yang tercantum tidak diperkenankan untuk dilakukan oleh seorang Konsultan Pajak
Indonesia?
5. Bagaimana hubungan Konsultan Pajak Indonesia dengan rekan seprofesinya ? Apa saja yang
tidak diperkenankan dan apa kewajibannya ?
6. Apa y ang harus dilakukan oleh seorang Konsultan Pajak Indonesia bila terjadi sengketa antar
sesama anggota IKPI dalam masalah profesi ?
7. Apa-apa sajakah yang merupakan kewajiban dan larangan bagi seorang Konsultan Pajak
Indonesia dalam menjalankan hubungannya dengan klien ?
Sebutkan dengan terperinci !
8. Sanksi-sanksi apa sajakah yang dijatuhkan kepada seorang Konsultan Pajak Indonesia bila secara
nyata telah terbukti melanggara kode etik profesi IKPI?
Sebutkan dan jelaskan jawaban Saudara!
KUP/PPSP/BPSP
120 Menit
A
I. MASALAH NPWP/PENGUKUHAN PKP
1. NPWP itu dihapuskan antara lain karena ada WP orang pribadi meninggal duni dan tidak
meninggalkan warisan.
Apa syaratnya untuk menghapuskan NPWP tersebut ?
1. Sanksi administrasi yang dapat ditagih dengan STP itu berupa apa dan diatur dimana ?
2. Bunga apa saja yang dapat ditagih dengan STP dan diatur dimana ?
a. SPT PPh Tahunan tahun 1999 (Tahun Pajak = Tahun Takwim) dari WP Ahmad
disampaikan tanggal 20 Maret 2000, Dalam SPT dilaporkan besarnya pajak yang terutang
Rp. 160 juta, kredit pajaknya Rp. 60 juta. PPh 29 dibayar pada tanggal 25 Maret 2000.
Kemudian SPT tersebut dibetulkan, besarnya pajak yang terhutang Rp. 200 juta, kredit
pajaknya Rp. 70 juta. Kekurangan bayar pajak dibayar pada tanggal 20 Oktober.
b. SKPKB diterbitkan tanggal 10 Agustus 2000 untuk menagih pajak yang besarnya Rp.
150 juta ditambah dengan kenaikan 50% Pajak dan sanksi kenaikan dibayar tanggal 5
November 2000.
Pada akhir tahun 1999, Neraca Saldo Percobaan (Trial Balance) # ABI Laundry# adalah sebagai
berikut :
Kas Rp. 58.600.000
Piutang Usaha 135.200.000
Perlengkapan Laundry 55.360.000
Sewa Dimuka 124.000.000
Iklan Dimuka 34.000.000
Peralatan 558.000.000
Akumulasi Penyusutan Peralatan 235.160.000
Utang Usaha 34.480.000
Utang Gaji
Utang Pajak Penghasilan Usaha
Modal 401.960.000
Penghasilan Laundry 956.000.000
Beban Gaji 480.000.000
Beban Perlengkapan Laundry
Beban Penyusutan
Beban Pajak Penghasilan Usaha 22.000.000
Beban Iklan
Beban Utiliti 21.760.000
Beban Lain-lain 138.680.000
Diminta :